Anda di halaman 1dari 23

SKENARIO 1

DOKTER BARU DI PUSKESMAS

NAMA : Raja Huddin Harahap

NPM : 61114075

dr. Eva Yanti Harahap

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2017/2018
Skenario 1 2 januari 2018

Blok kesehatan okupasi dan manajemen kesehatan

dr. Eva Yanti Harahap

DOKTER BARU DI PUSKESMAS

Dokter Rudi, berusia 27 tahun, baru saja bertugas di puskersmas setelah selesai
pendidikan kedokterannya. Saat ini dokter Rudi bertugas di puskesmas kecamatan
barelang. Kota Batam. Oleh dinas kesehatan Kota Batam, dr. Rudi ditunjuk
sebagai pimpinan puskesmas sebagai pengganti dokter sebelumnya yang
melanjutkan sekolah spesialis. Beberapa bulan bertugas sebagai pimpinan
puskesmas dokter rudi masih terlihat bingung dengan tugas-tugas di puskesmas
terutama dalam manajemen puskesmas, dr. rudi masih harus belajar tentang fungsi
puskesmas.

Dr. rudi juga harus memahami tentang struktur organisasi puskesmas, program-
program di peskesmas dan system pelayanan primer di puskemas. Di puskesmas
dr. rudi belajar juga, harus menguasai manajemen rekam medic yang benar. Dr.
rudi telah merencanakan berbagai kegiatan di kecamatan tersebut berupa upaya
promotif, preventif suatu penyakit pada masyarakat di kecamtan tersebut.
Bagaimana anda menjelaskan kondisi yang di alami oleh dr.rudi?

A. Terminologi Asing
1. Preventif
Preventif adalah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya suatu yang tidak diinginkan.
Ex : pencegahan suatu penyakit

2. Promotif
Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Ex : Sosialisasi kesehatan

3. Sistem pelayanan primer


Sistem pelayanan primer (Primary Health Care) adalah pelayanan
kesehatan esensial yang diselenggarakan berdasarkan tatacara dan
teknologi praktis, sesuai dengan kaedah ilmu pengetahuan serta
diterima oleh masyarakat, dapat dicapai oleh perorangan dan keluarga
dalam masyarakat melalui peran aktif secara penuh dengan biaya yang
dapat dipikul oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tahap perkembangan serta yang didukung oleh semangat kemandirian
dan menentukan diri sendiri
(WHO, 1978)

4. Rekam medic
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah
diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur organisasi Puskesmas?


2. Apa fungsi dari Puskesmas?
3. Apa saja program Puskesmas?
4. Apa tugas dari kepala Puskesmas?
5. Bagaimana bentuk pelayanan primer di Puskesmas?
6. Syarat menjadi pemimpin Puskesmas?

C. Hipotesa
1. Bagaimana struktur organisasi Puskesmas?
Struktur organisasi puskesmas terdiri dari struktur puskesmas
perkotaan dan pedesaan.

2. Apa fungsi dari puskesmas ?


Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa
fungsi Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama: Pertama, sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat
pertama di wilayahnya; Kedua, sebagai pusat penyedia data dan
informasi kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan
perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayahnya, dan; Ketiga, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan
berorientasi pada pengguna layanannya.

3. Apa saja program puskesmas ?


Program puskesmas terdiri dari program pokok dan khusus.

4. Apa tugas dari kepala puskesmas ?


Menjalankan program puskesmas sesuai dengan perundangan yang
telah di tetap kan berdasarkan wilayah kerja.

5. Syarat menjadi pimpinan puskesmas ?


Kompetensi pejabat struktur Puskesmas pasal 22 keputusan mentri RI
nomor 128/Menkes/SK/II/2004
1. Kepala Puskesmas berlatar belakang pendidikan paling sedikit
tenaga medis atau sarjana kesehatan lainnya.
2. Kepala Puskesmas telah mengikuti pelatihan manajemen
Puskesmas dan Pelatihan fasilitatior pusat kesehatan desa.
3. Pelatihan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) harus
dipenuhi sebelum atau paling lama 1 tahun pertama setelah
menduduki jabatan struktural.

D. Skema
Upaya Promotif

Dan Prevetif
Sistem Pelayanan
primer Fungsi

Puskesmas

Manajemen Rekam Program


Medik

Struktur Organisasi

Bag. Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


Spesifik KIA Gizi Promotif Konseling Pengobata P2M
Lokal n

Bagian
Puskesmas
Pembantu
E. Learning Objective

Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang :


1. Struktur Organisasi Puskesmas
2. Manajemen Rekam Medik Puskesmas
3. Sistem Pelayanan Primer Puskesmas
4. Upaya promotif, Preventif dan Kuratif Puskesmas
5. Fungsi Puskesmas
6. Program Puskesmas

F. Pembahasan

1. Struktur Organisasi Puskesmas

a. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi puskesmas dalam permenkes 75 tahun 2014 dibagi


menjadi 3 (tiga) macam sesuai dengan kategori puskesmas. Walaupun
secara umum memiliki kesamaan, namun terdapat beberapa bagian
yang berbeda dari masing-masing kategori puskesmas.
b. Struktur Organisasi Puskesmas Perkotaan

Adapun struktur organisasi puskesmas perkotaan adalah sebagai


berikut:

1). Kepala Puskesmas

Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat


pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua)
tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

2). Kasubag Tata Usaha

Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi


Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.

3). Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan


masyarakat

Membawahi:
1. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2. pelayanan kesehatan lingkungan
3. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4. pelayanan gizi yang bersifat UKM
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

4). Penanggungjawab UKM Pengembangan

Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara


lain:
1. pelayanan kesehatan jiwa
2. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
3. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
4. pelayanan kesehatan olahraga
5. pelayanan kesehatan indera
6. pelayanan kesehatan lansia
7. pelayanan kesehatan kerja
8. pelayanan kesehatan lainnya

5). Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium

Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:


1. pelayanan pemeriksaan umum
2. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4. pelayanan gawat darurat
5. pelayanan gizi yang bersifat UKP
6. pelayanan persalinan
7. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
pelayanan rawat inap
8. pelayanan kefarmasian
9. pelayanan laboratorium

6). Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring


fasilitas pelayanan kesehatan

Membawahi:
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
3. Bidan Desa
4. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

c. Struktur Organisasi Puskesmas Perdesaan

Struktur organisasi puskesmas perdesaan memiliki pola yang sama


dengan puskesmas perkotaan atau tidak ada yang berbeda sama sekali.
Jadi, sebagai acuannya silakan lihat struktur organisasi puskesmas
perkotaan.

Untuk mengetahui kategori Puskesmas, anda dapat membaca tulisan


kami sebelumnya tentang Kategori Puskesmas Berdasarkan Permenkes
75 Tahun 2017.

1). Struktur Organisasi Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil


Struktur organisasi puskesmas terpencil dan sangat terpencil lebih
sederhana karena disesuaikan dengan keterbatasan sumber daya
manusia di Puskesmas kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil.

Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan


Puskesmas di kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil adalah sebagai
berikut:

a). Kepala Puskesmas; dengan kriteria yaitu tenaga kesehatan dengan


tingkat pendidikan minimal diploma tiga bila tidak tersedia tenaga
kesehatan dengan pendidikan sarjana, memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2
(dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

b). Kepala sub bagian Tata Usaha, yang bertanggung jawab membantu
kepala Puskesmas dalam pengelolaan Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga. Bendahara termasuk dalam bagian Tata
Usaha.

c). Penanggungjawab UKM Esensial, UKM Pengembangan dan


Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

d). Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium

e). Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring


fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi:
 Puskesmas Pembantu
 Puskesmas Keliling
 Bidan Desa
 Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

2. Manajemen Rekam Medik Puskesmas

Rekam medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting


yang nantinya
akan diolah menjadi informasi .
Jenis-jenis kartu atau status rekam medis yang ada di Puskesmas
sangat bervariasi,
tergantung sasarannya, sebagai contoh :
 Family Folder
 Kartu Tanda Pengenal
 Kartu Rawat Jalan
 Kartu Rawat Tinggal
 Kartu Penderita & indek Penderita Kusta
 Kartu Penderita & indek Penderita TB
 Kartu Ibu
 Kartu Anak dll
 KMS Balita, anak sekolah, Ibu hamil dan Usila
 Kartu tumbuh Kembang Balita
 Kartu Rumah (sanitasi)

Pasien yang datang ke Puskesmas dapat datang sendiri atau


membawa surat rujukan . Di Unit Pendaftaran, identitas pasien
dicatat di kartu atau status rekam medis dan selanjutnya pasien
beserta kartu atau status rekam medisnya dibawa ke Ruang
Pemeriksaan. Oleh tenaga kesehatan, pasien tersebut
dianamnesia dan diperiksa serta kalau dibutuhkan dilakukan
pemeriksaan penunjang. Akhirnya dilakukan penegakkan
diagnosa dan sesuai kebutuhan,pasien tersebut diberi obat atau
tindakan medis lainnya. Ke semua pelayanan kesehatan ini
dicatat dalam kartu atau status rekam medis. Setiap tenaga
kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan dan atau
tindakan medis harus menuliskan nama dan membubuhi
tandatangannya kartu atau status rekam medis tersebut. Semua
kegiatan ini merupakan kegiatan bagian pertama rekam medis
(PATIENT RECORD). Setelah melalui ini semua, pasien dapat
pulang atau dirujuk. Namun demikian kegiatan pengelolaan
rekam medis tidak berhenti. Kartu atau status rekam medis
dikumpulkan, biasanya kembali ke Ruang Pendaftaran untuk
dilakukan kodeing penyakit dan juga pendataan di buku-buku
register harian yang telah disediakan. Setelah diolah, kartu atau
status rekam medis dikembalikan ke tempatnya di Ruang
Pendaftaran agar lain kali pasien yang sama datang, maka kartu
atau status rekam medisnya dapat dipergunakan kembali.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan bagian kedua rekam
medis yaitu MANAJEMEN berupa rekapitulasi harian,
bulanan, triwulanan, semester dan tahunan dari informasi yang
ada di kartu atau status rekam medis pasien.
Ruang lingkup kegiatan pengolahan dan analisa pada tingkat
puskesmas adalah :

1. Mengkompilasi data dari Puskesmas baik dalam gedung


maupun luar gedung
2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat yang dibedakan atas dalam Wilayah dan luar
wilayah
3. Menyusun kartu index Penyakit
4. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
5. Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan
menggunakan data denominator dll.

Buku-buku register yang ada di Puskesmas tersebut cukup


banyak, seperti :

1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap , bila Puskesmas tersebut mempunyai rawat inap
3. Kesehatan Ibu dan Anak
4. Kohort Ibu
5. Kohort Balita
6. Gizi
7. Penyakit menular
8. Kusta
9. Kohort kasus Tuberculosa
10. Kasus Demam berdarah
11. Pemberantasan Sarang Nyamuk
12. Tetanus Neonatorum
13. Rawat Jalan Gigi
14. Obat
15. Laboratorium
16. Perawatan Kesehatan Masyarakat
17. Peran Serta Masyarakat
18. Keseharan Lingkungan
19. Usaha Kesehatan Sekolah
20. Posyandu
21. dll.

Semua register dikompilasi menjadi laporan bulanan , laporan


bulanan sentinel dan laporan tahunan.
Laporan Bulanan yang harus dilakukan oleh Puskesmas adalah:
 LB1 Data Kesakitan, berasal dari kartu atau status
rekam medis pasien
 LB2 Data Obat-obatan
 LB3 Gizi, KIA, Immusasi , P2M
 LB4 Kegiatan Puskesmas
Laporan Bulanan Sentinel (SST) :
 LB1S Data penyakit dapat dicegah dengan immunisasi
(PD3I),Ispa dan Diare.
Khusus untuk Puskesmas Sentinel (ditunjuk)
 LB2S Data KIA, Gizi,Tetanus Neonatorum dan, PAK,
khusus untuk Puskesmas dengan TT
Laporan Tahunan :

 LSD1 Data Dasar Puskesmas


 LSD2 Data Kepegawaian
 LSD3 Data Peralatan
Seluruh laporan tersebut merupakan fakta yang digunakan
untuk proses perencanaan. Puskesmas demi menunjang
peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu.

3. Sistem Pelayanan Primer Puskesmas

a. definisi

Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat dipakai


untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua
penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima,
terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa
diraih, yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta
kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi
masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.

Adalah Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda


dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta deengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan
menntukan nasib sendiri ( self Determination )
b. sejarah

Gerakan PHC dimulai resmi pada tahun 1977, ketika sidang kesehatan
WHO ke 30. Pada konferensi international 1978 di Alma Alta ( Uni
Soviet) pada tanggal 12 September 1978, ditentukan bahwa tujuan agar
menemukan titik temu dengan PHC. Resolusi dikenal dengan Health For
All by the Year 2000 ( HFA 2000) atau sehat untuk semua di tahun 2000
adalah merupakan target resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam
WHO.

Pada tahun 1981 setelah diidentifikasi tujuan kesehatan untuk semua


dan startegi PHC untuk merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator
global untuk pemantauan dan evaluasi yang dicapai tentang sehat untuk
semua pada tahun 1986. Indikator tersebut adalah :

1. Perkembangan sosial dan ekonomi

2. Penyediaan pelayanan kesehatan status kesehatan

3. Kesehatan sebagai objeck atau bagain dari perkembangan sosial


ekonomi.

Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha


perawatan PHC adalah Dr. Amelia Mengny Maglacas pada tahun 1986.

c. Konsep pelayanan kesehatan primer

Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial


yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan
keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas
jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan
kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana
konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut
serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.

d. tujuan PHC

1. tujuan umum

Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang


diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan.

2. tujuan khusus

a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan pendudukan yang dilayani


b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani

c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang


dilayani

d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan


sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

e. fungsi PHC

1. Pemeliharaan kesehatan

2. pencegahan penyakit

3. diagnosis dan pengobatan

4. pelayanan tindaj lanjut

5. pemberian sertifikat

f. tiga unsure utama PHC

1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan

2. melibatkan peran serta masyarakat

3. melibatkan kerjasama lintas sektoral

g. lima prinsip dasar PHC

1. Pemerataan upaya kesehatan

2. Penekanan pada upaya preventif

3. Menggunakan tehnologi tepat guna

4. melibatkan peran serta masyarakat

5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

h. delapan element PHC

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan


penyakit serta pengendaliannya

2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi


3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama

6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat

7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa

8. Penyediaan obat-obat essensial

i. cirri-ciri PHC

1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat

2. Pelayanan yang menyeluruh

3. Pelayanan yang terorganisasi

4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun


masyarakat

5. Pelayanan yang berkesinambungan

6. Pelayanan yang progresif

7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga

8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah wsatu aspek saja

j. tanggung jawab pelayanan perawat terhadap PHC

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan


implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluaraga dan individu

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri


pada masyarakat

4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan


kesehatan dan kepada masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.


4. Upaya Promotif, Preventif dan Kuratif

Upaya promotif dan Preventif Menurut Leavel dan Clark

1. Pengertian Promotif dan Preventif

a. Secara Umum

1) Upaya promotif adalah untuk meningkatkan status atau derajat


kesehatan yang optimal, dan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam pelayanan antenatal yang ada, dengan menitikberatkan
pada kegiatan promotif.

2) Upaya preventif merupakan upaya promosi kesehatan untuk


mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah kelompok dengan
resiko lebih tinggi.

b. Menurut Leavell and Clark

Upaya promotif san preventif merupakan suatu pendidikan kesehatan,


dimana suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan
berupa suatu kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya.

2. Manfaat Upaya Promotif dan Preventif (Leavel and Clark)

a. Menurunkan angka kesakitan

b. Meningkatkan presentase kasus yang di deteksi dini

c. Menurunkan kejadian komplikasi

d. Meningkatkan kualitas hidup

3. Upaya Promotif dan Preventif menurut Leavell and Clark

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the


Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit
dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan
pada masa sakit.

Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

a. Masa sebelum sakit

1) Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)


2) Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (
spesific protection

b. Pada masa sakit

1) mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta


mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and
prompt treatment)

2) Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan


gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit
(disibility limitation)

3) Rehabilitasi (rehabilitation)

MEMPERTINGGI NILAI KESEHATAN (HEALTH PROMOTION)

Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada


umumnya. Beberapa usaha diantaranya :

· Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.

· Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan


air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah,
kotoran dan air limbah dan sebagainya.

· Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

· Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian


yang baik

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP SUATU


PENYAKIT (SPECIFIC PROTECTION)

Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit


tertentu. Beberapa usaha diantaranya adalah :

· Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu

· Isolasi penderita penyakit menular

· Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum


maupun di tempat kerja
MENGENAL DAN MENGETAHUI JENIS PENYAKIT PADA
TINGKAT AWAL SERTA MENGADAKAN PENGOBATAN
YANG TEPAT DAN SEGERA

Tujuan utama dari usaha ini adalah :

· Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap


jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan
segera

· Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya


menular

· Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit

Beberapa usaha diantaranya :

· Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan


pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb,
serta memberikan pengobatan

· Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita


penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya
timbul dapat diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang
lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb.

· Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat


mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari
pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya
usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat
serta keahlian tenaga kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada
kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan
menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan
mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker
(neoplasma) yang terlambat. Kemungkinan kecacatan terjadi lebih
besar penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya untuk pengobatan
dan perawatan menjadi lebih besar.

PEMBATASAN KECACATAN DAN BERUSAHA UNTUK


MENGHILANGKAN GANGGUAN KEMAPUAN BEKERJA
YANG DIAKIBATKAN SUATU PENYAKIT

Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan


pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh
kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah
agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari
alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

REHABILITASI (REHABILITATION)

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke


dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri
atas :

a. Rehabilitasi fisik.

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik


semaksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah
kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu
denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki
yang sesungguhnya.

b. Rehabilitasi mental.

Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan


perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan
dengan terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau
gangguan mental.untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan
bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.

c. Rehabilitasi social vokasional.

Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam


masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidak mampuannya.

d. Rehabilitasi aesthetis

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa


keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata
palsu.

Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat,


memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat
untuk dapat mengerti dan memahami keandaan mereka (fisik mental
dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses
penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan
falsafah pancasila yang berdasarkan unsure kemanusian dan keadailan
social. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap
warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata,
melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.

5. Fungsi Puskesmas

Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa


fungsi Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama: Pertama, sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat
pertama di wilayahnya; Kedua, sebagai pusat penyedia data dan
informasi kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan
perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayahnya, dan; Ketiga, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan
berorientasi pada pengguna layanannya.

Artinya, upaya kesehatan di Puskesmas dipilah dalam dua kategori


yakni : Pertama, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer yakni
puskesmas sebagai pemberi layanan promotif dan preventif dengan
sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan; Kedua,
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan perseorangan primer
dimana peran Puskesmas dimaknai sebagai gate keeper atau kontak
pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai
dengan standard pelayanan medik.

6. Program Puskesmas

A. Program Pokok Puskesmas :

Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan


dan pengalaman penulis, antara lain:

1. Promosi Kesehatan (Promkes)

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Sosialisasi Program Kesehatan

Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :


Surveilens Epidemiologi

Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA,


Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies

3. Program Pengobatan :

Rawat Jalan Poli Umum

Rawat Jalan Poli Gigi

Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan

Unit Gawat Darurat (UGD)

Puskesmas Keliling (Puskel)

4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga


Berencana),

Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun

5. Upaya Peningkatan Gizi

Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi

6. Kesehatan Lingkungan :

Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA


(sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum),
Institusi pemerintah

Survey Jentik Nyamuk

7. Pencatatan dan Pelaporan :

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :


Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan
tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material
puskesmas dalam melakukan pelayanan

1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan

2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus

3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan

4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling

5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil

6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pusat Promosi Kesehatan.


Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta.

Prasetyo, Erwin Edhi dan Widjianto, Thomas Pudjo. 2012. Papua Kurang Ribuan
Bidan. Kompas.

Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai