FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Masyarakat, Puskesmas
kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan
Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan
berkesinambungan.
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh, yaitu pelayanan kesehatan
yang meliputi :
a. Kuratif (pengobatan)
b. Preventif (pencegahan)
c. Promotif (peningkatan kesehatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua jenis, golongan
umur dan dimulai sejak dimulainya pembuahan dalam kandungan
hingga tutup usia.
Kegiatan :
1. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus – kasus:
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Persalinan penyulit
c. Penyakit gawat darurat
2. Merawat sementara atau melakukan observasi diagnostik dengan
rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan
pengiriman penderita ke RS
4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti (risiko
tinggi)dan persalinan dengan penyulit
5. Melakukan MOP atau MOW (MOP = Metode Operasi pada Pria,
MOW = Metode Operasi pada Wanita )
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan
harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya
peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan maka jabatan kepala puskesmas adalah jabatan struktural
eselon IV. Apabila tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
eselon IV tidak tersedia, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan
sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang
kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan
kantor Kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat Kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta penilaian.
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEDAN DENAI
JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI -LAKI PEREMPUAN KK JIWA
Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi Puskesmas Medan
Denai adalah 41.974.
Status
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Negeri Swasta
1 TK - 22 22
2 SD 5 10 15
3 SMP - 4 4
4 SMU/SMK 1 5 6
5 PT - 2 2
Jumlah 5 43
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di naungi Puskesmas
Medan Denai yang paling banyak adalah tingkat TK sebanyak 22 yayasan.
3.5.2 Sarana Ibadah
Grafik 3.2. Distribusi Sarana Ibadah
9
8 *Sumber
7
6 data dari
5
4
3
2
1
0
Masjid Gereja Kuil Wihara
Denai Menteng
Dari grafik diatas didapati sarana ibadah yang di naungi di Puskesmas Medan
Denai adalah Mesjid, Gereja, Kuil, dan Wihara.
Laporan3KegiatanAzhar
di UPTKoto - Denai
Puskesmas Medan - Keamanan
4 Siti Raiyah - - 31
Cleaning Service
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
Struktur oraganisasi
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Lantai 1
Registrasi
Poli
Lansia
Poli Umum
2
UGD
Lantai 2
T Wc Wc Ruang KA
a Pegawai Pegawai Puskesmas
n
g
g
a
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS MEDAN DENAI
Tabel. 4.1 Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Medan Denai Periode Januari -
Desember 2018
Kegiatan :
1. Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup :
- Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
- Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
- Hygiene dana sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat-
tempat umum serta tempat pengelolaan dan penyajiannya
Kesimpulan:
Jumlah kunjungan k1 ibu hamil yang tertinggi adalah pada bulan april dan juli,
yaitu sejumlah 104 (dari total 1027) dan terendah pada bulan Januari, yaitu sejumlah
64. Jumlah kunjungan k2 ibu hamil tertinggi bulan April dengan jumlah 102 (dari total
986), dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah 59. Jumlah kunjungan ibu hamil
dengan factor resiko yang tertinggi adalah bulan Juli dengan jumlah 22 (dari total 145)
dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah 4. Jumlah ibu hamil resiko tinggi yang
ditangani paling banyak dibulan Agustus dengan jumlah 19 (dari total 72) dan terendah
dibulan November dengan jumlah 3. Jumlah ibu resiko tinggi yang dirujuk ke RS
paling banyak di bulan Februari dengan jumlah 9 (dari total 53) dan terendah di bulan
September , Oktober, November dengan jumlah masing-masing 1, jumlah persalinan
oleh tenaga kesehatan, termasuk didampingi tenaga kesehatan tertinggi pada bulan
April dengan jumlah 98 (dari total 938) dan terendah pada bulan Januari sejumlah 57.
Jumlah kunjungan bayi paling tinggi di bulan Oktober dengan jumlah 144 (dari total
1067) dan terendah di bulan januari 55.
Table 4.4 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari – Desember 2018
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
45
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
Table 4.5 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari – Mei 2019
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB
Januari s.d Juni 2019
Penanggungjawab Program : Berliana Siagian
JUMLA
BULAN
JENIS H
NO PASIEN
JUNI
KONTRASEPSI JAN FEB MAR APRIL MEI
D L D L D L D L D L D L
BARU 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
1 IUD
LAMA 181 294 182 294 182 295 182 295 182 292 182 292 2.853
BARU 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 0 9
2 KONDOM
LAMA 400 219 400 219 402 219 402 219 400 219 375 219 3.693
BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MOW
LAMA 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 708
BARU 0 0 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 7
4 IMPLAN
LAMA 264 278 265 278 267 279 270 281 270 276 271 276 3.275
BARU 1 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 1 20
5 SUNTIK
LAMA 418 332 418 334 423 335 430 346 460 294 344 291 4.425
6 PIL BARU 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 15
LAMA 471 354 472 357 480 363 488 371 351 309 347 300 4.663
JUMLAH 779.909
Cakupan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
Penimbangan di
Posyandu
80 80 80 80 80 80 960
D/S
80 80 80 80 80 80
80 80 80 80 80 80
K/S 960
80 80 80 80 80 80
65 66 66 66 66 66 790
D/K
65 66 66 66 66 66
65 67 67 67 67 67 800
N/D
65 67 67 67 67 67
30 35 35 35 35 35 410
N/S
30 35 35 35 35 35
BGM 0 0 0 2 2 2
76
10 12 12 12 12 12
Balita gizi buruk
mendapat perawatan 10 0 0 0 0 0 40
ASI Eksklusif 0 30 0 0 0 0
Pemberian Vitamin
A pada bayi 0 267 0 0 0 0
3145
Pemberian Vitamin
A pada balita 0 2878 0 0 0 0
Pemberian Vitamin
A pada Bufas 54 57 58 58 57 59
700
Pemberian Fe I pada
Bumil 58 61 58 59 61 60
Pemberian Fe III
pada Bumil 56 58 52 58 59 59
685
Pemberian Fe pada
Bufas 54 57 58 58 57 59
% MP ASI BGM
Gakin 0 0 0 0 0 0
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan obtimal.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dilaksanakan karena :
1. Masi tingginya angka penderita penyakit menular yang masih bisa di cegah
dengan imunisasi, misalnya ; Campak, TB paru.
2. Masi tingginya anggka penyakit menular yang berhubungan dengan higiene dan
sanitasi, misalnya : diare, infeksimata, infeksi telinga, dan mastoid.
3. Masih tinggi angka penderita penyakit menular yang penularannya melalui
vektor, misalnya : Demam berdarah
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang di tulari secara
langsung, misalnya : TB paru, ispa, campak, cacar air.
Kegiatan - kegiatan P2M berupa :
1. Mencari kasus sedini mungkin untuk menlakukan pengobatan.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di Puskesmas.
3. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, CAMPAK, POLIO, DT dan
TT.
4. Langkah–langkah yang di lakukan dalam pengamatan dan pemberantasan
penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6. Melaporkan tentang penyakit menular.
7. Menyelidiki lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menemukan kasusu–kasus untuk mengetahui sumber penularan.
8. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalaran.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan.
4 DM 61 62 69 50 35 69 346
10 diare 15 16 14 12 20 20 97
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
450
400
350
300
250
200
150
Jan
100
Feb
50
Mar
0
Apr
Mei
Juni
4.3 Posyandu
4.3.1 Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat, kegiatan-kegiatan yang di padukan khususnya adalah
program KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan Diare.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya salah satu
wujud peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyaraat dapat
memperoleh pelayanan KB-Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Imunisasi, dan
penanggunglangan Diare pada waktu dan tempat yang sama.
Kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat
dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat, yang di laksanakan oleh kader-kader kesehatan, yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari tim puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran dalam
rangka mempercepat terwujudnya catur warga.
2. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan masyarakat.
4.3.3 Sasaran Penyelenggaraan Posyandu
Sasaran posyandu meliputi :
1. bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
4. Wanita usia subur
4.3.4 Kegiatan Posyandu
Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu :
1. Kegiatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulangan diare
Kegiatan gizi diposyandu merupakan bagian dari UPKG dalam langkah-
langkah kebijaksanaan. Perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya langsung yang
meliputi :
Pencatatan
Laporan Kegiatan Hasil
di UPT Penimbangan
Puskesmas Medan Denai
54
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
Pelayanan Kesehatan
a. Kader Kesehatan
1. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana posyandu.
2. Melaksanakan pendaftaran
3. Melaksanakanpenimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu.
4. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku register
posyandu.
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
6. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dnegan kewenangannya,
misalkan memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil KB, kondom. Bila ada
petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan dilakukan bersama dengan petugas
kesehatan. Setelah sesuai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
b. Petugas Kesehatan
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.
4.4 Imunisasi
4.4.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan
morbilitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada
bayi dan anak. Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
suatu penyakit tertentu.
Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang zat anti yang
di masukkan kedalam tubuh melalui suntikan, sperti vaksin BCG, DPT, Campak dan
melalui mulut seperti vaksin Polio.
3. Tetanus
4. Tuberculosis
5. Campak
6. Poliomielitis
7. Hepatitis B
4.4.6 Program Imunisasi
Imunisasi adalah suatu tindakan yang memberikan kekebalan tubuh terhadap
penyakit tertentu.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur (PUS).
Tujuan :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Tabel 4.9 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Medan Denai
Bulan Januari – Juni 2019
No Imunisasi Sasara J F M A M J
n
1 HBO Bayi 51 53 53 49 51 26
2 BCG Bayi 53 55 54 51 53 27
3 Polio 1 Bayi 53 55 54 51 53 27
4 DPT/HB/HIB Bayi 51 52 56 53 54 29
1
5 Polio 2 Bayi 51 52 56 53 54 29
6 DPT/HB 2 Bayi 53 54 55 51 53 27
7 Polio 3 Bayi 53 54 55 49 53 27
8 DPT/HB/Hbi3 Bayi 53 54 53 53 52 26
9 Polio 4 Bayi 43 54 53 53 52 26
10 IPV Bayi 35 41 41 44 44 23
10 Campak + R Bayi 50 54 55 52 53 27
11 LIL Bayi 50 54 55 52 53 27
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
4.5 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
4.5.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian
Tabel 4.10. Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-2019
Keterangan tabel :
Dari table di atas dapat diketahui bahwa pada Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
terdapat 16 SD, 5 SMP, 6 SMA.
Tabel 4.11. Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-2019
No Tenaga Kelurahan Jumlah(orang)
Denai Menteng
pendukung
1 Dokter Kecil 23 15 38
2 Dokter Remaja 10 3 0
3 Guru UKS 9 5 14
Jumlah 42 23 52
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018
Dari table di atas di ketahu bahwa :
1. Dokter Kecil
Jumlah Dokter kecil yang ada 38 jiwa
Target dokter kecil 10 dari jumlah murid SD
Jumlah murid SD adalah 5.127 jiwa
2. Guru UKS
Guru UKS berjumlah 14 orang
Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=27
Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai
Medan 2018
1 Karies 5 9 9 8 8 5 44
2 periodinitis 32 60 46 42 37 45 262
3 pulpitis 37 55 45 43 36 39 255
4 Abses 7 20 10 15 14 13 79
5 Persistensi 37 35 35 40 48 35 230
7 Tambal sementara 0 0 0 0 7 0 7
Jumlah
149 222 185 189 179 1071
air mata, Juling & kel gerak bola mata, Radang Kelopak mata, Penyakit
Umur
113 110 107 115 104 102 651
>70
2 Pengukuran status gizi (TB/BB)
Normal 511 518 531 534 517 478 3089
Lebih 11 10 11 13 11 8 64
Kurang 0 0 0 2 0 0 2
3 Pengukuran TD
Normal 392 395 423 424 403 367 2404
Tinggi 121 124 112 115 118 112 702
Rendah 8 9 7 10 7 7 48
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
6 Widal test 0 0 0 0 0 0 0
7 Golongan darah 10 8 17 7 4 32 78
8 HIV 47 28 27 21 12 25 160
9 IMS 22 17 26 13 3 0 81
10 Hb 25 16 20 11 19 20 111
11 Hepatitis B 24 17 20 12 17 15 105
Periode Januari – Juni 2019
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
Setelah sampai para mahasiswa mengikuti apel pagi, lalu bertemu dengan dr.
Nur Fadliana selaku kepala TU Puskesmas dan diberi arahan. Setelah itu, kami
juga berkenalan dengan semua staf yang ada di puskesmas, dan diajak berkeliling
ke ruangan-ruangan yang ada di Puskesmas Medan Denai.
Setelah itu, mahasiswa dibagi untuk mengisi poli dan mengikuti kegiatan
Puskesmas. Poli yang diisi adalah poli umum I, poli umum II, poli lansia, poli
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), UGD, Apotek dan Registrasi. Kegiatan yang
diikuti adalah PIS-PK, kunjungan Posyandu balita, acara BKKBN dan sunat
massal. Mahasiswa dibagi 1 orang tiap poli dan 4 untuk kegiatan puskesmas.
Kegiatan di poli umum I dan II adalah memberikan pelayanan kesehatan, dan
sharing dengan dokter yang bertugas di poli umum dalam penegakkan diagnosis
dan pemberian terapi kepada pasien yang datang. Di poli umum I dan II ada 1
dokter yang bertugas, dan mahasiswa ikut serta dalam jalannya pengobatan.
Kegiatan di poli lansia memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia, dan
mahasiswa ikut serta dalam pemberian pengobatan, dan sharing dengan dokter
yang bertugas di poli ini tentang masalah kesehatan lansia dan penyakit terbanyak
pada lansia.
Kegiatan di poli KIA adalah memberikan pelayanan kepada ibu hamil yang
akan memeriksakan kehamilannya, dan ikut serta dalam melakukan anamnesis dan
pemeriksaan, selain itu di dalam poli ini ada pelayanan tentang Keluarga
Berencana (KB) dan penyakit pada anak.
Kegiatan di Apotek yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan memberikan
obat sesuai dengan resep dokter.
Kegiatan di UGD yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan melakukan
tindakan seperti membersihkan luka, mengganti perban dan mengedukasi
perawatan luka pasien.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti PIS-PK adalah mengunjungi rumah-
rumah warga dan melakukan wawancara tentang keadaan Rumah dan anggota
keluarga yang tinggal di rumah tersebut.
ikuti oleh Diki snjaya di Sekolah Madrasah ibtidaiyah swasta Miftahul jannah Jl.
Panglima denai No. 86 Medan.
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Kesimpulan :
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk
umum
d. Pencemaran Lingkungan
3) Kegiatan manusia
6) Menurut perutukannya.
e. Kerusakan Lingkungan
f. Pencemaran Udara
Gambar 6.2.1 Larva Aedes aegypti Gambar 6.2.2 Larva Aedes albopictus
Larva mengambil makanannya di dasar TPA – sehingga disebut
bottom feeder, dan mengambil oksigen dari udara. Larva Aedes aegypti dapat
hidup di wadah yang mengandung air dengan pH 5,8-8,6 dan tahan terhadap
air dengan kadar garam 10-59,5 mg klor/liter. Larva instar IV dalam waktu
kurang lebih 2 hari melakukan pengelupasan kulit untuk tumbuh menjadi
pupa.
3. Stadium Pupa
Pupa terdiri dari sefalotoraks, abdomen, dan kaki pengayuh.
Sefalotoraks memiliki sepasang corong pernapasan yang berbentuk segitiga.
4. Stadium Dewasa
Setelah berumur 1-2 hari, pupa menjadi nyamuk dewasa jantan atau
betina.
Aedes aegypti dewasa mempunyai ciri-ciri morfologi yang khas yaitu:
1. Berukuran lebih kecil daripada nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus)
dan ujung abdomennya lancip
2. Berwarna dasar hitam dengan belang-belang putih di bagian badan dan
kaki
6.2.7 Penatalaksanaan
Untuk penderita tersangka DF/DHF sebaiknya dirawat dikamar yang
bebas nyamuk (berkelambu) untuk membatasi penyebaran. Perawatan kita
berikan sesuai dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan
beratnya penyakit.
a. Derajat I: terdapat gangguan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan
elektrolit karena adanya muntah, anorexsia. Gangguan rasa nyaman
karena demam, nyeri epigastrium, dan perputaran bola mata.
Perawatan: istirahat baring, makanan lunak (bila belum ada nafsu makan
dianjurkan minum yang banyak 1500-2000 cc/hari), diberi kompre
dingin, memantau keadaan umum, suhu, tensi, nadi dan perdarahan,
diperiksakan Hb, Ht, dan thrombosit, pemberian obat-obat antipiretik dan
antibiotic bila dikuatirkan akan terjadi infeksi sekunder.
b. Derajat II: peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan
hemaesis.
Perawatan : bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tampon
sementara, bila penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemak
tetapi bila terjadi hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisi
kepala dimiringkan agar tidak terjadi aspirasi, bila perut kembung besar
dipasang maag slang, sedapat mungkin membatasi terjadi pendarahan,
jangan sering ditusuk, pengobatan diberikan sesuai dengan intruksi dokter,
perhatikan teknik-teknik pemasangan infus, jangan menambah
pendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi dan
pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bila
keadaan memburuk segera lapor dokter.
c. Derajat III: terdapat gangguan kebutuhan O2 karena kerja jantung
menurun, penderita mengalami pre shock/ shock.
Perawatan: mengatur posisi tidur penderita, tidurkan dengan posisi
terlentang denang kepala extensi, membuka jalan nafas dengan cara
pakaian yang ketat dilonggarkan,bila ada lender dibersihkan dari mulut
dan hidung, beri oksigen, diawasi terus-meneris dan jangan ditinggal
pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusi
atas izin dokter, bila penderita tidak sadar diatur selang selin perhatian
kebersihan kulit juga pakaian bersih dan kering.
6.2.8 Komplikasi
Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai
107
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
a. Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok
yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi
pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolic seperti
hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab
terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara,
maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh thrombosis pembuluh
darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravascular yang
menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar
darah otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan
dengan kegagalan hati akut.
Pada ensefalopati cenderung terjadi oadem otak danalkalosis,
maka bila syok telah teratasi cairan diganti dengan cairan yang tidak
mengandung HC03-dan jumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan
laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) :
glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi oadem otak diberikan
dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat
perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan.
Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena 3-10
mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan >80 mg. Mencegah
terjadinya peningkatan tekanan intracranial dengan mengurangi
jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan
elektrolit. Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang
adekuat. Untuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan
neomisin dan laktulosa.Usahakan tidak memberikan obat-obat yang
tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi
beban detoksifikasi obat dalam hati.Transfusi darah segar atau
komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu
6.2.9 Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik
secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan
pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak
dapat berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan dengan:
a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air
sekurang- kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atasdasar
pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi
nyamuk adalah 7-10 hari.
b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, dan tempat
air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada
tempat-tempat tersebut.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan
Kesehatan Lingkungan dan penyuluhan DBD masih menjadi masalah
dipuskesmas Medan Denai. Masalah yang terkait dengan Kesehatan
Lingkungan dan penyuluhan DBD yaitu kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan bersih dan
sehat, pentingnya menggunakan jamban sehat dan pentingnya 3M.
Beberapa kegiatan kewaspadaan yang dapat dilakukan adalah dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M), diantaranya adalah menguras dan
menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air,
mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian
PSN 3M dapat diiringi dengan kegiatan plus lain, seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di kamar,
memasang kawat kasa, menaburkan larvasida pada tempat yang sulit dikuras,
dan penggunaan repellent selama beraktivitas.
7.2. Saran
2. Bagi masyarakat :
a. Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.