Anda di halaman 1dari 155

LAPORAN KEGIATAN

DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN


PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Oleh karena itu, kesehatan adalah salah satu aspek yang
mempengaruhi kualitas dan produktifitas sumber daya manusia dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Puskesmas merupakan tempat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya, sesuai dengan
fungsi Puskesmas sendiri sebagai pusat pembangunan, pembinaan, dan pelayanan
kesehatan masyarakat. Sebagai pelayanan kesehatan tingkat I, Puskesmas mempunyai
wewenang dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Tujuan Nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan pembangunan yang
berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan
terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang
kesehatan.
Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992, sehat diartikan sebagai keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi yang ingin dicapai dari
pembangunan kesehatan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan
datang. Salah satu cara perwujudannya yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan
yang memadai dan menyeluruh bagi masyarakat.
Dalam pasal 5 UU kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai tempat
pelayanan masyarakat puskesmas memiliki tugas-tugas pokok, dan mempunyai tujuan
yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 1
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
1.1 Tujuan Kegiatan
1.1.1 Tujuan Umum
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program kerja Puskesmas.
2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari masing-
masingunit yang ada.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program wajib dan pengembangan
Puskesmas (khususnya Puskesmas Desa Lalang).
2. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah berjalan,
berdasarkan standar pelayanan Puskesmas.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa aja yang dijumpai dalam melaksanakan
program-program tersebut, melakukan analisis data berdasarkan dokumen
rekapitulasi data di Puskesmas.
4. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun berdasarkan atas
masalah-masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah Puskesmas Desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal.
5. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program yang kurang pada pencapaian pada tahun sebelumnya di Puskesmas
Desa Lalang

1.2 Prosedur Kerja


Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Desa Lalang
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja Puskesmas Desa
Lalang.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi yang
dilaksanakan di Puskesmas Desa Lalang melalui:
a. Mencatat data dari laporan yang ada di Puskesmas Desa Lalang.
b. Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatan maupun staff administrasi
Puskesmas.
c. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut serta dalam pelayanan
kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 2
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Undang-undang no.75 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Yakni suatu unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang melakukan tugas teknis operasional dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
 Pembangunan Kesehatan
Adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang


berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan
kesehatan.
a. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang
berasaldari pemerintahan, masyarakat, swasta dan sumber laindiketahui oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang kemudian dipertanggungjawabkan untuk
pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Kewenangan untuk mengangkat
tenaga institusi/honorer, pemindahan tenaga, dan pendayagunaan tenaga
kesehatan di wilayah kerjanya diketahui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana termasuk peralatan medis
dan non medis yang dibutuhkan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 3
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
2.1.2 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang setinggi-tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat.

2.1.3 Fungsi Puskesmas


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektoral termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha
diwilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat
keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaan, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan, memantau pelaksanaan
program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial
budaya masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi tanggungjawab Puskesmas yang


meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan tersebut yaitu rawat jalan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap tanpa mengabaikan kesehatan dan pencegahan penyakit.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 4
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum publik
(public goods) dengan tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:
1. Indikator Lingkungan Sehat.
2. Indikator Perilaku Sehat.
3. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Bermutu.
4. Indikator Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan.

2.2.2 Misi Puskesmas


Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya agar
memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 5
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya semakin berdaya di bidang
kesehatan melalui peningkatan pengetahuan menuju kemampuan untuk hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu. Pemerataan dan keterjangkauan peralatan
kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat.Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di
wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan menerapkan kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang sesuai.

2.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Azas penyelenggaraan Puskesmas dimaksud adalah:
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
a. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya.
b. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat Kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
c. Memantau pembangunan berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
d. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
e. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau
di wilayah kerjanya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 6
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat untuk
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas dengan kegiatan antara
lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak, posyandu, polindes, bina keluarga bahagia
(BKB).
b. Upaya pengobatan, posyandu, pos obat desa (POD).
c. Upaya perbaikan gizi berupa posyandu, pusat pemulihan gizi (PPG), keluarga
sadar gizi (KADARZI).
d. Upaya kesehatan sekolah Dokter Kecil, Dokter Remaja, Penataran Guru dan
Orang Tua/Wali Murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(POSKESTREN).
e. Upaya kesehatan lingkungan berupa Kelompok Pemakaian Air
(POKMAIR),Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
f. Upaya kesehatan lanjut usia berupa posyandu usila.
g. Upaya kesehatan kerja berupa pos upaya kesehatan kerja (POS UKK).
h. Upaya kesehatan jiwa berupa posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM).
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional berupa Taman Obat Keluarga
(TOGA).
j. Upaya pembinaan dan jaminan kesehatan (Invation) berupa Dana Sehat,
Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN), Mobilitas Dana Keagamaan.

3. Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra dengan
BPKM/BPP dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral
dan lintas program agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil
guna dan berdaya guna.
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 7
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berupa keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) berupa keterpaduan kesehatan lingkungan
dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
 Puskesmas keliling berupa keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, kesehatan gigi.
 Posyandu berupa keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan jiwa,
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
 Upaya Kesehatan Sekolah berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
 Upaya Promosi Kesehatan berupaketerpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak berupaketerpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK,
PLKB.
 Upaya perbaikan gizi berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK,
PLKB.
 Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan berupa keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi
kemasyarakatan.
 Upaya kesehatan kerja berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.

4. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama yang bila tidak
masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara vertikal ke

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 8
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
tingkat yang lebih tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya.Ada 2 macam
rujukan di Puskesmas yaitu:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya
pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk
ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
 Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya
operasi) dan lain-lain.
 Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
 Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan ataupun
menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.

b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat.Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
 Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan
obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 9
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
 Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan
gangguan kesehatan karena bencana alam.
 Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah kesehatan
masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan
Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh
air bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 2.1 Pelaksanaan azas rujukan

2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Dalam mencapai VISI Pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat 2015. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya tarik yang tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
puskesmas.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 10
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
f. Upaya Pengobatan.
g. Upaya Pencatatan dan Pelaporan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas yang dipilih dan daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yaitu:
a. Upaya Kesehatan Sekolah.
b. Upaya Kesehatan Olahraga.
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Upaya Kesehatan Kerja.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
g. Upaya Kesehatan Mata.
h. Upaya Kesehatan Lanjut.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan.
j. Laboratorium Sederhana.

2.4 Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem PemerintahDaerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 11
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini
adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya
kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat
desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.

2.4.2 Organisasi Puskesmas


a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya dilakukan
dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas berikut:
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan:
 Data dan informasi.
 Perencanaan dan Penilaian.
 Keuangan.
 Umum dan Kepegawaian.

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 12
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
 Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM.
 Upaya Kesehatan Perorangan.
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu.
 Unit Puskesmas Keliling.
 Unit Bidan di Desa/Komunitas.
e. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk
Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang
kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
f. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan ditingkat
Kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala
Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat Kecamatan maka
jabatan Kepala Puskesmas adalah jabatan struktural Eselon IV.
Apabila tidak tersedia tenaga kesahatan yang memenuhi syarat untuk menjabat
jabatan struktural eselon IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria
Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup dibidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang
setara dengan pejabat tetap.

2.4.3 Tata Kerja Puskesmas


Tata kerja Puskesmas yaitu:
 Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan.
Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya
masyarakat oleh puskesmas, berkoordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula
kegiatan fasilitasi.

 Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 13
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas bertanggungjawab kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
puskesmas.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan
rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah
sakit (kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai pengobatan
penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat,
balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan
indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan,
seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai
Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil yang optimal, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas
sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan
dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 14
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap
kesehatan.
 Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan
subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti
tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha.
BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan.

BAB III

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 15
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DESA LALANG

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Desa Lalang


Puskesmas Desa Lalang di dirikan pada tahun 1981/1982 dengan bantuan dana
instruksi presiden No.6 Tahun 1981/1982. Diresmikan pada tanggal 18 Desember 1982
oleh Wali Kota Madya KDH Tk.11 Medan, A.S Rangkuti.
Puskesmas Desa Lalang di ibu kota provinsi Sumatra Utara dengan wilayah
kerja sebanyak 2 kelurahan yaitu kelurahan Lalang dan kelurahan Sei sikambing B.
3.2 Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang
Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas Desa Lalang mempunyai wilayah
kerja kecamatan Medan Sunggal, yaitu :
A. Kelurahan Lalang
B. Kelurahan Sei Sikambing B
Dengan jumlah 35 lingkungan. Pada wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang
terdapat Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Balam.
3.3 Data Wilayah/Data Geografis
Tabel 1.Jumlah penduduk berdasarkan di wilayah kerja puskesmas Desa Lalang
Jumlah
Luas Jumlah Jumlah
Kelurahan penduduk/ LK PR
wilayah lingkungan KK
jiwa
Lalang 125 18.809 13 4.488 9.335 9.474
Sei
284 24.117 22 5.908 11.850 12.267
Sikambing B
Total 409 42.926 35 10.396 21.185 21.741
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Desa Lalang tahun 2017
sebanyak 42.926 jiwa dan jumlah KK 10.396 Kepala Keluarga. Desa Lalang 18.809
jiwa (Lk 9.335 jiwa, Pr 9.474 jiwa), Sei Sikambing B 24.117 (LK 11.850 jiwa, PR
12.267 jiwa). Luas wilayah Desa Lalang 125 Ha,dan luas wilayah Sei Sikambing B 284
Ha. jumlah lingkungan Desa Lalang 13, Sei Sikambing B 22.

Batas-batas wilayah:
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan kelurahan Cinta Damai.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 16
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan kelurahan Sei Sikambing B
c. Sebelah Barat : berbatasan dengan kelurahan Lalang
d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Simpang Tanjung

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang.

3.4. Data Kependudukan/Data Demografis


Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Lalang Tahun 2017

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Lalang 9.335 9.474 18.809


2 Sei Sikambing B 11.850 12.267 24.117
TOTAL 21.185 21.741 42.926
Kecamatan Medan Sunggal terdiri dari 2 kelurahan dengan jumlah penduduk
42.927 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 10.396 KK, dengan jumlah jenis
kelamin laki-laki sebanyak9.335 jiwa dan perempuan sebanyak 33.592 jiwa.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 17
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
Tabel 3. Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang ,
Kecamatan Medan Sunggal 2017

No Kelurahan Jumlah Penduduk

1 Lalang 18.810

2 Sei Sikambing B 24.117

Jumlah 42.927
Keterangan Tabel 3 :
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat
pada Kelurahan Sei Sikambing B yaitu sebanyak 24.117 orang.

3.5 Data Kesehatan


3.5.1 Sarana Fisik
Pada Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal terdapat sarana fisik
berupa perumahan penduduk sebanyak 200 rumah di kampung lalang dan
di Sei Sikambing B 200 unit rumah.

3.5.2 Sarana Ibadah


Di wilayah kerja puskesmas Desa Lalang terdapat 2 mesjid dan 1 gereja.

3.5.3 Sarana Kesehatan


Pada Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal terdapat sarana
kesehatan berupa sarana air bersih, Sarana pembuangan sampah organik, Sarana
pembuangan sampah anorganik, Sarana pembuangan tinja.

3.5.4 Sarana Pendukung Kesehatan


Pada Puskesmas Desa Lalang Kecamatan MedanSunggal terdapat sarana
pendukung kesehatan berupa sarana transportasi yaitu 2 buah sepeda motor yang
diberikan kepada tenaga kesehatan untuk mempermudah atau mempercepat kinerja
tenaga kesehatan.
3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas
Pada Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal terdapat sarana fisik
puskesmas berupa ruang:
 Poliklinik umum :1

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 18
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
 Ruang Kepala Puskesmas :1
 Ruang Pendaftaran/Kartu :1
 Ruang Tunggu :2
 Ruang Pengobatan Gigi :1
 Ruang Obat/Apotik :1
 Ruang KIA/KB/Imunisasi :1
 Ruang Laboratorium :1
 Ruang Gizi :1
 Ruang Kamar Mandi :2
 Ruang Tata Usaha/Komputer :1
 Ruangan di lengkapi : Alkes /meubiler
 Mempunyai SPAL :1
 Rumah Dinas :3
 Ruang Gudang :1

3.6 Tenaga Kesehatan Puskesmas Desa Lalang


Tabel 4 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal
No Nama NIP Gol
1 dr.Hj.Rafidah, SpAk 197006172026042005 III/d
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 19
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
2 Evita Harahap, SKM 196711091989112001 III/c
3 drg.Linda Agustina K 196108221989112001 IV/c
4 drg.Sri Nila Dwiyana 196104211992032004 IV/b
5 dr.Devi Setiarini 197207042002122002 IV/a
6 dr.Maria S.F. Yanti 196704071998032004 IV/a
7 dr.Ivan Doli Munthe 197509062006041010 III/b
8 dr.Sri Deviyani 198102052010012002 III/c
9 dr.Rivka Sari 197905272010012011 III/c
10 drg.Wan Leila Pui Baros 197508032011012001 III/c
11 dr.Imelda Bahar 198004022010012007 III/b
12 Astanaria Pelawi,SKM 196006051982072001 IV/b
13 Hariani A.S, SKM 196710051989032005 IV/a
14 Wastiar, SKM 196008131983032001 IV/a
15 Ameta Melani surbakti, SST 197202021992022001 IV/a
16 Sarma Manik SST 196807031991032005 IV/a
17 Mairida 196505291991032004 III/d
18 Erna syafrida, SKM 196803071992032003 III/d
19 Susalawaty Ginting 196004021981032002 III/d
20 Pesi E.O S, SST 196910271992032006 III/c
21 Diana Tampubolon 196812151991032003 III/c
22 Hariyati Ningsih, Amkeb 197105251994032002 III/c
23 Rohaya D.L S, SKM 196912181994032003 III/c
24 Suriyatni 197610031996032003 III/c
25 Minceria Simarmata, SKM 197911012007012018 III/a
26 Anita Camelia Bangun 198410292009052001 III/a
27 Amerina Bangun, AMG 198708032010012015 III/a
28 Mahenda Friska YS, AMK 198307232010012021 III/a
29 Juwita Rismauli M, AMK 197707162010012007 III/a
30 Heridawasty Munthe, Amd 197505022010012006 III/a
31 Hotmian pasaribu, AMK 198003312011012008 II/d
32 Rosmerika Pardosi 198901062010012007 II/d
33 Devi Meilany Ginting, Am.keb 198205122009042010 II/d
34 Natalyna Simanjuntak 197512252010012013 II/d
35 Kasimah Munasti 197806262007012025 II/d
36 Nurmala Tumanggor 196008161985032003 II/c
37 Muhimmah Lubis 198304252006042020 II/d
38 Frida Herawati siagian 198211112010012009 II/d
39 Goralina adha,Am.Keb 198907072011012009 II/d
40 Roslena Sari Pegawai Honor -
41 Darji Rahayu Cleaning Servis -
42 Budi Prabowo Satpam -
43 Farida Hannum Pegawai Honor -
Keterangan Tabel 4
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pembagian tugas dan kewajiban masing-
masing staf sesuai dengan pendidikannya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 20
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
3.7 Struktur Organisasi dan Denah Ruangan Puskesmas Desa Lalang
Tugas dan Fungsi:
 Kepala Puskesmas
- Sebagai pemimpin
- Sebagai tenaga ahli
- Mengoreksi program
 Urusan Tata Usaha
- Melaksanakan administrasi
- Pengurusan supporting (kepegawaian)
- Perlengkapan
- Keuangan
 Staff Puskesmas
- Masing-masing bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan
bidang/programkerja.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 21
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS DESA LALANG
- Kepala Puskesmas Desa Lalang
Dr. Hj. Rafidah. Sp.AK
Kepala Sub Bgn Tata Usaha
Evita Harahap, SKM

Urusan Umum Urusan Keuangan dan Urusan Perencanaan Program


- Hotmian Pasaribu, AKM Perlengkapan dan Pelaporan
- Humas (Astanaria) Nurmala Tumanggor Evita Harahap, SKM
- Administrator (Hotmian)

Koordinator II
Poli Umum Poli Gigi Poli Gizi Drg. Linda Agustina
dr. Maria Sf Yanti Drg. Linda Pesi E.O.S
dr. Devi Setiarini, dr. Promkes Kesling
Sri Deviany Rohaya S, SKM Wastiar, SKM
KIA/KB Surveilans
dr. Imelda Bahar Wastiar, SKM
Devi Meilany
Gizi Imunisasi
Pesi E.O.S. SST Ameta, Am.Keb
UKS/UKGS DBD
Hariani, SKM Hariani, SKM
Apotek Poli KIA/KB DDTK DBD
Ratiani Sihombing Haryati Ningsih Haryati, Am.Keb Juwita, AMK
Lansia HIV/AIDS
Suasanti, AMK Juwita, AMK
Jiwa Diare
Anita Camelia Astanaria
Mata ISPA
Haryati, Am.Keb Mairida
UKK Batra
Kepala Puskesmas Hotmian, AMK Muhimmah Lubis
Pembantu Balam PTM Kesehatan Olahraga
Dr. Rini Susanty Ema Syafrida Frida, Am.Keb

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FK UMI
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 22
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
3.8 Fasilitas Fisik Puskesmas Desa Lalang
Puskesmas Desa Lalang Medan dalam menjalankan kegiatannya didukung oleh
fasilitas fisik meliputi:
1. Ruang Rawat Jalan sebanyak 9 Ruangan
2. Ruangan dilengkapi dengan alat kesehatan/meubiler yang sesuai

3.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas


Tabel 5. Data Fasilitas Gedung di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun
2017
No Fasilitas Gedung Jumlah
1 Ruang Kepala Puskesmas / Ruang pertemuan 1
2 Ruang Poliklinik Umum 1
3 Ruang Pendaftaran/Kartu 1
4 Ruang Tunggu 2
5 Ruang Pengobatan Gigi 1
6 Ruang Obat/Apotik 1
7 Ruang KIA/KB/Imunisasi 1
8 Ruang Laboratorium 1
9 Ruang Gizi 1
10 Ruang Kamar Mandi 2
11 Ruang Gudang 1
12 Ruang Tata Usaha/Komputer 1

Denah Puskesmas
BKIA Desa Lalang
POLI GIGIKecamatan Medan Sunggal

POLI GIZI GUDANG


PENDAFTARAN
uk
Keluar

as

KAMAR MANDI
M

KTU
UGDKESEHATAN MASYARAKAT
KKS ILMU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 23
POLI LAB APOTEK RUANG KEPALA
UMUM PUSKESMAS
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

3.8.2 Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia di Puskesmas Desa Lalang adalah:
 Jumlah Dokter Umum :4
 Jumlah Dokter Gigi :3
 Sarjana Kesehatan Masyarakat : 6
 D.IV Kebidanan :2
 D.IV Gizi :1
 D3 Kebidanan :5
 D3 Keperawatan :5
 D3 Analis :2
 Bidan :2
 D3 Gizi :1
 D3 Analis :2
 SPK :1
 SAA :1
 SMP :1
 Pegawai Honorer :4

Sumber Daya Manusia di Puskesmas Pembantu Balam.


 Dokter Umum :3
 Dokter Gigi :2
 Sarjana Keperawatan (NERS) : 2

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 24
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
 D3 Kebidanan :5
 Bidan :1
 SPK :2
 Perawat Gigi :1
 SAA :1

3.8.3 Fasilitas Administrasi


Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang pencatatan dan
pelaporan data, maka Puskesmas Desa Lalang di dukung oleh fasilitas administrasi yang
terdiri dari:
 Kartu berobat pasien
 Buku catatan pasien
 Kartu laporan terpadu
 Kartu BKIA
 Meja dan Kursi
 Lemari arsip
 Stempel
 Arsip Komputer
 Dan lain-lain.

3.8.4 Fasilitas Imunisasi


Fasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Desa Lalang antara lain:
 Lemari pendingin
 Alat-alat imunisasi
 Vaksin, seperti: BCG, DPT, Polio, Campak, DT, TT, dan DPT-HB combo
 Termos

3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan


Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas antara lain:
 Poliklinik set
 PHN kit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 25
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
 Bidan kit
 Dental kit
 Timbangan dewasa
 Kulkas
 Laboratorium sederhana

3.8.6 Fasilitas Obat-Obatan


Puskesmas Desa Lalang dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya
memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obat-
obatan antara lain:
a. Obat-obat APBD
b. Obat-obat BPJS
Tabel 6 DAFTAR OBAT-OBATAN PUSKESMAS DESA LALANG 2017
No Nama Obat Satuan

1. Acyclofir 200 mg Tablet

2. Acyclofir cream Tube

3. Adalat Oros Tablet

4. Albendazol 400 mg Tablet

5. Alkohol 70% Botol

6. Allopurinol 100 mg Tablet

7. Amlodipin Besylate 5 mg Tablet

8. Amlodipin Besylate 10 mg Tablet

9. Amoxicillin 250 mg Kapsul

10. Amoxicillin 500 mg Tablet

11. Amoxicillin sirup 125 mg/5 ml Botol

12. Amoxicillin sirup 250 mg/5 ml Botol

13. Antalgin 500 mg Tablet

14. Antasida Doen tablet Kombinasi Tablet

15. Asam folat 400 mcg Tablet

16. Asam mefenamat 500 mg Tablet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 26
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
No Nama Obat Satuan

17. Asam salisilat 2% + belereng 4% (2-4 saleb) Poot

18. Betahistine 6 mg Tablet

19. Bisoprolol Fumarate 2,5 mg Tablet

20. Candesartan Cilexetil 8 mg Tablet

21. Captopril tablet 12,5 mg Tablet

22. Captropil 25 mg Tablet

23. Chlorphenamine maleate 4 mg Tablet

24. Chloramphenicol Tube

25. Chloramphenicol obat tetes mata Botol

26. Chloramphenicol obat tetes telinga 1% Botol

27. Ciprofloxacin 500 mg Tablet

28. Cefadroxil 500 mg Kapsul

29. Clindamycin HCL 300 mg Capsul

30. Cetirizine 10 mg Tablet

31. Diazepam 5 mg Tablet

32. Diclofenac Sodium 50 mg Tablet

33. Domperidone 10 mg Tablet

34. Doxycyclin 100 mg Kapsul

35. Furosemide 40 mg Tablet

36. Gentamicin sulfat obat tetes Botol

37. Gentamisin krim 1 mg Tube

38. Gemfibrozil 300 mg Kapsul

39. Glibenclamide 5 mg Tablet

40. Glimepiride 2 mg Tablet

41. Gliseril Gualakolat 100 mg Tablet

42. Griseofulvin 125 mg Tablet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 27
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
No Nama Obat Satuan

43. Hydrocortisone krim 2,5 % Tube

44. Ibuprofen 200 mg Tablet

45. Ibuprofen sirup 150 mg/5 ml Botol

46. Iodine Povidon 10% Botol

47. Kalsium laktat 500 mg Tablet

48. Kapas pembalut 250 mg Bungkus

49. Kasa Steril 16cm x 16 cm Bungkus

50. Lansoprazole 30 mg Kapsul

51. Loratadine 10 mg Tablet

52. Metformin HCl 500 mg Tablet

53. Methyl Prednisolone 4 mg Tablet

54. Metronidazole 250 mg Tablet

55. Metronidazole 500 mg Tablet

56. Miconazole krim 2% Tube

57. Nifedipine 10 mg Tablet

58. Omeprazole 20 mg Capsul

59. Oralit Sak

60. Paracetamol 500 mg Tablet

61. Paracetamol sirup 120 mg/5ml Botol

62. Phytomenadione 10 mg Tablet

63. Piroxicam tablet 20 mg Tablet

64. Plester 5 cm × 4,5 m Rol

65. Prenidson tablet 5 mg Tablet

66. Ranitidin HCL 150 mg Tablet

67. Salbutamol 2 mg Tablet

68. Simvastatin 10 mg Tablet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 28
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
No Nama Obat Satuan

69. Tetrasiklin 500 Kapsul

70. Vitamin B6 10 mg Tablet

71. Vitamin C 50 mg Tablet

72. Zinc 20 mg Tablet

ALUR BEROBAT PUSKESMAS DESA LALANG

Datang Pasien Rujukan

Poli Umum

Ruang Pelayanan Obat


KIA/KB
Kartu
Pasien Pulang

Poli Gigi

Ruang Tunggu
Pasien
Pulang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 29
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang


merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Fungsi puskesmas adalah menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
memberdayakan kesehatan dan memberdayakan keluarga serta memberikan pelayanan
tingkat pertama.
Puskesmas Desa Lalang telah melaksanakan upaya kesehatan wajib yaitu:
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan
7. Upaya pencatatan dan pelaporan
Serta upaya kesehatan pengembangan yaitu:
1. Upaya kesehatan sekolah
2. Upaya kesehatan olah raga
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
4. Upaya kesehatan kerja
5. Upaya kesehatan gigi dan mulut
6. Upaya kesehatan jiwa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 30
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
7. Upaya kesehatan mata
8. Upaya kesehatan usia lanjut
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
10. Upaya kesehatan penunjang terdiri dari laboratorium sederhana.

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas Desa Lalang


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya tarik yang tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan disetiap
puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib
Puskesmas ada 7 program yaitu:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang
telah ada, yaitu:
1. Upaya kesehatan sekolah (UKS)
2. Upaya kesehatan olahraga
3. Upaya kesehatan kerja
4. Upaya kesehatan gizi dan mulut (UKGM)
5. Upaya kesehatan jiwa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 31
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
6. Upaya kesehatan mata
7. Upaya kesehatan masyarakat
8. Upaya pembinaan kesehatan usia lanjut
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

4.2. Program Prioritas Puskesmas Desa Lalang


4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan
1. Mendorong Pembangunan Berwawasan Kesehatan
2. Mendorongan Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat.
3. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata Serta
terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan induvidu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungan.

Sasaran
1. Tatanan rumah tangga
2. Tatanan institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok pesantren
3. Tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, dll)
4. Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal tempat ibadah, tempat hiburan,
restoran dan lain-lain
5. Tatanan institusi kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, dll).

Kegiatan
1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, gizi
keluarga, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya bertempat di:
 Balai Kelurahan dan Kecamatan
 Sekolah SD, SMP,
 Posyandu
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan brosur

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 32
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat melalui program pembinaan dokter
remaja dan dokter kecil.
4. Pembinaan pada lansia untuk hidup sehat dan olahraga.
5. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas maupun di lapangan yaitu
mewujudkan peran serta masyarakat posyandu dan bakti husada yang memberikan
keterangan penyuluhan terhadap:
a. Diabetes Militus
b. Hipertensi
c. TB
d. Imunisasi
e. Jamban Sehat
f. Asi Eksklusif
g. ISPA
h. 12 Indikator Keluarga Sehat
i. DBD
j. PHBS Sekolah
k. Bahaya merokok
l. Cuci tangan pakai sabun
m. Kantin sehat
n. Diare
o. KB (Keluarga Berencana
p. Kesehatan dan kunjungan ke rumah-rumah
6. Mewujudkan peran serta masyarakat melalui posyandu, kesehatan dan kunjungan ke
rumah-rumah. Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan
perorangan, perkelompok, dan massal.Metode yang dilaksanakan yaitu, bimbingan
dan konseling, ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi dan lain-lain.

4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Tujuan
Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan
melalui kegiatan sanitasi serta pencegahan.

Sasaran

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 33
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
a. Daerah yang rawan air bersih.
b. Daerah yang rawan penyakit menular.
c. Daerah percontohan dan pemukiman baru.
d. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, dan lain-lain.
e. Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor

Kegiatan
a. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup:
 Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
 Mendata sarana air minum.
 Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
 Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik bagi kesehatan.
c. Higiene dan Sanitasi Lingkungan berupa pengawasan kesehatan dan tempat-tempat
umum sera tempat pengolahan dan penyajian.
d. Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Tabel 7. Distribusi Perumahan Pendudukdi Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang


Tahun 2017
Total
No Kelurahan Permanen Semi Permanen Non Permanen
1 Lalang 2.788 1.237 -
2 Sei Sikambing B 3884 1059 -
Jumlah 6672 2296 -

Keterangan Tabel 7:
Dari tabel di atas didapatkan bahwa konstruksi perumahan penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Desa Lalang terbanyak adalah perumahan permanen.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 34
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Tabel 8. Distribusi Pengelolaan Sampah di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang


Kecamatan Medan Sunggal 2017
Pengelolaan Sampah Jumlah
(KK/Rumah)
Dikelola Dinas Dikelola sendiri
No. Kelurahan
Kebersihan (KK/Rumah)
Absolut % Absolut %
1 Lalang 2282 56,69 578 14,36 4025
2 Sei Sikambing B 3507 70,94 206 4,16 4943
Jumlah 5789 64,55 784 8,74 8968
Keterangan Tabel 8:
1. Di Kelurahan Lalang pengelolaan sampah paling banyak dilaksanakan oleh Dinas
Kebersihan.
2. Di Kelurahan Sei Sikambing B Pengelolaan sampah paling banyak dilaksanakan oleh
Dinas Kebersihan.

Tabel 9. Distribusi Penyediaan Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2017

Sumber Air Bersih


No. Kelurahan SGL +
Sumur Gali S.Bor PDAM
Pompa
1 Lalang 21 1.033 147 3.196
2 Sei Sikambing B 6 141 78 4510

Keterangan Tabel 9:
1. Di Kelurahan Lalang yang menggunakan sumber penyediaan air bersih terbanyak
adalah PDAM sebanyak 3.196
2. Di Kelurahan Sei Sikambing B yang menggunakan sumber penyediaan air bersih
terbanyak adalah PDAM sebanyak 4510

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 35
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Tabel 10. Distribusi Jamban Keluarga yang digunakan masyarakat di Wilayah


Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2017

Jamban
No. Kelurahan Leher Angsa Lain-lain
Plengsengan Cemplung
+ ST
1 Lalang 4113 154 24 197
2 Sei Sikambing B 4708 19 26 1155

Keterangan Tabel 10:


1. Di Kelurahan Lalang yang menggunakan jamban leher angsa adalah yang
terbanyak.
2. Di Kelurahan Sei Sikambing B yang menggunakan leher angsa adalah yang
terbanyak dan yang lain-lain juga sebanyak 1155.

4.2.3 Keluarga Berencana


4.2.3.1. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan dengan
menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Tujuan
Menaikkan derajat kesehatan melalui upaya menjarangkan kehamilan dalam
kelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
Sasaran
Pasangan Usia Subur (PUS), Ibu hamil dan Ibu menyusui.
Kegiatan
a. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha tertentu.
b. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD (Intra Uterin
Device), PIL, Kondom, suntikan, Kontap (Kontrasepsi Mantap), dan implant (susuk).
c. Menerima calon akseptor dan akseptor KB yang dirujuk dan pos-pos KB dan
posyandu di Wilayah kerja Puskesmas.
d. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivator KB.
e. Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi kontap.
f. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan tahunan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 36
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
g. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu.
LAPORAN HASIL KB PERIODE JANUARI s/d DESEMBER 2017
DI PUSKESMAS DESA LALANG

AKSEPTOR BARU PENGUNJUNG BARU

JENIS
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
KONTRASEPSI
IUD 1 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0
PIL 12 11 12 6 10 20 6 10 7 7 11 12
SUNTIK 8 8 8 4 4 6 4 8 6 5 6 7
KONDOM 7 7 7 3 6 0 0 0 3 0 0 0
IMPLANT 0 0 0 0 0 1 1 0 3 0 0 0

4.2.3.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, bersalin, bayi dan balita serta anak usia prasekolah yang menjadi
tanggungjawab Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan
bangsa pada umumnya.
Tujuan
a. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu
Timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet tambah darah serta vitamin A.
b. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan
payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
c. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB.
d. Membina Posyandu.
e. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di
Puskesmas.
f. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak).
g. Pemberian Imunisasi pada Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin
.
Sasaran
 Ibu hamil
 Bersalin

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 37
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN
 Bayi
 Ibu nifas
 Anak prasekolah.

Kegiatan
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui serta KB.
b. Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
d. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
e. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak menderita diare dengan
pemberian cairan peroral.
f. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
g. Bimbingan kesehatan jiwa dan anak.
h. Menjalankan kunjungan rumah.
i. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
j. Pelayanan keluarga berencana.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 38
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

TABEL 11. LAPORAN KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG


KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
JANUARI s/d DESEMBER 2017

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 39
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Tabel 4.2.5.5 Data Penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal Periode Januari-Desember 2017

No Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jlh

(Jiwa)

1. 180 245 225 214 190 118 164 200 304 258 198 161 2457

Sumber: SP2TP Puskesmas Desa Lalang Tahun 2017

Keterangan Tabel dan Grafik :


 Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah kunjungan penderita ISPA
paling banyak pada bulan September 2017.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 40
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

4.2.3.3. Program Imunisasi


Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh
terhadap penyakit tertentu.
Tujuan
 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
 Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan penyakit.
Sasaran
Bayi, Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS).
Macam-macam Imunisasi
 BCG
Kegunaan
Menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC terhadap anak.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali.
2. Lokasi pemberian pada lengan kanan atas.
3. Dengan injeksi sc.
4. Dosis 0.05 cc
 DPT
Kegunaan
Untuk mencegah Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 3 kali.
2. Dosis 0.5 ml dengan interval minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali suntikan.
3. Lokasi suntikan dipaha luar.
4. Injeksi IM.
 Polio
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap Penyakit Polio.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 4 kali.
2. Diberikan dengan meneteskan kedalam mulut

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 41
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Campak
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 9-11 bulan, sebanyak 1 kali.
2. Lokasi pemberian pada lengan kiri.
3. Dengan injeksi Subkutan
4. Dosis 0.5 ml
 Tetanus Toxoid
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tetanus
Cara Pemberian
Diberikan pada murid kelas V SD, calon pengantin (PUS), diberikan 2 kali dengan
interval 4 minggu
 Hepatitis B
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 0-7 hari, diberikan 3 kali dengan interval minimal 4
minggu pada pemberian I dan II. Pemberian ke II dan III diberikan dengan
interval 5 bulan.
2. Dengan Injeksi memakai unije.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 42
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

LAPORAN IMUNISASI PUSKESMAS DESA LALANG


PUSKESMAS DESA LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
PERIODE JANUARI 2017 s/d DESEMBER 2017
PUSKESMAS DESA LALANG

Pencapaian
Program/ Sasara
No Target MA JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES Jumlah % KET
Kegiatan n JAN FEB APR MEI
R

1 BCG 99,60% 756 54 56 57 58 59 60 63 64 66 70 72 74 753 99, Bayi


60

2 DPT

3 Pemberian 99,60% 756 54 56 57 58 59 60 63 64 66 70 72 74 752 99, Bayi


imunisasi 60

DPT-HB 1

4 Pemberian 90% 756 53 54 56 57 58 59 62 63 64 69 71 73 739 90 Bayi


imunisasi
DPT-HB 2

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 43
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

5 Pemberian 89,80% 756 52 53 55 56 57 58 61 62 63 68 70 72 727 89,8 Bayi


imunisasi 0
DPT-HB 3

6 Pemberian 99,60% 756 54 56 57 58 59 60 63 64 66 70 72 74 753 90,6 Bayi


Imunisasi 0
Polio 1

7 Pemberian 90% 756 53 55 56 57 58 59 62 63 65 69 71 73 741 90 Bayi


Imunisasi
Polio 2

8 Pemberian 89,80% 756 52 54 55 56 57 58 61 62 64 68 70 72 726 89,8 Bayi


Imunisasi 0
Polio 3

9 Pemberian 89,60% 756 51 53 54 55 56 57 60 61 63 67 69 71 717 89,6 Bayi


Imunisasi 0
Polio 4

10 Pemberian 99,60% 756 54 56 57 58 59 60 63 64 66 70 72 74 753 99, Balita


Imunisasi 60
Campak

11 Pemberian 97% 756 54 56 57 58 59 60 63 64 66 70 72 74 753 97 Bayi


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 44
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Imunisasi
HeB 0-7
hari

12 Pemberian 100% 756 - - - - - - - 887 - - 99,4 SD


Imunisasi kelas 1
DT SD
Kelas 1

13 Pemberian 100% 756 - - - - - - - - 713 - 99,7 SD


Imunisasi kelas 2
DT SD
Kelas 2

14 Pemberian 100% 756 - - - - - - - - 715 - 99,4 SD


Imunisasi kelas 3
DT SD
Kelas 3

15 Pemberian 47 48 49 50 51 53 55 58 61 64 67 72 675 - WUS


Imunisasi
TT WUS-1

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 45
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

16 Pemberian 46 47 48 49 49 52 64 57 60 63 66 71 672 - WUS


Imunisasi
TT WUS-2

17 Pemberian 45 46 47 48 47 51 53 56 59 62 65 70 649 - WUS


Imunisasi
TT WUS-3

18 Pemberian 44 45 46 47 45 50 52 55 58 61 64 69 636 - WUS


Imunisasi
TT WUS-4

19 Pemberian 43 44 45 46 47 49 51 54 57 60 63 68 632 - WUS


Imunisasi
TT WUS-5

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 46
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

4.2.4 Upaya Perbaikan Gizi


Gizi adalah kebutuhan pokok bagi manusia yang sehat, yang didapat dari
makanan yang kita makan. Hendaknya makanan yang kita makan mengandung gizi.
Jangan dipandang dari segi kemewahan dan banyaknya saja.
Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan
komplit, pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya
pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-penyakit karena
kurangnya gizi di indonesia adalah defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A dan
defisiensi yodium (gondok).
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di puskesmas desa lalang medan
kecamatan medan sunggal terdiri dari:
1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas.
2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita.
3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi
Vitamin A pada balita.
4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada
ibu hamil dan menyusui
5. Memberikan arahan seberapa pentingnya pemberian ASI Ekslusif bagi bayi
untuk mekanisme pertahanan tubuh
Tabel 12. Laporan Pemberian Kapsul Vitamin A Periode Agustus 2017
Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Lalang
Pencapaian %
Sasaran

L P L P
Target %

No Program Kegiatan

1 Pemberian vitamin A Bayi


1832 90 780 806 86 87
6-59 bulan

2 Pemberian vitamin A
30 80 - 26 - 86
Bufas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 47
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Tabel 13. Laporan Pemberian Kapsul Vitamin A Periode Agustus 2017

Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Sei Sikambing

Target %
Pencapaian %

Sasaran
No Program Kegiatan
L P L P

1 Pemberian vitamin A Usia


2338 90 1005 1000 88 84
6-59 bulan

2 Pemberian vitamin A
33 80 - 30 - 91
Bufas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 48
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

4.2.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang
atau orang yang sakit dan reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit
penyakitnya ke manusia sehat.

A. Penyakit Menular Langsung


Kegiatan :
1. Sosialisasi Dan Penyuluhan
 Tb Paru
 Ims
 Diare
 Thypoid
 Ispa, Pneumonia
2. Penemuan Dan Pencegahan Dini Secara Aktif
 Penemuan Kasus Secara Dini
 Pelacakan Kasus
 Pemberian Obat
 Kunjungan Rumah
 Pendampingan
 Deteksi Dini Hiv/Aids/Tb /Hepatitis

B. Penyakit Menular Vektor Dan Zoopotik Pada Bumil


Kegiatan :
1. Sosialisasi Dan Penyuluhan
 Malaria
 Dbd
 Kecacingan
 Rabies
 Flu burung
2. Penemuan Dan Pencegahan Dini Secara Aktif
 Penemuan Kasus Secara Dini
 Pelacakan Kasus

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 49
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Pemberian Obat
 Kunjungan Rumah
 Pendampingan
 Sweeping Dan Screening Ibu Hamil Pada Populasi Yang Beresiko

C. Pengendalian Vektor
Kegiatan :
1. Pemberian Obat Pencegahan
2. Kunjungan Rumah
 PSN
 PJB
 Focus fogging
3. Pendampingan
4. Penanganan Kejadian
5. Sosialisasi Dan Penyuluhan Masyarakat

4.2.6 Upaya Pengobatan


1. Memberikan pertolongan segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang
ditemukan untuk mengembalikan fungsi vital tubuh serta meringankan
penderita dari sakitnya.
2. Kegiatan yang dilakukan:
a. Memeriksa serta memberikan obat yang sesuai (sesuai dengan alur
pelayanan)
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien
c. Melakukan tindakan P3K

4.2.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan
Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan dan dapat digunakan sebagai
bahan didalam menyusun rencana kerja.
1. Pembagian
a. Pencatatan
 Kegiatan Administrasi
 Registrasi Family Folder

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 50
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Registrasi Kegiatan Lain


b. Pelaporan
 Laporan Kejadian Luar Biasa
 Laporan Biasa, yaitu mencatat jumlah penyakit dan pengunjung puskesmas
 Laporan Mingguan, yaitu mencatat kasus penyakit menular
 Laporan Bulanan, yaitu mencatat kegiatan puskesmas dan posyandu
 Laporan Triwulan, yaitu mencatat semua kegiatan puskesmas dan rencana kerja
selama triwulan
 Laporan Tahunan, yaitu mencatat semua laporan dalam satu tahun yang diambil
 Laporan Khusus berupa penyakit, kematian dan obat.

4.3 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Desa Lalang Medan


4.3.1 Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS
Kegiatan UKS di Puskesmas Desa Lalang Medan:
1. Mendata jumlah murid sekolah.
2. Melakukan pemeriksaan berkala.
3. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau ekstrakulikuler
atau pelatihan dokter kecil/ remaja.
4. Memberikan pelatihan guru UKS.
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan
lingkungan, P2M, Imunisasi, P3K, dll.
6. Melakukan PSN dan gotong royong.
7. Membuat rencana kerja bulanan dan laporan kerja bulanan, triwulan, dan
tahunan.

Tabel 14. Data Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan
Medan Sunggal 2017
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 51
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Nama Sekolah TK SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi


Lalang 9 7 6 6 1

Sei Sikambing 12 9 5 6 1
B
Sebagian dari sekolah tersebut tidak mempunyai fasilitas UKS dan guru
pembina UKS dibawah pengawasan dan pembinaan tenaga kesehatan dari Puskesmas
Desa Lalang.

4.3.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan memberikan penerangan kepada pengunjung agar
menjaga kesehatan, kebugaran tubuh dengan berolahraga. Di puskesmas Desa Lalang
sendiri, kegiatan kesehatan olahraga sampai saat ini belum berjalan dengan baik.

4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan


Tujuan:
1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau
keluarganya di rumah pasien dengan mengikutsertakan masyarakat dan
kelompok masyarakat di sekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyarakat, mengenal kebutuhan kesehatannya sendiri
dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan
mereka.
3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan individu, dan keluarganya.

4.3.4 Upaya Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja sampai sejauh ini berjalan dengan baik.

4.3.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang menjadi
beban puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat
diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilaksanakan:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 52
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan gigi.


2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan, penyuluhan
kebersihan gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas.
b. Usaha kesehatan gigi dan anak sekolah (UKGS).
c. Usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM)
Tabel 15 Jumlah Pasien Poliklinik Gigi Puskesmas Desa Lalang Medan
Kecamatan Medan Sunggal Januari – Desember 2017
ASKES BPJS UMUM
NO BULAN JUMLAH
(JIWA) (JIWA) (JIWA)
1 Januari 91 87 71 249
2 Februari 92 93 49 234
3 Maret 110 92 49 251
4 April 75 81 40 196
5 Mei 83 79 54 216
6 Juni 90 84 73 247
7 Juli 125 182 22 329
8. Agustus 132 185 17 334
9. September 137 173 20 330
10. Oktober 129 189 17 335
11. November 120 197 12 329
12. Desember 106 155 10 271
Jumlah 1.290 1.597 434 3.321

Keterangan Tabel 15:


Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
 Kunjungan pasien terbanyak pada bulan April sebanyak 336 jiwa.
 Kunjungan pasien terendah pada bulan Juni sebanyak 99 jiwa.

4.3.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Pengenalan dini gangguan jiwa
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 53
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa


3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

4.3.7 Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan kegiatan puskesmas lain:
1. Kegiatan KIA, Pemberian vitamin A dosis tinggi pada Balita, penyuluhan
kesehatan di Posyandu.
2. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata di sekolah.

4.3.8 Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Kegiatan-kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah: Pelayanan kesehatan
lanjut usia antara lain adalah upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup
usia lanjut agar mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dini.
b. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.

Tabel 16 Data Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang


Kecamatan Medan Sunggal 2017

Jumlah Posyandu Jumlah Pasien /


No Kelurahan
USILA Posyandu
1 Lalang 3 133
2 Sei Seikambing B 3 35

Jumlah 6 168

4.3.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Pengobatan tradisional adalah salah satu pengobatan atau perawatan cara lain
diluar ilmu kedokteran atau keperawatan.

Tujuan
Melakukan pembinaan terhadap segala sarana, tenaga dan kegiatan
pengobatan tradisional diwilayah kerja.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 54
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Kegiatan
 Memberikan pembinaan pengobatan tradisional kepada dukun patah, shinse, dll.
 Memberikan penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan untuk
menanam TOGA.
 Menciptakan lingkungan hidup dengan PKK, LKMD, dan masyarakat.
Program kegiatan upaya pembinaan pengobatan tradisional di Puskesmas
Desa Lalang Medan belum terlaksana dengan baik serta belum dilakukan pencatatan
dan pelaporan.

4.3.10 Laboratorium Sederhana


Kegiatan laboratorium di Puskesmas bertujuan untuk mempermudah
mengadakan diagnosa terhadap penyakit.
Kegiatan yang dilakukan:
 Pemeriksaan Urin
 Pemeriksaan Hb
 Pemeriksaan Golongan darah
 Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD)
 Pemerisaan Asam urat
 Pemeriksaan Kolesterol darah
 Pemeriksaan Urin rutin

BAB V
LAPORAN KEGIATAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 55
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan
Di Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas Desa Lalang
Senin, 05 Februari 2018

No Waktu Kegiatan
1 07.30 – 08.00 Apel pagi dan pengarahan di Dinas Kesehatan Kota
Medan
2 08.00 – 12.30 Pembekalan di Dinas Kesehatan Kota Medan
3 13.00 – 14.00 Perkenalan dengan Kepala Puskesmas, Penanggung
Jawab dan semua staff Puskesmas Desa Lalang
4 14.00 – 14.30 Pembekalan dan pengarahan oleh Kepala Puskesmas
Desa Lalang

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


Di Puskesmas Desa Lalang
Selasa, 06 Februari 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 56
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Putri 08.00 – 14.15 Pendaftaran
2 Yani 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
3 Tabitha 08.00 – 14.15 Apotik
4 Obed 08.00 – 14.15 UGD
5 Ermi, Royanti 08.00 – 14.15 Poli KIA

6 Teguh, Roria 10.00-10.30 Penyuluhan Tb Paru

7 Ronal, Adi 10.00-12.00 Home visit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 57
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Penyuluhan Tb Paru


di Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Selasa, 06 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang Tb Paru


Tempat: Puskesmas Desa Lalang, Kelurahan Desa Lalang, Kecamatan Medan
Sunggal
Sasaran : Penderita dan Orang Beresiko Tb Paru
Hari/Tanggal : Selasa/06 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum
Agar Penderita dan Orang Beresiko Tb Paru mengetahui tentang Tb Paru

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian Tb Paru
2. Mengetahui gejala Tb Paru
3. Mengetahui mencegah penularan Tb Paru
4. Mengajak penderita patuh berobat hingga tuntas

III. Materi
1. Pengertian Tb Paru
2. Gejala Tb Paru
3. Pencegahan Tb Paru
4. Pengobatan Tb Paru

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti Pengertian Tb Paru, Gejala Tb
2.1 Ceramah 15 menit Paru, Pencegahan Tb Paru, Ceramah
Pengobatan Tb Paru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 58
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

2.2 Tanya Jawab 5 menit Memberikan kesempatan kepada Tanya


peserta untuk bertanya Jawab
a. Pertanyaan a. Bagaimana cara konsusmsi
obat tb?
- Jawaban Konsumsi obat tb berdasarkan
pada kategori obat yang diberikan
2.3 Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan bahan penyuluhan Ceramah
yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Desa Lalang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 59
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Rabu, 07 Februari 2018

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Obed 08.00 – 14.15 Pendaftaran
2 Teguh 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
3 Tabitha 08.00 – 14.15 UGD
4 Roria 08.00 – 14.15 Poli KIA
5 Royanti, 08.00 – 14.15 Poli Gigi
Adi, Teguh, Tabitha,
Putri, Ronal, Ermi,
6 07.30 - 09.00 Senam Lansia
Yani, Royanti, Obed,
Roria
Penyuluhan Osteoarthritis
7 Ronal, Royanti 10.00-10.30
di Puskesmas Desa Lalang
Penyuluhan Osteoporosis di
8 Adi, Putri 10.30-11.00
Puskesmas Desa Lalang

9. Ronal, Adi, Yani 11.00 – 12.00 Imunisasi

Laporan Kegiatan Imunisasi


Di Lingkungan IX Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Rabu, 07 Februari 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 60
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Topik Untuk mencegah penyakit pada bayi dan balita


Tempat Lingkungan IX Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran Bayi dan Balita
Hari/Tanggal Rabu /07 Februari 2018
Waktu 11.00 WIB s/d 12.00 WIB
I. Tujuan Umum
Memberikan kekebalan (imunisasi) pada bayi sehingga terhindar dari
penyakit penyakit tertentu sesuai dengan jenis macam imunisasi yang di berikan.
II. Tujuan Khusus
 Untuk memberikan kekebalan pada anak agar terhindar dari penyakit
difteri, pertusis, dan tetanus
 Untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau
kecacatan.
III. Materi
Imunisasi Dasar Lengkap
IV. Kegiatan Imunisasi
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum dan
khusus
2. Penutup 5 menit Edukasi Ceramah
V. Metode
Imunisasi

VI. Media
Pemberian Vaksin

Laporan Kegiatan Senam Lansia


Di Puskesmas Desa Lalang, Kecamatan Medan Sunggal
Rabu, 07 Februari 2018

Topik : Senam Kesehatan Jantung


Tempat : Puskesmas Desa Lalang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 61
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Rabu/07 Februari 2018
Waktu : 07.30 WIB s/d 09.00 WIB

I. Tujuan Umum
Mengajak Lansia berolahraga

II. Tujuan Khusus


1. Mengajarkan Lansia melakukan kegiatan fisik seperti olahraga minimal 30
menit/hari
2. Mengetahui gerakan senam dengan baik
3. Agar Lansia rajin berolahraga

III. Materi
Mengajarkan gerakan senam dasar

IV. Kegiatan Senam


No Tahap Waktu Kegiatan Metode
1. Pemanasan 5 menit Mengajarkan gerakan dasar Demonstrasi
2. Gerakan Inti 10 menit Mengajarkan gerakan inti Demonstrasi
3. Relaksasi 5 menit Mengajarkan gerakan relaksasi
Demonstrasi
setelah melakukan senam
V. Metode
Demonstrasi
VI. Media
Musik Senam

Laporan Kegiatan Penyuluhan Osteoarthritis


di Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Rabu, 07 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang Osteoarthritis


Tempat: Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran : Lansia

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 62
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Hari/Tanggal : Rabu, 07 Februari 2018


Waktu : 10.00 – 10.30 WIB

I. Tujuan Umum
Agar lansia mengetahui mengenai Osteoarthritis

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian Osteoarthritis
2. Mengetahui gejala Osteoarthritis
3. Mengetahui pencegahan Osteoarthritis
4. Mengetahui terapi pada Osteoarthritis

III. Materi
1. Pengertian Osteoarthritis
2. Gejala Osteoarthritis
3. Komplikasi Osteoarthritis
4. Terapi Osteoarthritis
5. Pencegahan Osteoarthritis

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti
2.1 Ceramah 15 menit Pengertian Osteoarthritis, gejala Ceramah
Osteoarthritis, komplikasi
Osteoarthritis, terapi
Osteoarthritis, dan
2.2 Tanya Jawab 5 menit pencegahan Osteoarthritis
Memberikan kesempatan kepada
c. Pertanyaan peserta untuk bertanya Tanya
- Bagaimana mengetahui Jawab
seseorang terkena
Osteoarthritis?
Pada umumnya pasien
osteoarthritis mengatakan bahwa
- Jawaban 5 menit keluhan-keluhannya sudah Ceramah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 63
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

berlangsung lama tetapi


berkembang secara perlahan-
lahan : Nyeri sendi, hambatan
gerak sendi, kaku, pembengkakan
sendi, peradangan.

2.3 Kesimpulan Menyimpulkan bahan penyuluhan


yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

LaporanKegiatanPenyuluhan Osteoporosis
di Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Rabu, 07 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang osteoporosis


Tempat: Puskesmas Desa Lalang
Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Rabu/07 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 64
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

I. Tujuan Umum
Agar lansia mengetahui mengenai osteoporosis

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian osteoporosis
2. Mengetahui faktor resiko osteoporosis
3. Mengetahui gejala osteoporosis
4. Mengetahui pencegahan osteoporosis

III. Materi
1. Pengertian osteoporosis
2. Faktor resiko osteoporosis
3. Gejala osteoporosis
4. Pencegahan osteoporosis

IV. KegiatanPenyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti
2.1 Ceramah 15 menit Pengertian osteoporosis, faktor Ceramah
resiko osteoporosis, gejala
osteoporosis, pencegahan
osteoporosis
2.3 Tanya Jawab 5 menit Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
d. Pertanyaan - Kenapa osteoporosis paling Tanya
sering pada wanita daripada Jawab
laki-laki?
- Jawaban - Karena hormon esterogan
pada wanita berkurang pada
menopause, menyebabkan
penyerapan kalsium
terganggu.
2.3 Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan bahan penyuluhan Ceramah
yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 65
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Desa Lalang
Kamis, 08 Februari 2018

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Yani 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
2 Ronal 08.00 – 14.15 Apotik
3 Adi 08.00 – 14.15 UGD
4 Putri, Tabitha 08.00 – 14.15 Poli KIA
5 Yani 09.00 – 10.00 Penyuluhan Vitamin A
6 Ermi, Royanti 10.00 – 11.00 Penyuluhan Stroke
7 Teguh, Roria, Obed, 08.00-14.15 Posyandu Lansia

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 66
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Ermi, Royanti

Laporan Kegiatan Penyuluhan Stroke


di Lingkungan IX Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Kamis, 08 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang Stroke


Tempat:Jalan TB Simatupang, Lingkungan IX, Kelurahan Desa Lalang,
Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Kamis/ 08 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 67
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Agar lansia mengetahui mengenai stroke

II. Tujuan Khusus


5. Mengetahui pengertian stroke
6. Mengetahui gejala stroke
7. Mengetahui faktor resiko stroke
8. Mengetahui pencegahan pada stroke

III. Materi
1. Pengertian stroke
2. Gejala stroke
3. Faktor resiko stroke
4. Pencegahan stroke

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti
2.1 Ceramah 15 menit Pengertian stroke, gejala stroke,
faktor resiko stroke dan
pencegahan stroke Ceramah
Memberikan kesempatan kepada
2.4 Tanya Jawab 5 menit peserta untuk bertanya
- Bagaimana pertolongan
e. Pertanyaan pertama yang dapat
dilakukan pada orang
stroke? Tanya
- Jawaban - Posisi miringkan badannya, Jawab
bersihkan mulutnya jika
mengeluarkan air ludah,
2.3 Kesimpulan 5 menit jangan memberikan
minuman atau makanan,
lalu panggil ambulans Ceramah

Menyimpulkan bahan penyuluhan


yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 68
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Posyandu Lansia


di Lingkungan IX Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Kamis, 08 Februari 2018

Topik Untuk mencegah penyakit pada bayi dan balita


Tempat di Lingkungan IX Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran Lansia
Hari/Tanggal Rabu /07 Februari 2018
Waktu 08.00 WIB s/d 14.15 WIB
I. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan bagi orang-orang usia lanjut dan
meningkatkan derajat kesehatan lansia.
II. Tujuan Khusus
 Untuk meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri
kesehatannya.
 Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 69
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Untuk meningkatkan mutu dan jenis pelayanan kesehatan lansia.

III. Materi
Pelayanan kesehatan lansia.

IV. Kegiatan Imunisasi


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum dan
khusus
2. Penutup 5 menit Pelayanan dan Edukasi Ceramah
V. Metode
Pelayanan Kesehatan dan Edukasi
VI. Media
Pemberian Pelayanan Kesehatan

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Desa Lalang
Jumat, 09 Februari 2018

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Adi 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
2 Obed 08.00 – 14.15 UGD
3 Royanti 08.00 – 14.15 Poli KIA
Ronal, Putri, Yani, Pemberantasan Sarang
4 10.30-11.30
Tabitha Nyamuk (PSN)
5 Roria, Ermi, Teguh 10.30-12.00 Imunisasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 70
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Penyuluhan Program PSN


(Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Di Jl. Pinang Baris Lk. XIII Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Jumat, 09 Februari 2018

Topik Mengetahui cara dan tindakan memberantas jentik nyamuk


Lingkungan XIII Kelurahan Lalang Kecamatan Medan
Tempat
Sunggal
Sasaran Semua masyarakat Lingkungan XIII Kelurahan Lalang
Hari/Tanggal Jumat/09 Februari 2018
Waktu 10.30 WIB s/d 11.30 WIB

I. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara dan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dalam upaya mencegah penyakit demam berdarah.

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui definisi PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
2. Mengetahui cara melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
3. Pencegahan DBD dengan gerakan 4M PLUS

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 71
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

III. Materi
1. Definisi PSN
2. Cara pencegahan DBD dengan gerakan 4M ( Menguras, Menggali,
Mengubur, Memantau)

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum dan
khusus
2. Inti
2.1.Ceramah 10 menit  Definisi, cara pencegahan DBD Ceramah
dengan 4M PLUS
 Cara menambahkan bubuk
ABATE kedalam bak kamar Ceramah
mandi
 Memberikan kesempatan
bertanya kepada warga
2.2.Observasi 5 menit Melihat jentik – jentik nyamuk di Ceramah
bak mandi

2.3.Kesimpulan 10 menit Memberikan edukasi dalam


membersihkan bak mandi

V. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

VI. Media
1. Poster
2. Leaflet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 72
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Imunisasi


di Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Jumat, 09 Februari 2018

Topik Untuk mencegah penyakit pada bayi dan balita


Tempat Posyandu Lingkungan XIII
Sasaran Bayi, Balita
Hari/Tanggal Jumat / 09 Februari 2018
Waktu 10.30 WIB s/d 12.00 WIB

I. Tujuan Umum
Memberikan kekebalan (imunisasi) pada bayi sehingga terhindar dari
penyakit penyakit tertentu sesuai dengan jenis macam imunisasi yang di berikan.
II. Tujuan Khusus
 Untuk memberikan kekebalan pada anak agar terhindar dari penyakit
difteri, pertusis, dan tetanus
 Untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan
atau kecacatan.
III. Materi
Imunisasi Dasar Lengkap
IV. Kegiatan Imunisasi
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum dan
khusus
2. Penutup 5 menit Edukasi Ceramah
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 73
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

V. Metode
Imunisasi

VI. Media
Pemberian Vaksin
Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Di Puskesmas Desa Lalang
Sabtu, 10 Februari 2018

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Tabitha 08.00 – 14.15 Pendaftaran
2 Royanti, Ermi 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
3 Ronal 08.00 – 14.15 Apotek
4 Roria, Teguh 08.00 – 14.15 UGD
5 Yani, Putri 08.00 – 14.15 Poli KIA
6 Adi, Obed 08.00 - 14.15 Poli Gigi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 74
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Desa Lalang
Senin, 12 Februari 2018

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Ronal 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
2 Royanti 08.00 – 14.15 UGD
Penyuluhan Diare, Demam
Berdarah, Mencuci Tangan,
Adi, Putri, Yani,
3 09.00-12.00 dan PHBS di SD M.T.
Teguh, Obed
Haryono Desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal
Posyandu, Penyuluhan IVA
4. Roria, Ermi, Tabitha 09.00-12.00
Test, ANC

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 75
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Penyuluhan Diare


di YP SD M. T. Haryono
Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Senin, 12 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang Diare


Tempat: SD M. T. Haryono Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran : Murid murid kelas 4 dan 5
Hari/Tanggal : Senin, 12 Februari 2018
Waktu : 09.00 WIB

I. Tujuan Umum
Agar murid murid mengetahui tentang Diare

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian Diare
2. Mengetahui penyebab dan gejala Diare
3. Mengetahui Pencegahan Diare

III. Materi
1. Penyebab Diare
2. Pencegahan Diare

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti
2.1 Ceramah 15 menit Pengertian Diare, Penyebab Ceramah
Diare, Gejala Diare,
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 76
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Pencegahan Diare
2.2 Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan bahan penyuluhan Ceramah
yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi

VI. Media
f. Flipchart
g. Leaflet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 77
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah Dengue


di SD M. T. Haryono
Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Senin, 12 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)


Tempat: SD M. T. Haryono Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran : Murid murid kelas 4 dan 5
Hari/Tanggal : Senin, 12 Februaari 2018
Waktu : 09.30 WIB

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan DBD maka diharapkan kesadaran dari murid muridt
akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai macam
penyakit.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan DBD diharapkan murid murid mampu:
1. Mengetahui tentang DBD
2. Mengetahui Penyebab DBD
3. Mengetahui tanda dan gejala DBD
4. Mengetahui cara pencegahan DBD

III. Materi
1. Pengertian DBD
2. Gejala dan tanda DBD
3. Penyebab DBD
4. Pencegahan DBD

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti  Pengertian DBD
 Gejala dan tanda DBD Ceramah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 78
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

2.1 Ceramah 15 menit  Penyebab DBD


 Pencegahan DBD

Menyimpulkan bahan penyuluhan


yang telah diberikan
2.2 Kesimpulan 5 menit Ceramah

3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Penyuluhan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)


di SD M. T. Haryono
Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Senin, 12 Februari 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 79
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Topik : CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

Tempat: SD M. T. Haryono Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal


Sasaran : Murid murid kelas 4 dan 5
Hari/Tanggal : Senin, 12 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) maka
diharapkan adanya perubahan perilaku murid murid untuk lebih memperhatikan
kesehatan lingkungan dan diri sendiri.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan tentang CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) maka
diharapkan murid murid mampu:
 Mengetahui bahwa cuci tangan berperan penting dalam kesehatan
terutama untuk mencegah diare.
 Cara mencuci tangan yang baik dan benar.

III. Materi
 Cara cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar (7 Langkah).
 Penyakit-penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
umum dan khusus
2. Inti
2.1. Ceramah 5 menit Tujuh langkah dalam mencuci Ceramah
tangan yang baik dan benar
2.2. Demonstrasi 5 menit Cara mencuci tangan yang
baik dan benar Ceramah
2.3. Tanya Jawab 5 menit Memberikan kesempatan
kepada anak - anak untuk Tanya Jawab
bertanya.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 80
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

2.4. Kesimpulan 5 Menit Menyimpulkan bahan


penyuluhan yang telah Ceramah
diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

VI. Media
a. Poster Buatan
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Penyuluhan IVA - Test


di Lingkungan V Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Senin, 12 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang IVA - Test


Tempat: Lingkungan V Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran : Semua wanita usia produktif
Hari/Tanggal : Senin, 12 Februari 2018
Waktu : 09.00 WIB

I. Tujuan Umum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 81
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Agar semua wanita mengetahui mengenai IVA - Test

II. Tujuan Khusus


9. Mengetahui pengertian IVA - Test
10. Mengetahui manfaat IVA - Test
11. Mengetahui siapa yang perlu mendapat IVA - Test

III. Materi
1. Pengertian IVA – Test
2. Apa manfaat IVA – Test
3. Siapa yang perlu mendapat IVA – Test

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus

2. Inti Pengertian IVA – Test, Apa


2.1 Ceramah 15 menit manfaat IVA – Test, Siapa yang Ceramah
perlu mendapat IVA – Test

2.5 Tanya Jawab 5 menit Memberikan kesempatan kepada


peserta untuk bertanya
- Pertanyaan - Siapa saja yang bisa Tanya
melakukan IVA-test? Jawab
- Wanita yang sudah pernah
- Jawaban melakukan hubungan
seksual.

2.3 Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan bahan penyuluhan Ceramah


yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 82
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Penyuluhan ANC (Antenatal Care)


di Lingkungan V Desa Lalang
Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal

Senin, 12 Februari 2018

Topik : ANC (Antenatal Care)


Tempat: Lingkungan V Desa Lalang
Sasaran : Ibu Hamil
Hari/Tanggal : Senin/12 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum
Mempersiapkan Ibu untuk menyiapkan mental dan fisik mulai dari masa
kehamilan, persalinan, nifas, memberikan ASI, serta menyiapkan kehamilan
selanjutnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 83
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

II. Tujuan Khusus


 Ibu siap melakukan persalinan
 Ibu siap memberikan ASI eksklusif
 Ibu siap melakukan perawatan bayi yang benar

III. Materil
 Pengertian Antenatal Care
 Tujuan Antenatal Care
 Manfaat Antenatal Care
 Pelaksanaan Antenatal Care (7T)

IV. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode


1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
umum dan khusus
2. Inti
2.1. Ceramah 15 menit Pengertian Antenatal Care Ceramah
Tujuan Antenatal Care
Manfaat Antenatal Care
Pelaksanaan Antenatal Care
2.3. Tanya Jawab 10 menit Tanya Jawab
- Pertanyaan 5 Menit Mengapa ibu hamil harus Ceramah
melakukan ANC?
- Jawaban Untuk mengurangi angka
kematian ibu
2.4. Kesimpulan Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

IV. Metode
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 84
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

a. Ceramah
b. Tanya Jawab

V. Media
a. Poster Buatan
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Penyuluhan Gizi Seimbang


di Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Selasa, 13 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang


Tempat: Puskesmas Desa Lalang
Sasaran : Dokter cilik siswa SD M. T. Haryono
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum
Agar Dokter cilik siswa SD M. T. Haryono mengetahui mengenai gizi seimbang

II. Tujuan Khusus


12. Mengetahui pengertian gizi seimbang
13. Mengetahui prinsip gizi seimbang
14. Mengetahui pesan gizi seimbang
15. Mengetahui kebutuhan gizi seimbang
16. Mengetahui perbedaan gizi seimbang dan 4 sehat 5 sempurna

III. Materi
4. Pengertian gizi seimbang
5. Prinsip gizi seimbang
6. Pesan gizi seimban
7. Kebutuhan gizi seimbang
8. Perbedaan gizi seimbang dan 4 sehat 5 sempurna

IV. Kegiatan Penyuluhan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 85
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode


1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus

2. Inti Pengertian gizi seimbang, Prinsip


2.1 Ceramah 15 menit gizi seimbang, Pesan gizi
seimbang, kebutuhan gizi
seimbang Ceramah
2.6 Tanya Jawab 5 menit
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
a. Pertanyaan - Apa perbedaan gizi seimbang
dan 4 sehat 5 sempurna?
b. Jawaban - Gizi seimbang sebagai susunan Tanya
makanan sehari-hari dengan Jawab
jenis dan jumlah yang
seimbang, sedangkan 4 sehat 5
sempurna penekanan pada
konsumsi nasi, lauk pauk,
sayur, buah, dan susu sebagai Ceramah
penyempurna.

2.3 Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan bahan penyuluhan


yang telah diberikan.
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 86
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Desa Lalang
Selasa, 13 Februari 2018

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Yani 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
2 Teguh 08.00 – 14.15 UGD
Penyuluhan Gizi
Ronal, Royanti, Seimbang, P3K, Sikat
3 Roria, Ermi, 09.00-12.00 Gigi, Bahaya Merokok
Tabitha dan Imunisasi di SD
M. T. Haryono
4 Adi, Putri, Obed 10.00 - 11.00 Imunisasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 87
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Penyuluhan Gizi Seimbang


di Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Selasa, 13 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang


Tempat: Puskesmas Desa Lalang
Sasaran : Dokter cilik siswa SD M. T. Haryono
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum
Agar Dokter cilik siswa SD M. T. Haryono mengetahui mengenai gizi seimbang

II. Tujuan Khusus


17. Mengetahui pengertian gizi seimbang
18. Mengetahui prinsip gizi seimbang
19. Mengetahui pesan gizi seimbang
20. Mengetahui kebutuhan gizi seimbang
21. Mengetahui perbedaan gizi seimbang dan 4 sehat 5 sempurna

III. Materi
9. Pengertian gizi seimbang
10. Prinsip gizi seimbang
11. Pesan gizi seimban
12. Kebutuhan gizi seimbang
13. Perbedaan gizi seimbang dan 4 sehat 5 sempurna

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum
dan khusus
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 88
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

2. Inti Pengertian gizi seimbang, Prinsip


2.1 Ceramah 15 menit gizi seimbang, Pesan gizi
seimbang, kebutuhan gizi
seimbang Ceramah
2.7 Tanya Jawab 5 menit
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
a. Pertanyaan - Apa perbedaan gizi seimbang
dan 4 sehat 5 sempurna?
b. Jawaban - Gizi seimbang sebagai susunan Tanya
makanan sehari-hari dengan Jawab
jenis dan jumlah yang
seimbang, sedangkan 4 sehat 5
sempurna penekanan pada
konsumsi nasi, lauk pauk,
sayur, buah, dan susu sebagai Ceramah
penyempurna.

2.3 Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan bahan penyuluhan


yang telah diberikan.
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 89
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Penyuluhan P3K


di Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Selasa, 13 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang p3k


Tempat: Jalan TB Simatupang, Lingkungan, Kelurahan Desa Lalang,
Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran : Sekolah Dasar
Hari/Tanggal : Rabu/07 Februari 2018
Waktu : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum
Agar anak SD mengetahui mengenai P3K

II. Tujuan Khusus


22. Mengetahui pengertian P3K
23. Mengetahui tujuan P3K
24. Mengetahui fungsi dan cara pengobatan P3K
25. Mengetahui cara evakuasi dan pengngkutan korban P3K

III. Materi
14. Pengertian P3K
15. Tujuan P3K
16. Pelaku P3K
17. Obat-obatan P3K
5. Cara memberikan P3K
IV. KegiatanPenyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus

2. Inti
2.1 Ceramah 15 menit Pengertian P3K, faktor resiko Ceramah
Mengetahui pengertian P3K,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 90
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Mengetahui tujuan P3K,


2.8 Tanya Jawab 5 menit Mengetahui fungsi dan cara
pengobatan P3K, Mengetahui
h. Pertanyaan
cara evakuasi dan pengngkutan
Tanya
korban P3K
- Jawaban Jawab
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
- Bagaimana cara
mngehentikan darah pada
luka?
5 menit
- Ditekan selama kurang
lebih 5 menit pada daerah Ceramah
luka.
2.3 Kesimpulan
Menyimpulkan bahan penyuluhan
yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Penyuluhan Bahaya Merokok


di SMA M. T. Haryono
Selasa, 13 Februari 2018
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 91
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Topik : Mengetahui tentang Bahaya Merokok


Tempat: SD M.T. Haryono
Sasaran : Pelajar SD
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Februari 2018
Waktu : 10.30 WIB

I. Tujuan Umum
Agar remaja mengetahui bahaya merokok.

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui bahaya merokok
2. Mengetahui zat-zat berbahaya pada rokok
3. Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dialami apabila merokok

III. Materi
1. Bahaya merokok
2. Zat-zat berbahaya dalam rokok
3. Penyakit-penyakit apabila merokok

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti
2.1 Ceramah 15 menit Bahaya merokok, zat-zat Ceramah
berbahaya dalam rokok,
penyakit-penyakit yang
diakibatkan saat merokok
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya
Jawab
5 Pertanyaan Apakah berhenti merokok dapat
mengakibatkan obesitas?
- Jawaban Berhenti merokok tidak ada
hubungannya dengan obesitas,
obesitas dapat terjadi karena pola Ceramah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 92
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

piker atau cara mengalihkan


kebiasaan merokok seseorang
tersebut.
2.3 Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan bahan penyuluhan
yang telah diberikan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Penyuluhan Imunisasi


di Lingkungan Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Selasa, 13 Februari 2018

Topik : Mengetahui tentang imunisasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 93
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Tempat: Jalan TB Simatupang, Lingkungan , Kelurahan Desa Lalang,


Kecamatan Medan Sunggal
Sasaran : Bayi dan Balita
Hari/Tanggal : Selasa/13 Februari 2018
Waktu : 10.30 WIB

I. Tujuan Umum
Agar masyarakat mengetahui tentang imunisasi

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian Imunisasi
2. Mengetahui jadwal Imunisasi yang tepat
3. Mengetahui manfaat pemberian Imunisasi

III. Materi
1. Tujuan Imunisasi
2. Manfaat Imunisasi
3. Jadwal Imunisasi

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum Ceramah
dan khusus
2. Inti
2.1 Ceramah 15 menit Pengertian Imunisasi, Jadwal Ceramah
Imunisasi, Manfaat
Imunisasi

2.2 Tanya Jawab 5 menit Memberikan kesempatan kepada Tanya


peserta untuk bertanya Jawab
b. Pertanyaan a. Imunisasi apa saja yang
harus diberikan pada bayi?
- Jawaban - Imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari Hep B,
BCG, Polio, DPT, Campak
c. Pertanyaan b. Imunisasi apa saja yang ada
ulangannya?
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 94
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

- DPT, Campak, Polio, Hib B


- Jawaban
Menyimpulkan bahan penyuluhan
2.3 Kesimpulan 5 menit yang telah diberikan Ceramah

3. Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab

VI. Media
a. Flipchart
b. Leaflet

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Desa Lalang
Rabu, 14 Februari 2018

NO Nama Waktu Kegiatan


1 Adi, Teguh, Ronal, 08.00 – 09.30 Senam Lansia

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 95
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Obed, Royanti,
Roria, Putri, Yani,
Ermi, Tabitha
2 Ronal, Obed 08.00 – 14.15 Poli Klinik Umum
3 Royanti, Yani 08.00 – 14.15 UGD
4 Roria, Putri 08.00 – 14.15 Poli KIA
5 Ermi, Tabitha 09.30 – 10.00 Penyuluhan

Antenatal Care
1. Pengertian ANC
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin. Pemeriksaan ANC adalah suatu
program terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,
guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
Menurut Wignjosastro (2005) ANC merupakan pengawasan wanita hamil secara
teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan
ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Dari definisi- definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa ANC atau pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang
diberikan kepada wanita hamil dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan
kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 96
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
2.Pelayanan ANC
Pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain :
a. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi.
c. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan
dan kebidanan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
tumbuh dan berkembang secara normal.
g. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
nifas dan aspek keluarga berencana.
h. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal.
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.
Kebijakan teknis pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Saifuddin, 2006, secara
keseluruhan meliputi komponen- komponen sebagai berikut :
a. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan
bila diperlukan.
c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
d. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi.
3. Pelaksana kunjungan ANC
Menurut Depkes RI (2005) pelaksana pelayanan ANC terdiri dari :
a) Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis obstetrik dan ginekologi.
b) Tenaga perawatan meliputi : bidan, pembantu bidan, perawat bidan, dan perawat
wanita yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan.
4. Lokasi pelayanan ANC atau pemeriksaan kehamilan
Menurut Depkes RI (2005) tempat pemberian pelayanan ANC dapat status aktif
meliputi :
a) Puskesmas
b) Puskesmas pembantu
c) Pondok bersalin desa
d) Posyandu
e) Rumah penduduk (pada kunjungan kegiatan puskesmas)
f) Rumah sakit pemerintah atau swasta15

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 97
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

g) Rumah sakit bersalin


h) Tempat praktek swasta (bidan, dokter).
5. Jadwal Pemeriksaan ANC
Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan ANC, maka jadwal pemeriksaan
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak
menstruasi.
b. Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2
minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia
kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
c. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu
hamil.
6.Standar Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
Depkes RI (2005), ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan antenatal hendaknya
memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:
a. Aspek medik, meliputi: diagnosis kehamilan, penemuan kelainan secara dini,
pemberian terapi sesuai dengan diagnosis.
b. Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain mengenai: penjagaan
kesehatan dirinya dan janinnya, pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor risiko
yang dimilikinya, pencarian pertolongan yang memadai secara tepat
waktu.
c. Rujukan, ibu hamil dengan risiko tinggi harus dirujuk ketempat pelayanan yang
mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.
Menurut Depkes RI (2004) terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal seperti
berikut ini :
a. Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberi penyuluhan dan memotivasi ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini secara teratur.
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikit 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk apakah
perkembangan berlangsung normal.
c. Palpasi abdomen
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 98
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

d. Pengelolaan anemia pada kehamilanBidan melakukan tindakan pencegahan,


penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia padakehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap
kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
f. Persiapan persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami
serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk mempersiapkan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
B. Kunjungan Antenatal
1. Pengertian
Merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Menurut kebijakan dari
pemerintah kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
hamil. Dengan ketentuan minimal satu kali pada trimester pertama, minimal satu kali
pada trimester kedua, minimal dua kali pada trimester ketiga.18 Standar pelayanan
waktu tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan antenatal dan untuk
memberi kesempatan yang cukup kepada pemberi asuhan antenatal dalam menangani
kasus risiko tinggi yang ditemukan.
2. Tujuan Kunjungan ANC
Menurut( Saifuddin, 2006) Beberapa tujuan pemeriksaan kehamilan:
a. Meningkatkan dan menjaga kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi dengan
memberikan pendidikan tentang gizi, personal hygiene dan proses melahirkan.
b. Mendeteksi dan menangani komplikasi selama kehamilan termasuk komplikasi
medis, operatis, obstetrik.
c. Menyusun rencana persiapan persalinan dan antisipasi komplikasi.
d. Memantau perkembangan kehamilan untuk pemeriksaan, memastikan kesehatan,
dan tumbuh kembang janin.
e. Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayi dengan trauma persalinan seminimal mungkin.
3. Manfaat kunjungan antenatal
Menurut manfaat kunjungan ANC adalah sebagai berikut :
a. Menegakkan dan mengobati secara dini komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi
kehamilan.
b. Mengurangi dan menegakkan dini komplikasi kehamilan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan konseling tentang pemberian
ASI.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 99
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

d. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil untuk
menghadapi persalinan.
4. Frekuensi kunjungan ANC
Pemeriksaan kehamilan yang ideal untuk pertama kalinya adalah sedini mungkin
ketika haidnya terlambat satu bulan. Hasil penelitian telah menunjukkan berulang kali
bahwa wanita yang datang lebih dini dan teratur untuk pemeriksaan pra lahir
mempunyai komplikasi yang lebih sedikit dan bayi yang lebih sehat dari pada wanita
yang mendapat perawatan pra lahir tidak teratur atau terlambat periksa kehamilan.
Kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas
diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
kehamilan .
Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga.
Kebijakan program Depkes (2005) menganjurkan ibu hamil melaksanakan kunjungan
ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :
a. Kunjungan 1 / K1 ( Trimester 1)
K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. K1 dibedakan menjadi 2 yaitu K1
murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu trimester satu kehamilan ) dan
K1 akses ( kunjungan pertama kali diluar trimester satu selama masa kehamilan,
dilakukan di trimester II maupun di trimester III).
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah sebagai
berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
5) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor risiko ibu dan
janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat persalinan, juga
perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang diberikan sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebihdijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 100
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.


4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.
5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
Cakupan K1 dibawah 70% (dibanding jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu
satu tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang
mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1
menunjukan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan.
b. Kunjungan 2 ( Trimester II)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan (2008)
menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan obstetrik yang
berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC
yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan
sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di
trimester II
menurut Saifuddin (2002) ialah sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.
c. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien tidak mengalami
keluhan yang membahayakan dirinya dan atau kandungannya sehingga membutuhkan
tindakan segera. Rancangan pemeriksaan meliputi anamnesa terhadap keadaan
normal dan keluhan ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan
tambahan pada bulan ke-9 dilakukan pemeriksaan setiap minggu). Kelahiran dapat
terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan petunjuk kapan harus datang ke
rumah sakit. Menurut wignjosastro (2002), jadwal kunjungan ulang selama hamil
trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah 36 minggu setiap satu minggu.
Menurut Saifuddin tahun 2002 menuturkan tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan
trimester III yaitu :
1) Sama seperti kunjungan.
2) Mengenali adanya kelainan letak.
3) Memantapkan rencana persalinan.
4) Mengenali tanda-tanda persalinan.
Pertolongan pertama atau penanganan kegawatdaruratan obstetri neonatal merupakan
komponen penting dan bagian tak terpisahkan dari pelayanan maternitas di setiap
tingkat pelayanan. Bila tersebut dapat diwujudkan maka angka kematian ibu dapat
diturunkan. Persalinan sesungguhnya merupakan hal fisiologis yang terjadi pada
wanita. Namun, proses normal dalam daur hidup wanita ini (persalinan) dapat
berubah menjadi komplikasi dan mengalami ketidaklancaran persalinan apabila
ditemui komplikasi penyakit atau kelainan mekanis baik dari bayi maupun ibu dan
perubahan psikologis ibu karena kurang siap dalam menghadapi persalinan.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 101
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Begitu pula pendapat Arikunto (2006) bahwa sebenarnya, kelancaran persalinan


sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk
panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental
berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia
takut dan cemas bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu
dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan.
Oleh karena itulah pembangunan pola pikir pada ibu hamil terutama ibu primigravida
untuk menyambut kehamilannya dan menjalani kehamilannya dengan bahagia untuk
menekan kecemasan dan tingkat stress yang dapat mempengaruhi kelancaran
persalinan sejak awal kehamilan sangat diperlukan. Dengan pendidikan kesehatan,
pemeriksaan dan informasi yang diberikan selama kehamilan diharapkan ibu dapat
melewati persalinannya dengan psikologis yang stabil sehingga mampu
memperlancar persalinannya. Hal ini menunjukan pentingnya ANC.
Ketepatan kunjungan pertama menentukan kepatuhan ibu untuk kunjungan
selanjutnya. Saifuddin (2006) mengemukakan bahwa penilaian klinik merupakan
proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah
persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugasmengumpulkan dan menganalisis
data mengenai kondisi ibumelalui anamnesis, pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterin, dan ada tidaknya masalah ataukomplikasi, serta
kunjungan berikutnya agar proses persalinandapat dilalui tanpa komplikasi. Untuk
itulah ketepatan kunjungan ANC memegang peranan penting dalam persiapan
persalinanuntuk mencapai kelancaran persalinan.
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC
Menurut standar pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2003), ada banyak alasan
mengapa ibu hamil tidak melakukan kunjungan ANC antara lain :
1) Kemampuan mengambil keputusan.
Ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu adalah hak suami dan
mertua, sementara mereka tidak25 mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan
dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional.
2) Fasilitas kesehatan
Fasilitas untuk pelayanan ANC tidak memadai, tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaannya, harus menunggu lama atau perlakuan
petugaskesehatan yang kurang memuaskan.
3) Pengetahuan
Beberapa ibu hamil tidak mengetahui mereka harus memeriksakan kehamilannya,
maka ibu hamil tidak melakukanpemeriksaan kehamilan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 102
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

4) Budaya
Kurangnya dukungan keluarga maupun tradisi yang tidak mengijinkan seorang ibu
hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.
5) Petugas kesehatan
Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada petugas kesehatan secara umur beberapa
anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan pemerintah.
6) Kepercayaan
Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan
(terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki).
7) Sosial ekonomi
Ibu hamil atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak mempunyai
waktu untuk memeriksakan kehamilannya.
6. Standar pelayanan ANC
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu “14
T” meliputi :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal
pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3) dilakukan secara rutin untuk mendeteksi secara dini
terhadap berat badan janin.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4).
5) Pemberian imunisasi TT (T5) sebanyak 2 kali untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
6) Pemeriksaan Hb (T6) pada kunjungan pertama dan pada usia kehamilan 30
minggu.
7) Pemeriksaan VDRL (T7).
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8).
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9).
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10). 11) Pemeriksaan protein
urine atas indikasi (T11).
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12).
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13).
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
(T14). Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T.
Pelayanan/ asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional dan tidak diberikan oleh dukun bayi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 103
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

IMUNISASI
I. Definisi
Imunisasi yaitu pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.
II. Tujuan Pemberian Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah
gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
III. Syarat Pemberian Imunisasi
a. Bayi dalam keadaan sehat
b. Bayi umur 0-11 bulan
IV. Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:
Adapun 7 (tujuh) macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah
sebagai berikut:
a. TBC
b. Polio myelitis
c. Difteri
d. Pertusis
e. Tetanus
f. Hepatitis
g. Campak
V. Macam-macam Imunisasi
1) BCG
 Pengertian Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC.
 Pemberian Imunisasi BCG dan usia pemberian, frekuensi pemberian
imunisasi BCG adalah 1 kali dan tidak perlu di ulang (boster), karena
vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkan
tinggi terus.
 Cara pemberian Imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan
lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO)
atau penyuntikan pada paha.
 Tanda keberhasilan, adalah timbulnya indurasi (benjolan) kecil dan
eritema (merah) didaerah beks suntikan setelah 1 atau 2 minggu
kemudian yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi
ulkus (luka). tidak menimbulkan nyeri dan panas. luka ini akan
sembuh sendiri dan meninggalkan tanda parut.
 Efek samping Imunisasi BCG : umumnya tidak ada.
 Kontra indikasi Imunisasi BCG : imunisasi BCG tidak dapat
diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukan uji
Mantoux positif.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 104
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

2) Polio
 Pengertian Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu
penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan
kelumpuhan.
 Waktu pemberian adalah pada bayi usia 0-11 bulan, namun biasanya
pemberian vaksin DPT
 Cara pemberian Imunisasi polio melalui oral /mulut
 Efek samping Imunisasi polio, hampir tidak ada efek samping, hanya
sebagian kecil yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot,
itupun sangan jarang
3) DPT
 Pemberian Imunisasi dan usia pemberian, imunisasi DPT diberikan
sebanyak 3 kali yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan
 Cara pemberian: disuntikan melalui intamuskuler(IM)
 Efek samping Imunisasi DPT: biasanya hanya demam dan rewel
selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-
pegal pada daerah penyuntikan yang akan hilang sendiri dalam
beberapa hari. Bila demam dapat diberikan penurun panas.
 Kontra indikasi, Imunisasi DPT tidak dapat diberikan pada bayi yang
sedang demam, mudah kejang, dan menderita infeksi otak.

4) Campak
 Pengertian Imunisasi Campak adalah imunisasi yang diberikan untuk
mencegah penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular
 Pemberian Imunisasi dan usia pemberian, frekuensi pemberian
imunisasi campak adalah 1 kali dan diberikan pada usia bayi 9 bulan.
 Cara pemberian, adalah melalui suntikan subkutan
 Efek samping Imunisasi, jarang terjadi reaksi akibat imunisasi,
namun kadang terjadi demam ringan dan efek kemerahan/ bercak
merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke 7-8 setelah
penyuntikan.
 Kontra indikasi Imunisasi campak, adalah infeksi akut yang disertai
demam, TBC tanpa pengobatan, dan kekurangan gizi berat.
5) Hepatitis B

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 105
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Pengertian Imunisasi hepatiti B adalah imunisasi yang diberikan


untuk mencegah penyakit hepatitis B yaitu penyakit infeksi yang
dapat merusak hati.
 Pemberian Imunisasi dan usia pemberian, sebaiknya diberikan dalam
12 jam setelah kelahiran dengan syarat kondisi bayi stabil, tidak ada
gangguan paru-paru dan jantung, dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan
usia 3-6 bulan.
 Cara pemberian Imunisasi hepatitis B , adalah melalui intra muskuler
(IM)
 Efek samping imunisasi hepatitis B, umumnya tidak terjadi, jika pun
terjadi(namun sangat jarang) berupa nyeri pada tempat penyuntikan
atau demam ringan namun akan menghilang dalam 2 hari
VI. Jadwal Pemberian Imunisasi
 0-7 hari : HB 0
 1 bulan: BCG, Polio 1
 2 bulan: DPT/HB1, Polio 2
 3 bulan: DPT/HB2, Polio 3
 4 bulan: DPT/HB3, Polio 4
 9 bulan: Campak

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


I. Pengertian
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik

II. Gejala
- Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas selama 2-7 hari disertai
kurang nafsu makan, nyeri sendi dan sakit kepala
- Nyeri perut
- Terjadi perdarahan:
o Bintik-bintik merah pada kulit
o Mimisan
o Gusi berdarah
o Muntah darah dan berak darah
- Bila parah dapat terjadi syok pada hari ke 3-7. Tanda- tanda syok adalah:
gelisah, lemah, kaki/tangan dingin, buang air kecil sedikit dan pekat

III. Cara Penularan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 106
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Anak yang sakit demam berdarah di dalam darahnya mengandung


virus.Bila anak ini digigit nyamuk Aedes Aegepti maka bibit penyakit ikut
terhisap masuk ke dalam tubuh nyamuk. Dan bila nyamuk tersebut menggigit
anak lain (anak sehat), maka anak itu akan dapat ketularan penyakit ini

IV. Pencegahan Nyamuk Demam Berdarah.


Dilakukan dengan 4M untuk memberantas sarang nyamuk, yaitu :
Menguras :
Menguras tempat-tempat penampungan air seperti : bak mandi/ WC, tempayan,
ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain seminggu sekali.
Menutup :
Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum dan
lain-lain
Mengubur :
Mengubur semua barang-barang bekas yang ada disekitar/di luas rumah yang
dapat menampung air hujan
Memantau:
Melakukan pemantau pada jentik nyamuk Demam Berdarah ditempat air yang
sulit dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk Temephos ( abate ) atau
Altosoid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5
gram Altosid untuk 100 litter air. Abate dapat diperoleh/dibeli di Puskesmas atau
di apotik, diperoleh gratis dari penyuluhan Demah Berdarah.
V. Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk demam berdarah. Bila
seseorang terkena demam berdarah, berikan cairan sebanyak mungkin dan segera
bawa ke puskesmas terdekat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 107
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

DIARE
I. Definisi Diare
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat),
konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau cair dan biasanya ditandai dengan
peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari

II. Etiologi diare


Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enteral Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi parenteral ini meliputi:
a. Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
b. Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
c. Infestasi parasite : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
Strongyloides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis), jamur (candida albicans).
2. Infeksi parenteral Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar
alat pencernaan, seperti Otitis Media akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 108
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosa.
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
c. Faktor Makanan : Makanan Basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar.
e. Faktor lingkungan Penyakit diare merpakan merupakan salah satu penyakit yang
berbasisi lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare
serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui
makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

III. Tanda dan gejala


Manifestasi Klinis mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama
berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah
sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai
akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare
dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah banyak kehilangan cairan
dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat badan menurun, turgor
kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput lendir bibir
dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat
dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas
plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik, dan hipertonik
Penentuan derajat dehidrasi
NO Tanda Dan Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
Gejala ringan sedang
1 Keadaan umum Sadar, Gelisah, Mengantuk , lemas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 109
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

gelisah, haus mengantuk anggota gerak dingin,


berkeringat, kebiruan,
tidak sadar
2 Denyut nadi Normal Cepat dan Cepat, kadang –kadang
lemah tidak teraba
3 Pernapasan Normal Cepat cepat dan dalam
4 Ubun- ubun Normal Cekung Sangat cekung
besar
5 Kelopak mata Normal Cekung Sangat cekung
6 Air mata Ada Kering Sangat kering
7 Selaput lendir Basah Kering Sangat kering
8 Elastisitas kulit Normal Lambat Sangat lambat (lebih
dari 2 detik)
9 Air seni Normal Berkurang Tidak kencing

IV. Pencegahan diare


 Mencuci tangan pakai sabun denga benar
 Meminum air minum yang telah diolah
 Membuang air besar di jamban
 Mencuci makanan/ sayur sebelum dimasak
 Mencuci botal susu dan tempat makan anak
 Menjaga kebersihan diri
 Menjaga kebersihan lingkungan

V. Penanganan diare
 Hal pertama yang harus diperhatikan dalam penanggulangan diare adalah
masalah kehilangan cairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini bila tidak segera
diatasi dapat membawa bahaya terutama bagi balita dan anak-anak. Bagi penderita
diare ringan diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka perlu dibantu dengan
cairan intravena atau infus. Hal yang tidak kalah penting dalam menanggulangi
kehilangan cairan tubuh adalah pemberian makanan kembali (refeeding) sebab
selama diare pemasukan makanan akan sangat kurang karena akan kehilangan nafsu
makan dan kehilangan makanan secara langsung melalui tinja atau muntah dan
peningkatan metabolisme selama sakit
 Berikan zinc selama 10 -14 hari
 Segera ke fasilitas kesehatan jika:
o Tidak membaik dalam 3 hari
o Tambah sering bab
o Muntah berulang
o Makan dan minum sedikit
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 110
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

o Demam
o Tinja berdarah

VI. Membuat larutan oralit


Larutan oralit adalah untuk mengobati diare. Tujuannya mencegah kehilangan cairan
berlebih
a) alat:
 sendok
 gelas
b) bahan:
 1 bungkus oralit
 Segelas air masak (200ml)
c) cara membuat:
 cuci tangan sampai bersih
 tuang air masak satu gelas
 bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
 aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok

untuk aturan pemberian oralit yaitu sebagai berikut:


 untuk anak usia lebih dari 1 tahun berikan oralit setiap kali BAB sebanyak 50-
100 ml.
 untuk anak usia 1-4 tahun, berikan oralit 100-200 ml tiap kali BAB
untuk anak di atas lima tahun, beri oralit 200-300 ml tiap kali BAB
 untuk orang dewasa, bisa mengonsumsi oralit 300-400 ml tiap BAB
Jika tidak ada oralit maka dapat diberikan larutan gula garam, yaitu dengan
melarutkan 200 ml air ditambah ¼ sendok garam dan 2 sendok gula dan
diberikan secara sedikit demi sedikit.

CUCI TANGAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 111
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan hewan,


ataupun cairan tubuh lain seperti ingus dan air ludah dapat terkontaminasi oleh
kuman-kuman penyakit seperti bakteri, virus dan parasit yang dapat menempel pada
permukaaan kulit. Oleh karena itu tangan sangat berperan dalam penularan penyakit,
khususnya penyakit yang ditularkan melalui mulut, misalnya diare. Menurut Depkes
(2009) tangan akan bebas dari kuman penyakit apabila cuci tangan dengan baik dan
benar.

1. Pengertian Cuci Tangan


Pakai Sabun dan Air Mengalir
Menurut Depkes (2009) cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci
tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit.
Penggunaan sabun selain membantu singkatnya waktu cuci tangan, dengan
menggosok jemari dengan sabun menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/
lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan
kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh
setelah menggunakan sabun.

2. Waktu Yang Tepat Cuci Tangan


Menurut Depkes (2009) waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah:
1) Sebelum makan
2) Sesudah membersihkan anak BAB
3) Sebelum menyiapkan makanan
4) Sebelum memegang bayi
5) Sesudah buang air besar
3. Cara Cuci Tangan Yang Benar
Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang
mengalir. Sedangkan menurut Depkes (2009) langkah-langkah teknik mencuci tangan
yang benar adalah sebagai berikut.
a) Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
b) Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan.
c) Gosokkan kedua telapak tangan. Gosokkan sampai ke ujung jari.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 112
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

d) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya)


dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan
kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
e) Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling
mengunci.
f) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar.
Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
g) Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan
ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
h) Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan
memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
i) Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
j) Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan kran,
tutup kran dengan tissue.

TB PARU

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di


dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 113
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

tuberkulosis sebagai « Global Emergency ». Laporan WHO tahun 2004 menyatakan


bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, dimana 3,9 juta
adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Setiap detik ada satu orang s terinfeksi
tuberkulosis di dunia ini, dan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman
tuberkulosis. Jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari
seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah pendduduk, terdapat 182
kasus per 100.000 penduduk.Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia tenggara
yaitu 350 per 100.000 pendduduk

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak


termasuk pleura (selaput paru)

Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)

TB paru dibagi dalam :

1. Tuberkulosis Paru BTA (+)


 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA
positif

 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan


kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif

 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan


biakan positif

2. Tuberkulosis Paru BTA (-)


 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran
klinik dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif serta
tidak respons dengan pemberian antibiotik spektrum luas

 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan


M.tuberculosis positif

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 114
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis BTA belum diperiksa

Berdasarkan Tipe Penderita

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa


tipe penderita yaitu :

1. Kasus baru
Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
2. Kasus kambuh (relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian
kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan
positif.

Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga


dicurigai lesi aktif kembali, harus dipikirkan beberapa kemungkinan :

 Infeksi sekunder
 Infeksi jamur

 TB paru kambuh

3. Kasus pindahan (Transfer In)


Adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu kabupaten
dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain. Penderita pindahan tersebut
harus membawa surat rujukan/pindah

4. Kasus lalai berobat


Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2
minggu atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita
tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

5. Kasus Gagal

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 115
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan)

 Adalah penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik


positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau
gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan

6. Kasus kronik
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah
selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik

7. Kasus bekas TB

 Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan jika ada fasilitas)


negatif dan gambaran radiologik paru menunjukkan lesi TB inaktif, terlebih
gambaran radiologik serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat
pengobatan OAT yang adekuat akan lebih mendukung

 Pada kasus dengan gambaran radiologik meragukan lesi TB aktif,


namun setelah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan ternyata tidak
ada perubahan gambaran radiologik

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 116
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

OSTEOPOROSIS

Pengertian Osteoporosis
Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di
Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas
jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan
tulang dengan risiko terjadinya patah tulang.

Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah


kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang yang mengkhawatirkan dan
dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang
merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang.

Penyebab Osteoporosis
Beberapa penyebab osteoporosis, yaitu:
1. Osteoporosis pascamenopause terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon
utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium kedalam
tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara 51-75 tahun,
tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon estrogen produksinya
mulai menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus berlangsung 3-4 tahun
setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3%
dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.

2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang


berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang
(osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblas). Senilis berarti bahwa keadaan
ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 117
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita sering kali
menderita osteoporosis senilis dan pasca menopause.

3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder


yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid,
paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat,
antikejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan
dan merokok dapat memperburuk keadaan ini.

4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya


tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar
dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki
penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang .

Faktor Risiko Osteoporosis


Osteoporosis dapat menyerang setiap orang dengan faktor risiko yang
berbeda. Faktor risiko Osteoporosis dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang tidak
dapat dikendalikan dan yang dapat dikendalikan. Berikut ini faktor risiko
osteoporosis yang tidak dapat dikendalikan:
1. Jenis kelamin
Kaum wanita mempunyai faktor risiko terkena osteoporosis lebih besar
dibandingkan kaum pria. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang
mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun.
2. Usia
Semakin tua usia, risiko terkena osteoporosis semakin besar karena secara
alamiah tulang semakin rapuh sejalan dengan bertambahnya usia. Osteoporosis
pada usia lanjut terjadi karena berkurangnya massa tulang yang juga disebabkan
menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium.
3. Ras
Semakin terang kulit seseorang, semakin tinggi risiko terkena osteoporosis.
Karena itu, ras Eropa Utara (Swedia, Norwegia, Denmark) dan Asia berisiko
lebih tinggi terkena osteoporosis dibanding ras Afrika hitam. Ras Afrika
memiliki massa tulang lebih padat dibanding ras kulit putih Amerika. Mereka

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 118
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

juga mempunyai otot yang lebih besar sehingga tekanan pada tulang pun besar.
Ditambah dengan kadar hormon estrogen yang lebih tinggi pada ras Afrika.
4. Pigmentasi dan tempat tinggal
Mereka yang berkulit gelap dan tinggal di wilayah khatulistiwa,
mempunyai risiko terkena osteoporosis yang lebih rendah dibandingkan dengan
ras kulit putih yang tinggal di wilayah kutub seperti Norwegia dan Swedia.

5. Riwayat keluarga
Jika ada nenek atau ibu yang mengalami osteoporosis atau mempunyai
massa tulang yang rendah, maka keturunannya cenderung berisiko tinggi
terkena osteoporosis.
6. Sosok tubuh
Semakin mungil seseorang, semakin berisiko tinggi terkena osteoporosis.
Demikian juga seseorang yang memiliki tubuh kurus lebih berisiko terkena
osteoporosis dibanding yang bertubuh besar.
7. Menopause
Wanita pada masa menopause kehilangan hormon estrogen karena tubuh
tidak lagi memproduksinya. Padahal hormon estrogen dibutuhkan untuk
pembentukan tulang dan mempertahankan massa tulang. Semakin rendahnya
hormon estrogen seiring dengan bertambahnya usia, akan semakin berkurang
kepadatan tulang sehingga terjadi pengeroposan tulang, dan tulang mudah
patah. Menopause dini bisa terjadi jika pengangkatan ovarium terpaksa
dilakukan disebabkan adanya penyakit kandungan seperti kanker, mioma dan
lainnya. Menopause dini juga berakibat meningkatnya risiko terkena
osteoporosis.

Gejala Osteoporosis
Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai puluhan
tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi
kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang. Jadi, seseorang
dengan osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala sebagai berikut:
1. Tinggi badan berkurang
2. Bungkuk atau bentuk tubuh berubah
3. Patah tulang
4. Nyeri bila ada patah tulang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 119
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Pencegahan
Pencegahan penyakit osteoporosis sebaiknya dilakukan pada usia muda
maupun masa reproduksi. Berikut ini hal-hal yang dapat mencegah osteoporosis,
yaitu:

1. Asupan kalsium cukup


Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan vitamin
D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya
yang sebelumya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya konsumsi
kalsium setiap hari. Dosis yang dianjurkan untuk usia produktif adalah 1000
mg kalsium per hari, sedangkan untuk lansia 1200 mg per hari. Kebutuhan
kalsium dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti
ikan teri, brokoli, tempe, tahu, keju dan kacang-kacangan.
2. Paparan sinar matahari
Sinar matahari terutama UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D
yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Berjemurlah
dibawah sinar matahari selama 20-30 menit, 3x/minggu. Sebaiknya berjemur
dilakukan pada pagi hari sebelum jam 9 dan sore hari sesudah jam 4. Sinar
matahari membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam pembentukan massa tulang.
3. Melakukan olahraga dengan beban
Selain olahraga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat
berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olahraga
beban misalnya senam aerobik, berjalan dan menaiki tangga. Olahraga yang
teratur merupakan upaya pencegahan yang penting. Tinggalkan gaya hidup
santai, mulailah berolahraga beban yang ringan, kemudian tingkatkan
intensitasnya. Yang penting adalah melakukannya dengan teratur dan benar.
Latihan fisik atau olahraga untuk penderita osteoporosis berbeda dengan
olahraga untuk mencegah osteoporosis. Latihan yang tidak boleh dilakukan
oleh penderita osteoporosis adalah sebagai berikut:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 120
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

• Latihan atau aktivitas fisik yang berisiko terjadi benturan dan


pembebanan pada tulang punggung. Hal ini akan menambah risiko patah
tulang punggung karena ruas tulang punggung yang lemah tidak mampu
menahan beban tersebut. Hindari latihan berupa lompatan, senam aerobik
dan joging.

• Latihan atau aktivitas fisik yang mengharuskan membungkuk kedepn


dengan punggung melengkung. Hal ini berbahaya karena dapat
mengakibatkan cedera ruas tulang belakang. Juga tidak boleh melakukan
sit up, meraih jari kaki, dan lain-lain.

• Latihan atau aktivitas fisik yang mengharuskan menggerakkan kaki


kesamping atau menyilangkan dengan badan, juga meningkatkan risiko
patah tulang, karena tulang panggul dalam kondisi lemah.

4. Hindari rokok dan minuman beralkohol


Menghentikan kebiasaan merokok merupakan upaya penting dalam
mengurangi faktor risiko terjadinya osteoporosis. Terlalu banyak minum
alkohol juga bisa merusak tulang.
5. Deteksi dini osteoporosis
Karena osteoporosis merupakan suatu penyakit yang biasanya tidak
diawali dengan gejala, maka langkah yang paling penting dalam mencegah
dan mengobati osteoporosis adalah pemeriksaan secara dini untuk mengetahui
apakah kita sudah terkena osteoporosis atau belum, sehingga dari pemeriksaan
ini kita akan tahu langkah selanjutnya. Beberapa teknik yang dapat digunakan
untuk mengukur kepadatan mineral tulang adalah sebagai berikut :
a) Dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA), menggunakan
dua sinar-X berbeda, dapat digunakan untuk mengukur
kepadatan tulang belakang dan pangkal paha. Sejumlah sinar-
X dipancarkan pada bagian tulang dan jaringan lunak yang
dibandingkan dengan bagian yang lain. Tulang yang
mempunyai kepadatan tulang tertinggi hanya mengizinkan
sedikit sinar-X yang melewatinya. DEXA merupakan metode
yang paling akurat untuk mengukur kepadatan mineral tulang.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 121
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

DEXA dapat mengukur sampai 2% mineral tulang yang hilang


tiap tahun. Penggunaan alat ini sangat cepat dan hanya
menggunakan radiasi dengan dosis yang rendah tetapi lebih
mahal dibandingan dengan metode ultrasounds.
b) Peripheral dual-energy X-ray absorptiometry (P-DEXA),
merupakan hasil modifikasi dari DEXA. Alat ini mengukur
kepadatan tulang anggota badan seperti pergelangan tangan,
tetapi tidak dapat mengukur kepadatan tulang yang berisiko
patah tulang seperti tulang belakang atau pangkal paha. Jika
kepadatan tulang belakang dan pangkal paha sudah diukur
maka pengukuran dengan P-DEXA tidak diperlukan. Mesin
P-DEXA mudah dibawa, menggunakan radiasi sinar-X dengan
dosis yang sangat kecil, dan hasilnya lebih cepat dan
konvensional dibandingkan DEXA.

c) Dual photon absorptiometry (DPA), menggunakan zat


radioaktif untuk menghasilkan radiasi. Dapat mengukur
kepadatan mineral tulang belakang dan pangkal paha, juga
menggunakan radiasi sinar dengan dosis yang sangat rendah
tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.

d) Ultrasounds, pada umumnya digunakan untuk tes


pendahuluan. Jika hasilnya mengindikasikan kepadatan
mineral tulang rendah maka dianjurkan untuk tes
menggunakan DEXA. Ultrasounds menggunakan gelombang
suara untuk mengukur kepadatan mineral tulang, biasanya
pada telapak kaki. Sebagian mesin melewatkan gelombang
suara melalui udara dan sebagian lagi melalui air.
Ultrasounds dalam penggunaannya cepat, mudah dan tidak
menggunakan radiasi seperti sinar-X. Salah satu kelemahan
Ultrasounds tidak dapat menunjukkan kepadatan mineral
tulang yang berisiko patah tulang karena osteoporosis.
Penggunaan Ultrasounds juga lebih terbatas dibandingkan
DEXA.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 122
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

e) Quantitative computed tomography (QTC), adalah suatu


model dari CT-scan yang dapat mengukur kepadatan tulang
belakang. Salah satu model dari QTC disebut peripheral QCT
(pQCT) yang dapat mengukur kepadatan tulang anggota
badan seperti pergelangan tangan. Pada umumnya
pengukuran dengan QCT jarang dianjurkan karena sangat
mahal, menggunakan radiasi dengan dosis tinggi, dan kurang
akurat dibandingkan dengan DEXA, PDEXA,atau DPA.
VITAMIN A
Vitamin merupakan kandungan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, dimana
kandungan vitamin yang dikonsumsi oleh seseorang maka akan memenuhi
kebutuhan tubuh akan vitamin itu sendiri yang membuat tubuh dan organ organnya
menjadi lebih sehat dan tidak mudah rapuh.
Vitamin itu sendiri sangat beragam, mulai dari vitamin c, vitamin b1, b2, b3,
vitamin D, Vitamin E, Vitamin A dan masih banyak lagi lainnya, dan masing masing
vitamin itu sendiri memiliki peranan yang berbeda-beda untuk kesehatan tubuh
manusia.
Berbagai kandungan vitamin sangat dibutuhkan, dan seperti yang telah
disebutkan sebelumnya jika vitamin-vitamin tersebut memiliki peranan yang berbeda
beda. Di sini, akan membahas mengenai vitamin A yang tak kalah pentingnya untuk
kesehatan organ organ tubuh manusia, oleh sebab itu disini akan membahas
seputar pengertian vitamin Aitu sendiri, sumber vitamin A, Fungsi Vitamin
A, manfaat vitamin A dan lainnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 123
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Pengertian Vitamin A Pada Tubuh


Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang sangat terkenal di antara
vitamin yang lainnya, hal ini di karenakan vitamin A sangat di butuhkan oleh tubuh
manusia. Maka, dengan jelas sekali untuk anda yang belum mengenal lebih dekat
mengenai vitamin yang satu ini di harapkan dapat menyimak dengan benar apa itu
vitamin A. Vitamin A sering juga di kenal sebagai Retinol yang mana fungsinya
sangat penting sekali untuk menjaga kesehatan mata dan juga membuat tubuh anda
sehat dan juga dapat di jadikan bahan kecantikan yang alami. Untuk itulah sangat
penting sekali mengkonsumsi vitamin A agar anda lebih sehat. Kemudian vitamin A
sendiri adalah salah satu jenis vitamin yang aktif dimana sangat mudah sekali larut ke
dalam jaringan lemak yang kemudian akan di teruskan pada hati untuk di simpan.

Manfaat Vitamin A Bagi Tubuh Manusia


Manfaat mengkonsumsi vitamin A juga dapat baik sekali untuk mencegah
penyakit kanker dan juga gangguan mata seperti rabun yang sering sekali menimpa
banyak orang saat ini yang mana di kareankan pola hidup tidak sehat dan juga.
Ditambah juga dengan rutinitas harian yang selalu harus berhadapan dengan berbagai
PC atau elektornik yang lama kelamaan dapat melemahkan fungsi mata. Jadi anda
yang telah mengalami gangguan kanker sangat di sarankan sekali untuk konsumsi
sumber makanan yang mangandung vitamin A dengan kadar yang sangat tinggi.

Fungsi Vitamin A Bagi Kesehatan Tubuh

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 124
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Vitamin A sangat di perlukan sekali oleh tubuh dalam membantu


pembentukan pigmen pada mata yang mana berfungsi untuk indra penglihatan
terutama dalam kondisi malam hari dimana pencahayaan yang ada pada malam hari
sangatlah sedikit. Jadi vitamin A sangat penting sekali untuk organ penglihatan seperti
mata. Fungsi vitamin A yang kedua adalah untuk memberikan kesehatan untuk
memperkuat tulang, untuk menjaga kesehatan gigi dan memperkuat gusi anda. Dapat
memberikan kesehatan pada kulit yang akan membuat anda semakin cantik, menjaga
kesehatan selaput lendir pada hidung. Fungsi dari vitamin A selanjutnya adalah sebagi
zat pengoptimal perkembangan janin dalam kandungan ibu hamil. Vitamin A sangat
baik di konsumsi oleh para ibu hamil karena kandungan vitamin A mampu
melancarkan perkembangan sang janin terutama pada matanya, tulangnya dan juga
kulit sang janin yang kemudian membentuk bayi. Fungsi dari vitamin A yang
selanjutnya adalah sebagai penghambat tumbuhnya sel sel kanker khususnya kanker
payudara, dimana jenis penyakit mematikan yang diderita oleh para wanita ini sangat
wajib diwaspadi. Meskipun penghambatannya tidak dilakukan secara langsung,
namun kandungan asam retinoat atau retinol yang terdapat dalam vitamin A, dapat
menghambat timbulnya jaringan jaringan penyebab tumbuhnya sel sel kanker
payudara sehingga sangat efektif mencegah kanker payudara.
Masih banyak lagi manfaat lainnya yang diberikan oleh kandungan vitamin A,
karena itulah kandungan vitamin A sangat penting untuk dikonsumsi. Untuk dapat
mengkonsumsi kandungan vitamin A secara optimal, maka anda dapat memilih
beberapa jenis makanan yang sangat kaya akan kandungan vitamin A nya berikut ini.

Sumber Makanan Vitamin A

Sumber vitamin A ada dapat dari hal hal berikut ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
Sumber Vitamin A Nabati
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 125
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Sumber vitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan meliputi: Bayam, apel,


kakung, buah negeri, bayam merah, daun genjer, tumput laut, daun jambu biji, jambu
mete, daun kacang panjang, kol cina, papaya, ranti, sawi, wortel dan masih banyak
yang lainnya lagi.
Sumber Vitamin A Hewani
Sumber vitamin A yang berasal dari hewan meliputi : Hati, susu, ikan gabus,
titang, baronang, lehoma, kepiting rajungan, sunu, dan dll. Demikianlah sangat
penting sekali vitamin A hal ini di berikan untuk tubuh anda agar semakin sehat dan
juga kuat.. Di tambah lagi ada beberapa hal harus anda ketahui mengenai seseorang
yang kekurangan vitamin A maka akan mendapatkan berbagai gangguan kesehatan
seperti terserang penyakit katarak, rabun senja, kulit berisi, daya tubuh menurun,
kebotakan, pusing dan sering pingsan. Maka, untuk itulah anda sebagai orang yang
sangat menjaga kesehatan keluarga anda sepatutnya vitamin A dapat di hadirkan
dalam asupan harian anda. Contohnya untuk sarapan pagi, siang dan malam.

BAHAYA MEROKOK

Remaja dan Rokok

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat


tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si
perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok
sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di
dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa
motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing
beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive
beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang
dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama
dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok
sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 126
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Penyebab Remaja Merokok


1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari
lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka
semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian
sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja
tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya
mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja
non perokok (Al Bachri, 1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.
Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan
(termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada
berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu
untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti,
Buletin RSKO, tahun IX,1991).

Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang
lain disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 127
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

organ tubuh manusia, daintaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan
gangguan kehamilan dan janin.

IVA-TEST

Definisi
Kanker leher rahim adalah kanker primer yang terjadi pada jaringan leher
rahim (serviks). Sementara lesi prakanker, adalah kelainan pada epitel serviks akibat
terjadinya perubahan sel-sel epitel, namun kelainannya belum menembus lapisan
basal (membrana basalis).1

Etiologi
Penyebab primer kanker leher rahim adalah infeksi kronik leher rahim oleh
satu atau lebih virus HPV (Human Papiloma Virus) tipe onkogenik yang beresiko
tinggi menyebabkan kanker leher rahim yang ditularkan melalui hubungan seksual
(sexually transmitted disease). Perempuan biasanya terinfeksi virus ini saat usia
belasan tahun, sampai tigapuluhan, walaupun kankernya sendiri baru akan muncul
10-20 tahun sesudahnya. Infeksi virus HPV yang berisiko tinggi menjadi kanker
adalah tipe 16 dan 18. Dimana HPV tipe 16 dan 18 ditemukan pada sekitar 70%
kasus. Infeksi HPV tipe ini dapat mengakibatkan perubahan sel-sel leher rahim
menjadi lesi intra-epitel derajat tinggi (high-grade intraepithelial lesion/ LISDT)
yang merupakan lesi prakanker. Sementara HPV yang berisiko sedang dan rendah
menyebabkan kanker (tipe non-onkogenik).

Faktor risiko yang potensial menyebabkan terjadinya kanker leher rahim adalah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 128
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

a. Melakukan hubungan seks pada usia muda


b. Sering berganti-ganti pasangan dan dan memiliki pasangan yang suka
berganti-ganti pasangan
c. Sering menderita infeksi di daerah kelamin terutama infeksi oleh virus
HPV ( Human Papilloma Virus),
d. Melahirkan banyak anak
e. Kebiasaan merokok (risiko 2x lebih besar).

Infeksi HPV sering terjadi pada usia muda, sekitar 25-30% nya terjadi pada usia
kurang dari 25 tahun.1

Skrining Kanker Serviks


Berbagai metode skrining kanker leher telah dikenal dan diaplikasikan,
dimulai sejak tahun 1960-an dengan pemeriksaan tes Pap. Selain itu dikembangkan
metode visual dengan gineskopi, atau servikografi. Hingga penerapan metode yang
dianggap murah yaitu dengan tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Skrining
DNA HPV juga ditujukan untuk mendeteksi adanya HPV tipe onkogenik, pada hasil
yang positif, dan memprediksi seorang perempuan menjadi berisiko tinggi terkena
kanker serviks.
Pengertian Penyaringan kasus atau Skrining

Skrining adalah suatu penerapan uji/tes terhadap orang yang tidak


menunjukkan gejala dengan tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok
yang mungkin menderita penyakit tertentu. Skrining merupakan deteksi dini penyakit,
bukan merupakan alat diagnostik. bila hasil skrining positif, akan diikuti uji
diagnostik atau prosedur untuk memastikan adanya penyakit.
Tujuan Skrining

Tujuan skrining adalah untuk mendapatkan keadaan penyakit dalam keadaan


dini untuk memperbaiki prognosis, karena pengobatan dilakukan sebelum penyakit
mempunyai manifestasi klinis. 3

Tujuan skrining secara lengkap :

 Mendeteksi seseorang sedini mungkin sehingga dapat dengan segera


memperoleh pengobatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 129
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

 Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakal dengan mendidik dan


membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin.

 Mendapat keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinisi dan peneliti.

Syarat-syarat Skrining

Jika ingin melakukan skrining terhadap suatu penyakit atau masalah, maka ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantara nya :

o Tes harus cukup sensitive dan spesifik


o Tes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, cukup murah, dan
sederhana.
o Penyakit atau masalah yang akan diskrining merupakan masalah yang cukup
serius, plevalensi nya cukup tinggi, merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
o Kebijakan, intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah
dilaksanakan skrining harus jelas.

Jenis-jenis skrining

Ada beberapa macam skrining, dianatara nya :


 Mass Screening
Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan, atau screening
secara masal pada masyarakat tertentu.
Contoh: screening prakanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000
wanita
 Selective Screening
Screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu.
Contoh pemeriksaan ca paru pada perokok.
 Single Disease Screening : screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
.
 Penyaringan Multiple / Multiphase Screening
Penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji
penyaringan pada saat yang sama.
Contoh: skrining pada penyakit aids
 Penyaringan yang ditargetkan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 130
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Penyaringan yang dilakukan pada kelompok yang terkena paparan yang


spesifik.
Contoh : Screening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan Timbal.
 Penyaringan Oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita - penderita yang
berkonsultasi kepada praktisi kesehatan.
Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.

Kriteria evaluasi skrining

Suatu alat (test) skrining yang baik adalah yang mempunyai tingkat validitas dan
reliabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Selain kedua nilai tersebut, dalam
memilih tes untuk skrining dibutuhkan juga nilai prediktif (Predictive Values).
Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang
benar sakit terhadap yang sehat. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan
suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur.
Validitas mempunyai 2 komponen, yaitu :

a. sensitivitas : kemampuan untuk menentukkan orang sakit.


b. spesifisitas : kemampuan untuk menentukan orang yang tidak sakit.
Besarnya nilai kedua parameter tersebut tentunya ditentukan dengan alat
diagnostik di luar tes penyaringan Kedua nilai tersebut saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya, yakni bila sensitivitas meningkat, maka spesivitas akan
menurun dan begitu pula sebaliknya. Untuk menentukan batas standar yang
digunakan pada tes penyaringan, harus ditentukan tujuan penyaringan apakah
mengutamakan semua penderita terjaring termasuk yang tidak menderita, ataukah
mengarah pada mereka yang betul-betul sehat.

Sedangkan reliabilitas adalah kemampuan suatu tes memberikan hasil yang


sama/konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali sasaran (objek) sama dan pada
kondisi yang sama pula. Kesalahan (bias) dalam reliabilitas dipengaruhi oleh variasi
observer, yaitu bias intraobserver dan bias interobserver. Bias intraobserver adalah
bias yang terjadi karena satu observer menginterpretasi berbeda terhadap satu hasil

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 131
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

test dalam waktu yang berbeda. Sedangkan bias interobserver terjadi akibat dua
observer menginterpretasi satu hasil test yang berbeda.

Nilai prediktif adalah besarnya kemungkinan dengan menggunakan nilai


sensitivitas dan spesivitas serta prevalensi dengan proporsi penduduk yang menderita.
Nilai prediktif dapat positif artinya mereka dengan tes positif juga menderita
penyakit, sedangkan nilai prediktif negatif artinya mereka yang dinyatakan negatif
juga ternyata tidak menderita penyakit. Nilai prediktif positif sangat dipengaruhi oleh
besarnya prevalensi penyakit dalam masyarakat dengan ketentuan, makin tinggi
prevalensi penyakit dalam masyarakat, makin tinggi pula nilai prediktif positif dan
sebaliknya.
Proses Penyaringan atau Skrining

Langkah-langkah yang ditempuh pada penyaringan secara garis besarnya dapat


dibedakan atas lima tahap, yakni :
a. Tahap menetapkan macam masalah kesehatan yang ingin diketahui.
Berbeda dengan survai khusus penyakit yang tidak perlu menentukan
macam masalah kesehatan yang akan dikumpulkan datanya, maka pada
penyaringan kasus, langkah pertama yang harus dilakukan ialah
menetapkan macam masalah kesehatan yang ingin diketahui.5
Agar pengumpulan data tentang masalah kesehatan tersebut tepat dan
lengkap, perlu dikumpulkan dahulu berbagai keterangan yang ada
hubungannya dengan masalah kesehatan tersebut. Keterangan-keterangan
yang diperoleh harus diseleksii dan setelah itu harus disusun sedemikian
rupa sehingga menjadi jelas kriteria penyakit yang akan dicari.
b. Tahap menetapkan cara pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam
penemuan masalah kesehatan.
Langkah selanjutnya yang ditempuh ialah menetapkan cara pengumpulan
data (jenis pemeriksaan = test) yang akan dipergunakan. Sebagaimana
telah dikemukan, baik atau tidaknya hasil penyaringan ini tergantung dari
validitas cara pengumpulan data yang dipilih. Cara pengumpulan data
yang baik ialah yang sensitivitas dan sensifisitasnya tinggi.
c. Tahap menetapkan kelompok masyarakat yang akan dikumpulkan
datanya.
Hal lainnya yang dilakukan pada penyaringan ialah menetapkan
kelompok masyarakat yang akan dikumpulkan datanya yakni yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 132
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

menyangkut sumber data, kriteria responden, jumlah sampel, dan cara


pengambilan sampel, sebagaimana yang dilakukan pada survai penyakit.
Apabila yang ingin diketahui adalah masalah kesehatan, berupa penyakit
kanker cerviks tentu kelompok masyarakat yang dipilih adalah kaum
wanita. Sebaliknya bila yang ingin diketahui penyakit kanker prostat,
maka masyarakat yang dipilih adalah kaum pria. Betapa pun berbedanya
kelompok masyarakat yang dipilih tersebut perlu diingat bahwa pada
penyaringan, penemuan masalah kesehatan hari dilakukan dari kelompok
masyarakat yang sehat.
d. Tahap melakukan penyaringan
Apabila kelompok masyarakat telah ditentukan, dilanjutkan dengan
melakukan penyaringan (screening) terhadap masalah kesehatan yang
ingin dicari. Pekerjaan yang dilakukan disini identik dengan melakukan
pengumpulan data sebagaimana pada survai penyakit.
Tidak sulit dipahami bahwa penyaringan (screening) tersebut dilakukan
dengan memanfaatkan kriteria masalah kesehatan serta cara pengumpulan
data yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan penyaringan
ini ialah ditemukannya kelompok masyarakat yang diduga menderita
masalah kesehatan yang harus dipisahkan dari kelompok masyarakat yang
tidak mempunyai masalah kesehatan.5
e. Tahap mempertajam penyaringan
Terhadap kelompok masyarakat yang dicurigai menderita masalah
kesehatan yang sedang dicari, dilakukan penyaringan lagi, maksudnya
ialah untuk mempertajam hasil penyaringan, sehingga diperoleh
kelompok masyarakat yang benar-benar menderita masalah kesehatan
yang ingin diketahui.
f. Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut
Setelah dipastikan tidak ada jenis masalah kesehatan lain yang tercampur
dalam kelompok masyarakat yang disaring, pekerjaan selanjutnya ialah
mengolah data yang diperoleh untuk kemudian disusun laporan
seperlunya.
Patut disampaikan disini, bahwa kepada anggota masyarakat yang
terbukti menderita masalah kesehatan yang dicari, perlu ditindak lanjuti
berupa pemberian pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
diderita.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 133
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Hasil dari pekerjaan penyaringan adalah berupa data tentang masalah


kesehatan yang ingin diketahui. Selanjutnya dari hasil pengolahan data,
dapat pula diketahui nilai sensitivitas serta nilai spesifisitas dari jenis
pemeriksaan yang dipergunakan, disamping beberapa nilai lainnya seperti
nilai :
 True positive yang menunjuk pada banyaknya kasus yang
benar-benar menderita penyakit dengan hasil tes positif pula.
 False positive yang menunjukkan pada banyaknya kasus yang
sebenarnya tidak sakit tetapi test menunjukkan hasil yang
positif.
 True negatif menunjukkan pada banyaknya kasus yang tidak
sakit dengan hasil test yang negatif pula.
 False negative yang menunjuk pada banyaknya kasus yang
sebenarnya menderita penyakit tetapi hasil test negatif.
 Postif predictive value yang menunjukkan kemampuan suatu
tes untuk mengidentifikasikan orang yang benar-benar sakit
dari hasil skrining yang postif.
 Negatif predicted value yang menunjukkan kemampuan suatu
tes mengidentifikasi orang yang benar-benar sehat dari hasil
skrining yang negatif.

Sasaran yang akan menjalani skrining


Beberapa hal penting yang perlu direncanakan dalam melakukan deteksi dini
kanker, supaya skrining yang dilaksanakan terprogram dan terorganisasi dengan baik,
tepat sasaran dan efektif, terutama berkaitan dengan sumber daya yang terbatas. WHO
mengindikasikan skrining dilakukan pada kelompok berikut.
 Setiap perempuan yang berusia antara 25-35 tahun, yang belum pernah
menjalani tes Pap sebelumnya, atau pernah mengalami tes Pap 3 tahun
sebelumnya atau lebih.
 Perempuan yang ditemukan lesi abnormal pada pemeriksaan tes Pap
sebelumnya
 Perempuan yang mengalami perdarahan abnormal pervaginam, perdarahan
pasca sanggama atau perdarahan pasca menopause atau mengalami tanda
dan gejala abnormal lainnya
 Perempuan yang ditemukan ketidaknormalan pada leher rahimnya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 134
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Skrining test dalam upaya kesehatan masyarakat bertujuan untuk:


 menurunkan angka kesakitan dan kematian.
 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
 Menurunkan case fatality penyakit yang diskrining.
 Meningkatkan presentase kasus yang terdeteksi secara dini.
 Menurunkan komplikasi penyakit.
 Mencegah dan atau mengurangi metastasis.

Dasar Pemeriksaan IVA


Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan
yang pemeriksanya (dokter/bidan/paramedis) mengamati leher rahim yang telah
diberi asam asetat/asam cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan
mata telanjang.

Pemeriksaan IVA pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman (1925) dengan


cara memulas leher rahim dengan kapas yang telah dicelupkan dalam asam asetat 3-
5%. Pemberian asam asetat itu akan mempengaruhi epitel abnormal, bahkan juga akan
meningkatkan osmolaritas cairan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler yang bersifat
hipertonik ini akan menarik cairan dari intraseluler sehingga membran akan kolaps
dan jarak antar sel akan semakin dekat. Sebagai akibatnya, jika permukaan epitel
mendapat sinar, sinar tersebut tidak akan diteruskan ke stroma, tetapi dipantulkan
keluar sehingga permukaan epitel abnormal akan berwarna putih, disebut juga epitel
putih (acetowhite).

Daerah metaplasia yang merupakan daerah peralihan akan berwarna putih


juga setelah pemulasan dengan asam asetat tetapi dengan intensitas yang kurang dan
cepat menghilang. Hal ini membedakannya dengan proses prakanker yang epitel
putihnya lebih tajam dan lebih lama menghilang karena asam asetat berpenetrasi lebih
dalam sehingga terjadi koagulasi protein lebih banyak. Jika makin putih dan makin
jelas, main tinggi derajat kelainan jaringannya. Dibutuhkan 1-2 menit untuk dapat
melihat perubahan-perubahan pada epitel. Leher rahim yang diberi 5% larutan asam
asetat akan berespons lebih cepat daripada 3% larutan tersebut. Efek akan menghilang
sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapatkan hasil
gambaran leher rahim yang normal (merah homogen) dan bercak putih

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 135
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

(mencurigakan displasia). Lesi yang tampak sebelum aplikasi larutan asam asetat
bukan merupakan epitel putih, tetapi disebut leukoplakia; biasanya disebabkan oleh
proses keratosis.

Teknik Pemeriksaan IVA dan Interpretasi


Prinsip metode IVA adalah melihat perubahan warna menjadi putih
(acetowhite) pada lesi prakanker jaringan ektoserviks rahim yang diolesi larutan asam
asetoasetat (asam cuka). Bila ditemukan lesi makroskopis yang dicurigai kanker,
pengolesan asam asetat tidak dilakukan namun segera dirujuk ke sarana yang lebih
lengkap. Perempuan yang sudah menopause tidak direkomendasikan menjalani
skrining dengan metode IVA karena zona transisional leher rahim pada kelompok ini
biasanya berada pada endoserviks rahim dalam kanalis servikalis sehingga tidak bisa
dilihat dengan inspeksi spekulum.

Perempuan yang akan diskrining berada dalam posisi litotomi, kemudian


dengan spekulum dan penerangan yang cukup, dilakukan inspeksi terhadap kondisi
leher rahimnya. Setiap abnormalitas yang ditemukan, bila ada, dicatat. Kemudian
leher rahim dioles dengan larutan asam asetat 3-5% dan didiamkan selama kurang
lebih 1-2 menit. Setelah itu dilihat hasilnya. Leher rahim yang normal akan tetap
berwarna merah muda, sementara hasil positif bila ditemukan area, plak atau ulkus

yang berwarna putih.48,60 Lesi prakanker ringan/jinak (NIS 1) menunjukkan lesi


putih pucat yang bisa berbatasan dengan sambungan skuamokolumnar. Lesi yang
lebih parah (NIS 2-3 seterusnya) menunjukkan lesi putih tebal dengan batas yang
tegas, dimana salah satu tepinya selalu berbatasan dengan sambungan
skuamokolumnar (SSK).

Pelaksana IVA dan Pelatihan Tenaga Kesehatan


Pemeriksaam IVA dapat dilakukan oleh tenaga perawat yang sudah terlatih, oleh
bidan, dokter umum atau oleh dokter spesialis.
Adapun pelatihannya, telah ada kesepakatan antara beberapa pihak yang
berpengalaman dan berkecimpung dalam kegiatan pelatihan deteksi dini dengan
metode IVA ini, hingga disepakati pelatihan IVA selama 5 (lima) hari. Dua hari untuk
pembekalan teori dan juga 'dry workshop', adapun tiga hari untuk pelatihan di klinik dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 136
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

di lapangan bersifat 'wet workshop', dalam artian latihan dengan memeriksa langsung
pada klien. Sangat disarankan setelah pelatihan tersebut tetap dilanjutkan dengan
pendampingan atau supervisi, hingga dapat dicapai suatu kemampuan yang dinilai
kompeten jika personil yang bersangkutan telah melakukan pemriksaan IVA pada 100
orang klien dan mendapatkan 3 (tiga) hasil pemeriksaan yang positif dan benar.

Syarat-syarat yang sebaiknya diperhatikan jika akan melakukan skrining


antara lain: tes harus cukup sensitif dan spesifik; tes dapat diterima oleh masyarakat
(aman, murah, sederhana); penyakit atau masalah yang akan diskrining merupakan
masalah yang cukup serius (prevalensinya cukup tinggi, merupakan masalah
kesehatan masyarakat); kebijakan, intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan
setelah dilaksanakan skrining harus jelas, bila tidak hasil skrining sia-sia belaka.

Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa skrining dengan metode IVA


lebih mudah, praktis dan lebih sederhana, mudah, nyaman, praktis dan murah. Pada
tabel dibawah ini dapat dilihat perbandingkan antara pap smear dan IVA dalam
berbagai aspek pelayanan.

GIZI SEIMBANG

Pengertian

Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 137
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan


berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.

Empat Pilar Gizi Seimbang

Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak


tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di
Roma tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna”
yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta
masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan pedoman
tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban ganda dapat teratasi.

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan
zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur.

Empat Pilar tersebut adalah:

1. Mengonsumsi makanan beragam.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 138
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya,
kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih

Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang :

Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi


status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita
penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis
zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh
membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme
pada orang yang menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Pada orang yang
menderita penyakit diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara
langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang
menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada
keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit
lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa
hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik. Dengan
membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan
terhadap sumber infeksi.

3. Melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk


olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran
dan pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam tubuh.

Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga


memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat
gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi
yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 139
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah
terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan
yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator
tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan
BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan
‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal,
dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah
pencegahan dan penanganannya.

Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah perkembangan berat
badan sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan dengan
menggunakan KMS.

OSTEOARTRITIS

1. Definisi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 140
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Gambar 1. Kiri : Gambar Sendi Lutut Normal. Kanan :gambar sendi lutut yang mengalami
osteoartritis. (Sumber : HI – LAB 2008)

Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan


dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan
kaki paling sering terkena osteoarthritis. Kelainan utama pada osteoartritis
adalah kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang
subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan
pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.

2. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu osteoartritis
primer dan osteoartritis sekunder. Osteoartritis primer disebut idiopatik,
disebabkan faktor genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga
mudah rusak. Sedangkan osteoartritis sekunder adalah osteoartritis yang
didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan
makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti
obesitas dan sebagainya.2
Pada osteoartritis primer / generalisata yang pada umumnya bersifat
familial, dapat pula menyerang sendi-sendi tangan, terutama sendi interfalang
distal (DIP) dan interfalang proksimal (PIP).
3. Faktor Risiko
Faktor risiko Osteoartritis antara lain umur, obesitas, trauma, genetik, hormon,
jenis kelamin, penyakit otot, lingkungan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 141
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

a. Umur
Dari semua faktor risiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi, dan beratnya osteoartritis
semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan
karena adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan
kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi. Rata – rata laki – laki
mendapat osteoartritis sendi lutut pada umur 59 tahun dengan puncaknya
pada usia 55 - 64 tahun, sedang wanita 65,3 tahun dengan puncaknya
pada usia 65 – 74 tahun.
b. Jenis kelamin
Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi
terkenanya osteoartritis pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang
dari 45 tahun osteoartritis lebih sering terjadi pada pria dari wanita.
c. Suku bangsa (Ras)
Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun
terdapat perbedaan prevalensi pola terkenanya sendi pada osteoartritis.
Orang kulit putih cenderung lebih sering terkena Osteoartritis
dibandingkan dengan orang kulit hitam. Hal ini mungkin berkaitan
dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan frekuensi pada kelainan
kongenital dan pertumbuhan.
d. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis.
Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk
unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan
dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.
e. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan
mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan
osteoartritis lutut. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan
osteoartritis sendi lain, diduga terdapat factor lain (metabolik) yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 142
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung


koroner, diabetes melitus dan hipertensi.
f. Cedera sendi (trauma)
Cedera sendi, terutama pada sendi – sendi penumpu berat tubuh
seperti sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih
tinggi. Trauma lutut yang akut termasuk robekan terhadap ligamentum
krusiatum dan meniskus merupakan faktor timbulnya osteoartritis lutut.3
g. Pekerjaan
Penelitian menyebutkan bahwa pekerja yang banyak membebani
sendi lutut akan mempunyai risiko terserang osteoartritis lebih besar
dibanding yang tidak banyak membebani lutut.
h. Olah raga Berat
Osteoartritis juga behubungan dengan berbagai olah raga yang
membebani lutut dan atau panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan
sebagainya.
a. Manifestasi klinis
Pada umumnya pasien osteoarthritis mengatakan bahwa keluhan-
keluhannya sudah berlangsung lama tetapi berkembang secara perlahan-lahan
a. Nyeri sendi
Keluhan ini mrupakan keluha utama yang membawa pasien adatang ke
dokter (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya).
Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Nyeri pada osteoarthritis juga dapat berupa penjalaran misalnya
pada osteoarthritis servical dan lumbal. Osteoarthritis lumbal yang
menimbulkan stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di
betis yang biasa disebut claudicatio intermitten

b. Hambatan gerak sendi


Gangguan ini biasanya makin tambah berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan makin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias digoyangkan
dan menjadi kontraktur ambatan gerak dapat konsentris (seluruh arah
gerak) maupun eksentris (salah satu arah gerak saja)
c. Kaku

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 143
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Pada beberapa pasien, kaku sendi dapat timbul setelah imobilisasi (seperti
duduk lama atau bahkan setelah bangun tidur)
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang terdengar) pada sendi yang sakit. Dengan
bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar sampai jarak
tertentu. Gjala ini muncul karena gesekan kedua permkaan tulang endi
pada saat sendi digerakkan atau secara pasif dimanipulasi
e. Pembengkakan sendi
Pembengkakan sendi dapat timbul karena efusi pada sendi yang biasanya
tak banyak (< 100 cc). sebab lain karna adanya osteofit yang dapat
mengubah permukaan sendi
f. Tanda peradangan
Tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang meata dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada
osteoarthritis karena adanya sinovitis. Biasanya tanda tersbut tidak
menonjol dan timbul belakangan, sering kali dijumpai di lutut,
pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil tangan dan kaki
g. Deformitas sendi yang permanen
Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, gaya
berdiri dan perubahan pada tulang dan perubahan permukaan sendi
h. Perubahan gaya berjalan
Keadaan ini hamper slalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi
tumpuan berat badan. Terutama dijumpai pada osteoarthritis lutut sendi
paha dan osteoarthritis tulang belakang dengan stenosis spinal serta sendi
lain.
b. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan radiologis posisi AP dan lateral terlihat gambaran berupa :
- Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada
bagian yang menanggung beban)
- Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
- Kista tulang
- Osteofit pada tepi sendi
- Perubahan struktur anatomi sendi.
c. Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada gambaran klinis dan
radiologis. Gambaran klinis berupa nyeri sendi, hambatan gerak sendi, kaku,
krepitasi, pembengkakan sendi, tanda peradangan, deformitas sendi yang
permanen, perubahan gaya berjalan. Gambaran radiologis berupa
penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 144
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

yang menanggung beban), peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral,


kista tulang, osteofit pada tepi sendi, perubahan struktur anatomi sendi.
d. Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan pasien yang mengalami osteoartritis
adalah untuk edukasi pasien, pengendalian rasa sakit, memperbaiki fungsi
sendi yang terserang dan menghambat penyakit supaya tidak menjadi lebih
parah. Penatalaksanaan osteoartritis terdiri dari terapi non obat (edukasi,
penurunan berat badan, terapi fisik dan terapi kerja), terapi obat, terapi lokal
dan tindakan bedah.
a. Terapi Non Farmakologis
 Edukasi
Agar pasien mengetahui seluk beluk penyakitnya, bagaimana
menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya
tetap dapat digunakan
 Terapi fisik dan rehabilitasi
Terapi melatih pasien agar persendiannya tetap dapat digunakan
sehingga pasien dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Terapi ini terdiri dari pendinginan, pemanasan dan latihan
penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik dan rehabilitasi dianjurkan
latihan yang bersifat penguatan otot, memperluas lingkup gerak sendi
dan latihan aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada pasien yang
tidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada pasien
yang sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasien dapat segera
mandiri setelah pembedahan dan mengurangi komplikasi akibat
pembedahan
 Penurunan berat badan
Untuk mengurangi beban pada sendi yang terserang osteoarthritis
karena berat badan berlebih merupakan factor yang memperberat
osteoarthritis.2
b. Terapi Farmakologis
 Analgesic oral non opiat
 Analgesik topical
 OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
 Chondroprotctive Agent
 Steroid intra-artikuler

c. Terapi Bedah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 145
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Bagi penderita dengan osteoartritis yang sudah parah, maka


operasi merupakan tindakan yang efektif. Operasi yang dapat dilakukan
antara lain:
- Artroplasti: operasi menggantikan sendi yang rusak dengan sendi baru
yang terbuat dari bahan metal.
- Arthroscopic debridement dan joint lavage: menggunakan alat kecil
yang dimasukan ke dalam rongga sendi untuk membersihkan tulang
rawan yang rusak
- Osteotomi: operasi yang dilakukan terhadap salah satu bagian tulang
sehingga posisi dan letaknya menjadi lebih baik dan mengurangi rasa
nyeri pasien.
Walaupun tindakan operatif dapat menghilangkan nyeri pada sendi
osteoartritis, tetapi kadang-kadang fungsi sendi tersebut tidak dapat
diperbaiki secara adekuat, sehingga terapi fisik pre dan pasca operatif
harus dipersiapkan dengan baik.

STROKE

DEFINISI STROKE
Menurut WHO (World Health Organization) stroke didefinisikan suatu
gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala
klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat
menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.

MANIFESTASI KLINIS STROKE


Manifestasi klinis dari stroke secara umum adalah sebagai berikut :
o Nyeri kepala yang sangat hebat menjalar ke leher dan wajah
o Mual dan muntah
o Kaku kuduk
o Penurunan kesadaran
o Hilangnya kekuatan (atau timbulnya gerakan canggung) di salah satu bagian
tubuh, terutama di salah satu sisi, termasuk wajah, lengan atau tungkai.
o Rasa baal (hilangnya sensasi) atau sensasi tak lazim di suatu bagian tubuh,
terutama jika hanya salah satu sisi.
o Hilangnya penglihatan total atau parsial di salah satu sisi
o Kerusakan motoric dan kehilangan control volunteer terhadap gerakan
motoric

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 146
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

o Gangguan komunikasi seperti : disatria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia


(kerusakan komunikasi/ kehilangan fungsi biacara), apraksia (ketidak
mampuan melakukan tindakan yang dipelajari).
o Gangguan persepsi
o Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis
o Disfungsi kandung kemih
FAKTOR RESIKO STROKE
1. Usia
Insidensi stroke sebanding dengan meningkatnya usia di atas umur 55 th,
insidensinya meningkat 2 kali lipat. Hal ini berkaitan dengan adanya proses
penuaan (degenerasi) yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada
orang lanjut usia pembuluh darahnya lebih kaku karena adanya plak
(atheroscelorsis).
2. Jenis kelamin
Insidensi pada pria 19% lebih tinggi daripada wanita. Hal ini mungkin
terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Dan, rokok ternyata dapat
nerusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.
3. Riwayat Hipertensi
Hipertensi adalah faktor resiko yang paling penting untuk stroke,
terutama Stroke sumbatan. Tidak ada bukti bahwa wanita lebih tahan
terhadap hipertensi daripada laki-laki. Insiden stroke sebagian besar
diakibatkan oleh hipertensi, sehingga kejadian stroke dalam populasi dapat
dihilangkan jika hipertensi diterapi secara efektif. Peningkatan tekanan darah
yang ringan atau sedang (borderline) sering dikaitkan dengan kelainan
kardiovaskuler, sedangkan pada peningkatan tekanan darah yang tinggi, stroke
lebih sering terjadi. Hipertensi menyebabkan aterosklerosis darah serebral
sehingga pembuluh darah mengalami penebalan dan degenerasi yang
kemudian pecah dan menimbulkan perdarahan. Stroke yang terjadi paling
banyak oleh karena hipertensi adalah hemoragik.
4. Riwayat Diabetes
5. Riwayat Merokok
6. Obesitas
7. Riwayat minum alcohol
8. Keturunan/Heredity

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 147
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Riwayat keluarga, memiliki riwayat keluarga stroke meningkatkan


kemungkinan stroke.
PENCEGAHAN

1. Hindari merokok, kopi dan alkohol


2. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal ( cegah kegemukan)
3. Batasi intake garam bagi penderita hipertensi
4. Batasi makkanan berkolesterol dan lemak (daging,durian,alpukat,keju dan
lainnya)
5. Pertahankan diet dengan gizi seimbang (banyak mkan buah dan sayuran)
6. Olahraga yang teratur

PHBS
A. Pengertian PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu mempratikkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga
merupakan sekumpuilan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
B. Manfaat PHBS di Sekolah
1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
b. Meningkatkan semangat belajar
c. Meningkatkan produktivitas belajar
d. Menurunkan angka absensi karena sakit
2. Manfaat bagi warga sekolah :
a. Meningkatkan semangat belajar siswa berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan
b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
c. Meningkatnya citra sekolah yang positif
3. Manfaat bagi sekolah :
a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
b. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah
4. Manfaat bagi masyarakat :
a. Mempunyai lingkungan yang sehat
b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh
sekolah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 148
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

5. Manfaat bagi pemerintah, Provinsi/Kabupaten/Kota :


a. Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
provinsi/kabupaten/kota yang sehat
b. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di sekolah

D. Sasaran PHBS di Sekolah


Sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga institusi
pendidikan yang terbagi dalam :
a. Sasaran Primer
Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan di rubah perilakunya atau murid
dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang
bermasalah).
b. Sasaran Sekunder
Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah
misalnya, kepala sekolah, guru, orangtua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sector terkait.
c. Sasaran Tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam ,mendukung
pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi
pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, diknas, guru, tokoh
masyarakat dan orangtua murid.
E. Indikator PHBS
1. Di tempat Umum :
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
d. Olahraga yang teratur dan terukur
e. Memberantas jentik nyamuk
f. Tidak merokok di sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
h. Membuang sampah pada tempatnya
2. Di sekolah :
a. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 149
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut
yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu.
Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader
kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.

b.Memakai Pakaian Bersih dan Rapih


Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang
bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan
disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader
kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
c. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya
sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter
kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
d. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih
Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya
ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan
setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh
dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
e. Berolahraga Teratur dan Terukur
Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara
teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara
kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap
sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara
bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja
bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari
kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga
bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
f. Tidak Merokok di Sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah.
Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar
perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia
berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 150
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO
(menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel
tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak
sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut
diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan
sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka
untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan
kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.
g. Tidak Menggunakan NAPZA
Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika
Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik
maupun psikis pemakainya.
h. Memberantas Jentik Nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan
tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi,
gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser,
wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa
menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah
dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras
dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan
menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat
mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah,
cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan
untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.
i. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher
angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan
akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih
setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar
sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari
sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat
atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus,
kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 151
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta
terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai
adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan

j. Menggunakan Air Bersih


Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang
bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan
air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa,
sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan
kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi
kebutuhan dan tersedia setiap saat.
k. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah
buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali
tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang
mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor,
sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang
ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat
mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus,
kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.
l. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah
yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah
organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak
sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan
membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak
sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.
m. Mengkonsumsi jajanan sehat dan bersih di kantin
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari
kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah
menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 152
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak
sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.
n.Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui
tingkat pertumbuhannya.
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Permasalahan Mengenai Kesehatan Ibu dan Anak


1. Masih kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai vaksinasi TT pada
Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Desa Lalang
2. Masih kurangnya pengetahuan ibu – ibu di Puskesmas Desa Lalang
mengenai pemberian Asi Eksklusif
6.2. Pemecahan Masalah Mengenai Kesehatan Ibu dan Anak
1. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Desa Lalang untuk
meningkatkan program pemberian TT serta memberikan informasi betapa
pentingnya vaksinasi TT pada wanita usia subur dan konseling oleh dokter
dan peserta KKS memberikan penyuluhan mengenai manfaat pemberian
vaksinasi TT pada Wanita Usia Subur.
2. Peserta KKS melakukan penyuluhan mengenai cara pemberian Asi Eksklusif
yang benar dan manfaat Asi Eksklusif bagi Ibu dan Bayi

6.3 Permasalahan Mengenai ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan)

1. Masih banyaknya pasien yang terkena ISPA di lingkungan Puskesmas Desa


Lalang
2. Tercemarnya udara di lingkungan kerja puskesmas desa lalang terutama
daerah yang dekat dengan jalan raya oleh debu-debu kendaraan bermotor

6.4 Pemecahan Masalah Mengenai ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

1. Peserta KKS memberikan penyuluhan mengenai ISPA di Posyandu


lingkungan Puskesmas Desa Lalang terutama kepada masyarakat mengenai
tanda dan gejala ISPA

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 153
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

2. Peserta KKS memberikan penyuluhan mengenai pencegahan ISPA di


posyandu lingkungan Desa Lalang terutama mengenai kebersihan
lingkungan, pengunaan masker yang baik dan benar.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan Tentang Kesehatan Ibu dan Anak

Masih kurangnya kesadaran wanita usia subur untuk melakukan vaksinasi TT


yang lengkap

7.2 Kesimpulan Tentang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

Masih banyak dijumpai pasien yang terkena ISPA akibat kurangnya


pengetahuan dan kesadaran daripada masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan

7.3 Kesimpulan Tentang Asi Eksklusif

Masih banyak dijumpai ibu – ibu menyusui yang tidak mengetahui cara
pemberian ASI Ekslusif dengan benar dan manfaat dari pemberian Asi Ekslusif

7.4 Saran Tentang Kesehatan Ibu dan Anak

Meningkatkan program kerja kesehatan ibu dan anak, melakukan penyuluhan


untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
vaksinasi TT.

7.5 Saran Tentang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

Melakukan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan diri


(personal) dan menambah pengetahuan orangtua mengenai ISPA dan
pencegahannya.

7.6 Saran Tentang Asi Eksklusif

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 154
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS DESA LALANG KOTA MEDAN

Melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang manfaat asi


eksklusif dan mengajak ibu menyusui mendukung program asi eksklusif.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
5 Februari 2018 s/d 15 Februari 2018 155

Anda mungkin juga menyukai