Anda di halaman 1dari 79

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas merupakan tempat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk masyarakat, sesuai dengan fungsi puskesmas sebagai pusat perkembangan, pembinaan,
dan pelayanan kesehatan yang sekaligus merupakan pos operasi terdepan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan nasional bangsa
menurut UUD 1945 alinea 4, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diselenggarakanlah program
pembangunan nasional yang menyeluruh, terarah dan terpadu, untuk memenuhi kebutuhan
manusia termasuk di bidang kesehatan. Program tersebut terwujud dalam Puskesmas sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan dalam menjalankan program kesehatan diharapkan
mampu sebagai institusi yang melakukan promotif, preventif, dan kuratif diwilayah kerjanya.
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan. Hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal dengan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, dimana peran
masyarakat juga dilibatkan melalui suatu wadah yang disebut Puskesmas (Pusat Kesehatan
Masyarakat).

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
1
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui program kerja Puskesmas di masyarakat.
b. Untuk mengetahui struktur organisasi Puskesmas serta program dari masing-
masing unit yang ada.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui program-program wajib dan pengembangan Puskesmas
(khususnya Puskesmas Helvetia).
b. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah dijalankan,
melalui data-data yang tersedia di Puskesmas Helvetia.
c. Untuk mengetahui kendala yang dijumpai dalam melaksanakan program yang ada
di Puskesmas Helvetia.
d. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia.

1.3 Prosedur Kerja


1.3.1 Ruang Tunggu
a. Ruang tunggu duduk diupayakan agar cukup nyaman dan ventilasi udara.
b. Tempat duduk disediakan cukup sesuai rata-rata kunjungan pasien per hari.
c. Ada papan informasi diutamakan untuk pasien lanjut usia, ibu hamil, dan ibu yang
membawa bayi.
d. Ruangan selalu dalam keadaan bersih.
e. Disediakan tempat sampah yang memadai.
f. WC yang bersih dan jauh tempatnya dari ruang tunggu.
g.Pada dinding ruang tunggu disediakan informasi atau gambar penyuluhan
kesehatan.
h. Pasien dipanggil dan diperiksa sesuai dengan nomor urut pendaftaran, apabila ada
yang sakit keras didahulukan.
i. Bagi puskesmas dengan kunjungan 100% atau lebih per harinya bisa disediakan
pengeras suara untuk memanggil pasiennya sebaliknya ruang tunggu untuk

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
2
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

perawatan preventif, promotif terpisah dari ruang tunggu untuk pelayanan


pengobatan.

1.3.2 Ruang Kartu/ Pendaftaran Pasien


a. Pasien akan melewati halaman Puskesmas yang bersih dan indah.
b. Pada pintu masuk pasien akan membaca papan informasi “LOKET
PENDAFTARAN” dengan tanda panah menuju ke ruang loket pendaftaran.
c. Pada loket pendaftaran pasien akan melihat hari dan jam berapa Puskesmas serta
ruang pendaftaran dan pemeriksaan.
d. Pasien akan melihat jadwal pelayanan ibu hamil, untuk pelayanan bayi dan anak
balita dan hari imunisasi bayi.
e. Pasien akan melihat juga di tiap ruangan periksa ada papan tulis: ruang periksa,
ruang suntik, loket, apotik, ruang periksa gigi, laboratorium, dan ruang tunggu.

1.3.3 Loket Pendaftaran


a. Petugas loket menyambut pasien dengan senyum dan menyapa pasien dengan
”SELAMAT PAGI, ADA YANG BISA SAYA BANTU”.
b. Untuk pasien baru petugas akan menanyakan tujuan pasien, kemudian di cari
blanko status yang kosong untuk isi nama, alamat pasien, umur dan jenis kelamin.
Bila pasien seorang anak dicatat juga nama orangtuanya.
c. Untuk pasien lama dicarikan kartu statusnya dan diberikan kepada pasien dengan
ramah. Kalau pasien tidak membawa kartu nomor pendaftaran maka ditanyakan
kapan terakhir datang ke puskesmas, dicari pada buku registrasi umum pada
tanggal yang disebutkan dicari nama pasien tersebut dan dicari nomor kartunya.
d. Pasien diberi karcis sesuai denga Perda.
e. Pasien diberi informasi kemana harus pergi dan diberi petunjuk supaya duduk di
ruang tunggu pasien dan pasien dipersilahkan menunggu panggilan.
f. Kartu status pasien dikirim ke ruang periksa sesuai tujuan pasien.

1.3.4 Ruang Periksa


a. Pasien dilayani dengan ramah dan penuh perhatian.
b. Pasien selalu diberi kesempatan untuk bertanya.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
3
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

c. Selanjutnya pemeriksaan sesuai dengan standar teknis. Melihat “JOB AND” bila
ada (sesuai dengan daftar titik pelayanan kesehatan dasar).
d. Bila perlu periksa lab dan pasien diberi tahu untuk menunggu panggilan di ruang
tunggu lab.
e. Bila pemeriksaan lab bisa dilakukan langsung, maka pasien akan diberitahukan apa
yang akan diperiksa, apakah darahnya, apakah urinnya dan diberi tahu kembali ke
ruang periksa setelah mendapatkan hasil pemeriksaan lab.
f. Bila pemeriksaan lab dilakukan keesokan harinya atau dirujuk ke lab yang lebih
besar, maka pasien akan diberitahu persiapan-persiapan yang diperlukan misalnya
puasa, bila perlu membawa tinja, atau khusus untuk periksa kehamilan diambil air
seni pada saat bangun tidur dan sebagainya.

1.3.5 Ruang Suntik/ PJK


a. Bersihkan / sterilkan alat-alat di kamar suntik:
1. Lakukan penilaian luka:
a. Tidak perlu dijahit
- Luka dibersihkan dan diberikan betadine
- Luka ditutup dengan perban
- Diberikan penyuntikan tetanus toxoid. Berikan penyuluhan kepada pasien.
b. Perlu dijahit
- Bius luka yang perlu dijahit
- Bersihkan luka
- Lakukan penjahitan
- Berikan betadine dan perban
- Berikan penyuluhan kepada pasien
b. Penyuluhan penyuntikan kepada pasien
- Lakukan penyuntikan sesuai dengan resep
- Memakai spuit ban (dyposible syringe)
- Penyuluhan kepada pasien bahwa:
Suntikan diberikan bila perlu, sesuai dengan indikasi.
Cepatnya penyembuhan bukan berarti harus disuntik.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
4
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

1.3.6 Apotek
Pasien sampai di Loket Apotek:
a. Pasien dipanggil oleh petugas apotek untuk menerima obat sesuai resep yang
diberikan dokter atau petugas yang selalu memberi pelayanan,
b. Pasien diterima petugas apotek dengan ramah dan penuh perhatian.
c. Petugas apotek membawa resep dan mencari obat sesuai dengan resep. Bila tulisan
resep sukar dibaca ditanyakan kepada yang menuliskan resep.
d. Obat dimasukkan ke dalam kemasan dipilih sesuai dengan bentuk obat.
e. Kemasan obat diberi nama pasien, dosis dan cara pemakaian obat. Bila obat luar
ditulis “obat luar untuk tidak dimakan” bila perlu.
f. Berikan obat sesuai resep kepada pasien dan diberikan penjelasan cara meminum
obat sesuai pemakaian.
g. Berlaku kepada pasien bila setelah meminum obat terjadi efek samping yang
menimbulkan misalnya rasa gatal, pusing, dan mual. Hentikan pemakaian obat dan
kembali ke Puskesmas.
Selanjutnya pasien diberitahukan dapat kembali pulang. Pasien pulang dengan rasa
puas.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
5
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Depkes RI (1991), puskesmas merupakan suatu unit organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.
Definisi puskesmas berdasarkan Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksanaan Teknis
Sebagai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kota Medan (UPTD), Puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggungjawaban utama penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan Puskesmas
ditanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan. Namun jika di dalam suatu
kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan/RW).
Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
6
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Tujuan Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas demi mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat 2015.

2.1.3 Fungsi Puskesmas


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan
umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
7
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Puskesmas bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat


pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang dilakukan Puskesmas meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan
tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambahkan rawat inap.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik atau umum
dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa serta berbagai program kesehatan jiwa dan program kesehatan masyarakat yang lainnya.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah untuk
tercapainya Kecamatan Sehat yang menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Visi pembangunan kesehatan puskesmas telah menjadi acuan rumusan visi untuk
masing-masing Puskesmas, yaitu terwujudnya Kecamatan Sehat yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
Empat indikator utama untuk mencapai kecamatan sehat, yaitu:
1. Lingkungan yang sehat
2. Prilaku sehat
3. Pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
8
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Misi Puskesmas


Misi pembangunan kkesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya agar memperlihatkan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi masyarakat dan keluarga di wilayah
kerjanya. Puskesmas selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan untuk kemandirian hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
tanpa diskriminasi serta menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.
Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup aspek
lingkungan yang bersangkutan.

2.3 Asas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


2.3.1 Asas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan asas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Asas penyelenggaraan
puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
9
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

setiap upaya Puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan.
Asas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Asas pertanggungjawaban wilayah, berbagai kegiatan yang harus dilakukan
Puskesmas, antara lain:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau
di wilayah kerjanya.
2. Asas pemberdayaan masyarakat, beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat, yaitu:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita (BKB).
b. Upaya pengobatan: posyandu, pos obat desa (POD).
c. Upaya perbaikan gizi: Posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi
(KADARZI).
d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua atau wali
murid, Saka Bakti Husada (SBH), pos kesehatan pesantren (Posketren).
e. Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air (Pokmair), Desa Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL).
f. Upaya kesehatan usia lanjut: Posyandu Usila, Panti Weda.
g. Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK).
h. Upaya kesehatan jiwa: Posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat
(TPKJM).
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman obat keluarga (TOGA).
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): Dana sehat, tabungan ibu
bersalin (Tabulin), mobilitas dana keagamaan.
3. Asas keterpaduan

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
10
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah


kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM/BPP
dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program,
agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil.
4. Asas rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama, yang bila tidak mampu
mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan, bila melakukan rujukan baik secara vertikal
ke tingkat yang lebih tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya. Ada 2 macam
rujukan di puskesmas, yaitu:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakatyang mana jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dari puskesmas tersebut bertujuan untuk
mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yaitu terwujudnya kecamatan
sehat menuju Indonesia Sehat,
Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas
yang ada di Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
11
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

g. Upaya pencatatan dan pelaporan

2. Upaya kesehatan pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan yang dipilih dari daftar
upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olahraga
c. Upaya perawatan kesehatan keluarga
d. Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan lanjut usia
i. Upaya kesehatan pengobatan tradisional
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat tidak termasuk
pilihan usaha karena kedua upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap usaha wajib
dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan
masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat di jadikan sebagai
salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat bersifat upaya inovasi, yaitu upaya
lain diluar upaya puskesmas tersebut diatas sesuai kebutuhan. Pengembangan pelaksanaan
upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas sudah
terlaksana secara optimal dengan kondisi target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan
telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
12
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan


pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas
Kesehatan Kabupaten/kotaperlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk
itu, puskesmas dapat kembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya
tenaga, sarana dan prasarana sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam hal ini, apabila ada kemampuan di puskesmas
dapat dikembangkan pelayanan medis spesialistik tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan
maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medis spesialistik di puskesmas hanya dalam
rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status
dokter atau tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau
tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
setempat.

2.4 Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan sistem kesehatan
nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/kota dan Sistem Pemerintah Daerah.
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/kota adalah sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
13
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata
pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti: praktek dokter, praktek
dokter gigi, praktek bidan dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
puskesmas terdapat pula upaya-upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat
seperti: Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai
Pembina.

2.4.2 Organisasi Puskesmas


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu wilayah kabupaten/kota
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas
sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan:
- Data dan informasi
- Perencanaan dan penilaian
- Umum dan kepegawaian
c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas
- Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKMB
- Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan perorangan
- Unit puskesmas pembantu
- Unit puskesmas keliling
- Unit bidan di desa/komunitas

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
14
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

2. Kriteria personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan
tugas dan tanggungjawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas
kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.

3. Eselon Kepala Puskesmas


Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan ditingkat
kecamatan, sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran kepala Puskesmas
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat kecamatan maka jabatan kepala
Puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV.
Dalam keadaan tidak bersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala Puskesmas yakni seorang
sarjana dibidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat
tetap.

2.4.3 Tata Kerja Puskesmas


1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan
melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan ditingkat kecamatan. Koordinasi tersebut
mencakup perencanaan, pergerakan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta
penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh
Puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitas.
2. Dengan Dinas Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan
demikian secara teknis dari administratif, Puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung
jawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta, Puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelenggara rujukan dan memantau
kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber daya

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
15
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai


kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, Puskesmas menjalin kerja sama yang erat dengan berbagai pelayanan kesehatan
rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan
dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit
(Kabupaten/Kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit Paru-
Paru, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan
Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indera
Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan
dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan
konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakan
tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Untuk hasil optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus di
koordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada ditingkat kecamatan.
Diharapakan disatu pihak, penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut
mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan dipihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain ditingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek
pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, LSM, dan serta organisasi kemasyarakatan.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
16
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas


Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pembangunan pelayanan kesehatan yang
optimal di kota Medan khususnya di wilayah Kecamatan Medan Helvetia maka didirikan
Puskesmas Helvetia.

3.2 Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Helvetia terletak di Jalan Kemuning Perumnas Helvetia, Kelurahan

Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia. Batas wilayahnya yaitu :

 Utara : Berbatasan dengan Kab.Deli Serdang

 Selatan : Berbatasan dengan Kec. Medan sunggal

 Barat : Berbatasan dengan Kec. Medan Sunggal

 Timur : Berbatasan dengan Kec. Medan Barat dan Medan Petisah

 Luas wilayah kerja : 11,60 km2

 Jumlah lingkungan : 88 lingkungan

3.3 Data Wilayah/Data Geografis


Puskesmas Helvetia adalah salah satu Puskesmas rawat inap di Kota Medan dengan

luas tanah 410,75 m2. Luas tanah rumah dinas Dokter 357.75m2. Luas tanah rumah dinas

paramedis masing masing 178,875m2. Luas bangunan Puskesmas 350 m2 dan luas bangunan

rumah dinas masing2 100m2. Keadaan rumas dinas Dr rusak berat dan tidak ditempati.

Puskesmas Helvetia diresmikan pada tahun 1979 oleh Walikota Medan AS Rangkuti.

Puskesmas Helvetia melakukan pelayanan kesehatan terhadap 7 kelurahan yang ada

di wilayah kerja kecamatan Medan Helvetia, yaitu:

1. Kelurahan Helvetia

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
17
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

2. Kelurahan Helvetia Tengah

3. Kelurahan Helvetia Timur

4. Kelurahan Tanjung Gusta

5. Kelurahan Sei Sikambing C II

6. Kelurahan Dwikora

7. Kelurahan Cinta Damai

Pada wilayah kerja Puskesmas Helvetia terdapat 2 buah Puskesmas Pembantu (Pustu),

yaitu Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta yang terletak di jalan Gaperta Ujung kelurahan

Tanjung Gusta dan Puskesmas Pembantu Dwikora yang terletak di jalan Setia Luhur

Kelurahan Dwikora.

3.4 Data Kependudukan/Demografi


Kecamatan Medan Helvetia terdiri atas 7 kelurahan dengan jumlah penduduk yang

dicakup oleh Puskesmas Helvetia sebanyak 145.239 jiwa yang terdiri dari 31.652 kepala

keluarga.

Tabel 3.1

Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014

No Kelurahan Jlh. Pend Jlh. Pend. Jlh. Pend Jlh Ling Jlh. KK

(Jiwa) Laki Laki Perempua


n

1 Cinta Dasmai 17.086 8.375 8.711 7 3.838

2 SSC II 12.359 6.071 6.288 12 2.862

3 Dwikora 24.332 11.318 13.013 14 5.414

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
18
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

4 Helvetia Timur 24.061 11.724 12.337 13 5.233

5 Helvetia Tengah 26.707 12.886 13.821 22 6.039

6 Helvetia 11.358 6.519 5.839 12 2.627

7 Tanjung Gusta 29.336 15.281 14.055 8 5.639

Jumlah 145.239 71.174 74.065 88 31.652


Sumber : Kecamatan Medan Helvetia, 2014

Grafik 3.1

Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014

Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2013
29336
30000 26707
24061 24332
25000 Helvetia
Jumlah Penduduk

17086 Helvetia Tengah


20000
Helvetia Timur
15000 11358 12359
Dwikora

10000 SSK II
Tanjung Gusta
5000
Cinta Damai
0
Kelurahan

Keterangan Tabel 3.1

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa :

Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kelurahan Tanjung Gusta, yaitu sebanyak

29.336 dan jumlah penduduk yang paling sedikit yaitu kelurahan Helvetia sebanyak

11.358.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
19
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas


Helvetia Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014
Sumber :Kecamatan Medan Helvetia, 2014
Jumlah
No. Jenis Kelamin
Jiwa Persentase (%)
1 Perempuan 74.065 50, 3
2 Laki – Laki 71.174 49,7
Jumlah 145.239 100

Keterangan Tabel 3.2

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa : jumlah penduduk perempuan lebih banyak

dibandingkan laki-laki, yaitu 74.065 jiwa atau 50,3 % dari total jumlah penduduk.

Tabel 3.3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)


1 Pegawai swasta 26.908 28,4
2 Wiraswasta /Pedagang 51.308 55
4 Pegawai Negeri 12.000 12,7
5 ABRI 2.150 2,8
6 Petani 224 0,02
7 Lainnya
Sumber Kecamatan Helvetia 2014

Keterangan Tabel 3.3

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta/ pedagang,

yaitu sebanyak 51.038 (55%) dan mata pencaharian yang paling sedikit adalah petani, yaitu

sebanyak 224 (0,02 %)

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
20
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.4

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014

No Agama Jumlah Persentase (%)

1 Islam 57.617 62

2 Kristen 21.921 23,5

3 Budha 2.215 0,23

4 Hindu 419 0,04

5 Katolik 10.726 11,5


Sumber :KUA Kecamatan Medan Helvetia 2014

Keterangan Tabel 3.4

Dari tabel di atas diketahui bahwa :

Jumlah penganut agama terbanyak diwilayah kerja Puskesmas Helvetia yaitu Agama Islam

sebanyak 57.617 (62 %) dan yang paling sedikit adalah Hindu sebanyak 419 (0,04 %).

Tabel 3.5

Data GSI di Wilayah Kerja Puskemas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Periode Januari – Desember 2014

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
21
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Data G S I

Kelurahan Bayi Balita Bumi Buli Bufa PUS/


No
1-11 0-59 l n s WUS

Bln Bln
1 Helvetia 227 1.204 250 238 227 1.930/ 7.609

2 Helv.Tengah 519 2.830 571 545 519 4.540

/17.893
3 Helv. Timur 481 2.550 571 545 481 4.090/ 16.120

4 Dwi Kora 486 2.579 535 510 486 4.136/ 16.302

5 SSC II 247 1.310 271 259 247 2.101/ 8.280

6 Tg. Gusta 586 3.109 571 545 586 4.987/ 19655

7 Cinta Damai 341 1.811 645 358 341 2.904/ 11.447

Jumlah : 2904 15.393 3192 3050 2904 24.690/

97.310
Sumber : KIA - Puskesmas Helvetia, 2014

Keterangan Tabel 3.5

1. Jumlah bayi yang terbanyak di Kelurahan Tanjung Gusta yaitu 586.

2. Jumlah bayi yang terendah di Kelurahan Helvetia yaitu 227.

3. Jumlah bayi di Kecamatan Medan Helvetia yaitu 2.904.

4. Jumlah balita di Kecamatan Medan Helvetia yaitu 15.393

5. Jumlah Bumil di Kecamatan Medan Helvetia yaitu 3.192

6. Jumlah Bulin di Kecamatan Medan Helvetia yaitu 3.050.

7. Jumlah Pus di Kecamatan Medan Helvetia yaitu 24690

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
22
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

8. Jumlah Wus di Kecamatan medan Helvetia 97.310

3.5 Data Kesehatan


3.5.1 Sarana Fisik
Puskesmas Helvetia dalam menjalankan kegiatannya didukung oleh fasilitas fisik
meliputi:
1. Fasilitas sumber daya manusia

2. Fasilitas gedung puskesmas permanen.

3. Fasilitas alat-alat

4. Fasilitas obat-obatan

5. Fasilitas imunisasi

6. Fasilitas kendaraan.

7. Fasilitas telepon dan internet

3.5.2 Sarana Ibadah


Tabel 3.6 Sarana Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan
No Tempat Umum Total
1. Mesjid
2. Gereja
3. Vihara
4. Pura

3.5.3 Sarana Kesehatan


Tabel 4. Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
Sarana Kesehatan Polonia Anggrun Madras Sukai Sari Total
g Hulu Damai Rejo
1 Puskesmas 1 0 0 0 0 1
2 Rumah Sakit 1 0 0 1 1 3
3 Polsus Pemprop 0 0 0 0 0 0
SU
4 Klinik BPK 1 0 0 0 2 3
5 Posyandu 13 2 2 4 11 32
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
23
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

6 Balai Pengobatan 3 1 0 0 0 4
7 Dokter 0 0 2 0 0 2
Kandungan
8 Dokter Anak 0 1 2 0 0 3
9 Dokter Bedah 0 1 1 0 0 2
10 Dokter Gigi 2 0 4 1 4 11
11 Dokter Umum 7 2 6 4 3 22
12 Bidan 10 0 0 0 12 22

3.5.4 Sarana Pendudukung Kesehatan


Tabel 5. Sarana Pendukung Kesehatan di Wilyah Puskesmas Helvetia Medan
No. Tempat Umum Total
1 Klinik
2 RSU

3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas


Fasilitas gedung Puskesmas Helvetia terdiri dari :

No. Ruangan Jumlah (Buah)


1. Ruang Kepala Puskesmas 1
2. Ruang Poliklinik Umum 1
3. Ruang Poliklinik Gigi 1
4. Ruang Pendaftaran/Loket 1
5. Ruang Sanitasi 1
6. Ruang Rawat Inap 1
7. Ruang TB-Paru 1
8. Ruang Tata Usaha 1
9. Ruang KIA/KB 1
10. Ruang IGD 1
11. Kamar Obat 1
12. Tempat penyimpanan Obat 1
13. Tempat penyimpanan vaksin 1
14. Ruang Laboratorium 1
15. Ruang Tunggu 1
16. Ruang Kamar mandi 3
17. Aula 1
18. Ruang Klinik IMS & VCT 1
19. Ruang PPG 1
20. Dapur PPG 1
21. Gudang Barang 1
Sumber : Puskesmas Helvetia, 2014

3.6Tenaga Kesehatan Puskesmas

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
24
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Puskesmas Helvetia dan Pustunya memiliki tenaga kesehatan terdiri dari tenaga

medis, paramedis dan staf administrsi lainnya. Adapun tenaga kesehatan yang terdapat di

Puskesmas Helvetia dan Pustu di wilayahnya:

No. Keterangan Jumlah (Orang)


1. Dokter umum 5 (2 sklh)
2. Dokter gigi 4
3. SKM 6
4. S1 Keperawatan 8
5. D4 Kebidanan 2
6. D3 Kebidanan 10
7. D3 Keperawatan 8
8. D3 Keperawatan Gigi 1
9. D3 Farmasi 3
10. Gizi 3
11. SMF 2
12. Perawat (SPK) 2
13 Perawat Gigi (SPRG) 4
14 SPPH 1
Sumber : Puskesmas Helvetia, 2014

3.7 Struktur Organisasi Puskesmas Helvetia

KEPALA PUSKESMAS Umum

KTU Keuangan/
Perlengkapan

Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan Upaya Pelayanan Upaya Pelayanan


Masyarakat Perorangan Pengembangan Penunjang

P2P Poli Umum UKS/ UKGS


Gudang Obat

Kesling/ Klinik Poli Gigi Kes. Kerja


Laboratorium
Sanitasi
Poli Batra
Loket
Kebidanan
JPKM/
Askes Gigi & Mulut Logistik
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Pomkes
Kesehatan Gigi Masyarakat Surveilans Rawat Inap
25
Diare UGD
KIA
KB DBD Puskesmas
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

3.8 Fasilitas Fisik Puskesmas


3.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas
- Ruang Kepala Puskesmas : 1 Unit

- Ruang Imunisasi : 1 Unit

- Ruang Dokter / Periksa Pasien : 1 Unit

- Ruang Obat : 1 Unit

- Ruang KB-KIA : 1 Unit

- Ruang Klinik – Gigi : 1 Unit

- Ruang Lab : 1 Unit

- Ruang TU : 1 Unit

- Ruang Aula : 1 Unit

- Loket / Ruang Tunggu : 1 Unit

- Laboratorium : 1 Unit

- Kamar Mandi / WC : 2 Unit

3.8.2 Sumber Daya Manusia

Tabel 3.7

Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014

No. Nama Gol Pendidikan


1. Dr.Zulheri III-C Dokter umum
2. Syamsunnihar Hasibuan, SKM III-C S1 Kes. Masayarakat
3. Drg. Tengku LusiSp.Ort IV-B Dokter Gigi
4. Dr. Renny Nasution IV-A Dokter umum
5. Dr. Lina Miswarni Ns IV-A Dokter umum
6. Drg. Eva Rosmawati Tobing IV-A Dokter Gigi
7. Drg. Nurlida Girsang IV-A Dokter Gigi
8 Dr. Yunita III-C Dokter Umum
9. Drg. Yohana R.Namurung III-C Dokter Gigi
10. Roslina Lumbanraja, S. Kep.Ns IV-B S1 Keperawatan
11. Nona Alaiya Matondang.AMK. III C D3 Keperawatan
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
26
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

12. Syamsunnihar Hasibuan.SKM. III C SKM


13. Juliana S.Skep, Ns III C S1 Keperawatan
14. Dachria Salome Hutabarat,AMK III C D3 Keperawatan
15. Delima D. Situmorang.SKM. III C SKM
16. Magdalena Simarmata, AMK. III C D3 Keperawatan
17. Verawaty Saragih S.SI Apt. III C Apoteker
18. III B
19. Siti Nurjayani Siagian, Skep III B S1 Keperawatan
20. Juniati BR. Tarigan III B SMAK
21. Havizuddin Nasution III B SMA
22. Erliati III B Bidan
23. Marudin Sitorus III A LCPK
24. Cut Meutia III A D1 Bidan
25. Lisbet Herawaty Sihombing, SKM III A S1 Kes. Masyarakat
27 Bertua Pangaribuan, SKep, Ns III A S1 Keperawatan
Netty Remiaty Naiborhu,
III A S1 Kes. Masyarakat
28. AMG.SKM
29. Erita Melia Manalu III A SPAG
30. Sry Novita, AMG III A Akademi
31. Tetty Marlina Manurung, SKM III A S1 Kes. Masyarakat
Sri Suhanni Kartini BR. Barus
II D
32. Ak.Far Akademi Farmasi
33. Rlisnora Br. Sembiring, AMK II D Akper
34. Dearma Yanti Sinaga, AmKeb II C Akbid
35. Mahdalena, AMK II C Akper
36. Tetty Agustinar S. AkFar II C D III Analis Farmasi
37. Yusrina, AM.Keb II C D III Bidan
38 Amelia Erawaty Siregar, Am.Keb II C D III Kebidanan
39 Masyita
40 Elvi
Sumber :Puskesmas Helvetia, 2013

3.8.3 Fasilitas Administrasi


 Kartu berobat jalan

 Buku-buku catatan/Register

 Lemari/rak kartu

 Meja dan kursi

 Mesin tik

 Stempel dan arsip


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
27
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

 3 Set computer

 3 Notebook

 ATK

3.8.4 Fasilitas Imunisasi


 Lemari pendingin

 Alat-alat imunisasi

 Vaksin seperti : DPT, Polio, Campak, DT, TT, dan Hepatitis B.

3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan


 Alat-alat pemeriksaan pasien (termasuk USG dan EKG)

 Alat-alat Kontrasepsi dan pertolongan parsalinan

 Alat-alat suntik dan alat-alat P3K

 Timbangan bayi dan dewasa

 Dua set dental unit

 Peralatan cabut gigi dan tambal gigi

 Lemari pendingin tempat penyimpanan vaksin

 Alat-alat laboratorium

 Oksigen

 Infus Set

 PHN Kit, Indera Kit, PTM Kit,Antropometri Kit

3.8.6 Fasilitas Obat-Obat

Puskesmas Helvetia dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya memulihkan

kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obat-obatan yang bersumber

APBD dan BPJS Kesehatan.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
28
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

ALUR PEMERIKSAAN PASIEN DI PUSKESMAS


HELVETIA

PASIEN DATANG LOKET RUANG TUNGGU


PENDAFTARAN

POLI UMUM POLI GIGI KAI

LABORATORIUM
APOTIK

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ PASIEN PULANG


Kesehatan Gigi Masyarakat
29
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

RUANG
TATA USAHA LAB RUANG RUANG
POLI DATA
GIGI DAN PASIEN
GUDANG MULUT
OBAT

TEMPAT
APOTEK PENDAFTARAN
RUANG
TUNGGU PASIEN
PASIEN

RUANG KIA
&
RUANG KB

KAMAR
PERIKSA
DOKTER
(RUANG
DOKTER)
RUANG RUANG KAPUS
IMUNISASI/ GIZI/
KESLING

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
30
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

GUDANG KAMAR KAMAR AULA


MANDI MANDI
BAB 4
PASIEN DOKTER
PROGRAM KERJA PUSKESMAS

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib
puskesmas ada 7 program wajib (basic seven) yaitu :
1. Promosi Kesehatan (Promkes)

2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling)

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB)

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM)

5. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

6. Upaya Pengobatan

7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan (SP2TP)

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas yang dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang
telah ada, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

2. Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga)

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM)

4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
31
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)

7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)

10. Upaya Laboratorium Sederhana

4.2 Program Prioritas Puskesmas


4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan :
a. Agar inidvidu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
prilaku hidup sehat.
b. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya
kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.

Kegiatan :
a. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan,
gizi keluarga, KB, imunisasi, Posyandu dan sebagainya.
b. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet dan brosur.
c. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olahraga.
Penyuluhan tentang penyakit yang berbasis lingkungan seperti demam berdarah
bertempat di:
- Balai kecamatan/kelurahan
- Sekolah-sekolah SD, SMP, SMA
- Rumah ibadah
- Rumah penduduk
- Puskesmas
-

4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Sasaran :

 Daerah yang rawan air bersih


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
32
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

 Daerah yang rawan penyakit menular

 Daerah percontohan dan pemukiman baru

 Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah

ibadah,sekolah dan lain-lain

 Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor

Kegiatan :

 Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat

kesehatan

 Hygieni dan sanitasi tempat tinggal

 Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga

 Mendata sarana air minum

 Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan

 Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan

 Hygieni dan sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat

umum serta tempat pengolahan dan penyajiannya.

 Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

4.2.3 Upaya Kesehatan Ibu danAnak (KIA), Keluarga Berencana


Pengertian

KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu

bersalin, bayi dan balita serta anak pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas,

dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.

Sasaran

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
33
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita serta anak pra sekolah.

Kegiatan

 Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu : timbang berat badan, mengukur

tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet tambah darah, serta

vitamin A.

 Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan

payudara

ASI ekslusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.

 Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB

 Membina posyandu

 Merujuk pasien ke Rumah Sakit, apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di

Puskesmas

 Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak)

 Pemberian Imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.

 Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui

 Pertolongan persalinan di luar rumah sakit

 Pemeriksaan dan pemeliharaan anak

 Imunisasi dasar dan revaksinasi

 Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare

dengan pemberian cairan peroral

 Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak

 Bimbingan kesehatan jiwa anak.

 Menjalankan kunjungan rumah.

 Pendidikan kesehatan keluarga

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
34
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.15

Laporan KIA di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Periode Januari - Desember 2014

Target
PERSEN
Keterangan 12bulan Sasaran Jumlah
No (%)
(%)
Jumlah kunjungan K1
1 95% 3192 2945 92,2%
ibu hamil

Jumlah kunjungan K4
2 95% 3192 2846 89,1%
ibu hamil

DRT (Deteksi Resiko


3 20% 638 75 11,7%
Tinggi)

Jumlah persalinan oleh


tenaga kesehatan,
4 - 3046 3046 -
termasuk didampingi
tenaga kesehatan
Jumlah kunjungan
5 neonatus pertama 90% 2903 2726 93,9%
(KNI)
Jumlah Bayi Lahir
7 Hidup dengan BBLR - - 33 -
(BB<2500g>
Sumber : Poli KIA Puskesmas Helvetia, 2013

KETERANGAN LAPORAN KIA :

Sasaran Bumil : 3192 tahun

Sasaran Bulin : 3046/tahun

Sasaran Neonatus : 2903 /tahun

Target K1 : 95%

Target K4 : 95 %

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
35
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Target DRT : 20

Target Persalinan : 90 %

Target kunjungan Neonatus : 90 %

KIA VERSI PUSKESMAS

 K1 = 2945 X 100% = 92,2%


3192

 K4 = 2846X 100% = 89,1%


3192

DRT (Deteksi Resiko Tinggi) = _75 X 100% = 11, 7 %

638

 Bulin = _2726 X 100 % = 89, 40 %


3046

 KN 1 < 7Hr = _2726 X 100% = 93%


2903

Pengertian

Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar menjarangkan

kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.

Sasaran

Pasangan usia subur, ibu hamil dan ibu menyusui

Tujuan

Meningkatkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagaanNKKBS.

Kegiatan KB

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
36
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

 Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha

terpadu.

 Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil

kondom, suntikan, KONTAP dan susuk.

 Menerima akseptor dan calon akseptor yang di rujuhk dari pos-pos KB dan

posyandu wilayah kerja puskesmas.

 Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivator KB.

 Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.

 Membuat laporan kegiatan KB bulan, triwulan dan tahunan.

Tabel 3.16

Jumlah Pemakaian Alat Kontrasepsi KB


Puskesmas Helvetia Medan
Tahun 2014
NO BULAN IUD MOP MOW IMPLANT SUNTIKAN PIL KONDOM

1 Januari B 17 - 4 17 136 105 23

L 2310 64 1468 1324 5255 4577 1242

2 Februari B 10 - 5 11 102 86 17

L 2319 64 1469 1330 5266 4592 1250

3 Maret B 12 - 6 8 123 78 23

L 2321 64 1470 1336 5283 4599 1258

4 April B 20 - 3 12 104 86 37

L 2327 64 1474 1341 5296 4609 1265

5 Mei B 23 - 11 31 131 82 27

L 2341 69 1480 1362 5313 4624 1271

6 Juni B 12 - 9 69 110 157 133

L 2344 79 1490 1369 5312 4637 1272

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
37
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

7 Juli B 34 - 2 9 83 73 3

L 2300 79 1490 1674 5321 4646 1275

8 Agustus B 22 - 11 3 109 69 5

L 2359 79 1493 1378 5334 4660 1278

9 September B 13 - 10 10 88 72 17

L 2370 79 1496 1688 5348 4672 1283

10 Oktober B 7 55 11 6 81 68 11

L 2239 72 1402 1653 5457 4594 1248

11 November 46 - 31 19 501 412 120


B
2332 72 1503 1672 5512 4649 1264

12 Desember B 41 - 5 15 186 312 98

L 2339 72 1534 1691 5698 5061 1464

Sumber PLKB Kecamatan Medan Helvetia

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
38
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.17
Data Persalinan Di Puskesmas Helvetia Medan ( Jampersal )

NO Bulan Persalinan
1 Januari -
2 Februari -
3 Maret -
4 April -
5 Mei -
6 Juni -
7 Juli -
8 Aguatus -
9 September -
10 Oktober -
11 Nopember -
12 Desember -
JUMLAH -

Analisa Tabel 3.17

Dari bulan Januari s/d bulan Desember tidak ada Persalinan.

Permasalahan yang dihadapi ;

 Kurangnya tenaga Bidan yang berkompeten untuk menolong persalinan

 Keterbatasan sarana dan prasarana

 Tidak ada ruang rawat dan ruang tunggu khusus untuk kebidanan dan tidak ada
kamar mandi di dalam ruang bersalin serta westafel yang tidak memenuhi syarat
meskipun Puskesmas Helvetia adalah puskesmas mampu PONED.

 Tidak ada Ambulance yang memenuhi syarat dan tidak ada supir khusus

 Ruang untuk rawat inap di lantai dasar tidak ada

 Kendala dalam pengklaiman jampersal

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
39
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Upaya Perbaikan Gizi


Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplek,

pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan

tentang nilai gizi dari makanan yang ada.

Penyakit-penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein kalori,

defisiensi vitamin A dan defisiensi yodium (gondok dan kreatin). Beberapa kegiatan upaya

perbaikan gizi di Puskesmas Helvetia Medan, yaitu :

1. Mendata jumlah Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ada di Wilayah kerja Puskesmas.

2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita.

3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi Vitamin A

pada Balita.

4. Memberikan tablet penambahan darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu

hamil dan menyusui.

5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di

Posyandu dan Puskesmas.

6. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah

dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.

7. Melaksanakan Pos gizi di Puskesmas Helvetia untuk Balita Gizi Kurang

8. Melaksanakan PPG ( Pusat Pemulihan Gizi )

9. Memberikan bantuan beras jimpitan, susu dan biskuit utk balita gizi kurang dan gizi

buruk.

Tabel 3.18

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
40
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Nama-Nama Balita Gizi Buruk di Kec.Medan Helvetia dan Mendapatkan MP-ASI

No Nama Anak Tgl Lahir Alamat Nama Orang BB/ TB BB


Tua sebelum sesudah
PMT PMT 3 bln
1 Novia 15 Nov 2011 Jl.Kasanjaya No.16 C Miski/Sulastri 7/76 7,2/76
2 Dhea Kirana 05 Sept 2013 Jl.Dahlia IV no. 234 Sadi/Devi 6,9/72 7/64
3 Amelia 04 Mei 2013 Jl.Asrama No.137 Karel/Roida 5,3/64 5,6/64

4 Ilham 25 Mar 2013 Jl.Klambir V Lk.1 Kastono/Tuliah 6,5/77 7,4/77


Syahputra No.82
5 Frans 05 Agust 2011 Jl.Tg.1 Blok 3 No.173 B.Gultom/ 8,5/87 9,6/87
Pandapotan Rosdiana
6 Rosinta Indah 27 Mei 2013 Jl.Masjid No.1 R.Sianturi/Lina 6/73 6,2/73

PPG (Pusat Pemulihan Gizi)

Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi Penderita Gizi Buruk yang terdiri

dari :

a) 6 orang di wilayah Kecamatan Medan Helvetia

b) 5 orang di wilayah Kecamatan Sunggal

c) 5 orang di Wilayah Kecamatan Lalang

d) 1 orang di wilayah Darussalam

No Nama Anak Tgl Lahir Alamat Nama Orang Tua BB/ TB BB


sebelum sesudah
PMT PMT 3 bln
1 Novia 15 – 11 – 2011 Jl. Kasan Jaya Misgi/Sulastri 7/76 7,2/76
no.16 c
2 Dhea Kirana 05 – 09 – 2013 Jl. Dahlia IV Sadi/Devi 6,9/72 7/64
No.234
3 Amelia 04 – 05 – 2013 Jl. Asrama No. 137 Karel/Roida 5,3/64 5,6/64

4 Ilham 25 – 03 – 2013 Jl. Kelambir V Kastono/Tulia 6,5/77 7,4/77


Syahputra LK.1 No.82
5 Frans 05 – 08 – 2011 Jl. Tg.1 Blok 3 B.Gultom/ 8,5/87 9,6/87
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
41
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Pandapotan No.173 Rosdiana


6 Rosinta Indah 27 – 05 – 2013 Jl. Masjid Pasar 1 R.Sianturi/Lina 6/73 6,2/73

7 Salwa Azalia 23 – 03 – 2011 Jl. Titi Papan Gg.1 Karipno/Juli 8,5/83,5 9/83,5
No.17
8 Rangga 30 – 11 – 2013 Jl. Kaswari Heru.S/Sriana 5/67 5/67
Pratama Gg.Sosial No.4
9 Ade 19 – 09 – 20011 Jl. Pinang Baris Ermansyah/ 6,5/79 6,8/79
Syahputra No.32 Rismawati
10 Aini Tiara 29 – 01 – 2012 Jl. Merak Gg.Famili Suhardi/asriawati 6,9/79 7,5/79
No.22
11 Dedi 30 – 11 – 2012 Jl. Binjai Gg.Balai Gito/Devi 8/83 8,8/83
Syahputra Desa
12 Santa 20 – 08 – 2012 Jl. Puskesmas Ronal Aritonang 7,8/78 8/78
Theresia Gg.Horas
13 Erina Cintia 12 – 08 – 2011 Jl. Wakaf No.63 Heri.S/Tiurma 7,6/80 7,7/80
Lk.XIV
14 Raihan 02 – 02 – 2011 Jl. Pinang Baris Sunardi 9/89 10/89
Gg.Abadi Lk.IV
15 Naila Zahra 09 – 03 – 2013 Jl. Seroja Agus Salim 7/75 7,5/75
Gg.Pribadi Lk.IV
16 Saida 30 – 06 – 2013 Jl. PAM Tirtanadi Wandi 5,5/69 5,8/69
Gg. Keluarga
17 Sakina 13 – 10 – 2013 Jl. Perjuangan Wiwin/Siti Aisyah 6,1/72 6,4/72
Amanda Gg.Makmur No.54
B

Permasalahan Yang dihadapi

a) Akses dari Kecamatan lain memerlukan biaya

b) Tidak ada fasilitas ruang rawat inap utk menampung sekaligus balita gizi buruk

c) Ibu tidak mau balitanya dirawat inap karena ibu bekerja

Saran – saran :

a) Fasilitas sarana dan prasarana agar terpenuhi

b) Dukungan operasional bagi keluarga

c) Dukungan operasional bagi petugas

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
42
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Balita –balita gizi buruk ini yang tidak mempunyai komplikasi penyakit lain dan

dirawat sejak bulan Oktober thn 2014. Satu bulan perawatan pertama yaitu bulan Oktober

telah diberikan PMT berupa Formula 75 , bubur susu, bubur olahan,dan 60 hari rawat jalan

berupa bubur susu,susu formula,biscuit . Seperti yang terlihat pada table telah terjadi

kenaikan BB sesudah pemberian PMT selama 90 hari.

Tabel 3.19
Analisa pemantauan Pertumbuhan Balita yang datang ke Posyandu
(0 s/d 23 bln )

NO Bulan D/S N/S Cakupan Vit A


(%) (%) (%)
( 0 sd 11 bln)
1 Jan 4780/7057 = 67% 3760/7057 = 53%
2 Feb 5571/7057 = 78% 4401/7057 = 62% 1198/1456 = 82%
3 Mar 4735/7057 = 67% 3782/7057 = 53%
4 Apr 4701/7057 = 67% 3794/7057 = 53%
5 Mei 4762/7057 = 67% 3843/7057 = 54%
6 Juni 4839/7057 = 68% 3873/7057 = 54%
7 Juli 4930?7057 = 70% 4676/7057 = 66%
8 Agt 5275/7057 = 75% 4051/7057 = 57% 1209/1456 = 53%
9 Sept 5373/7057 = 76% 4078/7057 = 57%
10 Okt 5413/7057 = 77% 4101/7057 = 58%
11 Nov 5487/7057 = 78% 4131/7057 = 58%
12 Des
Sumber Gizi Puskesmas Helvetia

Analisa Tabel 3. 19
Cakupan D / S tahun 2014 sdh memenuhi target ,demikian juga N/S dan cakupan pemberian

Vitamin A disebabkan tidak semua balita yang ada berkunjung ke Posyandu sebagian ke

klinik atau RS yang ada di wilayah, tetapi tidak semua Klinik atau RS yang melaporkannya

ke Puskesmas.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
43
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.20
Analisa pemantauan Pertumbuhan Balita yang datang ke Posyandu
( 24 s/d 59 bln)

NO Bulan D/S N/S Cakupan Vit A


(%) (%) (%)
( 24 sd 59 bln)
1 Jan 5406/8368 = 65% 4517/8368 = 53%
2 Feb 6137/8368 = 73% 5104/8368 = 60% 10215/12515 = 81%
3 Mar 5373/8368 = 64% 4524/8368 = 54%
4 Apr 5423/8368 = 65% 4521/8368 = 54%
5 Mei 5540/8368 = 66% 4549/8368 = 54%
6 Juni 5605/8368 = 67% 4574/8368 = 54%
7 Juli 5827/8368 = 70% 4676/8368 = 55%
8 Agt 6169/8368 = 74% 4827/8368 = 57% 10300/12515 = 82%
9 Sept 6421/8368 = 76% 4928/8368 = 58%
10 Okt 6489/8368 = 77% 4954/8368 = 59%
11 Nov 6565/8368 = 78% 4980/8368 = 59%
12 Des

Analisa Tabel 3. 20
Cakupan D / S tahun 2014 sudah memenuhi target ,demikian juga N/S dan cakupan

pemberian Vitamin A disebabkan tidak semua balita yang ada berkunjung ke Posyandu

sebagian ke klinik atau RS yang ada di wilayah, tetapi tidak semua Klinik atau RS yang

melaporkannya ke Puskesmas.

4.2.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Pengertian

Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan sakit

dan reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia

sehat.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
44
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Sasaran

Seluruh lapisan masyarakat.

Tujuan

 Mencegah terjangkitnya penyakit.

 Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.

 Menurunkan angka kematian dan kesakitan

Pemberantasan Penyakit Menular atau P2M dilaksanakan karena :

 Masih ada penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi,

misalnya : penyakit Difteri, Tetanus, dan lain-lain.

 Masih ada penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi,

misalnya : Kolera, Diare, Tifus, Infeksi mata dan Cacingan.

 Masih ada angka penderiia penyakit menular yang penularannya melalui vektor,

misalnya : Malaria, Filariasis, dan Demam Berdarah.

 Masih ada angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung, TBC,

ISPA, Kusta, Campak, Polio, dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan P2M berupa :

o Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.

o Memberikan penyuluhan kesehatan di Puskesmas dan luar gedung

o Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak, Polio, DT dan TT.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan Pemberantasan penyakit sebagai

berikut :

o Mengumpulkan dan menerangkan data tentang penyakit.

o Melaporkan penyakit menular.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
45
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

o Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang menemukan

kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularannya.

o Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya.

o Menyembuhkan penderita hingga sehat.

o Pemberian imunisasi

o Pemberantasan vektor nyamuk.

o Pendidikan kesehatan.

Dalam pencegahan penyakit menular, diberikan imunisasi dimana imunisasi adalah

merupakan suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit tertentu.

4.2.6 Upaya Pengobatan


Upaya pengobatan adalah bagian dari kegiatan kuratif. Selain itu juga dilakukan
kegiatan preventif terhadap penyakit yaitu melalui penyuluhan-penyuluhan.

Tabel 3.27
Jumlah Kunjungan Pasien Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Kecamatan Medan Helvetia
Periode Januari –Desember 2014

JAM Pere
KTP / Laki -
NO BULAN MS SP KES SP Askes SP PERDA TOTAL mpua
KRT laki
MAS n

1 Januari 1967 414 313 238 175 1450 795 40 4597 1797 2800

2 Februari 1839 216 280 546 163 1175 690 35 4324 2062 2262

3 Maret 1692 243 298 379 225 745 657 40 3619 1699 1920

4 April 2224 332 351 340 195 1215 778 35 4692 2246 2446

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
46
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

5 Mei 940 244 301 283 161 1229 694 35 3158 1479 1679

6 Juni 2585 225 264 273 176 937 621 20 4480 2130 2350

7 Juli 1701 211 296 299 190 1157 728 20 3874 1827 2047

8 Agustus 2034 202 275 223 168 948 595 30 3880 1830 2050

9 September 2823 197 270 277 197 1036 634 40 4840 2067 2773

2573 2773
10 Oktober 3112 233 301 306 204 1120 625 50
5326

5324 2552 2772


11 November 3025 202 380 298 222 1127 631 70

1676 1895
12 Desember 1931 174 247 198 159 802 531 60
3571

25.873 2893 3576 3660 2235 12941 7979 475 51.685 23.938 27747
Jumlah
Sumber : SP2TP PuskesmasHelvetia, 2013

Poliklinik Umum

1. Jumlah kunjungan yang paling banyak datang ke Puskesmas untuk memanfaatkan

Poli Umum pada bulan Oktober sebanyak 5326 orang.

2. Jumlah kunjungan yang paling sedikit adalah di bulan Mei sebanyak 3158 orang

3. Jumlah kunjungan dalam 1 tahun sebanyak 51.685 dengan rata rata kunjungan

perhari

4. 165 orang untuk pemanfaatan Poliklinik Umum

1.2.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
47
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tujuan

o Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan.


o Untuk dipergunakan sebagai bahan di dalam menyusun rencana

kerja

Pembagian :

1. Pencatatan

 Kegiatan administrasi
 Registrasi family folder
 Registrasi kegiatan lain.

2. Pelaporan

o Laporan kejadian luar biasa


o Laporan biasa yaitu mencatat jumlah penyakit dan pengunjung Puskesmas :
a. Laporan mingguan yaitu mencatat kasus penyakit menular
b. Laporan bulanan yaitu mencatat kegiatan Puskesmas danPosyandu

o Laporan Triwulan yaitu mencatat semua kegiatan Puskesmas dan rencana kerja
selama triwulan
o Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam satu tahun yang diambil
dari laporan bulanan.
o Laporan khusus berupa penyakit, kematian dan obat.

4.3 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Helvetia


4.3.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Kegiatan UKS di Puskesmas Helvetia :

o Mendata jumlah murid sekolah (jumlah 41 sekolah)


o Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
(dokter kecil/remaja)
o Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan
lingkungan, P2M, Imunisasi, P3K, dll

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
48
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

o Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan
dan tahunan.
o Laporan Kegiatan UKS di Puskesmas Helvetia

Kegiatan UKS di Puskesmas Helvetia berjalan dengan baik dan mendapat dukungan

yang sangat baik dari Camat Medan Helvetia selaku Ketua Tim Pembina UKS. Demikian

juga dengan sekolah sehat. Dalam perlombaan sekolah sehat tingkat kecamatan yang terdiri

dari tingkat TK,SD,SMP dan SMA sederajat, Puskesmas Helvetia beserta dengan pihak

kecamatan telah memberikan apresiasi kepada para pemenang lomba agar dapat menjadi

motivator bagi sekolah yang belum terpilih menjadi sekolah terbaik.

Kemudian Puskesmas Helvetia juga telah mengadakan PKPR yaitu Pelayanan

Kesehatan Peduli Remaja yang telah dibentuk dibeberapa sekolah. Kegiatan ini bertujuan

untuk memperhatikan perkembangan remaja yang saat ini begitu banyak remaja yang

menyimpang kelakuannya oleh berbagai faktor penyebab. Untuk itu Puskesmas telah

mengadakan pelatihan dan membentuk tim konselor yang terdiri dari rekan sebaya para

remaja yang telah memenuhi kriteria untuk terpilih menjadi konselor. Diharapkan akan

terbentuk di sekolah-sekolah lainnya demikian juga dengan remaja mesjid atau remaja gereja

maupun remaja putus sekolah lainnya. Demikian juga dengan dokter kecil dan dokter remaja

telah terbentuk di sebagian besar sekolah yg ada di wilayah Puskesmas Helvetia.

Tabel 3.28

Laporan Program UKS Puskesmas Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014
pembinaan
Jumlah dokter
Jumlah guru

kunjungan
No

Swasta

Jumlah siswa
Negeri
Kriteria

kecil/remaja

Jumlah
UKS

1 Jumlah 21 32 19.0 36 625


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
49
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

SD
2 Jumlah 3 26 10567 22 599
SMP + 72
3 Jumlah 1 35 8121 14 120
SMA

Sumber : Pet.UKS Puskesmas Helvetia, 2013

Keterangan Tabel 3.28 :

1. Jumlah SD adalah 53 buah

2. Jumlah SLTP adalah 29 buah

3. Jumlah SLTA adalah 36 buah

4. Jumlah Dokter Kecil sebanyak 590 orang

5. Jumlah Dokter remaja sebanyak 120 orang

6. Jumlah Pembinaan yaitu sebanyak 72 kali.

4.3.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada pengunjung agar

menjaga kesehatan kebugaran tubuh dengan berolahraga. Di Puskesmas Helvetia sendiri,

telah berjalan kegiatan kesehatan olah raga pada hari Jum’at minggu pertama bersama dengan

Lansia dan pasien yang ada di wilayah Kec. Medan Helvetia.

Untuk kegiatan program unggulan tahun 2014 kami mengadakan kegiatan kesehatan

olah raga disertai dengan pengukuran kebugaran Jasmani dan berkolaborasi dengan klinik

PTM (Penyakit Tidak Menular ) sehingga masyarakat mendapat pelayanan kesehatan secara

terpadu. Kegiatan Olah Raga diadakan setiap hari Jumat pagi jam 07.00 WIB dilanjutkan

dengan pemeriksaan KGD, Tensi, dan Edukasi kepada pesrerta.

4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
50
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tujuan :

1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada

pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikutsertakan masyarakat

dan kelompok masyarakat disekitarnya.

2. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan

kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan

batas-batas kemampuan mereka.

3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha

pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan

keluarganya

Keluarga binaan Perkesmas di tahun 2012 ini sebanyak 40 KK dengan rincian 2


Kelurahan sebanyak 20 KK perkelurahan yaitu di Kel Cinta Damai dan kelurahan
Dwikora.

4.3.4 Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian

Kesehatan kerja adalah upaya – upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam

bidang kesehatan kerja masyarakat baik dalam waktu sakit maupun sehat guna meningkatkan

derajat kesehatan para pekerja dan keluarga.

Sasaran

 Para pekerja dan keluarganya.

 Tujuan

Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan fungsinya

seoptimal mungkin di wilayah Puskesmas Helvetia. Untuk itu perlu diadakan pendataan dan

penyuluhan bagi pekerja.


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
51
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.29
Data Upaya Kesehatan Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014

NO Kelurahan Depot Air Rumah Warung Industri Industri salon


Makan Makan sedang Kecil
1 Cinta Damai 2 0 15 0 3 8
2 SSC II 5 1 10 1 0 12
3 Dwikora 2 3 25 3 2 11
4 H. Timur 1 4 20 0 2 10
5 H. Tengah 7 0 5 0 0 13
6 Helvetia 5 0 23 0 3 10
7 Tjg Gusta 1 0 10 2 2 11
JUMLAH 23 8 108 6 12 75
Sumber : keslingPuskesmas Helvetia, 2014

Tabel 3.30
Data Rumah Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2014

NO Kelurahan Mesjid/ Gereja Kelenteng


Musholla
1 Cinta Damai 9 2 11
2 SSC II 15 1 16
3 Dwikora 12 2 14
4 H. Timur 18 2 20
5 H. Tengah 15 6 21
6 Helvetia 10 6 16
7 Tjg Gusta 15 3 18
JUMLAH 94 22 119
Sumber : KUA Kecamatan Medan Helvetia 2014

4.3.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang menjadi beban

Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat diartikan pula

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
52
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat

berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.

Kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan adalah:

1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan gigi.

2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

 Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan

kebersihan gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas.

 Upaya kesehatan gigi anak sekolah (UKGS) .

 Upaya kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).

Tabel 3.31
Data Kasus Kelainan Gigi dan Mulut di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Kecamatan Medan Helvetia
Periode Januari – Desember2014
jan

Total
Mar

Apr

Mei
Feb

Jun

Sep

nov
Agt

des
okt
Jul

No Penyakit Gigi

1 Karies 216 219 141 154 197 201 173 167 151

2 Peny pulpa 98 118 95 131 141 128 116 147 120

3 Peny gusi 72 85 54 48 73 89 87 74 48
,peridontal
4 Abses 16 30 26 25 34 25 27 61 20

5 Peristensi 38 27 45 39 60 29 39 58 44

6 Kel dentofasial 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Stomatitis 5 3 6 3 0 4 0 0 5

8 Dan lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
53
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Total

Sumber : Poli Gigi Puskesmas Helvetia, 2014

Keterangan Tabel 3.30 :

1. Dari tabel diatas diketahui bahwa kelainan gigi dan mulut terbanyak adalah kasus

penyakit karies yaitu sebanyak 2038 kasus.

Tabel 3.32
Pelayanan Medik Dasar Gigi Puskesmas Helvetia
Kecamatan Medan Helvetia
No Keterangan Bulan Total

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

1 Tumpatan Gigi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tetap
2 Tumpatan Gigi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sulung

3 Cabut Gigi 97 76 138 115 129 91 75 86 116


Tetap

4 Cabut Gigi 78 59 117 73 79 66 58 78 94


Sulung

5 Pengobatan 89 130 66 117 82 131 127 69 110


Pulpa
6 Scalling 0 2 0 0 0 0 0 0 0

7 Pengobatan 52 86 60 70 80 78 83 53 63
Periodontal

8 Perawatan lain 80 60 69 78 63 47 51 37 83

Jumlah

Periode Januari – Desember 2014

Sumber : Poli Gigi Puskesmas Helvetia, 2014

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
54
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Keterangan Tabel 3.31 :

Dari tabel diatas diketahui bahwa:

1. Pelayanan Medik dasar Gigi dipuskesmas Helvetia dengan Pencabutan Gigi tetap

dengan jumlah kasus

2. Penambalan Gigi tetap selama satu tahun adalah pasien

3. Jumlah scalling Gigi selama satu tahun adalah pesien.

4. Jumlah kunjungan tertinggi di bulan Januari sebanyak kasus.

Tabel 3.33
Jumlah Kunjungan Gigi Puskesmas Helvetia Tahun 2014

N Bulan Jamkesma S KT M S ASKE S PERD JUMLA


o s P P S P S P A H
1 Januari 24 0 253 6 0 96 0 17 396

2 Februari 17 0 231 0 0 114 0 12 413

3 Maret 25 1 246 0 3 117 14 10 451

4 April 28 0 274 0 7 98 11 15 453

5 Mei 27 2 261 0 3 89 7 10 432

6 Juni 30 3 271 0 6 72 11 12 429

7 Juli 31 2 225 0 2 77 5 10 394

8 Agustus 15 0 187 0 5 68 4 10 323

9 Septembe 42 0 266 0 8 102 0 16 466


r
10 Oktober

11 Novembe
r
12 Desember

Jumlah

Sumber Poli Gigi Puskesmas Helvetia 2014


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
55
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Keterangan Tabel 3.32

1. Kunjungan tertinggi di bulan Juli yaitu sebanyak orang dan menggunakan Kartu
tanda Penduduk.

2. Kunjungan terendah di Bulan Desember yaitu sebanyak orang.

4.3.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi :

 Pengenalan dini gangguan jiwa

 Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa

 Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan.

4.3.7 Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Kegiatan-kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah upaya promotif yaitu upaya
menggairahkan semangat hidup usia lanjut usia agar mereka tetap berguna untuk dirinya
sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang :
 Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
 Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
 Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
 Jumlah Posyandu Lansia sudah mencapai target yakni dari 7 kelurahan pada
kecamatan Medan Helvetia sebanyak 10 posyandu lansia.Puskesmas Helvetia bekerja
sama dengan Dinkes Propinsi Sumut telah memberikan perhatian kepada para lansia
yang ada di wilayah kecamatan Helvetia dengan memberikan paket bingkisan berupa
kain sarung handuk dan sikat gigi serta odolnya sebagai upaya penyuluhan pentingnya
mandi dua kali sehari dan menyikat gigi dua kali sehari.

4.3.8 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
56
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Kegiatan yang dilakukan yaitu :


 Memberikan pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional antara lain: dukun
patah tulang, dukun beranak, dukun pijat dan tukang jamu.
 Memberikan penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan untuk menanam
tanaman obat keluarga (TOGA)
 Menciptakan lingkungan hidup yang baik dengan PKK, LKMD dan masyarakat
diwilayah puskesmas.

Keterangan Jumlah
BATRA : - Sinshe 3
Dukun Patah 6
Sumber : Pet. Kesling-Puskesmas Helvetia, 2014

4.3.9 Laboratorium Sederhana


Melakukan pemeriksaan Laboratorium Rutin yaitu :

 Darah Rutin ( Eritrosit, Leukosit,Trombosit, Hb, Ht, LED,Diff Count)

 Urine Rutin ( PH ,Warna, Reduksi, Protein, Sedimen.)

 Feces Rutin (Warna, Konsistensi, Telur cacing, Amoeba)

Laboratorium Khusus, yaitu :

 Darah Khusus (golongan darah, KGD ad random).

 Urine Khusus (plano tes).

 Sputum ( T Paru)

 Rapid Test DBD

 Klinik IMS/VCT

Tabel 3.34

Laporan Laboratorium Rutin Puskesmas Helvetia


Periode Januari – Desember 2014

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
57
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

No Pemeriksaan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt No Des
t v
1 Darah Rutin : - 1 1 - - 3 - 1 3 - - -
Hb
2 Eritrosit - - - - - - - - - - -
3 Leukosit - - - - - - - - - - -
4 Trombos - - - - - - - - - - -
5 Diff Count - - - - - - - - - - -
6 LED - - - - - - - - - - -
7 Ht - - - - - - - - - - -
8 Urin Rutin :
PH - - - - - - - - - - -
9 Warna - - - - - - - - - - -
10 Reduksi - - - - - - - - - - -
11 Protein - 1 - 1 - 2 - - - - 1 -
12 Sedimen - - - - - - - - - - -
13 Feses Rutin :
Warna - - - - - - - - - - -
14 Konsistensi - - - - - - - - - - -
15 Telor Cacing - - - - - - - - - - -
16 Amoeba - - - - - - - - - - - -
Sumber : Lab-Puskesmas Helvetia 2014

Keterangan Tabel 3.33

1. Darah Rutin

Hb : jumlah pasien yang diperiksa Hb dalam 12 bulan adalah :

= 9 pemeriksaan

Jadi terdapat rata-rata 2 pemeriksaan Hb dalam 1 bulan.

2. Urin Rutin

Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Feses Rutin

Tidak dilakukan pemeriksaan

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
58
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.35
Laporan laboratorium Khusus Puskesmas Helvetia
Periode Januari - Desember 2014

Bulan Gol KGD Asam Cholesterol Plano Feses Pemeriksaan


Darah Urat Test Khusus Sputum TB
Suspect BT BTA (-)
A
(+)
Jan 2 70 15 - 3 - 81 9 72
Peb 2 34 13 - 3 - 89 11 78
Mar 5 76 18 - 3 - 53 7 46
Apr 2 74 17 - 2 - 82 4 78
Mei 3 81 19 - 5 - 68 5 63
Juni 68 72 20 - 1 - 54 4 50
Juli 9 83 14 - 3 - 49 4 45
Ags 6 46 3 - - - 51 4 47
Sep 24 66 14 - - - 84 11 73
Okt 12 71 15 - 4 - 65 5 60
Nov 3 51 6 - 1 - 60 6 54
Des - 39 8 - - - 46 6 40
Total 136 763 162 25 782 76 706

Sumber : Lab- Puskesmas Helvetia, 2014

Keterangan Tabel 3.34

1. Golongan Darah

Jumlah pasien yang diperiksa rata rata golongan darah dalam 1 bulan:

136
=
12
= 11 pemeriksaan

2. KGD

Jumlah pasien yang diperiksa rata rata dalam 1 bulan adalah :

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
59
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

763
=
12
= 63 pemeriksaan
3. Asam Urat

Jumlah pasien yang diperiksa rata rata dalam 1 bulan :

162
=
12
= 13 pemeriksaan
4. Plano Test

Jumlah pasien yang diperiksa rata rata dalam 1 bulan :

25
=
12
= 2 pemeriksaan

5. Feses khusus

Tidak dilakukan pemeriksaan

6. Pemeriksaan Sputum rata rata dalam 1 bulan

782
=
12
= 65 pemeriksaan

3.8.11 Klinik IMS – VCT Tahun 2014

Pengertian

IMS adalah infeksi yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual

beberapa IMS juga dapat ditularkan dari ibu yang menderita ditularkan ke janin atau bayinya

serta melalui alat tembus kulit (darah).

Beberapa organisme penyebab

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
60
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

1. Bakteri:

Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Treponema pallidum, Gardanella

vaginalis, Haemophilus ducreyi, Donavania granulomatis, Mycoplasma hominis,

Ureaplasma urealycum.

2. Virus:

Herpes simplex, Human papilloma, Hepatitis, Cytomegalovirus, HIV

3. Protozoa:

Trichomonas vaginalis

4. Jamur: Candida albicans

5. Ektoparasit:

Phtirus pubis, Sarcoptes scabei.

Kegiatan Yang dilakukan di Klinik IMS-VCT

a) Kegiatan Promosi di lakukan Penyuluhan pada masyarakat, komunitas LSM, warga

dan binaan Lapas.

b) Pemeriksaan IMS-VCT dan laboratarium dan merujuk pasien ke rumah sakit.

c) Pengobatan pasien.

d) Mobile klinik ke komunitas LSM dan warga binaan Laps.

Tabel 3.36

Laporan Klinik IMS-VCT Puskesmas Helvetia


Periode Oktober - Desember 2013

Jumlah yg diperiksa Jumlah Kasus


No Bulan Datang
Mobile GO Syplis HIV/ AIDS
Sendiri
1 Januari 40 11 33 23 0
2 Februari 40 28 38 25 5
3 Maret 40 40 64 16 1
4 April 60 47 61 16 3
5 Mei 40 63 35 7 4
6 Juni 40 23 25 15 0

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
61
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

7 Juli 50 51 26 25 5
8 Agustus 40 48 15 12 0
9 September 60 54 12 17 0
10 Oktober 50 60 17 12 0
11 November 60 72 42 22 0
12 Desember 40 68 20 16 0
Jumlah 560 565 388 206 18
Klinik IMS-VCT Puskesmas Helvetia 2013

Keterangan :
Satu kali Mobile = 10 Orang, yaitu :
1. Lapas Anak , dewasa, dan Wanita
2. Rutan
3. Komunitas Waria dan LSL
4. Oukup di Griya Tomang Elok di Jalan Gagak Hitam ( PSK)

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
62
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

BAB 6
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1 Identifikasi Masalah


Adapun beberapa permasalahan yang terdapat di Puskesmas Polonia adalah sebagai
berikut :
1. Ketiadaan alat penambalan untuk mengobati karies gigi yang dapat berlanjut menjadi
abses dan penyakit pulpa.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengobati karies gigi sehingga banyak kasus
yang sudah berlanjut menjadi abses dan penyakit pulpa.
3. Kurangnya tindakan promotif dan preventif tentang gigi dan mulut kepada
masyarakat.

6.2 Pemecahan Masalah


Adapun pemecahan masalah yang terdapat di Puskesmas Polonia adalah sebagai
berikut:
1. Mengusulkan anggaran dana untuk pengadaan alat penambalan yang lengkap dan
memadai ke Pemko Medan untuk mengobati karies gigi agar tidak berlanjut menjadi abses
dan penyakit pulpa.
2. Melakukan penyuluhan tentang karies gigi dan dampak tidak merawat gigi kepada
masyarakat.
3. Melakukan tindakan promotif dan preventif kepada pengunjung poli gigi di
Puskesmas Polonia.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
63
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

6.3 Permasalahan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Polonia

PENCEGAHAN PENYAKIT KARIES DI PUSKESMAS POLONIA


KECAMATAN MEDAN POLONIA

1. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan rongga mulut mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh
secara menyeluruh. Gigi merupakan salah satu dari bagian tubuh yang berfungsi untuk
pengunyahan, berbicara, estetik dan mempertahankan bentuk wajah, sehingga penting untuk
menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam kondisi baik di
rongga mulut.
Penyakit di rongga mulut yang paling sering terjadi adalah karies. Karies merupakan
suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum yang disebabkan
oleh aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies
ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan
bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada
jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.
Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju
maupun di negara-negara berkembang. Berdasarkan data kelainan/kasus gigi dan mulut di
wilayah kerja puskesmas Polonia pada bulan Januari-Desember 2015, karies merupakan
penyakit tertinggi kedua yang terjadi.

2. Karies
2.1 Definisi
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah
suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat
terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobialdari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen
organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus
berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigisehingga membentuk lubang yang tidak dapat
diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
64
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada
permukaan gigi dan waktu.
Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari antara populasi
satudan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat, mungkin membutuhkan waktu
bertahun-tahunlamanya sehingga karies menjadi kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama
hanyamembutuhkan waktu beberapa bulan saja, kalau perkembangannya cepat.
Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau kavitas pada
gigi,dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan merupakan
suatu daerah pada email yang mempunyai warna yang berbeda dengan email sekelilingnya.
Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan karies yang
berkembang lambat biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi)
danfisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadang-kadang berwarna
tua,bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan.
Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab
karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk gigi
tersebut.Gigi dan fisur yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan
bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan
menimbulkan karies gigi.

2.2 Etiologi
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja, tetapi disebabkan oleh
serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Ada tiga faktor utama yang
memegang peranan, yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat
atau diet ditambah faktor waktu. Faktor ini digambarkan sebagai tiga lingkaran yang
bertumpang-tindih dan waktu. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut
harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik,
substrat yang sesuai dan waktu yang lama.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
65
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.Skema yang menunjukkan karies


sebagai penyakit multifaktorial yang disebabkan
oleh faktor host, mikroorganisme, substrat dan
waktu.

Faktor host atau tuan rumah


Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies
yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan
kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan mudah menumpuk didaerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu,
permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu
pengembangan karies gigi.

Faktor agen atau mikroorganisme


Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme berbeda-beda. Pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti
Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Streptokokus salivarius
serta beberapa strain lainnya. Walaupun demikian, Streptokokus mutans diakui sebagai
penyebab utama karies oleh karena mempunyai sifat asidogenik (memproduksi asam) dan
asidorik (resisten terhadap asam).

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
66
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Faktor substrat atau diet


Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain
itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan
timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
mempunyai karies gigi. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting
dalam terjadinya karies.

Faktor waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang
dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk
berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

2.3 Patofisiologi
Proses terjadinya karies diawali dengan adanya proses demineralisasi pada email, bagian
terkeras dari gigi. Sisa makanan (termasuk karbohidrat) akan menempel pada permukaan
email dan berakumulasi membentuk plak, yaitu media pertumbuhan yang menguntungkan
bagi mikroorganisme. Mikroorganisme yang menempel pada permukaan tersebut akan
menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi.
Demineralisasi merupakan proses awal karies pada email, yang ditandai dengan bercak putih
(white spot). Bila proses ini sudah terjadi, maka prosgresivitas tidak akan dapat berhenti
sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penambalan pada
permukaan gigi yang terkena karies atau dilakukan pencabutan bila tidak dapat ditambal lagi.

2.4 Klasifikasi
Terdapat beberapa macam klasifikasi karies gigi

1. Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies)


a. Karies superfisial (karies email). Adalah karies yang baru mengenai bagian email
saja, dentin belum terlibat.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
67
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

b. Karies media. Adalah karies yang sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin.
c. Karies profunda. Adalah karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin
dan terkadang sudah mengenai pulpa.

Gambar 2. Karies email, dentin dan profunda

2. Klasifikasi karies menurut G.V. Black


a. Kelas I adalah karies yang mengenai permukaan oklusal gigi posterior.
b. Kelas II adalah karies gigi yang sudah mengenai permukaan oklusal dan bagian
aproksimal gigi posterior.
c. Kelas III adalah karies yang mengenai bagian aproksimal gigi anterior.
d. Kelas IV adalah karies yang sudah mengenai bagian aproksimal anterior dan
meluas ke bagian insisal.
e. Kelas V adalah karies yang mengenai bagian servikal gigi anterior dan posterior.

Gambar 3. Klasifikasi karies menurut G.V. Black

2.5 Gambaran Klinis


Gambaran klinis karies gigi :
a. Lesi dini atau lesi bercak putih/coklat (karies insipien)

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
68
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Gejala paling dini karies enamel secara makroskopik adalah ‘white spot’. Bercak ini
dapat terlihat pada permukaan gigi yang kering seperti suatu lesi kecil yang berwarna
putih. Warnanya tampak berbeda dibandingkan enamel di sekitarnya yang masih
sehat. Deteksi dengan eksplorer tidak dapat dilakukan pada tahap ini karena enamel
yang mengelilinginya masih keras dan mengkilap.
b. Karies enamel
Lesi white spot dapat berlanjut menjadi kavitasi pada gigi yang disebut karies enamel/
karies superfisialis. Karies ini biasanya dapat dideteksi dengan tes sondasi yaitu
dengan melewatkan eksplorer pada permukaan gigi.
c. Karies dentin
Karies ini telah mencapai lapisan kedua pada gigi yaitu lapisan dentin. Apabila karies
enamel mencapai batas dentino-enamel, perjalanan karies gigi berjalan dengan lebih
cepat karena lapisan dentin kurang resisten terhadap aktivitas asam yang dihasilkan
oleh bakteri penyebab karies.Gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsangan
dingin, makanan asam dan manis.

d. Karies pulpa
Karies pulpa merupakan karies yang sudah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Penderita biasanya terasa sakit secara
spontan tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati maka gigi akan
menjadi nonvital.

2.6 Penegakan Diagnosa


Karies gigi dapat didiagnosa dengan cara-cara berikut:
a. Pemeriksaan visual-taktil
Caraini paling sering digunakan walaupun merupakan metode yang kurang
akurat.Pada pemeriksaan ini kavitas, kekasaran permukaan, opasifikasi dan
diskolorisasi gigi dievaluasi.Oleh karena itu, kondisi gigi geligi harus bersih dan
kering serta mempunyai pencahayaan yang baik. Eksplorer dilewatkan pada
permukaan gigi untuk mendeteksi jaringan yang lunak pada gigi. Apabila eksplorer
tersangkut pada pit dan fisur gigi maka kemungkinan sudah mulai terjadi lesi karies.
b. Transiluminasi fibreoptic

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
69
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Apabila gigi disinari cahaya fibreoptic, daerah yang mengalami dekalsifikasi tidak
dapat ditembus cahaya, sehingga bagian gigi yang mengalami karies akan terlihat
lebih gelap dibanding bagian gigi lain yang sehat. Metode ini sesuai untuk
mendiagnosa karies aproksimal dan pada kasus gigi crowded.
c. Laser fluoresensi
Laser flouresensi digunakan untuk membantu deteksi karies oklusal. Alat ini akan
memancarkan sinar dengan panjang gelombang 655 nm yang ditransmisikan melalui
serat kaca ke ujung handpiecedan sinar ini akan menembusi gigi.Cahaya yang
diterima diukur dan intensitasnya mengindikasikan ukuran dan kedalaman lesi karies.
d. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiografi merupakan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi karies
gigi. Radiografi bitewing sesuai digunakan untuk mendeteksi karies oklusal dan
proksimal pada gigi posterior, sedangkan radiografi periapikal lebih sesuai untuk
mendeteksi karies gigi anterior. Radiografi ekstraoral seperti panoramik tidak dapat
digunakan untuk mendeteksi karies gigi karena gambaran yang dihasilkan kurang
jelas dan akurat. Pada pemeriksaan radiografi, daerah gigi yang memiliki karies akan
kelihatan lebih radiolusen dibanding daerah gigi yang sehat.

2.7 Komplikasi
Karies gigi yang tidak dirawat dapat merusak sebagian besar struktur gigi dan menyebar
ke jaringan sebelahnya sehingga menyebabkan rasa sakit. Invasi mikroba ke pulpa gigi dapat
menyebabkan pulpitis yang dapat berlanjut menjadi nekrosis, kemudian bakteri dapat
berinvasi ke tulang alveolus dan menyebabkan abses gigi atau abses periapikal. Proses ini
dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan komplikasi sepsis serta infeksi pada daerah wajah.
Infeksi periapikal gigi susu dapat menggangu perkembangan gigi tetap penggantinya.
Beberapa komplikasi karies gigi yaitu:

a. Pulpitis, merupakan radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi, jaringan pulpa
berisi pembuluh darah dan syaraf. Jaringan pulpa bisa meradang karena lubang yang
dalam pada gigi dapat menyebabkan makanan dan minuman merangsang langsung
pembuluh syaraf yang terdapat di dalam ruang pulpa sehingga gigi terasa sakit.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
70
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

b. Pembengkakan yang mengandung nanah (abses), merupakan reaksi pertahanan tubuh


terhadap benda asing, dalam hal ini benda asingnya adalah kuman yang terdapat di
dalam pulpa yang sudah mati.
c. Polip,merupakan pembengkakan jaringan lunak pada daerah tertentu dalam hal ini
pada daerah gusi dan pulpa gigi. Gigi yang mengalami radang kronis, di daerah yang
terbuka terjadi pertumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan kronis, artinya
rangsangan terus-menerus dan lama pada jaringan pulpa yang lunak, menyebabkan
pembuluh darah terangsang dan membesar. Darah memperbanyak diri di daerah yang
terkena rangsangan lama kelamaan darah ini membangun jaringan baru dan makin
lama makin besar terjadilan polip. Polip yang berasal dari pulpa  gigi disebut pulpa
polip, jika terjadi pada daerah gusi disebut gingival polip.

2.8 Pencegahan
Karies gigi adalah penyakit yang dapat dicegah. Kedokteran gigi pencegahan meliputi
seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang
mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Sehubungan dengan hal ini, pelayanan pencegahan
difokuskan pada tahap awal sebelum timbulnya penyakit (pre-patogenesis) dan sesudah
timbulnya penyakit (patogenesis). Hugh Roadman Leavell dan E Guerney Clark (Leavell dan
Clark) dari Universitas Harvard dan Columbia membuat klasifikasi pelayanan pencegahan
tersebut atas 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-patogenesis merupakan pelayanan pencegahan
primer atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya
meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (specific
protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak
yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya
perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan
penyakit dengan membentuk hambatan (barrier) terhadap mikroorganisme. Aplikasi pit dan
fisur silen dan pemberian fluor secara topikal merupakan upaya perlindungan khusus untuk
mencegah karies.
Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan
pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang
atau kambuh lagi. Kegiatannya meliputi diagnosa dini (early diagnosis) dan pengobatan yang

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
71
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

tepat (prompt treatment). Sebagai contoh, penambalan pada lesi karies yang kecil dapat
mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.
Pelayanan yang ditujukan pada tahap akhir patogenesis penyakit dikenal sebagai
pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian
pelayanan untuk membatasi kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan
implan termasuk dalam kategori pencegahan ini.
Pencegahan primer yang dilakukan dokter gigi meliputi aplikasi fluor secara topikal, pit
dan fisur silen, konseling diet, program kontrol plak, dan melakukan pengukuran risiko
karies. Pencegahan primer yang diberikan kepada masyarakat adalah fluoridasi air minum
dan kumur-kumur dengan larutan fluor sedangkan individu melakukan tindakan menyikat
gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan alat pembersih gigi dan
mulut lainnya.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
72
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
1. Ketiadaan alat penambalan karies yang dapat menyebabkan banyaknya kasus karies.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara menjaga kesehatan
rongga mulut yang baik dan benar terutama waktu menyikat gigi yaitu pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur.
3. Kurangnya tindakan promotif dan preventif dari Puskesmas sendiri juga turut
berperan dalam menaikkan angka kasus karies di Puskesmas Polonia.

7.2 Saran
1. Sebaiknya Puskesmas mengajukan proposal kepada donator untuk membantu biaya
dalam menyediakan alat penambalan karies gigi agar kasus karies gigi yang dialami oleh
masyarakat tidak berlanjut menjadi penyakit gigi dan mulut yang lebih buruk.
2. Sebaiknya Puskesmas lebih giat melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara
merata agar meningkatnya kesadaran untuk merawat karies gigi secara dini.
3. Sebaiknya Puskesmas melakukan tindakan promotif dan preventif kepada semua
pengunjung Puskesmas Polonia agar masyarakat yang awalnya tidak mau memeriksakan
giginya yang sudah karies akan bersedia untuk melakukan perawatan karies.
4. Dianjurkan bagi masyarakat di sekitar Puskesmas Polonia untuk melakukan
kunjungan berkala secara teratur ke dokter gigi yang terdapat di Puskesmas Polonia.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
73
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Materi penyuluhan selama masa KKS di puskesmas polonia 7-10 Desember 2015

1. Bagian-bagian mulut dan gigi


Mulut tediri dari gigi seri,gigi taring,gigi geraham,lidah,gusi dan bibir
Anatomi gigi terdiri dari mahkota,leher dan akar gigi
Lapisan gigi tediri dari email,dentin dan pulpa
2. Makanan dan perawatan gigi
 Makanan manis dan lengket seperti coklat, dodol, permen dan donat sebaiknya
di hindari. Makanan berserat dan berair seperti wortel, jagung, kacang dan
buah-buahan lainya lebih baik untuk dikonsumsi.
 Merawat gigi dengan menyikat gigi 2x sehari yaitu pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur serta menggunakan pasta gigi mengandung flour untuk
mencegah gigi berlubang dan memeriksakan gigi kedokter gigi secara rutin 6
bulan sekali.
3. Proses penjalaran gigi berlubang
 Lubang gigi pada email  Belum terasa sakit
 Lubang mencapai dentin Gigi ngilu
 Lubang mencapai pulpa Sakit tidak bisa makan
 Gigi infeksi dan mati Bengkak dan gigi harus dicabut
4. Cara menyikat gigi yang benar
Pertama menyikat bagian luar gigi depan atas dan bawah,lalu bagian belakang
samping gigi atas dan bawah. Kemudian menyikat permukaan kunyah gigi belakang
atas dan bawah dan bagian dalam gigi atas dan bawah.semua permukaan gigi disikat
selama 2-3 menit.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
74
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

PENYULUHAN DI POSYANDU MAWAR 10 POLONIA MEDAN

KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
75
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

PERAGAAN CARA MENYIKAT GIGI

PESERTA PENYULUHAN DAN IMUNISASI

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
76
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

PENYULUHAN DI SD BUNDA KANDUNG

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
77
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KESEHATAN GIGI & MULUT

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
78
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
79

Anda mungkin juga menyukai