BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Oleh karena itu, kesehatan adalah salah satu aspek yang
mempengaruhi kualitas dan produktifitas sumber daya manusia dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Puskesmas merupakan tempat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya, sesuai
dengan fungsi Puskesmas sendiri sebagai pusat pembangunan, pembinaan, dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai pelayanan kesehatan tingkat I, Puskesmas
mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
Tujuan Nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan pembangunan yang
berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang menyeluruh, terarah
dan terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk di
bidang kesehatan.
Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992, sehat diartikan sebagai keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi yang ingin dicapai
dari pembangunan kesehatan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang
akan datang. Salah satu cara perwujudannya yaitu dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang memadai dan menyeluruh bagi masyarakat.
Dalam pasal 5 UU kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan bahwa setiap
orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Dalam menjalankan tugasnya
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 1
tersebut,
melakukan
analisis
data
berdasarkan
dokumen
Page 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit organisasi fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wilayah kerja
dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004,
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Yang dimaksud dengan :
Page 3
Pembangunan Kesehatan
Adalah
penyelenggaraan
upaya
kesehatan
oleh
bangsa
Indonesia
untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang berwawasan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan.
a. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang berasal
dari pemerintahan, masyarakat, swasta dan sumber laindiketahui oleh Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
kemudian
dipertanggungjawabkan
untuk
tercapainya
tujuan
pembangunan
kesehatan
nasional
yakni
meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
2.1.3 Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektoral termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha diwilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat keluarga,
dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran, kemauan, dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 4
Page 5
Page 6
c.
berwawasan kesehatan.
Memantau pembangunan berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
d.
e.
Upaya kesehatan ibu dan anak, posyandu, polindes, bina keluarga bahagia
b.
c.
(BKB).
Upaya pengobatan, posyandu, pos obat desa (POD).
Upaya perbaikan gizi berupa posyandu, pusat pemulihan gizi (PPG), keluarga
d.
e.
(Poskestren).
Upaya kesehatan
f.
g.
h.
i.
Masyarakat (TPKJM).
Upaya pembinaan pengobatan tradisional berupa Taman Obat Keluarga
j.
(TOGA).
Upaya pembinaan dan jaminan kesehatan (Invation) berupa Dana Sehat,
lingkungan
berupa
Kelompok
Pemakaian
Air
Page 7
b.
promosi kesehatan.
Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
camat,
lurah/kepala
desa,
organisasi
profesi,
organisasi
PKK, PLKB.
Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia
Page 8
b.
Page 9
dan
tanggungjawab
penyelesaian
masalah
kesehatan
Page 10
Kecamatan
Sehat
2015.
Puskesmas
bertanggungjawab
2.
Page 11
2.
kerjanya.
Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai
Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
4.
kecamatan.
Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti
praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas
terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas berikut:
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan:
Data dan informasi.
Page 12
2.
3.
dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan
ditingkat
Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah jabatan struktural Eselon IV.
Apabila tidak tersedia tenaga kesahatan yang memenuhi syarat untuk menjabat
jabatan struktural eselon IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan
kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup dibidang kesehatan masyarakat, dengan
kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas
Tata kerja Puskesmas yaitu:
Koordinasi
tersebut
mencakup
perencanaan,
penggerakan
Page 13
dan
swasta,
puskesmas
menjalin
kerjasama
termasuk
untuk
upaya
kesehatan
masyarakat,
jalinan
kerjasama
Page 14
jawab
puskesmas
sebagai
unit
pelaksana
teknis
adalah
Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek
dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai
potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi
kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra
puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
Page 15
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DARUSSALAM
3.1
Page 16
: 11 Lingkungan.
: 12 Lingkungan.
3.3
Page 17
Luas Kecamatan
Luas Wilayah Kerja
Jumlah Kelurahan
Jumlah Lingkungan
Jumlah Penduduk
Jumlah Kepala Keluarga
Jumlah Bumil
Jumlah Bayi
Jumlah Balita
Jumlah Anak Sekolah
Jumlah WUS
Jumlah PUS
Jumlah Bufas
Jumlah USILA
Jumlah ASI Eksklusif
: 176,98 Ha.
: 176,98 Ha.
: 2 kelurahan.
: 23 lingkungan.
: 20870 jiwa.
: 5092 KK.
: 411 jiwa.
: 435 jiwa.
: 2.211 jiwa.
: 8284jiwa.
: 3303 jiwa.
: 5428 pasangan.
: 432 jiwa.
: 2086 jiwa.
: 15 jiwa.
Tabel 3.1
Kelurahan
Jumlah Lingkungan
Jumlah Penduduk
11
12
23
9.241
11.629
20.870
Page 18
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Seks Ratio
Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan
Januari - Juni Tahun 2014
No.
1
2
Kelurahan
Perempuan
7494
5922
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan Tahun 2014
No
Nama Data/Pekerjaan
Jumlah Penduduk
PNS/TNI
746
Karyawam Swasta
1751
Wiraswasta
1461
Pensiunan PNS/TNI/Polri
548
Pedagang
533
TOTAL
38
15
5.092
Page 19
Kelurahan
Jumlah
Bayi
Balita
Bumil
Pendudu
1
2
k
9.241
11.629
20.870
Bulin
WUS
PUS
USILA
1.847
1.456
3.303
3.149
2.279
5.428
1.166
920
2.086
(Bufas)
138
1.162
297
1.049
435
2.211
Tahun 2014
107
310
411
156
276
432
Page 20
Kelurahan
Posyandu balita
Posyandu Lansia
Ambulan
Darussalam
11
R. Pulau
22
P. Pasir
Tanah 600
10
L. Deli
11
61
Jumlah
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
Page 21
Laboratorium
Aula
Gudang
Kamar mandi pasien
Kamar mandi Pegawai
Kamar mandi USILA
Mushalla
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
: 1 buah.
13
Nama
Dr. Hj. Muthia Nimphar, MARS
Zuraida, SKM
Drg. Harysti Hasibuan
Drg. Zuriada Siregar
Drg. Rosita
Dr. Meylina Siluningga
Safniar
Farida Hanum Hutabarat
Karmayati
Dr. Y. Hotmarta Hasiholan
Dr. Murni Dahlena Lubis
Suriati Lombu
Arihta Sembiring
NIP
196403201998032001
196901271990012001
19570119199012001
195803141986032003
196103171989012001
195605151986012001
195602261980102004
196110161981032004
196412281985012001
197103312005022001
197603232006042011
196204161988032002
196712261989112001
14
Faridawati Nadeak
15
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
196704281990032008
IV/A
III/C
IV/C
IV/C
IV /B
IV/C
III/D
III/D
III/D
III/D
III/D
III/B
III/B
III/B
Pendidikan
Dokter Umum
S1
Dokter Gigi
Dokter Gigi
Dokter Gigi II
Dokter
D3 Bidan
SAA
Pend. Bidan
Dokter
Dokter
Bidan
Perawat Gigi
Kesling
Jabatan
Ka. Puskesmas
Wa. Ka. Puskesmas
Penjab, UKGM
Kepala Sub Bag. Tata Usaha
Wkor II Pelayanan Gigi
Pelayanan Poli Lansia
Diare
Asisten Apoteker
UKS
Wakor I Pengobatan
Wakor II Pengobatan
PKM/PSM
Gigi
Kesling, UKK
Paridah Hanim
Helmina br. Depari
Teti br. Damanik
Suryati Simanjuntak
Suriati
Yusnita lubis
Ingot Agustina Sitorus
Halipah
Oki Irawati
196811211989112001
197012211991032001
197412111993012001
196612161993022001
19740127199702004
197703262001122001
197308222003122001
198406062009042015
19821017201001
III/B
III/B
III/B
III/A
III/A
II/D
II/D
II/D
II/D
TPG
Bidan
Bidan
Akper
Analisis
Ass. Apoteker
Perawat Gigi
Perawat
Analisis
Pelayanan Gizi
Lansia
Deteksi Dini, KIA
WHN/ UKJ / UKM
Laboratorium
Obat
Gigi
TB Paru
Laboratorium
2007
197608052011012007
198709012010012020
198505212011012011
Honorer
II/D
II/D
II/C
Perawat
Bidan
Perawat
S.sos
SP2TP
MTBS
Kartu
Administrasi, TU
GOL
Page 22
3.7
Page 23
Page 24
Fasilitas Gedung
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Poliklinik Umum
Ruang Pendaftaran/Kartu
Ruang Tunggu
Ruang Pengobatan Gigi
Ruang Obat/Apotik
Ruang KIA/KB/Imunisasi
Ruang Santun Usila
Ruang Laboratorium
Ruang Gizi
Ruang Kamar Mandi
Ruang Gudang
Ruang Tata Usaha/Komputer
Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
Page 25
Ruang Sholat
Ruang Pertemuan
Ruang P2M
1
1
1
:4
:3
:1
:7
:2
:1
Kartu berobat.
Buku catatan.
Kartu pelaporan.
Lemari/rak buku.
Meja/kursi.
Komputer.
Stempel.
Arsip.
Lemari es.
Alat-alat imunnisasi.
Vaksin, seperti DPT, Polio, Campak, DT, TT, dan Hepatitis B.
Page 26
Poliklinik set
Bidan Kit
Lansia Kit
Alat-alat suntik dan alat-alat P3K
Timbangan bayi dan dewasa
Satu set dental unit
Lemari pendingin tempat penyimpanan bahan-bahan imunisasi
Imunisasi kit
Alat-alat laboratorium sederhana
Darussalam
dalam
rangka
menjalankan
tugas-tugas
pokoknya
memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obatoabatan, antara lain:
1.
2.
3.
Obat-obatan INPRES.
Obat-obatan ASKES.
Obat-obatan GAKIN.
Acyclovir 200 mg
Acyclovir 400 mg
Allopurinol 100 mg
Ambroxol 30 mg
Amlodipine 10.5 mg
Amoxicillin 500 mg
Amoxicillin syr 125 mg
Antalgin 500 mg
Antasida Doen
Asam Mefenamat 500 mg
Bisoprolol 5 mg
Captopril 12.5 mg
Captopril 25 mg
Ciprofloxacin 500 mg
Chlorpheniramine 4 mg
Clotrimoxazole 480 mg
Clotrimoxazole pediatric 120 mg
Dexamethason 0,5mg
Dextrometorphan HBr 15 mg
Domperidone 10 mg
Diaform 550 mg
Diazepam 2 mg
Digoxin 0.25 mg
Etil Klorida spray
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Botol
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Spray
Page 27
Furosemide 40 mg
:
Glibenklamid 5 mg
:
Graxine
:
Gliseril Guaiakolat 100 mg
:
Griseovuffin 125 mg
:
Glimepiride
:
Hidrokortison krim 2,5 %
:
Ibuprofen 200 mg
:
Ibuprofen 400 mg
:
ISDN 5 mg
:
Kotrimoksazol 240 mg
:
Metronidazol 250 mg
:
Metformin 300 mg
:
Meloxicam
:
Natrium diclofenac 25 mg
:
Natrium diclofenac 50 mg
:
Nifedipine 10 mg
:
OBH syr
:
OksitetrasiklinHCi 1%
:
Oksitetrasiklin HC1 3 %
:
Parasetamol 500 mg
:
Penicillin 500 mg
:
Phytomenadione 10 mg
:
Pil KB
:
Pirantel Pamoat 125 mg
:
Piroxicam 10 mg
:
Ranitidine 150 mg
:
Salbutamol 2 mg
:
Salbutamol 4 mg
:
Salisil Bedak 2 %
:
Selediar
:
Selestidin 200 mg
:
Sianokobalamm (Vit B 12) 500 mcq/ mi-iml :
Simvastatin 10 mg
:
Tetrasiklin 250 mg
:
Vica natal
:
Vit B Comp.
:
Vit B1
:
Vit B6
:
Vit B12
:
Vit C
:
Vit K
:
Zinc 20 mg
:
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tube
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Botol
Tube
Tube
Tablet
Tablet
Tablet
Kotak
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Kotak
Tablet
Tablet
Ampul
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Page 28
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
4.1 Program
Dasar
dan
Program
Pengembangan
Puskesmas
Darussalam
4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya tarik yang tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan
disetiap puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib
Puskesmas ada 7 program wajib yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Page 29
permasalahan
kesehatan
yang
ditemukan
dimasyarakat
serta
Sasaran
1.
2.
3.
4.
pesantren.
Tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, dll).
Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal tempat ibadah, tempat hiburan,
5.
Kegiatan
1.
Page 30
2.
3.
Rumah Ibadah.
Posyandu.
Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan brosur.
Pembinaan generasi muda untuk hidup di dalam kegiatan antara lain berupa
4.
5.
6.
yang
dilakukan
dengan
mengadakan
penyuluhan
perorangan,
c.
Sejahtera).
Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka teknologi
d.
e.
Page 31
Pratama
Kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan teratur tiap bulannya, juga
b.
c.
orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya dana sehat.
Purnama
Kegiatan posyandu strata ini lebih dari 8 kali setahun dengan kader lebih dari
d.
1.
2.
3.
4.
Meja I
: Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan.
Meja III : Pengisian KMS.
Meja IV : Penyuluhan Perorangan.
a. Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti
pemberian makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.
b. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI eksklusif dan P2P
5.
Tabel 4.1
Distribusi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam
Kecamatan Medan Petisah Tahun 2014
No
Kelurahan
Pratama
-
Jenis Posyandu
Madya Purnama
10
10
20
-
Jumlah
Mandiri
-
10
10
20
Page 32
2.
sarana air bersih, pemerikasaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga, saluran
3.
4.
5.
bawaan makanan.
Pemeriksaan Jentik Nyamuk
Bersama kader juru pengamatan jentik, petugas sanitasi puskesmas,
melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin menjadi
perindukan nyamuk dan tumbuhnya jentik, kemudian dihitung berapa rumah
penduduk yang mengalami bebas jentik.
1.
2.
3.
4.
Sasaran:
Daerah yang rawan air bersih.
Daerah yang rawan penyakit menular.
Daerah perkotaan dan pemungkiman baru.
Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, sekolah
dan lain-lain.
Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor.
Page 33
Kegiatan:
1.
2.
b.
sampah dan limbah yang baik di sekolah, posyandu dan sekolah puskesmas.
Melakukan kunjungan rumah, kantin, instansi, rumah ibadah, untuk medata
sarana kebersihan lingkungan, perumahan penduduk, kamar mandi dan
c.
d.
Kes. Lingkungan
Penyehatan tempat-tempat umum
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Jlh
10
10
10
10
10
56
12
360
365
360
365
360
360
2170
(TTU) (Salon,Hotel,Rumah
2
Ibadah,Pasar/Plaza,Kolam Renang)
Tempat pengelolahan Makanan
(TPM) (Rumah Makan,Kedai Kopi,
Chatering,Restauran, Jual
Makanan/Minuman, Pabrik
Page 34
360
365
360
365
360
365
2175
360
365
360
365
360
365
2175
diinspeksi sanitasi
Pemeeriksaan TPS/TPA
12
Pemeriksaan sanitasi RS
18
Pembinaan DPLS
12
9
10
3
360x
3
365
3
360
2
365
3
360
3
365
17
2175x
nyamuk (PSN)
Penyuluhan kesehatam lingk65ngan
11
4x
4x
4x
4x
4x
4x
24x
12
13
(kelompok)
Penyuluhan kesehatan sekolah
Jumlah tempat
2x
-
2x
-
2x
-
2x
-
2x
-
2x
-
12x
-
pengelolahan/penjualan (PT2)
14
Page 35
Page 36
Batasan
Usaha perbaikan gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk
mencegah dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia dengan
jalan menurunkan jumlah pendeita kurang gizi serta untuk meningkatkan status gizi
masyarakat secara keseluruhan.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
a)
b)
c)
posyandu.
Meningkatkan kerja sama dengan lintas sektoral maupun lintas program.
2. Tujuan Khusus
a)
b)
c)
3. Sasaran
a)
b)
c)
d)
Balita.
Ibu menyusui.
Ibu hamil.
Penderita dari Balai Pengobatan.
4. Kegiatan Gizi
a)
Dalam Gedung
1.
Pojok Gizi.
2.
Pelayanan Gizi rawat inap
Penyuluhan dan konsultasi gizi.
Penyediaan makan.
Page 37
Luar Gedung
1.
2.
3.
4.
Luar Gedung.
Pemberian paket pertolongan gizi.
Penyuluhan kelompok.
Pemantauan status gizi.
2)
3)
4)
5)
6)
a.
b.
c.
d.
e.
Page 38
Tabel 4.5
Sasaran Target dan Pencapaian Pemberian Vitamin A dan Tablet Fe untuk Bumil,
Bufas, Bayi dan Balita di Puskesmas Darussalam Medan Petisah
Tahun 2014
Target
Kegiatan
Sasaran
Fe1 Bumil
Angka
Pencapaian
%
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Bumil
93
38
40
42
42
43
44
Fe3 Bumil
505
Bumil
90
36
38
41
42
42
40
Fe + Vit A
Bufas
80
36
37
22
35
37
40
Bufas
Vit A Bayi
482
Bayi
80
196
85,2
Tercapai
Vit A
230
Balita
80
2071
85,1
Tercapai
Balita
2433
Tabel 4.6
Data SKDN Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah
Bulan Januari Juni Tahun 2014
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 39
Data Laporan
Cakupan
Pos Penimbangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
N/S
D/S
K/S
D/K
N/D
2628
2892
2892
2892
2892
2892
1970
2512
2512
2526
2548
2548
1250
2456
1471
1604
1861
2895
959
2159
1188
1286
1469
1531
36,5
74,7
41,1
44,5
50,8
52,3
47,6
84,9
50,9
55,5
64,3
65,5
75
86,9
86,9
87,3
88,1
88,1
63,5
97,8
58,6
63,5
73
74,4
76,7
87,9
80,8
80,2
78,9
80,8
Keterangan :
Semua Balita yang terdaftar dan mempunyai KMS pada bulan ini.
N/S
D/S
K/S
D/K
N/D
Balok SKDN
Efektifitas
Target (%)
40
PENCAPAIAN
61,7
KETERANGAN
Tercapai
Program (N/S)
Cakupan
85
85,5
Tercapai
Program ( K/S)
Peran Serta
75
72,1
Belum Tercapai
70
81,4
Tercapai
Masyarakat
4
(D/S)
Kesinambungan
Page 40
80
50,2
Belum Tercapai
(N/D)
Sumber : SP2TP PuskesmasDarussalam Medan, 2014
Tabel 4.8
Distribusi Kapsul Vitamin A Puskesmas Darussalam
Kecamatan Medan Petisah Tahun 2014
Vitamin
Bayi
Balita
Sasaran
230
2433
Target
80%
80%
Februari
192
2071
Total
192
2071
Total
85,2%
85,1%
Keterangan
Tercapai
Tercapai
Page 41
2.
3.
Target
Target
Sasaran
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Total
1631/Thn
Balita
185
165
195
220
220
177
1162
(%)
Program P2
100
ISPA
(135/bln)
cakupan
balita yg
bukan
Pneumonia
Page 42
Target
Sasaran
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
585/tahun
64
73
55
66
48
36
%
Program
2,8
P2 diare
(48/bulan)
Sumber : SP2TP Puskesmas Darussalam Medan, 2014
Page 43
Program Imunisasi
Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap
penyakit infeksi tertentu dengan memasukkan suatu zat ke dalam tubuh.
Sasaran
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan pasangan usia subur.
Tujuan:
1.
Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian dan angka kecacatan bayi dan balita.
2.
Tujuan Khusus
Tercapainya UCI (Universal Child Immunization).
Tercapainya imunisasi TT = 80%.
Tercapainya eradikasi polio = 90%.
Macam-macam Imunisasi :
1. BCG
Gunanya : Mencegah dan memberi kekebalan terhadap penyakit TBC.
Cara pemberian :
Diberikan satu kali waktu bayi lahir atau sedini mungkin dengan dosis 0.05cc
secara intrakutan pada lengan kanan atas.
2. DPT
Gunanya : Mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Cara pemberian :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 44
3. Polio
Gunanya : Memberikan kekebalan secara aktif terhadap penyakit polio.
Cara pemberian :
Diberikan 4 kali usia 0-4 bulan dengan dosis 2 tetes secara oral.
4. Campak
Gunanya :Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara pemberian :
Diberikan satu kali pada usia 9 bulan dengan dosis 0.5cc secara SC/IM pada lengan
kiri.
5. Hepatitis- B
Gunanya : Mencegah penyakit Hepatitis.
Cara pemberian :
Diberikan 3 kali dengan dosis 0.5 cc IM pada usia 0-11 bulan pada paha sebelah
kanan.
Tujuan dilaksanakan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
oleh Puskesmas Darussalam Medan Petisah :
Mencegah terjadinya penularan penyakit.
Mengurangi angka kesakitan.
Mengurangi angka kematian.
Hal ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada Masyarakat.
Melakukan pencegahan melalui pembasmian vektor.
Melakukan pengobatan.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 45
Tabel 4.11
Cakupan Imunisasi di Puskesmas Darussalam Medan Petisah
Bulan Januari Juni Tahun 2014
BCG
DPT HB-1
DPT HB-2
DPT HB-3
POLIO 1
POLIO 2
POLIO 3
POLIO 4
CAMPAK
Target
97%
97%
90%
90%
97%
90%
90%
85%
90%
Jan
32
30
29
29
34
32
30
30
30
Feb
68
70
67
64
74
70
68
65
69
Mar
103
110
105
102
113
105
106
102
106
Apr
139
149
145
140
151
150
144
140
142
Mei
179
187
185
179
191
188
184
179
180
Jun
218
222
220
214
227
222
219
214
219
Target imunisasi:
BCG
: 50,1%.
DP- HB 1
: 51,0%.
DPT HB 2
: 50,5%
DPT-HB 3
: 49,1%.
Polio 1
: 52,1%
Polio 2
: 51,0%
Polio 3
: 50,3%
Polio 4
: 49,1%.
Campak
: 50,3%.
Page 46
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Page 47
Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan
Page 48
BIAS.
Penyuluhan penyakit menular.
Kegiatan dengan lintas sektoral seperti: PSN, Posko Gabungan saat KLB.
Pemantauan ke RS Rujukan penyakit menular dan berpotensi wabah yang
berada di wilayah kerja.
Tabel 4.12.
BTA
BTA
Kambuh
Anak
E.Paru
Total
(+)
(-),Ro (+)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
1
2
3
2
4
3
1
1
1
4
3
4
2
5
Juni
Page 49
TABEL 4.13.
Data Dasar Demam Berdarah Puskesmas Darussalam Medan Petisah
Periode Januari Juni 2014
NO
BULAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
Jumlah
PENDERITA
0
3
0
0
0
1
4
SEMBUH
0
3
0
0
0
1
4
MENINGGAL
0
0
0
0
0
0
0
Page 50
TABEL 4.14
DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS DARUSSALAM
PERIODE JANUARI JUNI 2014
NO
1
2
3
4
5
6
BULAN
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JUMLAH
KUNJUNGAN
UMUM
KTP/KRT
JAMKESMAS
ASKES
RUJUK
Page 51
Tabel 4.15.
Jumlah Rata Rata Penyakit Terbesar Di Puskesmas Darussalam Medan Petisah
Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama Penyakit
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
GIGI
DIARE
PENYAKIT KULIT
MIALGIA
DM
HIPERTENSI
GASTRITIS
TB PARU
INFEKSI TELINGA TENGAH
Penyakit Infeksi Saluran Napas merupakan penyakit yang terbanyak pada tahun
Membuat perencanaan.
Page 52
Laporan triwulan :
kerja.
Pencatatan pelaporan yang dilakukan di puskesmas Tuntungan dilaksanakan
oleh beberapa sub-bagian di puskesmas belum lengkap dan belum teratur dan
laporan bulanan.
4.3
Lomba sekolah sehat, cerdas cermat dokter kecil, lomba karya tulis
dokter remaja.
Tabel 4.16
Data UKS Puskesmas Darussalam Medan Petisah Tahun 2014
No
Kegiatan
Sasaran
Target (%)
Pencapain
(%)
Page 53
1824
79
1599 (87,6%)
1120
240 (21,4%)
SD, SMP.
2
sekolah dasar
dari 100%
Sumber : SP2TP PuskesmasDarussalam Medan, 2014
Page 54
gigi.
Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.
Tabel 4.17
Data Kunjungan poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Darussalam Medan Petisah
Periode Januari April 2014
No
Januari Februari Maret April
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 55
Askes/PHB/BPJS
Jamkesmas
Medan Sehat (JPKMS)
JUMLAH
7
1
1
9
25
7
3
35
19
11
20
50
43
11
21
75
Page 56
Tabel 4.18
Laporan Bulanan Laboratorium Puskesmas Darussalam Medan Petisah
Januari Juni 2014
No Pemeriksaan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
1
Jumlah
specimen
darah yang
diperiksa
Jumlah
specimen air
seni yang
diperiksa
Jumlah
pemeriksaan
BTA/TBC
10
21
17
20
14
19
Page 57
Jumlah
pemeriksaan
BTA/TBC (+)
Jumlah
pemeriksaan
lab lainnya
(KGD)
10
15
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
15 September 2014
Negeri 34.
Mengenal data-data program pokok Puskesmas dari Pemegang Program.
17 September 2014
Mencari data-data program pokok Puskesmas.
Page 58
Memberikan penyuluhan UKS dengan topik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan
18 September 2014
19 September 2014
Melakukan Senam Aerobik dan Senam lansia dengan staf puskesmas Darussalam
Medan
Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk di kelurahan Sei Sikambing D, Medan.
Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di Puskesmas.
Mencari data-data program pokok Puskesmas.
20 Septermber 2014
Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di Puskesmas.
Menyusun laporan kegiatan Puskesmas.
22 September 2014
Imunisasi campak pada siswa kelas 1 SDN 060883 dan SDN 060893
Page 59
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
I.1
kesehatan keluarga adalah kesehatan Ibu dan kesehatan anak karena angka kematian Ibu dan
anak tinggi.
Permasalahan dalam kesehatan keluarga terbagi 2 yaitu:
1. Permasalahan Kesehatan Ibu.
Permasalahan kesehatan Ibu adalah dijumpainya angka kematian yang tinggi dan
menurut data dari Dinas Kesehatan didapati 228 Ibu meninggal dari setiap 100.000
persalinan. Tingginya angka kematian itu disebabkan oleh beberapa hal yang meliputi:
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Eklamsia, dan
d. Pre-eklamsi
2. Permasalahan Kesehatan Anak.
Permasalahan kesehatan anak adalah dijumpainya angka kematian anak yang tinggi
yang didapat dari data Dinas Kesehatan, dimana terdapat 341 anak meninggal dari setiap
Page 60
c.
Infeksi neonatorum
Biasanya infeksi ini didapat dari kongenital dan infeksi yang didapat pada saat
persalinan misalnya: Pemotongan tali pusat, ketuban pecah lama.
Page 61
c.
d.
e.
f.
g.
persalinan.
Calon pendonor darah Sebelum mengetahui pendonor darah, Ibu hamil wajib
mengetahui golongan darahnya pada saat kunjungan Ibu hamil.
2.
d.
Faktor lingkungan
2.
Faktor perilaku
3.
4.
Faktor keturunan
Page 62
Faktor lingkungan
Syarat lingkungan yang sehat :
-
Faktor Perilaku
Intinya adalah melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) :
-
Page 63
Air Permukaan, yaitu air yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk air
permukaan. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya.
2.
Air Tanah, secara umum terbagi menjadi : air tanah dangkal yaitu terjadi akibat proses
penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam terdapat pada lapis
rapat air yang pertama.
3.
Air Atmosfer/meteriologi/air hujan, dalam keadaan murni sangat bersih tetapi sering
terjadi pengotoran karena industri, debu dan lain sebagainya. (Waluyo, 2005).
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan,
maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 64
Water Borne Disease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang
terkontaminasi oleh bakteri pathogenn dari penderita atau karier. Bila air yang
mengandung kuman pathogen terminum maka dapat terjadi penjangkitan pada orang
yang bersangkutan, misalnya Cholera, Typhoid, Hepatitis dan Dysentri Basiler.
2.
Water Based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui
persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya Schistosomiasis.
3.
Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk
pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat
dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang
cukup maka penularan penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi.
Penyakit ini
saluran pencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air
(Water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (Water washed).
Contoh penyakit ini adalah cholera, thypoid dan Dysentry basiller. Berjangkitnya
penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk makan, minum, memasak
dan kebersihan alat-alat makan.
4.
Water Related Insect Vectors, Vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan air
yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air, misalnya Malaria, Demam
Berdarah, Yellow Fever, Trypanosomiasis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, yang
dimaksud air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih merupakan
salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat.
Page 65
b.
Syarat Kimia : Kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l, kesadahan
maksimal 500 mg/l
c.
Syarat Mikrobiologis : Jumlah total koliform dalam 100 ml air yang diperiksa
maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan dan 10 untuk air
yang berasal dari perpipaan.
Sarana air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang
menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana
air bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur
pompa tangan dalam, tempat penampungan air hujan, penampungan mata air, dan perpipaan.
Air sumur merupakan sumber air yang paling banyak dipergunakan masyarakat Indonesia.
Sumur gali yang dipandang memenuhi syarat kesehatan ialah (Sanropie, 1986) :
1.
Lokasi
2.
Konstruksi
Dinding sumur harus kedap air sedalam 3 meter dari permukaan tanah untuk
mencegah rembesan dari air permukaan.
Bibir sumur harus kedap air minimal setinggi 0,7 meter dari permukaan tanah
untuk mencegah rembesan air bekas pemakaian ke dalam sumur.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 66
Sediakanlah bahan-bahan seperti pasir, arang aktif (dapat dari batok kelapa, tawas,
kaporit dan bubuk kapur).
b.
Sediakan pula empat buah kaleng. Kaleng pertama dipakai untuk menampung air
yang
sendok teh kaporit, 2 sendok makan tawas yang telah dilarutkan terlebih dahulu,
kemudian kesemuanya diaduk dalam beberapa menit. Setelah tampak keping-keping
bubuhkanlah satu sendok makan bubuk kapur, kemudian aduk lagi, setelah beberapa
menit akan tampak kepingan yang lebih besar. Setelah itu endapkan selama setengah
jam.
c.
Ke dalam kaleng kedua yang berisi pasir dialirkan air dari kaleng pertama.
d.
Kaleng ketiga adalah sebagai penampung air yang telah disaring dari kaleng kedua.
Air yang mengalir mula-mula keruh, tetapi lama-lama akan jernih. Air dalam kaleng
ketiga ini digunakan untuk proses pengendapan sisa kotoran yang mungkin ada.
e.
Kaleng keempat diisi dengan arang aktif gunanya untuk menghilangkan bau khlor
yang ada. Air yang keluar dari kaleng keempat ini, telah dapat dipergunakan untuk
sumber air bersih.
Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 67
Tidak mencemari air Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar
lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan
terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau
diplester. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter Letak lubang
kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak
merembes dan mencemari sumur. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar
ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut
2.
Tidak mencemari tanah permukaan Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti
kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban yang
sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian
kotoran ditimbun di lubang galian
3.
Bebas dari serangga Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya
dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi
sarang nyamuk. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang
bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya Lantai jamban harus selalu bersih
dan kering Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup 4. Tidak
menimbulkan bau dan nyaman digunakan Jika menggunakan jamban cemplung,
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 68
Aman digunakan oleh pemakainya Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat
pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu
atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat
6.
Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya Lantai jamban
rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran. Jangan membuang plastik, puntung
rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran. Jangan
mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat
penuh. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci.
7.
Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan Jamban harus berdinding dan
berpintu
Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.
Pembuangan Air Limbah
Yang dimaksud dengan air limbah, air kotoran atau air bekas adalah air yang tidak
bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau
hewan, dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi
(Azwar, 1995).
Beberapa sumber air buangan :
a.
b.
Page 69
menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah sebelumnya. Air
buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme
pathogen, larva nyamuk ataupun serangga yyang dapat menjadi media transmisi penyakit
seperti Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri Basiler, dan sebagainya.
Menurut Kusnoputranto (2000), pengelolaan air buangan yang tidak baik akan
berakibat buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, yaitu :
1.
Terhadap Lingkungan
Air buangan antara lain mempunyai sifat fisik, kimiawi, bakteriologis yang dapat
menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan dapat
menimbulkan pencemaran terhadap air permukaan, tanah, atau lingkungan hidup lainnya.
Disamping itu kadang-kadang dapat menimbulkan bau yang tidak enak serta pemandangan
yang tidak menyenangkan.
2.
gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan dapat menjadi media tempat
berkembang
biaknya
mikroorganisme
pathogen,
terutama
penyakit-penyakit
yang
Page 70
Sampah organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah yang mempunyai kandungan air yang
cukup tinggi, contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang termasuk sampah
organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah
organik kering diantaranya kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering.
2.
Sampah anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa berasal dari
bahan yang bisa diperbarui dan bahan yang berbahaya serta beracun. Jenis yang termasuk ke
dalam kategori ini bisa didaur ulang (recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik
dan logam.
Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan
sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
a.
Penyimpanan sampah
Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut
dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan) dan untuk ini perlu
disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu. Maksud dari
pemisahan dan penyimpanan disini ialah untuk memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat
tempat sampah antara lain : (i) konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah
berseraknya sampah, (ii) mempunyai tutup, mudah dibuka, dikosongkan isinya serta
dibersihkan, sangat dianjurkan afar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa
mengotori tangan, (iii) ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut
oleh satu orang.
b.
Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga
atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu setiap rumah tangga harus
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 71
Pemusnahan sampah
Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara
lain :
(1)
Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah
kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan sampah;
(2)
(3)
Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menyediakan tempat yang baik bagi vektorvektor penyakit yaitu serangga dan binatang-binatang pengerat untuk mencari makan
dan berkembang biak dengan cepat sehingga dapat menimbulkan penyakit.
2.
Terhadap Lingkungan
Dapat mengganggu estetika serta kesegaran udara lingkungan masyarakat akibat gasgas tertentu yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme.
Page 72
Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka asapnya dapat mengganggu
pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara karena ada asap di udara.
Dapat menyebabkan banjir apabila sampah dibuang ke saluran yang daya serap
alirannya sudah menurun.
sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim serta makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga
merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar
waktunya (Depkes RI, 2002).
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. (Notoatmodjo,
2007). Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh
pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan
dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat
untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani
maupun sosial (Sanropie, dkk, 1989).
Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria, antara lain : (Chandra, 2007)
1.
2.
3.
4.
Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 73
2.
Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3.
4.
diperhatikan :
1.
Bahan bangunan
Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak
digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan
gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan
lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain.
(Notoatmodjo, 2010).
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. Atap berfungsi
untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan hujan, juga
melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-lain.
Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim
panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989).
Page 74
Ventilasi
Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini
karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk
udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam
keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara
yang lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti
cahaya matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun
sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi
mutlak ada.
Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar
ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu : (i) Ventilasi alamiah, dimana aliran
udara dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin,
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke
dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari
gigitan serangga tersebut. (ii) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
3.
Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk
ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan
media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya
terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata. Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu
matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup.
Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas
lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber
cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2007).
4.
Page 75
Page 76
b.
c.
Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku manusia
(Notoatmodjo, 2003).
Terdapat 6 tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam kognitif, yaitu:
a.
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
juga mengingat kembali terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang diterima.
b.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar.
c.
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari dari
situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d.
Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu materi atau objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
e.
Sintesis (synthesis)
Page 77
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehatan, poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan mempengaruhi sikap dan
tindakan, pengetahuan dan sikap menentukan apakah responden mampu atau tidak mampu
dalam melakukan prinsip sanitasi dasar.
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tetutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas namun
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan
motif tertentu (Notoatmodjo, 2007). Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya
tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok
sosialnya (Sarwono, 1997).
Ada beberapa tingkatan dalam sikap, yaitu :
a.
Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
b.
Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan dan menyelesaikan tugas
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengajarkan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
c.
Menghargai (valuing)
Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
suatu indikasi sikap tingkat tiga.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 78
menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. (Notoatmodjo, 2007).
Tindakan mempunyai beberapa tingkatan :
1.
Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan tindakan tingkat pertama.
2.
3.
Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai tingkatan ketiga.
4.
Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan
tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut
(Notoatmodjo, 2003).
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Program Puskesmas Darussalam Medan Petisah sudah berjalan cukup baik dengan
tercapainya beberapa indikator dari program kesehatan Puskesmas Darussalam.
Program puskesmas dengan fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan di wilayah kerja cukup baik
sedangkan respon Masyarakatnya yang kurang, hal ini menjadi hambatan dan
tantangan yang dihadapi Sumber Daya Masyarakat (SDM) Puskesmas dalam
meningkatkan peran serta masyarakat.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FK UMI
15 September 2014 25 September 2014
Page 79
dengan
dengan
Page 80