Anda di halaman 1dari 208

LAPORAN KEGIATAN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG


PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

BAB I
PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu unit atau


kesatuanorganisasi pelaksana teknis dinas kesehatan kota/kabupaten yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan tingkat
pertama. Fungsi dan peran puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang
menjangkau masyarakat di wilayah terkecil membutuhkan strategi dalam hal
organisasi pelayanan sehingga pembangunan kesehatan masyarakat dapat
tercapai.
Puskesmas merupakan salah satu tempat yang di dalamnya terjadi proses
pertukaran informasi dengan kolaborasi, mobilitas dan integrasi data, baik di
dalam puskesmas maupun hubungan keluar dengan Dinas Kesehatan yang
membawahinya. Dalam penanganan seorang pasien bisa melibatkan beberapa
aspek seperti laporan pemeriksaan laboratorium, ketersediaan kebutuhan lain
seperti rekam medik pasien.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan. Dalam melaksanakan
kedua upaya kesehatan tersebut harus menerapkan azas penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, kerterpaduan dan rujukan. Hal ini membutuhkan manajemen yang
baik di setiap puskesmas agar terselenggaranya upaya kesehatan yang optimal.
Manajemen puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan tersebut merupakan
satu kesatuan yang salingberkaitan.

1
1.2 TujuanKegiatan

1.2.1 TujuanUmum
Melaksanakan kegiatan kepaniteraan klinis yang berorientasi
kepada kemandirian dalam bidang manajerial Puskesmas dan Dinas
Kesehatan sertapelayanan kesehatan primer dimasyarakat.

1.2.2 TujuanKhusus
a. Melakukan kegiatan dalam hal perencanaan, pengembangan,
pengawasan, evaluasi dan menganalisa kegiatan pokok di
Puskesmas dan DinasKesehatan.

b. Melaksanakan aktifitas pelayanan kesehatan baik di dalam maupun


di luar dari Puskesmas.

c. Membentuk kemandirian dalam hal pengobatan, pencegahan,


promosi dan pengawasan kesehatan personal, keluarga
maupunmasyarakat.

d. Melaksanakan tugas-tugas rutinPuskesmas


1.3. ProsedurKerja
Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat dilaksanakan
mulai tanggal 6 November s/d 29 November 2017 di Puskesmas Martubung
Jalan Tempirai Lesatari Raya No. 1 Blok V Griya Martubung Medan,
meliputi kegiatan-kegiatan :
1. Tugas rutin; membantu melakukan pelayanan kesehatan di Poli
Umum, Poli Lansia, Pojok DOTS, Penyediaan Obat
danAdministrasi.
2. Tugas khusus; melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut
berperan serta dalam pelayan kesehatan di luar Puskesmas meliputi
imunisasi di sekolah dan Posyandu, penyuluhan kesehatan dan
kegiatan UKS di SD, SMP, SMA, posbindu, perkesmas, keluarga
binaan serta penjaringan di sekolah dan promosikesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dari suatu
wilayah kerja dalam bentuk kegiatan pokok.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Permenkes No.75,
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Yang dimaksud dengan :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Yakni suatu unit organisasi di lingkungan Dinas
KesehatanKabupaten/Kota yang melakukan tugas teknis
operasional dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.Pengertian pembangunan
kesehatan juga meliputi pembangunan yang berwawasan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta
pelayanan kesehatan.

3
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan Puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan
kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah kerja
dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertanggung jawab kepada Dinas
Kabupaten/Kota.
Dari uraian diatas, jelas bahwa puskesmas dengan kewenangan
kemandirian yang dimaksud adalah puskesmas yang mempunyai
kewenangan sebagai berikut :
1. Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan sesuai
dengan situasi kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.
2. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber
pembiayaan yang berasal dari pemerintahan, masyarakat, swasta
dan sumber lain dengan diketahui oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang kemudian dipertanggungjawabkan untuk
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Kewenangan untuk mengangkat tenaga institusi/honorer,
pemindahan tenaga, dan pendayagunaan tenaga kesehatan di
wilayah kerjanya diketahui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

4
4. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana termasuk
peralatan medis dan non medis yang dibutuhkan.

2.1.2. Tujuan Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat.

2.1.3. Fungsi Puskesmas


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu, puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.Khusus untuk
pembangunan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengakibatkan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan, dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.

5
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan Kesehatan Perorangan adalah pelayanan yang
bersifat pribadi (Private Goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan
tanpa mengabaikan kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan
perorangan adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat umum (Public Goods) dengan tujuan utama memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyaki tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
2.2 Visi dan Misi Puskesmas
2.2.1. Visi Puskesmas
Visi Puskesmas adalah mewujudkan Kecamatan Sehat Sejahtera
menuju tercapainya Indonesia Sehat. Dalam menentukan keberhasilan
mewujudkan visi tersebut, perlu ditetapkan indikator Kecamatan Sehat,
antara lain sebagai berikut :
1. Indikator Lingkungan Sehat
2. Indikator Perilaku Sehat

6
3. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu
4. Indikator Derajat Kesehatan yang Optimal.
Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan kaedah
sederhana, mudah diperoleh, mudah diinterpretasikan, sensitif dan
spesifik.

2.2.2 Misi Puskesmas


Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di
WilayahKerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor
lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya agar memperhatikan
aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat sehingga pembangunan itu dapat
mendorong lingkungan dan perilaku masyarakat semakin sehat.
2. Mendorong Kemandirian bagi Keluarga dan Masyarakat untuk Hidup
Sehat di Wilayah Kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya semakin
berdaya di bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu,
Merata dan Terjangkau.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayankan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh
anggota masyarakat.

7
4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Perorangan, Keluarga dan
Masyarakat beserta Lingkungan.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit,
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan di wilayah
kerjanya.

2.3. Azaz dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


2.3.1. Azaz Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari
ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib
maupun upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengmbangan.
Azas penyelenggaraan Puskesmas adalah :
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
a. Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat
kesehatan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
b. Menggerakkan pembangunan di berbagai sektor di
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
c. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
d. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya.

8
e. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas Wajib memberdayakan perorangan, keluarga
dan masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya puskesmas dengan kegiatan antara lain:
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak : Posyandu, Polindes, Bina
Keluarga Bahagia (BKB)
b. Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi
(PPG), Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
c. Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter Kecil, Dokter Remaja,
Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
d. Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air
(POKMAIR), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
(DPKL), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
e. Upaya Kesehatan Lanjut Usia : Posyandu Usila.
f. Upaya Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos
UKK)
g. Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
h. Upaya Pengobatan Tradisional : Taman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Batra
i. Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan : Dana Sehat,
Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN).
j. Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD).
3. Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya harus melakukan kerja sama
dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM/BPP dan
organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas

9
sektoral dan lintas program agar terjadi perpaduan kegiatan di
lapangan sehingga lebih berhasil guna dan berdaya guna.
a. Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya
memadukan penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas.
Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
- Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berupa
keterpaduan KIA dengan P2M, Gizi, Promosi
Kesehatan, Pengobatan.
- Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) berupa keterpaduan
kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
- Puskesmas keliling berupa keterpaduan pengobatan
dengan KIA/KB, gizi, promosi kesehatan, kesehatan
gigi.
- Posyandu berupa keterpaduan KIA dengan KB, gizi
P2M, kesehatan jiwa, promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya
memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas
(wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait tingkat kecamatan,
termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain :
- Upaya Kesehatan Sekolah berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan, agama.

10
- Upaya Promosi Kesehatan berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan, agama, pertanian.
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak berupa keterpaduan
sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK,
PLKB.
- Upaya perbaikan gizi berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pertanian,
pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK,
PLKB.
- Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan berupa
keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha,
organisasi kemasyarakatan.
- Upaya kesehatan kerja berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga
kerja, dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkatI yang bila tidak mengatasi masalah
karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan
baik secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi atau
secara horizontal ke puskesmas lainnya.
Ada 2 macam rujukan di Puskesmas yaitu :
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan
perorangan adalah kasus penyakit.Apabila suatu
puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang

11
lebih mampu (baik horizontal maupun
vertikal).Sebaliknya pasien paska rawat inap yang
hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk
ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan
dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
- Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
- Rujukan ilmu pengetahuan antara lain
mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas
dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di
puskesmas.
b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat
adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya
kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan
bencana.Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat
juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan
masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat,
maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

12
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat dibedakan atas tiga
macam, yaitu:
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman
peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan,
peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-
bahan habis pakai dan bahan pangan.
- Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam.
- Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
masalah kesehatan masyarakat dan tanggungjawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat (antara lain
Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya
Kesehatan Jiwa, Pemeriksaan contoh air bersih) kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 2.1 Pelaksanaan Azas Rujukan

13
2.3.2. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas
yakni terwujudnya “Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat”,
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yang
keduanya jika ditinjau dari system ketahanan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global,
serta mempunyai daya tarik yang tinggi untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di
setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan lingkungan
c. Pelayanan Gizi KIA-KB
d. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
e. Surveilans dan sentinel SKDR
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah
upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan
yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas yang dipilih dan daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yaitu :
a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Kesehatan Jiwa
c. Kesehatan Gigi Masyarakat
d. Kesehatan Tradisional dan Komplementer

14
e. Kesehatan Olahraga
f. Kesehatan Kerja
g. Kesehatan Indera
h. Kesehatan Lanjut Usia
i. Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan puskesmas
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain diluar upaya puskesmas
tersebut diatas sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan
oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas terlaksana secara optimal (target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai). Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan Puskesmas ini dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggungjawab menyelenggarakannya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan
pelayanan rawat inap.Puskesmas dapat mengembangkan pelayanan
rawat inap, dalam pelaksanaannya tenaga, sarana dan prasarana
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Di beberapa daerah tertentu telah muncul kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik.Apabila ada
kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik
spesialistik, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat
inap.Keberadaan pelayanan medik spesialistik di puskesmas hanya
dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat
yang membutuhkan.Status dokter atau tenaga spesialis yang

15
bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga
tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

2.4. Kedudukan, Organisasi, dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem
Pemerintah Daerah :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional
adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah
Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai
organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter,

16
praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat.Kedudukan puskesmas diantara berbagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai
mitra.Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos
UKK.Kedudukan Puskesmas diantara berbagai sarana
pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat
adalah sebagai pembina.

2.4.2. Organisasi Puskesmas


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung tergantung dari
beban tugas masing-masing Puskesmas.Penyusunan struktur organisasi
Puskesmas di satu Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan Peraturan Daerah.Sebagai acuan dapat dipergunakan
pola struktur organisasi Puskesmas berikut :
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan :
1) Data dan Informasi
2) Perencanaan dan Penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan Kepegawaian
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas :
1) Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan
terhadap UKBM.
2) Upaya Kesehatan Perorangan
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas :
1) Unit Puskesmas Pembantu
2) Unit Puskesmas Keliling

17
3) Unit Bidan di Desa/Komunitas
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas criteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan
kesehatan ditingkat Kecamatan.Sesuai dengan tanggung jawab tersebut
dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan ditingkat Kecamatan maka jabatan Kepala
Puskesmas adalah jabatan struktural Eselon IV.Dalam keadaan tidak
tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan IV,
ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala
Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup dibidang kesehatan masyarakat, dengan
kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

2.4.3. Tata Kerja Puskesmas


Tata Kerja Puskesmas yaitu :
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi
dengan kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang
diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya
masyarakat oleh Puskesmas, berkoordinasi dengan kantor kecamatan
mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif,

18
Puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.Sebaliknya, Dinas Kabupaten/Kota bertanggung
jawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis
kepada Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan.Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti Rumah Sakit
(Kabupaten/Kota) dan Balai Kesehatan Mayarakat (Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai
Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat,
Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat).
Untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai Balai Kesehatan Masyarakat. Kerjasama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh
dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis
adalah menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan

19
yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk
mendapat hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas
sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut
mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak
lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat
kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif
dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.Dukungan
aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat
seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi
kemasyarakatan, serta dunia usaha.BPP tersebut berperan sebagai
mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

20
BAB III
ANALISA DATA PUSKESMAS MARTUBUNG

3.1 Analisis Lingkungan Umum


3.1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Martubung
Puskesmas Martubung merupakan salah satu puskesmas yang menjadi
pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan ke puskesmas disini
melayani kesehatan masyarakat di dua kelurahan yaitu Kelurahan Besar
Martubung dan Kelurahan Tangkahan Martubung.

3.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas Martubung


Batas wilayah kerja puskesmas yang di tetapkan oleh dinas kesehatan
berdasarkan geografis, demografis, sama transportasi, masalah
kesehatan setempat, sumber daya dan lain-lain.Luas wilayah
Puskesmas Martubung 1200,5 Ha meliputi dua kelurahan dengan jumlah
penduduk 63.409 jiwa:
1. Kelurahan Besar
2. Kelurahan Tangkahan

Pada wilayah kerja puskesmas Martubung terdapat 1 puskesmas


pambantu yaitu, Puskesmas pembantu Desa Besar.

21
Gambar 3.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Martubung

22
3.1.3 Data Wilayah/ Data Geografis
Puskesmas Martubung tepatnya berada di Jl. Tempirai Lestari blok
V Griya Martubung Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan,
Provinsi Sumatera Utara dengan :
a. Luas wilayah kerja : 1200,5 Ha
b. Jumlah kelurahan : 2 Kelurahan
c. Jumlah lingkungan : 36 Lingkungan

 Kelurahan Besar : 23 Lingkungan


 Kelurahan Tangkahan : 13 Lingkungan
d. Jumlah penduduk : 63.409 jiwa
e. Jumlah KK : 16.361 KK

Kecamatan Medan labuhan berbatasan dengan sebagai berikut :


 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sungai Deli
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Tangkahan
Kecamatan Medan Labuhan
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Martubung
Kecamatan Medan Labuhan
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kelurahan Titi Papan
Kecamatan Medan Deli

23
3.1.4 Fasilitas Fisik Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan
Puskesmas Martubung dalam menjalankan kegiatannya didukung
oleh fasilitas fisik meliputi :
1. Ruang rawat jalan sebanyak 7 ruangan
2. Ruangan dilengkapi dengan alat kesehatan / meubiler yang sesuai

RUANG RUANG RUANG RUANG WC


PELAYANAN PENDAFTAR PEMERIKSA PELAY
ANAK AN AN UMUM ANAN
GIGI

RUANG
FARMASI

RUANG
ADMINIS
TRASI

RUANG TUNGGU
PASIEN
RUANG
KEPALA
PUSKES
MAS

RUANG
KESLING

RUANG RUANG TB
IMUNISASI PARU DAN
& KIA/KB LABORATO
RIUM.

24
3.1.5 Fasilitas Gedung Puskesmas
Tabel 3.1 Data Fasilitas Gedung di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung
Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2017
No Fasilitas Gedung Jumlah
1 Ruang Kepala Puskesmas / Ruang 1
Pertemuan
2 Ruang Pemeriksaan Umum 2
3 Ruang Pendaftaran / Kartu 1
4 Ruang Tunggu 1
5 Ruang Pelayanan Gigi 1
6 Ruang Farmasi 1
7 Ruang Administrasi 1
8 Ruang KIA/KB/Gizi 1
9 Ruang Imunisasi 1
10 Kamar Mandi 1
11 Ruang TB 1
12 Ruang kesling 1

3.1.6 Data Kependudukan/ Data Demografis


Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja di Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan 2017
No Kelurahan Laki- Laki Perempuan Jumlah (jiwa)
1 Besar 19.587 19.508 39.095
2 Tangkahan 12.386 11.928 24.314
TOTAL 31.973 31.436 63.409
Kecamatan Medan Labuhan terdiri dari 2 kelurahan dengan jumlah
penduduk 63.409 jiwa yang terdiri dari jumlah jenis kelamin laki-laki
31.973 jiwa dan perempuan sebanyak 31.436 jiwa.

24
3.1.7 Keadaan Sosial Ekonomi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Martubung merupakan
masyarakat yang sangat heterogen baik dalam segi ekonomi, keyakinan
dan suku. Namun demikian tidak terdapat perbedaan yang bermasalah
terutama dalam bidang kesehatan.
1. Mata Pencaharian

1. Kelurahan Besar:
 Swasta : 6050 orang
 PNS : 629 orang
 TNI : 81 orang
 Pensiunan PNS : 470 orang
 Pensiunan TNI : 325 orang
 Polri : 27 orang
 Buruh : 1806 orang
 Dll : 2694 orang

2. Kelurahan Tangkahan:
 Swasta : 4458 orang
 PNS : 342 orang
 TNI : 92 orang
 Pensiunan PNS : 523 orang
 Pensiunan TNI : 158 orang
 Polri : 25 orang
 Buruh : 1256 orang
 Dll : 2749 orang
2. Agama dan Keyakinan
 Islam : 42865 orang
 Protestan : 15054 orang
 Katholik : 2997 orang
 Buddha : 2493 orang

25
3. Suku
 Melayu : 13.081 orang
 Jawa : 22.453 orang
 Batak : 10.978 orang
 Mandailing : 5.135 orang
 Minang : 4.014 orang
 Aceh : 3.091 orang
 Nias : 1.970 orang
 Cina : 1.795 orang
 Dll : 892 orang

3.1.8 Sarana Fisik


Pada Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan terdapat
sarana fisik berupa perumahan penduduk sebanyak 16.361 unit.

3.1.9 Sarana Ibadah


Pada puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Terdapat
Sarana ibadah berupa tempat ibadah sebanyak 3 unit tempat ibadah yaitu :

1. Jumlah mesjid/ musholla 42 unit


2. Jumlah gereja 26 unit
3. Jumlah vihara 2 unit

3.1.10 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Martubung,
yaitu:
1. 1 buah rumah sakit swasta
2. 1 buah rumah bersalin
3. 21 buah balai pengobatan
4. 1 orang praktek dokter umum
5. 14 orang bidan praktek swasta
6. 4 buah apotik
7. 17 buah toko obat berizin

26
8. 33 buah posyandu
9. 2 buah posyandu lansia
10. 3 buah Poskeskel
11. 2 praktek dokter gigi
12. 3 bahtera
13. 12 praktek bidan

Pada kecamatan Medan Labuhan terdapat sarana kesehatan berupa


sarana air bersih (PAM, SGL, SPT) Sebanyak 4 unit yaitu :

a. PDAM 16356 unit


b. SPT/sumur bor 0 unit
c. Sumur gali terlindung 80 unit
d. Depot air minum 14 unit
e. Lain-lain 0 unit

3.1.11 Sarana Pendukung Kesehatan


Pada Puskesmas Martubung kecamatan Medan Labuhan terdapat
sarana pendukung kesehatan berupa sarana transportasi yaitu 6 (enam)
buah kendaraan roda dua dan 2 (dua) buah puskesmas keliling.

3.1.12 Sarana Fisik Puskesmas


Pada Puskesmas Martubung kecamatan Medan Labuhan terdapat
sarana fisik puskesmas berupa ruang :
1. Poliklinik Dewasa :1
2. Poliklinik Anak :1
3. Ruang kepala puskesmas :1
4. Ruang pendaftaran/kartu :1
5. Ruang tunggu :1
6. Ruang pengobatan gigi :1
7. Ruang obat/apotik :1

27
8. Ruang KIA/KB :1
9. Imunisasi :1
10. Ruang Tuberculosis :1
11. Kamar Mandi :1
12. Ruang Administrasi :1

3.2 Analisis Pola Penyakit


Tabel 3.3Data 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Martubung Januari –
Oktober Tahun 2017
Nama
N Ja Fe Ma Apr M Ju Ju Agu Se O Tota
Penyaki
o. n b r il ei ni li st pt kt l
t
78 66 35 25 54
1. ISPA 471 393 305 568 568 4914
6 9 7 8 4
Hiperte 14 13 16 15 12
2. 131 134 149 155 150 1430
nsi 2 2 9 5 3
17 18 15 14
3. Gastritis 109 123 141 115 115 52 1316
8 7 3 3
11 18 10
4. DM 92 144 167 189 103 103 79 1291
8 9 7
Reumati 10 10 14 13
5 113 113 166 125 125 64 1207
k 4 9 3 5
Infeksi
13 11 10
6 Penyaki 78 77 95 94 98 98 55 947
6 3 3
t Kulit
12 10
7. Diare 94 63 54 75 84 102 102 87 896
5 0
8. Karies 42 42 41 42 42 35 41 41 41 37 404
9 TB 37 30 32 25 30 30 35 30 30 27 306
10
Disentri 19 13 14 22 28 34 24 21 21 24 302
.
Total 1301
3

28
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa ISPA merupakan penyakit paling
banyak di Puskesmas Martubung yaitu sebanyak 4914 kasus (37%) dimana
pada bulan januari merupakan bulan dengan angka kejadian ISPA paling
tinggi yaitu sebanyak 786 kasus (15%) dan kejadian ISPA paling kecil terjadi
dibulan Juli yaitu sebanyak 258 kasus (5%). Penyakit ke dua tertinggi
sekaligus menempati sebagai peringkat pertama dari penyakit tidak menular
yaitu Hipertensi yang terjadi sebayak 1430 kasus (10%) dimana kasus
terbanyak hipertensi terjadi pada bulan mei yaitu 169 kasus (11%) dan
angka kejadian paling kecil kasus hipertensi terjadi pada bulan oktober
sebanyak 123 kasus (8%). Disentri merupakan penyakit dengan angka paling
kecil dari 10 penyakit paling tersering, di puskesmas Martubung dimana
terjadi sebnayak 302 kasus (2%).

3.3 Analisis Organisasi Puskesmas

3.3.1 Tenaga Kesehatan Puskesmas Martubung

Tabel 3.4 Data Tenaga Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas


Martubung Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2017
N Nama Golongan Tugas
O
1 Dr. Nurainun Lubis III/d Kepala Puskesmas
2. Dr.Linda Perangin-angin IV/d Dokter Umum
3 Drg. Sahap Sinaga IV/b Dokter Gigi
4 Dr. Maria M Purba IV/a Dokter Umum Staf
5 Drg. Intan F. Purba III/d Dokter Gigi
6 Farida Sinaga III/d Lansia
7 Murni Napitupulu III/d Survelans, Mata, Jiwa
8 Nauli Sari Nasution III/d Korim
9 Rumondang Siahaan III/d Diare, Perizinan, Batra
10 Elisa Purnama Nasution III/c SP2TP, ISPA
11 Bethesda Erika Panjaitan III/d DBD, Perkesmas, CI
Keperawatan
12 Suprapti III/d KIA/KB/C.I Bidan

29
13 Elly P. Nainggolan III/c Kesling/Promkes
14 Lili Rahmawati III/c UKS/BPJS
15 Ephi Aritonang III/c Perawat Gigi
16 Rotua Marpaung III/c Ass. Apoteker
17 Maharani III/c P2M/TB Paru
18 Mayrosa Bintang III/c KTU/ PTM
19 Dian Maharani III/c Bendahara, BOK
20 Nurlian Sianturi III/b TU
21 Vera Septi Yanti III/b Bend. BPJS
22 Afnida III/a Analis dan Inventaris
23 Sanni Krisdawati III/a Gizi
24 Lisbet Br Sitepu II/d PCare/BPJS
25 Rezza Ferdi Karmawan - Petugas administrasi
26 Wahyu Azandi Honor, BOK
27 Siti Suyanti - PHL/CS
28 Deddy Martdian MDIN - Satpam

30
3.3.2 Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS MARTUBUNG
dr. Nurainun Lubis
NIP. 197106222006042009

KEPALA SUB BAGIAN TATA


USAHA
May Rosa Bintang, SST
NIP.198305262005022002

URUSAN UMUM URUSAN KEUANGAN & URUSAN PERENCANAAN


PERLENGKAPAN PROGRAM & PELAPORAN
Nurlian Sianturi
NIP.197012201993032006 Dian Maharani Elisa Purnama Nasution
NIP.198604022010012005 NIP. 197311171998032004
Murni Napitupulu
May Rosa Bintang, SST
NIP.19670221198803 2002
NIP.198305262005022002 - Perencanaan Program
- Pelaporan
- Humas
- Keuangan
- Administrasi
-Perlengkapan
- Kepegawaian
-Inventaris Barang
- Protokoler

RUANG PEMERIKSAAN RUANG PEMERIKSAAN


ANAK UMUM RUANG RUANG
dr. Linda Perangin-angin dr. Maria M. P. PELAYANAN GIGI FARMASI
NIP. 195903251987102001 NIP. 197409222006042002 drg. Sahap H.S. Rotua Marpaung
Elisa Purnama Nasution Farida Sinaga NIP.19581218199403101
NIP.
NIP. 197311171998032004 NIP. 196308051987032003 drg. Intan F. Purba
NIP.198202092010012015 196508071996032006
Vera Septi Yanti Murni Napitupulu
NIP. 197909182005022002 NIP. Ephi Aritonang
Sanni Krisdawati NIP. 196707211988032002 NIP.1971092519940220
197902052009032006 01

31
3.4 Analisa Keputusan Organisasi

3.4.1 Struktur Organisasi Puskesmas

Tugas Puskesmas

Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan


pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya Kecamatan Sehat

Fungsi Puskesmas

Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan


Fungsinya:

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah


kerjanya

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah


kerjanya

Dalam menyelenggarakan fungsi UKM, Puskesmas berwenang


untuk:

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis


masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan
pelayanan yang diperlukan

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan


kesehatan

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan


pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan


menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

32
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan


pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya


manusia Puskesmas

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan


kesehatan

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi


terhadap akses mutu dan cakupan Pelayanan Kesehatan

i. Memberikan rekomendasi  terkait masalah


kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Penanggulangan
Penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi UKP, Puskesmas berwenang


untuk:

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara


Komprehensif, berkesinambungan dan bermutu

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang


mengutamakan upaya promotif dan preventif

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang


berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang


mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan


prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar
profesi.

f. Melaksanakan Rekam Medis

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi


terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan

33
h. Melaksanakan peningkatan Kompetensi Tenaga
Kesehatan.

i. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan


fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerjanya

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan


indikasi medis dan Sistem Rujukan.

34
3.5 Analisis Pelayanan Kesehatan
3.5.1 Fasilitas Administrasi
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang
pencatatan dan pelaporan data , maka puskesmas Martubung di dukung
oleh fasilitas dan pelayanan data, maka puskesmas Martubung di dukung
oleh fasilitas administrasi yang terdiri dari:
a. Kartu berobat
b. Buku catatan pasien
c. Kartu laporan terpadu
d. Kartu BKIA
e. Meja dan Kursi
f. Lemari Arsip
g. Stempel
h. Arsip Komputer

3.5.2 Fasilitas Imunisasi


Fasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Martubung antara lain:
a. Lemari pendingin
b. Alat – alat imunisasi
c. Vaksin, seperti : HB0 , BCG, Polio, Campak, DT, dan DPT – HB
d. Termos

3.5.3 Fasilitas Alat – Alat Kesehatan


Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas antara lain :
a. Poliklinik set
b. PHN Kit
c. Bidan Kit
d. Dental Kit
e. Timbangan dewasa
f. Meteran pengukur tinggi badan
g. Kulkas

35
3.5.4 Fasilitas Obat – Obatan
Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan dalam rangka
menjalankan tugas-tugas pokoknya memulihkan kesehatan dan
pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obat – obatan antara
lain:
a. Obat – obat APBD
b. Obat – obat Askes dan Gakin

Tabel 3.5 Daftar Alat penunjang medis di Puskesmas Martubung


Alat kesehatan Keterangan
No.
1. Abbocath Uk. 20 22 24
2. Alcohol 70% 1000 ml
3. Handscoen -
4. Kapas pembalut / absorben 250 mg
5. Kassa steril -
6. Masker -
7. Plester Uk. 5 yards x 2 inch
8. Ringer laktat 1000 ml
9. Spuit Uk. 3cc dan 5cc
10. Iodine povidone 10% 30 ml
11. Natrium clorida 0,9% 500 cc

Tabel 3.6 Daftar obat di Puskesmas Martubung


Obat Sediaan
No
.
1. Acyclovir Tab 200 mg
2. Allopurinol Tab 100 mg
3. Ambroxol HCL Tab 30 mg
4 Amlodipine Tab 5 , 10 mg
5. Aminofilin Tab 200 mg
6. Amoksisilin Tab 500 mg, sirup 125mg/ 5ml
7. Antalgin (metampiron) Tab 500 mg
8. Antasida DOEN Tab kombinasi
9 Arcamox Tab 250 mg
10. Asam askorbat Tab 50 mg
11. Asam benzoate 3% Asam salisilat 6% Salep
12. Asam mefenamat Tab 500 mg
13. Asam salisilat 2% + belerang endap Salep
4%

36
14. Attapulgie + pectin Tablet kombinasi
15. Ferum sulfate Tablet salut kombinasi
16. Captropil Tab 12,5mg , 25 mg
17. Chloramphenicol Tab 250 mg
18. Clorpheniramine maleate Tab 4 mg
19. Cimetidine Tab 200 mg
20. Ciprofloxacin Tab 500 mg
21. Cotrimoxazole Tab 100/20, 400/80
22. Deksamatasone Tab 0,5 mg
23. Dekstrometorfan HBR Sirup 10mg/ 5ml
24. Difenhidramine HCL Inj 10 mg/ ml
25. Domperidone Tab 10 mg
26. Doxycycline Tab 100 mg
27. Fitomenadion (vit K1) Tab salut 10 mg
28. Furosemide Tab 40 mg
29. Oralit Sachet
30 Glibenclamide Tab 5 mg
31. Gliseril guaiacolat + bromhexine Tab kombinasi 100/80 mg
32. Gliseovulfin Tab 125 mg
33. Hidrokortison Krim 2,5%
34. Ibuprofen Tab 200 mg, sirup 200mg/5ml
35. Ketoconazole Tab 200 mg
36. Lidocaine komp Inj kombinasi
37. Levofloxacin Tab 500 mg
38. Lysine Syr 60 ml
39. Metronidazole Tab 500 mg
40. Metformine Tab 500 mg
41. Natrium bicarbonate Tab 500 mg
42. Natrium diclofenac Tab 25, 50 mg
43 Nystatin Tab vaginal 100000 IU
44. Vitamin B-Kompleks Tab 100 mg
45. Tetracycline Cap 250 mg
46 OAT Combipack
47. Oxytetracycline Salep kulit 3%, salep mata 1%
48. Paracetamol Tab 500 mg, sirup 120mg/ml
49. Pyrantel pamoat Tab 125 mg
50. Piroxicam Tab 20 mg
51. Prednisone Tab 5 mg
52. Ranitidine Tab 150 mg

3.5.5 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas Martubung


3.5.5.1 Upaya Kesehatan Wajib

37
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai
daya tarik yang tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan harus diselenggarakan disetiap puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan
kesehatan wajib Puskesmas ada 7 program wajib yaitu:
1. Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling)
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM)
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan (SP2TP)
3.5.5.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yangditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya
kesehatan Puskesmas yang telah ada, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga)
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)
10. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
Untuk mempelancar atau memberhasilkan kedua upaya diatas
(upaya wajib dan upaya pengembangan) diperlukan beberapa Urusan

38
Penunjang Program. Adapun Urusan Penunjang Program berjumlah 8
urusan, yaitu:
1. Urusan Tata Usaha
2. Urusan Administrasi/ Registrasi/ Kartu/ Karcis/ Resepsionis
3. Urusan Keuangan/ Bendahara
4. Urusan Kepagaiwaian
5. Urusan Perlengkapan/ Barang/ Inventaris
6. Urusan Poliklinik
7. Urusan Kamar Suntik
8. Urusan Kamar Obat/ Apotik/ Farmasi

39
3.5.6 Program Prioritas Puskesmas Martubung
3.5.6.1 Upaya Promosi Kesehatan
a. Tujuan
1. Agar individu, kelompok masyarakat secara keseluruhan
melaksanakan perilaku hidup sehat.
2. Agar individu, kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-
upaya kesehatan, ikut dalam perencanaan dan penyelenggaraan
posyandu.
b. Sasaran
1. Tatanan rumah tangga
2. Tatanan institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok
pesantren
3. Tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, dll)
4. Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal tempat ibadah, tempat
hiburan, restoran dan lain-lain
5. Tatanan institusi kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, dll).
c. Kegiatan
1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan
lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya
bertempat di:
a. Balai kelurahan dan kecamatan
b. Sekolah SD, SMP, SMA
c. Rumah ibadah
d. Posyandu
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan
brosur
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup di dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olahraga
4. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas maupun di lapangan
yaitu mewujudkan peran serta masyarakat posyandu dan bakti husada
yang memberikan keterangan penyuluhan terhadap:

40
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
b. Higiene dan sanitasi lingkungan
c. Perbaikan gizi
d. Kesehatan dan kunjungan ke rumah-rumah
e. Tanaman obat keluarga
5. Mewujudkan peran serta masyarakat melalui posyandu, kesehatan dan
kunjungan ke rumah-rumah serta tanaman obat-obatan keluarga
(Toga). Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan
perorangan, perkelompok, dan massal.Metode yang dilaksanakan
yaitu, bimbingan dan konseling, ceramah, diskusi kelompok,
demonstrasi dan lain-lain.
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Pengertian :
Posyandu merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dibuat oleh
masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan teknis oleh tenaga
kesehatan.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS(Pasangan Usia
Subur).
Tujuan :
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka
kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3. Mempercepat di terimanya NKKBS(Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera)
4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka
alih teknologi untuk usaha-usaha kesehatan
masyarakat.Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang
menunjang sesuai kebutuhan. Pendekatan dan pemerataan

41
pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha meningkatkan
cakupan penduduk dan geografis.

Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata:


1. Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum
teratur tiap bulannya, juga terbatas dalam jumlah kader.
2. Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam setahun,
mempunyai kader sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih
rendah dengan adanya dana sehat.
3. Purnama, kegiatan posyandu strata inilebih dari delapan kali
dalam setahun dengan kader lebih dari 5 orang dengan cakupan
baik dan telah memiliki dana sehat.
4. Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali
dalam setahun dengan kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan
dana sehat sudah tersedia untuk lebih dari 50 KK.

Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja, yaitu :


1. Meja I : Pendaftaran
2. Meja II : Penimbangan bayi dan balita
3. Meja III : Pengisian KMS
4. Meja IV : Penyuluhan perorangan
a. Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan
yang diikuti pemberian makanan, oralit, dan vitamin A dosis
tinggi
b. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI
eksklusif dan P2P terhadap ibu hamil dan menyusui.
c. Menjadi peserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan
atau tablet busa
5. Meja V : Pelayanan tenaga kerja profesional meliputi KIA,
KB, imunisasi dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan setempat.

42
Tabel 3.7 Distribusi Jumlah Posyandu Balita di Puskesmas Martubung
Tahun 2017
No Target
Program Kegiatan Sasaran Lokasi
. (%)
Promosi Kesehatan & Penyehatan Lingkungan
A PK/PSM
1. Posyandu
  * Jumlah posyandu   33 2 kelurahan
  * Jumlah Posyandu aktif 100 33 2 kelurahan
* Jumlah Posyandu Pratama - -  
  * Jumlah Posyandu Madya - 20 2 kelurahan
  * Jumlah Posyandu
40 13 2 kelurahan
  Purnama
* Jumlah Posyandu Mandiri - -  
 
Kader Posyandu
  * Jumlah Kader ( %x jlh
  160 2 kelurahan
  Posy)
  * Jumlah Kader aktif 100 160  
1/pusk/k Lingkungan Lingk.V Kel.
  2. Toga Binaan
el V Besar
  3. Penyuluhan
  * Posyandu 100 Ibu, balita Setiap lingk
1x151
  * Masyarakat Umum   Setiap lingk
kel
  * Sekolah (sekolah x 7 kl 1
  Guru, murid SD, SMP, SMA
  thn)

43
Tabel 3.8 Jadwal Posyandu Di Wilayah Kerja
PuskesmasMartubungKecamatan Medan Labuhan November
2017 Kelurahan Besar
N NAMA JADWA NAMA NAMA NAMA
O POSYANDU/A L PETUGA KADER KEPLING/N
LAMAT POSYA S O.HP
NDU
1 Cempaka 6-Nov- Dian 1. Fatimah Fadly Boy
Rumondan 1. Zulfa 0813 9736
IV/Lk.IV 17
g 6363
2.Titin
Handayani
3.Mahanum
4.Evi Yanti
2 Cempaka 6- Nov- Elli 1. Dra. Awaluddin
IX/Lk.IX Comp. 17 Maimunah Hutagalung
Sanni 2. Nurhayati 08137091331
DTI
9
3. Fitri
Julianti
4. Siti
Nurhafsah
5. Erni Roza
3 Cempaka 6-Nov- Maharani 1. Eka
XIII/Lk. XIII 17 Susanti
Suprapti 2. Siti
Blok. I
Mariam
3. Nurhelma
4. Ika Dika
Rani
5. Veronika

44
4 CempakaVI/Lk. 7-Nov- Murni 1. Asbania Sumadi
VI PTP 17 Wijaya
Afnida 2. Siti Hajar 0823 6904
Darma 7524
3. Lili
Wardiah
4. Rizki
Handayani
5. Sri
Rahayu
5 Cempaka 8-Nov- Faridah 1. Nur Saini Irwansyah
Lili 2. Khairunisa 0823 6657
XXII/Lk. XXII 17
k 0398
Blok XXII
3. Eviliana
4. Silvin
Niswanda
5. Emitiara
6 Cempaka 10-Nov- Nauli 1. Salmah Malkan
XV/Lk.XV Blok 17 Hasibuan
Ephi 2. Otoida 0813 6145
III
5221
3. Sri
Wahyuni
Handayani
4. Nurmila
Afnis
5. Ira
Yuannasar
i

45
7 Cempaka 13-Nov- Elli 1. Rahma Marusaha
XVI/Lk.XVI 17 Rambe Naibaho
Vera 2. Nani 0813 688
Blok IV
6539
3. Ramlah
4. Maimun
Deli
5. Nursa’ada
h Amini
8 Cempaka XI/Lk. 13-Nov- Lisbet 1. Dwi Rozali, Dwi
XI BTN 17 Payani
Sanni 2. Novita 0821 6278
Sari 1840
3. Vabiyola 0821 6219
4566
4. Yuni
Wulan
5. Nazli
Aswani
9 Cempaka X Lk. 13- Nov- Suprapti 1. Halidah Abdis Salam
X 17 Hanum
Nurlian 2. Khadijah 0813 2296
117
3. Sari
Ramadani
4. Sofiah
5. Kamaria
1 Cempaka XVIII 14- Nov- Elisa 1. Sumarni Hasan
0 Lk.XVIII 17 Bambang
May 2. Partini 0823 7007
Blok.VI
2088
3. Juniarti
4. Juliani
5. Junita

46
1 Cempaka II Lk.II 15-Nov- Faridah 1. Nurhainah Rasid
Nauli 2. Yulinda 0813 9736
1 17
Sibarani 6363
3. Sumiati
4. Milawita
5. Kamalia
1 Cempaka VII 16-Nov- Bethesda 1. Lindawati Suheli
Dian 2. Siti
2 Lk.VII 17
Rahmaini
3. Tri
Asmiati
4. Rika
Mauliza
5. Lindawati
1 Cempaka 17-Nov- Bethesda 1. Aflah Noorleli
3 XIV/Lk. XIV 17 Widayana
Maharani 2. Yuli 0812 4099
Blok. II
Fachyuni 044
3. Ari Afriani
4. Utami
5. Aflia
Hilwana
1 Cempaka III Lk. 20-Nov- Murni 1. Rulyati Abdullah
May 2. Henny 0812 6002
4 III 17
6969
3. Nurfadila
4. Nurhasana
h
5. Junita
1 Cempaka 20 Nov- Elisa 1. Badraini Mawardi
5 XXI/Lk. XXI 17 Arita
Vera 2. Herta 0813 9609
Blok IX
Pangaribua 0454
n
3. Nurleli
4. Asleni
Tanjung
5. Ema
1 Cempaka 20-Nov- Nauli 1. Arbah

47
6 XVII/Lk.XVII 17 Rotua 2. Rani
3. Fitriani
Blok V
4. Sri Rahayu
5. Indah
Mendrofa

1 Cempaka 21-Nov- Faridah 1. Hj. Ribut Gunung


Lili 2. Fitria 0812 6945
7 XIX/Lk.XIX 17
Ardhianti 4206
Blok VII
3. Nova Sari
4. Erfiyanti
5. Kiki Maya
Sari

48
1 Cempaka 22-Nov- Murni 1. Maslina Kabarsyah
8 XX/Lk. XX Blok 17 Pane
Elisa 2. Nurlena 0856 6133
VIII
061
3. Anita 0821 6433
Rahim 6233
4. Tuti
Yuliana
5. Ika Rosita
1 Cempaka VIII 23-Nov- Lili 1. Hariyanti Idris
Dian 2. Sabaria 0812 6958
9 Lk. VIII 17
7005
3. Rohana 0822 7258
8374
4. Sri Kurnia
5. Sri
Maharani
2 Cempaka V 27-Nov- Lisbet 1. Ida Hariati Lena (Kader)
Rumondan 2. Nurlena 0813 9727
0 Lk.V 17
g 2244
3. Sutini
4. Rika Sari
5. Fitri
Daningsih

3.5.6.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


a. Tujuan
Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
kesehatan melalui kegiatan sanitasi serta pencegahan.
b. Sasaran
a. Daerah yang rawan air bersih.
b. Daerah yang rawan penyakit menular.
c. Daerah percontohan dan pemukiman baru.
d. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah
ibadah, dan lain-lain.

49
e. Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kotor.
c. Kegiatan
a. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang
memenuhi syarat kesehatan.
b. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup:
 Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban
keluarga
 Mendata sarana air minum.
 Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
 Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik bagi
kesehatan.
c. Higiene dan Sanitasi Lingkungan berupa pengawasan
kesehatan dan tempat-tempat umum serta tempat pengolahan
dan penyajian.
d. Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Tabel 3.9 Distribusi Sarana di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung


Tahun 2017
N JUMLAH YANG
SARANA JENIS/ MACAM SARANA
o ADA
1 Kesehatan 1. Jumlah Rumah 16.361
Lingkungan 2. Tempat Sampah
Perumahan Sementara 16.361
3. Jamban/WC
4. Sarana Air Limbah
Tertutup

2. Penyehatan 1. Sumur Gali 80


Air Terlindung 16.356
2. PDAM (Perpipaan) 14

50
3. Depot Air Minum 4
4. Pembuatan Roti
(Bakery) 2
5. Pembuatan Tahu dan
Tempe 6
6. Restaurant/ R.Makan 40
7. Warung Jajanan/
Kantin 4
8. Kedai Kopi
1. Salon 10
Tempat- 2. Pasar Tradisional 3
3.
Tempat Umum 3. Minimarket 3
4. Toko Grosir 3
4. NonTPM 1. Bengkel 3
1. Rumah Sakit 1
Sarana 2. Balai Pengobatan 22
5.
Kesehatan 3. Puskesmas 1
4. Puskesmas Pembantu 1
1. PAUD/ TK 19
Sarana 2. SD/MIN 22
6.
Pendidikan 3. SLTP/ MTs 9
4. SMA/MAN/SMK 5
1. Jumlah Mesjid/
42
Musholla
7. Ibadah 26
2. Jumlah Gereja
2
3. Jumlah Vihara
Sarana
8. 1. Pemerintah 2
Perkantoran

51
Tabel 3.10 Distribusi sarana sumber air, sarana pembuangan kotoran,
pembuangan sampah, perumahan penduduk, dan
pembuangan air limbah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Martubung.

N SARANA  JENIS / MACAM BESAR TANGKAHAN


O SARANA Yang ada Yang ada
1 Penyediaan 1. PDAM 16.361 5.854
air bersih (KK) 2. SPT/Sumur Bor 199 181
3. Sumur gali 2.270 340
4. Lain-lain    
2 Pembuangan 1. Septik tank dan leher 10.507 5.854
kotoran angsa
2. Jamban leher angsa - -
penduduk (KK)
3. Jamban cemplung - -
4. Lain-lain - -
3 Pengolahan 1. Dikelola PD 9.522 4.704
Sampah Kebersihan
2. Lubang 850 900
sampah/dibakar
3. Lain-lain 135 250
4 Perumahan 1. Permanen 9.857 5.104
2. Semi permanen 650 750
3. Papan / tepas 0 0

52
Tabel 3.11 Distribusi sarana sumber air, jamban, pembuangan
sampah,perumahan penduduk dan pembuangan air limbah
penduduk di wilayah Puskesmas Martubung
No Uraian Sarana Sasaran Target Cakupan %
(%)
1 Sumber air PDAM 4.697 100% - -
SGL 2.878 100% - -
(KK)
Pompa Tangan 404 100% - -
Lain – lain 111 100% - -
2 Jamban Leher angsa + 6.034 100% - -
(KK) septic tank
Cemplung 1.798 100% - -
Lain – lain 351 100% - -
3 Sarana Dikelola pada 4.968 100% - -
pengelolaan kebersihan
Lubang 2.323 60% - -
sampah
sampah/dibakar
(KK)
Berserakan 892 60% - -
4 Perumahan Permanen 4.727 75% - -
Semi permanen 2.418 75% - -
Penduduk
Darurat 1.138 75% - -
5 Pembuangan Menggunakan 1.766 80% - -
Air Limbah SPAL
Lancar Tanpa 2.993 37,07% - -
SPAL
Menggenang - -

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar air bersih
penduduk berasal dari PDAM sebanyak 4.697 KK (target 100%) dan yang
memenuhi cakupan 4.648 KK (pencapaian 98,97%).
Jenis jamban keluarga yang digunakan yaitu tipe leher angsa
dilengkapi septic tank sebanyak 6.034 KK (target 100%) dan yang
memenuhi cakupan 6.028 KK (pencapaian 99,89%). Sistem pembuangan
sampah sebagian besar dikelola oleh petugas kebersihan sebanyak 4.968
KK (target 100%), jenis perumahan penduduk sebagian besar adalah
permanen sebanyak 4.851 KK (pencapaian 97,65%) dan penduduk yang

53
menggunakan SPAL sebanyak 4.224 KK (target 100%) yang memenuhi
sekitar 3.470 KK (pencapaian 82,14 %).

3.5.6.3 KB, KIA dan Program Imunisasi


3.5.6.3.1 Keluarga Berencana
a. Pengertian:
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur
kesuburan agar menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Sasaran :
PUS, ibu hamil, dan ibu menyusui.
c. Tujuan:
Kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam
kelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
d. Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan
usaha-usaha terpadu.
2. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk
IUD, pil, kondom, suntikan, Kontap dan susuk.
3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos
KB dan Posyandu wilayah kerja Puskesmas.
4. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi
motivator KB.
5. Melayani konsultasi dan konsultasi Kontap.
6. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan tahunan.

54
Tabel 3.12 Laporan Program KB Di Wilayah Kerja Puskesmas MartubungBulan Januari - Oktober 2017
NO JENIS KB SASARA JA FE MA AP MEI JU JU AGUS SEPT OKT TOTAL
N N B R R N L T
1. IUD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Implan 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 5
3. Suntik 17 18 20 16 19 15 18 14 16 19 172
4. Pil 26 25 20 27 25 24 26 22 27 26 248
Metode Operasi
5. PUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Wanita (MOW)
Metode Operasi
6. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pria (MOP)
7. Kondom 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. OV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Peserta KB
425
Aktif  

55
Gambar 3.2 Grafik Aseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung
Januari – Desember 2016

3.5.6.3.2 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


a. Pengertian
KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, serta anak
prasekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan bangsa pada umumnya.
b. Sasaran
1. Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan balita
2. Anak usia prasekolah.

c. Tujuan
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu timbang
berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus
uteri, pemberian tablet tambah darah, serta vitamin A.
2. Melaksanakan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan
gizi, perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan
lingkungan.
3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB.

56
4. Membina Posyandu.
5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit, apabila penyakitnya tidak
dapat ditanggulangi di Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok
PeminatKesehatan Ibu dan Anak).
7. Pemberian Imunisasi pada bayi, Balita, ibu hamil dan calon
pengantin.

d. Kegiatan
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu
menyusui.
2. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
3. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
4. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak
yang menderita diare dengan pemberian cairan peroral.
5. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
6. Menjalankan kunjungan rumah.
7. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
8. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

57
Tabel 3.13 Laporan Kesehatan Ibu Dan Anak Serta Program KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan
Medan Labuhan Januari – Oktober 2017
Cakupan
No Progam Target Sasaran Mei Juni Juli Agustus Septembe Oktober
Jan Feb Mar April
r
KIA
1. K1 95% 1119 105 84 88 93 97 96 85 78 83 87
2. K4 95% 1114 100 80 84 88 94 94 83 77 80 85
3. Kn1 90% 1020 97 80 84 78 94 94 83 77 80 85
4. Kn2 90% 1020 82 73 77 85 93 92 82 75 78 83
5. DRT 20% 224 5 9 8 6 9 7 5 4 7 7
6. KPKIA 0/kel 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7. Persalinan 90% 1090 97 79 85 88 96 94 83 77 80 85
ASI
8. 70% 51 28 28 23 32 30 35 30 30 28
Eksklusif
9. Fe 100 80 84 88 94 94 83 77 80 85
10. BBLR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama sebanyak 896 orang (80%) dan
melakukan kunjungan kembali yang keempat sebanyak 865 orang (77%) . deteksi resiko tinggi pada ibu hamil sebanyak 67 (12,5%).
Kelompok peminat kesehatan ibu dan anak setiap bulannya berjumlah 2 (100%). Berdasarkan tabel diatas jumlah kunjungan anak
pertama kalinya sebanyak 852 (83%)dan kunjungan selanjutnya sebanyak 820 (86%). ASI ekslusif sebanyak 315. Fe sebanyak 865
orang Persalinan sebanyak 864 (79%). Dan tidak ditemukan BBLR. Dari data diatas bahwa target belum terpenuhi yaitu sebesar
95%, tetapi data tersebut masih belum lengkap dikarenakan data bulan november dan bulan desember belum dimasukkan.

59
3.5.6.3.3 Imunisasi
A. Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada
tubuh terhadap penyakit tertentu.
B. Tujuan
 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
 Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil
danpencegahan penyakit.
C. Sasaran
Bayi, Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur
(PUS).
D. Macam-macam Imunisasi
 BCG
Kegunaan
Menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap
penyakit TBC terhadap anak.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali.
2. Lokasi pemberian pada lengan kanan atas.
3. Dengan injeksi sc.
4. Dosis 0.05 cc
 DPT
Kegunaan
Untuk mencegah Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 3
kali.
2. Dosis 0.5 ml dengan interval minimal 4 minggu,
sebanyak 3 kali suntikan.
3. Lokasi suntikan dipaha luar.
4. Injeksi IM.

60
 Polio
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap Penyakit Polio.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 4
kali.
2. Diberikan dengan meneteskan kedalam mulut.
 Campak
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 9-11 bulan, sebanyak 1
kali.
2. Lokasi pemberian pada lengan kiri.
3. Dengan injeksi Subkutan
4. Dosis 0.5 ml
 Tetanus Toxoid
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tetanus
Cara Pemberian
Diberikan pada murid kelas V SD, calon pengantin (PUS),
diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu
 Hepatitis B
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 0-7 hari, diberikan 3 kali
dengan interval minimal 4 minggu pada pemberian I
dan II. Pemberian ke II dan III diberikan dengan
interval 5 bulan.
2. DenganInjeksimemakai unije.

61
Tabel 3.13 Laporan Kegiatan Pemberian Imunisasi Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Martubung Kecamatan Medan
Labuhan Januari-Oktober 2017
Cakupan
` Target Sasaran Mei Juni Juli Agus Sept Okt
Jan Feb Mar April
t
1. BCG 97% 1400 83 65 83 87 77 81 80 79 82 84
2. DPT HB 1 90% 85 84 85 85 78 77 78 80 80 80
3. DPT HB II 79 84 79 87 75 71 73 74 77 79
4. DPT HB III 97% 80 85 80 85 78 80 80 80 89 93
5. Polio I BAYI 83 85 83 84 78 81 82 86 84 85
6. Polio 2 90% 79 84 79 85 75 73 80 76 78 79
7. Polio 3 82 85 82 85 75 76 77 81 82 79
8. Polio 4 84 85 84 84 80 81 84 80 81 81
9. Campak 81 87 81 84 66 81 82 85 85 83
10. HB 0 - 7 hari 79 84 79 85 65 69 72 80 79 85
11. TT I 1430 8 10 8 0 12 9 8 3 3 6
12. TT 2 4 6 4 0 7 4 4 0 0 2
13. TT 3 3 0 3 0 3 0 0 0 0 0
14. TT 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
15. TT 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16. Campak (SD kelas 1) 1474 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1409
17. DT dan TD (SD kelas 1 ) 91% 1474 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18. (SD kelas 2) 94% 1387 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19. (SD kelas 3) 95% 1347 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa pemberian imunisasi terbanyak adalah campak (SD kelas 1) sebanyak 1409 orang, polio I
sebanyak 831 orang, dan DPT, HB III sebanyak 830 orang dan pemberian imunisasi terendah adalah TT 2 sebanyak 9 orang.

63
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

3.5.6.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Batasan
Usaha perbaikan gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk
untuk mencegah dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di
Indonesia dengan jalan menurunkan jumlah penderita kurang gizi serta
untuk meningkatkan status gizi masyarakat secara keseluruhan.
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
a) Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan
posyandu, pelayanan dipuskesmas pembantu maupun pos
kesehatan.
b) Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran
serta aktif dari ibu-ibu kader posyandu maupun dari tokoh
masyarakat dalam pelaksanaan posyandu.
c) Meningkatkan kerja sama dengan lintas sektoral maupun lintas
program.
2. Tujuan Khusus
a) Menurunkan kadar KEP dan Gaki
b) Menurunkan penderita anemia gizi terbaru pada ibu hamil
c) Menurunkan penderita kekurangan vitamin A
c. Sasaran
a) Balita
b) Ibu menyusui
c) Ibu Hamil
d) Penderita dari balai pegobatan
d. Kegiatan Gizi
1. Dalam Gedung
a) Pojok Gizi
b) Pelayanan Gizi terdiri dari : penyuluhan dan konsultasi gizi
serta penyediaan makanan.

64
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

2. Diluar Gedung
a) Pemberian paket pertolongan gizi
b) Penyuluhan kelompok
c) Pemantauan status gizi
e. Pelaksanaan Pojok Gizi
1. Kegiatan pojok gizi
a) Tenaga 1 orang D1 gizi
b) Diawali dengan pengenalan program kesemua staf
puskesmas dengan materi yang sama pada saat pelatihan
gizi sekabupaten.
2. Bentuk kegiatan pojok gizi
a) Penyuluhan perorangan diruang pojok gizi
b) Penyuluhan kelompok pada posyandu untuk ibu hamil,
bayi, balita.
c) Penyuluhan kelompok pada lansia.
3. Sasaran Program Pojok Gizi
a) Bayi dan balita KEP
b) Bumil resiko tinggi
c) Penderita DM, Hipertensi, Obesitas, KP, Tifoid
4. Metode Pelaksanaan
a) Waktu : tiap hari sesuai dengan jam kerja
puskesmas.
b) Sarana : ruang gizi, peralatan yang digunakan, leaf DM,
rendah garam, rendah kolesterol, TKTP, rendah kalori, satu
seed foot motel, macam buku panduan.
c) Pelaksanaan 1orang MADE, 1 orang D1 gizi
d) Metode :wawancara, observasi (ruang gizi dan posyandu),
membaca kediaman medis, pengamatan langsung
dilapangan, cara evaluasi dengan monitor perkembangan
BB, keadaan fisik, data laboratorium dan data klinis.

65
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

5. Dana Swadaya Puskesmas dan Program


Potensi yang mendukung untuk mengembangkan
pokok gizi puskesmas
a) Kebijakan dari puskesmas
b) Tersedia sarana dan prasarana dari swadaya puskesmas
meskipun masih kurang
c) Adanya tenaga professional dan bidan yang memonitor
sasaran
d) Keberadaan polindes sehingga membantu memonitor
sasaran
e) Khusus di Kota Medan karena merupakan program rutinitas
maka dipandang perlu untuk ditingkatkan

66
Tabel 3.14 Laporan Perbaikan Gizi, Pemberian Kapsul Vitamin A dan Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas
Martubung Kecamatan Medan Labuhan Januari-Oktober 2017
Cakupan
No
Progam Target Sasaran Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agustu Sept Okt
.
s
1. Perbaikan gizi
D/S 85% 8482 7450 7494 7519 7529 7532 7540 7552 7554 7563 7572
8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482
N/D 85% 8482 6986 7104 7162 7235 7242 7249 7252 7250 7262 7273
7450 7494 7519 7529 7532 7537 7542 7555 7563 7572
K/S 80% 8482 7556 7578 7627 7580 7611 7619 7623 7630 7633 7645
8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482
D/K 70% 8482 7450 7494 7519 7529 7533 7537 7542 7545 7563 7572
7556 7578 7627 7580 7611 7619 7623 7630 7633 7645
N/S 40% 8482 6986 7104 7162 7235 7242 7449 7252 7250 7262 7273
8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482 8482
PL / PA 34/34 34/34 34/34 34/34 34/34 34/34 34/34 34/34 34/34 34/34

2. Distribusi Fe
Fe Bumil 95% 1633 0 84 0 0 88 0 0 0 0 0
Fe Nifas 80% 1489 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Distribusi vitamin A
Bayi 85% 721 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Balita 85% 5746 0 5009 0 0 0 0 0 5123 0 0
Nifas 100% 1489 125 79 85 0 96 0 0 82 79 92

68
Tabel 3.15 Jumlah Anak Gizi Buruk di Puskesmas Martubung Periode Januari- Oktober 2017
CAKUPAN
GIZI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agus Sept Okt
BURUK B L B L B L B L B L B L B L B L B L B L
8 0 0 8 0 7 1 9 2 9 0 11 0 11 0 11 0 9 1 8

Keterangan :
S : Semua balita di wilayah kerja puskesmas.
K : Semua balita yang terdaftar dan mempunyai KMS.
D : Semua balita yang ditimbang di posyandu.
N : Semua balita yang naik timbangannya.
Dari tabel diatas dapat di lihat hasil pencapaian program upaya peningkatan gizi dimana target SKDN secara
keseluruhan:
Target N/S = Pencapaian Program (target : 40%)
Target K/S = Cakupan Program (target : 80%)
Target D/S = Partisipasi Masyarakat (target : 80%)
Target D/K = Penggerak (target : 70%)
Target N/D = Keadaan Pertumbuhan Balita (target : 85%)
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi


masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Martubung masih kurang
dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat tersebut tentang
pentingnya posyandu bagi kehidupan mereka, juga kurangnya pengetahuan
masyarakat bahwa anak masih harus tetap dibawa ke posyandu walaupun
telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

3.5.6.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Penyakit menular adalah penyakit yang dapat dipindahkan dari orang
atau hewan yang sakit, dari serervoir ataupun benda benda yang
mengandung bibit penyakit lainnya kemanusia sehat.
a. Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat.
b. Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit meliputi kegiatan
pasif, dimana kegiatan pasif adalah penderita mengunjungi puskesmas.
Sedangakan kegiatan aktif dimana petugas melakukan kunjungan ke
rumah-rumah pasien untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan.
Kegiatan P2M yang dilakukan di Puskesmas Martubung karena :
1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yangdapat dicegah
dengan imunisasi, misalnya: campak dan TB paru.
2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene
dan sanitasi, misalnya: diare.
3. Masih tingginya angka penyakit menular yang ditulari secara
langsung, misalnya: TB paru, ISPA, dan masih ada ditemukan
penyakit varisela.

70
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

4. Kegiatan-kegiatan P2M berupa:


a) Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.
b) Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, Campak, Polio, DT
dan TT.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan
pemberantasan penyakit:
a) Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
b) Melaporkan penyakit menular.
c) Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang
masuk menemukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber
penularannya.
Tindakan permulaan untuk menahan penularannya:
a) Menyembuhkan penderita hingga sehat.
b) Pemberian imunisasi.
c) Pemberantasan vektor nyamuk (PSN dan fogging).
d) Pendidikan kesehatan pada masyarakat agar mandiri tentang
kesehatan(penyuluhanPHBS)

71
Cakupan Jumlah
No Program Target Sasaran
Jan Feb Mar Apr Mei  Jun Jul Agt Sept Okt
1 Suspect 60
80% 710 50  30  50 40 30 20 30 40 55 375
2 BTA (+) 6
80% 71  7 3 7 5 4 5 4 4 7 52
3 Sembuh 5
80% 71 3 7 2 4 7 4 4 3 4 43
4 Rontgen (+) 0
 - -  1 0 3 2 1 0 1 3 0 11
5 Ekstra Paru 0
 -  - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Anak (1-4 tahun) 0
 -  - 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3
7 Meninggal 0
 -  - 0 0 0  0 0  0  0   0 0   0
Tabel 3.16 Distribusi Program TB Paru di Puskesmas Martubung Januari-Oktober 2017

Berdasarkan tabel 3.16 diatas diperoleh bahwa suspect TB merupakan jumlah terbanyak dalam program tb paru sebanyak
375 orang (52%) dan dan anak – anak usia 1 sampai 4 tahun merupakan kelompok usia terkecil penderita tb paru. Tidak ditemukan
kasus TB extra paru atau pun penderita TB yang meninggal di puskesmas Martubung.

72
Tabel 3.17 Laporan Program P2P/ISPA Puskesmas Martubung Januari-Oktober 2017
No. Puskesmas Jumlah Jumlah ISPA > 5 Tahun
Penduduk Kunjungan Balita
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt
Usia Balita Batuk/Kesukaran
Bernafas
1. Besar 415 248 186 210 133 101 106 54 63 53 70 220

2. Tangkahan 235 93 266 217 155 71 49 64 84 36 74 215

Berdasarkan tabel 3.17 ditemukan bahwa pederita ISPA > 5 tahun di kelurahan tangkahan lebih banyak sebanyak 1231 orang
dibandingkan dengan kelurahan besar sebanyak 1196 orang. Jumlah penduduk usia balita terbanyak terdapat pada kelurahan besar
sebanyak 415 orang dibandingkan dengan kelurahan tangkahan sebanyak 235 orang. Jumlah kunjungan balita yang menderita batuk
atau kesukaran batuk lebih banyak pada kelurahan besar sebanyak 248 orang dibandingkan dengan kelurahan tangkahan sebanyak 93
orang.

73
Tabel 3.18 Distribusi jumlah Penderita Penyakit Diare Berdasarkan Kelurahan di Puskesmas Martubung Januari-
Oktober 2017

JUMLAH PENDERITA TOTAL


BULA 0-7 8-28 1bl < 10-14 15-19 20 - 44 45-54 55-59 60-69 > 70
1-4 thn 5-9 thn
N hari hari 1 thn thn thn thn thn thn thn thn
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Jlh
2 1 4
Jan 0 0 0 0 2 3 10 10 4 6 2 2 4 5 2 3 0 0 0 0 0 0 49 90
8 2 1
1 1 4
Feb 0 0 0 0 5 6 6 9 11 7 4 6 3 3 4 2 0 1 1 4 1 0 53 96
7 1 3
2 2
Mar 0 0 0 0 7 5 0 0 16 0 0 4 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 59
7 1
1 1 1 1 6
April 0 0 0 0 18 7 7 5 4 2 1 9 2 4 2 2 3 2 0 0 59 119
7 2 6 0 0
1 1 1 5
Mei 0 0 0 0 25 4 5 7 4 2 2 10 5 3 1 0 1 2 0 0 0 59 115
3 3 8 6
1 1 2 6
Juni 0 0 0 0 24 3 3 5 3 4 4 2 4 2 5 6 4 4 3 0 0 59 123
0 4 3 4
1 2 1 5
Juli 0 0 0 0 6 14 13 3 3 1 8 11 1 2 1 0 0 1 1 0 0 63 114
2 3 1 1
Agus 0 0 0 0 1 3 3 14 3 12 5 9 1 2 18 5 5 2 3 1 3 0 0 0 76 4 124

74
7 8
1 1 1 5
Sept 0 0 0 0 5 7 3 4 3 3 4 3 15 9 7 0 0 0 0 0 0 49 72
0 5 6 3
5
Okt 0 0 0 0 0 0 4 3 2 4 3 16 2 14 8 4 6 8 6 2 2 3 0 0 33 87
4

Dari tabel 3.18 bahwa pendita diare paling banyak pada bulan agustus sebanyak 124 orang diikuti bulan juni sebanyak 123
orang dan jumlah penderita diare terkecil pada bulan maret sebanyak 59 orang. Diperoleh bahwa laki-laki lebih banyak menderita
diare sebanyak 538 orang dibandingkan perempuan sebanyak 491 orang.

75
Tabel 3.19 Kasus DBD di Puskesmas Martubung Januari-November 2017

N J UMU RUMAH TGL TRO


O TGL NAMA K R SAKIT MASUK ALAMAT KEL MBO HEMA KET
Abdul 15/12/201 Jl.Pancing V
1 1/4/2017 Halim L 07 thn Delima 6 Gg.Ashobirin Lk.III B 31000 43.9% Sembuh
25/12/201 Jl.Pancing I 13500
2 1/5/2016 Sadiah P 13 thn Delima 6 Gg.Pribadi Lk.III B 0 37.7% Sembuh
Ratu Jl.Pancing I 11500
3 1/6/2016 Balqis P 10 thn Delima 2/1/2017 Gg.Manggis Lk.III B 0 34.7% Sembuh
Dion Martha Jl.Tempirai I Blok VII
4 1/13/2017 Moses P L 08 thn Friska 4/1/2017 Lk.XIX B 23000 38% Sembuh
Magdalen Martha Jl.Tempirai I Blok VII
5 1/13/2017 e W P P 11 thn Friska 6/1/2017 Lk.XIX B 53000 41% Sembuh
Nazwa Colombia Jl.T. Utama 11 No.377 Meningg
7 1/23/2017 Fatin P P 04 thn Asia 19/1/2017 Lk.XVI B 14000 46.1% al
Alwi Colombia Jl.T. Utama 11 No.377
8 1/23/2017 Ahmad P L 10 thn Asia 19/1/2017 Lk.XVI B 77000 37% Sembuh

76
Putri Mitra Jl.T.Sentosa 22 No.99
9 1/25/2017 Imanda P 20 thn Medika 20/1/2017 Lk.XVI B 64000 40.2% Sembuh
Dian
Novita Malahaya Jl.Pancing V No.151
10 1/25/2017 Sari P 27 thn ti 1/21/2017 Lk.II B IgG + IgM + Sembuh
Siti Mitra Jl.Pancing I No.159
11 1/29/2017 Humairah P 13 thn Medika 6/1/2017 Lk.IV B 81000 35.6% Sembuh
Martha Jl.T. Lestari 16 No.483
12 2/7/2017 Reinaldo L 15 thn Friska 27/1/2017 Lk.XVII B 79000 39% Sembuh
Hasandro Mitra Jl.Jala Permai I No.40
13 2/8/2017 S L 11 thn Medika 15/1/2017 Lk.XX B 70000 34.5% Sembuh
14 2/18/2017 Tri Wulan P 09 thn Delima 8/2/2017 Jl.Pancing II Lk.V B 49000 38.4% Sembuh
Jl.T.Utama 4 No.396
15 2/20/2017 Syarah P 10 thn Delima 10/2/2017 Lk.XVI B 88000 40.6% Sembuh
Ath Mitra Lorong Tengah
16 3/1/2017 Thaariq R L 09 thn Medika 19/2/2017 Gg.RestuLK.VI T 91000 41.0 % Sembuh
Mitra Jl.Pancing I Gg.Jambu
17 3/2/2017 Nayra M P 03 thn Medika 22/2/2017 No.72 B 14000 41.2% Sembuh

77
Mitra Jl.Rawe VII
18 3/6/2017 M.Pandu L 19 thn Medika 2/3/2017 Gg.Kamboja LK.IX T 87000 46.3% Sembuh
Sundari Mitra Jl.T.Sentosa 15 No.93
19 3/9/2017 Novita S P 23 thn Medika 6/3/2017 Lk.XV B 24000 38.0% Sembuh
Mitra Jl.T.Sentosa 16
20 3/10/2017 Dandi A L 16 thn Medika 8/3/2017 No.135 Lk.XV B 86000 46.3% Sembuh
Mhd.Isma Komp.PTPN IV 10600
21 3/13/2017 il L 19 thn Delima 6/3/2017 Jl.B.Raya Lk.VI B 0 41.97% Sembuh
Pdt.Maria Jl.T.Utama Raya Blok
22 3/15/2017 R P 49 thn Delima 9/3/2017 III Lk.XV B 17000 43.5% Sembuh
M.Daffa Mitra Jl.T.Sentosa 16
23 3/16/2017 Harris L 09 thn Medika 9/3/2017 No.135 Lk.XV B 95000 35.7% Sembuh
Mitra Jl.T.Sentosa 2 No.25
24 4/4/2017 Rasbiah P 55 thn Medika 24/3/2017 Lk.Xv B 74000 37.4% Sembuh
Ade Mitra Jl.T.Sentosa 2 No.25
25 4/5/2017 Muamar L 20 thn Medika 27/3/2017 Lk.Xv B 91000 39% Sembuh
Rosmawa Klinik
26 5/2/2017 ti P 47 thn Zenety 5/5/2017 Jl.Rawe 7 Lk IX T 43000 46.5% Sembuh

78
Ayu Klinik
27 5/12/2017 Kurniati P 16 thn Zenety 4/5/2017 Jl.Rawe 7 Lk IX T 95000 43.2% Sembuh
15/15/201 Dra.Hami Mitra Jl.T Sejati I No.66 Lk
28 7 dah L P 48 thn Medika 12/5/2017 XVIII B 25000 36% Sembuh
Ridah Mitra
29 5/22/2017 Ayu R P 17 thn Medika 18/5/2017 Jl.Rawe 7 Lk IX T 27000 33.2 % Sembuh
                   
Asyifa Mitra
30 6/2/2017 Adriomi L 12 thn Medika 29/5/2017 Jl.Rawe 4 Lk VI T 43000 39.2 % Sembuh
Mitra
31 6/2/2017 M.Satria L 05 thn Medika 29/5/2017 Jl.Rawe 2 Lk IV T 30000 29.6 % Sembuh
Cthyatira Columbia Jl.T . Sentosa Blok III
32 6/3/2017 T.M P 22 thn Asia 24/5/2017 Lk.XV B 65000 41.3 % Sembuh
Yemima Mitra Jl.Tangguk I Blok II
33 6/8/2017 S P 13 thn Medika 2/6/2017 Lk.XIV B 94000 39.8% Sembuh
Ahmad Jl.Tangguk Sentosa
34 6/10/2017 Anshari L 18 thn Delima 10/6/2017 Blok IVLk.XVI B 68000 41.5% Sembuh

79
Rotua Columbia Jl.T. Lestari Raya Blok
35 6/14/2017 Marbun P 36 thn Asia 17/6/2017 V Lk.XVII B 17000 42.9% Sembuh
Mitra
36 6/20/2017 Kanaya N P 11 bln Medika 5/6/2017 Jl.Rawe II Lk. IV T 99000 35% Sembuh
M.Abdi Mitra
37 7/1/2017 Berutu L 08 thn medika 18/6/2017 Jl.Rawe II Lk.IV T 45000 40.2% Sembuh
Klinik
Nurmala Roja Jl.T.Sentosa 19 No.64
38 7/3/2017 Sari P 25 thn Syifa 22/6/2017 Lk.XV B 34000 39% Sembuh
Klinik
Rahmad Roja Jl.T.Sentosa 16
39 7/6/2017 Khairil L 09 thn Syifa 21/6/2017 No.143 . Lk.XV B 74000 39.2% Sembuh
Rizka Mitra
40 7/8/2017 Apriyani P 17 thn Medika 5/7/2017 Jl.Pancing V Lk.III B 88000 37.8% Sembuh
Mitra
41 7/10/2017 Jumiatik P 41 thn Medika 6/7/2017 Jl.Pancing V Lk.II B 30000 44.4% Sembuh
Roberkat Mitra Jl.Tangguk I Blok II
42 7/11/2017 Sinaga L 12 thn Medika 26/6/2017 No.57 Lk.XIV B 96000 39% Sembuh
Putri Jl.Tempirai Raya
43 7/13/2017 Arisandi P 25 thn Delima 23/6/2017 No.202 Lk.XVII B 48000 43.4% Sembuh

80
Gading Martha Jl.T.Sentosa 2 No.36
44 7/17/2017 Fikri L 08 thn Friska 23/6/2017 Lk.XV B 28000 39% Sembuh
Ristauli Mitra Jl.T.Sentosa 16
45 7/19/2017 Sinurat P 36 thn Medika 5/6/2017 No.122 Lk.XV B 51000 49.1% Sembuh
Ina Rumkit Jl.T.Lestari Raya
46 8/1/2017 Kesuma P 63 thn TK 2 26/7/2017 No.209 Lk.XVII B 62000 41.9% Sembuh
Murni Jl.T.Sentosa 19 No.72
47 8/3/2017 Isrina T. S P 45 thn Teguh 27/7/2017 Lk.XV B 45000 40.4% Sembuh
Sufina Jl.Tempirai 1 N0.30
48 8/4/2017 Astuti P 33 thn Aziz 24/7/2017 Lk.XIX B 57000 33.4% Sembuh
Putri
Hijau Jl.Tempirai 2 No.64
49 8/5/2017 Martina P 17 thn TK.II 23/7/2017 Lk.XIX B 74000 34.4% Sembuh
Harman Martha Jl.Tuar Indah 11 No.23
50 8/8/2017 R.S L 40 thn Friska 7/8/2017 Lk.XXI B 28000 52% Sembuh
51 7/09/2017 Chauri P 8 thn Martha 2/6/2017 Jl. Kerapu II Blok E T 3200 38% Sembuh
Andini Friska No.99 GM 2 0
52 13/09/201 Bintang T. L 6 thn Mitra 11/09/201 Jl. Tangguk Raya No. B 9700 35% Sembuh
7 S Medika 7 29 Lk. 23 0
53 19/09/201 Andi Citra P 15 thn Culombia 8/09/2017 Jl. Tempirai 4 No. 286 B D.NS 41% Sembuh
7 Anisa Asia Lk. XIX I+
54 19/09/201 Andi P 23 thn Culombia 8/09/2017 Jl. Tempirai 4 No. 286 B 4800 41% Sembuh

81
7 Anggi I Asia Lk. XIX 0
55 20/09/201 Elma P 18 thn Klk. 9/09/2017 Jl. Tuar Indah 11 No. B 8300 29% Sembuh
7 Pancur 32 Lk. XXI 0
Batu
56 21/09/201 Bintang P 31 thn Mitra 17/09/201 Jl. Jaring 5 No. 78 B B 6100 32% Sembuh
7 Medika 7 Lk. XXIII 0
57 23/10/201 Ismi P 17 thn Mitra 17/10/201 Jl.Pancing V Gg.SBY B 6900 27,4% Sembuh
7 Habibah Medika 7 LK II 0
58 01/11/201 Al Fakis L 03 thn Mitra 26/10/201 Jl.Rawe 7 Gg.Bejo T 2300 47,4% Sembuh
7 Rahman Medika 7 Lk.IX 0
59 02/11/201 M.Shiddiq L 09 thn Mitra 30/10/201 Jl.Rawe 2 Lk IX T 4700 41,6% Sembuh
7 Medika 7 0
60 04/11/201 Subandi L 34 thn Mitra 03/11/201 Jl.Rawe 2 Lk IV T 2700 44,3% Sembuh
7 Medika 7 0

82
61 14/11/201 Yahya L 14 thn Mitra 06/11/201 Jl.Rawe 2 Lk III T 6300 41,9% Sembuh
7 Nur Alim Medika 7 0
62 17/11/201 Dela P 11 thn Mitra 06/11/201 Jl.Rawe 3 Lk.III T 2600 36,5% Sembuh
7 Fenita S Medika 7 0
    Cakupan
No Program Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Jumlah
1 Jumlah rumah yang di PSN 320 320 175 25 25 25 50 50 40 50 1055
2 Jumlah rumah yang diabate 9 20 10 8 3 1 10 17 9 8 95
3 Jumlah rumah yang di PE 136 68 126 34 54 126 153 90 115 23 925
4 Jumlah penderita 10 4 8 2 4 7 9 5 6 1 56

Dari tabel 3.19 bahwa diketahui jumlah trombosit penderita DBD yang tertinggi adalah 135000 sedangkan yang terendah
Tabel 3.20 Distribusi Program Pemberantasan Sarang Nyamuk di Puskesmas Martubung Januari-Oktober 2017

adalah 14000. Jumlah eritrosit tertinggi pada penderita DBD adalah 52 % sedangkan yang terendah adalah 27,4 %. Dari
seluruh penderita DBD sebanyak 24 orang berjenis kelamin Laki-laki dan 38 oramg berjenis kelamin Perempuan.

83
Dari tabel 3.20 diketahui bahwa jumlah rumah yang di PSN tertinggi pada bulan januari dan februari sebanyak 320 dan paling
terkecil pada bulan april, mei, dan juni sebanyak 25. Jumlah rumah yang diabate tertinggi pada bulan februari sebanyak 20 dan paling
tertinggi pada bulan juni sebanyak 1. Jumlah rumah yang di PE tertinggi pada bulan 153 dan paling terkecil pada bulan 23. Jumlah
penderita DBD terbanyak pada bulan januari yaitu 10 orang dan penderita DBD terkecil pada bulanoktober yaitu 1 orang.

84
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017
 Usaha Pengobatan
Bertujuan memberikan pertolongan segera dengan menyelesaikan
masalah kritis yang ditemukan untuk mengembalikan fungsi vital tubuh
serta meringankan penderita dari sakitnya.

Kegiatan yang dilakukan adalah:


a. Memeriksa dan mendiagnosa serta memeberikan obat yang sesuai
(sesuai dengan alur pelayanan).
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien
c. Melakukan tindakan P3K
d. Rujukan diberikan atas indikasi medis
Tabel 3.21 Data Kunjungan Pasien Per Bulan Puskesmas Martubung
Januari-Oktober 2017

Rincian Kunjungan
JAMKESMAS
No. Bulan TOTAL
UMUM , BPJS,
ASKES
1. Januari 2245 4943 7188
2. Februari 2125 4140 6265
3. Maret 1875 4687 6562
4. April 1660 3307 4967
5. Mei 1450 4134 5584
6. Juni 1658 3718 5376
7. Juli 1856 3838 5694
8. Agustus 685 2553 3238
9. September 685 2553 3238
10. Oktober 875 4443 5318
TOTAL 15114 38316 53430

Dari tabel 3.21 bahwa kunjungan pasien terbanyak adalah pasien jamkesmas,
BPJS, ASKES sebanyak 38.316 (71%) orang dibandingkan denngan pasien umum
sebanyak 15.114 (29%) orang. Jumlah kunjungan terbanyak pada bulan januari
sebanyak 7188 orang dan jumlah kunjungan terkecil sebanyak pada bulan agustus
dan september sebanyak 3.238 orang.

85
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Tabel 3.22 Data 12 Penyakit Terbesar di Puskesmas Martubung Januari –


Oktober Tahun 2017
Nama
N Ja Fe Ma Apr M Ju Ju Agu Se O Tota
Penyaki
o. n b r il ei ni li st pt kt l
t
78 66 35 25 54
1. ISPA 471 393 305 568 568 4914
6 9 7 8 4
Hiperte 14 13 16 15 12
2. 131 134 149 155 150 1430
nsi 2 2 9 5 3
17 18 15 14
3. Gastritis 109 123 141 115 115 52 1316
8 7 3 3
11 18 10
4. DM 92 144 167 189 103 103 79 1291
8 9 7
Reumati 10 10 14 13
5 113 113 166 125 125 64 1207
k 4 9 3 5
Infeksi
13 11 10
6 Penyaki 78 77 95 94 98 98 55 947
6 3 3
t Kulit
12 10
7. Diare 94 63 54 75 84 102 102 87 896
5 0
8. Karies 42 42 41 42 42 35 41 41 41 37 404
9 TB 37 30 32 25 30 30 35 30 30 27 306
10
Disentri 19 13 14 22 28 34 24 21 21 24 302
.
1301
Total 3

Berdasarkan tabel 3.22 diketahui bahwa ISPA merupakan penyakit paling banyak
di Puskesmas Martubung yaitu sebanyak 4914 kasus (37%) dimana pada bulan
januari merupakan bulan dengan angka kejadian ISPA paling tinggi yaitu
sebanyak 786 kasus (15%) dan kejadian ISPA paling kecil terjadi dibulan Juli

86
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

yaitu sebanyak 258 kasus (5%). Penyakit ke dua tertinggi sekaligus menempati
sebagai peringkat pertama dari penyakit tidak menular yaitu hipertensi yang
terjadi sebayak 1430 kasus (10%) dimana kasus terbanyak hipertensi terjadi pada
bulan mei yaitu 169 kasus (11%) dan angka kejadian paling kecil kasus hipertensi
terjadi pada bulan oktober sebanyak 123 kasus (8%). Disentri merupakan
penyakit dengan angka paling kecil dari 10 penyakit paling tersering, di
puskesmas Martubung dimana terjadi sebnayak 302 kasus (2%).

 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan
Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan dan dapat digunakan
sebagai bahan didalam menyusun rencana kerja.
1. Pembagian
a. Pencatatan
- Kegiatan administrasi
- Registrasi famili folder
- Registrasi kegiatan lain
b. Pelaporan
- Laporan kejadian luar biasa
- Laporan biasa, yaitu mencatat jumlah penyakit dan
pengunjung puskesmas
- Laporan mingguan, yaitu mencatat kasus penyakit menular
- Laporan bulanan, yaitu mencatat kegiatan puskesmas dan
posyandu
- Laporan triwulan, yaitu mencatat semua kegiatan
puskesmas dan rencana kerja selama triwulan.
- Laporan tahunan, yaitu mencatat semual laporan dalam satu
tahun yang diambil.
- Laporan khusus berupa penyakit, kematian dan obat.
 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Martubung

87
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

3.5.7.1 Usaha kesehatan Sekolah atau UKS

Kegiatan UKS di puskesmas Martubung


1. Mendata jumlah murid sekolah.
2. Melakukan pemeriksaan berkala
3. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau
ekstrakulikuler atau pelatihan dokter kecil/remaja
4. Memberikan pelatihan guru UKS
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi,
kesehatan lingkungan, P2N, imunisasi, dll.
6. Melakukan PSN dan gotong royong
7. Membuat rencana kerja bulanan dan laporan kerja bulanan, triwulan
dan tahunan

Tabel 3.23 Data Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Puskesmas Martubung


tahun 2017
No BULAN NAMA JUMLAH JUMLAH PENGUKURAN
SEKOLAH MURID DOKTER BB/TB
KECIL
1 Januari - 0 0 0
2 Februari SDN 068474 332 0 332
SD Awaslyah 404 0 404
29
SMP 25 532 0 532
3 Maret SD Awaslyah 699 0 699
30
SMK Kes 48 0 48
Delima
4 April SDN 060799 262 6 262
SDN 06475 221 0 221
5 Mei SDN 060953 262 10 262
SDN 222 0 222
HARVARD

88
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

3.5.7.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yangdilakukan memberikan penerangan kepada
pengunjung agar menjaga kesehatan, kebugaran tubuh dengan berolahraga.
Di puskesmas Martubung sendiri, kegiatan kesehatan olahraga sampai saat
ini belum berjalan dengan baik.
3.5.7.3 Upaya Perawatan Kesehatan
Tujuan:
1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada
pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikutsertakan
masyarakat dan kelompok masyarakat di sekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyarakat, mengenal kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan
dengan batas-batas kemampuan mereka.
3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu, dan
keluarganya.
3.5.7.4 Upaya Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja sampai sejauh ini berjalan dengan baik.
3.5.7.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya kesehatan gigi dan mulut (UKGM) adalah upaya pokok
yang menjadi beban puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak
pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah
khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang dapat
dilaksanakan:
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan
pencabutan gigi.
2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.

89
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Kegiatan yang dilakukan meliputi:


a. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan,
penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di
Puskesmas.
b. Usaha kesehatan gigi dan anak sekolah (UKGS).
c. Usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM).

Tabel 3.24 Data Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Januari-


September 2017
Penyakit
Penyakit
Gusi dan
pulpa Persist
Karies Jar.
No. Bulan dan Abses ensi Total
gigi Periodon
pariapik
tal
al

1. April 73 42 34 46 77 272
2. Mei 71 42 36 46 73 268
3. Juni 43 35 21 15 61 175
4. Juli 70 72 36 25 66 269
5. Agustus 42 32 25 33 65 197
Septemb
6. 70 41 36 25 67 239
er
7 Oktober 71 43 37 27 68 248
Jumlah 440 307 225 217 477 1668

Dari tabel 3.24 dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien terbanyak


terjadi di bulan Juli sebanyak 269 kasus (16%) dan kunjungan paling sedikit
terjadi dibulan Juni sebanyak 175 kasus (10%). Diketahui bahwa persistensi
merupakan kasus terbanyak yang terjadi yaitu sebanyak 477 kasus (28%) di ikuti
karies gigi 440 kasus (26%)

90
1. Upaya Kesehatan Jiwa

Tabel 3.25 Data Pelayanan Kesehatan Jiwa Januari- Oktober 2017


Jumlah Kunjungan Total
No. Nama Penyakit
Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt
Gangguan Mental
1. 0 0 0 0 0
Organik 0 0 0 0 0 0

2. Demensia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Delirium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gangguan
4. penggunaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
NAPZA

Gangguan
5. penggunaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
alkohol
Skizofrenia dan
6. 3 3 5 7 4 0 6 3 11 13 55
psikotik ringan
Gangguan psikotik
7. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
akut
8. Gangguan bipolar 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4
9. Gangguan depresif 1 0 1 0 0 5 1 0 0 1 9
10. Gangguan neurotik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11. Gangguan panik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gang. Campuran
12. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ansietas & depresi
Gangguan obsesi
13. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
konfulsi

Gangguan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 penyesuaian
Gangguan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 somatoform
16 Retardasi mental 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 5 3 7 7 4 5 8 3 11 15 68

91
Dari tabel 3.25 dapat disimpulkan bahwa skizofrenia dan psikotik ringan
merupakan penyakit yang paling banyak dalam upaya kesehatan jiwa yaitu
sebanyak 55 kasus (80%) kemudian diiktui penyakit lainnya. Kunjungan pasien
dengan gangguan jiwa terbanyak pada bulan Oktober yaitu 15 kasus (22%). Dari
tabel juga dapat terlihat bahwa dari 16 item penyakit gangguan jiwa yang
dilampirkan, hampir sebagian besar tidak memiliki angka kejadian, tercatat hanya
Skizofrenia dan psikotik ringan, gangguan bipolar, dan gangguan depresif.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Pengenalan dini gangguan jiwa
2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa
Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

3.5.7.7 Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan kegiatan
puskesmas lain:
1. Kegiatan KIA, Pemberian vitamin A dosis tinggi pada
Balita,penyuluhan kesehatan di Posyandu.
2. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata di sekolah.

92
Tabel 3.26 Data Pelayanan Kesehatan Mata Periode Bulan Januari – April
2017
Jumlah Kunjungan
No Nama
Ja Fe Ma Apr Me Ju Ju Agu Sep Ok Tot
. Penyakit
n b r il i n l s t t al
1
1. Katarak 8 15 10 1 0 15 12 18 15 110
6
Konjuntivit
1
2. is Non 3 3 9 11 20 15 20 18 19 135
7
Purulen
Konjuntivit
3. 9 8 6 4 5 4 4 3 5 5 53
is Purulen
4. Ptergyum 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4
Trauma
5. 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3
Mata
3
Total 22 26 27 16 25 34 36 43 39 305
7

Dari tabel 3.26 dapat di simpulkan bahwa Konjungtivitias Purulen merupakan


kasus terbnayak dalam pelayanan kesehatan mata yaitu 135 kasus (44%) diiktui
Katarak yang berjumlah 110 kasus (36%) dan Trauma mata yang berjumlah 3
kasus (<1%) merupakan kasus yang paling jarang terjadi. Jumlah pasien dengan
keluhan pada mata di puskesmas Martubung setiap bulannya menunjukkan angka
yang relatif sama.
3.5.7.8 Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Kegiatan-kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah:
Pelayanan kesehatan lanjut usia antara lain adalah upaya promotif
yaitu menggairahkan semangat hidup usia lanjut agar mereka tetap
berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dini.
b. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.

93
3.5.7.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional adalah salah satu pengobatan atau
perawatan cara lain diluar ilmu kedokteran atau keperawatan.
a. Tujuan
Melakukan pembinaan terhadap segala sarana, tenaga dan
kegiatan pengobatan tradisional diwilayah kerja.

b. Kegiatan
 Memberikan pembinaan pengobatan tradisional kepada
dukun patah, shinse, dll.
 Memberikan penyuluhan tentang manfaat lingkungan
sebagai bahan untuk menanam TOGA.
 Menciptakan lingkungan hidup dengan PKK, LKMD, dan
masyarakat.
 Program kegiatan upaya pembinaan pengobatan tradisional
di Puskesmas Medan Labuhan belum terlaksana dengan
baik serta belum dilakukan pencatatan dan pelaporan.

3.6 Analisis Sumber Daya Manusia

3.6.1 Fasilitas Sumber Daya Manusia


Adapun tenaga kesehatan yang terdapat dipuskesmas Martubung
mempunyai 27 orang tenaga kesehatan dan 2 orang tenaga non kesehatan,
terdiri dari :
a. Jumlah dokter umum : 3
b. Jumlah dokter Gigi :2
c. Jumlah Bidan :4
d. Jumlah perawat Gigi : 1
e. Jumlah perawat :7
f. Jumlah SAA :1
g. Jumlah SKM :4

94
h. Jumlah honor :1
i. Jumlah tata usaha :1
j. Analis :1

95
Tabel 2.27 Data Sumber Daya Manusia di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan
Tahun 2017

No Nama Pegawai NIP Pendidikan Tugas/Jabatan di Alamat


Terakhir Puskesmas

1 dr.Nurainun Lubis 197106222006042009 S1 Kedokteran Ka.Puskesmas Jln. Karya gang ambar sari no.1
Umum

2 dr. Linda Perangin-angin 195903251987102001 S1 Kedokteran Dokter Umum Jln. TP 11 no. 118 blok 7
Umum

3 drg. Sahap Sinaga 195812181994032001 S1 Kedokteran Dokter Gigi Jln.Garu 6 gg.Baru II no. 75H
Gigi

4 dr.Maria M Purba 197409222006042002 S1 Kedokteran Dokter Umum Jln.Tempiraya blok VI no.1


Umum

5 drg. Intan F. Purba 198202092010012015 S1 Kedokteran Dokter Gigi Jln.Jaring raya no.17
Gigi

96
6 Farida Sinaga 196308051987032003 DIII (Akper) Staf Jln.TG utama raya no.216 block
VI

7 Murni Napitupulu 196707211988032002 DIII Staf Jln. Lingkungan I A kelurahan


(Keperawatan) Pekan Labuhan

8 Nauli Sari Nasution 197402271993032003 S1 Kep Ners Staf Jln.TP Lestari 1 block V

9 Rumondang Siahaan 197204251992032002 SKM Staf Jln. TP Lestari 10 no.344 blok V

10 Elisa Purnama Nasution 197311171998032004 DIII Akper Staf Jln. TP Sehati VI no.120 blok V

11 Bethesda Erika Panjaitan 197410051999032001 S1 Kep Ners Staf Jln. Tempirai 1 no 12 blok VII

12 Suprapti 197405251995032001 DIV Akbid Staf Jln. TG Sentosa 3 no.233 blok IV

13 Elly P. Nainggolan 197304291993032004 SKM Staf Jln.Tuar 7 no 94 blok 11

14 Lili Rahmawati 197412181998032006 DIII Akper Staf Jln. Persatuan no.33 Helvetia
Medan

97
Ephi Aritonang
15 197109251994022001 SPRG Staf Jln. TG Sentosa /143 blok 4

Rotua Marpaung
16 196508071996032002 SMF Staf Jln. TP Lestari 20 no.75 blok 4

Maharani
17 197501071998032001 DIV Akbid Staf Jln. Alumunium Lk. II no.117

Mayrosa Bintang
18 198305262005022003 DIV Bidan Staf Jln. Tempirai raya no 45 blok 7
Pendidikan

Dian Maharani
19 198604222010012000 S1 Kep Ners Staf Jln. Kawat 7 no 1 Kelurahan
tanjung mulia

Nurlian Sianturi Staf


20 197012201993032007 SMEA Jln. Tuar Indah 8 no 89 blok 9

Vera Septi Yanti Staf


21 197909182005022002 SKM Jln. Cemara gang delima Medan

Afnida Staf
22 198604022009032009 SKM Jln. Tuar Indah 8 no.84 blok IX

Sanni Krisdawati Staf


23 197902052009032006 D III Gizi Jln. Tuar Raya blok IX

Lisbet Br Sitepu Staf


24 197902262008012016 D III Jln Rawe II Pasar V Martubung

98
Kebidanan

Rezza Ferdi Karmawan Staf


25 - SMA Jln Tempirai Lestari 1 blok V

Wahyu Azandi Staf


26 - S 1 Kes Nerse Kompleks Petra Laudendang

Siti Suyanti Staf


27 - PHL/CS Jln Pancing V Lingkungan III 69
Amalia

Deddy Martdian MDIN Staf


28 - Satpam Griya II Kelurahan Tangkahan

99
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

BAB IV
LAPORAN KEGIATAN KKS DI PUSKESMAS MARTUBUNG

4.1 Laporan Kegiatan Harian


N Tanggal Kegiatan
o
1 6 November 2017  Melapor Dan Menerima Pengarahan Di Dinas
Kesehatan Kota Medan
 Menerima pengarahan di puskesmas Martubung
 Melapor dan perkenalan dengan Kepala
Puskesmas Martubung
2 7 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
Puskesmas
 Melakukan kegiatan penyuluhan di puskesmas
yaitu ‘antenatal care’
3 8 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
Puskesmas
4 9 November 2017  Mencari data-data di puskesmas
 Penyuluhan di sekolah dasar dengan topik
“kawasan bebas rokok, dan Cuci Tangan, dan
buang air besar sembarangan’
5 10 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
6 11 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
7 13 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
 Melakukan kegiatan di luar gedung puskesmas
yaitu penyuluhan di posyandu dengan topik
“cacingan dan diare”
8 14 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
 Melakukan kegiatan penyuluhan di puskesmas

100
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

yaitu ‘hipertensi dan diabetes melitus’.


 Ikut dalam meninjau keluarga sehat

101
9 15 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
 Melakukan kegiatan di luar gedung puskesmas
yaitu penyuluhan di posyandu dengan topik
“cacingan dan diare”
10 16 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
 Melakukan kegiatan di luar gedung puskesmas
yaitu penjaringan gigi di sekolah SD santo
Paulus
11 17 November 2017  Membantu memberikan pelayanan gotong
royong di mesjid raya Martubung.
12 18 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
13 20 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
 Ikut dalam kegiatan penjaringan di sekolah
dasar
14 21 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
15 22 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
16 23 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
17 24 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
18 25 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
19 26 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
20 27 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas
21 28 November 2017  Membantu memberikan pelayanan di
puskesmas

102
103
4.2 Laporan Penyuluhan

Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Di PUSKESMAS Martubung
Selasa, 7 November 2017

1. Topik : Antenatal Care


Pelaksana : Nova Sabou Uli Purba
Tempat : PUSKESMAS Martubung
Sasaran : Ibu-Ibu hamil yang mengikuti senam hamil
Hari/Tanggal : Selasa, November 2017
Pukul : 10.00 wib
Waktu : 30 Menit

a. Tujuan Intrusksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan ibu hamil dapat
memahami tentang perawatan kesehatan ibu hamil dan pasca bersalin nanti.
b. Tujuan Intruksional (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat mengetahui tentang :
- Waktu kontrol kehamilan pada tiap trimester kehamilan.
- Mengetahui apa yang baik dikonsumsi ibu hamil.
- Mengetahui gejala bahaya pada kehamilan
- Mengetahui cara menyusui yang benar
- Mengetahui pentingnya Asi Ekslusif 6 bulan.
c. Materi:
Terlampir
d. Metode
Penyuluhan
e. Media
Buku KIA

104
f. Kegiatan Penyuluhan
No Jenis Kegiatan Waktu Materi
1. Pembukaan 2 menit Salam dan
perkenalan
2. Penyampaian maeri penyuluhan 20 menit - Waktu kontrol
kehamilan
pada tiap
trimester
kehamilan.
- Makanan yang
baik
dikonsumsi ibu
hamil.
- Gejala bahaya
pada
kehamilan
- Cara menyusui
yang benar
ASI Ekslusif 6
bulan
3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4. Penutup 3 menit Kesimpulan dan
penutup

g. Evaluasi
1. Kapan saja memeriksa kehamilan
2. Bagaimana cara menyusui yang benar
3. Apa itu asi eklusif

h. Lampiran Materi

105
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
1.Trimester I: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3 bulan
pertama usia kehamilan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi) disebut juga K1 (kunjungan
pertama ibu hamil).

2.Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur


kehamilan 4-6 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T  (timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi).

3.Trimseter III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali pada umur


kehamilan 7–9 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi), disebut juga K4 (kunjungan
ibu hamil ke empat).

Cara Menyusui Yang Benar

Beberapa hal ini dapat dilakukan agar proses menyusui mudah dan
menyenangkan bagi ibu dan bayi, yaitu :

Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman.
Posisi kepala bayi harus lebih tinggi dibandingkan tubuhnya, hal ini
dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu dapat menyangga
dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian, tempatkan
hidung bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi membuka
mulutnya.

106
 Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu,
maka dekatkan bayi ke payudara ibu. Tunggu hingga
mulutnya terbuka dengan lebar dengan posisi lidah ke arah
bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membantu
bayi dengan dengan menyentuh lembut bagian atas bibir
bayi.

 Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu perlekatan


asimetris. Pada perlekatan ini, mulut bayi tidak hanya
menempel pada puting payudara, namun pada area bawah
puting payudara dan selebar mungkin. Perlekatan ini
merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui
dengan benar.

 Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak


merasakan nyeri saat bayi menyusu dan bayi memperoleh
ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat bayi
menelan ASI.

 Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan


jari kelingking ke arah gusi dan puting. Kemudian, coba lagi
untuk perlekatan yang lebih baik. Setelah perlekatan sudah
benar, umumnya bayi akan dapat menyusu dengan baik.

 Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung


kebutuhannya. Umumnya dibutuhkan beberapa waktu untuk
adaptasi ibu dan bayi agar proses menyusui berjalan lancar.

107
ASI EKLUSIF

Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai
makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya
memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain
obat (jika sakit).

ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan.


Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6
bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada
paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).

Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan


keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April
2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001).
Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan
optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya
untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup
dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.

ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta
terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam
pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan
masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini
pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya
pemberian ASI eksklusif.

108
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru
lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya
39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui
eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan

Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama


Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi
daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua
energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama
hidupnya.

Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang


disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan
radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu
menjarangkan kelahiran.

Komposisi ASI

Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa


periode tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi :
a. Kolostrum
Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan
minggu pertama setelah bayi lahir. ia merupakanASI yang keluar dari hari
pertama sampai hari ke-4 yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi.
Kandungan proteinnya 3 kali lebih banyak dari ASI mature. Cairan emas
ini encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang
mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat
membunuh kuman penyakit. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal
untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir.

109
Volumenya bervariasi antara 2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3
hari pertama, tergantung dari paritas ibu.

b. ASI peralihan/transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum
ASI Mature (Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan).
Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin tinggi. Volumenya jugaakan makin meningkat
c. ASI matur
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-
14 dan seterusnya, komposisi relative konstan.Pada ibu yang sehat
dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya
yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan.

110
Dokumentasi Kegiatan penyuluhan Antenatal care

111
Satuan Acara Penyuluhan Cara Menggosok Gigi Dengan Benar
di Sekolah Dasar (SD) HARVARD Martubung

2. Topik : Cara Menggosok gigi yang benar

Pelaksana : Christian Sidabutar


Tempat : SD HARVARD Martubung
Sasaran :Anak-anak Sekolah Dasar Harvard Martubung yang mengikuti
penyuluhan
Hari/Tanggal: Rabu, 8 November 2017
Jam : 08.00 Wib s/d 11.00 Wib
Waktu ; 2,5 Jam

a. Tujuan Instruksional Umum ( TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan anak-anak SD Harvard


dapat mengetahui dan mengikuti cara menggosok gigi yang benar secara
teratur.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan anak dapat menjelaskan tentang:


- Cara menggosok gigi
- Waktu menggosok gigi

c. Materi:

Terlampir

d. Metode

112
Penyuluhan dan Wokshop langsung cara menggosok gigi.

e. Media

Manequin Gigi ,Gosok gigi dan Pasta gigi.

f. Kegiatatan Penyuluhan

No Jenis Kegiatan Waktu Materi


1 Pembukaan 30 15 menit Mengatur Barisan di Lapangan
Salam dan Perkenalan
2 Penyampaian Materi 30 Menit Menjelaskan Cara Menggosok
Gigi
3 Praktek langsung pada 1,5 jam Mempraktekkan cara
anak SD Martubung menggosok gigi yang benar
pada tiap kelas
4 Penutup 30 15 Menit Kesimpulan, Penutup dan
dokumentasi akhir.

g. Evaluasi

Essay
Pertanyaan:
-Cara menggosok gigi yang benar
-Waktu Menggosok gigi

h. Lampiran Materi

Cara Menggosok Gigi Yang Benar

113
Sebelum Anda menyikat gigi, siapkan terlebih dahulu sikat gigi dan pasta
gigi. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride dan juga pilih sikat gigi yang sesuai
dengan Anda. Sesuaikan kepala sikat gigi dengan lebar mulut Anda. Kepala sikat
dengan ujung yang kecil akan memudahkan Anda menjangkau bagian gigi
terdalam Anda. Pilih juga sikat dengan gagang yang nyaman Anda pegang,
sehingga Anda dapat menyikat gigi dengan benar dan tidak melukai gusi Anda.

Perlu Anda ketahui bahwa sebaiknya sikat lidah Anda terlebih dahulu


sebelum Anda mulai menyikat gigi. Membersihkan lidah penting dilakukan untuk
menghilangkan bakteri anaerob yang menyebabkan bau mulut. Biasanya sikat
lidah ada di bawah bulu sikat pada sikat gigi Anda. Sama seperti menyikat gigi,
menyikat lidah juga menggunakan pasta gigi. Sikat lidah Anda sejauh yang bisa
Anda jangkau karena semakin dalam lidah Anda, di situlah tempat banyaknya
bakteri bersarang. Sikat lidah Anda dengan lembut dan jangan sampai melukai
lidah Anda.

Setelah Anda menyikat lidah, Anda bisa langsung menyikat gigi Anda dengan
cara:

1. Letakkan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan
posisi membentuk sudut 45 derajat. Anda bisa mulai menyikat gigi pada gigi
geraham atas atau pada gigi belakang di salah satu sisi mulut Anda. Sikatlah
dengan gerakan melingkar dari atas ke bawah selama sekitar 20 detik untuk
setiap bagian.

2. Sikat setiap bagian gigi, mulai dari bagian gigi yang biasa dipakai untuk
mengunyah, gigi yang dekat dengan pipi dan lidah. Pastikan semua
permukaan gigi sudah disikat, sehingga plak atau sisa makanan yang
menempel di gigi bisa hilang.

114
3. Untuk membersihkan permukaan dalam gigi depan Anda, Anda harus
memegang sikat gigi secara vertikal atau menggunakan ujung kepala sikat gigi
Anda dan sikat dengan gerakan melingkar dari tepi gusi sampai atas gigi.
Lakukan gerakan ini berulang sebanyak 2-3 kali.

4. Ubah pola menyikat gigi Anda yang biasa jika diperlukan. Kadang,
menyikat gigi dengan cara yang itu-itu saja membuat bagian lain yang tidak
biasa dilewati bisa terabaikan.

5. Jika Anda memulainya dari bagian geraham atas, maka Anda akan
menyelesaikan sikatan Anda pada gigi geraham bawah. Anda akan
menghabiskan waktu sekitar 2-3 menit untuk menyikat seluruh bagian gigi.

6. Terakhir, bilas mulut dan sikat gigi dengan air sampai bersih .

Waktu Menggosok Gigi

Memilih waktu terbaik untuk sikat gigi, memang terkadang menjadi


perdebatan oleh beberapa orang. Sebagian orang beranggapan bahwa sikat gigi
sebelum makan adalah waktu terbaik, tetapi sebagian lainnya menganggap, bahwa
waktu terbaik untuk sikat gigi adalah setelah makan. Lalu manakah yang paling
tepat? Waktu terbaik untuk menyikat gigi adalah sebelum tidur dan setelah
sarapan pagi.
Sikat gigi sebelum tidur akan membuat kebersihan gigi dan mulut
terjaga selama waktu tidur. Di pagi harinya, setelah sarapan, Anda dianjurkan
untuk menyikat gigi kembali, untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang
tertinggal di dalam mulut setelah sarapan.
Tapi yang perlu diingat, kita harus memberikan jeda sekitar 30 menit
setelah sarapan, sebelum menyikat gigi. Karena ketika makan, bakteri di dalam
mulut akan menghasilkan sebuah asam yang menyebabkan keseluruhan pH di
dalam mulut turun di bawah tingkat normal. Hal itu akan membuat enamel gigi
menjadi lunak dan lebih rentan terhadap abrasi. Ketika kita benar-benar menyikat
gigi setelah sarapan pagi, maka akan berisiko mengikis lapisan enamel gigi. Selain

115
itu, jika mengonsumsi makanan yang sangat asam, menyikat gigi malah akan
membuat abrasi pada gigi.
Jeda waktu 30 menit diperlukan oleh mulut untuk mengembalikan kadar
pH mereka menjadi normal kembali. Air liur Anda berperan penting dalam
pengendalian kadar pH di dalam mulut. Untuk itu,bisa mempertimbangkan
mengonsumsi permen karet ber-xylitol untuk mempercepat proses normalisasi pH
dalam mulut.

116
Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan Menggosok Gigi

117
Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Buang Air Besar Sembarangan
Di SD Negeri 066657, Martubung
Kamis, 9 November 2017

3. Topik : Bahaya Buang Air Besar Sembarangan


Pelaksana : Nova Sabou Uli Purba
Tempat : SD Negeri 066657, Martubung
Sasaran : Anak-anak SD Negeri 066657 Martubung
Hari/Tanggal: Kamis, 9 November 2017
Jam : Pukul 08.00 Wib
Waktu : 15 Menit
a.Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan anak-anak SD dapat
memahami dan mengerti tentang Bahaya Buang Air Besar Sembarangan.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan anak dapat menjelaskan kembali :
- Definisi Bahaya Buang Air Besar Sembarangan
- Bahaya Buang Air Besar Sembarangan
c.Materi

Terlampir
d. Metode

Penyuluhan
e.Media

Poster dan Leaflet

118
f. Kegiatan Penyuluhan

No Jenis Kegiatan Waktu Materi


1 Pembukaan 2 Menit Salam dan Pembukaan
2 Penyampaian Materi 7 Menit - Pengertian Buang Air
Penyuluhan Besar Sembarangan.
- Bahaya buang air besar
sembarangan

3 Evaluasi 4 Menit Sesi Tanya Jawab


4 Penutup 2 Menit Kesimpulan dan Penutup

g. Evaluasi
Essay :
Pertanyaan:
- Apa itu buang air besar sembarangan
- Apa bahaya Buang Air Besar Sembarangan
h. Lampiran Materi
Buang Air Besar Sembarangan
Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan  masih terjadi di
Indonesia. Di sejumlah daerah, masyarakat masih BAB sembarangan di
kali atau sungai. Data Joint Monitoring Program WHO/UNICEF 2014,
sebanyak 55 juta penduduk di Indonesia masih berperilaku BAB
sembarangan. Mereka pun bisa mandi dan  mencuci pakaian di sungai
yang sama. Akibatnya, mereka rentan terkena penyakit diare. Selain diare,
balita mudah terserang pneumonia dari pencemaran tinja melalui udara.

Bahaya Buang Air Besar Sembarangan


WHO mencatat 88 persen angka kematian akibat diare disebabkan
kesulitan mengakses air bersih dan keterbatasan sistem sanitasi.  Hal itu
juga diperparah oleh perilaku BAB sembarangan.  Selain penyakit perilaku

119
BAB sembarangan juga memperbesar risiko yang menghambat
pertumbuhan fisik anak-anak.
Untuk menekan angka kematian akibat diare ini, semua pihak
harus sadar dan bersegera membuat  sanitasi termasuk toilet yang sehat. 
Hal ini selaras dengan kegiatan yang dicanangkan pemerintah dalam
bentuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Menurut Kepala Balitbangkes, Tjandra Yoga Aditama jumlah Desa
STBM (sanitasi total berbasis masyarakat) termasuk stop BAB
sembarangan pada triwulan 3 tahun 2014 mencapai 19.100 desa dari target
20.000 tahun 2014.
Program STBM diyakini akan membuat anak-anak bisa tumbuh
sehat dan memiliki pola hidup bersih.  Namun untuk menjalankan
komitmen ini butuh peran serta masyarakat dan banyak pihak terkait, agar
semua cita-cita menurunkan angka kematian cepat terwujud. Semua orang
harus memiliki jalan pikiran sama menghilangkan budaya BAB
sembarangan.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah sebuah pendekatan
kepada masyarakat. Intinya semua adalah masalah bersama.
Penyelesaiannya butuh peran serta semua masyarakat. 
Buang Air Besar tidak di tangki septic atau tidak menggunakan
jamban. Buang Air Besar tidak di tangki septic atau tidak dijamban ini
adalah perilaku buang air besar yang tidak sehat. Karena dapat
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Buang Air
Besar tidak menggunakan jamban dikelompokkan sebagai berikut:
1. Buang Air Besar di sungai atau di laut : Buang Air
Besar di sungai atau di laut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
dan teracuninya biota atau makhluk hidup yang berekosistem di daerah
tersebut. Buang air besar di sungai atau di laut dapat memicu
penyebaran wabah penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja.
2. Buang Air Besar di sawah atau di kolam : Buang Air
Besar di sawah atau kolam dapat menimbulkan keracunan pada padi

120
karena urea yang panas dari tinja. Hal ini akan menyebakan padi tidak
tumbuh dengan baik dan dapat menimbulkan gagal panen.
3. Buang Air Besar di pantai atau tanah terbuka, buang air
besar di Pantai atau tanah terbuka dapat mengundang serangga seperti
lalat, kecoa, kaki seribu, dsb yang dapat menyebarkan penyakit akibat
tinja. Pembuangan tinja di tempat terbuka juga dapat menjadi sebab
pencemaran udara sekitar dan mengganggu estetika lingkungan.

121
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Buang Air Besar Sembarangan

122
Apa itu BABS....... AKIBATNYA
4. DIMANA SEHARUSNYA

5.
Pencemaran Lingkungan BUANG AIR BESAR ?

6.
Diare dengan atau tanpa
darah 7.
 Tifus
 Muntaber
 Sakit Perut
 Penyakit Cacing
 Gangguan Kulit (Gatal-Gatal)
 Sakit Kuning (Hepatitis)

BABS (Buang Air Besar


Sembarangan)adalah
tindakan membuang
kotoran atau tinja di
ladang, hutan, sungai,
semak-semak, pantai atau
area terbuka lainnya dan
di biarkan meracuni
lingkungan, tanah, udara,
dan air.

123
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Satuan Acara Penyuluhan Mencuci Tangan


Di SD Negeri 066657, Medan Martubung
Kamis, 9 November 2017

4. Topik : Mencuci Tangan


Pelaksana : Rachel Marisca Banjarnahor
Tempat : SD Negeri 066657, Medan Martubung
Sasaran : Anak-anak SD Negeri 066657 yang mengikuti
penyuluhan
Hari/Tanggal : Kamis, 9 November 2017
Jam : Pukul 08.00 Wib
Waktu : 45 Menit
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan anak SD
Negeri 066657 yang mengikuti penyuluhan tersebut memahami tentang
cara mencuci tangan yang benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan anak dapat menjelaskan


kembali tentang mencuci tangan yang baik dan benar.
c. Materi

Terlampir
d. Metode

Penyuluhan
e. Media

Poster dan Leaflet

124
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

f. Kegiatan Penyuluhan

No Jenis Kegiatan Waktu Materi


1 Pembukaan 2 menit salam dan Perkenalan
2 Penyampaian Materi 10 menit Cara mencuci tangan
Penyuluhan ke dokter Waktu mencuci tangan
kecil
3 Penyampaian Materi 25 menit Cara mencuci tangan
Penyuluhan ke kelas- Waktu mencuci tangan
kelas
4 Evaluasi 5 menit Tanya Jawab
5 Penutup 3 menit Penutup

g. Evaluasi
Essay:
Pertanyaan:
- Langkah-langkah cara mencuci tangan yang benar

h. Lampiran Materi
Mencuci Tangan
Ada dua cara cuci tangan yaitu : 

1. HANDWASH - dengan air mengalir waktunya : 40 - 60 detik (8 gerakan


berulang dalam setiap langkah mencuci tangan) dilakukan pada saat
tangan tampak kotor dan setelah 5 kali handrub 
2. HANDRUB - dengan gel berbasis alkohol waktunya 20 - 30 detik (4
gerakan berulang dalam setiap langkah mencuci tangan) dilakukan pada
saat tangan tidak kotor

Cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang telah terbukti
secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare,
infekai Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan
untuk mencegah penularan influenza.

125
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Berikut langkah cuci tangan pakai sabun menurut WHO :


- Basahi tangan di bawah air mengalir
- Ambil sabun dan gosok sabun ke telapak tangan, punggung tangan dan
sela jari
- Ratakan dengan kedua telapak tangan
- Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
- Gosok sela-sela jari tangan
- Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri
dengan jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci
- Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan
dan sebaliknya
- Gosok berputar ujung-ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan lakukan sebaliknya.
5 Waktu penting mencuci tangan
- Sebelum makan
- Sesudah buang air besar
- Sebelum memegang bayi
- Sesudah menceboki
- Sebelum menyiapkan makanan

126
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Cuci Tangan

127
 Setelah ke toilet atau mengganti
 Membunuh kuman penyakit popok.
yang ada di tangan.
 Menghindari masuknya kuman  Setelah kontak dengan darah
ke dalam tubuh. atau cairan tubuh (misal: muntah,
 Mencegah penularan penyakit cairan dari hidung, air liur).
seperti infeksi saluran napas,
diare dan cacingan..
KAPAN KITA
CUCI
TANGAN?

 Setelah memegang bahan makanan


 Setelah menyentuh binatang
mentah, seperti unggas dan
atau daerah yang tercemar (misal:
daging mentah.
kotak sampah, saluran air, tanah)

Proses yang secara mekanis


melepaskan kotoran dan debris
dari kulit tangan dengan
menggunakan air mengalir dan
sabun. (Depkes, 2007)  Sebelum dan sesudah makan.

KENAPA KITA
HARUS CUCI  Sebelum membalut luka,
TANGAN? memberikan obat, atau masukan
kontak lensa

128
 Kapanpun tangan nampak kotor
3. Telapak dan telapak dengan jari 7. Gosok pergelangan
tangan kiri dan
sebaliknya

saling  Bilaslah dengan air mengalir.


BAGAIMANA terkait
CARANYA?  Keringkan tangan dengan
4. Punggung jari pada telapak
handuk atau kain yang bersih.
 Basahi tangan dengan air di bawah tangan berlawanan dengan jari
kran atau air mengalir. saling mengunci Ayo Cuci Tangan
 Ambil sabun secukupnya.
Pakai Sabun!(CTPS)
5. Jempol kanan
7LANGKAH MENCUCI digosok dengan
TANGAN memutar oleh
1. Menggosok telapak telapak kiri
dengan telapak dan sebaliknya

6. Jari kiri
2. FAKULTAS KEDOKTERAN
menguncup,
2. Telapak kanan UNIVERSITAS HKBP
di atas gosok memutar
NOMMENSEN
punggung pada telapak MEDAN
tangan kiri kanan dan 2017
dan telapak kiri diatas sebaliknya.
punggung tangan kanan

129
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Merokok


Di SD Negeri No: 066657, Harvard School
Kamis, 9 November 2017

5. Topik : Bahaya Merokok


Pelaksana : Syahputra Hutasoit
Tempat : SD Negeri No: 066657, Harvard School
Sasaran : Anak-anak SD dan SMP
Hari/Tanggal : Kamis, 9 November 2017
Jam : Pukul 09.00 WIB
Waktu : 20 menit

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan anak-anak SD dan
SMP dapat
memahami dan mengerti tentang bahaya merokok

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan anak-anak SD dan SMP dapat
menjelaskankembali :
- Pengertian merokok
- Jenis merokok
- Efek samping dari merokok
- Cara menghindari orang merokok

c. Materi
Terlampir

d. Metode
Penyuluhan

130
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

e. Media
Leaflet dan Poster
f. Kegiatan Penyuluhan
No Jenis Waktu Materi
. Kegiatan
1. Pembukaan 2 menit Salam dan Perkenalan
2. Penyampaian 10 menit Pengertian bahaya merokok
materi Efek samping dari merokok
penyuluhan Cara menghindari orang
merokok
3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4. Penutup 3 menit Kesimpulan dan Penutup

g. Evaluasi
Lisan
Pertanyaan :
1. Apa itu bahaya merokok ?
2. Apa akibat dari orang merokok ?

h. Lampiran Materi
Definisi Merokok
Rokok ialah tembakau yang dibalut berbentuk silinder sama ada
daripada kertas mahupun daripada pelbagai jenis daun berukuran antara
70mm hingga 120mm dengan diameter 10mm (berlainan mengikut
negara). Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara
agar asapnya dapat dihirup melalui mulut pada hujung yang lain.Merokok
ialah aktiviti seseorang yang menggunakan sebatang rokok.

Bahan-bahan dalam rokok

131
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Bahan-bahan yang terkandung dalam asap rokok ialah: 2 kali lebih


banyak nikotin, 5 kali lebih banyak karbon monoksida, 3 kali lebih banyak
tar dan 50 kali lebih banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

Jenis-jenis perokok
a. Perokok aktif
Mereka yang telah terbiasa dan nyata menghisap rokok dan
menanggung sendiri akibatnya.
b. Perokok pasif
Mereka sebenarnya tidak merokok namun  karena ada orang lain yang
merokok didekatnya maka ia terpaksa harus ikut menghisap asap
rokok dengan segala akibatnya.
Berdasarkan jumlahnya perokok dibagi menjadi :
a. Perokok ringan.
Perokok yang merokok atau menghabiskan sekitar 1-10 batang rokok
per hari.
b. Perokok sedang.
Perokok yang menghabiskan sekitar 10-20 batang rokok per hari.
c. Perokok berat.
Perokok yang menghabiskan lebih dari 20 batang rokok per hari.

Bahaya merokok bagi tubuh


 Kerusakan saluran pernapasan : merupakan awal terjadinya
penurunan daya tahan tubuh. Racun pada rokok dapat menyebabkan
iritasi serta timbulnya lendir pada saluran pernapasan yang merupakan
peluang terjadinya infeksi pada tenggorokan hingga paru. Infeksi juga
dapat menjadi lebih rentan karena asap rokok merusak silia, rambut
kecil pada saluran pernapasan yang berfungsi menangkap debu.
Semakin banyak paparan asap rokok maka akan semakin besar risiko
infeksi tersebut menjadi lebih serius dan menyebabkan kerusakan
rongga udara pada paru.

132
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

 Memicu kondisi autoimun : kandungan racun karsinogen dan tar


menyebabkan tubuh menjadi kurang efektif melawan infeksi. Sistem
imun yang melemah juga berbahaya karena dapat memicu penyakit
autoimun seperti rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis.
 Menghambat aliran darah : hal ini merupakan efek dari nikotin
sehingga memicu darah menjadi lebih kental dan menyebabkan nutrisi,
mineral dan oksigen yang disebarkan melalui darah menjadi lebih
sedikit. Akibatnya pada perokok, peradangan pada bagian luar maupun
organ dalam tubuh mengalami perbaikan yang lebih lama.
 Mengurangi jumlah antibodi : hal ini adalah efek racun dari rokok
yang telah memasuki  aliran darah. Antibodi itu sendiri merupakan
protein darah yang berperan dalam mengurangi jumlah agent infeksi
spesifik pada tubuh. Akibatnya perokok akan mengalami masa
penyembuhan yang lebih lama dari biasanya.
 Mengurangi kadar antioksidan : senyawa antioksidan seperti yang
berasal  dari vitamin C dalam darah berfungsi untuk menangkal radikal
bebas dan memperbaiki kerusakan organ. Perokok pada umumnya
memiliki kadar antioksidan lebih sedikit dibandingkan pada individu
yang tidak merokok.
 Meningkatkan sel darah putih : sama seperti antibodi, sel darah
putih juga berfungsi untuk melawan infeksi, namun pada perokok,
inflamasi dan kerusakan yang terus terjadi menyebabkan kadar sel
darah putih terus berada dalam jumlah yang tinggi. Akibatnya, sel
darah putih akan menjadi kurang responsif terhadap agent penyakit
dan jika terjadi dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko
serangan jantung, stroke, dan perkembangan kanker.

133
Cara mengurangi bahaya merokok
 Berhenti merokok
 Perbaiki pola makan yaitu memenuhi  kebutuhan vitamin dan mineral
akan mempercepat pemulihan daya tahan tubuh serta lengkapi dengan
suplemen jika diperlukan.
 Penuhi kebutuhan vitamin D dengan beraktivitas di bawah sinar
matahari. Vitamin D adalah komponen penting dalam
mempertahankan daya tahan tubuh.
 Olahraga yang aktif bergerak akan membantu transport oksigen yang
bermanfaat pada fungsi kardiovaskuler sehingga dapat memperkuat
sistem imun tubuh.
Hindari sumber penularan atau paparan penyakit infeksi dapat terjadi di
mana saja namun hindari pola penularan yang sangat berisiko seperti saat
di rumah sakit dan kontak terhadap orang yang mengalami penyakit
infeksi. Pemutusan penularan juga dapat dilakukan menjaga kebersihan
diri dan lingkungan.

134
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Bahaya Merokok

dihisap asapnya,
baik yang telah
Bahaya dibentuk rokok
Merokok maupun
Bagi menggunakan
kesehata pipa
Kenapa
n Rokok
FAKULTAS
KEDOKTERAN Bahaya?
UNIVERSITAS Zat yg ada dalam
HKBP
NOMMENSEN rokok
MEDAN
2017
Apa Sih
Merokok
Itu??
Membakar
tembakau yang
kemudian

135
berpikir  Diajari atau
lambat) dipaksa
MENGAPA  Penyakit merokok
MEROKOK Jantung oleh teman-
BERBAHAY  Penyakit temannya
A? Stroke  Takut
 Zat-zat  Kanker dianggap
kimia paru tidak
berbahaya  Radang jantan,
yang bisa paru sombong,
bisa  Penyakit tidak
menyebabk ginjal solider dan
an penyakit  Gangguan penakut,
kanker. pada hati takut
 Karbon dan perut dibilang
monoksida  Bikin banci..)
(bikin darah malas,  Ketagihan
mudah bodoh,
mengendap boros &
& dinding miskin
pembuluh
darah kaku
dan rapuh)
 Nikotin Cara Menolak:
(merusak Prinsip tegas &
jaringan cara yang luwes
syaraf & (simpatik & tidak
bikin menyinggung
ketagihan perasaan orang
merokok) lain).
 Timah Contoh: “terima
hitam kasih saya tidak
(Racun merokok”
Untuk
Badan Kita) ALASAN
Cara berhenti
 Tar KENAPA
MEROKOK Merokok dan
(memicu
kanker ? Menghindari
paru-paru) Rokok
 Kemauan 1. Olahraga
DAMPAK DARI sendiri teratur
MEROKOK (coba-coba,
 Rusaknya melihat
susunan teman-
syaraf (cara temannya)

136
2. Belajar
yang rajin, DAN INI SANGAT
dan TIDAK BOLEH
lakukan DITIRU!!!!!!!!!
kegiatan
yang
bermanfaat 5. Ganti rokok
aja.. dengan
permen
3. Kalau gak karet &
ingin sakit, latihan
jangan minum
merokok vitamin C
dan
berusaha
mengalihka
n perhatian
terhadap
rokok

6. Rokok
bukan
simbol
Kejantanan
dan tidak
membuat
terlihat gaul
dan modern

4. Satu lagi,
MASA
DEPAN
KALIAN 7. Satu lagi…
MASIH Berhenti
PANJANG!! dan STOP
Jadi jangan MEROKOK!
di sia- !!!
siakan
dengan
merokok….

137
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Satuan Acara Penyuluhan Demam Berdarah Dengue


Di Posyandu Cempaka XI/Lk. XI BTN , Lk. I & III
Sabtu, 11November 2017& Senin, 13 November 2017

6. Topik : Demam Berdarah Dengue


Pelaksana : Syahputra Hutasoit
Tempat : Di Posyandu Cempaka Lk. XI BTN , Lk. I & III
Sasaran` : Ibu-ibu yang datang mengikuti posyandu dan
warga sekitar
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 November 2017& Senin, 13 November
2017
Jam : Pukul 09.00 WIB
Waktu : 20 menit

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu yang
datangmengikuti
posyandu dan warga sekitar dapat memahami dan mengerti tentang DBD.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu-ibu yang datang mengikuti
posyandu dan warga sekitar dapat menjelaskan kembali :
- Pengertian DBD
- Nyamuk penyebab DBD
- Tanda dan gejala DBD
- Pencegahan terjadinya DBD
c. Materi
Terlampir
d. Metode
Penyuluhan
e. Media

138
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Leaflet dan Poster


f. Kegiatan Penyuluhan
No Jenis Waktu Materi
. Kegiatan
1. Pembukaan 2 menit Salam dan Perkenalan
2. Penyampaian 10 menit Pengertian DBD
materi Nyamuk penyebab DBD
penyuluhan Tanda dan gejala DBD
Pencegahan terjadinya DBD
3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4. Penutup 3 menit Kesimpulan dan Penutup

g. Evaluasi
Lisan
Pertanyaan :
1. Nyamuk jenis apa penyebab DBD ?    
2. Bagaimana mengetahui seseorang terkena DBD ?
3. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah berkembangbiaknya
nyamuk ?

h. Lampiran Materi
Definisi DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti,

Vektor penular

139
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan


vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui
gigitannya. NyamukAedes aegypti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (daerah urban) sedangkan daerah pedesaan (daerah rural) kedua
spesies nyamuk tersebut berperan dalam penularan

Tempat Potensial Bagi Penularan Penyakit DBD


a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)
b. Tempat-tempat umum :
 Sekolah
 Rumah sakit/puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan
 Tempat umum lainnya seperti : Hotel, pertokoan, pasar,
restoran, tempat-tempat ibadah dan lain-lain
c. Pemukiman baru di pinggiran kota

Morfologi nyamuk Aedes aegypti


a. Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil, jika dibandingkan dengan rata-
rata nyamuk yang lain.Mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-
bintik putih pada bagian badan dan kaki.
b. Pupa (Kepompong)
Pupa atau kepompong berbentuk seperti “Koma”. Bentuknya lebih
besar namun lebih ramping dibandingkan larva (jentik)nya. Pupa
nyamuk Aedes aegypti berukuran lebih kecil, jika dibandingkan
dengan rata-rata pupa nyamuk lain.
c. Larva (jentik)
Ada 4 tingkat (instar) larva sesuai dengan pertumbuhan larva :
 Larva instar I berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm.
 Larva instar II berukuran 2,5-3,8 mm.
 Larva instar III berukuran lebih besar sedikit dari larva instar
II.

140
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

 Larva instar IV berukuran paling besar 5mm.


d. Telur
Telur berwarna hitam dengan ukuran lebih 0,80 mm. Telur berbentuk
oval yang mengapung satu persatu pda permukaan air yang jernih, atau
menempel pada dinding penampungan air

Tempat perkembangbiakan Aedes aegypti


Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat
dikelompokkan sebagaiberikut :
 Tempat Penampungan Air (TPA) :tempat-tempat untuk
menampung air guna keperluan sehari-hari, seperti: tempayan, bak
mandi, ember, dan lain-lain.
 Bukan tempat penampungan air (non TPA) : tempat-tempat
yang biasa menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari-
hari, seperti : tempat minum hewan peliharaan (ayam, burung, dan
lain-lain), barang bekas (kaleng,botol, ban,pecahan gelas, dan lain-
lain), vas bunga,perangkap semut, penampung air dispenser, dan
lain-lain.
 Tempat penampungan air alami :Lubang pohon, lubang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon
pisang, potongan bambu, dan lain-lain .

Tanda dan gejala DBD


Berikut tanda dan gejala klinis dari DBD :
a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung
terus menerus selama 2-7 hari
b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
• Uji bendung positif
• Petekie, ekimosis, purpura
• Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
• Hematemesis dan atau melena

141
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

c. Pembesaran hati
d. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba,
penyempitan tekanan nadi ( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak
terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, capillary refill
time memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah.

Pemeriksaan laboratorium
a. Trombositopenia (100 000/μl atau kurang)
b. Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas
kapiler, dengan manifestasi sebagai berikut:
• Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar
• Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi
cairan
• Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.

c. Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria


laboratorium (atau hanya peningkatan hematokrit) cukup untuk
menegakkan Diagnosis Kerja DBD.

Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue tanpa syok


1. Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin,
air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat
kebocoran plasma, demam, muntah/diare.
2. Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau
ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya
perdarahan.
3. Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
a. Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
b. Kebutuhan cairan parenteral
• Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
• Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam

142
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

• Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam


c. Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa
laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin)
tiap 6 jam
d. Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil.
Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24–48 jam
sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian
cairan.
4. Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan
tata laksana syok terkompensasi (compensated shock).

Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue dengan Syok


1. Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4
L/menit secarra nasal.
2. Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat
secepatnya.
3. Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian
kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau
pertimbangkan pemberian koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30
ml/kgBB/24 jam.
4. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin
menurun pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi;
berikan transfusi darah/komponen.
5. Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer
mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi
hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap
diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
6. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-
48 jam. Ingatlah banyak kematian terjadi karena pemberian cairan
yang terlalu banyak daripada pemberian yang terlalu sedikit.

143
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Pencegahan berkembangbiaknya nyamuk


Pertolongan pertama untuk penyakit demam berdarah dengue adalah
dengan banyak minum dan segera berobat ke puskesmas atau RS terdekat.
Pencegahan penyakit DBD adalah dengan melakukan 4M Plus. 4M Plus
yaitu:
1. Menguras. Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan,
ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas
agar telur dan jentik Aedes mati.
2. Menutup. Menutup rapat semua wadah air agar
nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur.
3. Mengubur. Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas
yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas,
pecahan botol agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur
nyamuk Aedes.
4. Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat
nyamuk Aedes berkembang biak.
Plus :
 Jangan menggantung baju

 Memelihara ikan

 Hindari gigitan nyamuk

 Membubuhkan abate

144
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Demam Berdarah Dengue

145
146
PENCEGAHAN,
CIRI DAN SIFAT lakukan 4M Plus!
DEMAM BERDARAH NYAMUK AEDES
DENGUE (DBD)
DBD adalah infeksi akut yang disebabkan
oleh arbovirus dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albacpictus.

PENULARAN 1. MENGURAS
Menguras wadah air yang terdapat di dalam rumah
seperti bak mandi, ember, vas bunga, dan lainnya
agar telur dan jentik nyamuk mati.
2. MENUTUP
Menutup rapat semua wadah air agar nayamuk
Aedes tidak dapat masuk dan bertelur.
1. Warna hitam dan bercak putih pada 3. MENGUBUR
badan dan kaki. Mengubur semua barang bekas yang berada di
sekitar luar rumah agar tidak menjadi tempat

2. Hidup dan berkembang biak di dalam penampung air hujan yang dapat menjadi tempat
bersarang nyamuk.
rumah tepatnya di tempat yang gelap
4. MEMANTAU
dan lembab. Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat
Penularan DBD terjadi melalui gigitan
perindukan nyamuk Aedes.
nyamuk Aedes betina yang sebelumnya 3. Mengigit di siang hari.
telah membawa virus dalam tubuhnya dari LAKUKAN 4M Plus SEMINGGU SEKALI !
penderita demam berdarah lain. 4. Berkembang biak dalam genangan air.
147

Misal: bak mandi, gentong, drum, dll.


GEJALA DBD… PERTOLONGAN WASPADA DBD
PERTAMA PADA
KORBAN DBD !

OLEH :
1. Demam akut yang tetap tinggi
selama 2-7 hari
2. Nyeri perut (ulu hati)
3. Pendarahan berupa : bintik-bintik
merah di kulit, atau mimisan, atau 1. Segera bawa ke petugas kesehatan,
gusi berdarah, dan yang lebih parah FAKULTAS KEDOKTERAN
puskesmas atau rumah sakit. UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
dapat disertai dengan muntah darah, MEDAN
2. Beri minum sebanyak-banyaknya, air
dan berak darah. 2017

4. Tanda-tanda syok : lemah, kulit putih, susu, teh, atau air minum lainnya.
dingin, basah, tidak sadar.
3. Beri kompres air hangat pada saat
148
demam.
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi


Di Puskesmas Martubung
Selasa, 11 November 2017

7. Topik : Hipertensi
Pelaksana : Rachel Marisca Banjarnahor
Tempat : Puskesmas Martubung
Sasaran` : Ibu-ibu lanjut usia
Hari/Tanggal : Selasa, 11 November 2017
Jam : Pukul 08.00 WIB
Waktu : 25 menit

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu lansia
dapat
memahami dan mengerti tentang hipertensi.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan hipertensi dapat
menjelaskankembali :
- Pengertian hipertensi
- Klasifikasi hipertensi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Penatalaksanaan dan pencegahan hipertensi

c. Materi
Terlampir

d. Metode
Penyuluhan

149
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

e. Media
Leaflet dan Poster
f. Kegiatan Penyuluhan
No Jenis Waktu Materi
. Kegiatan
1. Pembukaan 2 menit Salam dan Perkenalan
2. Penyampaian 10 menit Pengertian hipertensi
materi Klasifikasi hipertensi
penyuluhan Tanda dan gejala hipertensi
Penatalaksanaan dan
pencegahan hipertensi
3. Evaluasi 10 menit Tanya jawab
4. Penutup 3 menit Kesimpulan dan Penutup

g. Evaluasi
Lisan
Pertanyaan :
1. Apa tanda dan gejala hipertensi ?
2. Bagaimana penanganan ataupun pencegahan hipertensi ?

h. Lampiran Materi
Definisi hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik
lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam
keadaan cukup istirahat (tenang).

Faktor resiko hipertensi


a.Usia
b. Jenis kelamin
c.Genetik
d. Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat

150
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

 Merokok
 Kurangnya aktifitas fisik
e.Obesitas
f. Stress
g. Mengkonsumsi alkohol
h. Mengkonsumsi garam berlebih
i. Hiperlipidemia/hiperkolesterolemia

Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO/ISH

Tanda dan gejala hipertensi

151
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain


tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus
optikus).
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita
hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal
hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung,
sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat,
berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi
hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan
penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak)
yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang
mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma.

Penatalaksanaan hipertensi
Pengobatan antihipertensi dengan terapi farmakologis dimulai saat
seseorang dengan hipertensi tingkat 1 tanpa faktor risiko, belum mencapai
target TD yang diinginkan dengan pendekatan nonfarmakologi.

Penelitian besar membuktikan bahwa obat-obat antihipertensi


utama berasal dari golongan : diuretik, ACE inhibitor, antagonis kalsium,

152
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

angiotensin receptor blocker (ARB) dan beta blocker (BB). Semua


golongan obat antihipertensi di atas direkomendasikan sebagai pengobatan
awal hipertensi dan terbukti secara signifikan menurunkan tekanan darah.

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan


obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya
hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼
- ½ sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari
minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga
dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging,
bersepeda selama 20-25 me nit dengan frekuensi 3-5 x per minggu.
Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
adalah:

1. Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru,


minyak kelapa, gajih).

153
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium


(biscuit, crackers, keripikdan makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus
sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian,
tape.

154
Dokumentasi kegiataan penyuluhan Hipertensi

155
156
157
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Satuan Acara Pelayanan Diabetes Melitus


Di Puskesmas Martubung
Senin, 13 November 2017

8. Topik : Diabetes Melitus


Pelaksana : Arthur Gospel Nababan
Tempat : Puskesmas Martubung
Sasaran : Ibu-ibu lanjut usia
Hari/Tanggal : Senin, 13 November 2017
Jam :Pukul 09.00 WIB
Waktu : 20 menit

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu yang
mengikuti posyandu tersebut memahami tentang penyakit diabetes
melitus

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
- Pengertian penyakit diabetes melitus
- Tanda dan gejala diabetes melitus
- pencegahan diabetes mellitus

c. Materi
Terlampir

d. Metode
- Penyuluhan

e. Media

158
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Leaflet dan Poster


f. Kegiatan Penyuluhan
No Jenis Waktu Materi
. Kegiatan
1. Pembukaan 2 menit Salam dan Perkenalan
2. Penyampaian 10 menit - Pengertian penyakit diabetes melitus
materi - Tanda dan gejala diabetes melitus
penyuluhan - pencegahan diabetes melitus
3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4. Penutup 3 menit Kesimpulan dan Penutup

g. Evaluasi
Lisan
Pertanyaan :
- Pengertian penyakit diabetes melitus
- Tanda dan gejala diabetes melitus
- pencegahan diabetes mellitus

h. Lampiran Materi
Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah sindroma kronik gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat insufisiensi sekresi
insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju yang
mengakibatkan terjadinya hiperglikemia. Hiperglikemia didefinisikan
sebagai kenaikan kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 126 mg/dl
(7,0 mmol/L).Kadar glukosa puasa normal adalah 70-100 mg/dl.

159
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Faktor Risiko
Faktor resiko utama dalam DM tipe 2 pada seseorang dapat:
1. Umur lebih dari 45 tahun (walaupun sekarang sudah mulai mengalami
pergeseran, dimana usia lebih muda juga dapat mengalami DM tipe 2)
2. Berat badan lebih dari 120% berat badan ideal
3. Riwayat DM pada keluarga derajat pertama (orangtua atau saudara
kandung)
4. Riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT)
5. Hipertensi (>140/90 mmHg) atau dislipidemia (kolesterol HDL < 40
mg/dL atau kadar trigliserida > 150 mg/dL)
6. Riwayat diabetes gestasional atau melahirkan anak dengan berat badan
lahir lebih dari 4 kg

Manifestasi Klinis
1. Keluhan Klasik :
a. Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relatif singkat harus
menimbulkan kecurigaan. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah
tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan
bakar untuk menghasilkan tenaga.
b. Poliuria (banyak kencing)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan
banyak kencing.
c. Polidipsia (banyak minum)
Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya
cairan yang keluar melalui kencing.
d. Polifagia (banyak makan)
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan
menjadi glukosadalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan,
penderita selalu merasa lapar.

160
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

2. Keluhan Lain :
a. Kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di
waktu malam, sehingga mengganggu tidur.
b. Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan
penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti
kacamatanya berulang kali agar ia tetap melihat dengan baik.
c. Gatal / Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pila
dikeluhkan timbulnya bisul atau luka yang lama sembuhnya.

d. Gangguan Ereksi
e. Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang
dirasakan.

Penatalaksanaan
Terdapat 3 pilar penatalaksanaan DM, yaitu:
1. Edukasi
Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan
gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada
pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara
mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus.
2. Terapi gizi medis
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah
keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi,
petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Prinsip

161
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan


anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun
glukosa darah atau insulin.
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal kabohidrat, protein, lemak, sesuai dengan
kecukupan gizi baik sebagai berikut :
- Kabohidrat : 60 – 70%. Pada setiap gram karbohidrat terdapat
kandungan energi sebesar sebesar 4 kilokalori.
- Protein : 10 – 15%. Protein mengandung energi sebesar 4
kilokalori/gram.
- Lemak : 20 – 25 %. Lemak mempunyai kandungan energi sebesar
9 kilokalori per gram
3. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4
kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu
pilar dalam pengelolaan DM tipe 2.Kegiatan sehari-hari seperti
berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap
dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin,
sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani
yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti
jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran
jasmani.Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani
bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM
dapat dikurangi.Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau
bermalas-malasan.

162
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Diabetes Melitus

163
 Riwayat kehamilan dengan berat badan
Apa itu bayi lahir > 4000 gr

Diabetes?

D
iabetesadalah suatu penyakit dimana
tubuh tidak dapat menghasilkan insulin
WASPADAI TANDA
(hormon pengatur gula darah) atau DAN GEJALANYA
insulin yang dihasilkan tidak
mencukupi atau insulin tidak bekerja  Berat badan berkurang drastis
dengan baik. Oleh karena itu, akan
 POLIDIPSI (sering haus)
menyebabkan gula darah meningkat.

 Cepat merasa lelah dan mengantuk


 POLIFAGIA (sering lapar)

SIAPA BERESIKO TINGGI


DIABETES?  Luka yang sukar sembuh
 POLIURIA (sering buang air kecil
 Riwayat keluarga DM
 Usia diatas 40 tahun terutama malam hari)
 Obesitas (kegemukan)
 Kurang gerak (olahraga)
 Hipertensi

164
da msi at tek
Bagai n say ba ana

mana jag ur) da n


a
kadar pol
 Lati n dar
ha ide ah
 Penglihatan kabur gula a n al  Ko
 Kesemutan
 Gatal-gatal terutama bagian luar dalam ma jas  Ce ntr
kelamin
darah kan ma k ol

dapat yan ni kad kad


g
stabil? bai
(ol ar ar
ahr gul kol
k aga a est
 Ko (ba ) dar ero
nsu tasi sec ah l
msi gul ara sec dar
ma a, ter ara ah
kan lem atu ter  Min
an ak, r atu um
yan da  Me r oba
g n nja  Ko t
seh kon ga ntr de
at su ber ol ng

165
an KENALI
DAN
ter CEGAH
atu PENYAK
ITNYA
r

AYO
SADAR
DIABETE
S

166
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Satuan Acara Penyuluhan Diare


Di Posyandu Cempaka 4, Lingkungan IV
Selasa, 14 November 2017

9. Topik : Diare
Pelaksana : Christin Iglesia Mendrofa
Tempat : Posyandu Cempaka 4, Lingkungan IV
Sasaran : Ibu-ibu yang mengikuti posyandu
Hari/Tanggal : Selasa, 14 November 2017
Jam : Pukul 10.00 WIB
Waktu : 20 menit

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami
dan mengerti tentang diare

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
- Pengertian diare
- Cara penularan diare
- Tanda dan gejala diare
- Penanganan diare

c. Materi
Terlampir

d. Metode
Penyuluhan

e. Media

167
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Leaflet dan Poster


7. Kegiatan Penyuluhan
No Jenis Waktu Materi
. Kegiatan
1. Pembukaan 2 menit Salam dan Perkenalan
2. Penyampaian 10 menit Pengertian diare
materi Cara penularan diare
penyuluhan tanda dan gejala diare
penanganan diare
3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4. Penutup 3 menit Kesimpulan dan Penutup

8. Evaluasi
Lisan
Pertanyaan :
1.      Apa itu diare  ?
2.      Sebutkan tanda dan gejala diare ?

9. Lampiran Materi
Definisi Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan betambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasnya (>3x perhari) disertai perubahan
konsistensi tinja(menjadi cair), dengan atau tanpa darah dan atau
lendir.Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3
kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan
atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besar lebih dari 3-
4 kali perhari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat
fisiologis atau normal.
Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak
tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat
belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang

168
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah


meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistesinya menjadi cair
yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-
kadang pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,
tetapi konsistesinya cair, keadaaan ini sudah dapat disebut diare.

Cara penularan
Cara penularan diare pada umumnya melalui fekal oral yaitu
melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau
kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah
tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat.

Tanda dan Gejala


Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta
gejala lainya bila terjadi komplikasi ekstraintestinal termasuk
manifestasi neurologic. Gejala gastrointestinal bias berupa diare, kram
perut, dan munth. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung
pada penyebabnya.
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung
sejumlah ion natrium, klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan
elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga akan
meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis
metabolic, dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling
berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps
kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi
yang terjadi menurut tonisistas plasma dapat berupa dehidrasi isotonic,
dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut
derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi
sedang, dehidrasi berat.

169
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Penanganan Diare
Terdapat empat pilar penting dalam tatalaksana diare yaitu
rehidrasi, dukungan nutrisi, pemberian obat sesuaiindikasi dan edukasi
pada orang tua. Tujuan pengobatan:
1. Mencegah dehidrasi
2. Mengatasi dehidrasi yang telah ada
3. Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama
dan setelah diare
4. Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare,
dengan memberikan suplemen zinc
Penanganan diare di rumah
Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah:
- Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
- Jelaskan pada ibu:
- pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan
tambahan yang utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada
setiap kali pemberian.
- jika anak memeperoleh ASI eksklusif, beri oralit, atau air matang
sebagai tambahan
- jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan
berikut ini: oralit, cairan makanan(kuah sayur, air tajin) atau air
matang
- Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6
bungkus oralit (200ml) untuk digunakan dirumah. Tunjukan pada
ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan
sebagai tambahan bagi kebutuhan cairanya sehari-hari:
- <2 tahun: 50 sampai 100 ml setiap kali BAB
- >2 tahun : 100 samapai 200 ml setiap kali BAB
Edukasi pada ibu :
- agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari mangkuk/
cangkir/gelas

170
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

- jika anak muntah, tunggu 10 menit. kemudia lanjutkan lagi dengan


lebih lambat.
- lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.
- Beri tablet Zinc
Pada anak berumur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari
dengan dosis :
- umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) perhari
- umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg) perhari
- Lanjutkan pemeberian makanan
Kapan harus kembali

171
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Diare

172
Apa Diare Itu ?? Tanda – tanda Diare : / LEMAS

 KENCINGSEDIKIT
Diare adalah buang air besar BERA
K CAIR REWEL
lembek /cair (mencret) bahkan  DEH

dapat berupa air saja yang MU IDR

frekuensinya lebih sering dari


NTAH ASI

KEK
biasanya (biasanya 3 kali atau
URA
lebih dalam sehari)
NG
KADANG DEMAM  AN

CAIRAN)
Apa Penyebabnya??

MALAS MAKAN MINUM INFEKSI VIRUS/BAKTERI

MAKANAN/NUTRISI
makanan tidak higienis, botol susu
MALAS BERGERAK  yang tidak steril dan pemberian ASI

173
yang tidak eksklusif pada bayi 0-6 Pemberian AsiPemberian Makan
bulan Pendamping ASI Imunisasi Campak
GANGGUAN
KESEHATAN
misal sakit campak

FAKTOR LINGKUNGAN dan


PERILAKU
lingkungan kotor, tidak cuci
tangan sebelum memegang
makanan/ setelah BAB

PSIKOLO
GI ANAK
anak takut
dan
cemas

Cegah Diare dengan :


Peningkatan Kesehatan
Perorangan dan Lingkungan :
Gunakan Air Bersih Yang Cukup
Cuci Tangan Dengan Sabun dan Air
Bersih Berak di Jamban
Buang Tinja Bayi di Jamban
Peningkatan Daya Tahan Tubuh, melalui :

174
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

Satuan Acara Penyuluhan Cacingan


Di Posyandu Cempaka 4, Lingkungan IV
Selasa, 14 November 2017

10. Topik : Cacingan


Pelaksana : Christian Sidabutar
Tempat : Posyandu Cempaka 4, Lingkungan IV
Sasaran : Ibu-Ibu di Posyandu
Hari/Tanggal : Selasa, 14 November 2017
Jam :Pukul 10.30 WIB
Waktu :20 menit

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu yang
mengikuti posyandu tersebut memahami tentang penyakit cacingan

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
- Pengertian Cacingan
- Etiologi Cacingan
- Gejala Cacingan
- Penanganan Cacingan

c. Materi
Terlampir

d. Metode
Penyuluhan

e. Media

Leaflet dan Poster

175
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

f. Kegiatan Penyuluhan
No. Jenis Kegiatan Waktu Materi
1. Pembukaan 2 menit Salam dan Perkenalan
2. Penyampaian 10 menit - Pengertian Cacingan
materi - Etiologi Cacingan
penyuluhan - Gejala Cacingan
- Penanganan Cacingan
3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4. Penutup 3 menit Kesimpulan dan Penutup

g. Evaluasi
Lisan
Pertanyaan :
- Pengertian Cacingan
- Etiologi Cacingan
- Gejala Cacingan
- Penanganan Cacingan

h. Lampiran Materi
Definisi Cacingan
Definisi infeksi cacingan menurut WHO (2011) adalah sebagai
infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan
nematoda usus. Diantara nematoda usus ada sejumlah spesies yang
penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis STH
yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Trichuris trichuira dan
Ancylostoma duodenale.

Dampak Infeksi Cacingan


Cacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi,
kecerdasan dan produktivitas penderita sehingga secara ekonomi dapat
menyebabkan banyak kerugian yang pada akhirnya dapat menurunkan
kualitas sumber daya manusia.

176
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

a. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)


Manifestasi Klinik
Gejala klinik yang dapat muncul akibat infeksi dari cacing Ascaris
lumbricoides antara lain rasa tidak enak pada perut, diare, nausea,
vomiting, berat badan menurun dan malnutrisi. Bolus yang dihasilkan
oleh cacing dapat menyebabkan obstruksi intestinal, sedangkan larva
yang migrasi dapat menyebabkan pneumonia dan eosinophilia.

Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki cara dan sarana
pembuangan feses, mencegah kontaminasi tangan dan juga makanan
dengan tanah yaitu dengan cara cuci bersih tangan sebelum makan dan
sesudah makan, mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan yang ingin
dimakan, menghindari pemakaian feses sebagai pupuk dan mengobati
penderita

b. Cacing cambuk (Trichuris trichiura)


Manifestasi Klinik
Kelainan patologis yang disebabkan oleh cacing dewasa terutama
terjadi karena kerusakan mekanik di bagian mukosa usus dan respons
alergi. Keadaan ini erat hubungannya dengan jumlah cacing, lama
infeksi, umur dan status kesehatan umum dari hospes (penderita). Gejala
yang ditimbulkan oleh cacing cambuk biasanya tanpa gejala pada infeksi
ringan. Pada infeksi menahun dapat menimbulkan anemia, diare, sakit
perut, mual dan berat badan turun.

Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki cara dan sarana
pembuangan feses, mencegah kontaminasi tangan dan juga makanan
dengan tanah yaitu dengan cara cuci bersih tangan sebelum makan dan
sesudah makan, mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan yang ingin

177
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

dimakan, menghindari pemakaian feses sebagai pupuk dan mengobati


penderita
c. Cacing tambang (Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus)
Manifestasi Klinik
Gambaran klinis walaupun tidak khas, tidak cukup mendukung untuk
memastikan untuk dapat membedakan dengan anemia karena defisiensi
makanan atau karena infeksi cacing lainnya. Secara praktis telur cacing
Ancylostoma duodenale tidak dapat dibedakan dengan telur Necator
americanus. Untuk membedakan kedua spesies ini biasanya dilakukan
tekhnik pembiakan larva (Onggowaluyo, 2002). Larva cacing tambang
kemudian bermigrasi ke bagian kerongkongan dan kemudian tertelan.
Larva kemudian menuju usus halus dan menjadi dewasa dengan
menghisap darah penderita. Cacing tambang bertelur di usus halus yang
kemudian dikeluarkan bersama dengan feses ke alam dan akan menyebar
kemanamana

Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan memutus rantai lingkaran hidup
cacing sehingga dapat mencegah perkembangannya menjadi larva
infektif.

178
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Cacingan

179
Cacing adalah parasit
(binatang yang hidup pada
tubuh yang merampas 1. Perut buncit
makanan yang 2.Gatal-gatal
diperlukan)yang dapat sekitar anus
menghambat pertumbuhan 3. Muntah ada
OLEH :
bagi anak-anak. cacing
4. Cacing dalam
kotoran
5. Anemia atau kurang darah

FAKULTAS KEDOKTERAN  Cacing gelang


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN  Cacing cambuk
MEDAN  Cacing tambang
2017  Cacing kremi

180
o Buang air besar sembarangan yang batan deng WC/ njan 5.
tidak pada jamban (lingkungan dimin , an jam g.
Gun
kotor). um sprei, sabu ban 4.
akan
atau sarun n jika Jan
air
suntik gbant sebe buan gan
yang
an al lum g mak
suda
o Tidak adala zat dan mas air an
h
meng h besi. pakai ak, besa dagi
dima
gunak memp  Pada an sebe r. ng
sak
an erbai kasus yang lum 3. atau
untu
sanda ki yang dipak mak ikan
Gun k
l. kuran berat ai an men
akan minu
o Tidak g mung perlu dan
sand m
hidup darah kin dicuci sesu
al dan
bersi denga perlu . dah
atau men
h. n dilaku buan
sepa yika
cara kan g
tu, t
memb trans air
hind gigi.
erika fusi besa tah
arka 6.
n darah r. atau
n
tamb . 2. sete Hind
 Priori 1. Cuci kaki
ahan  Pada ngah ari
tas tang Gun tela
zat saat mas kebi
utama an akan
besi pengo ak. asaa
181
n dan agi
mem pero anak
asuk rang -
kan an. anak
tang 8. atau
an Peng palin
dala obat g
m an sedi
mulu seka kit
t. li 6 seta
7. bula hun
n seka
Jag
sang li.
a
at
keb
dian
ersi
jurk
han
an
lingk
apal
unga
agib
n

182
LAPORAN KEGIATN KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FK UHN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTUBUNG
PERIODE 06 NOVEMBER S/D 29 NOEMBER
2017

BAB V
LAPORAN MINI SURVEY

5.1 Identifikasi Masalah


1. Masih tingginya jumlah penderita ISPA (berdasarkan data terakhir
puskesmas martubung, (4914 kasus mulai dari bulan januari sampai
oktober 2017)
2. Masih tingginyapenyakit tidak menular yaitu Hipertensi pada
puskesmas martubung (1430 kasus mulai dari januari sampai oktober
2017)
3. Terjadinya peningkatan anak penderita gizi buruk di mana pada
bulan januari 2017 ada 8 kasus dan dibulan oktober 2017 ada total 9
kasus
4. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan
lingkungan, berdasarkan pengamatan dibeberapa tempat dan terlihat
dari banyak nya sarang nyarmuk yang ditemukan (1055 sarang nyamuk
dari januari hingga oktober 2017)
5. Terjadinya peningkatan penderita skizofrenia pada puskesmas
martubung (yaitu sebanyak 3 orang dibulan januari 2017 dan
meningkat menjadi 55 orang dibulan oktober 2017)
6. Pegawai puskesmas martubung kurang bersinergi satu dengan
yang lain, hal ini merupakan pandangan subjektif saat berada
dilingkungan puskesmas martubung.

183
5.3 Desain Penelitian
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode
pengambilan data yang digunakan adalah cross-sectional.

5.4 Tempat dan Waktu Penelitian


5.4.1 Tempat Mini Survey

Mini Survey ini dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Martubung


Kecamatan Medan Labuhan..

5.4.2 Waktu Mini Survey


Mini survey ini dilakukan tanggal 13 November 2017 sampai dengan
27 November 2017

5.4 Populasi Mini Survey


Populasi dalam mini survey ini adalah masyarakat wilayah kerja UPT
Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

5.5 Sampel dan Cara Pemilihan Mini Survey


5.5.1 Sampel
Sampel mini survey ini adalah masyarakat wilayah kerja UPT
Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.

5.5.2 Cara Pemilihan Sampel


Cara pemilihan sampel pada mini survey ini dilakukan dengan teknik
purposive sampling dan dalam hal ini adalah Judgement Sampling.
Dimana peneliti sewaktu mengambil sampel di lapangan dibantu oleh
kader sesuai pendapat/judgement kader.
n=Z²1-α/2*p*(1-p)
d2

184
Keterangan :
N = Jumlah sampel
d = presisi
Z²1-α/2 = Z score pada 1-α/2 tingkat kepercayaan, nilai yang diambil ialah
5% (1,960)
p = estimasi proporsi, nilai p yang diambil ialah 0,5, dengan 1-p = 0,5
maka :
1,960 x 0,5 x 0,5
n=
0,12
n = 97 sampel

5.6. Kriteria Inklusi dan Ekslusi untuk Responden Hipertensi dan KIA
5.6.1. Kriteria Inklusi Responden Hipertensi
 Responden dalam keadaan sehat
 Responden yang berusia > 17 tahun
 Bersedia ikut dalam mengikuti mini survey
 Responden yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Martubung
Kecamatan Medan Labuhan

5.6.2. Kriteria Eksklusi Responden Hipertensi


 Responden yang mengalami buta huruf
 Responden yang tidak berada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Martubung Kecamatan Medan Labuhan
 Responden yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Martubung
Kecamatan Medan Labuhan.

185
5.7 Alur Mini Survey
Alur Mini Survey adalah sebagai berikut :

Persiapan Mini Survey (1)

Menentukan subyek yang masuk ke dalam


(2) Mini
Survey (2)

(3)
Kesedian Responden
m (3)

Tidak bersedia Bersedia

(4)
Penilaian selanjutnya
(4)

Tidak memenuhi kriteria Memenuhi kriteria

Pembagian kuesioner Pengetahuan Hipertensi


dan KIA (5)

Menghitung skor pengetahuan tentang


Hipertensi dan KIA

Analisis data

Gambar 3.1. Alur Mini Survey

186
5.8 Instrumen Penelitian
Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data primer dengan
menggunakan kuisioner. Kuisioner terdiri atas 2 Kuisioner.
1. 25 Pertanyaan pengetahuan hipertensi
2. 7 pertanyaan tentang KIA

Kuisioner Tentang Hipertensi


1. Ya (1) Tidak (0) 25. Ya (1) Tidak (0)
2. Ya (1) Tidak (0)
3. Ya (1) Tidak (0)
4. Ya (1) Tidak (0)
5. Ya (1) Tidak (0)
6. Ya (1) Tidak (0)
7. Ya (1) Tidak (0)
8. Ya (1) Tidak (0)
9. Ya (0) Tidak (1)
10. Ya (0) Tidak (1)
11. Ya (1) Tidak (0)
12. Ya (1) Tidak (0)
13. Ya (0) Tidak (1)
14. Ya (0) Tidak (1)
15. Ya (0) Tidak (1)
16. Ya (1) Tidak (0)
17. Ya (1) Tidak (0)
18. Ya (1) Tidak (0)
19. Ya (1) Tidak (0)
20. Ya (1) Tidak (0)
21. Ya (0) Tidak (1)
22. Ya (0) Tidak (1)
23. Ya (0) Tidak (1)
24. Ya (0) Tidak (1)

187
Kuisioner tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Ya (1) Tidak (0)
2. Ya (1) Tidak (0)
3. Ya (0) Tidak (1)
4. Ya (1) Tidak (0)
5. Ya (1) Tidak (0)
6. Ya (0) Tidak (1)
7. Ya (0) Tidak (1)

5.9. Hasil dan Pembahasan


5.9.1 Deskripsi Karakteristik Sampel
Berdasarkan mini survey ini terdapat sebanyak 110 orang yang
memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria ekslusi
sebagai sampel mini survey. Sampel mini survey dipilih dengan cara
purposive sampling yakni Judgement Sampling

a. Tabel 6.1Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin N %
Laki-laki 32 29,1
Perempuan 78 70,9
Total 110 100

188
Dari tabel dan diagram diatas disimpulkan responden mini survey pada hipertensi
ada sebanyak 32 orang laki-laki atau 29,1 % dan Perempuan sebanyak 78 orang
70,9 %.

b. Tabel 6.2 Distribusi Responden berdasarakan Usia

Usia N %
Usia 20-30 tahun 7 6,4
Usia 31-40 Tahun 22 20,0
Usia 41-50 Tahun 31 27,3
Usia 51-60 Tahun 30 28,2
 61 Tahun 20 18,2
Total 110 100

189
Dari tabel dan diagram diatas disimpulkan usia responden terbesar pada mini
survey pada pengetaghuan hipertensi ini adalah responden yang berusia 40-50
tahun sebanyak 31 orang atau 27,3 % dan diikuti oleh responden berusia 51-60
tahun yakni 30 orang.

c. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 6.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan N %
Pengangguran 3 2,7
Petani 15 13,6
Buruh 50 45,5
IRT 24 21,8
PNS/Pegawai 11 10,0
Wiraswasta 7 6,4
Total 110 100

190
Dari tabel diatas disimpulkan bahwa pekerjaan terbesar responden adalah
buruh yakni sebesar 50 orang atau 45,5 %.

d. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Usia N %
Tidak Tamat SD 10 9,1
SD 16 14,5
SMP 29 26,4
SMA 29 26,4
D3/Sederajat 14 12,7
S1 11 10,0
S2 atau diatas 1 0,9
Total 110 100

191
Dari tabel dan diagram dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pasien yakni
SMP dan SMA sama keduanya sama berjumlah 29 orang atau 26,4 %.

Tabel 5.5 Distribusi jawaban responden dan persentase berdasarkan


pertanyaan Pengetahuan tentang Hipertensi

No. Pernyataan Benar % Salah %


Hipertensi merupakan suatu penyakit
1. dimana 90 81,8 20 18,2
tekanan darah mencapai ≥140/90 mmHg.
Hipertensi merupakan dapat
2. menyebabkan 100 90,9 10 9,1
stroke.
3. Hipertensi dapat disebabkan karena 62 56,4 48 43,6
keturunan.
Tekanan darah mencapai ≥180/110 29 26,4
4. mmHg 81 73,6
termasuk kedalam hipertensi berat.
Merokok merupakan salah satu faktor
5. yang 25 22,7 85 77,3
dapat menyebabkan hipertensi.

Rokok dapat menimbulkan aterosklerosis


6. atau 27 24,5 83 75,5
pengerasan pembuluh darah nadi.

192
7. Zat yang terkandung dalam rokok 25 22,7 85 77,3
menyebabkan jantung akan bekerja keras
sehingga tekanan darah akan meninggi.
Gejala yang ditemui pada penderita
8. hipertensi 14 12,7 96 87,3
adalah sakit kepala, rasa berat di tengkuk
dan
mudah marah.
Hipertensi hanya bisa diobati dengan
9. obat- 20 18,2 90 82,7
obatan dari dokter.

10. Hipertensi merupakan peningkatan darah 16 14,5 94 85,4


yang tidak menetap.
Tekanan darah mencapai ≥210/120
11. mmHg 75 68,2 35 31,8
termasuk kedalam hipertensi sangat berat.
12. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebih 89 80,9 21 19,1
dapat menyebabkan hipertensi.

13. Semua orang yang menderita hipertensi 65 59,1 45 40,9


menunjukkan gejala seperti pusing,
mimisan,
dan pandangan berkunag-kunang.
14. Hipertensi dapat disembuhkan. 73 66,4 37 33,6
Makan tinggi buah, tinggi sayur, dan
15. produk 95 86,4 15 13,6
susu yang rendah lemak merupakan
makanan
yang dianjurkan pada penderita
hipertensi.
16. Makanan yang asin dapat menyebabkan 23 20,9 87 79,1
hipertensi.

17. Berhenti merokok sangat dianjurkan bagi 52 47,3 58 52,7


penderita hipertensi.
Aktifitas fisik seperti jalan cepat secara
18. rutin 21 19,1 89 80,9
setiap hari dapat menurunkan tekanan
darah.

Berhenti merokok dapat menurunkan


19. tekanan 35 31,8 75 68,2
darah.
20. Merokok dapat meningkatkan hormone 15 13,6 95 86,4
adrenaline sehingga memicu timbulnya
hipertensi.

193
21 Kandungan kimia pada rokok tidak
mempengaruhi pembuluh darah. 29 26,4 81 73,6
22. Hipertensi hanya terjadi pada lansia. 32 29,1 78 70,9
23. Hipertensi tidak menimbulkan
komplikasi pada anggota tubuh lain. 70 63,6 42 36,4

24. Gejala hipertensi terlihat dari penampilan 72 65,5 38 34,5


fisik.
Hipertensi mempengaruhi fungsi jantung 89 80.9 21 19,1
25. dan ginjal.

Tabel 5.6 Distribusi jawaban responden dan persentase berdasarkan


pertanyaan Pengetahuan tentang Hipertensi

No Pernyataan Benar % Salah %


.
1. Pemberian ASI Ekslusif adalah cara 82 74,5 28 25,5
yang paling efektif untuk mencegah
diare
2. Anak harus mendapatkan imunisasi 32 29,1 78 70,9
lengkap yang sesuai umur untuk
mencegah terjadi diare
3. ASI ekslusif harus diberikan pada 72 65,5 38 34,5
anak mulai dari lahir sampai anak
umur 2 tahun
4. Gangguan gizi pada masa balita 100 90,9 10 9,1
dapat berdampak buruk terhadap
perkembangan otak
5. Bila anak diare pertolongan 78 70,9 32 29,1
pertama dengan memberikan oralit
atau larutan gula-garam
6. Larutan oralit harus diberikan 89 80,9 21 19,1
semau anak pada saat diare
7. Larutan oralit boleh disimpan dan 92 83,6 18 16,4
diberikan keesokan harinya pada
anak

194
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori
Pengetahuan Tentang Hipertensi

Pengetahuan Hipertensi N %
Baik 33 30
Kurang Baik 77 70
Total 110 100

Dari tabel dan diagram diatas disimpulkan bahwa Pengetahuan responden tentang
Hipertensi masih kurang baik yakni sebanyak 77 orang atau 70 % dan hanya 33
orang atau 30 % yang berpengetahuan baik.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori


Pengetahuan Tentang KIA

Pengetahuan tentang KIA N %


Baik 45 40,9
Kurang Baik 65 59,1
Total 110 100

195
Dari tabel dan diagram diatas disimpulkan bahwa Pengetahuan responden tentang
Pengetahuan KIA masih kurang baik yakni sebanyak 65 orang atau 59,1 % dan
hanya 65 orang atau 40, % yang berpengetahuan baik.

196
Tabel 5.9 Susunan Akar Masalah

Masalah U S G Nilai/ Skor Susunan


Prioritas
Masih tingginya angka
kejadian ISPA di 5 5 2 12 2
masyarakat
Masih tingginya angka 5 5 4 14 1
kejadian Hipertensi di
Masyarakat
Meningkatnya Anak 4 3 4 11 3
penderita Gizi buruk
Masih kurangnya 3 4 3 10 4
kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan
lingkungan
Meningkatnya penderita 2 2 4 8 6
skizofrenia di lingkungan
puskesmas martubung
Pegawai puskesmas 1 4 4 9 5
kurang bersinergi satu
sama lain

197
Cara menilai dan menentukan prioritas masalah dengan metode USG adalah
sebagai berikut:
U : Urgency : dinilai berdasarkan seberapa mendesaknya kasus tersebut
sehingga harus segera ditangani atau dicari solusinya.
S : Seriousness : dinilai berdasarkan seberapa seriusnya kasus tersebut dapat
menimbulkan keparahan sehingga harus segera ditangani
G : Growth : dinilai berdasarkan seberapa besar perkembangan kasus tersebut
bila tidak ditangani.
Skor
5 : diberikan bila menurut peneliti kasus tersebut merupakan masalah sangat berat
4 : diberikan bila menurut peneliti kasus tersebut merupakan masalah berat
3 : diberikan bila menurut peneliti kasus tersebut merupakan masalah sedang
2 : diberikan bila menurut peneliti kasus tersebut merupakan masalah ringan
1 : diberikan bila menurut peneliti kasus tersebut merupakan masalah sangat ringan

198
Pemecahan Masalah

Kurangnya kepedulian untuk


mengatur makanan rendah
Kurangnya promkes garam
Sulitnya masyarakat
mencapai puskesmas

Hipertensi
Rendahnya Kebutuhan akan
infromasi
Kurangnya kemampuan untuk
memahami informasi Kurangnya pemahaman akan pentingnya
Rendahnya latar belakangan
pendidikan memahami faktor resiko

Pendidikan Pengetahuan

199
Rekomendasi terhadap penanggulangan penyebab masalah:

1. Salah satu penyebab dari masalah meningkatknya masalah Hipertensi di


masyarakat pada kawasan puskesmas Martubung adalah gaya hidup
masyarakat martubung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada
masyarat Martubung didapati bahwa masayrakat cenderung sulit
mengatur makanan rendah garam, kurangnya kesadaran bahwa merokok
cenderung menyebabkan hipertensi disertai kurangnya kesadaran
masyarakat untuk berobat ke tenanga kesehatan. Hal ini dapat di atasi jika
tenanga kesehatan lebih menekankan upaya pencegahan dan edukasi pada
masyarat sehingga muncul kesdaran pada masyarakat untuk lebih
memperhatikan kondisi tekanan darahnya.

2. Tingginya angka hipertensi pada masyarakat Martubung disebabkan


rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya memahami
faktor resiko yang disebabkan kurangnya promosi kesehatan tentang
hipertensi yang dilakukan puskesmas Martubung hal ini diperparah
dengan sulitnya mencapai puskesmas martubung oleh sebagian masyarakat
karena lokasi puskesmas yang cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Hal
ini dapat di atasi dengan melakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan
dan seminar tentang hipertensi. Selain itu program Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga dapat lebih di perhatikan terutama point “Penderita
hipertensi berobat secara teratur” sehingga masyarakat Martubung
khususnya penderita hipertensi dapat berobat secara teratur. Selain itu
melakukan pelayanan khusus yaItu denga cara meninjau masyrakat yang
memiliki pemukiman jauh dari puskesmas sehingga penderita hipertensi
dapat berobat secara teratur.

200
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan


Kota/Kabupaten yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya serta berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas Martubung merupakan puskesmas perawatan yang melayani
pasien berobat jalan. Berdasarkan data demografi tahun 2017, jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Martubung sebanyak 63.409jiwa dan data geografis,
Puskesmas Martubung menaungi 2 (dua) kelurahan antara lain Besar dan
Tangkahan yang menjadi tanggungjawab puskesmas dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup dan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, Puskesmas Martubung telah menerapkan Permenkes No. 75 Tahun
2014 sebagai acuan terbaru yang telah ditetapkan oleh pemerintahpusat.
Kasus yang menjadi sorotan dalam 6 bulan terakhir ialah meningginya angka
penyakit ISPA yang menjadi penyakit nomor 1 (satu) di wilayah kerja Puskesmas
Martubung.Untuk kasus Hipertensi, pelacakan kasus, peningkatan pengetahuan
tentang Hipertensi, pemantauan pasien dan sosialisasi kepada masyarakat baik
penderita maupun yang bukan menderita Hipertensi, bila mengalami tanda dan
gejala Hipertensi segera memeriksakan diri pelayanan kesehatan terdekat.

Saran
1. Melakukan perbaikanpelayanan Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
2. Pentingnya dilakukan penyuluhan tentang pola hidup sehat dalam
rumah tangga seperti pola makan sehat seimbang (banyak makan sayur
dan buah) dan melakukan aktivitas fisik dengan teratur

201
3. Pentingnya kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan
kita sebab lingkungan yang bersih akan meningkatkan kesehatan diri
kita sendiri.
4. Penyediaan informasi kesehatan yang terbuka dan mudah di jangkau
masyarakat serta pengadaan pemeriksaan kesehatan rutin.

202
DAFTAR ISI

1.2 TujuanKegiatan.........................................................................................2
1.2.2 TujuanKhusus...................................................................................2
1.3. ProsedurKerja............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1. Puskesmas.................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Puskesmas........................................................................3
2.1.2. Tujuan Puskesmas..................................................................................5
2.1.3. Fungsi Puskesmas..................................................................................5
2.2 Visi dan Misi Puskesmas...........................................................................6
2.2.1. Visi Puskesmas..................................................................................6
2.2.2 Misi Puskesmas..................................................................................7
2.3. Azaz dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas..........................................8
2.3.1. Azaz Penyelenggaraan Puskesmas.....................................................8
2.3.2. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas...............................................14
2.4. Kedudukan, Organisasi, dan Tata Kerja Puskesmas...............................16
2.4.1. Kedudukan Puskesmas.....................................................................16
2.4.2. Organisasi Puskesmas......................................................................17
2.4.3. Tata Kerja Puskesmas......................................................................18
BAB III ANALISA DATA PUSKESMAS MARTUBUNG.................................21
3.1 Analisis Lingkungan Umum...................................................................21
3.1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Martubung...........................................21
3.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas Martubung.............................................21
3.1.3 Data Wilayah/ Data Geografis.........................................................22
3.1.4 Fasilitas Fisik Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan 23
3.1.5 Fasilitas Gedung Puskesmas............................................................24
3.1.6 Data Kependudukan/ Data Demografis...........................................24
3.1.7 Keadaan Sosial Ekonomi.................................................................25
3.1.8 Sarana Fisik......................................................................................26
3.1.9 Sarana Ibadah...................................................................................26
3.1.10 Sarana Kesehatan.............................................................................26
3.1.11 Sarana Pendukung Kesehatan..........................................................27

iii
3.1.12 Sarana Fisik Puskesmas...................................................................27
3.2 Analisis Pola Penyakit.............................................................................28
3.3 Analisis Organisasi Puskesmas...............................................................29
3.3.1 Tenaga Kesehatan Puskesmas Martubung...........................................29
3.3.2 Struktur Organisasi..........................................................................31
3.4 Analisa Keputusan Organisasi.................................................................32
3.4.1 Struktur Organisasi Puskesmas........................................................32
3.5 Analisis Pelayanan Kesehatan.................................................................34
3.5.1 Fasilitas Administrasi.......................................................................34
3.5.2 Fasilitas Imunisasi............................................................................34
3.5.3 Fasilitas Alat – Alat Kesehatan........................................................34
3.5.4 Fasilitas Obat – Obatan...................................................................35
3.5.5 Program Dasar dan Program Pengembangan...................................37
3.5.6 Program Prioritas Puskesmas Martubung........................................39
3.6 Analisis Sumber Daya Manusia..............................................................94
3.6.1 Fasilitas Sumber Daya Manusia.......................................................94
BAB IV LAPORAN KEGIATAN KKS DI PUSKESMAS MARTUBUNG.....100
4.1 Laporan Kegiatan Harian......................................................................100
4.2 Laporan Penyuluhan..............................................................................102
BAB V LAPORAN MINI SURVEY...................................................................177
5.1 Identifikasi Masalah..............................................................................177
5.3 Desain Penelitian...................................................................................178
5.4 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................178
5.4.1 Tempat Mini Survey......................................................................178
5.4.2 Waktu Mini Survey........................................................................178
5.4 Populasi Mini Survey............................................................................178
5.5 Sampel dan Cara Pemilihan Mini Survey.............................................178
5.5.1 Sampel............................................................................................178
5.5.2 Cara Pemilihan Sampel..................................................................178
5.6. Kriteria Inklusi dan Ekslusi untuk Responden Hipertensi dan KIA.....179
5.6.1. Kriteria Inklusi Responden Hipertensi...........................................179
5.6.2. Kriteria Eksklusi Responden Hipertensi........................................179
5.7 Alur Mini Survey...................................................................................180
5.8 Instrumen Penelitian..............................................................................181

iv
5.9. Hasil dan Pembahasan...........................................................................182
5.9.1 Deskripsi Karakteristik Sampel..........................................................182
5.10 Susunan Akar Masalah..........................................................................191
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................................194

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Medan. Laporan ini kami susun
sebagai syarat selama menjalankan Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Medan.
Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu penyusunan laporan ini, yaitu :
1. drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan.
2. dr. H. Mardohar Tambunan, Kepala Bidang SDM Dinas Kesehatan Kota Medan.
3. Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH, Selaku Dosen Pembimbing dan Kepala
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas HKBP
Nommensen Medan.
4. dr. Nurainun Lubis, Kepala UPT Puskesmas Martubung.
5. dr. Novita Hasiani Simanjuntak, MARS, dr.Putri Eyanoer, M.Sepid., Ph.D, dan
Fotarisman Zaluhu, S.KM,MPH,selaku Dosen Pembimbing Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen.
6. Seluruh pegawai di UPT Puskesmas Martubung.

Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 29 November 2017

Hormat

i
LAPORAN KEGIATAN

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) DEPARTEMEN ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN/ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PEMBINAAN KIA DAN PENYAKIT HIERTENSI


DI
PUSKESMAS MARTUBUNG PERIODE :
TANGGAL 6 NOVEMBER s.d 29 NOVEMBER 2017

DisusunOleh :

Arthur Gospel Nababan 16010024


Christian Satria Sidabutar 16010008
Christin Iglesia Mendrofa 16010036
Nova Sabou Uli Purba 16010016
Rachel Marisca Banjarnahor 16010026
Syahputra Hutasoit 16010021

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU KEDOKTERAN


PENCEGAHAN/ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2018

Anda mungkin juga menyukai