Anda di halaman 1dari 109

UNIVERSITAS BATAM

FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan.Untuk mencapai sehat diperlukan pula sarana dan prasarana untuk mencapai
hal tersebut, maka pihak pemerintah membangun suatu lembaga yang didirikan untuk
menekan angka kesakitan dan angka kematian. Salah satunya yaitu didirikannnya
puskesmas.
Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamanya adalah memberikan
pelayanan pada pasien sebaik – baiknya itu secara preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Maka dengan itu puskesmas merupakan peran yang paling strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan
Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas, yakni unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
yang melaksanakan tugas teknis operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu wilayah kecamatan.
Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh puskesmas dan
jaringannya. Selain itu puskesmas dan jaringannya secara langsung juga, bertanggung
jawab dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dalam
lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggung jawaban wilayah azas
peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program dan lintas sektor serta azas
rujukan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


1
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan


kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas
adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Sejak di perkenalkannya konsep puskesmas pada tahun 1968, berbagai hasil
telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan bayi telah berhasil di turunkan dan
sementara itu umur harapan hidup rata – rata bangsa Indonesia telah meningkat secara
bermakna. Jika pada tahun 1995 angka kematian ibu dan angka kematian bayi masing –
masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995) serta 60/1000 kelahiran
hidup (Susenas 1995), maka pada tahun 1997 angka kematian ibu menurun
334/100.000 kelahiran hidup (SKDI 1997), sedangkan angka kematian bayi pada tahun
2001 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup (Susenas 2001). Sementara itu umur
harapan hidup rata – rata meningkat dari 45 tahun pada 1970 menjadi 65 tahun pada
2000.
Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya. Puskesmas di perkuat dengan Puskesmas
Pembantu serta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana
pelayanan rujukan. Puskesmas di lengkapi dengan fasilitas rawat inap. Tercatat tahun
2002 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.227 unit, Puskesmas Pembantu
21.587 unit, Puskesmas Keliling 5.084 unit (Perahu 716 unit, Ambulance 1.302 unit).
Sedangkan puskesmas yang telah di lengkapi dengan fasilitas rawat inap tercatat
sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459 unit tidak di lengkapi dengan fasilitas
rawat inap.
Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya
puskesmas masih menghadapi berbagai masalah, antara lain:
1. Beban kerja puskesmas berbagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang sebenarnya bertanggung jawab penuh

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


2
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah


kabupaten/ kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.
2. Sistem manajemen puskesmas yakni perencanaan (P1) yang di selenggarakan
melalui puskesmas perencanaan mikro (micro planning) yang kemudian menjadi
perencanaan tingkat puskesmas, penggerakan pelaksanaan (P2) yang di
selenggarakan melalui mekanisme Lokakarya Mini (mini workshop) serta
pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) yang di selenggarakan melalui
mekanisme Stratifikasi Puskesmas yang kemudian menjadi Penilaian Kinerja
Puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi perlu di sesuaikan.
3. Pengelolaan kegiatan puskesmas, meskipun telah di tetapkan merupakan aparat
daerah tetapi masih terlalu bersifat sentralistrik. Puskesmas dan daerah tidak
memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja di nilai tidak sesuai lagi dengan
era desentralisasi.
4. Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan
kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Selama ini setiap puskesmas dimana
pun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama.
5. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum di kembangakan secara optimal. Sampai saat ini
puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta belum
mampu mendorong konstribusi sumber daya dari masyarakat dalam
penyelenggaran upaya puskesmas.
6. Sistem pembiayaan puskesmas belum mengantipasi arah perkembangan masa
depan, yakni sistem pembiayaan pra-upaya untuk pelayanan kesehatan perorangan.
Menyadari keberhasilan puskesmas adalah penting dalam rangka mewujudkan
visi pembangunan kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat 2010, maka berbagai
masalah dan atau kekurangan puskesmas di atas perlu segera di atasi. Di susunnya
konsep dasar puskesmas ini yang merupakan bagian dari reformasi kesehatan (health
reform), adalah dalam rangka mengatasi berbagai masalah di atas.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


3
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Untuk mengetahui gambaran umum Puskesmas.


2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari
masing-masing unit yang ada.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah berjalan,
berdasarkan standar pelayanan Puskesmas.
2. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun berdasarkan atas
masalah-masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah Puskesmas Medan
Denai.
3. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program yang kurang pada pencapaian pada tahun sebelumnya di
Puskesmas Medan Denai.
1.3 Prosedur kerja
Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Medan Denai meliputi
kegitan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mencatat kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Medan
Denai.
2. Pedataan system pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi yang
dilkasannakan di Puskesmas melalui :
 Mencatat data dan laporan yang ada di Puskesmas Medan Denai
 Melakukan mewawancara dengan tenaga kerja yang berada di Puskesmas
Medan Denai
3. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut berperan serta dalam
pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Masyarakat, Puskesmas

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


4
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
b. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat dan memulihkan kesehatan perseorangan.
d. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan,evaluasi,pencatatan, pelaporan, dan dituangkan
dalam satu sistem.
e. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memilki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
2.1.2 Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


5
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan


kemampuan dan kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
2.1.3 Fungsi Puskesmas
Sesuai dengan Sistem kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai tiga fungsi
sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu


menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau
pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam
pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan
sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan
yang dilaksanakan setidaknya mendatangkan dampak positif terhadap
kesehatan. Keberhasilan dapat diukur dari Indeks Potensi Tatanan Sehat
(IPTS) Indikatornya adalah :
1) Berapa % sekolah yang dinyatakan berpotensi sehat
2) Berapa % tempat kerja yang dinyatakan berpotensi sehat
3) Berapa tempat-tempat umum yang dinyatakan berpotensi sehat
Indikator Potensi Tatanan Sehat untuk sekolah:
1) Tersedianya air bersih
2) Tersedianya jamban yang saniter
3) Adanya larangan merokok
4) Adanya dokter kecil untuk SD atau Palang Merah Remaja (PMR)
untuk SLTP

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


6
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan


masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan
melakukan pemecahan dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada, baik dari intansi lintas sektoral maupun LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) dan tokoh masyarakat.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat


non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan
mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar
tanpa atau bantuan pihak lain.

Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat, yaitu:


1) Tumbuh-kembang UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
2) Tumbuh dan berkembangnya LSM di bidang kesehatan.
3) Tumbuh dan berfungsinya BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama


Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan
Puskesmas bersifat holistik, komprehensif/rnenyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah
pelayanan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta, mempunyai nilai
strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan medik. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama
ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient service).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya,
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah
yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
bermutu, terjangkau, adil dan merata.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


7
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan


promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta
sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya
pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja puskesmas.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta
sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya
pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja puskesmas.
c. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya
melalui upaya rawat jalan dan rujukan.
Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat
dipertimbangkan Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap
sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.
Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Puskesmas dapat
melakukan cara-cara sebagai berikut :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melakukankegiatan
dalam rangka menunjang dirinya sendiri.
2. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
serta menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung pada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program kerja Puskesmas.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang
bersifat mutlak perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


8
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan
Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan
berkesinambungan.
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh, yaitu pelayanan kesehatan
yang meliputi :
a. Kuratif (pengobatan)
b. Preventif (pencegahan)
c. Promotif (peningkatan kesehatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua jenis, golongan
umur dan dimulai sejak dimulainya pembuahan dalam kandungan
hingga tutup usia.

4. Pelayanan Kesehatan Terpadu (terintegrasi)


Sebelum adanya pelayanan kesehatan terpadu ini, masing-masing
organisasi yang terkait dalam pelayanan kesehatan melakukan usaha-
usaha kesehatannya secara terpisah dan bekerja sendiri-sendiri. Mereka
langsung melaporkan hasil kegiatannya kepada KaDinKes sehingga
mereka saling tidak mengenal program apa yang akan dijalankan untuk
kemajuan kesehatan di masyarakat.
Dengan adanya peningkatan sistem pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas, maka kegiatan-kegiatan pokok ini dilakukan bersama
dibawah satu koordinasi & satu program. Berbagai jenis kegiatan pokok
Puskesmas dilakukan secara kerja sama, begitu pula rencana kegiatan,
pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi
kegiatan dilakukan bersama di bawah satu administrator dan satu
pimpinan.
Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas dalam
melakukan tugasnya, maka Puskesmas ditunjang dengan unit kegiatan
yang lebih sederhana dalam bentuk:

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


9
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Puskesmas Pembantu (Pustu)


Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan
yang sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu
melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam masyarakat
lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi
pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana
yang tersedia. Dalam Pelita V, wilayah kerja Puskesmas pembantu
diperkirakan meliputi 2-3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500
orang (di luar Jawa–Bali) hingga 10.000 orang (di perkotaan Jawa–
Bali). Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari
Puskesmas, dengan kata lain Puskesmas juga meliputi Puskesmas
pembantu yang ada di wilayah kerjanya.
Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah menyelenggarakan
sebagian program kegiatan Puskesmas sesuai dengan kompetensi
tenaga dan sumberdaya lain yang tersedia.
2. Puskesmas keliling (Pusling)
Adalah merupakan tim pelayanan kesehatan Puskesmas
keliling, terdiri dari tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan
bermotor/roda 4/perhau bermotor, peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas keliling
berfungsi untuk menunjang dan membantu kegiatan pelaksanaan
program Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau
atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.
Kegiatan Puskesmas keliling adalah :
a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpenil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau
Puskesmas pembantu, 4 hari dalam seminggu.
b) Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa
c) Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat
d) Melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audio visual.
3. Bidan yang bertugas di desa

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


10
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa


dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan Puskesmas, bidan desa mempunyai wilyah kerja 1-2 desa
dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 orang/desa, dan bertanggung
jawab kepada kepala Puskesmas.
Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran serta
masyarakat dalam Posyandu dan pembinaan kelompok persepuluhan,
membina kelompok kader dasa wisma, membantu persalinan di
rumah-rumah, mengadakan rujukan. Di samping memberi pelayanan
langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah. Selain itu
sebagai tugas khusus, bidan desa bertanggung jawab atas program
Kesehatan Ibu dan Anak serta program Keluarga Berencana di
wilayah kerjanya.
4. Puskesmas rawat inap
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan fasilitas
tempat perawatan dan ruang tambahan untuk menolong penderita
gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun
perawatan sementara. Fungsinya sebagai ”Pusat Rujukan Antara”
yang melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dirujuk ke
Rumah Sakit.
Kriteria yang harus dipenuhi oleh Puskesmas rawat inap adalah
sebagai berikut:
a) Puskesmas harus terletak kira-kira 20 km dari RS
b) Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari puskesmas
sekitarnya
c) Dipimpin oleh seorang dokter disertai tenaga kesehatan yang
memadai
d) Jumlah kunjungan minimal 100 orang per hari
e) Penduduk wilayah puskesmas & penduduk 3 puskesmas
sekitarnya minimal 20.000 per puskesmas
f) Pemda bersedia menyediakan anggaran rutin yang mencukupi

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


11
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan :
1. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus – kasus:
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Persalinan penyulit
c. Penyakit gawat darurat
2. Merawat sementara atau melakukan observasi diagnostik dengan
rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan
pengiriman penderita ke RS
4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti (risiko
tinggi)dan persalinan dengan penyulit
5. Melakukan MOP atau MOW (MOP = Metode Operasi pada Pria,
MOW = Metode Operasi pada Wanita )

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Kecamatan sehat merupakan
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam
lingkungan sehat dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kelompok indikator pencapaian Kecamatan sehat yang dipantau
tahunan atau lima tahunan yang terdiri dari :
Indikator lingkungan meliputi :
1. Ketersediaan air bersih dan jamban
Sarana pembuangan air besar dibedakan menjadi empat macam, yaitu
memakai jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban cemplung dan
tidak memakai jamban.
2. Keadaan tempat pembuangan sampah dan limbah

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


12
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Keadaan sanitasi tempat-tempat umum (TTU)


Tempat–tempat umum merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang dan
dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, terminal,
biosko, pasar dan lain-lain. Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
Indikator perilaku masvarakat meliputi:
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lima tatanan PHBS adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, keluarga
dan kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga
membantu masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Upaya yang dilakukan melalui
pendekatan pimpinann (advokasi), bina suasana (social support), dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment).
1. Indikator pelayanan kesehatan, meliputi :
a. KEP balita
b. Insidens penyakit diare
c. Insidens penyakit TBC
d. Insidens penyakit ISPA pada balita
e. Resiko tinggi pada ibu hamil
Kelompok Indikator pelaksanaan fungsi Puskesmas yang dipantau bulanan atau
tahunan yang terdiri dari:
a. Indikator penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan
b. Tatanan sekolah
c. Tatanan tempat kerja
d. Tatanan tempat-tempat umum

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


13
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

e. Tatanan institusi kesehatan


f. Indikator pemberdayaan masyarakat dan keluarga
g. Tumbuh kembangnya upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
h. Tumbuh dan berkembangnya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang
bergerak di bidang kesehatan
i. Tumbuh dan fungsi Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
j. Tumbuh dan berkembangnya keluarga sehat
k. Indikator pelayanan kesehatan tingkat pertama
l. Kualitas pelayanan
m. Cakupan program kegiatan
Selanjutnya Dinas Kesehatan kabupaten/kota bersama dengan Puskesmas
menguraikan indikator diatas lebih operasional sesuai dengan pelaksanaan
kegiatan fungsi Puskesmas dengan pertimbangan keadaan kesehatan di
kabupaten/kota khususnya di daerah wilayah kerja Puskesmas.

2.2.2 Misi Puskesmas


Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
Puskesmas didasarkan pada misi didirikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja
tertentu (biasanya di tingkat Kecamatan). Upaya pengembangannya dapat
dilaksanakan melalui perluasan jangkauan wilayah sesuai dengan tingkat
kemajuan transportasi, peningkatan mutu pelayanan dan keterampilan staf,
peningkatan rujukan, peningkatan manajemen organisasi, dan peningkatan peran
serta masyarakat.
Penjabaran misi Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan dapat
dilakukan melalui berbagai upaya seperti:
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan
membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan,
Posyandu dan penempatan bidan di desa yang mengelola sebuah polindes
(poliklinik persalinan desa).

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


14
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan di


Puskesmas dapat diwujudkan, baik dengan meningkatkan keterampilan dan
motivasi kerja staf Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat maupundengan cara mencukupi berbagai jenis kebutuhan
peralatan dan obat-obatan yang perlu tersedia di Puskesmas. Ada dua aspek
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas yang perlu dibedakan yaitu quality
of care dan quality of services. Keduanya saling terkait. Quality of care lebih
banyak menyatu aspek profesi dan penanganannya menjadi tanggung jawab
ikatan profesi. Yang termasuk Quality of services lebih banyak terkait dengan
kualitas dan kelengkapan sarana pelayanan kesehatan termasuk manajemen
program pelayanan kesehatan (management support system).
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya didasarkan pada
analisis epidemiologi penyakit yang berkembang di wilayah kerja
Puskesmas. Tetapi model perencanaan obat dengan menggunakan
pendekatan epidemiologi penyakit masih sulit dilaksanakan di Puskesmas
karena adanya format baku sistem pengadaan dan distribusi obat melalui
sistem Inpres sehingga mekanisme perencanaan dari bawah sukar
berkembang.
4.Sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih diperkuat dengan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sampai ke tingkat desa. Rujukan
pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila pembangunan sektor lain di
tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi
yang lebih memadai dan peningkatan pendapatan keluarga. Kegagalan tugas
pokjanal (kelompok kerja fungsional) menunjang pelaksanaan program
pelayanan terpadu adalah salah satu contoh masih lemahnya koordinasi dan
kerjasama lintas sektoral di tingkat Kecamatan sehingga pelaksanaan
rujukan program secara sektoral di tingkat Kecamatan juga terhambat.
5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD). Prinsip kerja PKMD adalah berkembangnya
kegiatan masyarakat dalam rangka menolong diri mereka sendiri.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


15
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatannya perlu dilakukan secara gotong-royong dan swadaya sehingga


masyarakat mampu mencapai mutu hidup yang lebih sehat dan sejahtera.
Kegiatan masyarakat tersebut merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional pada umumnya dan pembangunan desa khususnya. Pengembangan
program PKMD seharusnya mendapat dukungan melalui peningkatan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral. Ini berarti kegiatan PKMD
harus dikembangkan oleh masyarakat sendiri dan pembinaannya dilakukan
tidak saja oleh Puskesmas tetapi bekerjasama dengan sektor-sektor lain yang
terkait di tingkat Kecamatan Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa misi
Puskesmas hanya mencakup 4 hal, yaitu:
b. Menggerakkan pembangunan Kecamatan yang berwawasan kesehatan
c. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat
d. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau
e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

2.3 Prinsip, Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Pada penyelenggaran upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaran puskesmas secara terpadu.

2.3.1 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas berdasarkan PMK No.75 tahun 2014
meliputi :
1. Berdasarkan prinsip paradigma sehat, puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


16
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah, Puskesmas menggerakan


dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong
kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di
wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya dan kepercayaan.
5. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk
bagi lingkungan.
6. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang
didukung dengan manajemen puskesmas.
2.3.2 Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan
program kerja Puskesmas berpedoman pada empat azas pokok yakni:

1. Azas pertanggung-jawaban wilayah


Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan azas pertanggung-jawaban wilayah. Artinya, Puskesmas
harus bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di
wilayah kerjanya.
Karena adanya azas yang seperti ini, maka program kerja
Puskesmas tidak dilaksanakan secara pasif saja, dalam arti hanya sekedar
menanti kunjungan masyarakat ke Puskesmas, melainkan harus secara
aktif memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan
masyarakat.
2. Azas peran serta masyarakat

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


17
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus


melaksanakan azas peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan
Bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan banyak
masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja tersebut. Di Indonesia
dikenal dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
3. Azas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan azas keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan
tersebut bukan saja dengan program kesehatan lain (lintas program), tetapi
juga dengan program dari sektor lain lintas sektoral.
4. Azas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan azas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu
masalah kesehatan harus merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih
mampu. Untuk pelayanan kedokteran jalur rujukannya adalah Rumah
Sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukannya
adalah ”kantor” kesehatan.

2.3.3 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan harus diselenggarakan di setiap Puskesmas. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


18
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas,
yang dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah
ada yakni:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
c. Upaya kesehatan kerja
d. Upaya kesehatan gigi dan mulut
e. Upaya kesehatan jiwa
f. Upaya kesehatan mata
g. Upaya kesehatan usia lanjut
h. Upaya pembinaan pengobatan
i. Laboratorium sederhana

2.4 Kedudukan, Organisasi, dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


19
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian


tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta seperti: praktik dokter, praktik dokter gigi,
praktik bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata
pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat
pula berbagai upaya-upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat seperti: Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK.
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai Pembina.
2.4.2 Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di suatu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


20
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4) Umum dan kepegawaian


c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
1) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKMB
2) Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
1) Unit Puskesmas Pembantu
2) Unit Puskesmas Keliling
3) Unit Bidan di Desa/Komunitas.

2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan
harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya
peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan maka jabatan kepala puskesmas adalah jabatan struktural
eselon IV. Apabila tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
eselon IV tidak tersedia, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan
sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang
kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan
kantor Kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat Kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta penilaian.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


21
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh


Puskesmas, koordinasi dengan kantor Kecamatan mencakup pula kegiatan
fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas ialah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dengan demikian, secara teknis dari administratif,
Puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sebaliknya, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab membina
serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerja sama termasuk
penyelenggara rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan
sesuai kebutuhan. Contohnya seperti Posyandu, Poskeskel, dll.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerja sama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan perorangan seperti Rumah Sakit (Kabupaten/Kota) dan
berbagai Balai Kesehatan Masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit Paru,
Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai
Kesehatan Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai
Kesehatan Indra Masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat, jalinan kerja sama diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium
Kesehatan serta berbagai Balai Kesehatan Masyarakat. Kerja sama tersebut

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


22
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam


koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dikoordinasikan
dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat Kecamatan.
Diharapkan di satu pihak, penyelenggarakan pembangunan kesehatan di
Kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait,
sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain
di tingkat Kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut
diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas yang
menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh
agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut
berperan sebagai mitra dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


23
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEDAN DENAI

3.1. Sejarah Singkat Puskesmas Medan Denai


Puskesmas Medan Denai didirikan pada tanggal 23 Oktober 1975 yang
diresmikan oleh Gubernur Sumut KDHT, T.I.H. Marah Halim pada tanggal 19 Mei
1976 sebai pusat kesehatan masyarakat dibawah naungan dinas kesehatan Kota Medan.
Puskesmas Medan Denai yang terletak di Jl. Jermal XV No. 06 kel. Menteng
merupakan puskesmas non perawatan yang hanya melayani pasien berobat jalan dan
rujukan. Pasien yang memerlukan perawatan yang lebih lanjut dan memerlukan rawat
inap akan di rujuk ke Rumah Sakit terdekat.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


24
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Visi dan Misi Puskesmas Medan Denai


1. Visi
“Kecamatan Medan Denai Sehat dan Mandiri 2020”
2. Misi
a. Menggerakkan upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan,
bermutu dan professional yang berorientasi kepuasan pelanggan
b. Mendorong kemandirian dan partisipasi masyarakat untuk hidup sehat dengan
mengedepankan upaya promotif preventif melalui pendekatan keluarga sehat
c. Menggalang dan meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor untuk
mempercepat pembangunan kesehatan.
3. Tujuan Puskesmas Medan Denai
“Tercapainya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
medan denai sesuai dengan standar pelayanan minimal yang berlaku”
4. Tata Nilai Puskesmas Medan Denai
“SENYUM”
S – Santun dalam Sapa
E – Empati dalam melayani
N – Niat ikhlas dalam membantu
Y – Yakin dalam bertindak
U – Unggul dalam pelayanan
M – Melayani dengan hati

3.2. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas medan Denai terdiri dari:
 Luas wilayah kerja : 324,50 Ha
 Jumlah Kelurahan : 2 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan : 20 Lingkungan
 Jumlah Penduduk : 41.947 Jiwa
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
25
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

 Jumlah Penduduk Miskin : 618 Jiwa


 Jumlah Kepala Keluarga : 10.675 KK
 Jumlah Bumil : 356 jiwa
 Jumlah Bulin : 466 jiwa
 Jumlah Bayi : 2.828 jiwa
 Jumlah Buteki : 524 jiwa
 Jumlah Anak Sekolah :1.582 jiwa
 Jumlah WUS : 8348 jiwa
 Jumlah PUS : 6864 jiwa
 Jumlah USILA : 137 jiwa

3.3. Data Wilayah / Data Geografis


Puskesmas Medan Denai mempunyai wilayah kerja meliputi dua kelurahan
yang berada di kecamatan Medan Denai yaitu :
 Kelurahan Medan Denai dengan luas areal 120,5 Ha dan terdiri dari 9
lingkungan.
 Kelurahan Medan Tenggara dengan luas areal 102 Ha dan Terdiri dari 11
lingkungan.
 Jumlah luas areal wilayah kelurahan 324,5 Ha.

3.4. Data Kependudukan / Demografi

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


26
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai

JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI -LAKI PEREMPUAN KK JIWA

1 DENAI 9.246 10.745 4.856 19.991

2 MENTENG 11.477 10.479 5.819 21.956

JUMLAH 20.723 21.244 10.675 41.947


*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Grafik 3.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai


45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN KK JIWA

DENAI MENTENG JUMLAH


*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi Puskesmas Medan
Denai adalah 41.974.

3.5. Data Kesehatan


3.5.1 Sarana Pendidikan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


27
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 3.2 Distribusi Sarana pendidikan di Wilayah


Kerja Puskesmas Medan Denai

Status
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Negeri Swasta
1 TK - 22 22
2 SD 5 10 15
3 SMP - 4 4
4 SMU/SMK 1 5 6
5 PT - 2 2
Jumlah 5 43
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di naungi Puskesmas
Medan Denai yang paling banyak adalah tingkat TK sebanyak 22 yayasan.
3.5.2 Sarana Ibadah
Grafik 3.2. Distribusi Sarana Ibadah
9
8 *Sumber
7
6 data dari
5
4
3
2
1
0
Masjid Gereja Kuil Wihara

Denai Menteng

Puskesmas Medan Denai

Dari grafik diatas didapati sarana ibadah yang di naungi di Puskesmas Medan
Denai adalah Mesjid, Gereja, Kuil, dan Wihara.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


28
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3.5.3 Sarana Kesehatan


- Poliklinik Umum
- Poliklinik Ibu dan Anak
- Poliklinik Lansia
- Poliklinik Gigi dan Mulut
3.5.4. Sarana Pendukung Kesehatan
- Laboratorium
- Fasilitas ambulance
3.5.5. Sarana Fisik Puskesmas
 Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
 Ruangan Poli Umum : 2 buah
 Ruangan Kartu : 1 buah
 Ruangan KIA : 1 buah
 Ruangan Apotik : 1 buah
 Ruangan Imunisasi : 1 buah
 Ruangan Poli Gizi : 1 buah
 Ruangan Rapat : 1 buah
 Toilet Pegawai : 1 buah
 Toilet pasien : 1 buah

3.6 Tenaga Kesehatan Puskesmas


Puskesmas Medan Denai memiliki petugas atau tenaga kesehatan yang terdiri
dari tega medis, para medis dan staf administrasi.

Tabel 3.3. Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


29
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

NO NAMA PEGAWAI NIP GOL.

1 dr. Budi Ikhsan 197803232007011002 III/d

2 dr. Nur Fadliana 197911052006042005 IV/a

3 drg. Herlina Sihombing 197111032000122001 IV/c

4 drg. Herta Linawati Sinaga 197207262002122002 IV/b

5 dr. Yudisi Rolasni Silitonga 197511162005022002 IV/a

6 Nuryani 196509021988032003 IV/a


dr. Esra Yanti Vivi Yuna
7 197703012010012004 III/d
Butar-Butar
8 dr. Siti Aisyah Pulungan 198005122010012006 III/d

9 Katarina 196206141983102001 III/d

10 Nurlanwati Hutasuhut 196310081985032003 III/d

11 Julidar 196507191988032013 III/d

12 Siti Jamilah Marbun 196611011987032002 III/d

13 Berliana Siagian 197310121993032001 III/d

14 Riris Simanullang 196703241993032004 III/d

15 Syamsunihar, S. Farm, Apt 197003061994032005 III/d

16 Riana Anzahra Zubaidah 196904261990022003 III/d


Ronny Rahmadiniah Siregar,
17 197302071996032001 III/d
SKM
18 drg. Flora Karenza Pinem 198606302011012013 III/c

19 Aida Rosmawati 196707051993032002 III/c

20 Lestina Simarmata 197910132006042011 III/b

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


30
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Juliana Magdalena Pardede, S.


21 198207042006042008 III/b
Kep
22 Erita Ferawaty Sihombing 198212192006042019 III/a
Fatimah Emmy Kristina
23 198011132010012019 III/a
Naibaho, A.Md
Nelly Franciska Sitohang,
24 197707272010012009 III/a
Amk
25 Enny Elfrida Sirait, Amk 198011032010012017 III/a

26 Octorosilawati Sianturi 198210012010012023 III/a

27 Nuraisyah Nasution 197502212007012003 III/a

28 Nova Elisabeth Simaremare 198805112010012019 II/d

29 S Mesrawati Manurung 198102112010012021 II/d

30 Mekaria BR Kaban 198011282010012007 II/d

31 Imelda Yulietta Simarmata 197407232005022001 III/a

32 Hendri Syahputra 198510102010011023 II/d

33 Widya Irtifani 198509112015032001 II/c

34 Yotissa Priyanka Sibarani 199106292015052000 II/c

35 Sumisan Sihombing 198606082015052001 III/a

36 Pelentina Sitorus. S.Kep, Ners 196405031988032003 IV/a


Roslina Veronica Silitonga,
37 198010302015052001 II/c
AMK
38 Rezita Yuni Lubis, S.kep,Ns 199306032019032006 III/a
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Daftar Staf/Tenaga Pelaksana Honorer Puskesmas Medan Denai

No. NAMA NIP GOL JABATAN


1 Irna Rahmahyani - - Administrasi
2 Hafiz Arief - - Administrasi

Laporan3KegiatanAzhar
di UPTKoto - Denai
Puskesmas Medan - Keamanan
4 Siti Raiyah - - 31
Cleaning Service
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3.7 Fasilitas Fisik Puskesmas Medan Denai


Puskesmas Medan Denai dalam menjalankan kegiatan didukukng oleh fasilitas
fisik meliputi :
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fasilitas alat – alat
3. Fasilitas adm
4. Fasilitas imunisasi
3.7.1 Fasilitas Gedung Puskesmas
Puskesmas terdiri dari :
1. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
2. Ruangan Poli Umum : 2 buah
3. Ruangan Kartu : 1 buah
4. Ruangan KIA : 1 buah
5. Ruangan Apotik : 1 buah
6. Ruangan Imunisasi : 1 buah
7. Ruangan Poli Gizi : 1 buah
8. Ruangan Rapat : 1 buah
9. Toilet Pegawai : 1 buah
10. Toilet pasien : 1 buah

3.7.2 Sumber Daya Manusia


Lembaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai
1. Dokter Umum : 6 Orang
2. Dokter Gigi : 3 Orang
3. Perawat Gigi : 3 Orang
4. Bidan : 9 Orang
5. Perawat : 10 Orang
6. Asisten Apoteker : 1 Orang
7. Tata Usaha : 1 Orang
8. Petugas Gizi : 1 Orang
9. Sanitasi : 1 Orang

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


32
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

10. Analis : 2 Orang


11. Jurim : 1 Orang
12. Honor : 4 Orang
13. PHL/CS : 1 Orang
Jumlah : 43 Orang
3.7.3 Fasilitas Administrasi
- Meja pendaftaran
- Computer administrasi
- Rak rekam medic
- Data rekam medic

3.7.4 Fasilitas Imunisasi


- Penyediaan vaksin
- Tempat penyimpanan vaksin
- Timbangan BB
- Meteran
- Spuit
- Safety box
- Kapas alcohol
- Obat-obatan

3.7.5 Fasilitas Alat – alat


Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Medan Denai antara lain
yaitu :
1. Alat – alat pemeriksaan pasien, seperti :
 Stetoskop : 5 buah
 Tensi Meter : 3 buah
 Kia Kit : 1 set
2. Alat – alat suntik dan lat – alat P3K

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


33
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Timbangan bayi dan dewasa


 Timbangan bayi : 1 buah
 Timbangan dewasa : 4 buah
4. Pengukuran tinggi : 3 buah
5. Lemari es tipe kompresi : 2 buah
6. Tempat tidur : 3 buah
7. Lemari obat : 3 buah
8. Termos posyandu :13 buah
9. Perlengkapan gizi : 1 buah
3.7.6 Fasilitas Obat – obatan
Puskesmas Medan Denai dalam rangka menjalankan tugas – tugas pokoknya
memulihkan kesehatan dan penolongan penyakit didukung oleh perlengkapan obat –
obatan antara lain :
 Obat – obatan inpres
 Obat – obatan BPJS
 Obat – obatan GAKIN
Tabel 3.4 Daftar Obat – obatan di Puskesmas Medan Denai
No Nama Obat No Nama Obat
1 Asetosal Tablet 70 Etil Klorid
2 Amitripitilin 71 Eugenol
3 Amoxcilin 250 mg 72 Fenobarbita 30 mg
4 Amoxcilin 500 mg 73 Fenoksimetil Penicilin 250 mg
5 Amoxcilin Sirup 74 Fenoksimetil Penicilin 500 mg
6 Antalgin 75 Fitomenadion Tablet
7 Antasida 76 Furodemide
8 Antihemoroid Sirup 77 Garam Oralit
9 Asam Askorbat 78 Garam Violit
10 Atropine Sulpat Injeksi 79 Glibenclamid 5 mg
11 Asam Mefenamat 80 Gliseril Guaiakolat
12 Acyclorovir Salep 81 Griseo Fulvin
13 Acycloropil 200 mg 82 Glukosa Infus
14 Ambroxol Tablet 83 Hidrokortison 2,5 %
15 Ambroxol Sirup 84 Ibuprofen 200 mg
16 ART Fuji 85 Infus Set Dewasa
17 Abokat 22 86 Kal. Hidro Pasta
18 Abokat 18 87 Kalsium Laktas

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


34
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

19 Benzatin Penicilin 88 Kapas 250


20 Besi II Sulfat 89 Kapas 500
21 Betametason Cream 90 Kasa 40/40 mg
22 Anti Bakteri Cream 91 Kasa Hidrofil 4 x 15
23 Allupurinol 92 Klorampenikol 3 % tetes Telinga
24 2- 4 Salep 93 Klorampenikol
25 Captropil 12,5 mg 94 Kloeperamin Maleat
26 Ciptrofloxacin 95 Klorpromazine
27 CHMK 96 Kotrimoksazol Sirup
28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg
29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Dextrometrorpan Tablet 99 Meta Ergometrin Injeksi
31 Diazepam Injeksi 100 Metronidazole 250 mg
32 Diazepam Tablet 101 Natrium Bicarbonat
33 Difenhidramim Injeksi 102 OBH
34 Digoksin 0,25 mg 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Efedin 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup
38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet
53 Yodium 30 mg 122 Metocloperamide sirup
54 Doksisiklin 100 mg 123 Loratadin tablet
55 Lansoprazole 124 Iflasma
56 Diaform 125 Glasslorum
57 Pehacain injeksi 126 Mumming filling pasta
58 Lumping 127 Fletcher
59 Yodium 300 mg 128 Neurophyl 500 injeksi
60 Gempibrozil 129 PK
61 Spuit 1 ml 130 Genoint Tetes mata
62 Spuit 3 ml 131 Loperamide

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


35
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

63 Methyl prednisolone 132 Kasa pembalut


64 Piroxsicam 133 Basitrasin polimiksin
65 B – 12 injeksi 134 PTU
66 Wing Naid 135 Cetirizine
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Nacl Infus
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Metal Ergometrin Tablet
69 Halopuridol 5 mg 138 Captopril 25 mg
*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


36
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Struktur oraganisasi
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

DENAH PUSKESMAS MEDAN DENAI

Lantai 1

Wc Wc T Ruang Poli Ruang


Umum Pegawai a Penyimpanan Gigi Farmasi
n RM
g
g
a

Registrasi

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


37
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Poli Umum Poli KIA-


1 KB
Ruang Tunggu

Poli
Lansia
Poli Umum
2
UGD

Pintu Masuk Pintu


UGD

Lantai 2

T Wc Wc Ruang KA
a Pegawai Pegawai Puskesmas
n
g
g
a

Mushola Ruang Ruang Ruang Rapat


Sterilisasi Staff
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
38
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


39
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS MEDAN DENAI

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, reginal dan global serta mempunyai daya tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
puskesmas.
Untuk dinas kesehatan kota Medan Upaya Penyelenggaraan kesehatan Wajib di
puskesmas ada 8 golongan yaitu :
1. Upaya Promosi kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya KIA dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Perkesmas
7. Upaya Pengobatan
8. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan yang ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah
ada yaitu ;
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


40
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)


7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut (USILA)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Laboratorium Sederhana
11. Upaya Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

4.2 Program Prioritas Puskesmas


4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan :
1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
perilaku hidup sehat.
2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam perencanaan dan
penyelenggaraan posyandu.
Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan wilayah kerja
Puskesmas Medan Denai didalam maupun diluar berbentuk kegiatan-kegiatan
penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan gizi keluarga, KB,
imunisasi, posyandu dan lain sebagainya.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan brosur dan info-info
kesehatan.
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat dalam kegiatan antara lain berupa
gotong royong dan olahraga.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


41
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel. 4.1 Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Medan Denai Periode Januari -

Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

Kesimpulan : Program promosi kesehatan berjalan sesuai denga POA

4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Sasaran :
Daerah yang rawan air bersih
 Daerah yang rawan penyakit menular
 Daerah dan pemukiman baru
 Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, sekolah
dan lain-lain.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


42
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan :
1. Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup :
- Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
- Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
- Hygiene dana sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat-
tempat umum serta tempat pengelolaan dan penyajiannya

Tabel 4.2 Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Medan Denai Periode


Januari – Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


43
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel.4.3 Data Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) di Puskesmas Medan


Denai periode januari 2019-juni 2019
*Sumber dari puskesmas medan denai

Kesimpulan:

1. Kegiatan Kesling tertinggi pada sarana air bersih,sarana pembuangan


kotoran,dan penatlaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dengan total jumlah
3840 periode jan-juni 2019
2. Kegiatan kesling terendah pada Penyehatan lingkungan pemukiman (Rumah
Sehat), Penyuluhan kesehatan lingkungan, Katering/jasa boga, Pengawasan
TP2, Pengawasan industri non makanan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


44
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.2.3. Keluarga Berencana


Kegiatan KB :
 Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu
 Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk Intra
Uterine Device (IUD), pil KB, Kondom, Suntikan, Kontrasepsi Mantap
(Kontap) dan susuk
 Memotivasi akseptor dan calon akseptor KB agar menjadi motivator
 Melayani konsultasi reproduksi dan konsultasi KONTAP
 Membuat laporan kegiatan KB bulanan, Triwulan dan tahun

Jumlah kunjungan k1 ibu hamil yang tertinggi adalah pada bulan april dan juli,
yaitu sejumlah 104 (dari total 1027) dan terendah pada bulan Januari, yaitu sejumlah
64. Jumlah kunjungan k2 ibu hamil tertinggi bulan April dengan jumlah 102 (dari total
986), dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah 59. Jumlah kunjungan ibu hamil
dengan factor resiko yang tertinggi adalah bulan Juli dengan jumlah 22 (dari total 145)
dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah 4. Jumlah ibu hamil resiko tinggi yang
ditangani paling banyak dibulan Agustus dengan jumlah 19 (dari total 72) dan terendah
dibulan November dengan jumlah 3. Jumlah ibu resiko tinggi yang dirujuk ke RS
paling banyak di bulan Februari dengan jumlah 9 (dari total 53) dan terendah di bulan
September , Oktober, November dengan jumlah masing-masing 1, jumlah persalinan
oleh tenaga kesehatan, termasuk didampingi tenaga kesehatan tertinggi pada bulan
April dengan jumlah 98 (dari total 938) dan terendah pada bulan Januari sejumlah 57.
Jumlah kunjungan bayi paling tinggi di bulan Oktober dengan jumlah 144 (dari total
1067) dan terendah di bulan januari 55.

Table 4.4 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari – Desember 2018
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
45
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Program KIA dan KB


KB – Jumlah Akseptor KB
Penanggungjawab Program : Berliana Siagian

*Sumber dari puskesmas medan denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


46
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Table 4.5 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari – Mei 2019
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB
Januari s.d Juni 2019
Penanggungjawab Program : Berliana Siagian
JUMLA
BULAN
JENIS H
NO PASIEN
JUNI
KONTRASEPSI JAN FEB MAR APRIL MEI

D L D L D L D L D L D L

BARU 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
1 IUD
LAMA 181 294 182 294 182 295 182 295 182 292 182 292 2.853

BARU 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 0 9
2 KONDOM
LAMA 400 219 400 219 402 219 402 219 400 219 375 219 3.693

BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MOW
LAMA 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 708

BARU 0 0 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 7
4 IMPLAN
LAMA 264 278 265 278 267 279 270 281 270 276 271 276 3.275

BARU 1 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 1 20
5 SUNTIK
LAMA 418 332 418 334 423 335 430 346 460 294 344 291 4.425

6 PIL BARU 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 15

LAMA 471 354 472 357 480 363 488 371 351 309 347 300 4.663

JUMLAH 779.909

Kesimpulan : Program KB berjalan dengan baik, pencapaian kurang disebabkan alat


kontrasepsi yang kurang
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa :
1. Akseptor KB terbanyak adalah pil dengan jumlah 4.663 dimana jumlah
pemakai lama sebanyak 4663 orang dan pemakai baru sebanyak 15 orang.
2. Pemakain askeptor KB pada Bulan Januari - Desember tahun 2018 ke Bulan
Januari-Juni tahun 2019 mengalami peningkatan yakni dari 3392 menjadi
779.909 pemakaian askeptor KB, Hal ini di sebabkan karena kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pengaturan jumlah anak dan pengaturan jarak
kehamilan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


47
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Diharapkan kepada petugas pihak puskesmas agar lebih melakukan promosi


tentang penting dan manfaat berKB.

4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi


Upaya peningkatan gizi bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat
melalui usaha pemantauan status gizi kelompok kelompok masyarakat yang
mempunyai resiko tinggi (seperti ibu hamil dan balita) dan pemberian makanan
tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan.
Ruang lingkup kegiatan meliputi :
1. Menimbang BB balita untuk memantau pertumbuhan anak yang dilakukan
secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Posyandu. Indikator
keberhasilan pemantauan status gizi balita digunakan SKDN yang ditulis di
buku KMS, dengan penjelasan sebagai berikut :
S = Semua balita
K = Anak yang mempunyai KMS
D = Balita yang datang rutin ke Posyandu untuk di timbang
N = Balita yang datang teratur untuk ditimbang, kemudian BB mengalami
kenaikan
2. PMT untuk balita gizi kurang. Penyuluhan PMT dilakukan melalui
demonstrasi pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara memasaknya.
PMT pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan seperti susu, biskuit,
beras.
3. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat
4. Pemberian vitamin A yang dilakukan 2x setahun yaitu bulan Februari dan
Agustus. Vitamin A biru diberikan kepada anak dengan usia 6-11 bln dan
vitamin A merah diberikan kepada anak dengan usia 12-59 bulan.
5. Pemantauan status gizi. Kegiatan ini dilakukan dengan memantau BB balita
gizi kurang dan gizi buruk. Balita gizi kurang dan gizi buruk diberikan PMT
berupa biskuit/roti, susu, beras.
Tabel 4.6 Program Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
Priode Januari – Mei 2019

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


48
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Cakupan      
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
Penimbangan di
Posyandu            
80 80 80 80 80 80 960
D/S
80 80 80 80 80 80
80 80 80 80 80 80
K/S 960
80 80 80 80 80 80
65 66 66 66 66 66 790
D/K
65 66 66 66 66 66
65 67 67 67 67 67 800
N/D
65 67 67 67 67 67
30 35 35 35 35 35 410
N/S
30 35 35 35 35 35
BGM 0 0 0 2 2 2
76
  10 12 12 12 12 12
Balita gizi buruk
mendapat perawatan 10 0 0 0 0 0 40
ASI Eksklusif  0 30 0  0  0  0
Pemberian Vitamin
A pada bayi  0 267 0  0  0  0
 3145
Pemberian Vitamin
A pada balita 0  2878 0  0  0  0
Pemberian Vitamin
A pada Bufas 54 57 58 58 57 59
700
Pemberian Fe I pada
Bumil 58 61 58 59 61 60
Pemberian Fe III
pada Bumil 56 58 52 58 59 59
685
Pemberian Fe pada
Bufas 54 57 58 58 57 59
% MP ASI BGM
 
Gakin 0 0 0 0 0 0
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

4.2.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Penyakit menular adalah penyakit yang di sebabkan oleh bibit penyakit tertentu
atau oleh produk toxin yang di dapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin
yang di produksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang,
atau dari reservoir kepada orang yang rentan, baik langsung ataupun tidak langsung
melalui tumbuhan ataupun binatang pejamu, melalui vector atau melalui lingkungan
(Depkes,2014).

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


49
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan obtimal.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dilaksanakan karena :
1. Masi tingginya angka penderita penyakit menular yang masih bisa di cegah
dengan imunisasi, misalnya ; Campak, TB paru.
2. Masi tingginya anggka penyakit menular yang berhubungan dengan higiene dan
sanitasi, misalnya : diare, infeksimata, infeksi telinga, dan mastoid.
3. Masih tinggi angka penderita penyakit menular yang penularannya melalui
vektor, misalnya : Demam berdarah
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang di tulari secara
langsung, misalnya : TB paru, ispa, campak, cacar air.
Kegiatan - kegiatan P2M berupa :
1. Mencari kasus sedini mungkin untuk menlakukan pengobatan.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di Puskesmas.
3. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, CAMPAK, POLIO, DT dan
TT.
4. Langkah–langkah yang di lakukan dalam pengamatan dan pemberantasan
penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6. Melaporkan tentang penyakit menular.
7. Menyelidiki lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menemukan kasusu–kasus untuk mengetahui sumber penularan.
8. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalaran.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


50
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.2.6 Upaya Pengobatan


Tabel 4.7 Data Bulanan 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas medan
denai kecamatan medan denai periode januari s.d juni 2019
Bulan
No Jenis Penyakit
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah

Infeksi saluran pernapasan


1 390 269 191 153 173 172 1348
akut

2 Hipertensi 135 158 150 148 0 153 744

3 infeksi penyakit usus lain 83 89 93 77 63 72 744

4 DM 61 62 69 50 35 69 346

Penyakit lain pada saluran


5 54 70 59 21 43 46 293
p. atas

ginguitis dan penyakit


6 32 70 46 42 37 31 258
periodental

Peny.pulpa dan jar.


7 37 55 45 43 36 23 239
perlapikal

8 pk. alergi 25 45 42 41 18 20 191

9 penyakit sistem otot 27 31 36 45 16 37 192

10 diare 15 16 14 12 20 20 97
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Grafik 3.3 Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Kecamatan Medan Denai Periode Januari s.d Juni 2019

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


51
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

450
400
350
300
250
200
150
Jan
100
Feb
50
Mar
0
Apr
Mei
Juni

Dari table diatas didapatkan bahwa :


1. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pada bulan Januari – Juni 2019
dengan jumlah 1348 kasus
2. Diare merupakan kasus terendah pada bulan Januari – Juni 2019 dengan jumlah
97 kasus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 terbesar penyakit yang terdapat
di puskesmas Medan Denai, urutan pertama di dapati adalah ISPA tahun 2019. Hal ini
mungkin disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan
orang lain. Karena masih banyak terlihat masyarakat yang terlihat sembarangan
merokok di sembarang tempat, tidak memakai pelindung diri seperti masker ketika di
jalan untuk menghindari adanya debu maupun polusi kendaraan dan rendahnya
kesadaran masyarakat untuk segera pergi berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.
Sedangkan dilihat kasus ISPA mengalami penurunan yakni dari 3388 jiwa pada tahun
2018 menjadi 1348 jiwa pada tahun 2019 hal ini mungkin disebabkan karena tingginya
kerja keras pihak puskesmas Medan denai dalam upaya mempromosikan kesehatan
kepada masyarakat yang terus menerus sampai masyarakat mengerti dan bahaya nya
ISPA dan bagaimana cara pencegahannya.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


52
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.2.7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Upaya pencatatan dan pelaporan Puskesmas Medan Denai berfungsi sebagai
informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas, kematian,
dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan.
Pencatatan dan pelaporan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan.
Pencatatan dan pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal :
1. Pencatatan, peloporan, dan pengolahan
2. Analisis
3. Pemanfaatan
Frekuensi pelaporan mecakup Bulanan, tribulan dan tahunan. Laporan bulanan
mencakup data lesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, dan penggunaan obat-obatan.
Laporan tribulan meliputi kegiatan puskesmas antara kegiatan puskesmas, kegiatan
rujukan puskesmas. Laporan tahunan terdiri dari data dasar fasilitas pendidikan,
kesehatan lingkungan, data tenaga kesehatan puskesmas dan puskesmas pembantu

4.3 Posyandu
4.3.1 Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat, kegiatan-kegiatan yang di padukan khususnya adalah
program KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan Diare.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya salah satu
wujud peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyaraat dapat
memperoleh pelayanan KB-Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Imunisasi, dan
penanggunglangan Diare pada waktu dan tempat yang sama.
Kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat
dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat, yang di laksanakan oleh kader-kader kesehatan, yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari tim puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

4.3.2 Tujuan Posyandu


Tujuan pembentukan posyandu adalah :

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


53
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran dalam
rangka mempercepat terwujudnya catur warga.
2. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan masyarakat.
4.3.3 Sasaran Penyelenggaraan Posyandu
Sasaran posyandu meliputi :
1. bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
4. Wanita usia subur
4.3.4 Kegiatan Posyandu
Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu :
1. Kegiatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulangan diare
Kegiatan gizi diposyandu merupakan bagian dari UPKG dalam langkah-
langkah kebijaksanaan. Perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya langsung yang
meliputi :

1. Pemantauan pertumbuhan anak balita menggunakan Kartu Menuju Sehat


(KMS) dengan cara penimbangan yang dilakukan oleh kader.
2. Pemberian makanan tambahan
3. Penykuhan gizi
Prosedur pelayanan posyandu mengikuti system lima meja atau lima langkah
langkah dasar.

SKEMA POLA PELAYANAN POSYANDU

Pendaftaran Balita dan Ibu Hamil

Penimbangan Balita dan Ibu Hamil

Pencatatan
Laporan Kegiatan Hasil
di UPT Penimbangan
Puskesmas Medan Denai
54
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Penyuluhan Balita dan Ibu Hamil

Pelayanan Kesehatan

4.3.5 Klasifikasi Posyandu


Klasifikasi posyandu terdiri dari :
a. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas,
b. Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu ditingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah yaitu
kurang dari 50%.
c. Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari
8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader tugas lima orang atau lebih, dan cakupan
lima program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%, pada
posyandu ini sudah ada program tambahan, bahkan sudah ada dana sehat tetapi
masih sederhana.
d. Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan kesehatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah bagus, posyandu ini memiliki program
tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.

4.3.6 Kedudukan Posyandu


Menurut lokasinya posyandu dapat berlokasi disetiap desa atau kelurahan. Bila
diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW atau dusun.
Kedudukan posyandu adalah :

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


55
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan


masyarakat dibidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintah
desa atau kelurahan.
2. Terhadap pokja, posyandu adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan
aspek administrasi, keuangan dan program pokja.
3. Terhadap Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan
bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat. Posyandu
adalah sebagai mitra.
4. Terhadap konsil kesehatan kecamatan, posyandu adalah sebagai satuan organisasi
yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari konsil kesehatan kecamatan.
5. Terhadap puskesmas, posyandu adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh puskesmas.
4.3.7 Tugas dan Tanggung Jawab Pihak-Pihak yang Terkait
Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan posyandu memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :

a. Kader Kesehatan
1. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana posyandu.
2. Melaksanakan pendaftaran
3. Melaksanakanpenimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu.
4. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku register
posyandu.
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
6. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dnegan kewenangannya,
misalkan memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil KB, kondom. Bila ada
petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan dilakukan bersama dengan petugas
kesehatan. Setelah sesuai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
b. Petugas Kesehatan
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


56
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana dimeja 5


(lima).
3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada pengunjung
posyandu dan masyarakat luas.
4. Menganalisa hasil kegiatan posyandu dan melaporkannya kepada kepala
puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan
sesuai kebutuhan.
c. Camat
1. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan posyandu.
2. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja posyandu.
3. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara
teratur.
d. Lurah atau Kepala Desa
1. Memberikan dukungan dan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
posyandu. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada
hari buka posyandu.
2. Mengkoordinasikan peran kader posyandu, pengurus posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.
3. Menindaklanjuti hasil kegiatan posyandu bersama LKMD atau LPM atau LKD
atau sebutan lainnya.
4. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara
teratur.
e. Program kerja Posyandu
1. . Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindaklanjut kegiatan posyandu.
2. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada posyandu.
3. Mengenali sumber daya unuk kelangsungan penyelenggaraan posyandu.
4. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan
posyandu.
f. Tim Penggerak PKK ( TP PKK)
1. Berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.
2. Penggerakkan perserta serta masyarakat dalam kegiatan posyandu.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


57
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Penyuluhan baik diposyandu atau diluar posyandu.


4.3.8 Sarana Penyelenggaraan Posyandu
Sasarannya meliputi :
1. Bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
4. Wanita Usia Subur

4.4 Imunisasi
4.4.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan
morbilitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada
bayi dan anak. Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
suatu penyakit tertentu.
Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang zat anti yang
di masukkan kedalam tubuh melalui suntikan, sperti vaksin BCG, DPT, Campak dan
melalui mulut seperti vaksin Polio.

4.4.2 Tujuan Imunisasi


Tujuan imunisasi adlah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu didunia seperti imunisasi
cacar variola, keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang
hanya dapat ditularkan oleh manusia, seperti penyakit difteri.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, pada saat ini penyakit tersebut
adalah difteri, tetanus, campak, pertussis, polio, TB-paru.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


58
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.4.3 Manfaat Imunisasi


Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga
dirasakan oleh :
a. Untuk anak
Mencegah komplikasi dari penyakit yang ada, misalnya kecacatan dan
kematian.
b. Untuk Keluarga
Mendorong pembentukan keluarga sejahtera, bila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman, hal ini mendorong
persiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan Negara.
4.4.4 Imunisasi Dasar pada Bayi
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada
juga yang dianjurkan, imunisasi yang wajib di Indonesia adalah BCG, DPT, Polio,
Campak, dan Hepatitis B.
Tabel 4.8 Jadwal Pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN
0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0
1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak

4.4.5 Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain :
1. Difteri
2. Pertusis

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


59
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Tetanus
4. Tuberculosis
5. Campak
6. Poliomielitis
7. Hepatitis B
4.4.6 Program Imunisasi
Imunisasi adalah suatu tindakan yang memberikan kekebalan tubuh terhadap
penyakit tertentu.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur (PUS).
Tujuan :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Tabel 4.9 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Medan Denai
Bulan Januari – Juni 2019
No Imunisasi Sasara J F M A M J
n
1 HBO Bayi 51 53 53 49 51 26
2 BCG Bayi 53 55 54 51 53 27
3 Polio 1 Bayi 53 55 54 51 53 27
4 DPT/HB/HIB Bayi 51 52 56 53 54 29
1
5 Polio 2 Bayi 51 52 56 53 54 29
6 DPT/HB 2 Bayi 53 54 55 51 53 27
7 Polio 3 Bayi 53 54 55 49 53 27
8 DPT/HB/Hbi3 Bayi 53 54 53 53 52 26
9 Polio 4 Bayi 43 54 53 53 52 26
10 IPV Bayi 35 41 41 44 44 23
10 Campak + R Bayi 50 54 55 52 53 27
11 LIL Bayi 50 54 55 52 53 27
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
4.5 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
4.5.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


60
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wadah belajar untuk meningkatkan


kemampuan hidup sehat dan selanjutkan membentuk prilaku hidup sehat anak usia
sekolah yang berada di sekolah umum dan sekolah agama.
Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Medan Denai :
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
(dokter kecil/remaja).
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pribadi, cuci tangan yang benar, kesehatan
gigi,kesehatan lingkungan, P2M, P3K, dan lain-lain.
d. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan,triwulan
dan tahunan.

Tabel 4.10. Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-2019

Nama Sekolah SD SMP SMA


Jumlah 16 5 6
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018

Keterangan tabel :
Dari table di atas dapat diketahui bahwa pada Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
terdapat 16 SD, 5 SMP, 6 SMA.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


61
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.11. Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-2019
No Tenaga Kelurahan Jumlah(orang)
Denai Menteng
pendukung
1 Dokter Kecil 23 15 38
2 Dokter Remaja 10 3 0
3 Guru UKS 9 5 14
Jumlah 42 23 52
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018
Dari table di atas di ketahu bahwa :
1. Dokter Kecil
 Jumlah Dokter kecil yang ada 38 jiwa
 Target dokter kecil 10 dari jumlah murid SD
 Jumlah murid SD adalah 5.127 jiwa
2. Guru UKS
 Guru UKS berjumlah 14 orang
 Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=27
 Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
 Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai

4.5.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada penunjang
puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga juga dilakukan
pendataan dan pembinaan kepada klub –klub olahraga yang ada di wilayah puskesmas.
Program upaya kesehatan olahraga tidak termasuk program tambahan di Puskesmas
Medan Denai.

Tabel 4.12. Upaya Kesehatan Olahraga Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Desember 2018

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


62
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

4.5.3 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan :
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau keluarga
nya di rumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat dan kelompok
masyarakat sekitar.
b. Membantu keluarga dan ,masyarakat mengenal kebutuhan kesehatan nya sendiri
dan cara penanggulangan nya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka.
c. Menunjang program kesehtan lain nya dalam usaha pencegahan penyakit
,peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.
Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan
perorangan,perkelompok dan massal. Metode yang dilaksanakan yaitu bimbingan dan
konseling,ceramah,diskusi kelompok, i,dll. Hasil upaya perawatankesehatan
masyarakat belum ada karena pengumpulan data belum selesai dilakukan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


63
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.13 Program Usaha Kesehatan Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

3.5.4 Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian kesehatan kerja adalah upaya –upaya yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dalam bidang kesehatankerja masyarakat baik dalam waktu sakit maupun
sehat guna meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan keluarganya.
Tujuan :
1. Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan fungsinya
seoptimal mungkin di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai untuk itu perlu
diadakan pendataan dan penyuluhan bagi pekerja.
2. Hasil upaya kesehatan kerja tidak ada dikarenakan belum terbentuknya
program kesehatan kerja.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


64
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.14 Program Usaha Kesehatan Kerja Wilayah Kerja Puskesmas

Medan 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

4.5.5 Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah upaya pokok yang menjadi beban
puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat diartikan
pula kesehatan gigi paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat
berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan – kegiatan kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan yaitu:
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi,penambalan dan pencabutan gigi
2. Membuat laporan kerja dan laporan kegiatan – kegiatan yang di ikuti yang
meliputi : pemeriksaan , pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta rujukan
penyuluhan kebersihan gigi dan pasien yang berobat ke puskesmas
3. Usaha kesehatan gigi anak sekolah
4. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGM)

Tabel 4.15. Kelainan Gigi Dan Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Juni 2019

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


65
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah

1 Karies 5 9 9 8 8 5 44

2 periodinitis 32 60 46 42 37 45 262

3 pulpitis 37 55 45 43 36 39 255

4 Abses 7 20 10 15 14 13 79

5 Persistensi 37 35 35 40 48 35 230

6 Cabut gigi permanen 31 43 40 41 29 10 194

7 Tambal sementara 0 0 0 0 7 0 7

Jumlah
149 222 185 189 179 1071

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:


1. Kasus periodenitis di unit pelayanan medik dasar yaitu 262 jiwa pada periode
Januari - Juni 2019.
2. Kasus kelainan pulpitis pula diunit pelayanan medic dasar kesehatan gigi yaitu
255 jiwa pada periode Januari – Junii 2019
3. Kasus persistensi di unit pelayanan medik dasar yaitu 230 jiwa pada periode
Januari - juni 2019.
Dari hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa angka kejadian dari kasus
periodenitis merupakan kasus terbanyak di Poli gigi Puskesmas Medan Denai yaitu
sebanyak 262. Setelah itu kasus terbanyak disusul oleh kasus pulpitis sebanyak 255.
dan kasus persistensi sebanyak 230.
Selain itu dapat kita lihat kunjungan ke poli gigi Puskesmas Medan Denai
mengalami peningkatan tiap bulannya. Hal ini disebabkan oleh sudah tingginya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dimana
begitu mereka merasa ada keluhan lain pada gigi dan mulut mereka, mereka langsung
ke puskesmas. Semua ini tidak lepas dari tingginya upaya kerja Puskesmas Medan
Denai dalam mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Upaya-
upaya tersebut terus ditingkatkan di Puskesmas Medan Denai dengan memperbanyak
promosi- promosi kesehatan salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut seperti di
tempat sekolah maupun di sekitar- sekitar kawasan Puskesmas Medan Denai.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


66
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.5.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Pengenalan diri gangguan jiwa
2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa
3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

Tabel 4.16. Program Usaha Kesehatan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Juni 2019

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

4.5.7 Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan keinginan puskesmas yang lain:
1. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan penyuluhan
kesehatan posyandu.
2. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata.
3. Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulangi.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


67
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.17. Program Usaha Kesehatan Mata Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Juni 2019

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Kesimpulan :

1. Penyakit mata tertinggi terdapat pada Kelainan Reflaksi & Akomodasi

dengan total jumlah 135 periode januari-juni 2019.

2. Penyakit mata terendah terdapat pada Glaukoma, Kebutaan & Penglihatan

Kurang, Konjungtivitas Purulenta, Kekurangan kornea, Radang saluran kel

air mata, Juling & kel gerak bola mata, Radang Kelopak mata, Penyakit

mata lain, Trakhoma & akibat kemudian trachoma, Defisiensi Vit. A,

Trauma mata & C. Aleanum.

4.5.8 Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


68
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan- kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan usai


lanjut antara lain adalah upaya promotif yaitu upaya menggairahkan semangat hidup
usia lanjut agar mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
1. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
2. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
3. Meningkatkan kegiatan sosial dimasyarakat.
4.5.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional antara lain: panti pijat
dan refleksi.
2. Memberikan penyuluhan tentang manfaat pekarangan sebagai bahan untuk
menanam tanaman obat keluarga

Tabel 4.18. Program Usaha Kesehatan Usia Lanjut Di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai Januari – Juni 2019
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
1 Jumlah kunjungan Lansia
Umur
  253 258 275 276 275 235 1572
45-59
Umur
  156 160 160 158 154 149 937
60-69

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


69
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Umur
  113 110 107 115 104 102 651
>70
2 Pengukuran status gizi (TB/BB)
  Normal 511 518 531 534 517 478 3089
  Lebih 11 10 11 13 11 8 64
  Kurang 0 0 0 2 0 0 2
3 Pengukuran TD
  Normal 392 395 423 424 403 367 2404
  Tinggi 121 124 112 115 118 112 702
  Rendah 8 9 7 10 7 7 48
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

4.5.10 Laboratorium Sederhana


Di Puskesmas Medan Denai terdapat laboratorium sederhana dimana terdapat
ruangan khusus laboratorium yang telah disediakan dan terdapat seorang analis sebagai
penanggung jawab laboratorium. Di Puskesmas Medan Denai terdapat pemeriksaan
KGD, asam urat, kolesterol total, golongan darah, plano test/ kehamilan, dahak- BTA,
Infeksi Menular Seksual dan HIV

Tabel 4.19. Data Laboratorium Puskesmas Medan Denai


No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
1 Kadar gula darah 105 108 106 66 104 109 598
2 Asam urat 0 0 0 7 51 53 111
3 Kolesterol 0 0 0 9 51 53 113
4 Plano test 1 0 6 4 7 5 23
5 IgG, IgM 0 0 0 0 0 0 0

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


70
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6 Widal test 0 0 0 0 0 0 0
7 Golongan darah 10 8 17 7 4 32 78
8 HIV 47 28 27 21 12 25 160
9 IMS 22 17 26 13 3 0 81
10 Hb 25 16 20 11 19 20 111
11 Hepatitis B 24 17 20 12 17 15 105
Periode Januari – Juni 2019

Dari data di atas didapatkan bahwa:


Kesimpulan :
1. Pemeriksaan paling banyak adalah KGD yaitu sebanyak 598 pemeriksaan.
2. Pemeriksaan paling sedikit adalah pemeriksaan yakni Ig G & Ig M sebanyak 0
pemeriksaan.
3. Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa pemeriksaan terbanyak yang
dilakukan di Puskesmas Medan Denai pada bulan Januari sampai Juni 2019
adalah pemeriksaan Kadar Gula Darah. Hal ini mungkin dikarenakan Diabetes
Mellitus merupakan salah satu penyakit tersering yaitu urutan ke 4 dari 10
penyakit tersering di Puskesmas Medan Denai. Tingginya angka kejadian DM
mungkin dikarenakan pola hidup dimasyarakat yang kurang baik seperti pola
makan sehari- hari yang banyak mengandung pemanis buatan dan kurangnya
*Sumber data dari Puskesmas
pengetahuan Medan Denai
dan kesadaran masyarakat untuk mengontrol kesehatan setiap
bulan meskipun mereka mengetahui adanya faktor keturunan DM pada
keluarganya.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


71
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB V
LAPORAN KEGIATAN

5.1 Laporan Kegiatan Harian


1. Selasa, 23 Juli 2019
Hari selasa, 23 Juli 2019 adalah hari pertama kami memulai kegiatan KKS di
Puskesmas Medan Denai. Kami mulai kegiatan hari selasa dikarenakan hari senin
tanggal 22 Juli 2019 kami masih mengikuti bimbingan di Dinas Kota Medan
mengenai materi tentang puskesmas dan memberikan pembekalan tentang
promkes di puskesmas serta pemberian tugas di puskesmas yang dituju.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


72
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Setelah sampai para mahasiswa mengikuti apel pagi, lalu bertemu dengan dr.
Nur Fadliana selaku kepala TU Puskesmas dan diberi arahan. Setelah itu, kami
juga berkenalan dengan semua staf yang ada di puskesmas, dan diajak berkeliling
ke ruangan-ruangan yang ada di Puskesmas Medan Denai.
Setelah itu, mahasiswa dibagi untuk mengisi poli dan mengikuti kegiatan
Puskesmas. Poli yang diisi adalah poli umum I, poli umum II, poli lansia, poli
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), UGD, Apotek dan Registrasi. Kegiatan yang
diikuti adalah PIS-PK, kunjungan Posyandu balita, acara BKKBN dan sunat
massal. Mahasiswa dibagi 1 orang tiap poli dan 4 untuk kegiatan puskesmas.
Kegiatan di poli umum I dan II adalah memberikan pelayanan kesehatan, dan
sharing dengan dokter yang bertugas di poli umum dalam penegakkan diagnosis
dan pemberian terapi kepada pasien yang datang. Di poli umum I dan II ada 1
dokter yang bertugas, dan mahasiswa ikut serta dalam jalannya pengobatan.
Kegiatan di poli lansia memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia, dan
mahasiswa ikut serta dalam pemberian pengobatan, dan sharing dengan dokter
yang bertugas di poli ini tentang masalah kesehatan lansia dan penyakit terbanyak
pada lansia.
Kegiatan di poli KIA adalah memberikan pelayanan kepada ibu hamil yang
akan memeriksakan kehamilannya, dan ikut serta dalam melakukan anamnesis dan
pemeriksaan, selain itu di dalam poli ini ada pelayanan tentang Keluarga
Berencana (KB) dan penyakit pada anak.
Kegiatan di Apotek yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan memberikan
obat sesuai dengan resep dokter.
Kegiatan di UGD yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan melakukan
tindakan seperti membersihkan luka, mengganti perban dan mengedukasi
perawatan luka pasien.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti PIS-PK adalah mengunjungi rumah-
rumah warga dan melakukan wawancara tentang keadaan Rumah dan anggota
keluarga yang tinggal di rumah tersebut.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


73
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan mahasiswa yang mengikuti kunjungan Posyandu adalah ikut serta


dalam pemberian imunisasi, penimbangan BB balita dan pemberian penyuluhan
kepada ibu-ibu yang datang.
Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

2. Rabu, 24 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti pengobatan di poli, mahasiswa melakukan
kegiatan di poli masing-masing. Kegiatan di puskesmas ini dimulai dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

3. Kamis, 25 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti Kegiatan PIS-PK di jalan Jermal V yang di
ikuti oleh Diki Sanjaya dan di bimbing oleh bapak Hafis Arief selaku petugas
puskesmas.
Selain kegiatan PIS-PK mahasiswa juga melakukan penyuluhan gizi seimbang
di puskesmas kepada masyarakat sekitar, Kegiatan Penyuluhan tentang Gizi
seimbang di sampaikan mahasiswa oleh Munadiah karimah arda dan Fenny
dezzania.
Setelah kegiatan penyuluhan mahasiswa kembali melakukan kegiatan di poli
masing-masing sesuai pembagian tugas sampai dengan pukul 14.30 WIB.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


74
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4. Jumat, 26 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan penyakit Diabetes dan
melakukan edukasi senam Diabetes bersama warga khususnya lansia di
puskesmas.
Kegiatan ini di mulai penyampaian materi oleh mahasiswa tentang penyakit
Diabetes melitus oleh Yesi desmia, setelah itu kegiatan di lanjutkan dengan
edukasi penyakit Tuberkulosis oleh Rini sepriani, dan di lanjutkan dengan edukasi
etika batuk oleh Elsa amimi.
Setelah itu kegiatan berlanjut kepada senam kaki diabetes yang di lakukan
mahasiswa bersama warga lansia di puskesmas.
Setelah kegiatan selesai mahasiwa melanjutkan kembali kegiatan di poli masing-
masing sampai dengan pukul 14.30 WIB.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


75
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

5. Sabtu, 27 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing, dan
mahasiswa yang bertugas di UGD membantu petugas melakukan pemberian
Imunisasi kepada anak-anak yang tidak hadir pada saat pemberian Imunisasi di
Posyandu, kegiatan ini di ikuti oleh Fenny dezzania dan di bimbing oleh petugas
UGD.

6. Senin, 29 Juli 2019


Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
76
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai


pembagian tugas. Jam 09:00 WIB mahasiswa pergi melakukan survei ke sekolah
yang diikuti oleh Diki sanjaya dan Fenny dezzania. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengantarkan surat izin melakukan kegiatan di sekolah Dasar Negeri No. 064972
Jl. Tuar Kec. Medan Denai Kota Medan.
Kegiatan poli diikuti mahasiswa sampai dengan pukul 14.30 WIB.

7. Selasa, 30 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 09:30 WIB.
Setelah pukul 09:30 mahasiswa berangkat ke sekolah dengan di damping
petugas puskesmas untuk melakukan kegitan beserta penyuluhan di sekolah.
Kegiatan ini di khususkan untuk murid kelas satu dan dua, kegiatan nya berupa
pengukuran tinggi badan dan berat badan, setelah itu dilanjutkan dengan
pemeriksaan buta warna, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan telinga. Kegiatan ini
juga di bantu oleh tenaga Dokter kecil sekolah yang di bawah naungi oleh
Puseksmas Medan Denai.
Setelah itu mahasiswa melanjutkan kegiatan dengan penyuluhan cara
menyikat gigi dan mencuci tangan kepada murid-murid yang di sampaikan oleh
Munadiah karimah arda dan Diki sanjaya. Setelah itu di lanjutkan dengan foto
bersama murid-murid.
Setelah kegiatan di sekolah selesai mahasiswa kembali ke puskesmas dan
melanjutkan kegiatan di poli masing-masing sampai dengan pukul 14.30 WIB.
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
77
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

8. Rabu, 31 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.30 WIB.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


78
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Pukul 09.30 Mahasiswa melakukan kegiatan di sekolah Smp Al Washliyah 27


Jl. Panglima denai No 60 kel. Amplas, Kec. Medan Amplas. Kegiatan ini diikuti
oleh Diki sanjaya dan Rini sepriani serta di dampingi petugas puskesmas.
Kegitan ini diantaranya adalah edukasi kesehatan, pemeriksaan telinga,
pemeriksaan tes buta warna dan pengukuran tinggi serta berat badan siswa kelas
satu dan dua smp Al Washliyah 27.

9. Kamis, 1 Agustus 2019


Mahasiswa yang lain melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Pukul 09.00 WIB Mahasiswa melakukan kegiatan Imunisasi
Posyandu di Jl. Jermal 15 yang di dampingi oleh petugas puskesmas.
Setelah itu Mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan tentang Imunisasi yang
di sampaikan oleh Yesi Desmia. Selain itu juga ada kegiatan penyuluhan kesehatan
dan pemeriksaan telinga, gigi, dan pengukuran berat serta tinggi badan yang di

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


79
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

ikuti oleh Diki snjaya di Sekolah Madrasah ibtidaiyah swasta Miftahul jannah Jl.
Panglima denai No. 86 Medan.

10. Jumat, 2 Agustus 2019


. Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.30 WIB.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


80
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Pukul 09.00 WIB Mahasiswa melakukan PIS-PK ke masyarakat yang di


damping oleh pak Hafis Arief selaku petugas puskesmas. Kegiatan ini di ikuti oleh
Yessi desmia, Munadiah karimah arda, Rini sepriani, dan Yolanda budiarti.

11. Sabtu, 3 Agustus 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.30 WIB.
Setelah itu Mahasiswa melakukan kegiatan berpamitan kepada petugas-petugas
puskesmas Medan Denai dan melakukan foto bersama petugas Medan Denai.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


81
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Lingkungan Masyarakat di Medan Denai


Setelah melakukan kegiatan selama menjalankan kegiatan KKS di Puskesmas
Medan Denai, ada beberapa permasalahan menonjol yang ditemukan dan perlu
dilakukan penanganan segera. Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Permasalahan mengenai Kesehatan Lingkungan
2. Permasalahan mengenai DBD
6.1.1 Permasalahan Mengenai Kesehatan Lingkungan
a. Jarak antar rumah warga terlalu sempit kerena tidak terdapatnya pembatas
antara satu rumah kerumah yang lainnya sehingga pemukiman rumah warga
terlihat menjadi padat.
b. Masyarakat kurang menyadari tentang pentingnya tempat pembuangan sampah
terlihat dari masih banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan
tidak pada tempatnya.
c. Masyarakat kurang menyadari tentang cara pembuangan air limbah karena
terlihat dari got yang berwarna sangat hitam dan berbau busuk.
d. Mayarakat kurang menyadari akan kebersihan makanan karena masih tinggi
nya kejadian diare yang masuk 10 besar penyakit terbesar dipuskesmas denai.
e. Tingkat polusi udara di wilayah puskesmas kerja medan denai tinggi karna
terlalu dekat Tol dan masyarakat masih sering membakar sampah sembarangan.

Tabel 6.1.1 Data Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) di Puskesmas Medan


Denai periode januari 2019-juni 2019

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


82
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

*sumber dara Puskesmas Medan Denai

Kesimpulan :

1. Kegiatan Kesling tertinggi pada sarana air bersih,sarana pembuangan


kotoran,dan penatlaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dengan total jumlah
3840 periode jan-juni 2019
2. Kegiatan kesling terendah pada Penyehatan lingkungan pemukiman (Rumah
Sehat), Penyuluhan kesehatan lingkungan, Katering/jasa boga, Pengawasan
TP2, Pengawasan industri non makanan
6.1.2 Pemecahan masalah
Masalah Kesehatan Lingkungan merupakan masalah yang perlu ditindak lanjuti
secara tepat dan cepat. Beberapa pemecahan masalah yang dilakukan antara
lain:
a Memberi edukasi kepada masyarakat mengenai dampak penularan penyakit
akibat pemukiman yang padat
b Mengedukasi masyarakat menyediakan serta membuat tempat pembuangan
sampah di dekat rumah minimal 2 tempat sampah
c Penyuluhan tentang cara menyediakan tempat pembuangan limbah air
d Edukasi tentang kepentingan mencuci tangan yang benar dan hygine
makanan
e Penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan masker ketika
beraktifitas diluar rumah

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


83
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

f Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya infeksi dari nyamuk

6.1.3 Kesehatan Lingkungan


a. Pengertian kesehatan lingkungan.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
b. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


84
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

18) Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal


22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan lingkungan ada 8,
yaitu:
1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

c. Sasaran kesehatan lingkungan

Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan


lingkungan adalah sebagai berikut:

1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang


sejenis

2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk
umum

5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan


yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara
besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


85
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Salah satu masalah dari kesehatan lingkungan yaitu tentang pencemaran


lingkungan. Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran
tanah, pencemaran udara.

d. Pencemaran Lingkungan

Unsur-unsur atau syarat mutlak untuk disebut suatu lingkungan telah


tercemar haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1) Masuk atau dimasukkanya komponen-komponen (makhluk hidup, zat,


energi, dan lain-lain)

2) Ke dalam lingkungan atau ekosistem lingkungan

3) Kegiatan manusia

4) Timbul perubahan, atau menurunkan mutu yang lebih rendah hingga ke


tingkat tertentu

5) Fungsi lingkungan menjadi berkurang atu tidak dapat berfungsi

6) Menurut perutukannya.

Dari unsur-unsur pencemaran lingkungan tersebut, nyatalah bahwa


suatu perbuatan atau aksi yang menimbulkan keadaan sebagai pencemaran
lingkungan hidup haruslah memenuhi berbagai unsur tersebut (Siahaan, 2004).

e. Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.


Kerusakan internal adalah kerusakan yang terjadi diakibatkan alam itu sendiri.
Kerusakan karena faktor internal sulit dicegah karena merupakan proses alami
yang terjadi pada bumi/alam (Dyahwanti Inarni Nur, 2007).

Kerusakan lingkungan karena faktor internal antara lain adalah :

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


86
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Letusan gunung berapi yang merusak lingkungan


alam sekitarnya

2. Gempa bumi yang menyebabkan dislokasi


lapisan tanah

3. Kebakaran hutan karena proses alami pada


musim kemarau panjang, disebabkan oleh embun yang berfungsi
sebagai lensa pengumpul api (pada titik fokusnya) pada saat terkena
cahaya matahari, tepat pada saat embun belum menguap.

Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan


oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan
hidupnya.Pada umumnya disebabkan karena kegiatan industri, berupa limbah
buangan industri. Kerusakan karena faktor eksternal antara lain disebabkan oleh
:

1. Pencemaran udara yang berasal dari cerobong asap pabrik (kegiatan


industri) dan juga gas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil
(pada system transportasi)

2. Pencemaan air yang berasal dari limbah buangan industri

3. Pencemaran daratan (tanah) oleh kegiatan industri maupun penumpukan


limbah padat/barang bekas

4. Penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari perut


bumi.

f. Pencemaran Udara

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu: 1.


Karena faktor internal (secara alamiah), contoh : 1) Debu yang beterbangan
akibat tiupan angin. 2) Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi
berikut gasgas vulkanik. 3) Proses pembusukan sampah organik, dll. 2. Karena
faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh: 1) Hasil pembakaran bahan
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
87
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

bakar fosil. 2) Debu/serbuk dari kegiatan industri. 3) Pemakaian zat-zat kimia


yang disemprotkan ke udara.

6.2. Permasalahan Dan Pemecahan Masalah DBD


6.2.1 Permasalahan Mengenai DBD
Permasalahan tentang Penyakit DBD antara lain :
1. Masih kurangnya pengetahuan dan informasi Masyarakat mengenai
gejala, pengobatan, serta komplikasi dari penyakit DBD
2. Masih kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan 3M plus yang
ditandai masih banyaknya kebiasaan masyarakat menggantu pakaian
serta kurangnya cayaha dan ventilasi dalam rumah.

Tabel 6.2. Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue di Puskesmas


Medan Denai Pada Bulan Januari s/d Desember , tahun 2018

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


88
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

*Sumber data Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


89
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 6.3 Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue di Puskesmas


Medan Denai pada bulan Januari s/d Juni, tahun 2019

*Sumber data Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


90
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6.2.2 Pemecahan masalah


Masalah hipertensi merupakan masalah yang perlu ditindak lanjuti secara
tepat dan cepat. Beberapa pemecahan masalah yang dilakukan antara lain:
1. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Denai
untuk memberikan informasi dan konseling oleh dokter dan peserta
Kepaniteraan Klinik Senior kepada masyarakat mengenai DBD

2. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Denai


untuk mengintensivekan kegiatan pemeriksaan jentik berkala untuk
dijadikan monitoring

3. Mengajak tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan dan


pembinaan kepada masyarakat untuk mencegah DBD

4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya DBD jika


tidak ditagani dengan cepat

6.2 Demam Berdarah Dengue (BDB)


6.2.3 Defenisi DBD
Demam dengue/DF dan DBD atau DHFadalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
ototdannyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopeniadan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010).

6.2.4 Etiologi DBD


Penyakit DBD disebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3
atau DEN-4 yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari pasien
DBD lainnya (Ginanjar, 2008).
Keempat serotipe virus dengue tersebut termasuk dalam group B Arthropod
Borne Virus (arbovirus). Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
96
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibody


terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk
terhadap serotype yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang lain tersebut. Seseorang
yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe
selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia (SudoyoAru, dkk 2009)
6.2.5 Vektor Demam Berdarah
Nyamuk Aedes aegypti memiliki 4 stadium:
1. Stadium Telur
Telur Aedes aegypti berukuran kecil (1 mikron), berwarna hitam,
berbentuk lonjong seperti torpedo dengan berat 0,0113 mg. Saat diletakkan
telurberwarna putih, 15 menit kemudian telur berubah warna menjadi abu-abu
kemudian menjadi hitam. Di bawah mikroskop, pada dinding luar
(eksokorion) telur nyamuk tampak garis-garis yang menyerupai sarang lebah.
Telur menetas dalam waktu 1-2 hari. TPA yang disukai adalah yang
berisi air jernih dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Telur dapat
bertahan sampai 6 bulan.
2. Stadium Larva
Larva Ae.aegypti terdiri dari kepala, toraks, dan abdomen. Pada ujung
abdomen terdapat segmen anal dan sifon. Larva instar III-IV berukuran
kurang lebih 7x4 mm, mempunyai tanda-tanda khas berupa pelana yang
terbuka pada segmen anal, sepasang bulu sifon, dan gigi sisir yang berduri
lateral pada segmen abdomen ke-7. Larva Aedes aegypti bergerak sangat
lincah dan sangat sensitif terhadap rangsangan getaran dan cahaya.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


97
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Gambar 6.2.1 Larva Aedes aegypti Gambar 6.2.2 Larva Aedes albopictus
Larva mengambil makanannya di dasar TPA – sehingga disebut
bottom feeder, dan mengambil oksigen dari udara. Larva Aedes aegypti dapat
hidup di wadah yang mengandung air dengan pH 5,8-8,6 dan tahan terhadap
air dengan kadar garam 10-59,5 mg klor/liter. Larva instar IV dalam waktu
kurang lebih 2 hari melakukan pengelupasan kulit untuk tumbuh menjadi
pupa.
3. Stadium Pupa
Pupa terdiri dari sefalotoraks, abdomen, dan kaki pengayuh.
Sefalotoraks memiliki sepasang corong pernapasan yang berbentuk segitiga.
4. Stadium Dewasa
Setelah berumur 1-2 hari, pupa menjadi nyamuk dewasa jantan atau
betina.
Aedes aegypti dewasa mempunyai ciri-ciri morfologi yang khas yaitu:
1. Berukuran lebih kecil daripada nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus)
dan ujung abdomennya lancip
2. Berwarna dasar hitam dengan belang-belang putih di bagian badan dan
kaki

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


98
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Pada bagian dorsal toraks (mesonotum) terdapat bulu-bulu halus


berwarna putih yang membentuk lire (lyre shaped ornament).
Nyamuk dewasa Aedes aegypti mempunyai warna dasar hitam dengan
belang-belang putih pada bagian badan dan kaki. Nyamuk betina setelah
berumur 1 hari siap melakukan kopulasi dengan nyamuk jantan, dan setelah
kopulasi nyamuk betina akan mencari makanan berupa darah manusia atau
binatang yang diperlukan untuk pembentukan telur. Seekor nyamuk betina
Aedes aegypti setelah 3-4 hari menghisap darah mampu menghasilkan 80-125
butir telur dengan rata-rata 100 butir telur.

Gambar 6.2.3 Aedes aegypti dewasa sedang mengisap darah

Gambar 6.2.4 Aedes aegypti

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


99
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6.2.5 Siklus Hidup


Nyamuk betina meletakkan telurnya di dinding tempat air saat
bertelur. Telur menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari. Kemudian, dalam
waktu 5-15 hari larva berkembang menjadi pupa. Setelah 2 hari, nyamuk
dewasa akan keluar dari pupa. Dalam suasana optimum perkembangan dari
telur sampai dewasa memerlukan waktu sekurang-kurangnya 9 hari.
Aedes aegypti biasanya bertelur pada sore hari menjelang matahari
terbenam. Setelah bertelur nyamuk betina siap mengisap darah lagi. Bila
nyamuk terganggu pada waktu mengisap darah nyamuk akan menggigit
kembali orang yang sama atau berpindah ke orang lain sehingga virus
dipindahkan dengan cepat kepada beberapa orang. Umumnya nyamuk betina
akan mati dalam waktu 10 hari.

Gambar 6.2.5 Siklus hidup Aedes aegypti


6.2.6 Penularan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


100
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Penularan penyakit demam berdarah dengue umumnya


ditularkanmelalui gigitan nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat
jugaditularkan oleh Aedes albopictus yang hidup di kebun. Kedua jenis
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-
tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Orang
yang kemasukan virus dengue untuk pertama kali, umumnya hanya menderita
sakit demam dengue atau demam yang ringan dengan tanda dan gejala yang
tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit sama sekali
(asimtomatis). Penderita demam dengue biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu 5 hari tanpa pengobatan. Tetapi apabila orang sebelumnya sudah
pernah kemasukan virus dengue, kemudian kemasukan virus dengue dengan
virus tipe lain maka orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah
dengue (teori infeksi sekunder) (Ratuti, 2012)
Tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD (Depkes RI,
2005) adalah wilayah yang banyak kasus DBD (endemis), tempat tempat
umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari
berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa virus
dengue cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain sekolah, rumah sakit
atau puskesmas, tempat umum lainnya seperti hotel, pertokoan, pasar,
restoran, dan tempat ibadah, pemukiman baru dipinggir kota.
6.2.7 Klasifikasi
Klarifikasi Pembagian Derajat menurut (Soegijanto,2006):
a. Derajat I : Demam dengan uji tourniquet positif.
b. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya
dikulit atau perdarahan lain.
c. Derajat III : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak
disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi
meliputinadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun
(<20mmHg)/ hipotensi disertai ekstremitas dingin, dan anak gelisah.
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
101
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

d. Derajat IV : demam, perdarahan spontan disertai atau tidak


disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala renjatan hebat
(nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur)
6.2.8 Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin,
trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu viremia
menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan
perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang
menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari,
penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus
(Murwani, 2011).
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik
kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan
adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme
hemostatis secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan
jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 harim (Soegijanto, 2006).
Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia
yang mengakibatkan penderita menalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit,
hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (hepatomegali). Kemudian virus bereaksi
dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi. Dalam sirkulasi
dan akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
histamine dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
102
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibtkan terjadinya


pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler. Pembesaran plasma ke ruang eksta
seluler mengakibatkan kekurangan volume plasma, terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningatan hematocrit >20%) menunjukan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) sehingga nilai hematokrit
menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena (Noersalam,
2005).
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan
dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga
peritonium, pleura, dan pericardium yang pada otopsi ternyata melebihi cairan
yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan
jumlah trombosit menunjukan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga
pemberian cairan intravenaharus di kurangi kecepatan dan jumlahnya untuk
mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak
mendapat cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami
renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul
anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
dengan baik (Murwani, 2011).

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


103
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Gambar.6.2.6 Patogenesis DBD

6.2.9 Tanda dan Gejala


1. Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus
menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian turun secara cepat.
2. Tanda-Tanda Pendarahan
Sebab pendarahan pada penderita penyakit DBD ialah trombositopeni,
gangguan fungsi trombosit, perdarahan ini terjadi di semua organ.
Bentuk perdarahan dapat berupa:

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


104
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Uji Tourniquet (Rumple Leede) positif


Uji Torniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat
dinilai sebagai ”presumtif test” (dugaan keras) oleh karena Uji
Torniquet positif pada hari-hari pertama demam ditemukan pada
sebagian besar penderita penyakit DBD. Namum uji Torniquet positif
juga dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam
chikungunyah) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku
(fosa cubiti).
a. Petechiae, Purpura, Echymosis dan perdarahan conjunctiva.
Petechiae sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya: regangkan kulit, jika hilang maka bukan
petheciae). Petechiae merupakan tanda perdarahan yang tersering
ditemukan. Tanda ini dapat muncul pula perdarahan
subkonjunctiva atau hematuri.
b. Hematemesis, melena.
c. Hematuria.
4. Hepatomegali (Pembesaran Hati)
Sifat pembesaran hati yaitu pembesaran hati pada umumnya
dapat ditemukan pada permulaan penyakit, pembesaran hati tidak
sejajar dengan beratnya penyakit, nyeri tekan sering kali ini ditemukan
tanpa disrtai ikterus. Pembesaran hati mungkin disebabkan strain
serotipe virus dengue.
5. Renjatan (Shock)
Tanda-tanda renjatan yaitu kulit terasa dingin dan lembab
terutama pada ujung jari dan kaki, penderita menjadi gelisah, sianosis
disekitar mulut, nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba, tekanan
nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang). Sebab

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


105
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

renjatan yaitu karena perdarahan atau karena kebocoran plasma ke


darah ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak.
6. Trombositopeni
Jumlah trombosit di bawah 150.000/mm3 biasanya ditemukan
diantara hari ketiga sampai ke tujuh sakit, pemeriksaan trombosit
dilakukan minimal dua kali yang pertama pada waktu pasien masuk dan
apabila normal diulangi pada hari kelima sakit. Bila perlu diulangi lagi
pada hari ke 6-7 sakit.
7. Hemokonsentrasi
Meningkatnya nilai hematokrit (Ht) merupakan indikator yang
peka terhadap akan terjadinya renjatan sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan berulang secara periodik.
8. Gejala Klinik lain
Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita penyakit DBD
ialah anoreaksi, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi
dan kejang, pada beberapa kasus terjadinya kejang disertai
hiperpireksia dan penurunan kesadaran sehingga sering di diagnosa
sebagai ensefalitis, keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul
mendahului perdarahan gastrointestinal dan renjatan (Ratuti, 2012).

6.2.7 Penatalaksanaan
Untuk penderita tersangka DF/DHF sebaiknya dirawat dikamar yang
bebas nyamuk (berkelambu) untuk membatasi penyebaran. Perawatan kita
berikan sesuai dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan
beratnya penyakit.
a. Derajat I: terdapat gangguan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan
elektrolit karena adanya muntah, anorexsia. Gangguan rasa nyaman
karena demam, nyeri epigastrium, dan perputaran bola mata.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


106
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Perawatan: istirahat baring, makanan lunak (bila belum ada nafsu makan
dianjurkan minum yang banyak 1500-2000 cc/hari), diberi kompre
dingin, memantau keadaan umum, suhu, tensi, nadi dan perdarahan,
diperiksakan Hb, Ht, dan thrombosit, pemberian obat-obat antipiretik dan
antibiotic bila dikuatirkan akan terjadi infeksi sekunder.
b. Derajat II: peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan
hemaesis.
Perawatan : bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tampon
sementara, bila penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemak
tetapi bila terjadi hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisi
kepala dimiringkan agar tidak terjadi aspirasi, bila perut kembung besar
dipasang maag slang, sedapat mungkin membatasi terjadi pendarahan,
jangan sering ditusuk, pengobatan diberikan sesuai dengan intruksi dokter,
perhatikan teknik-teknik pemasangan infus, jangan menambah
pendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi dan
pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bila
keadaan memburuk segera lapor dokter.
c. Derajat III: terdapat gangguan kebutuhan O2 karena kerja jantung
menurun, penderita mengalami pre shock/ shock.
Perawatan: mengatur posisi tidur penderita, tidurkan dengan posisi
terlentang denang kepala extensi, membuka jalan nafas dengan cara
pakaian yang ketat dilonggarkan,bila ada lender dibersihkan dari mulut
dan hidung, beri oksigen, diawasi terus-meneris dan jangan ditinggal
pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusi
atas izin dokter, bila penderita tidak sadar diatur selang selin perhatian
kebersihan kulit juga pakaian bersih dan kering.

6.2.8 Komplikasi
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
107
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

a. Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok
yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi
pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolic seperti
hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab
terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara,
maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh thrombosis pembuluh
darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravascular yang
menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar
darah otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan
dengan kegagalan hati akut.
Pada ensefalopati cenderung terjadi oadem otak danalkalosis,
maka bila syok telah teratasi cairan diganti dengan cairan yang tidak
mengandung HC03-dan jumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan
laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) :
glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi oadem otak diberikan
dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat
perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan.
Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena 3-10
mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan >80 mg. Mencegah
terjadinya peningkatan tekanan intracranial dengan mengurangi
jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan
elektrolit. Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang
adekuat. Untuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan
neomisin dan laktulosa.Usahakan tidak memberikan obat-obat yang
tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi
beban detoksifikasi obat dalam hati.Transfusi darah segar atau
komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


108
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan


asam amino rantai pendek.
b. Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal,
sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat
dijumpai sindrom uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah
gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume
intravaskular, penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi
dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah
dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis
diusahakan >1 ml / kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok
belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah
dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat
sering kali dijumpai akute tubular necrosis, ditandai penurunan
jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
c. Udema paru
Udema paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai
akibat pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari
sakit ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya
tidak akan menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma
masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang
ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih (kesalahan terjadi
bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematocrit tanpa
memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress
pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan
gambaran udem paru pada foto rontgen dada. Komplikasi demam
berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin beratnya bentuk
demam berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock syndrome.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


109
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Komplikasi paling serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai


berikut:
a. Dehidrasi
b. Pendarahan
c. Jumlah platelet yang rendah
d. Hipotensi
e. Bradikardi
f. Kerusakan hati

6.2.9 Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik
secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan
pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak
dapat berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan dengan:
a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air
sekurang- kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atasdasar
pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi
nyamuk adalah 7-10 hari.
b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, dan tempat
air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada
tempat-tempat tersebut.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


110
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung


setidaknya seminggu sekali.
d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang barang
bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya
jentik-jentik nyamuk, seperti sampah keleng, botol pecah, dan
ember plastik.
e. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bamboo
dangan menggunakan tanah.
f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta
membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh
sampah-sampah dari daun.
2. Biologis
Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan
nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan.
3. Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta
pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan
kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan atau fogging
dengan menggunakan mal athion dan fenthion yang berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan aedes aegypti sampai batas tertentu,
memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti
gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.
Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit
DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita
sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air,
menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali serta menimbun sempah-sampah dan lubang-lubang pohon
yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik jentik nyamuk. Selain
itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
111
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur,


memesang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent,
memesang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta
tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat (Depkes, 2004).

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


112
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

7.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan
Kesehatan Lingkungan dan penyuluhan DBD masih menjadi masalah
dipuskesmas Medan Denai. Masalah yang terkait dengan Kesehatan
Lingkungan dan penyuluhan DBD yaitu kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan bersih dan
sehat, pentingnya menggunakan jamban sehat dan pentingnya 3M.
Beberapa kegiatan kewaspadaan yang dapat dilakukan adalah dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M), diantaranya adalah menguras dan
menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air,
mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian
PSN 3M dapat diiringi dengan kegiatan plus lain, seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di kamar,
memasang kawat kasa, menaburkan larvasida pada tempat yang sulit dikuras,
dan penggunaan repellent selama beraktivitas.
7.2. Saran

1. Bagi petugas kesehatan :


a. Meningkatkan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada program
Kesling.
b. Meningkatkan informasi kesehatan secara langsung maupun melalui media
massa dan media sosial terkait dengan Kesling dan DBD
c. Berperan aktif dalam upaya Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN)
d. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan melibatkan ketua RT, RW,
tokoh masyarakat dan kelompok masyarakat terkait program fogging

2. Bagi masyarakat :
a. Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


113
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

b. Mengubah perilaku masyarakat dengan 3M plus


c. Memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan dalam upaya meningkatkan
pengetahuan, kemampuan untuk meningkatkan kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


114

Anda mungkin juga menyukai