Anda di halaman 1dari 73

Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas

Baruharjo tentang Pedoman


Penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Perseorangan
Nomor : /TU/SKP/2016
Tanggal : 2 Maret 2016

PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN


PERSEORANGAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program
pembanguan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral an terpenting
dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
mutu dan daya saing manusia Indonesia.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama
yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan
jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan
dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem
rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh,berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah
penangggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang
tingkat pertama.
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah
Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya

1
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan.
Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status
kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian
penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan,
obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem
kesehatan.
Dalam Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam hal ini Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
Puskesmas, yakni terwujudnya kecamatan sehat, Puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perseorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang
keduanya ditinjau dari sistem kesehatan nasional. Menuerut
Permenes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas Upaya Kesehatan
Masyarakat dikelompokkan menjadi dua yaitu upaya kesehatan
esensial dan upaya kesehatan pengembangan.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan
maka perlu menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu yakni azas pertanggung jawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan,.
Maka dalam rangka terlenggaranya pelayanan UKP yang optimal
maka Puskesmas dituntut melaksanakan manajemen pengelolaan
UKP yang terpadu dan akuntabel, untuk itu diperlukan pedoman
untuk menyelenggarakan pelayanan UKP yang saling terkait dan
berkesinambungan.

B. Tujuan Pedoman
Sebagai acuan dalam melaksanakan upaya kesehatan
perseorangan (UKP).

2
C. Sasaran Pedoman
Sasaran dalam pedoman ini adalah seluruh kordinator ,
penanggung jawan dan pelasana masing-masing pelaksana dan
penanggung jawab UKP yang telah ditetapkan oleh kepala
Puskesmas Baruharjo,

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman ini adalah upaya kesehatan perseorangan.

E. BATASAN OPERASIONAL

1. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan


dalam bentuk:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan. .
2. Lintas Program
Merupakan kegiatan komunikasi internal puskesamas yang
bertujuan untuk memantau pelaksanaan kegiatan di Puskesmas
mulai dari perencanaan dan memecahkan masalah yang
dihadapi serta tersusunya rencana kerja baru.
3. Lintas Sektor
Merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sector-
sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan.
4. Lokakarya Mini Bulanan
Merupakan penggalangan tim yang diselenggarakan dalam
rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya renca
kegiatan Puskesmas (RPK).
5. Penilaian Kinerja Puskesmas
Suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi
Puskesmas.
6. Kompetensi
Merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
7. Monitoring
Merupakan proses pengumpulan data yang factual serta
signifikan yang dilakukan melalui interaksi secara sistematis

3
untuk membandingkan dengan standart atau pedoman yang
ditentukan.
8. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang meliputi pengumpulan data untuk
membandingkan dengan standart dan dilakukan analisa serta
penyusunan rencana tindak lanjut.

F. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan UKP di Puskesmas
diperluan peraturan perundang undangan pendukung (legal
aspect), sebagai berikut :
1. Undang Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktik
Kedokteran.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan.
4. Peraturan Presiden Nomr 72 tahun 2012 tentang system
Kesehatan Nasional.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara No. 13
tahun 2009 tentang Pedoaman Pelaksanaan Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat.
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara No.
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang izin praktek dan
pelaksanaan praktik kedokteran
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 tahun 2014 tentang
Perencanaan dan Penganggaran bidang Kesehatan

II. STANDART KETENAGAAN


A. Kualifikasi Tenaga UKP
1. Penanggung Jawab UKP
2. Tenaga Pendaftaran
3. Tenaga Pemeriksaan awal
4. Tenaga Poli Umum
5. Tenaga Poli KIA-KB
6. Tenaga Poli Gigi
7. Tenaga Poli Gizi
8. Tenaga Poli Sanitasi
9. Tenaga Laboratorium
10. Tenaga Kamar Obat

4
11. Tenaga Radiologi
12. Tenaga Poned

B. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Standar kompetensi Penanggung jawab UKP Puskesmas Baruharjo


sebagai berikut :

No Jabatan Standar Kompetensi


1 Penanggung Jawab UKP Dokter
2. Pendaftaran Minimal SMEA/SMA dan yang
sederajat
3. Pemeriksaan awal Perawat/ Bidan

4. Poli Umum 1) Dokter


Pelatihan PPGD/GELS/ACLS,
UGD tata laksana gizi buruk,
Rawat Inap tatalaksana penyakit menular
langsung, tatalaksana
penyakit ditularkan
bidantang, program TB, IMS,
VCT, PTM
2) Perawat DIII/S1
Pelatihan asuhan
keperawatan,
PPGD/BLS/BCLS, konseling,
perkesmas, MTBS, IMS
5. Poli KIA-KB a. Bidan
Bidan minimal DIII dengan
pelatihan APN, SDIDTK,
MTBS/MTBM
b. Pemegang program KB
Bidan minimal DIII dengan
pelatihan konseling
standarisasi KB, CTU, PPIA,
6. Poli Gigi dan Mulut a. Dokter gigi
Pelatihan penanganan
kegawatdaruratan gigi
b. Perawat gigi
Asuhan keperawat gigi dan
mulut
7. Poli Gizi a. Pendidikan: D3 Gizi.
b. Pelatihan-pelatihan:
1) Pertumbuhan dan
Perkembangan Balita

5
2) Penata Laksanaan Gizi
Buruk
3) Pemberian Makanan Balita
dan Anak
4) Konselor ASI
8. Poli sanitasi Minimal DIII sanitarian

9. Kamar Obat Minimal DIII asisten apoteker


dengan pelatihan pelayanan
kefarmasian di puskesmas
10. Laboratorium Minimal DIII analis kesehatan
dengan pelatihan PMI,
plebotomi, on the job trainning
pemeriksaan TB, HIV/AIDS,
kusta, malaria
11. Poned Bidan minimal DIII kebidanan
dengan pelatihan Poned, APN,
MTBS/MTBM, penanganan
BBLR dan asfiksia

III. KEGIATAN
Dalam melaksanakan kegiatanya, masing-masing upaya memiliki
prosedur kegiatan wajib yang telah ditentukan oleh Puskesmas
Baruharjo. Diantaranya adalah :
1. Perencanaan
Adalah suatu proses mulai identifikasi masalah, analisa,
pengkajian hingga pembuatan rencana kegiatan yang diajukan
melalui rencana usulan kegiatan. Untuk selanjutnya RUK
diusulkan ke Dinas Kesehatan Kota untuk dijadikan suatu
Rencana Pelaksanaan Program yang telah disetujui oleh kepala
puskesmas
2. Identifikasi Harapan Kebutuhan Harapan Masyarakat dan
Sasaran
Merupakan suatu proses kegiatan untuk mendapatkan masukan
atau saran dari sasaran upaya. Kegiatan identifikasi ini meliputi
penyusunan instrumen, idnetifikasi umpan balik, analisa hingga
menyusun rencana tindk lanjut, sosialisasi, monitoring dan
evaluasi.
3. Kordinasi dan Komunikasi Lintas Sektor dan Lintas Program
Dalam rangka mempermudah akses pelayanan masyarakat
terhadap kegiatan upaya . Maka dibutuhkan suatu kordinasi untuk
mengkomunikasikan setiap kegiatan atau tentang upaya itu
sendiri. Komunikasi lintas sector dapat dilakukan melalui rapat
lintas sector, pertemuan-pertemuan, paguyuban ataupun

6
pembinaan. Sedangkan komunikasi lintas program meliputi
kegiatan mini lokakarya, rapat internal program, kajian mutu atau
melalui rapat dengan agenda lain.
4. Monitoring
Merupakan proses pengumpulan data yang factual serta signifikan
yang dilakukan melalui interaksi secara sistematis untuk
membandingkan dengan standart atau pedoman yang ditentukan.
Beberapa kegiatan monitoring diantaranya melalui audit indternal
monitoring program, monitoring kegiatan, monitoring mutu dan
melalui kegiatan evaluasi kinerja.
5. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang meliputi pengumpulan data untuk
membandingkan dengan standart dan dilakukan analisa serta
penyusunan rencana tindak lanjut.

IV. STANDAR PELAYANAN


Standar pelayanan UKP adalah sebagai berikut :

Jenis Indikator
No Standar
Pelayanan Jenis Uraian
1 Rawat Jalan Input 1 Pemberi Pelayanan di Poli 100 %
umum dokter
2 Pemberi Pelayanan di Poli Gigi 100% Drg

3 Pemberi pelayanan di Poli KIA 100 %


bidan
terlatih
Proses 1 Jam buka pelayanan sesuai 08.00-
dengan ketentuan 12.00
Setiap
hari kerja
Jumat :
08.00
11.00
2 Waktu Penyediaan dokumen 10 menit
rekam medik

3 Kepatuhan hand hygiene 100%

4 Waktu tunggu rawat jalan 60 menit

5 Penegakan Diagnosis TB 100%


melalui pemeriksaan
mikroskopis

7
6 PasienRawatJalan TB yang 100%
ditangani dengan strategi DOTS

Output 1 Peresepan obat sesuai 100%


formularium Nasional

2 Pencatatan dan Pelaporan TB di 100%


Puskesmas

Outcome 1 Kepuasan pasien 90 %

2 Pelayanan Input 1 Kemampuan menangani life 100%


Gawat Darurat saving

2 Pemberi pelayanan kegawat- 100%


daruratan bersertifikat
(ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/
GELS) yang masih berlaku

Proses 1 Jam buka pelayanan gawat 24 Jam


darurat
2 Waktu tanggap pelayanan 5 menit
dokter di Gawat Darurat setelah
pasien
datang

3 Tidak adanya keharusan 100%


membayar uang muka

Outcome 1 Kepuasan pasien . 70 %

3 Pelayanan Gizi Input 1 Pemberi pelayanan gizi Tenaga


terlatih
2 Ketersediaan pelayanan Tersedia
konsultasi gizi

outcome 1 Kepuasan pelanggan 80 %

4 Pelayanan Input 1 Pemberi pelayanan persalinan Dokter


Persalinan normal umum/
Bidan

2 Adanya Tim PONED Tim


PONED
terlatih
Proses 1 Penggunaan APD saat bertugas 100%

8
2 Pelayanan kontrasepsi oleh 100%
dokter umum atau bidan
terlatih

3 Kepatuhan hand hygiene 100%

Output 1 Kematian ibu karena persalinan 0%

Outcome 1 Kepuasan pasien 80 %

5 Pelayanan Input 1 Pemberi pelayanan 100 %


Rawat Inap dokter

2 Tempat tidur dengan pengaman 100%

3 Kamar mandi dengan 100%


pengaman pegangan tangan

Proses 1 Dokter penanggung jawab 100%


pasien rawat inap

2 Jam Visite Dokter 08.00 s/d


14.00
3 Kepatuhan hand hygiene 100%

4 Tidak adanya kejadian pasien 100%


jatuh
5 Waktu penyediaan dokumen 15 menit
rekam medik

Output 1 Kelengkapan pengisian rekam 100%


medik 24 jam setelah selesai
pelayanan

2 Ketersediaan linen 2,5-3 set


per TT
3 Ketepatan waktu penyediaan 100%
linen

Outcome 1 Kepuasan pasien 90 %

6 Pelayanan Input 1 Pemberi pelayanan farmasi Asisten


Kefarmasian Apoteker
2 Fasilitas dan peralatan 100%
pelayanan farmasi

9
3 Ketersediaan formularium Tersedia
dan
updated
paling
lama 3
thn
Proses 1 Waktu tunggu pelayanan obat 30 menit
jadi

2 Waktu tunggu pelayanan obat 60 menit


racikan

Output 1 Tidak adanya kejadian salah 100%


pemberian obat
Outcome 1 Kepuasan pelanggan 80 %

7 Pelayanan Input 1 Fasilitas dan peralatan 100%


Laboratorium

Proses 1 Waktu tunggu hasil pelayanan 120


laboratorium menit

2 Tidak adanya kejadian tertukar 100%


specimen

3 Kemampuan memeriksa HIV Elisa Tes


AIDS
4 Kemampuan Mikroskopis TB 100%
Paru
Output 1 Tidak adanya kesalahan 100%
pemberian hasil pemeriksaan
laboratorium

2 Kesesuaian hasil pemeriksaan 100%


baku mutu eksternal

Out come 1 Kepuasan pelanggan 80 %

10
V. STANDART FASILITAS

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
VI. TATA LAKSANA PELAKSANAAN UKP

a. Lingkup Kegiatan
1. Perencanaan
Adalah suatu proses mulai identifikasi masalah, analisa,
pengkajian hingga pembuatan rencana kegiatan yang diajukan
melalui rencana usulan kegiatan (RUK). RUK yang telah dibuat
dan disetujui oleh kepala puskesmas diusulkan ke Dinas
Kesehatan. RUK yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan

47
dibuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang lebih
terperinci dan siap untuk dilaksanakan.
2. Identifikasi Harapan Kebutuhan Harapan Masyarakat dan
Sasaran
Merupakan suatu proses kegiatan untuk mendapatkan masukan
atau saran dari sasaran program. Kegiatan identifikasi
dilaksanakan dengan cara melakukan survey kebutuhan dan
harapan masyarakat.
Proses pelaksanaan identifikasi kebutuhan harapan masyarakat
meliputi penyusunan instrument survey (kuesioner),
pelaksanaan survey, merekap hasil survey, identifikasi masalah
dari hasil survey, identifkasi umpan balik, analisa hasil
identifkasi masalah, menyusun rencana tindak lanjut,
melaksanakan sosialisasi, monitoring dan evaluasi.
3.Koordinasi dan Komunikasi Lintas Sektor dan Lintas Program
Merupakan suatu komunikasi sistemis dan lingkup manajemen
yang dibutuhkan untuk mengkoordinasi dan melakukan
pemantauan (monitoring). Komunikasi lintas sector bertujuan
untuk menggali dukungan antar sektor untuk memberikan
dukungan terhadap setiap upaya kesehatan yang telah
direncanakan oleh Puskesmas.
Komunikasi lintas program meliputi kegiatan mini lokakarya,
rapat internal program, kajian mutu atau melalui rapat dengan
agenda lain.
4. Monitoring
Merupakan suatu proses pengumpulan dan analisi informasi dari
penerapan suatu program termasuk memantau secara regular
untuk melihat apakah program berjalan sesuai rencana,
sehingga masalah yang ditemui dapat diatasi.
Proses monitoring dilaksanakan melalui lokarkarya mini dengan
cara membandingkan hasil pencapaian dengan indikator
monitoring program yang telah ditetapkan.
Indikator monitoring program yang telah ditetapkan oleh kepala
puskesmas adalah menggunakan indikator Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP) dan Standart Pelayanan Minimal (SPM).
4. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang meliputi pengumpulan data untuk
membandingkan dengan standart dan dilakukan analisa serta
penyusunan rencana tindak lanjut.
Proses evaluasi dilakukan oleh setiap penanggung jawab program
melalui lokakarya mini, rapat internal program,pertemuan lintas
sector dan rapat dengan agenda lain.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Seluruh penanggung jawab program bertanggung jawab dalam

48
proses pencatatan dan pelaporan yang diserahkan kepada
kepala puskesmas. Adapun pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan dilakukan oleh penanggung jawab masing-masing
program dibantu oleh pelaksana kegiatan dengan tetap
memegang prinsip kerjasama tim.
6. Penyajian Data
Hasil pencapaian cakupan kegiatan pelayanan disajikan dalam
bentuk sarang laba-laba. Setiap jari-jari grafik sarang laba-
laba untuk satu kelompok jenis kegiatan pelayanan
Puskesmas. Sedangkan bagi masing-masing penanggung jawab
kegiatan, dapat membuat hal yang sama untuk masing-masing
variabel kegiatan.

b. Metode
a. Perencanaan
1.Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat
dalam proses penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap
perencanaan
2.Tahap Analisa Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi
Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala
Puskesmas melakukan pengumpulan data. Data yang
dimaksud meliputi data umum dan data khusus.
3.Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK),
dilaksanakan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk
mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada
periode
sebelumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah.
b) Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan
dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan
kemampuan Puskesmas.
4. Identifikasi Masalah dan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik
untuk upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan

49
pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun upaya
inovasi dilaksanakan secara bersama, terpadu dan
terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.

b. Komunikasi Lintas Program dan Lintas Sektor


Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk
forum pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini (Depkes
RI, 2006). Terdiri dari 2 kegiatan, antara lain :
1. Lintas program
Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta
tersusunnya rencana kerja baru. Pertemuan bertujuan untuk :
a) Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas,
termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.
b) Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
sesuai dengan perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK).
c) Meningkatkan motivasi petugas puskesmas untuk dapat
melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan (RPK).
d) Mengkaji pelaksaan rencana kerja yang telah disusun,
memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya
pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.
2. Lintas sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan
dukungan sektor-sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Pertemuan dilaksanakan untuk :
a) Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral
dalam membina dan mengembangakan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan.
b) Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahakan masalah
yang terjadi serta menyusun upaya pemecahan dalam bentuk
rencana kerja sama (Depkes RI, 2006).
c. Monitoring
Merupakan suatu proses pengumpulan dan analisi informasi
dari penerapan suatu program termasuk memantau secara
regular untuk melihat apakah program berjalan sesuai rencana,
sehingga masalah yang ditemui dapat diatasi.
a) Proses monitoring dilaksanakan melalui lokarkarya mini
dengan cara membandingkan hasil pencapaian dengan
indikator monitoring program yang telah ditetapkan.
b) Indikator monitoring program yang telah ditetapkan oleh
kepala puskesmas adalah menggunakan indikator Penilaian
Kinerja Puskesmas (PKP) dan Standart Pelayanan Minimal
(SPM).

50
d. Evaluasi
Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas meliputi
serangkaian kegiatan yang dimulai sejak awal tahun
anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan Puskesmas. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data yang dipantau dan dibahas melalui
forum Lokakarya Mini baik bulanan dengan lintas program di
dalam Puskesmas maupun Lokakarya Mini tribulanan yang
melibatkan lintas sektor di kecamatan.
e. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan menghitung data yang
diperlukan sesuai dengan pedoman. Selanjutnya dilakukan
pengisian format penilaian kinerja sesuai dengan petunjuk
definisi operasional nya.
f. Pegolahan Data
Pengolahan data merupakan proses kegiatan yang merubah
data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan termasuk untuk dasar
penyusunan perencanaan Puskesmas.
Kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan lanjutan
setelah data terkumpul. Untuk kepentingan tersebut telah
disediakan kolom khusus pengolahan data dalam formulir
pengumpulan data.
g. Penyajian Data
Perhitungan hasil kegiatan dengan variabel-variabelnya
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masing-
masing penanggung jawab dan pelaksana di Puskesmas
tentang tingkat pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya dan sebagai bahan
evaluasi/ penilaian pencapaian prestasi kinerjanya yang
diperhitungkan sendiri.
h. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan untuk mengambil
kesimpulan dari data yang sudah diolah, yang selanjutnya
akan menjadi bahan pertimbangan untuk
memberikan masukan bagi perencanaan, monitoring,
b imbingan dan pengendalian fungsi Puskesmas.

c. LANGKAH KEGIATAN
a. Perencanaan
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan dengan cara :
a) Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun

51
Perencanaan Tingkat Puskesmas yang anggotanya terdiri
dari staf Puskesmas.
b) Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas kepada tim agar dapat
memahami pedoman tersebut demi keberhasilan
penyusunan Perencanaaan Tingkat Puskesmas.
c) Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan
yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota,Dinas Kesehatan Propinsi dan
Departemen Kesehatan.

2. Analisa Situasi
Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data
umum dan data khusus.
1. 1. Data Umum :

a) Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan Data


wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa / dusun /
RT/ RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu tempuh ke
Puskesmas. Data ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan/
Desa atau Kantor Kecamatan.
b) Data Sumber Daya

Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas

Pembantu dan Bidan di Desa), mencakup :

1) Ketenagaan

2) Obat dan bahan habis pakai

3) Peralatan

4) Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah


(Pusat dan Daerah), masyarakat , dan sumber lainnya
5) Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah
dinas, komputer, mesin tik, meubelair, kendaraan
c) Data Peran Serta Masyarakat

Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader, dukun bayi


dan tokoh masyarakat.
d) Data Penduduk dan Sasaran Program

52
Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah
penduduk seluruhnya berdasarkan jenis
kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran program), sosio
ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin
(persentase di tiap desa / kelurahan). Data ini dapat
diperoleh di kantor Kelurahan / Desa, Kantor Kecamatan,
dan data estimasi sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota.
e) Data sekolah
Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan
setempat, mencakup jenis sekolah yang ada, jumlah siswa,
klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil, jumlah
guru UKS , dll.
f) Data Kesehatan Lingkungan wilayah kerja
Puskesmas

Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat


pembuatan makanan / minuman, tempat-tempat umum,
tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, jamban
keluarga dan sistem pembuangan air limbah.

2. Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas)

a) Status Kesehatan terdiri dari :


1. data kematian
2. Kunjungan Kesakitan
3. Pola Penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang
ditemukan
b) Kejadian Luar Biasa dapat dilihat pada Laporan W1
(Simpus).
c) Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun
terakhir di tiap desa / kelurahan, dapat dilihat dari
Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas
d) Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh
Puskesmas atau pihak lain
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

13Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2


(dua) langkah, yaitu Analisa Masalah dan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan.
1) Analisa Masalah

53
Analisa masala dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim
Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas dan Kondisi
Kesehatan Kecamatan tahapan :

a) Identifikasi masalah,
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis program,
cakupan, mutu, ketersediaan sumber daya.

b) Menetapkan urutan prioritas masalah

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi


masalah secara sekaligus, ketidak- tersediaan teknologi atau
adanya keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya,
maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat
ditempuh dengan menggunakan kriteria lain. Untuk
membuat urutan masalah menggunakan metode matriks.
Contoh Kriteria matriks.
Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1 5. Nilai
memergunakan
semakin besar jika tingkat urgensinya sangat mendesak,
atau tingkat perkembangan dan tingkat keseriusan semakin
memprihatinkan apabila tidak diatasi. Kemudian kalikan
tingkat urgensi (U) dengan tingkat perkembangan (G) dan
tingkat keseriusan (S). Prioritas masalah diurutkan
berdasarkan hasil perkalian yang paling besar dari ketiga hal
tersebut dan disusun dalam bentuk matriks.

c) Merumuskan masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya,dimana masalah itu
terjadi dan bila mana masalah itu terjadi

(what, who, when, where and how).

d) Mencari akar penyebab masalah

Mencari akar masalah dilakukan dengan menggunakan


metode diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga
diagram tulang ikan karena digambarkan membentuk tulang

54
ikan),

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari

1) Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga


serta prosedur kerja manajemen alat, obat dan dana.
2) Proses (Pelaksana kegiatan) : frekwensi, kepatuhan
pelayanan medis dan non medis.
3) L ingkungan.

Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah :

1) man, money, material, methode

2) apa, bagaimana, mengapa, dimana


Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan sumber data
primer (survey) dan data sekunder yaitu SP2TP (kartu pasien,
buku register, LPLPO, dsb) ataupun data lainnya.

Contoh :

1. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan diagram


sebab akibat dari Ishikawa (fishbone). Masalah:
Cakupan persalinan tenaga kesehatan rendah.

Langkah-langkah :
1. Tuliskan masalah pada bagian kepala ikan.
2. Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk
ke arah kepala ikan.
3. Tetapkan kategori utama dari penyebab.
4. Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis
horizontal.
5. Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan
pada masing-masing kategori.
6. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama
lakukan untuk kategori utama yang lain.
7.Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba
membuat daftarsub penyebab dan letakkan pada
cabang yang lebih kecil.
8.Setelah semua ide/ pendapat dicatat, lakukan klarifikasi
(data) untuk menghilangkan duplikasi, ketidaksesuaian
dengan masalah, dll.

55
Yang perlu diperhatikan :
a. Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang
kemungkinan suatu penyebab, bukan fakta/ penyebab
yang sesungguhnya, untuk itu
b. Diperlukan pengumpulan data untuk memastikannya.
c. Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan
jelas sehingga tidak terjadi kerancuan dalam mencari
kemungkinan penyebabnya.
d. Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga dapat
dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab yang penting
yang mungkin terjadi.
e. Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat
f. Secara penuh dalam proses penyusunan fishbone diagram
tersebut.
e) Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dilakukan
dengan kesepakatan di antara anggota tim.

Contoh tabel Cara Pemecahan Masalah

No Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Ket


Masalah Masalah Pemecahan Masalah
1 Masalah terpilih
2
3
4
5
6
Dst

Brain storming (curah pendapat)

Adalah suatu metode untuk dapat membangkitkan ide/


gagasan/ pendapat tentang suatu topik atau masalah
tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu yang
singkat dan bebas dari kritik.

Langkah-langkah :

1) Tetapkan suatu topik/ masalah sejelas mungkin .

56
2) Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk
memahami dan memikirkannya.
3) Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah
pendapat, misalnya 30-45 menit.
4) Anggota tim menyampaikan ide/gagasan/pendapat (secara
terstruktur atau tidak terstruktur).
5) Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi,
gunakan curah pendapat terstruktur sehingga seluruh
anggota mempunyai kesempatan yang sama. Bila yang
dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak
menyampaikan pendapat pada gilirannya harus
mengucapkan Pass, dan kesempatan diberikan pada
anggota berikutnya.
6) Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat.
7) Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan
menanggapi pendapat anggota yang sedang berbicara.
Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus segera menegur
dengan kata-kata : no comment please
8) Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada
flipchart/papan
tulis sehingga dapat dilihat oleh seluruh anggota.
2) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dengan cara sebagai berikut :

a) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya


kesehatan ke dalam matriks
b) MengajukanRencana Usulan Kegiatan Upaya Rencana
Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan diajukan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendapat pembahasan
pembiayaannya.
c) Waktu Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan memperhatikan siklus
merencanaan kabupaten / kota, yaitu jadwal pembahasan
yang dilakukan kabupaten / kota sehingga RUK
tersebut haru sudah selesai atau sudah diterima oleh Dinas
Kesehatan .
b. Komunikasi Lintas Sektor dan Lintas Program
1. Lintas Program
Komunikasi Lintas Program adalalah lokakarya mini puskesmas
secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni lokakarya

57
mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan
puskesmas.
Lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam 2
(dua) tahap yaitu:
1) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya Mini bulanan yang pertama merupakan lokarya
penggalangan Tim diselenggarakan dalam rangka
pengorganisasian untuk dapat terlaksana rencana kegiatan
puskesmas (RPK).
Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama adalah
sebagai berikut
a) Masukan
(1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok
tentang peran, tanggung jawab staf dan kewenangan
Puskesmas
(2) Informasi tentang kebijakan ,program dan konsep
baru berkaitan dengan Puskesmas
(3) Informasi tentang tata cara penyusunan rencana
kegiatan (Plan of Action = POA) Puskesmas.
b) Proses
(1) Inventaris kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan
lapangan / daerah binaan
(2) Analisis beban kerja setiap petugas
(3) Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung
jawab daerah binaan.
(4) Penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action = POA).

c) Keluaran
(1) Rencana kegiatan (Plan Of Action = POA ) Puskesmas
tahunan
(2) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan POA
(3) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.

2) Lokakarya Mini Bulanan Rutin


Lokakarya bulanan puskesmas ini diselenggarakan sebagai
tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama.
Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau
pelaksanaan POA puskesmas, yang dilakukan setiap bulan
secara teratur. Penanggung jawab penyelenggaraan lokakarya
mini bulanan adalah kepala puskesmas, yang dalam
pelaksanaannya dibantu staf puskesmas dengan mengadakan
rapat kerja seperti biasanya.
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan puskesmas adalah sebagai
berikut :
a) Masukan

58
(1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu
(2) Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/ kota
(3) Informasi tentang hasil rapat dikecamatan
(4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b) Proses
(1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan
mempergunakan PWS.
(2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan
dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan.
(3) Merumuskan alternatif pemecahan masalah.
c) Keluaran
(1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan.
(2) Rencana kerja bulan yang baru.

Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan


Setelah dipahami tujuan dari lokakarya dan dari tahapan
kegiatan tersebut diatas, dapat diketahui materi yang akan
diberikan/dibahas, maka selanjutnya untuk dapat
menyelenggarakannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Pengarah : Kepala Puskesmas
2) Peserta : seluruh petugas puskesmas termasuk petugas
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa
3) Waktu
Waktu pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan disesuaikan
dengan kondisi dan situasi Puskesmas serta kesepakatan
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Misalnya pada
awal bulan atau hari sabtu, minggu pertama atau hari lain
yang dianggap tepat. Demikian halnya dengan waktu
penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas, misalnya
penyelenggaraan pada jam 10.00-15.00
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa Lokarkarya
Mini Bulanan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
petugas Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas
pelayanan serta dapat tercapai tujuan.
4) Acara
Sebagai contoh susunan acara Lokakarya Mini adalah sebagai
berikut :
a) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama disebut juga
dengan Lokakarya Penggalangan Tim
(1) Pembukaan
(2) Dinamika kelompok
(3) Pengenalan program baru
(4) POA Puskesmas
(5) Analisa beban kerja petugas

59
(6) Pembagian tugas dan desa binaan
(7) Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja
baru

b) Lokakarya Mini Bulanan Rutin


(1) Pembukaan
(2) Dinamika Kelompok; menumbuhkan motivasi
(3) Pengenalan program baru
(4) Inventarisasi kegiatan bulan lalu
(5) Analisa pemecahan masalah dan pemecahan
(6) Penyusunan kegiatan bulan yang akan datang
(7) Pembagian tugas bulan yang akan datang
(8) Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja
baru
5) Tempat
Diupayakan agar Lokakarya Mini dapat di selenggarakan di
Puskesmas, apabila tidak memungkinkan dapat
menggunakan tempat lain yang lokasinya berdekatan
dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya
mampu menampung semua peserta.
6) Persiapan
Sebelum pertemuan diadakan ,perlu persiapan yang
meliputi :
a) Pemberitahuan hari,tanggal,dan jam
b) Pengaturan tempat, sebaiknya seperti huruf U
c) Papan tulis, spidol dan kertas lembar balik
d) Rencana Kerja Harian bulan lalu
e) Membuat vistualisasi hasil pelaksanaan bulan lalu
dibandingkan dengan target bulanan per Desa, antara
lain menggunakan KWS.
f) Buku catatan/notulen Rapat Dinas Kesehatan dan
Rapat Lintas Sektor/Kecamatan
g) Materi Pelajaran dan alat peraga yang digunakan
h) Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya

2. Lintas Lokakarya Mini Tribulan Rutin


Sebagaimana lokakarya bulanan puskesmas maka lokakarya
tribulan lintas sektoral merupakan tindak lanjut dari
lokakarya Penggalangan kerjasama Lintas Sektoral yang telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.
Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu
sektor terkait di kecamatan. Lokakarya tribulanan lintas
sektoral dilaksanakan sebagai berikut :
a) Masukan
(1) Lapran kegiatan pelaksanaan program kesehatan dari
masingatan dan dukungan sektor terkait

60
(2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing
sektor dalam pelaksanaan program kesehatan
(3) Pemberian informasi baru.
b) Proses
(1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan
(2) Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-
masing sektor
(3) Merumuskan cara penyelesaian masalah
(4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan
untuk tribulan baru
c) Keluaran
(1) Rencana kerja tribulan yang baru
(2) Kesepakatan

Penyelenggaraan Lokakarya Tribulan Lintas Sektoral


1) Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan
yang meliputi :
a) Pendekatan kepada Camat
(1) Memimpin lokakarya dengan menjelaskan caranya
(2) Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan
laporan kegiatan dan pembinaan
(3) Mempersiapkan tempat dan penyelenggaraan
lokakarya
b) Puskesmas melaksanakan :
(1) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk
yang mudah dipahami oleh sector,antara lain dalam
bentuk PWS
(2) Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja
tribulan lintas sektor
(3) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan
instruksi/surat-surat yang berhubungan dengan peran
serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor
kesehatan
(4) Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen
lokarya.
(5) Pembuatan surat-surat undangan lokarya untuk
ditandatangani camat.

2) Peserta
Lokarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh camat,
adapun pesera Lokarya Mini Tribulanan adalah sebagai berikut:
a) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Tim Penggerak PKK Kecamatan

61
c) Pukesmas di wilayah Kecamatan
d) Staf Kecamatan, antara lain: Sekcam, Unit lain yang
terkait.
e) Lintas sektor di Kecamatan, antara lain: Pertanian,
Agama, Pendidikan, BKKBN, Sosial.
f) Lembaga /organisasi kemasyarakatan, antara lain:
TP PKK Kecamatan, BPP/BPKM/Konsil Kesehatan
Kecamatan ( apabila sudah terbentuk)

3) Waktu
Lokarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama
diselenggarakan pada bulan pertama tahun anggaran berjalan.
Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan.
Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi
setempat.
Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar
seluruh peserta dapat menghadiri lokarya.lokarya ini
diselenggarakan dalam waktu 4 jam. Secara umum jadwal
acara lokarya mini tribulanan adalah sebagai berikut :
a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok
iii. Kegiatan sektoral
iv. Inventarisai peran bantu sektor
v. Analisa hambatan dan masalah
vi. Pembagian peran dan tanggungjawab sektor
vii. Perumusan rencana kerja
viii. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

b) Lokakarya Mini Tribulanan rutin


i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok, manumbuhkan motivasi
iii. Kegiatan sektor terkait
iv. Masalah dan hambatan masing-masing sektor
v. Analisis masalah dan hambatan
vi. Upaya pemecahan masalah
vii. Rencana kerja tribulan mendatang
viii. Kesepakatan pembinaan
ix. Kesepakatan bersama
x. Penutup
4) Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas
sektor adalah di kecamatan atau tempat lain yang dianggap
sesuai (Depkes RI, 2006).

c. Evaluasi

62
Penilaian kinerja Puskesmas meliputi Puskesmas dan jaringannya
yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu, bidan di desa serta
berbagai UKBM dan upaya pemberdayaan masyarakat
lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/ kota, maka pada proses pelaksanaannya tetap
dibawah bimbingan dan pembinaan dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penetapan target Puskesmas
Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal
atau persentase yang akan dicapai Puskesmas pada akhir
tahun.
Penetapan target Puskesmas dengan mempertimbangkan :
a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh
masing-masing Puskesmas.
b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/ kota.
c. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah.
d. Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya.
e. Ketersediaan sumberdaya termasuk kemampuan sumber
daya manusia tahun yang akan datang.
f. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport,
danlain-lain) dan non fisik (sosial
budaya,tingkatpendapatan ekonomi masyarakat,
pendidikan masyarakat, dan lain-lain).
g. Target (sasaran) Puskesmas yang sebenarnya, Puskesmas tidak
dibebani untuk menjangkau masyarakat di daerah yang
bukan target sasarannya, kelompok masyarakat yang tidak
mungkin dijangkau karena kendala geografi transportasi, dan
lain-lain.

2. Pengumpulan data hasil kegiatan


a. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada
periode waktu tertentu. Penetapan periode waktu penilaian
ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota
bersama Puskesmas.
b. Yang dimaksud dengan hasil kegiatan Puskesmas di sini
adalah Puskesmas beserta jaringannya yaitu Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan di Desa serta
hasil pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.
c. Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari
SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan yang ada/ dibuat
Puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan SP2TP yang
dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/ kota.

63
3. Pengolahan data
a. Cakupan hasil (out-put) dan hasil mutu dari kegiatan
yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan di Puskesmas,
dihitung dengan membandingkan hasil yang telah dicapai
terhadap target standar yang telah ditetapkan.
b. Penilaian akhir tingkat kelompok Puskesmas tidak lagi
diperhitungkan berdasarkan nilai bobot

4. Analisis hasil dan langkah pemecahan


a. Melakukan identifikasi masalah, kendala/ hambatan dan
penyebab serta latar belakangnya dengan cara mengisi format
analisa data dengan mencantumkan kesenjangan hasil
kegiatan pokok dan hasil kegiatan lainnya yang terkait input
sumberdaya pendukungnya,lingkungan social dan fisik yang
mempengaruhi serta proses pelaksanaannya.
b. Mencari alternatif dalam upaya
penanggulangan/pemecahan masalahnya.
c. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan
memperhatikan arahan dan rencana pengembangan di dalam
wilayah kabupaten/ kota
d. Merumuskan bentuk rencana usulan kegiatan tahun
depan,sebagai bagian dari kegiatan perencanaan
puskesmas.

5. Pelaksanaan penilaian
a) Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka mawas diri
mengukur keberhasilan kinerjanya.
b) Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk
melakukan kompilasi hasil pencapaian (out put dan out
come).
c) Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan
pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan
cakupan hasil (out-put) kegiatan dan mutu bila hal tersebut
memungkinkan.
d) Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab
kegiatan melakukan analisis masalah, identifikasi Kendala /
hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya,
mengenali faktor-faktor pendukung dan penghambat.
e) Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun rencana
pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan
timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk
perbaikan (peluang) dengan metoda analisis sederhana maupun
analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang ada.

64
f) Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana
pemecahannya dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota.

6.Wak
Langkah
u pelaksaaan penilaian

No. Kegiatan

I. Pra Penilaian Kinerja Puskesmas *)

a. Pemantauan hasil kegiatan secara periodik bulanan/


triwulan dan konsultasi ke kabupaten/ kota, dalam
rangka mencapai target cakupan dan mutu hasil
kegiatan Puskesmas pada akhir tahun.

II. Penilaian Kinerja Puskesmas.

a. Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan


(dari data bulanan/ triwulan).

b. Konsultasi ke/ pembinaan dan bimbingan dari dinas


kesehatan kabupaten/ kota.
Memberikan laporan perhitungan kinerja
Puskesmas kepada dinkes kabupaten/ kota, dan
membahas
keterkaitannya dengan verifikasi data dan perhitungannya.
c. Menerima umpan balik nilai akhir kinerja
Puskesmas, berikut penjelasan dalam perbaikan
perhitungan bilamana terjadi kesalahan.

d. Menyajikan hasil akhir hasil perhitungan cakupan


dan mutu kegiatan, dalam bentuk grafik sarang laba-
laba, ataupun cara penampilan lainnya.

III. Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas *)

a. Menganalisis masalah dan kendala, merumuskan


pemecahan masalah, rencana perbaikan sekaligus
rencana usulan kegiatan tahun yang akan datang.

65
b. Menerima informasi dari kabupaten/ kota tentang
rencana anggaran yang mungkin akan diterima masing-
masing Puskesmas dengan membahas rancangan
kegiatan, besarnya target, besarnya biaya dan kebutuhan
sumber
daya lain yang diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama
dinas kesehatan kota.

c. Bersama tim perencanaan Puskesmas menyusun rencana


pelaksanaan kegiatan (RPK) Puskesmas untuk tahun
berjalan.
d. Membahas rencana kegiatan yang melibatkan unsur lintas
sektor terkait, untuk keterpaduan.

e. Mendiseminasikan informasi sekaligus membagi tugas


dan tanggung jawab untuk kegiatan tahun yang
akan dilaksanakan, dalam forum pertemuan lokakarya
tahunan Puskesmas.
f. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas sektor terkait
di kecamatan, untuk mendiseminasikan rencana kegiatan-
kegiatan Puskesmas yang ada kaitannya dengan LS di
tingkat kecamatan.
g. Mempersiapkan seluruh pelayanan Puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas sesuai
dengan urutan peringkat dalam kelompok masing-
masing Puskesmas.

d. Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data, antara lain melalui :
1. Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas ( SP2TP /
SP3 )
2. Pemeriksaan / pengecekan catatan / notulen
3. Pemgumpulan data melalui survey sederhana

Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil


kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya , yang terdiri atas :
1. Data pencapaian hasil kegiatan Puskesmas

2. Data pelaksanaan manajemen Puskesmas

66
3. Data hasil pengukuran / penilaian mutu pelayanan
Puskemas

e. Pengolahan Data
Untuk menghitung pencapain kinerja Puskesmas, ada
3 komponen penilaian beserta kegiatan utama dan
variable- variabel yang perlu diolah, yaitu :
1. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan
Puskesmas

2. Komponen manajemen Puskesmas


Penilaian manajemen disesuaikan dengan kondisi masing-
masing variable yang sudah ditetapkan berdasarkan skala
sumberdaya
3. Komponen mutu pelayanan Puskesmas
Untuk menghitung penilaian mutu pelayanan
berdasarkan hasil cakupan yang dikelompokkan pada
skala-skala yang ditetapkan pada setiap variable

Cara menghitung :
1. Nilai akhir cakupan kegiatan pelayanan kesehatan
Puskesmas Menghitung pencapaian cakupan hasil komponen
kegiatan pelayanan kesehatan, masing-masing kegiatan
dihitung reratanya dari hasil masing-masing variabel,
sedangkan tiap- tiap variabel dihitung dari rerata sub variabel.

2. Nilai akhir tingkat pencapaian mutu kegiatan pelayanan


kesehatan Puskesmas Dihitung berdasar cakupan komponen
mutu pelayanan dari rata-rata nilai setiap skala yang sesuai
dengan variabelnya .
3. Nilai akhir tingkat manajemen Puskesmas
Cara penilaian sama seperti pada penilaian mutu pelayanan
dengan menggunakan penilaian berdasar skala.

f. Analisis Data
Untuk memudahkan dapat melihat pencapaian hasil kinerja
Puskesmas, maka hasil cakupan kegiatan pelayanan dan
manajemen Puskesmas dapat disajikan dalam
bentuk gambaran grafik sarang laba-laba .

67
Dengan grafik sarang laba-laba diharapkan pembaca lebih
mudah mengetahui tingkat kesenjangan pencapaian dan
ketidak serasian antara hasil kegiatan dengan manajemen,
karena antara keduanya mempunyai keterkaitan yang sejajar.
Cara penyajian grafik tersebut sebaiknya dibuat secara
periodik bulanan atau triwulan, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini
mungkin.

Langkah-langkah merumuskan masalah dan penyebabnya.:

1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan


pelayanan, manajemen Puskesmas dan pencapaian mutu
kegiatan.
2. Identifikasi faktor penyebab, pendukung, peluang dan ancaman
prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dihadapi
Puskesmas dalam tahun anggaran berjalan.
3. Perumusan analisis sebab akibat, menggunakan suatu
teknik untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam
suatu situasi tertentu sebagai rangkaian hubungan sebab
akibat.
4. Penentuan prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan
dengan menggunakan metoda, untuk menentukan urutan
masalah dari yang paling penting sampai dengan yang
kurang penting.

Untuk melakukan analisa data selain diperlukan hasil


pencapaian cakupan kegiatan pelayanan, manajemen termasuk
mutu pelayanan juga diperlukan semua data kegiatan Puskesmas,
sumberdaya Puskesmas dan keadaan lingkungan (fisik dan non
fisik), yang terkait dengan kegiatan yang akan dianalisa.

VII. KESELAMATAN PASIEN


1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab pelayanan
klinis dan penanggung jawab Upaya Puskesmas wajib
berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan
Program mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di
seluruh jajaran puskesmas.

68
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas
Baruharjo dengan pendekatan multidisiplin, dan
dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari
hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan,
risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan
pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit
kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan
dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk
kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indicator kinerja
Upaya Puskesmas, dan indikator klinis, yang meliputi
indikator struktur, proses, dan outcome, dan indikator-
indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien
melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang
sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan
baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan Upaya
Puskesmas
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya
kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian
nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di
dalamnya program pencegahan dan pengendalian infeksi
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan
tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan
keselamatan pasien.

5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-


butir di bawah ini:
a. konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas,
dan perencanaan Puskesmas

69
b. memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. menggunakan pedoman penyelenggaraan Upaya Puskesmas,
pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis,
kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi
maupun panduan dari Kementerian Kesehatan
d. sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
ada di Puskesmas,
g. dibangun berbasis praktik klini yang baik,
h. menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang
terkait,
i. dan mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses
dan sistem pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus
didokumentasikan.
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap
tribulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan
staf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan
potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat
perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien
adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan Farmasi
d. Pelayanan Gawat Darurat

V. KESELAMATAN KERJA

NO IDENTIFIKASI PENYEBAB UPAYA


RESIKO

1 Tertularnya Melalui Menetapkan standart SOP


infeksi dari pemeriksaan fisik untuk APD.
sasaran dan tindakan
Melakukan koordinasi
klinis yang
bersama pada saat sebelum
dilakukan
kegiatan.

2 Benturan Fisik Penggunaan Menetapkan standart


selama sepatu atau pedoman untuk menjamin
kegiatan pakaian yang tidak kenyamanan selama
nyaman kegiatan,

70
3 Tertusuk Rasio sasaran dan Menetapkan standart APD
Jarum petugas tidak untuk kegiatan.
seimbang sehingga
Melakukan kordinasi
pembagian beban
bersama untuk pembagian
kerja yang tidak
beban kerja.
sesuai.

4 Terpeleset atau Medan kerja yang Menetapkan standart


luka benda licin dan pedoman untuk menjamin
tajam penggunaan alat kenyamanan selama
berat kegiatan,

5 Kecelakaan lalu Sasaran dengan Melibatkan ambulance


lintas jarak jauh dan untuk mempermudah akses
susah dijangkau dan berkordinasi dengan
kader.

VI. PENGENDALIAN MUTU


a. Penetapan area prioritas perbaikan pada pelayanan UKP
b. Pemantuan kinerja pada area prioritas dengan indicator yang
ditetapkan
c. Penerapan manajemen risiko (FMEA) pada area priroitras
d. Monitoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis pada masing-
masing unit pelayanan, dantindaklanjutnya
e. Monitoring, penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis, dan tindak
lanjutnya
f. Upaya perbaikan mutu pelayanan klinis pada masing-masing unit
kerja berdasarkan hasil penilaian kinerja maupun umpan balik
pelanggan
g. Pelaporan dan tindak lanjut insiden KeselamatanPasien
h. Penyusunan dan penerapan panduan praktik klinis
i. Monitoring dan tindaklanjut terhadap 6 Sasaran Keselamatan
Pasien

VII. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


1. HAK :
a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan
standar prosedur operasional;

71
c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya; dan
d. menerima imbalan jasa.
2. KEWAJIBAN :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis
pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

VIII. PENUTUP
Pedoman Pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) sangat
diperlukan untuk dapat mengoptimalkan penyelenggaraan
pelayanan Puskesmas Buku pedoman ini bersifat dinamis,
sehingga dapat melakukan pengembangan dan penyesuaian
berdasaan kondisi dan kemampuan puskesmas.

KEPALA PUSKESMAS BARUHARJO

Dr. SUNARTO
NIP. 19740223 200604 1011

72
LAMPIRAN - LAMPIRAN

73

Anda mungkin juga menyukai