BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut PERMENKES RI No. 75 Tahun 2014 Puskesmas adalah fasilitas
pelayanana kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan disuatu wilayah kerja.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dan tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Dari uraian diatas, jelas bahwa Puskesmas adalah suatu organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah
kecamatan.
Adapun pengertian batasan Puskesmas dengan kewenangan kemandirian
yang dimaksud adalah Puskesmas yang mempunyai kewenangan sebagai berikut:
a. Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan sesuai dengan situasi
kondisi, budaya dan potensi setempat.
b. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan
yang berasal dari pemerintahan, masyarakat, swasta dan sumber lain
diketahui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang kemudian
6
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
7
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
8
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
9
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
10
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
11
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
12
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
3. Azas Keterpaduan
Berupaya memadukan kegiatan bukan saja dengan program kesehatan lain
tetapi juga dengan program dari sektor lain. Ada dua macam keterpaduan
yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
1) Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan
P2M, Gizi, Promosi Kesehatan, Pengobatan
2) Upaya kesehatan sekolah (UKS) : keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
13
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
4. Azas Rujukan
Dalam menjalankan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan azas
rujukan artinya jika tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus
merujuk kesarana kesehatan yang lebih mampu, untuk pelayanan kedokteran
14
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
15
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
16
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
17
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
A. Posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait (Departemen kesehatan dan Keluarga
Berencana)
Sasaran: Bayi, Balita, Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan PUS (Pasangan
Usia Subur).
Tujuan Posyandu:
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita, dan angka
kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera)
18
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
19
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
20
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
21
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
22
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
Kegiatan:
1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Medan
Area Selatan.
2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi
balita.
3. Melaksanakan peberian vitamin A dosis tinggi untuk mencgah
defisiensi vitamin A pada balita.
4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati
anemia pada ibu hamil dan menyusui.
5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah
dan terjangkau di Posyandu dan Puskesmas.
6. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan
pekarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta
memelihara ternak terutama unggas.
23
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
disajikan dalam benuk indeks yang dikaitkan dengan variable lain. Variable
tersebut adalah sebagai berikut :
A. Umur
Umur sangat memegang peran dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan mapun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan
yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun ; 2 tahun. Oleh karena itu
penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya
adalah umur 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan .
B. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan
gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat
peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi
maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan
dalam bentuk indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) atau
melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan
gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena
hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada
ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan
perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.
24
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
C. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan
yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi
badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan
kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam
bentuk indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), atau karena
perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya
dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang berat.
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter
penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya
yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan indeks BB/U,
TB/U dan BB/TB merupakan indikatos status gizi untuk melihat
adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh .
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas
dan sensitive/peka dalam menunjukan keadaan gizi kurang bila
dibandingkan dengan penggunaan BB/U. dinyatakan dalam
BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting
<2SD diatas 10% menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai
masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung
dengan angka kesakitan.
25
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
Sasaran :
Seluruh lapisan masyarakat di wilayah Puskesmas Medan Area Selatan.
Tujuan :
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
Pemberantasan Penyakit Menular atau P 2M dilaksanakan
karena:
1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya : penyakit
Campak, TB Paru.
2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan
dengan hygiene dan sanitasi, misalnya : Diare, Infeksi
Mata, Infeksi Telinga dan Mastoid.
3. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang
penularannya melalui vektor, misalnya : Demam Berdarah.
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menukar yang
ditulari secara langsung, misalnya : TB Paru, ISPA,
Campak, Cacar Air.
Kegiatan-kegiatan P2P berupa :
1. Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.
2. Memberikan penyuluhan penyuluhan kesehatan daerah wabah
di puskesmas
3. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak,
Polio, DT dan TT
4. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan
pemberantasan penyakit
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit
6. Melaporkan penyakit menular
26
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
27
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
28
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
29
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
LANSIA USIA
Pralansia (Lanjut usia) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
Lansia (Lanjut usia) Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan
Lansia potensial Masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan
yang dapat menghasilkan barang atau jasa
Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
30
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
31
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
32
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
1. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
2. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan
kesehatan di tingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut
dan besarnya peran kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan, maka cabatan kepala
Puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV.
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat
menjadi jabatan eselon, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan
kriteria kepala Puskesmas yakni seorang sarjana dibidang kesehatan yang
33
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
34
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
35
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
36
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
37
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
(PBB) ke 70 ini memiliki tujuan pembangunan universal baru yang dimulai pada
tahun 2016 hingga tahun 2030.
Penerapan SDGs di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor
59 Tahun 2017. Dalam Perpres tersebut menguraikan 17 tujuan dari implementasi
SDGs yang mana termasuk dalam sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 di Indonesia. Penerapan
Sustainable Development Goals dalam Perpres Nomor 59 tahun 2017 memuat
antara lain:
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun.
2. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang
baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
seluruh penduduk semua usia.
4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan.
6. Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang
berkelanjutan untuk semua.
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan
modern untuk semua.
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan
yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri
inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi kesenjangan intra dan antar negara.
11. Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan.
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
38
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
SDGs dalam upaya sektor kesehatan tertuang pada tujuan SDGs butir ke-2,
ke-3, ke-5 dan butir ke-6.
1. Tujuan 2: Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi
yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
Strategi:
Peningkatan produksi padi dan sumber pangan protein dari dalam negeri;
Peningkatan kelancaran distribusi dan penguatan stok pangan dalam negeri;
Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; dan
Mitigasi gangguan iklim terhadap produksi pangan.
Indikator:
Persentase produksi yang dicapai terhadap target produksi pertanian
tanaman pangan
Jumlah penyuluh pertanian per 1000 petani
Persentase petani yang mendapatkan penyuluhan
39
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
Strategi:
Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan
lanjut usia yang berkualitas
Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas
Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas
farmasi dan alat kesehatan
Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia
kesehatan
Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi
Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang
kesehatan
Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.
Indikator:
Angka kematian neonatal, bayi dan balit
Angka Kematian Ibu
Prevalensi HIV/AIDS, jumlah kasus baru dan kasus kumulatif
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-
obatan ARV
Angka kematian akibat HIV yang dilaporkan (CFR)
40
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
Strategi:
Peningkatan pemahaman dan komitmen tentang pentingnya
pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan
bidang pembangunan, di tingkat nasional maupun di daerah
Penerapan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender (PPRG)
di dalam berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, politik, ekonomi, dan hukum.
Indikator:
Prevalensi wanita 15-49 tahun yang mengalami kekerasan fisik dan
seksual oleh pasangan intimnya dalam 12 bulan terakhir.
Persentase kasus kekerasan seksual dan berbasis gender terhadap
perempuan dan anak yang dilaporkan, diselidiki dan dijatuhi hukuman.
41
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
Persentase wanita berusia 20-24 tahun yang telah menikah atau menikah
sebelum berusia 18 tahun.
Prevalensi praktek tradisional yang berbahaya.
Jumlah rata-rata jam yang dihabiskan untuk pekerjaan dibayar dan tidak
dibayar (beban kerja total), berdasarkan jenis kelamin.
Persentase kursi yang diduduki perempuan dan minoritas di parlemen
nasional dan/atau daerah
Tingkat kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi.
Angka kelahiran total.
4. Tujuan 6 : Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi
yang berkelanjutan untuk semua.
Strategi:
Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan
sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi
Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui
penerapan manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan
investasi
Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat
Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum
dan sanitasi.
Indikator:
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses air minum layak
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak
Persentase total sumber air yang digunakan
2.7 Hipertensi
A. Definisi
42
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
peningkatan non fisiologis dari tekanan darah sistemik (TD), didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD)
Persistensi peningkatan diatas 140/90 mmHg ini harus terbukti, sebab bisa
saja peningkatan tekanan darah tersebut bersifat transient atau hanya merupakan
peningkatan diurnal dari tekanan darah yang normal sesuai siklus sirkardian (pagi
sampai siang tekanan darah meningkat, malam hari tekanan darah menurun, tetapi
B. Epidemiologi
tahun 1990 sebesar 24,4% menjadi 28,9% pada tahun 2004. Data yang berasal dari
United States National Health and Nutrition Examination Surveys (NHAES) 2005-
sebesar 44%.
hipertensi.
43
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
C. Patogenesis
Banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab dari hipertensi dan pada
darah akan meningkat. Ada tiga faktor yang mendominasi terjadinya hipertensi :
keluar bersama urine ini juga akan meningkat. Tetapi bila upaya mengekresi NaCl
ini melebihi ambang kemampuan ginjal, maka ginjal akan meretensi H2O
ekspansi volume intra vaskular, sehingga tekanan darah akan meningkat. Seiring
dengan perjalanan waktu TPR juga akan meningkat, lalu secara berangsur CO atau
CJ akan turun menjadi normal lagi akibat auto regulasi. Bila TPR vasodilatasi
tekanan darah akan menurun, sebaliknya bila TPR vasokontriksi tekanan darah akan
meningkat.
Persarafan autonom ada dua macam, yang pertama ialah sistem saraf
simpatis, yang mana saraf ini yang akan menstimulasi saraf viseral (termasuk
44
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
dipengaruhi oleh kesadaran otak, akan tetapi terjadi secara automatis mengikuti
siklus sirkardian.
serta dinding vaskular pembuluh darah ialah reseptor α1, α2, β1 dan β2.
rokok, dan sebagainya, akan terjadi aktivasi sistem saraf simpatis berupa kenaikan
Rate) lalu diikuti kenaikan CO atau CJ, sehingga tekanan darah akan meningkat
mempunyai efek negatif terhadap jantung, sebab dijantung ada reseptor α1, β1, β2,
yang akan memicu terjadinya kerusakan miokard, hipertrofi dan aritmia dengan
Karena pada dinding pembuluh darah juga ada reseptor α1, maka bila NE
meningkat hal tersebut akan memicu vasokontriksi (melalui reseptor α1) sehingga
Bila tekanan darah menurun maka hal ini akan memicu refleks
kaskade seperti yang tampak pada gambar dibawah ini, yang mana pada akhirnya
45
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
renin akan disekresi, lalu angiotensin I (AI), angiotensin II (AII), dan seterusnya
D. Klasifikasi
ditentukan secara konsensus berdasarkan data epidemiologik. Pada masa ini ada 2
klasifikasi yang banyak dianut, yaitu yang berdasarkan pedoman The Seventh Joint
National Committee (JNC VII) dari Amerika Serikat dan yang dikeluarkan oleh The
European Society of Hypertension (ESC) tahun 2007, yang sama dengan klasifikasi
klasifikasi prehipertensi bagi tekanan darah sistolik yang berkisar antara 120-139
mmHg dan atau diastolik diantara 80-89 mmHg yang berlawanan dengan klasifikasi
JNC-6 yang memasukkan dalam kategori normal dan normal tinggi. Kategori
dkk., 2015).
46
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
Sumber : diadaptasi dari Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya edisi 2: 516.
47
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
E. Etiologi
diketahui penyebabnya.
terbagi atas:
uropati obstruktif.
48
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
v. Akromegali
inhibitor, dll.
6. Gangguan Neurologi :
7. Faktor psikososial
9. Hipertensi sistolik :
49
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
F. Diagnosis
a. Anamnesis
mengalami sakit kepala, rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur. Hal yang
sebelumnya.
glomerulus (LFG) < 60 mL/mnt, usia (laki-laki > 55 tahun, perempuan > 65 tahun),
riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini (laki – laki < 55 tahun atau
b. Pemeriksaan Fisik
Nilai tekanan darah diambil dari rerata dua kali pengukuran pada setiap
kali kunjungan ke dokter. Apabila tekanan darah >140/90 mmHg pada dua atau
darah harus dilakukan dengan teknik yang benar, alat yang baik, dan ukuran dan
50
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
c. Pemeriksaan Penunjang
ekokardiografi.
sekunder :
metabolik;
51
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
G. Komplikasi
organnya, seperti :
vaskular.
H. Penatalaksanaan
mortaliti. Penderita hipertensi harus diobati secara keseluruhan, tapi ada sasaran
tekanan darah yang harus dicapai berdasarkan kondisi yang ada pada penderita.
Target indeks masa tubuh dalam rentang normal, untuk orang Asia-
52
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia Di Puskesmas Medan Area Selatan
b) Diet
d) Aktivitas Fisis
b. Terapi Mendikamentosa
a) Diuretik
c) Antagonis Kalsium
53