BAB I
Pendahuluan
a. Latar belakang:
Menurut depkes 1991, puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Seiring dengan era desentralisasi yang sudah digulirkan dengan UU No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah, sangat menuntut adanya peningkatan kualitas manajemen
pengelolaan pembangunan di daerah secara “mandiri” tidak terkecuali bidang kesehatan
di Kabupaten Tulang Bawang dalam bidang kesehatan, hal ini sudah bisa dirasakan.
Dalam hal pengelolaan pembangunan kesehatan, telah diarahkan bahwa Puskesmas tidak
lagi hanya berperan sebagai “unit pelaksana”, tetapi lebih sebagai “pengelola”
pembangunan di wilayahnya. Dalam melaksanakan fungsi sebagai “pengelola”
pembangunan kesehatan di wilayah, Puskesmas harus mampu untuk menginventarisir
permasalahan, faktor-faktor yang berkait (penyebab), potensi sumber daya, juga kendala-
kendala dalam melaksanakan program/kegiatan pada tahun sebelumnya guna mewujudkan
visi yang ingin dicapai.
2. Khusus
a. bahwa dalam rangka mencapai kinerja yang optimal harus tersedia sumber daya
manusia yang sesuai standar kompetensi.
C. Manfaat
1. Pengelolaan sumber daya secara umum dalam rangka evaluasi program puskesmas
yang sudah dilaksanakan juga untuk dasar menyusun perencanaan program/ kegiatan
tahun yang akan datang.
D. Ruang Lingkup:
Lingkup pedoman pengelolaan sumber daya Manusia ini disusun berdasarkan
persyaratan standar akreditasi pukesmas, dan kebutuhan SDM di puskesmas.
E. Batasan Operasional
Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksud meliputi;
5. Pelaksanaan kredensial
Pemetaan kompetensi dan rencana pengembangan SDM sebagaimana
dimaksud,dilakukan melalui evaluasi standar kompetensi yang dilaksanakan setiap 6
bulan sekali. Selanjutnya adanya kewajiban orientasi bagi setiap karyawan baru di
Pusat Kesehatan Masyarakat
BAB II.
STANDAR KETENAGAAN
Dengan Status Puskesmas Penawar Jaya sebagai salah satu Puskesmas dengan
bangunan yang sudah terstandard tentunya akan bisa memberikan pelayanan yang
maksimal apalagi lokasi Puskesmas yang hampir berdekatan dengan jalan utama
tentunya akan memberikan harapan yang baik untuk mengembangkan pelayanan.
Secara lengkap struktur organisasi Puskesmas Penawar Jaya tergambar sbb :
KEPALA UPT
3 Bidan DIII/DIV/S1Kebidanan
b. Distribusi Ketenagaan
Faktor sumber daya manusia di puskesmas sangat dominan. Dokter dan tenaga
medis lainnya berperan utama dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja
yang telah ditentukan mengedepankan kecepatan pelayanan.
Dengan demikian strategi yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter yang
cukup dan memadai untuk setiap hari pelayanannya.Untuk tenaga kerja medis
pokok yang tidak ada di Puskesmas ditempuh dengan cara kerjasama dengan
pihak ketiga,karena dengan adanya peraturan perundang-undangan yang baru
yang melekat pada praktik kedokteran, perlu ada tenaga spesialis tertentu untuk
dapat melakukan tindakan medik tertentu, yang tidak dapat didelegasikan
kewenangan dan tanggungjawabnya ke spesialis lain atau ke tenaga ahli madya
lainnya.
Adapun secara lengkap tenaga (SDM) Puskesmas Penawar Jaya sebagai berikut :
Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (7.30 – 14.30) distribusi ketenagaan adalah sbb:
c. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang program
dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan
persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break
down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal bulan
sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan dikoordinasikan
oleh Kepala Puskesmas Penawar Jaya.
BAB III.
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
Prosedur ini ditetapkan sebagai panduan Proses Penempatan Sumber Daya Manusia
(SDM), sehingga dapat menjamin SDM yang mampu dan profesional dalam menjalankan
tugas dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan bidangnya. Prosesnya adalah :
Proses penilaian standar kompetensi dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali, untuk
memantau kompetensi/ kemampuan SDM untuk memenuhi kebutuhan pegawai
Puskesmas. Proses penilaian standar kompetensi dilaksanakan dengan cara:
Pelaksanaan pengembangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu bisa dengan
pelatihan internal dan pelatihan eksternal. Pelatihan Internal adalah pelatihan yang
diselenggarakan oleh internal puskesmas sendiri, sedang pelatihan eksternal adalah
pelatihan yang dilaksanakan di luar puskesmas karena permintaan dinas atau kebutuhan
pengembangan SDM puskesmas.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman. Ketersediaan petugas yang berkompeten adalah tujuan dari pengelolaan
SDM. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
VII.
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Kerja petugas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat keselamat kerja
petugas agar lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko petugas, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
VIII.
PENGENDALIAN MUTU
Kepala puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya Manusia yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi: (baik untuk
penyelenggaraan upaya puskesmas, maupun pelayanan klinis). Untuk keperluan penyediaan
tenaga/SDM Proses pengajuan dilakukan oleh Kepala Puskesmas, namun Prosedur dan
pelaksanaan rekruitmen SDM dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Sehingga Kepala Puskesmas
hanya berwenang untuk menempatkan SDM yang sudah ditunjuk oleh Dinas kesehatan
tersebut.
IX.
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan dan staf kepegawaian puskesmas dalam
pelaksanaan pedoman pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan Pengelolaan SDM ini tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kompetensi petugas.