TAHUN 2022
Disusun oleh :
dr. Irfana Efendi
Pendamping:
dr. Dewy Mismarita
NIP. 196303071989102001
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena hanya
atas rahmat dan izin-Nya saya dapat menyelesaikan evaluasi program ini. Evaluasi
program ini merupakan hasil kegiatan yang saya lakukan sebagai dokter internsip
di Puskesmas Kelurahan Jagakarsa I. Begitu banyak dukungan dan bantuan yang
saya terima dari banyak pihak. Untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kepala Puskesmas Kelurahan Jagakarsa I sekaligus dokter pendamping
internsip atas bimbingan dan bantuannya
2. Staff Puskesmas Kelurahan Jagakarsa I atas bantuan dan kerjasamanya
3. Teman-teman sejawat dokter internsip atas bantuan dan dukungannya.
Akhir kata saya berharap semoga evaluasi program ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Mutu suatu pelayanan tidak terlepas dari adanya suatu standar acuan yang
dijadikan pedoman untuk memberikan pelayanan. Pemerintah dalam mendukung
pelayanan yang bermutu yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan. Pencapaian target SPM dengan program prioritas lainnya menjadi
indikator bagi Pemerintah Daerah untuk menilai baik atau tidaknya kinerja Kepala
Daerah dalam melaksanakan tugas dengan adanya reward dan punisment.
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis
dinas kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, puskesmas adalah salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tolak ukur dari pembangunan
kesehatan. Puskesmas memiliki tugas untuk melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas
untuk mewujudkan kecamatan sehat, puskesmas menyelenggarakan fungsi
penyelenggaraan UKM (Upaya kesehatan Masyarakat) tingkat pertama, dan
penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara lebih merata,
bermutu dan sesuai dengan kondisi kesehatan masyarakat yang berada
disekitarnya agar tercapai kemampuan hidup sehat bagi masyarakat untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Selain itu pelayanan kesehatan
masyarakat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/ atau
masyarakat.
Planning LINGKUNGAN
Actuating - Kondisi pandemi COVID-19 dan
Eksekusi program
takut keluar rumah
INPUT Perencanaan intervensi langsung
- Jarak Puskesmas cukup jauh dari
Man jadwal program ke masyarakat
salah satu wilayah kerjanya
Tidak ada masalah dengan melakukan belum optimal di
Money kunjungan awal masa pandemi
Tidak ada masalah neonatus
Method
Alat peraga penyuluhan OUTPUT
perawatan neonatus belum PROSES Perawatan
memadai Neonatus
Material yang salah
Tidak ada masalah
Market
Kurangnya pemahaman ibu Tidak ada masalah Pelaporan neonatus
terhadap informasi yang baru lahir di
diberikan wilayah kerja
Puskesmas belum
optimal
Masih adanya
Organizing Controlling &
keluarga yang
Evaluating
melakukan
perawatan yang
salah. (misal:
membubuhi tali
pusat dengan
ramuan
4.1.3.2 Prioritas Penyebab Masalah Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Berdasarkan analisis penyebab masalah, didapatkan beberapa faktor mulai
dari komponen input, proses, dan lingkungan yang mempengaruhi output berupa
rendahnya pelayanan kesehatan bayi baru lahir di Puskesmas Kelurahan Jagakarsa
I. Agar dapat fokus memecahkan suatu penyebab masalah, maka perlu ditentukan
prioritas penyebab masalah. Penentuan prioritas penyebab masalah ini dilakukan
dengan menggunakan kriteria matriks ITR (Importance, Technical Feasibility,
Resources Availability). Metode ini dilakukan dengan cara memberikan penilaian
dari skala 1-5 pada setiap faktor penyebab, lalu masing-masing kriteria dikalikan.
Faktor yang memiliki total nilai tertinggi merupakan prioritas penyebab masalah.
Planning LINGKUNGAN
Actuating - Kondisi pandemi COVID-19 dan
Eksekusi program
INPUT takut keluar rumah
Perencanaan intervensi langsung
- Jarak Puskesmas cukup jauh dari
Man jadwal program ke masyarakat
salah satu wilayah kerjanya
Tidak ada masalah dengan melakukan belum optimal di
Money pemeriksaan berat masa pandemi
Tidak ada masalah badan balita
Method berkala
OUTPUT
Langkah-langkah yang
tercantum di buku tumbuh Cakupan
kembang anak belum
PROSES kunjungan
dilakukan dengan optimal Balita yang
Material belum optimal
Tidak ada masalah
Market
Tidak ada masalah Pelaporan
Kurangnya pemahaman ibu
pemeriksaan berat
tentang tumbuh kembang
badan balita di
anak
wilayah kerja
Puskesmas belum
optimal
Organizing Controlling &
Masih adanya
Evaluating
keluarga yang
belum melakukan
penimbangan berat
badan balita
dikarenakan tidak
memiliki alat
timbang
Planning LINGKUNGAN
Actuating - Kondisi pandemi COVID-19 dan
Eksekusi program
INPUT intervensi takut keluar rumah
langsung ke - Jarak Puskesmas cukup jauh dari
Man 1. Posbindu Lansia masyarakat belum salah satu wilayah kerjanya
Tidak ada masalah
2. Kunjungan ke lansia optimal di masa
Money yang tidak bisa ke pandemi
Tidak ada masalah fasyankes terdekat (Posbindu dan
Method 3. Skrining di Poli OUTPUT
Belum adanya pelayanan Umum
khusus lansia sehingga Cakupan
pelayanan masih bergabung
PROSES kunjungan
dengan pelayanan umum lansia yang
lainnya. belum optimal
Material
Tidak ada masalah
Tidak ada masalah
Market
Masih banyak
Kurangnya pengetahuan
lansia yang tidak
tentang Kesehatan lansia
ingin berobat ke
dokter dikarenakan
ada pengobatan
herbal.
Organizing Controlling &
Evaluating
Minat lansia yang
kurang dikarenakan
kondisi pandemi.
Planning LINGKUNGAN
Actuating - Kondisi pandemi COVID-19 dan
Eksekusi program
takut keluar rumah
intervensi
Skrinning PTM di - Jarak Puskesmas cukup jauh dari
INP langsung ke
salah satu wilayah kerjanya
Man Poli Umum dan
masyarakat belum
Tidak ada masalah Vaksinasi Covid- optimal di masa
Money 19
pandemi.
Tidak ada masalah
Method Posbindu PTM OUTPUT
Belum semua masyarakat Cakupan
terskrinning PTM PROSES kunjungan
Material penderita
Tidak ada masalah diabetes
Market melitus belum
Kurangnya pengetahuan Pelaporan pasien optimal
tentang Diabetes Melitus Tidak ada masalah diabetes melitus di
wilayah kerja
Puskesmas belum
optimal
Masih banyak
Organizing Controlling & masyarakat yang
Evaluating belum terskrining
PTM, dikarenakan
tidak melakukan
kunjungan ke
fasyankes
Tidak beroperasi
nya Posbindu PTM
dikarenakan kondisi
pandemi
Planning LINGKUNGAN
Actuating - Kondisi pandemi COVID-19 dan
Eksekusi program
Kunjungan ke takut keluar rumah
intervensi
INPUT rumah pasien - Jarak Puskesmas cukup jauh dari
langsung ke
Man ODGJ salah satu wilayah kerjanya
masyarakat belum
Tidak ada masalah optimal di masa
Money Skrining jiwa di pandemi.
Tidak ada masalah Poli Umum
Method OUTPUT
Belum adanya pelayanan Cakupan
khusus pasien ODGJ sehingga PROSES kunjungan
pelayanan masih bergabung penderita
dengan pelayanan umum ODGJ belum
lainnya. optimal
Material Pelaporan pasien
Belum adanya buku Tidak ada masalah ODGJ di wilayah
pedoman skrining gg jiwa kerja Puskesmas
bagi petugas Kesehatan belum optimal
maupun kader Market
Kurangnya pengetahuan Kurangnya
tentang ODGJ dukungan
Organizing Controlling & pengetahuan
Evaluating keluarga
Kurangnya
kepedulian keluarga
terhadap pasien
Kasus ODGJ di
wilayah kerja
sedikit.
INPUT
Man LINGKUNGAN
Tidak masalah Planning Actuating - Kondisi pandemi COVID-19 dan
Eksekusi program
Money takut keluar rumah
Perencanaan intervensi langsung
Tidak ada masalah - Jarak Puskesmas cukup jauh dari
jadwal program ke masyarakat
Method salah satu wilayah kerjanya
penyuluhan TB belum optimal di
Kurangnya program belum optimal masa pandemi
sosialisasi mengenai
pentingnya deteksi dini
suspek TB OUTPUT
Material Rendahnya
Tidak ada masalah PROSES pelayanan
Market kesehatan
- Kurangnya pengetahuan orang dengan
masyarakat tentang TB
TB
- Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk berobat Tidak ada masalah Pelaporan pasien
- Stigma negatif masyarakat TB dari faskes lain
terhadap penderita TB di wilayah kerja
- Pasien dengan tingkat Puskesmas belum
sosioekonomi menengah optimal
ke bawah terkendala akses
untuk pergi ke Puskesmas
Organizing Controlling &
Evaluating
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil evaluasi program pelayanan kesehatan puskesmas
kelurahan jagakarsa I dari bulan januari – oktober 2021 didapatkan
ada 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang tidak tercapai target
yakni
a. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
b. Pelayanan Kesehatan Balita
c. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut
d. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
e. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
f. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Tuberkulosis (TB)
2. Alasan utama SPM pelayanan Kesehatan bayi baru lahir tidak tercapai
yakni tidak berani ke fasyankes dikarenakan takut terkena covid-19.
Alternatif pemecahan masalah dapat berupa membuat pelatihan kader
untuk sosialisasi pentingnya memeriksakan neonatus baru lahir.
3. Alternatif pemecahan masalah pelayanan kesehatan balita dapat
dilakukan penimbangan balita secara mandiri di rumah dengan
pelaporan via Google Form. Alternatif ini akan bisa lebih efektif jika
terjadi kerjasama antara orang tua balita dan kader setempat.
4. Masalah yang terjadi dengan kesehatan pada usia lanjut yakni tidak
terjalan nya program posbindu sehiggga cakupan kesehatan usia lanjut
tidak berjalan optimal. Solusi yang akan dilakukan adalah dengan
melakukan kunjungan ke rumah warga usia lanjut yang memiliki
riwayat penyakit.
5. Kunjungan penderita diabetes melitus di daerah wilayah kerja
puskesmas mengalami penurunan hal ini terjadi oleh karena masih
banyak warga yang takut memeriksakan kesehatan ke puskesmas
karena kondisi pandemi covid-19. Intervensi yang akan dilakukan
adalah dengan melakukan skrining penyakit tidak menular secara
masal dengan cara door to door ke rumah warga.
6. Cakupan pelayanan kesehatan ODGJ belum tercapai dengan optimal,
hal ini terjadi karena program door to door ke rumah pasien ODGJ
terkendala karena pandemic covid-19. Solusi yang akan diberikan
adalah dijalan kan kembali program tersebut dengan meminta bantuan
kader setempat untuk mengumpulkan data dan melakukan pembinaan
terhadap pasien dengan ODGJ.
7. Rendahnya capaian pelayanan TB disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satu penyebab yang paling utama adalah kurangnya program
sosialisasi mengenai pentingnya deteksi dini bagi orang terduga TB
(suspek). Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada,
dipilih solusi berupa pembuatan leaflet sebagai media edukasi
mengenai pentingnya deteksi dini yang akan dibagikan kepada pasien
baru terkonfirmasi TB yang selanjutnya disampaikan kepada kontak
erat/keluarganya sebagai suspek TB.
5.2 Saran