Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN UPAYA KESEHATAN

PERORANGAN

UPTD PUSKESMAS GUBUG 1


DINAS KESEHATAN KAB. GROBOGAN
2018

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, seraya berharap semoga segala
aktifitas senantiasa mendapat petunjuk dan ridho-Nya. Atas kekuatan-Nya akhirnya kami
dapat menyelesaikan penyusunan pedoman upaya kesehatan perorangan (UKP) UPTD
Puskesmas Gubug 1 yang merupakan salah satu persyaratan administrasi dalam rangka
penerapan tata kelola Puskesmas.
Sejalan dengan tuntutan masyarakat dan Pemerintah terhadap pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas, oleh sebab itu perlu dikelola sesuai
praktik bisnis yang sehat. Dalam upaya memenuhi tuntutan tersebut Puskesmas harus
memiliki panduan dalam pengelolaannya. Pedoman upaya kesehatan perorangan (UKP)
merupakan peraturan internal yang harus dipenuhi oleh Organisasi Perangkat
Pemerintah Daerah atau Unit Kerja. Pedoman UKP ini adalah merupakan aturan dasar
yang mengatur tata cara penyelenggaraan pelayanan klinis di Puskesmas, diharapkan
dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan operasional pelayanan
kesehatan perorangan UPTD Puskesmas Gubug 1.
Penyusunan pedoman upaya kesehatan perorangan (UKP) ini dapat kami
selesaikan atas dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya atas kerjasama semua unit layanan klinis. Akhirnya kami
berharap semoga pedoman upaya kesehatan perorangan (UKP) ini dapat digunakan
sebagai aturan dan landasan serta pedoman dalam pelaksanaan pelayanan klinis di
UPTD Puskesmas Gubug 1.

Kepala UPTD Puskesmas Gubug 1

dr. NENENG ASTININGSIH DU


NIP. 19670913 200501 2 005

2
Daftar Isi

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... 2
Daftar Isi .......................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Pengertian Pola Pedoman Unit Kerja Puksesmas ................................................... 4
C. Prinsip – prinsip Pengorganisasian Unit Kerja Puskesmas ..................................... 5
D. Tujuan Pengoranisasian Unit Kerja Puskesmas ...................................................... 5
E. Ruang Lingkup......................................................................................................... 6
F. Sumber Referensi Pengorganisasian Unit Kerja Puskesmas .................................. 6
G. Perubahan Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan ............................................. 8
BAB II Gambaran Umum ................................................................................................. 9
A. Upaya Kesehatan Perorangan ................................................................................ 9
B. Batasan Operasional ............................................................................................... 9
BAB III Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan ......................................................................... 12
A. Visi dan Misi .......................................................................................................... 12
B. Falsafah ................................................................................................................. 12
C. Tata Nilai ............................................................................................................... 12
D. Tujuan ................................................................................................................... 12
BAB IV Struktur Organisasi ........................................................................................... 13
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja ........................................................................... 14
BAB VI Uraian Jabatan ................................................................................................. 15
BAB VII Tata Hubungan Kerja ....................................................................................... 19
A. Unit Kerja Internal .................................................................................................. 19
B. Unit Kerja Eksternal ............................................................................................... 19
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil ...................................................... 20
BAB IX Kegiatan Kredensial .......................................................................................... 21
A. Kredensial dan Rekredensial ................................................................................. 21
B.Tata Laksana Kredensial ........................................................................................ 21
BAB X Pertemuan / Rapat ............................................................................................. 22
BAB XI Pelaporan ......................................................................................................... 23
1. Laporan Harian .................................................................................................... 23
2. Laporan Bulanan ................................................................................................. 23
3. Laporan Tahunan ................................................................................................ 23
PENUTUP ..................................................................................................................... 24
LAMPIRAN .................................................................................................................... 25

3
BAB I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pola Pengelolaan Keuangan UPTD Puskesmas yaitu suatu pola pengelolaan
keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umumnya.
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi Puskesmas yang akan
menerapkan pola pengelolaan UPTD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2007 adalah persyaratan administratif berupa pedoman pengorganisasian
unit kerja Puskesmas. UPTD Puskesmas Gubug 1 sebagai unit pelaksana teknis di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan yang memiliki tugas dan fungsi
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, akan memenuhi persyaratan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007 tersebut untuk menjadi Badan Layanan Umum Daerah.
Pedoman pengorganisasian unit kerja Puskesmas ini akan menjadi acuan
tertulis yang sangat penting dalam berinteraksi dalam menjalankan peran sebagai
penyedia jasa layanan publik yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan
dan nilai (value) dalam jangka panjang.

B. Pengertian Pola Pedoman Unit Kerja Puksesmas


Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (UPTD)
Pasal 13, pola pedoman pengorganisasian unit kerja Puskesmas merupakan
peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja yang akan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) UPTD. Selanjutnya dalam pasal 31
dan 32 disebutkan, UPTD beroperasi berdasarkan pola pedoman pengorganisasian
unit kerja puskesmas atau peraturan internal, yang memuat antara lain :

1. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,


tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
4
2. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi.

3. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang jelas


dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan
prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.

4. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan


yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan
secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.

C. Prinsip – prinsip Pengorganisasian Unit Kerja Puskesmas


Prinsip-prinsip Pedoman pengorganisasian unit kerja Puskesmas sebagaimana
disebutkan dalam PMK no. 44 tahun 2016 terdiri dari :
1. Transparansi;
Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan.
2. Akuntabilitas;
Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada UPTD
agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Responsibilitas;
Merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi
terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
4. Independensi;
Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang
sehat.

D. Tujuan Pengoranisasian Unit Kerja Puskesmas


Pedoman pengorganisasian unit kerja yang diterapkan pada UPTD Puskesmas
Gubug 1 bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai Puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
2. Mendorong pengelolaan Puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ
Puskesmas.

5
3. Mendorong agar organisasi Puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial Puskesmas terhadap
stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi Puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

Keberhasilan Puskesmas dalam menerapkan pedoman pengorganisasian unit


kerja puskesmas yang baik bukan pada tersedianya infrastruktur dari pedoman
pengorganisasian unit kerja Puskesmas melainkan terletak kepada komitmen dari
pimpinan tertinggi Puskesmas untuk melaksanakan pedoman pengorganisasian unit
kerja Puskesmas yang diikuti oleh seluruh staf dan pegawai. Sehingga tujuan dari
adanya pedoman pengorganisasian unit kerja Puskesmas ini adalah sebagai acuan
bagi individu Puskesmas dalam melaksanakan praktik-praktik pedoman
pengorganisasian unit kerja puskesmas yang baik.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pengorganisasian unit kerja puskesmas yang akan
diuraikan selanjutnya adalah sebagaimana tertuang dalam bab II dan bab III
meliputi:
1. Struktur organisasi dan prosedur kerja, yang menjelaskan struktur organisasi
UPTD Puskesmas Gubug 1, pengelompokan fungsi yang logis serta uraian
tentang prosedur kerja atau pola hubungan antar jabatan.
2. Struktur dan proses pedoman pengorganisasian unit kerja upaya kesehatan
perorangan (UKP) Puskesmas, yang menjelaskan hak, kewajiban, wewenang
dan tanggung jawab masing-masing jabatan dalam pelaksanaan tugas, serta
uraian tentang proses kredensial/rekredensial unit layanan klinis UPTD
Puskesmas Gubug 1.
F. Sumber Referensi Pengorganisasian Unit Kerja Puskesmas
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan
Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;

6
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 148 Tahun 2010 tentang Ijin Dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Ijin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052 Tahun 2011 tentang Ijin Praktik Dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
12. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/3/2010 tentang
Ijin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015 tentang Komisi Akreditasi
FKTP;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 Tahun 2016 tentang Konsil
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Grobogan
Tahun 2016-2021;

7
22. Peraturan Bupati Grobogan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan Dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan;
G. Perubahan Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan
Pedoman uapaya kesehatan perorangan di Puskesmas Gubug 1 ini akan
direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan pola pedoman pengorganisasian unit kerja Puskesmas sebagaimana
disebutkan di atas, disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan
organisasi Puskesmas serta perubahan lingkungan.

8
BAB II Gambaran Umum
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Upaya Kesehatan Perorangan


Puskesmas dalam pelayanannya wajib berpartisipasi dalam penanggulangan
bencana, wabah penyakit, pelaporan penyakit menular dan penyakit lain yang
ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta dalam melaksanakan program
prioritas Pemerintah. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas meliputi Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
saling berkaitan.
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan perorangan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat inap, pembatasan
dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perseorangan.
Berikut adalah kegiatan-kegiatan UKP di UPTD Puskesmas Gubug 1 yang
terdiri dari pelayanan :
1. Loket dan rekam medis
2. Poli Umum/ MTBS
3. Poli Gigi dan mulut
4. KIA/ KB/ IVA
5. Konsultasi Gizi
6. Fisioterapi
7. Elektro Kardio Grafi (EKG)
8. Poli VCT
9. Laboratorium
10. Farmasi
11. UGD 24 jam
12. Rawat Inap
13. PONED
14. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

B. Batasan Operasional
1. Pelayanan unit pelayanan klinis

9
a) Poli Umum dan MTBS : dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan dan penentuan diagnosa maupun tindakan. Didukung oleh dokter
umum dan tenaga paramedis (perawat).
b) Poli Gigi dan mulut (BP Gigi) : Menangani penyakit gigi dan mulut dengan
didukung oleh tenaga dokter gigi dan perawat gigi.
c) Poli KIA/ KB/ IVA : Menangani pasien antenatal care, pasien kebidanan dan
penyakit kandungan, neonatus (bayi 0-1 bulan), pasien yang ingin
mendapatkan akses KB, imunisasi bagi calon pengantin, dan pemriksaan IVA.
Didukung oleh tenaga bidan.
d) Konsultasi Gizi : Menangani konsultasi gizi umum dan masalah gizi seperti
balita gizi buruk, gizi kurang, stunting, ibu hamil KEK, ibu hamil anemia dan
remaja putri anemia. Didukung oleh petugas gizi.
e) Fisioterapi : melayani pasien yang memerlukan terapi untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh secara manual. Didukung
oleh Fisioterapis (D IV fisioterapi).
f) Pelayanan Elektro Kardiografi (EKG) : melayani pasien yang memerlukan
pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas elektrik (listrik) jantung. Didukung
oleh dokter dan paramedis.
g) Poli VCT : menangani pasien dengan keluhaan keputihan maupun konsultasi
dari unit pelayanan puskesmas yang memerlukan konsultasi dan pemeriksaan
VCT/ . Didukung oleh dokter, analis kesehatan dan paramedis.
h) Laboratorium : laboratorium puskesmas mampu melayani pemeriksaan darah
rutin (hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit, hematokrit), pemeriksaan
glukosa strip, cholesterol strip, asam urat strip , malaria, golongan darah, widal
test, urine rutin (warna, kejernihan, albumin, reduksi bilirubin, urobilin, sedimen
urine), test kehamilan /PPT, sputum/BTA. Didukung oleh D3 analis kesehatan.
i) Farmasi : Pasien yang sudah mendapat resep dokter selanjutnya
menyerahkan ke farmasi untuk pengambilan obat. Didukung oleh Apoteker dan
asisten apoteker.
j) Unit Gawat Darurat (UGD) : menangani pasien yang datang ke puskesmas
dengan keadaan yang memerlukan pertolongan segera dan melakukan
rujukan emergensi ke fasilitas yang lebih baik bila diperlukan . Layanan gawat
darurat dilakukan setiap hari (24 jam). Di dukung oleh tenaga dokter, perawat
dan bidan.
k) Pelayanan rawat inap : merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien
dirawat dan tinggal di Puksesmas untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien
dirawat, Puksesmas memberikan pelayanan yang membantu proses
pemulihan kesehatan. Didukung oleh dokter, paramedis, farmasi dan ahli gizi.
10
l) PONED : menangani pasien obstetri dan neonatal yang memerlukan
pertolongan segera / kegawatdaruratan yang siap 24 jam dan melakukan
rujukan emergensi ke fasilitas lebih baik bila diperlukan. Didukung oleh tenaga
dokter, bidan dan tim PONED.
m) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) : merupakan upaya yang
ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua unit layanan
klinis. Didukung oleh tenaga perawat.

2. Pelayanan administrasi
Loket dan Rekam medis
Suatu tempat atau ruangan khusus untuk melakukan aktifitas wawancara,
pencatatan tentang identitas pasien yang melakukan pemeriksaan atau konsultasi.
Pasien saat datang untuk berobat, mengambil nomor antrian terlebih dahulu,
kemudian di panggil sesuai urutan antrian untuk dicatat datanya dan jenis
tanggungan jaminan kesehatan (umum, BPJS) serta dicarikan rekam mediknya,
selanjutnya diarahkan ke unit layanan rawat jalan yang dituju sesuai dengan
keluhan pasien.

11
BAB III Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TATA NILAI DAN TUJUAN
A. Visi dan Misi
1. Visi
“ Menjadi Puskesmas Andalan Yang Mampu Mewujudkan Masyarakat Gubug
Hidup Sehat Secara Mandiri”.

2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu;
b. Mengembangkan sarana dan prasarana;
c. Meningkatkan peran serta masyarakat;
d. Mendorong masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gubug 1 untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.

B. Falsafah

C. Tata Nilai
UPTD Puskesmas Gubug 1 memiliki tata nilai yang menjadi jiwa dan karakter
Puskemas yang dianut oleh seluruh pegawai Puskesmas Gubug 1 dan dilaksanakan
sebagai pedoman bersama untuk memberikan pelayanan yang optimal. Tata nilai
Puskemas Gubug 1 adalah CAKAP, yaitu :
 Cepat
 Akurat
 Kwalitas
 Aman
 Profesional

D. Tujuan
Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dan tercapainya derajat
kesehatan masyarakat Gubug 1 yang setinggi-tingginya.

12
BAB IV Struktur Organisasi
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS GUBUG 1

Struktur organisasi Puskesmas Gubug 1 mengacu pada Perbup 52 tahun 2009,


yakni sebagai berikut:

Kepala
Puskesmas

Kepala Sub
Bagian Tata
Usaha

Kelompok Jabatan
Fungsional

Dalam implementasinya, struktur organisasi Puskesmas mengacu pada Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 (terlampir).

13
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB V
STRUKTUR UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

Struktur organisasi Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Gubug 1 mengacu


pada implementasi Permenkes no. 75 tahun 2014 terlihat pada tabel 5.1 yaitu :
Tabel 5.1
Struktur Organisasi UKP Puskesmas Gubug 1
KEPALA PUSKESMAS
dr. Neneng Astiningsih DU

AUDIT INTERNAL
Filaili Afitriani, Amd.Keb

KETUA TIM MUTU


drg. Sri Rusnita

PENANGGUNG JAWAB UKP


Sriyati, Amd.Keb

Kord. Poli Umum Kord. Laboratorium Kord. PONED Kord. KIA/KB/IVA


dr. Sony Saksono Sri Kamyati, AMK Eny Subekti, Amd.Keb Indah Cahyani, Amd.Keb

Kord. Poli Gigi Kord. Farmasi Kord. Fisioterapi Kord. Rekam Medik
drg. Sri Rusnita Rupmini, S.Farm, Apt Wulan Brury, SST Sisilia R., Amd. PK

Kord. UGD Kord. EKG Kord. Konsultasi Gizi Kord. Sarpras/Kebersihan


dr. Siti Mujianik dr. Sony Saksono Anida Iriana T, S.Gz Ali Mahdum

Kord. Rawat Inap Kord. MTBS Kord. PPI Kord. Pelayanan Ambulan
Elfiana Orfa, Amd.Kep Puji Astutik, Amd.Keb Susilowati, Amd.Kep Huri

14
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VI
URAIAN JABATAN

Uraian tugas/ jabatan pada struktur organisasi di UPTD Puskesmas Gubug 1


mengacu pada Peraturan Bupati No. 52 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Grobogan yaitu :
1. Kepala Puskesmas
a. Kepala UPTD Puskesmas mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan
penyusunan kebijakan dan petunjuk teknis di bidang UPTD, penyusunan
rencana kegiatan UPTD, melaksanakan kegiatan pembinaan dan bimbingan
teknis bidang Puskesmas.
b. Tugas Jabatan Kepala UPTD Puskesmas ;
1) Menyusun program kerja UPTD Puskesmas berdasarkan program kerja
dinas serta hasil evaluasi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan;
2) Menyusun konsep pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat
meliputi upaya promotive, preventif, kuratif, kuratif, dan rehabilitative serta
membina dan mengembangkan peran serta masyarakat di wilayah
kerjanya;
3) Menyelenggarakan pelayanan upaya kesehatan wajib yang terdiri dari
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak serta
KB, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular dan Pengobatan;
4) Menyelenggarakan pelayanan upaya kesehatan pengembangan yang
disesuaikan dengan permasalahan yang ada di Puskesmas dengan
kemampuan Puskesmas yang meliputi Kesehatan Sekolah, Kesehatan
Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Kerja,
Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut,
Kesehatan Pada Remaja, Pembinaan Pengobatan Tradisional dan
Rehabilitasi Medik serta Kesehatan Haji;
5) Menyelenggarakan pelayanan penunjang, pemeriksaan sesuai dengan
kemampuan Puskesmas antara lain laboratorium medis, laboratorium
kesehatan masyarakat, Elekrocardiogram (EKG), Fisioterapi, dan
perawatan rawat inap dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar (PONED) serta Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam;

15
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Sub bagian Tata Usaha dipimpin oleh kepala yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala UPTD. Sub bagian Tata Usaha mempunyai
tugas menyelenggarakan kegiatan sistem informasi Puskesmas,
kepegawaian,rumah tangga dan keuangan.
Sub bagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a. Koordinasi pelaksanaa kegiatan di UPTD Puskesmas Gubug 1;
b. Koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran di UPTD
Puskesmas Gubug 1;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi Sistem
Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.

3. Ketua Tim Audit Internal


Audit internal memiliki tujuan membantu mengevaluasi berbagai kegiatan
yang dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Gubug 1 dan membantu manajemen
Puskesmas dalam memberikan pertanggung jawaban yang efektif. Uraian tugas
tersebut meliputi :
a. Menyusun rencana kerja audit internal UPTD Puskesmas Gubug 1;
b. Menyusun jadwal pelaksanaan audit internal UPTD Puskesmas Gubug 1;
c. Melakukan audit internal kinerja pelayanan UPTD Puskesmas Gubug 1;
d. Menyusun laporan audit internal sesuai format yang ada pada pedoman Audit
Internal;
e. Melaporkan hasil temuan audit kepada Kepala Puskesmas;
f. Mengikuti rapat tinjauan manajemen guna menindak lanjuti hasil temuan audit.
4. Ketua Tim Mutu
Tim mutu bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas
implementasi sistem serta peningkatan pelayanan mutu pelanggan. Uraian tugas
ketua tim mutu yaitu :
a. Menjamin sistem dilaksanakan secara efektif pada semua fungsi;
b. Menjamin sistem manajemen mutu diperbaiki terus-menerus;
c. Melaporkan hasil/ kinerja sistem manajemen mutu;
d. Mengupayakan peningkatan kesadaran/ pemahaman karyawan dalam sistem
manajemen mutu;
e. Mengkoordinasikan kegiatan audit internal.

16
5. Penanggung Jawab Administrasi dan Manajemen (ADMEN)
Sebagai leader dari semua unit kerja di UPTD Puskesmas Gubug 1,
Penanggung Jawab Administrasi dan Manajemen mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Menyusun perencanaan dan penganggaran kesehatan terpadu (P2KT);
b. Memantau proses pelaksanaan dan hasil kegiatan Puskesmas;
c. Evaluasi hasil pelaksanaan (penilaian kinerja);
d. Melaksanakan manajemen peralatan (medik/ non medik);
e. Melaksanakan manajemen obat/ bahan;
f. Melaksanakan manajemen tenaga;
g. Melaksanakan manajemen keuangan;
h. Melaksanakan manajemen pemberdayaan masyarakat;
i. Melaksanakan manajemen data dan informasi;
j. Melaksanakan manajemen program/ upaya;
k. Melaksanakan manajemen mutu.

6. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Upaya Kesehatan Masyarakat terbagi menjadi UKM Essensial dan
Pengembangan yang melaksanakan kegiatan promotif dan preventif pada
masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Penanggung jawab UKM
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan upaya kesehatan masyarakat esensial dan
pengembangan;
b. Pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan masyarakat dan perkesmas
Pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan masyarakat dan pengembangan;
c. Memberi bimbingan teknis ,supervisi dan monitoring upaya kesehatan
masyarakat esensial meliputi promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan KIA/KB yang bersifat UKM, pelayanan gizi yang
bersifat UKM, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
indera yang bersifat UKM, pelayanan gigi anak sekolah yang bersifat UKM;
pelayanan pendidikan kesehatan pada remaja, pelayanan kesehatan dan olah
raga (kesorga), pelayanan kesehatan kerja, pelayanan kesehatan jiwa,
pelayanan usia lanjut dan pelayanan perkesmas;
d. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan upaya kesehatan masyarakat esensial
dan pengembangan.

17
7. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan. UKP mencakup upaya-
upaya promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat
inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap
perseorangan. Uraian tugas penanggung jawab UKP antara lain :
a. Merumuskan kebijakan jenis-jenis layanan klinis;
b. Menyusun jadwal kegiatan pelayanan klinis;
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan klinis yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan;
d. Monitoring / Mengevaluasi kegiatan klinis;
e. Bersama tim mutu merumuskan SOP pelayanan klinis;
f. Meningkatkan mutu keselamatan pasien dan menindak lanjuti laporan insiden
(KTD, KNC,KPC);
g. Mengikuti rapat tinjauan manajemen.

8. Koordinator Unit Layanan Klinis


Koordinator unit layanan klinis dibutuhkan untuk memudahkan koordinasi dan
konsultasi terhadap prosedur kerja masing-masing unit. Koordinator unit layanan
memiliki tugas :
a. Merencanakan kegiatan di masing-masing unit layanan klinis;
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di setiap unit layanan
klinis;
c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap prosedur kerja di setiap unit
layanan klinis;
d. Mencatat dan melaporkan hasil capaian indikator kinerja dan indikator mutu
setiap unit layanan klinis;
e. Menganalisa hasil laporan indikator kinerja dan indiaktor mutu untuk dapat
dilakukan upaya perbaikan disetiap unit layanan klinis;
f. Menyajikan data/informasi yang relevan terkait capaian indikator kinerja dan
indikator mutu dalam bentuk grafik.

18
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja adalah pengaturan hubungan kerja antara satu unit dengan unit
lainnya dalam bentuk koordinasi fungsional, administratif operasional dan atau teknis
operasional. Tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit kerja yang memerlukan
kerjasama. Hal ini akan lebih memperjelas batas tugas pekerjaan dan batas wewenang
antar unit layanan. Penyusunan tata hubungan kerja sesuai dengan langkah-langkah
kegiatan yang jelas dari masing-masing unit layanan.
Tata hubungan kerja mencakup hubungan kerja internal dan eksternal. Hubungan
kerja internal adalah hubungan kerja yang menyangkut hanya unit-unit layanan dalam
suatu organisasi. Sedangkan tata hubungan kerja eksternal mengatur hubungan kerja
antara unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut.

A. Unit Kerja Internal


Unit kerja internal upaya kesehatan perorangan meliputi pelayanan : rekam
medik, poli umum/MTBS, poli gigi, UGD 24 jam, laboratorium, fisioterapi, EKG,
farmasi, PONED, KIA/KB/IVA, rawat inap, ambulan, dan PPI. Dalam melaksanakan
koordinasi antar unit dibutuhkan prosedur yang tepat misalnya dengan rujukan
internal untuk masing-masing layanan, penomoran rekam medik yang terstruktur,
sistem rujukan yang berjenjang dan sebagainya.

B. Unit Kerja Eksternal


Tata hubungan kerja dengan unit kerja lain di luar organisasi adalah hubungan
kerjasama dalam sesuai dengan wewenang masing-masing upaya. Hubungan kerja
UKP dengan Admen meliputi : kebijakan masing – masing unit layanan, uraian tugas
masing-masing staf medis, pendelegasian wewenang dan sebagainya.
Hubungan kerja dengan UKM meliputi kolaborasi tim kesehatan yang
terpadu/interprofesi dalam melaksanakan intervensi lanjut terhadap permasalahn
kesehatan di masyarakat baik secara individu maupun komunitas.
Sedangkan dengan tim mutu berkaitan dengan kredensial staf pelayanan medis,
kepuasaan pelanggan, peningkatan mutu pelayanan dan pencapaian kinerja unit
layanan.

19
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

STANDAR KUALIFIKASI PERSONIL


No Jabatan Pendidikan Pengalaman
STR/SIK/ Pelatihan
Minimal Minimal
1 Penanggung jawab DIII Kesehatan 3 tahun 1. STR/SIK berlaku
UKP 2. Pelatihan KP dan MR

2 Kord. Poli Umum S1 Kedokteran 3 tahun 1. Pelatihan ACLS


Umum 2. STR/SIK berlaku

3 Kord. Poli Gigi S1 Kedokteran 3 tahun 1.


Gigi 2.

4 Kord. UGD S1 Kedokteran 3 tahun 3. Pelatihan ACLS


4. STR/SIK berlaku

5 Kord. Rawat inap DIII 5 tahun 1. STR/SIK berlaku


Keperawatan 2. Pelatihan PPGD

6. Kord. Laboratorium D III Analis 3 tahun 1. STR/SIK berlaku


Kesehatan 2.

7. Kord. Farmasi S1 Farmasi 3 tahun 1. STR/SIK berlaku


2. Pelatihan manajemen obat

8. Kord. EKG S1 Kedokteran 3 tahun 1. SIP/STR berlaku


2.

9. Kord. MTBS D III Kesehatan 1 tahun 1. STR/SIK berlaku


2. Pelatihan SDIDTK/MTBS

10. Kord. PONED D III Kebidanan 1 tahun 1. STR/SIK berlaku


2. Pelatihan APN

11. Kord. Konsultasi Gizi D III Gizi 1 tahun 1. STR/SIK berlaku


2. Pelatihan NCP

12. Kord. PPI D III Kesehatan 1 tahun 1. STR/SIK berlaku


2. Pelatihan PPI

13. Kord. KIA/KB/IVA D III Kebidanan 1 tahun 1. STR/SIK berlaku


2. Pelatihan KB

14. Kord. Rekam Medik D III Perekam 1 tahun 1. STR/SIK berlaku


Kesehatan 2. Pelatihan Perekaman Medik

15. Kord. SLTA/ 1 tahun


Sarpras/Kebersihan Sederajat
16. Kord. Pelayanan SLTA/Sederajat 1 tahun 1. SIM A berlaku
ambulan 2. Pelatihan PPGD

20
BAB IX Kegiatan Kredensial
BAB IX
KEGIATAN KREDENSIAL

A. Kredensial dan Rekredensial


Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan meliputi
dokter, dokter gigi, perawat dan tenaga kesehatan lainnya untuk menentukan
pemberian kewenangan klinis.
Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga kesehatan medis,
paramedis bidan, dan tenaga kesehatan lainnya yang telah memiliki kewenangan
klinis untuk menentukan kelayakan kewenangan klinis tersebut.
Kewenangan klinis tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya adalah
uraian intervensi keperawatan, kebidanan, asuhan gizi, hygiene sanitasi,
fisioterapi, kefarmasian, perekaman medik dan laboratorium yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan berdasarkan area praktiknya.
Penugasan klinis adalah penugasan Kepala Puskesmas kepada tenaga
dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lain untuk melakukan
pekerjaan berdasarkan kewenangan klinis di Puskesmas Gubug 1.

B. Tata Laksana Kredensial


1. Tim Kredensial menerima Surat Pengajuan Kewenangan Klinis.
2. Tim Kredensial melakukan proses penilaian berdasarkan persyaratan yang
diberikan, pengecekan ke unit kerja, observasi langsung dan umpan balik
penerima layanan.
3. Tim Kredensial melakukan penilaian kelayakan dan memberikan rekomendasi
kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas menerbitkan Surat Penugasan Kewenangan Klinis kepada
dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya berdasarkan
rekomendasi dari Tim Kredensial.
5. Tenaga kesehatan dapat mengajukan penambahan kewenangan klinis
kepada Kepala Puskesmas melalui rekomendasi Tim Kredensial.
6. Proses rekredensial dilakukan dengan mengajukan kembali kewenangan
klinis kepada Kepala Puskesmas.

21
BAB X Pertemuan / Rapat
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan atau rapat merupakan alat/media komunikasi kelompok yang bersifat


tatap muka dan sangat penting diselenggarakanuntuk mendapatkan kesepahaman dan
kesepakatan untuk pengambilan keputusan. Menurut frekuensinya rapat dapat
dibedakan menjadi rapat rutin dan rapat insidental. Rapat rutin yaitu rapat yang sudah
ditentukan waktunya, mingguan, bulanan, tahunan, misalnya rapat tinjauan manajemen
setiap 6 bulan sekali, rapat internal UKP sebulan sekali.
Sedangkan rapat insidental yaitu rapat yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung
masalah yang dihadapi dan merupakan masalah yang sangat urgen untuk dipecahkan
bersama, misalnya rapat audit internal, rapat pengaduan pelanggan dan sebagainya.
Tujuan diadakannya pertemuan/rapat yaitu :
1. Untuk memecahkan atau mencari solusi dari suatu masalah.
2. Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan.
3. Sebagai alat koordinasi antar internal atau eksternal unit layanan.
4. Agar peserta dapat ikut berpartisipasi terhadap masalah-masalah yang sedang
terjadi.
5. Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan.
6. Menampung semua permasalahan dari arus bawah (para peserta rapat).

Prosedur pertemuan/rapat yang baik antara lain :


1. Persiapan rapat
a. Membuat surat undangan
b. Menyusun acara/ agenda rapat
c. Menyusun daftar hadir
d. Mempersiapkan tempat dan bahan rapat
e. Persiapan alat (LCD, Sound sistem, Meja, Layar dan lain-lain)
2. Pelaksanaan rapat
a. Pembukaan
b. Pembacaan susunan acara rapat
c. Pembahasan materi rapat
d. Diskusi/ lain-lain
e. Penutup
f. Dokumentasi rapat (foto, undangan, notulen).

22
BAB XI Pelaporan
BAB XI
PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan di Puskesmas merupakan instrumen vital dalam sistim


kesehatan. Informasi tentang kematian, kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di
Puskesmas dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan
keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat Kabupaten/ Kota maupun kecamatan.
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Keluaran dari pencatatn dan pelaporan adalah sebuah data dan
informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.
Jadi, data dan informasi merupakan unsur terpenting dalam Puskemas, karena data dan
informasilah yang akan menunjukkan keberhasilan atau perkembangan Puskesmas.
Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal; pencatan, pelaporan dan
pengolahan; analisis, dan pemanfaatan.
Frekuensi laporan dalam Puskesmas sebagai berikut
1. Laporan Harian
Laporan harian dibutuhkan untuk mencatat hal-hal yang bersifat operasional.
Laporan harian mencakup data kesakitan, Gizi, KIA/KB, imunisasi, penggunaan
obat-obatan dan daftar tilik masing-masing prosedur kerja.
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibutuhkan untuk melihat perkembangan atau peningkatan
capaian kinerja masing-masing unit layanan klinis. Laporan bulanan antara lain
kunjungan Puskesmas, rawat tinggal, kegiatan rujukan pelayanan medik dan
lain-lain.
3. Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan rangkuman kegiatan manajemen upaya
kesehatan perorangan untuk melihat adanya trend atau masalah sebagai acuan
perencanaan kegiatan tahun selanjutnya. Laporan tahunan mencakup data
dasar meliputi fasilitas kesehatan, kesehatan lingkungan, survey kepuasaan
pelanggan, pola ketenagaan dan keuangan Puskesmas.

23
PENUTUP

Penyusunan pedoman upaya kesehatan perorangan UPTD Puskesmas Gubug


1 sebagai aturan dan pedoman untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
meningkatkan kualitas mutu pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat dan
meningkatkan kesejahteraan untuk pegawai UPTD Puskesmas Gubug 1.
Demikianlah semoga bisa bermanfaat dan bisa dijadikan referensi oleh
Puskesmas lain dalam penyusunan pedoman pengorganisasian Puskesmas.

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai