Anda di halaman 1dari 13

STUDI KASUS

TENTANG PENERAPAN ILMU DAN KAJIAN MANAJEMEN PUBLIK


DI PUSKESMAS BAJENG

Tugas Final Tes Oleh Dr. Sulaeman Fattah, M.Si

DISUSUN
OLEH : INDRAYANI SYAHRIR
NPM : M 012022044

POLITEKNIK STIA LAN


PROGRAM MAGISTER TERAPAN ADMINISTRASI KESEHATAN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi
untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga
dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi pelayanan
kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2003),
manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan
dan non-petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Herlambang &Murwani,
2012).
Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas, akan diapresiasi oleh
masyarakat luas selaku pengguna layanan jika pelayanan kedua institusi pelayanan kesehatan
tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen
sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa menyediakan
pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua institusi pelayanan tersebut harus
menerapkan prinsip-prinsip manajemen (Muninjaya, 2012).
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan berbagai upaya pelayanan
kesehatan dasar dan berperan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan guna meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat di wilayah kerjanya agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan
tersebut agar dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga pada gilirannya
menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien diperlukan manajemen Puskesmas.
Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien
menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di Indonesia agar tetap eksis ditengah
persaingan glonal yang semakin kuat. Salah satu strategi yang paling tepat dalam mengantisipasi
adanya persaingan terbuka melalui pendekatan mutu paripurna yang berorientasi pada proses
pelayanan bermutu dan hasil pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau
pasien.

2
BAB II
MANAJEMEN STRATEGI
PUSKESMAS BAJENG

A. Gambaran Umum Puskesmas Bajeng


Puskesmas Bajeng berada di Ibu Kota Kecamatan Bajeng yang merupakan salah satu
bagian wilayah dari Kabupaten Gowa, terletak di sebelah Selatan Kota Sungguminasa yang
merupakan Ibukota Kabupaten Gowa.
Dari segi geografis Kecamatan Bajeng terdiri dari dataran dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Palangga
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Takalar
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bontonompo
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bajeng Barat
Puskesmas Bajeng merupakan wilayah dataran yang memiliki wilayah seluas 34,39
KM2 atau 57,23 % dari luas wilayah Kecamatan Bajeng, Puskesmas Bajeng mempunyai 10
wilayah Desa/Kelurahan dengan Desa yang terluas adalah Desa Tangkebajeng dengan luas
6,35 KM2 atau 18,46% dari luas wilayah Kerja Puskesmas Bajeng , Untuk Desa/Kelurahan
terkecil adalah Kelurahan Mataallo dengan luas wilayah 1,53 KM2 atau 4,45% dari luas
wilayah kerja Puskesmas Bajeng.
Akses dari Ibu Kota Kecamatan keseluruh Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Bajeng relatif mudah karena semua Desa/Kelurahan dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat
B. Manajemen Strategi
1. Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Bajeng melakukan upaya kesehatan yang bersifat Promotif, Preventif,
Kuratif dan Rehabilitatif dalam mewujudkan ketiga fungsi pokok pelayanan. Bertolak
dari keempat pelayanan tersebut diatas maka usaha pokok Puskesmas Bajeng
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), meliputi:
a. Kesehatan Keluarga, terdiri dari
1) Kesehatan Ibu dan Anak
2) Keluarga berencana
3) Gizi
4) Kesehatan Lanjut Usia
5) Upaya Kesehatan Sekolah
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit, terdiri dari :
1) Survailance
2) TB-Kusta
3) ISPA
3
4) Malaria
5) Diare
c. Peran serta Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan, terdiri dari :
1) Kesehatan Lingkungan
2) Promosi Kesehatan dan PSM
3) DBD
2. Upaya Kesehatan perorangan (UKP), meliputi :
a. Pengobatan dan Perawatan, terdiri dari :
1) Pengobatan Umum
2) Pengobatan gigi dan mulut
3) Rujukan/Administrasi
4) Perawatan (Rawat Inap)
5) Instalasi Gawat Darurat
b. Penunjang
1) Farmasi
2) Laboratorium
2. Visi, Misi Dan Strategi Puskesmas Bajeng
1. VISI : “Terwujudnya peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat menuju
layanan prima dalam menunjang Kabupaten Gowa Sehat”.
2. MISI :
a. Peningkatan profesionalisme petugas
b. Pengembangan manajemen Puskesmas
c. Peningkatan sarana dan prasarana Puskesmas
d. Peningkatan upaya kemitraan
e. Peningkatan kemandirian lokal
3. STRATEGI
a. Meningkatkan kwalitas SDM melalui pendidikan dan latihan
b. Pengembangan kebijakan program kerja Puskesmas
c. Meningkatkan mutu perencanaan
d. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan kemasyarakatan
e. Meningkatkan motivasi staf Puskesmas
C. Manajemen Operasi
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Penerapan manajemen sumber daya manusia Puskesmas Bajeng di unit pelaksana
teknis merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki
dan diarahkan untuk mencapai tujuan Puskesmas Bajeng secara efektif, efisien, produktif
dan bermutu. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dari data dasar dan pencapaian
kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Sumber daya manusia/ tenaga kesehatannya yang sudah mencukupi.
2. Manajemen Produksi
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang
4
Kepala Puskesmas yang merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai
berikut (Depkes, 2014):
1) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat
2) Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
3) Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas Bajeng telah memenuhi kriteria tersebut dan bertanggungjawab
atas seluruh kegiatan di Puskesmas serta telah merencanakan dan mengusulkan
kebutuhan sumber daya puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa.
Struktur Organisasi Puskesmas Bajeng terdiri :
1) Kepala Puskesmas.
2) Kepala sub bagian tata usaha.
3) Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
4) Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium.
5) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Manajemen Pemasaran
Puskesmas Bajeng melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP), disamping itu terdapat beberapa kegiatan pelaporan lain yang
menjadi tugas Puskesmas Bajeng, yaitu P-Care untuk melaporkan kinerja Puskesmas
sebagai FKTP BPJS, Laporan SPJ untuk pemanfaatan DAK Non-fisik. Kegiatan
manajemen lainnya yang penting adalah meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas
melalui kegiatan Puskesmas Keliling dan Kunjungan ke Posyandu (1 x sebulan untuk
masing-masing Posyandu). Sesuai Permenkes No.46 Tahun 2016 tentang akreditasi
Puskesmas, Puskesmas Bajeng telah melalui proses akreditasi dengan predikat Paripurna
di tahun 2019.
4. Manajemen Keuangan
Sesuai dengan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (diubah menjadi UU No.32 dan 33
tahun 2004) tentang pemerintah daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah,
dana pembangunan kesehatan berasal dari tiga sumber yaitu (Muninjaya, 2012) :
1) Pemerintah (APBN), yang disalurkan ke daerah dalam bentuk DAU ( Dana Alokasi
Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Dengan diberlakukannya otonomi daerah,
porsi dana sector kesehatan yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat
juga masih tetap membantu pelaksanaan program kesehatan melalui bantuan dana
dekonsentrasi, khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.
2) APBD yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), baik yang bersumber
dari pajak maupun penghasilan badan usaha milik Pemda. Mobilisasi dana kesehatan
juga bisa bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi
pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan. Dana pembangunan
kesehatan yang diserap dari berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor
kesehatan yang diserap oleh dinas kesehatan.
5
3) Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan) untuk
investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.
5. Manajemen Mutu
Untuk meningkatkan motivasi kerja staf Puskesmas Bajeng, sistem intensif
diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu Kepala
Puskesmas memberikan penghargaan kepada staf yang berprestasi dengan tujuan
membantu meningkatkan motivasi kerja mereka.
Untuk manajeman personalia di Puskesmas Bajeng, Puskesmas tidak diberikan
wewenang untuk mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan dana sendiri untuk
membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak mengusulkan kebutuhan staf (jumlah
dan jenis) ke Dinkes kabupaten/kota.
Pertemuan antara pimpinan dengan staf diadakan secara rutin dalam pertemuan rutin
minilokarya bulanan dan pertemuan dengan lintas sektor diadakan dalam tiga bulan
sekali yaitu di pertemuan lintas sektor.
6. Manajemen Logistik
1) Sarana dan Prasarana
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya
berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas Bajeng
(LKMP). Kebutuhan logistik Puskesmas Bajeng disediakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Gowa dan BKKBN (khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah
dialokasikan setiap tahun.

6
BAB III
KAJIAN PERKEMBANGAN PARADIGMA MANAJEMEN PUBLIK DALAM
PRAKTIK DI PUSKESMAS BAJENG

A. Paradigma Manajemen Puskesmas Bajeng


Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi/
instansi.Organisasi modern sebagian besar telah menerapkan manajemen dalam setiap
kegiatannya, baik secara sederhana maupun menyeluruh. Manajemen yang baik akan
memudahkan terwujudnyatujuan instansi, aparatur dan masyarakat. Dengan manajemen,
daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.
Paradigma baru Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di era-desentralisasi,
Puskesmas merupakan unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan yang
merupakan unit pelaksana tehnis dinas (UPTD). Kriteria umum yang dimiliki diantaranya
memiliki rencana, program dan kegiatan pengembangan yang berkelanjutan
dengan didukung oleh tiga faktor yaitusumber daya manusia, anggaran dan sarana dan
prasarana kerja.
Puskesmas Bajeng sebagai organisasi pemerintah telah lama menerapkan manajemen
dalamsetiap proses aplikasi kegiatan. Sistem Imformasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
merupakan salah satu perwujudan penerapan manajemen dalam pencapaian setiap tujuan
Puskesmas. Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas telah lama
diterapkan seiring dengan makin berkembangnya Puskesmas ke era- desentralisasi. Setiap
kebijakan yang dijalankan harus didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia bidang
kesehatan yang ada. Profesi kesehatan juga telah berkembang menjadi jabatan fungsional
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yang jelas sesuai tingkat keahlian atau profesi yang
dijabatnya.
B. Unsur Manajemen Puskesmas Bajeng
1. MAN merupakan sumber daya manusia di Puskesmas yang terdiri dari : Kepala
Puskesmas, Dokter, Dokter gigi, Ahli Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Perawat,
Bidan, Analis Kesehatan,Perawat gigi,Sanitarian, Ahli Gizi ( Nutrisionis ) dan lainnya
2. MONEY, merupakan unsur pembiayaan atau anggaran di Puskesmas. Uang masuk
dapat berupa uang operasional kegiatan rutin Puskesmas pertriwulan, uang operasional
kegiatan luar gedung Puskesmas, Uang Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin
(Jamkesmas) maupun uang pengembalian jasa pelayanan kesehatan dasar (PKD) 24 jam
bersubsidi. Uang Keluar adalah uang yang digunakan sebagai pengeluaran kegiatan rutin
Puskesmas, dalam gedung maupun luar gedung yang pembukuannya dilakukan oleh
Bendaharawan Pengeluaran Puskesmas.
3. METHODE, merupakan cara-cara yang dijalankan Puskesmas Bajeng untuk mencapai
tujuanorganisasi/ misi Puskesmas, yaitu dengan penerapan pendekatan Basix Six (6
upaya kesehatan wajib) meliputi : Promosi Kesehatan, Peningkatan Gizi
Masyarakat, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) , Pengobatan, Kesehatan ibu dan
anak dan Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Lingkungan . Selain itu, dalam upaya

7
pendekatan spesifik kepada masyarakat sekitar telah diterapkan upaya kesehatan
pengembangan dan Inovatif, seperti Unit Gawat Darurat 24 jam di Puskesmas Bajeng.
4. MACHINES, merupakan sarana kesehatan yang digunakan Puskesmas Bajeng
untuk mencapai tujuan organisasi seperti : Gedung Puskesmas Bajeng, UGD Puskesmas
Bajeng, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa (POSKESDES), Pondok Bersalin
Desa (POLINDES), Mobil Puskesmas Keliling.
5. MATERIALS, merupakan prasarana kesehatan atau bahan-bahan yang digunakan untuk
pelayanan seperti : alat-alat kesehatan , alat-alat laboratorium kesehatan sederhana,
materi penyuluhan kesehatan , buku-buku petunjuk .
6. MARKET, merupakan sasaran/ pasar yang akan diberikan pelayanan, yaitu masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan baik yang sehat maupun yang telah sakit.
7. MINUTES/ TIME , adalah waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Dalam penerapan manajemen, Puskesmas Bajeng telah secara rutin
melakukan perencanaan waktu pencapaian tujuan yang dirumuskan pada Minilokakarya
Puskesmas. Pelaporan hasil pencapaian kegiatan tahunan tadi dirumuskan berupa
Laporan Tahunan Puskesmas dan LaporanPenilaian Kinerja Puskesmas.
C. Dasar-Dasar Manajemen Puskesmas Bajeng
Sebagai organisasi pemerintah, penerapan dasar-dasar manajemen di Puskesmas Bajeng
tidak terlepas dengan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, misalnya
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian, Undang-
undang Nomor 43Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 8 Tahun 1977
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Permenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakkan dasar Puskesmas, Puskesmas di Kabupaten Gowa dan Kepmenkes nomor
1457/MEMKES/SK/X/2003tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan.
D. Bidang Dan Sistem Manajemen Puskesmas Bajeng
Penerapan manajemen di Puskesmas Bajeng selama ini lebih mengarah kepada
Manajemen Sumber Daya Manusia dengan pendekatan berdasarkan keahlian/ profesi,
manajemen perkantoran berdasarkan SIMPUS dan Manajemen Mutu dengan pendekatan
berdasarkan prosedur tetap (protap), standar mutu pelayanan. Sebagai organisasi modern,
Puskesmas Bajeng menerapkan sistem manajemen terbuka (partisipasi) berdasarkan tife
manajemen professional.
E. Wewenang
Dengan paradigma baru dimana Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD), Puskesmas Bajeng saat ini dipegang oleh seorang Kepala UPT Puskesmas
sederajat dengan pejabat eselon IVa. Dalam penerapan wewenang menggunakan
desentralisasi karena sebagian besar Kepala Puskesmas juga merupakan tenaga profesi yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

8
BAB IV
ANALISIS TENTANG KUALITAS PENERAPAN PERKEMBANGAN ILMU DAN
KAJIAN MANAJEMEN PUBLIK
DI PUSKESMAS BAJENG

A. Sumber Daya Manusia


Sebagai organisasi pemerintah, SDM kesehatan merupakan pegawai atau aparatur
pemerintah sehingga manajemen yang mengaturnya lebih mengarah kepada manajemen
kepegawaian atau manajemen personalia. Unsur MAN pada manajemen kepegawaian
berpegang pada peraturan perundang-undangan kepegawaian yang berlaku saat ini. Karena
dipandang sebagai manajemen kepegawaian, menurut SP Hasibuan (2008) memiliki
perbedaan dengan manajemen SDM.
Manajemen personalia memiliki berbagai macam pengertian ,diantaranya:
1. Manajemen personalia adalah penyedia kepemimpinan dan pengarahan para karyawan
dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka ( Dale Yoder ).
2. Manajemen personalia adalah lapangan manajemen yang bertalian dengan
perencanaan, pengooganisasian dan pengendalian bermacam-macam fungsi pengadaan,
pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga:
a. Tujuan untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara efisien dan efektif.
b. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat optimal.
c. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik (Michel J.Jucius).
Pemerintah menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan yangdijalankan oleh
Puskesmas. Modal yang diinvestasikan pemerintah tadi dapat berupa anggaranatau
pembiayaan operasional kegiatan Puskesmas, biaya subsidi pelayanan kesehatan dasar
dan biaya subsidi Jaminan kesehatan masyarakat miskin.
Tenaga pelayan kesehatan di Puskesmas Bajeng merupakan kekayaan utama (asset) yang
menentukan baik buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan. Kualitas dan kuantitas
tenaga kesehatan sebanding dengan beragamnya keahlian / profesi yang ada di Puskesmas.
Semakin banyak tenaga kesehatan maka pelayanan menjadi efisien karena pelayanan menjadi
cepat, mudah ditemui dan terarah. Semakin beragam profesi yang ada maka pelayanan
kesehatan menjadi efektif karena semakin beragam jenis pelayanan kesehatan yang dapat
diberikan.
B. Manajemen Produksi/ Pelayanan Kesehatan
Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan dapat diukur melalui Indek Potensi
Tatanan Sehat (IPTS), yaitu :
1. Tatanan Sekolah ( TK,SD, SMP, Madrasah , Pesantren ).
2. Tatanan Tempat Kerja ( Kantor, Pabrik, Tempat kerja di pertanian, perkebunan industri
rumahtangga).
3. Tatanan tempat- tempat umum ( Pasar, tempat ibadah, warung ).

9
C. Manajemen Keuangan / Pembiayaan
Manajemen keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dalam suatu organisasi atau pun
institusi. secara umum manajemen keuangan adalah ilmu dan seni mengelola uang, tepatnya
bagaimana mendapatkan uang dan bagaimana mengalokasikan uang dengan tepat.
Sedangkan puskesmas, menurut Keputusan Menteri Kesehatan no 128 tahun 2004 adalah
unit penyelenggara teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Uraian tugas pengelola keuangan Puskesmas Bajeng
1. Bendahara Penerima :
a. Melaksanakan pengelolaan penatausahaan keuangan dengan tertib sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
b. Mengurus penerimaan,menyimpan, membukukan ,menyetorkan uang yang berada
dalam pengelolaannya, serta menyusun laporan.
c. Menyiapkan buku kas umum
d. Menyelenggarakan kepengurusan keuangan (menerima, menyimpan, mengeluarkan)
e. Menyelenggarakan pembukuan
f. Membuat dan menyampaikan laporan keuangan kepada instansi yang berwenang
2. Bendahara Pengeluaran:
a. Melaksanakan pengelolaan penatausahaan keuangan dengan tertib sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
b. Mengurus pengeluaran,membuat SPJ, membukukan , keuangan yang berada dalam
pengelolaannya,serta menyusun laporan.
c. Menyiapkan buku kas umum
d. Menyelenggarakan kepengurusan keuangan yang berwenang
3. Bendahara BOK:
a. Melaksanakan kegiatan BOK sesuai dengan perencanaan hasil dari lokakarya mini
puskesmas.
b. Mengelola dana Bok sesuai dengan petunjuk teknis BOK secara bertanggung jawab
dan transparan.
c. Melaporkan realisasi dana BOK Tingkat Kabupaten/kota.
d. Melaporkan capaian kegiatan setiap bulan di minlok
e. Melaksanakan administrasi peng SPJ an atas kegiatan yang sudah dilaksanakan
f. Melaksanakan perencanaan kedepan atas kegiatan program UKM yang berwenang
4. Bendahara JKN / BPJS:
a. Melaksanakan kegiatan Keuangan BPJS sesuai dengan perencanaan hasil dari
lokakarya mini puskesmas.
b. Mengelola dana JKN sesuai dengan petunjuk teknis JKN secara bertanggung jawab
dan transparan.
c. Melaporkan realisasi belanja dana JKN ke Tingkat Kabupaten/kota.
d. Ikut serta dalam penyusunan RKA dan DPA untuk penganggaran perencanaan
Puskesmas

10
D. Manajemen Mutu
Memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga adalah segala fasilitasi yang
bersifat non–instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat.
Memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama pada era desentralisasi ini, program
puskesmas dibedakan menjadi program kesehatan dasar dan program kesehatan
pengembangan.
Program Kesehatan dasar di Puskesmas Bajeng adalah program minimal yang harus
dilaksanakan yang dikemas dalam “ basic Six “, yaitu:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
4. Perbaikan Gizi
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan
E. Manajemen Logistik/ Sarana dan Prasarana Alat Kesehatan
Program pengembangan / inovatif yang dijalankan di Puskesmas Bajeng adalah
Puskesmas dengan fasilitas UGD (Unit Gawat Darurat) ,Program Mata dan jiwa , Kehatan
Gigi, Perkesmas, Kesehatan Lansia.

11
BAB V
HAMBATAN DAN TANTANGAN PENERAPAN ILMU DAN PRAKTIK
MANAJEMEN PUBLIK DI PUSKESMAS BAJENG

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dari data dasar dan pencapaian kegiatan yang
dilaksanakan di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Puskesmas Bajeng memiliki wilayah kerja yang meliputi 10 desa dan kelurahan yang terdiri
dari 6 desa, dan 4 Kelurahan.
2. Jumlah Sarana kesehatan ( Bangunan kesehatan) cukup memadai, karena disetiap desa
hampir semuanya sudah terdapat Pustu dan Polindes/Poskesdes.
3. Sumber daya tenaga yang sudah mencukupi
4. Prasarana alat kesehatan yang masih minim berupa tempat tidur yang rusak dan ada pustu
yang masih menumpang di kantor desa.
5. Kunjungan pasien rawat jalan terdiri dari :
1) JKN/BPJS/KIS
2) Umum
Untuk penerapan manajemen yang lebih baik kedepannya Puskesmas Bajeng masih
membutuhkan beberapa yaitu :
1. Masih perlunya penambahan sarana kesehatan seperti tempat tidur dan bangunan pustu
Bontosunggu.
2. Perlunya peningkatan kerjasama Lintas sector untuk memenuhi target yang belum tercapai
hingga akhir tahun.
3. Masih perlu dilakukan renovasi bangunan puskesmas, mengingat puskesmas Bajeng adalah
puskesmas tertua di kabupaten Gowa dan kondisi fisik bangunan sudah sangat membutuhkan
perhatian khusus.
4. Diharapkan agar pemegang program disesuaikan dengan disiplin ilmu pegawai yang ada .
5. Diharapkan agar pegawai di puskesmas Bajeng bekerja sesuai dengan Tupoksi masing-
masing sehingga tidak terjadi rangkap jabatan dan pekerjaan.
6. Perlunya tempat khusus untuk menampung kritik dan saran dari pasien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ida Herawati,dkk , Manajemen Pelayanan Kesehatan, Malang; 2021


Jasmen Manurung, dkk,Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Medan:2021
Departemen Kesehatan. 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta.Dinata, A. 2018.
Profil Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2021
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional (SKN)
Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang pelayanan kesehatan
Sitorus, E., dan Nurwahyuni, A. 2017.Analisis Pembiayaan KesehatanBersumber
Pemerintah di Kota Serang Tahun 2014-2016.
https://www.researchgate.net/publication/350810020_MANAJEMEN_PELAYANAN_K
ESEHATAN
https://rdadhyanidewi.blogspot.com/2015/07/makalah-manajemen-kesehatan-
manajemen.html
https://www.academia.edu/37067644/PMK_No_44_ttg_Pedoman_Manajemen_Puskesma
s_1_
https://www.selasar.com/manajemen-puskesmas/

13

Anda mungkin juga menyukai