Anda di halaman 1dari 62

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan nasional bangsa menurut UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka diselenggarakanlah program pembangunan nasional yang menyeluruh, terarah dan
terpadu, untuk memenuhi kebutuhan manusia termasuk di bidang kesehatan.
Pembangunan menuju Indonesia Sehat 2016 bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu.
Pada saat ini pemerintah telah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dengan adanya penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, dimana peran
masyarakat juga dilibatkan melalui suatu wadah yang disebut puskesmas (Pusat Kesehatan
Masyarakat). Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas
guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas meliputi promotif (peningkatan
kesehatan), preventif (upaya pencegahan), kuratif (pengobatan kesehatan) dan rehabilitatif
(peningkatan kesehatan).

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui program kerja puskesmas di masyarakat.
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
1

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

b. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas serta program dari masingmasing unit yang ada.
1.2.2

Tujuan Khusus
a Untuk mengetahui program-program wajib dan pengembangan puskesmas
b

(khususnya Puskesmas Polonia).


Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah dijalankan,

melalui data-data yang tersedia di Puskesmas Polonia.


Untuk mengetahui kendala yang dijumpai dalam melaksanakan program yang ada

di Puskesmas Polonia.
Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah kerja Puskesmas
Polonia.

1.3

Prosedur Kerja

1.3.1

Ruang Tunggu
a. Ruang tunggu duduk diupayakan agar cukup nyaman dan ventilasi udara.
b. Tempat duduk disediakan cukup sesuai rata-rata kunjungan pasien per hari.
c. Ada papan informasi diutamakan untuk pasien lanjut usia, ibu hamil, dan ibu yang
membawa bayi.
d. Ruangan selalu dalam keadaan bersih.
e. Disediakan tempat sampah yang memadai.
f. WC yang bersih dan jauh tempatnya dari ruang tunggu.
g. Pada dinding ruang tunggu disediakan informasi/ gambar penyuluhan kesehatan.
h. Pasien dipanggil dan diperiksa sesuai dengan nomor urut pendaftaran, apabila ada
yang sakit keras didahulukan.
i. Bagi puskesmas dengan kunjungan 100% akan lebih per harinya bisa disediakan
pengeras suara untuk memanggil pasiennya sebaliknya ruang tunggu untuk
perawatan preventif, promotif terpisah dari ruang tunggu untuk pelayanan
pengobatan.

1.3.2

Ruang Kartu/ Pendaftaran Pasien


a. Pasien akan melewati halaman Puskesmas yang bersih dan indah.
b.

Pada

pintu

masuk

pasien

akan

membaca

papan

informasi

LOKET

PENDAFTARAN dengan tanda panah menuju ke ruang loket pendaftaran.


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
2

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

c. Pada loket pendaftaran pasien akan melihat hari dan jam berapa Puskesmas serta
ruang pendaftaran dan pemeriksaan.
d. Pasien akan melihat jadwal pelayanan ibu hamil, untuk pelayanan bayi dan anak
balita dan hari imunisasi bayi.
e. Pasien akan melihat juga di tiap ruangan periksa ada papan tulis: Ruang periksa,
ruang suntik, loket, apotik, ruang periksa gigi, laboratorium, dan ruang tunggu.
1.3.3

Loket Pendaftaran
a. Petugas loket menyambut pasien dengan senyum dan menyapa pasien dengan
SELAMAT PAGI, ADA YANG BISA SAYA BANTU.
b. Untuk pasien baru petugas akan menanyakan tujuan pasien, kemudian di cari
blanko status yang kosong untuk isi nama, alamat pasien, umur dan jenis kelamin.
Bila pasien seorang anak dicatat juga nama orangtuanya.
c. Untuk pasien lama dicarikan kartu statusnya dan diberikan kepada pasien dengan
ramah. Kalau pasien tidak membawa kartu nomor pendaftaran maka ditanyakan
kapan terakhir datang ke puskesmas, dicari pada buku registrasi umum pada
tanggal yang disebutkan dicari nama pasien tersebut dan dicari nomor kartunya.
d. Pasien diberi karcis sesuai denga perda.
e. Pasien diberi informasi kemana harus pergi dan diberi petunjuk supaya duduk di
ruang tunggu pasien dan pasien dipersilahkan menunggu panggilan.
f. Kartu status pasien dikirim ke ruang periksa sesuai tujuan pasien.

1.3.4

Ruang Periksa
a. Pasien dilayani dengan ramah dan penuh perhatian.
b. Pasien selalu diberi kesempatan untuk bertanya.
c. Selanjutnya pemeriksaan sesuai dengan standar teknis. Melihat JOB AND bila
ada (sesuai dengan daftar titik pelayanan kesehatan dasar).
d. Bila perlu periksa lab dan pasien diberi tahu untuk menunggu panggilan di ruang
tunggu lab.
e. Bila pemeriksaan lab bisa dilakukan langsung, maka pasien akan diberitahukan apa
yang akan diperiksa, apakah darahnya, apakah urinnya dan diberi tahu kembali ke
ruang periksa setelah mendapatkan hasil pemeriksaan lab.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
3

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

f. Bila pemeriksaan lab dilakukan keesokan harinya atau dirujuk ke lab yang lebih
besar, maka pasien akan diberitahu persiapan-persiapan yang diperlukan misalnya
puasa, bila perlu membawa tinja, atau khusus untuk periksa kehamilan diambil air
seni pada saat bangun tidur dan sebagainya.
1.3.5

Ruang Suntik/ PJK


a. Bersihkan/ sterilkan alat-alat di kamar suntik:
1. Lakukan penilaian luka:
a. Tidak perlu dijahit
- Luka dibersihkan dan diberikan betadine
- Luka ditutup dengan perban
- Diberikan penyuntikan tetanus toxoid. Berikan penyuluhan kepada pasien.
b. Perlu dijahit
- Bius luka yang perlu dijahit
- Bersihkan luka
- Lakukan penjahitan
- Berikan betadine dan verban
- Berikan penyuluhan kepada pasien
b. Penyuluhan penyuntikan kepada pasien
- Lakukan penyuntikan sesuai dengan resep
- Memakai spuit ban (dyposible syringe)
- Penyuluhan kepada apsien bahwa:
Suntikan diberikan bila perlu, sesuai dengan indikasi.
Cepatnya penyembuhan bukan berarti harus disuntik.

1.3.6

Apotek
Pasien sampai di Loket Apotek:
a. Pasien dipanggil oleh petugas apotek untuk menerima obat sesuai resep yang
diberikan dokter atau petugas yang selalu memberi pelayanan,
b. Pasien diterima petugas apotek dengan ramah dan penuh perhatian.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
4

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

c. Petugas apotek membawa resep dan mencari obat sesuai dengan resep. Bila tulisan
resep sukar dibaca ditanyakan kepada yang menuliskan resep.
d. Obat dimasukkan ke dalam kemasan dipilih sesuai dengan bentuk obat.
e. Kemasan obat diberi nama pasien, dosis dan cara pemakaian obat. Bila obat luar
ditulis obat luar untuk tidak dimakan bila perlu.
f. Berikan obat sesuai resep kepada pasien dan diberikan penjelasan cara meminum
obat sesuai pemakaian.
g. Berlaku kepada pasien bila setelah meminum obat terjadi efek samping yang
menimbulkan misalnya rasa gatal, pusing, dan mual. Hentikan pemakaian obat
dan kembali ke Puskesmas.
Selanjutnya pasien diberitahukan dapat kembali pulang. Pasien pulang dengan rasa
puas.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
5

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Depkes RI (1991), puskesmas merupakan suatu unit organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.
Definisi puskesmas berdasarkan Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 adalah
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1 Unit Pelaksanaan Teknis
Sebagai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kota Medan (UPTD), Puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2 Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3 Pertanggung Jawaban Penyelenggaraan
Penanggungjawaban utama penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, sedangkan Puskesmas
ditanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4 Wilayah Kerja
Sebenarnya standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan. Namun jika di
dalam suatu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
kerja dibagi antar

puskesmas

dengan memperhatikan

keutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan/RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung


jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
2.1.2 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan,
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
6

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas demi mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat 2016.
2.1.3 Fungsi Puskesmas
1 Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2 Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan

kesehatan

menyelenggarakan

dan

termasuk
memantau

sumber

pembiayaannya

pelaksanaan

program

serta

ikut

kesehatan.

menerapkan,
Pemberdayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan


situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3 Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan
umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Puskesmas bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang dilakukan puskesmas meliputi:
a Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan
tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambahkan rawat inap.
b Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
7

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik atau umum
dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa serta berbagai program kesehatan jiwa dan program kesehatan masyarakat yang lainnya.
2.2 Visi dan Misi Puskesmas
2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk
tercapainya Kecamatan Sehat yang menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan prilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Visi pembangunan kesehatan puskesmas telah menjadi acuan rumusan visi untuk
masing-masing puskesmas, yaitu terwujudnya Kecamatan Sehat yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
Empat indikator utama untuk mencapai kecamatan sehat, yaitu:
1
2
3
4

Lingkungan yang sehat


Prilaku sehat
Pelayanan kesehatan yang bermutu
Derajat kesehatan penduduk kecamatan

2.2.2 Misi Puskesmas


Misi pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya agar memperlihatkan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
prilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi masyarakat dan keluarga di wilayah
kerjanya. Puskesmas selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
8

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan melalui peningkatan


pengetahuan dan kemampuan untuk kemandirian hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
standard dan memuaskan masyarakat, menguapayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat

beserta

lingkungannya.

Puskesmas

selalu

berupaya

memelihara

dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan


kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
tanpa diskriminasi serta menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.
Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup aspek
lingkungan yang bersangkutan.
2.3 Asas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
2.3.1 Asas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan asas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Asas penyelenggaraan
puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan
setiap upaya puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan.
Asas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
1

Asas pertanggungjawaban wilayah, berbagai kegiatan yang harus dilakukan Puskesmas,


antara lain:
a Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
b

berwawasan kesehatan.
Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat

di wilayah kerjanya.
Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.


Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau
di wilayah kerjanya.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
9

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Asas pemberdayaan masyarakat, beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, yaitu:
a Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita (BKB).
b Upaya pengobatan: posyandu, pos obat desa (POD).
c Upaya perbaikan gizi: Posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi

(KADARZI).
Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua atau wali

murid, Saka Bakti Husada (SBH), pos kesehatan pesantren (Posketren).


Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air (Pokmair), Desa Percontohan

f
g
h

Kesehatan Lingkungan (DPKL).


Upaya kesehatan usia lanjut: Posyandu Usila, Panti Weda.
Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK).
Upaya kesehatan jiwa: Posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat

i
j

(TPKJM).
Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman obat keluarga (TOGA).
Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): Dana sehat, tabungan ibu

bersalin (Tabulin), mobilitas dana keagamaan.


Asas keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM/BPP
dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program,
agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil.
4

Asas rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama, yang bila tidak mampu

mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan, bila melakukan rujukan baik secara vertikal
ke tingkat yang lebih tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya. Ada 2 macam
rujukan di puskesmas, yaitu:
a Rujukan upaya kesehatan perorangan
b Rujukan upaya kesehatan masyarakat
2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakatyang mana jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dari puskesmas tersebut bertujuan untuk
mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yaitu terwujudnya kecamatan
sehat menuju Indonesia Sehat,
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
10

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu:


1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas
yang ada di Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a Upaya promosi kesehatan
b Upaya kesehatan lingkungan
c Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d Upaya perbaikan gizi masyarakat
e Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f Upaya pengobatan
g Upaya pencatatan dan pelaporan.
2 Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan yang dipilih dari daftar
upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu:
a Upaya kesehatan sekolah
b Upaya kesehatan olahraga
c Upaya perawatan kesehatan keluarga
d Upaya kesehatan kerja
e Upaya kesehatan gigi dan mulut
f Upaya kesehatan jiwa
g Upaya kesehatan mata
h Upaya kesehatan lanjut usia
i Upaya kesehatan pengobatan tradisional
Upaya laboraturium medis dan laboraturium kesehatan masyarakat tidak termasuk
pilihan usaha karena kedua upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap usaha wajib
dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan
masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat di jadikan sebagai
salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat bersifat upaya inovasi, yaitu upaya
lain diluar upaya puskesmas tersebut diatas sesuai kebutuhan. Pengembangan pelaksanaan
upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
11

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas sudah


terlaksana secara optimal dengan kondisi target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan
telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum

mampu

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan


Kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas
Kesehatan Kabupaten/kotaperlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk
itu, puskesmas dapat kembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya
tenaga, sarana dan prasarana sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam hal ini, apabila ada kemampuan di puskesmas
dapat dikembangkan pelayanan medis spesialistik tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan
maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medis spesialistik di puskesmas hanya dalam
rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status
dokter atau tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau
tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
setempat.
2.4 Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas
2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan sistem kesehatan
nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/kota dan Sistem Pemerintah Daerah.
1 Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2 Sistem Kesehatan Kabupaten/kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/kota adalah sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3 Sistem Pemerintah Daerah

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
12

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit


Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabu[aten/kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4 Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata
pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti: praktek dokter, praktek
dokter gigi, praktek bidan dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
puskesmas terdapat pula upaya-upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat
seperti: Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai
Pembina.
2.4.2 Organisasi Puskesmas
1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu wilayah kabupaten/kota
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas
sebagai berikut:
a Kepala Puskesmas.
b Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
c

pengelolaan:
Data dan informasi
Perencanaan dan penilaian
Umum dan kepegawaian
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas

- Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKMB


- Upaya kesehatan perorangan
d Jaringan pelayanan perorangan
- Unit puskesmas pembantu
- Unit puskesmas keliling
- Unit bidan di desa/komunitas
2

Kriteria personalia

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
13

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan dengan


tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas
kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
3

Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan ditingkat


kecamatan, sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran kepala puskesmas
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat kecamatan maka jabatan kepala
puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV.
Dalam keadaan tidak bersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala puskesmas yakni seorang
sarjana dibidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat
tetap.
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas
1

Dengan Kantor Kecamatan

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan


melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan ditingkat kecamatan. Koordinasi tersebut
mencakup perencanaan, pergerakan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta
penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh
puskesmas, koordinasi koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitas.
2

Dengan Dinas Kabupaten/Kota

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan


demikian secara teknis dari administratif, puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggungjawab
membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.
3

Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Sebagai mitra pelayanan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta, puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelenggara rujukan dan memantau
kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
14

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan


masyarakat, puskesmas menjalin kerja sama yang erat dengan berbagai pelayanan kesehatan
rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan
dengan

berbagai

sarana

pelayanan

kesehatan

perorangan

seperti

rumah

sakit

(Kabupaten/Kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit ParuParu, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan
Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan
dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan
konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5

Dengan Lintas Sektor

Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakan


tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Untuk hasil optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus di
koordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada ditingkat kecamatan.
Diharapakan disatu pihak, penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut
mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan dipihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain ditingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
6

Dengan Masyarakat

Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah


kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek
pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, LSM, dan serta organisasi kemasyarakatan.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
15

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

BAB 3
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
3.1 Sejarah Singkat Puskesmas
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pembangunan pelayanan kesehatan yang
optimal di kota Medan khususnya di wilayah kecamatan medan polonia maka didirikan
Puskesmas Polonia.
3.2 Wilayah Kerja
Puskesmas Polonia terletak di jalan Polonia, Gang A, Kecamatan Medan Polonia, Kode
pos 20157.
3.3 Data Wilayah/Data Geografis

Luas Wilayah

: 5,52 km2

Luas Wilayah kerja Puskesmas Polonia

: 892 Ha

Kelurahan ada 5:
1.
2.
3.
4.
5.

Kelurahan Anggrung
Kelurahan Madras Hulu
Kelurahan Polonia
Kelurahan Sari Rejo
Kelurahan Suka Damai

Jumlah Lingkungan ada 46 lingkungan dengan jumlah penduduk 67.030 Jiwa dengan 14.191
KK.
Batas Wilayah :
Utara

: Kecamatan Medan Petisah

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
16

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Selatan

: Kecamatan Medan Johor

Timur

: Kecamatan Medan Maimun

Barat

: Kecamatan Medan Baru

3.4 Data Kependudukan/Demografi


Tabel 1. Data Demografi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
Keluraha

Jumlah

Pddk

Jumlah

KK

Jumla %

Luas

Ha

Ling.
1 Polonia

19143

28,5

Jumla
Pddk/

19.253

13,5

13

28,26

1,77

19,84

Ha
19.143

17,39

0,40

4,48

5.886

2 Anggrun

5886

8,78

20.838

7
14,7

g
3 Madras

7.266

10,83

70.286

6,67

10

21,73

0,67

7,51

7.266

7.777

11,60

4.466

4,95

13,04

3,62

40,58

7.777

5 Sari Rejo 26.958

40,01

27.067

39,9

19,56

2,46

27,58

26.958

Jumlah

100

14.191

6
100

46

100

805,62

100

67.030

Hulu
4 Suka
Damai

67.030

Tabel 2. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


NO. JENIS KELAMIN
1.
Laki-laki
2.
Perempuan
JUMLAH

JUMLAH JIWA
34.697
32.622
67.319

%
51,54
48,46
100

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
17

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Grafik 1. Distribusi Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja


Puskesmas Polonia Tahun 2014
3.5 Data Kesehatan
3.5.1 Sarana Fisik
1. Ruang Poliklinik
2. Ruang KIA dan Suntik KB
3. Ruang Poli Gigi
4. Ruang Kepala Puskesmas
5. Ruang Imunisasi
6. Gudang Obat
7. Ruang Apotek
8. Ruang Kartu/Karcis
9. Kamar Mandi
10. Ruang Tunggu Pasien
11. Ruang Shalat

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
18

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Sarana Ibadah


Tabel 3. Sarana Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
No
1.
2.
3.
4.

Tempat Umum
Mesjid
Gereja
Vihara
Pura

Total
10
9
2
5

3.5.3 Sarana Kesehatan


Tabel 4. Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
Sarana Kesehatan

Polonia

Anggrung

Madras

Sukai Damai Sari Rejo

Total

Hulu
1
2
3

Puskesmas
Rumah Sakit
Polsus Pemprop

1
1
0

0
0
0

0
0
0

0
1
0

0
1
0

1
3
0

4
5
6
7

SU
Klinik BPK
Posyandu
Balai Pengobatan
Dokter

1
13
3
0

0
2
1
0

0
2
0
2

0
4
0
0

2
11
0
0

3
32
4
2

8
9
10
11
12

Kandungan
Dokter Anak
Dokter Bedah
Dokter Gigi
Dokter Umum
Bidan

0
0
3
5
10

1
1
0
2
0

2
1
4
6
0

0
0
1
4
0

0
0
4
3
12

3
2
11
20
22

3.5.4 Sarana Pendudukung Kesehatan


Tabel 5. Sarana Pendukung Kesehatan di Wilyah Puskesmas Polonia Medan
No.
1
2

Tempat Umum
Klinik
RSU

Total
3
3

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
19

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas


1. Ruang Kerja Puskesmas
2. Ruang Periksa Pasien/Kamar Dokter
3. Ruang Poli Gigi dan Mulut
4. Ruang Imunisasi dan Gigi
5. Gudang Obat
6. Ruang Apotek
7. Klinik Sanitasi
8. Ruang KIA dan Suntik KB
9. Ruang Laboratorium
10. Ruang Tunggu Pasien
11. Kamar Mandi
12. Ruang Kartu/Karcis
3.6Tenaga Kesehatan Puskesmas
Tabel 6. Daftar Nama Pegawai Puskemas Polonia
No
NAMA
1
dr. Mohd Mukhlis
2
drg. Rumondang Saragih
3
drg. Khairani
4
dr. Asni Novita Harahap
5
dr. Dewi Permata Sari
6
Siti Ruhmini H
7
Rismanidar, Amkeb
8
Ratna Vivian S Simamora, SKM
9
Ida Heriyani, AMG
10
Mardiana
11
Hellen Y D Sitorus, AMK
12
Khaira Rahayu, SKM
13
Martha R H Silaban
14
Noviyanti
15
Ratih Aryani AR, AMK
16
Meriam Pangaribuan, Amkeb
17
Rina Br Simarmata, Amkeb
18
Yosiana Yuniza, AMG
19
Nelly Padena Siregar, AMK
20
Eva Judika Br Pelawi, Amkeb
21
Nia Sahbet Simanjuntak
22
Yulita Sari Damanik, Amkeb

JABATAN
Ka. Puskesmas
Dokter Gigi
Dokter Gigi
Dokter Gigi/Penjab
Dokter Umum
Askes
KIA
Kesling
Gizi
Analisis
UKS
SP2TP/Lansia/PTM/HIV
Apotik
UKGM
P2M
Jurim
Promkes/Cl
Gizi
TB Paru/Cl
Deteksi Dini/KB
ISPA
Umum

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
20

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

23

Dewi Sartika, SST

3.7 Struktur Organisasi

Umum

KEPALA PUSKESMAS POLONIA


dr. Mohd Mukhlis
NIP : 19771206201001108

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA


Khaira Rahayu, SKM
NIP : 198102052006042006

URUSAN UMUM

URUSAN KEUANGAN
URUSAN PERENCANAAN PROGRAM & L

Yunita Sari AM.Keb


Siti Rahmini H
Khaira Rahayu, SK.M
(Honor)
NIP: 1958072811062001 NIP: 198102052006042002

WAKIL KOORDINATOR II

WAKIL KOORDINATOR I

dr. Suprianti
NIP: 196204211987032002

drg. Nurmala
NIP: 196505201992032004

POLI UMUM

APOTEK

PROMKES

KESLING

Rina Br Simarmata,AMKeb
NIP: 198206102009032010

Ratna Vivian S SImamora,SKM


NIP: 19730197307121997032003

KIA/KB

SURVEILENS

Rismanidar, AMKeb
NIP: 197009241991012002

Nia Sahbet Simanjuntak


NIP: 198903092010012005

UKS/UKGS

IMUNISASI

Hellen YD Sitorus, AMK


NIP: 197905272005022005

Rismanidar, AMKeb
NIP: 197009241991012002

GIZI

DBD

Rida Haryani,AMG
NIP: 196310181984022002

Ratih Aryani AR, AMK


NIP: 198104242005042002

DDTK

TB PARU

Noviyanti
NIP: 1971102221994032003

Ratna Vivian S SImamora,SKM


NIP: 19730197307121997032003

LANSIA

HIV AIDS

Supiyani
NIP: 196001011981032009

Rosmilah Harahap
NIP: 196309131986032007

JIWA

DIARE

Sandy Pardosi
NIP: 198619102011012013

Doris Friska Sinaga


NIP: 196710181995032001

MATA

ISPA

NIP: 192612312011012009

Eli Sundari
NIP: 198806062010012015
21

POLI ANAK

dr. Dewi Permata Sari


Martha H R Silaban
dr. Asni Novita Harahap
IP: 197310302007012004
NIP: 196212111995032002
NIP: 197811272006042004

POLI GIGI
drg. Rumondang Saragih

LABORATORIUM
Mardiana

NIP: 196106101994012001 NIP: 197403101995012001


drg. Khairani
NIP: 196303112002122002

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
Agustini Purba
KEPALA PUSKESMAS PEMBANTU

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

3.8 Fasilitas Fisik Puskesmas


3.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas
- Ruang Kepala Puskesmas

: 1 Unit

- Ruang Imunisasi

: 1 Unit

- Ruang Dokter / Periksa Pasien

: 1 Unit

- Ruang Obat

: 1 Unit

- Ruang KB-KIA

: 1 Unit

- Ruang Klinik Gigi

: 1 Unit

- Ruang Lab

: 1 Unit

- Ruang TU

: 1 Unit

- Loket / Ruang Tunggu

: 1 Unit

- Laboratorium

: 1 Unit

- Kamar Mandi / WC

: 2 Unit

3.8.2 Sumber Daya Manusia


Tabel 7. Daftar Nama Pegawai Puskesmas Polonia
NO NAMA
NIP
1
dr Mohd Mukhlis
19771206 201001 1 008
2
drg Rumondang Saragih
19610610 199401 2 011
3
drg Khairani
19630311 200212 2 002
4
dr Y. Hotmartha Hasiholan
19710331 200502 2 001
5
dr Asni Novita Harahap
19781120 200604 2 004
6
dr Dewi Permata Sari
19731030 200701 2 004
7
dr Dorana Marisi Pakpahan 19740620 200801 2 017
8
Siti Rukmimi H
19580728 198106 2 001
9
Rismanidar, AMKeb
19700924 199101 2 002
10
Ratna Vivian S
19730712 199703 2 003
Simamora,SKM
11
Ida Heriyani, AMG
19631018 198402 2 002
12
Hellen Y D Sitorus, S.Kep,
19790527 200502 2 005
Ns
13
Khaira Rahayu, SKM
19810205 200604 2 006
14
15

RatihAryaniAR, AMK
Martha R H Silaban

19810424 200504 2 002


19621211 199503 2 002

GOL
IIIC
Kapus
IVB
IVA
IVA
IIID
IIID
IIID
IIID
IIID
IIID

JABATAN

IIIC
IIIB

Gizi
UKS

IIIB

SP2TP/Lansia/PTM/
HIV
Diare
Apotik

IIIB
IIIA

Ka. Puskesmas
drg Gigi
drg Gigi/Penjab
Dr Umum
Dr Umum
Dr Umum
Dr Umum
Askes
KIA
Kesling

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
22

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Siskadora Br. Kaban, SST


Yusnita Mandasary, S. Kep
Yosiana Yuniza, AMG
Rina Br Simarmata,AMKeb
Nelly Padena Siregar, AMK
Sanza Lamria, AMKeb
Eva Judika Br Pelawi,
AMKeb
Nia Sahbet Simanjuntak
Meriam
Pangaribuan,AMKeb
Yulita Sari Danamik,
AMKeb
Dewi Sartika, SST

19840205 200904 2 004


19850602 201101 2 014
19870623 200902 2 004
19820610 200903 2 010
19790617 201001 2 017
19870621 201001 2 019
19731216 200701 2 0019

IIIA
IIIA
IID
IID
IID
IID
IID

Poli
Poli
Inventaris
Promkes/CI
TB Paru/CI
ISPA
Deteksi Dini

19890309 201001 2 005


19760610 200604 2 009

IID
IID

Umum
Korim

Honor

Umum

Honor

Umum

3.8.3 Fasilitas Administrasi


Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang pencatatan dan pelaporan
data, maka Puskesmas Polonia Didukung oleh :
Meja
Kursi
Lemari Arsip Kartu Berobat Penderita
Formulir Laporan Kegiatan
Buki Catatab Pasien
Komputer dan Mesin Tik
Stempel
Buku Laporan Obat
Kartu Laporan Pasien
Kartu Laporan Program
3.8.4 Fasilitas Imunisasi
Fasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Polonia adalah :
Lemari Es tempat penyimpanan obat / injeksi vaksin
Alat-alat Imunisasi
Vaksin seperti : BCG, Polio, Campak, TT, Hepatitis
3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan
Alat-alat Kesehatan
Alat-alat pemeriksaanpasien
Alat-alat pemeriksaan kehamilan
Alat-alat P3K
Timbangan Bayi dan Dewasa
Lemari pendingin tempat bahan-bahan imunisasi
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
23

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Alat-alat Laboratorium

3.8.6 Fasilitas Obat-Obat


Puskesmas Polonia dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya memulihkan
kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obat-obatan antara lain:
1. Obat-obat APBD
2. Obat-obat Askes dan Gakin
Tabel 8. Jumlah Pemakaian Obat di Wilayah Puskesmas Polonia Bulan Januari Tahun
2015
No. Nama Obat
Satuan
1.
AMITRIPTILIN HCL, TABLET SALUT 25 MG
TAB
2.
AMOKSISILIN SIRUP KERING 125 MG
BTL
3.
ANTALGIN (METAMPIRON) TABLET 500 MG
TAB
4.
ANTASIDA DOEN TABLET KOMBINASI
TAB
5.
ANTI HEMMORID SUPPOSITORIA
SUP
6.
AQUADEST STERIL 500 ML
BTL
7.
ASAM ASKORBAT (VIT.C) TABLET 50 MG
TAB
8.
ASAM BENZOAT 3% ASAM SALISILAT 6% SALEP
POT
9.
ASAM SULFOSALISILAT 20%
BTL
10.
BESI (III) SULFAT TABLET SALUT, KOMBINASI
TAB
11.
DEKSAMETASON INJEKSI 5 MG/ML 1 ML
AMP
12.
DEKSAMETASON TABLET 0.5 MG
TAB
13.
DEKSTROMETORFAN HBR SIRUP 10 MG/SML
BTL
14.
DEKSTROMETORFAN HBR TABLET 15 MG
TAB
15.
DEVITALISASI PASTA (DOMPERIDON)
POT
16.
DIAZEPAM TABLET 2 MG
TAB
17.
DIGOKSIN TABLET 0.25 MG
TAB
18.
EXTRABELLADON TABLET 10 MG
TAB
19.
ETAKRIDIN (RIVANOL) KARUTAN 0.1%
BTL
20.
ETANOL 70% 1000 ML
BTL
21.
FENOKSIMETIL PENSILINA TABLET 500 MG
TAB
22.
FITOMENADION (VIT.K1) TABLET SALUT 10 MG
TAB
23.
GAMEKSAN EMULSI 1%
BTL
24.
GARAM ORALIT UNTUK 200 ML AIR
SAK
25.
GLIBENCLAMID TABLET 5 MG
TAB
26.
GLISERIL GUAYAKOLAT TABLET 100 MG
TAB
27.
GLUKOSA LARUTAN INFUS 5%
BTL
28.
GRISEOLFULVIN TABLET 125 MG MICRONIZID
TAB
29.
GUTTA PERCHA POINTS
STICK
30.
HIDROKLOROTIAZIDA (HCT) TABLET 25 MG
TAB
31.
INFUSION SET ANAK (IBUPROFEN 400)
SET
32.
ISONIAZID (INH) TABLET 300 MG
TAB
33.
KALSIUM LAKTAT (KALK) TABLET 500 MG
TAB
34.
KAPAS PEMBALUT/ABSORBEN 250 G
BKS
35.
KAPAS KOMPRES 40/40 STERIL
BKS
36.
KASA PEMBALUT HODROFIL 4 M X 3 CM
ROL
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
24

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.

KLORAMFENIKOL KAPSUL 250 MG


KLORAMFENIKOL SALEP MATA 1%
KLORAMFENIKOL TETES TELINGA 3%
KLOFENIRAMINMALEAT (CTM) TABLET 4 MG
KOTRIMAKSAZOL SUSPENSI
KOTRIMAKSAZOL TABLET KOMBINAS
KOTRIMAKSAZOL TABLET PEDIATRIK KOMBINASI
LARUTAN BOSIN 2%
LARUTAN GABBET
LARUTAN KINYOU
LIDOKAIN COMP. INJEKS, KOMBINASI
METANOL
METILERGOMETRIN MALEAT TABLET SALUT 0.125 MG
METRONIDAZOL TABLET 250 MG
NATRIUM BIKARBONAT TABLET 500 MG
OBAT BATUK HITAM (OBH) CAIRAN
OKSITETRASIKLIN HCL SALEP MATA 1%
PARASETAMOL SIRUP 120 MG/5 ML
PARASETAMOL TABLET 500 MG
PIPERAZINA TABLET 500 MG
PIPERAZINA TABLET 500 MG (PIROXICAM)
PIRANTEL PAMOAT (PIRANTEL) TABLET 125 MG BASA
PIRIDOKSIN HL (VIT.B6) TABLET 10 MG
PLESTER 5 YARDS X 2 INCH
PROPILTIORASIL TABLET 100 MG
SALBUTAMOL TABLET 2 MG
SALISIL BEDAK 2%
SALISIL SPIRITUS 10% (SELEDIAR)
SIANOKOBALAMINA (VIT.B12) INJ.500 MCG/ML 1 ML
SILVER AMALGRAM SERBUK 65-75% (ERYTROMYCIN)
SULFAIMIDIN TABLET 500 MG (CHRIZIN)
SULFASEL TAMIDA TETES MATA 15%
TETRASIKLIN HCL (TETRASIKLIN) KAPSUL 250 MG
TIAMIN HCL/MONONITRAT (VIT.B1) TABLET 50 MG
TRIKRESOL FORMALIN (TKF) CAIRAN (TETRA 500)
VAKSIN RABIES KERING UNTUK MANUSIA (VIT. B12)
VITAMIN B KOMPLEKS TABLET
ALLOPURINOL
BETAHISTIN
BETAMETASON SALEP
CAPTOPRIL 12.5 MG
CAPTOPRIL 25 MG
SPUIT 3 ML

KAP
TUBE
BTL
TAB
BTL
TAB
TAB
BTL
BTL
BTL
AMP
BTL
TAB
TAB
TAB
BTL
TUBE
BTL
TAB
TAB
TAB
TAB
BTL
ROL
TAB
TAB
KTK
BTL
AMP
KAP
TAB
BTL
KAP
TAB
BTL
TAB
TAB
TAB
TAB
TUBE
TAB
TAB
BUAH

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
25

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

ALUR PEMERIKSAAN PASIEN DI PUSKESMAS


POLONIA

PASIEN DATANG

POLI UMUM

RUANG TUNGGU

LOKET
PENDAFTARAN

POLI GIGI

KIA

LABORATORIUM

APOTIK

PASIEN PULANG

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
26

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

RUANG
TATA USAHA

LAB

GUDANG
OBAT

APOTEK

RUANG
TUNGGU
PASIEN

RUANG
POLI
GIGI DAN
MULUT

RUANG
DATA
PASIEN

TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN

RUANG KIA
&
RUANG KB
KAMAR
PERIKSA
DOKTER
(RUANG
DOKTER)
RUANG
IMUNISASI/ GIZI/
KESLING

RUANG KAPUS

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
27

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

GUDANG

KAMAR
KAMAR
MANDI
MANDI
BAB
4
PASIEN
DOKTER
PROGRAM KERJA PUSKESMAS

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib
puskesmas ada 7 program wajib (basic seven) yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Upaya Promosi Kesehatan


Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Upaya Pengobatan
Upaya Pencatatan dan Pelaporan

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas yang dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang
telah ada, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
9. Upaya pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Laboratorium Sederhana
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
28

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

4.2

Program Prioritas Puskesmas

4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan


Tujuan :
a.Agar inidvidu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
prilaku hidup sehat.
b. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya
kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.
Kegiatan :
a. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan,
gizi keluarga, KB, imunisasi, Posyandu dan sebagainya.
b. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet dan brosur.
c.

Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olahraga.
Penyuluhan tentang penyakit yang berbasis lingkungan seperti demam berdarah

bertempat di:
-

Balai kecamatan/kelurahan
Sekolah-sekolah SD, SMP, SMA
Rumah ibadah
Rumah penduduk
Puskesmas

Tabel 9. Data Jumlah Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia


Jenis Posyandu
No
1
2
3
4
5
Total

Kelurahan
Polonia
Anggrung
Madras Hulu
Suka Damai
Sari Rejo

Jumlah
Pratama
-

Madya
-

Purnama
13
2
2
4
11

Mandiri
-

13
2
2
4
11
32

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
29

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Jumlah Posyandu Purnama


14
12
10
8
6
4
2
0

Jumlah Posyandu
Purnama

Grafik 2. Jumlah Posyandu Purnama

4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Untuk memperbaiki lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehaan, melalui
kegiatan sanitasi dasar serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang PHBS di wilayah
kerja puskesmas Polonia maka dilaksanakan program kesehatan lingkungan puskesmas
Polonia antara lain :
1.

Pemantauan/ pembinaan/ penyuluhan perumahan/ pemukiman penduduk di wilayah


kerja puskesmas Polonia meliputi : rumah sakit (pemeriksaan sarana pembuangan
kotoran, sarana air bersih, SPAI, tempat pembuangan sampah yang memenuhi kriteria

2.

3.

kesehatan serta memberi penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Pemantauan/ pembinaan/ penyuluhan tempat-tempat umum (TTU) meliputi :
Rumah ibadah : 26 unit
Pasar
: 6 unit
Sekolah
: 28 unit
Hotel
: 3 unit
Pemantauan/ pembinaan/penyuluhan tempat pengolahan makanan, minuman (TPM)
meliputi :
Rumah makan
: 70 unit
Pabrik pengolahan makanan dan minuman antara lain :
a. Depot air minum : 18 unit
b. Toko roti
: 2 unit
c. Cathering
: 15 unit

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
30

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

d. Kedai kopi
: 20 unit
Menyelenggarakan klinik sanitasi di puskesmas dan posyandu.
Mengkoordinir penanganan sampah medis puskesmas setiap 2 minggu sekali

4.
5.

bekerjasama dengan RSU Pringadi dalam pengangkutannya, sapah non medis


diangkut oleh dinas kebersihan kota medan setiap minggu.
Mengadakan patrol kesehatan (PSN serta penemuan kasus-kasus penyakit yang

6.

berbasis lingkungan di masyarakat) setiap jumat serta mengkoordinir pelaksanaanya


7.
8.
9.

bersama kader kesehatan lingkungan yagberjumlah 17 orang.


Anggrung
: 2 orang
Sari Rejo
: 5 orang
Polonia
: 6 orang
Suka Damai
: 2 orang
Madras hulu
: 2 orang
Membuat laporan mingguan dan bulanan ke dinas kesehatan kota medan.
Membuat POA bulanan.
Mengadakan peminaan ke kantin sekolah tentang jajanan sehat serta memantau dan
membina jajanan di lingkungan sekitar sekolah.

Tabel 10. Distribusi Saluran Pembuangan Limbah Di Wilayah Kerja Puskesmas


Polonia
No
Kelurahan
Pembuangan Air Limbah
Terbuka
%
Tertutup
%
Tergenang
%
1
Polonia
626
47.9
1563
25.5
859
69.61
2
Anggrung
20
1.53
611
9.97
12
0.97
3
Madras Hulu
10
0.76
877
14.31
10
0.81
5
Suka Dame
49
3.75
978
15.96
50
4.05
6
Sari Rejo
602
46.06
2100
34.26
303
24.55
Total
1307
100
6129
100
1234
100

4.2.3 Upaya Kesehatan Ibu danAnak (KIA), Keluarga Berencana


Upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
bersalin, bayi dan balita serta anak pra sekolah yang menjadi tanggungjawab Puskesmas
dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam KIA yaitu :
a. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
b. Pelayanan kesehatan terhadap bayi dan balita sehat dengan memberikan imunisasi di
Puskesmas.
c. Memberikan imunisasi terhadap bayi di setiap posyandu pada wilayah kerja
Puskesmas Polonia.
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
31

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

d. Memberikan vitamin A setiap 6 bulan pada balita yaitu bulan Februari dan Augustus
dan pada ibu nifas sebanyak 1 kapsul.
e. Melakukan penimbangan berat badan bayi, balita dan ibu hamil di Posyandu dan
Puskesmas.
f. Memberikan konseling pada ibu hamil.
g. Pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita
h. Melakukan pemeriksaan ibu hamil.

Tabel 11. Data Jumlah Kunjungan KIA Puskesmas Polonia tahun 2015
Program
Jlh ibu hamil
Jlh K4 ibu
hamil
Jlh dg
risiko<20
tahun/35
tahun, paritas
>4, jarak
kehamilan <2
tahun dan TB
>145cm
Jlh ibu hamil
risiko tinggi
yang
ditangani
Jlh ibu hamil
yang dirujuk
RS
Jlh persalinan
oleh tenaga
kesehatan
didamping
Jlh bayi lahir
mati
Jlh kunjungan
neonatus
(KN1)
Jlh kunjungan

Jan Feb Ma

Ap

Mei Jun Jul

Ags

Sep

Ok

No

Des Total

90
89

85
80

95
90

98
93

98
95

96
95

98
97

150
138

165
155

170
165

175
170

92
90

1412
1357

90

85

90

95

98

98

97

138

155

165

170

90

1371

90

85

90

95

98

98

97

138

155

165

170

90

1371

90

85

90

95

98

98

97

138

155

165

170

90

1371

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
32

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

neonatus
(KN2)
Jlh kunjungan
neonatus
(KN3)

90

85

90

95

98

98

97

138

155

165

170

90

1371

Pelayanan keluarga berencana yang dilakukan oleh Puskesmas Polonia yaitu:


a. Memberikan pelayanan kontrasepsi KB:
- Pelayanan Akseptor baru
- Pelayanan Akseptor ulangan (KB lama)
b. Jenis-jenis kontrasepsi yang dilayani:
- IUD
- PH
- Kondom
- Suntik
- Implant
Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB.

Tabel 12. Kunjungan Akseptor KB di Puskesmas Polonia bulan Januari-Desember


tahun 2015
No
KB Jan Fe Ma Ap Mei Ju Jul Ag Se Oc No De
b
r
r
n
s
p
t
v
s
1

IUD

Baru
Aktif

3
460

Pil

Baru
Aktif

Sunt
ikan

Baru
Aktif

Kon
dom

Baru
Aktif

30
156
7
10
157
3
17
450

Imp

Baru

25

3
46
7
28
15
67
12
15
73
15
45
1
23

1
476

3
475

4
476

32
159
2
62
159
2
11
459

32
159
0
31
159
3
11
450

30
159
0
35
159
3
10
450

15

15

16

6
48
0
40
16
20
38
16
28
46
0
12

5
48
6
53
16
60
37
16
65
46
0
6

3
48
9
50
17
13
30
17
02
46
0
5

4
49
2
50
17
63
35
17
32
46
0
6

3
46
7
28
15
67
12
15
73
15
45
1
23

3
475

5
486

32
159
0
31
159
3
11
450

53
166
0
37
166
5
460

15

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
33

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

lan

Aktif

755

75
6

769

769

770

78
6

79
8

61

66

75
6

769

798

4.2.4 Upaya Perbaikan Gizi


Gizi adalah kebutuhan pokok manusia yang sehat, yang didapat dari makanan yang kita
konsumsi. Hendaknya makanan yang kita konsumsi mengandung gizi yang lengkap, beragam
dan memenuhi menu seimbang, jangan dipandang dari segi kemewahan dan dari banyaknya
saja. Makanan yang sederhana dan bervariasi pasti tidak kalah gizinya dengan makanan yang
mewah dan banyak. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah kegiatan masyarakat
untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam setiap keluarga di Indonesia. Usaha ini
bersifat lintas sektoral yang dilaksanakan oleh departemen terkait.
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan angka penyakit kekurangan gizi
maka dilakukan kegiatan berupa:
a. Memberikan penyuluhan makanan bergizi, baik lintas program maupun lintas
b.
c.
d.
e.

sektoral
Membrikan vitamin A pada bayi dan balita
Memberikan zat besi pada ibu hamil
Memberikan makanan tambahan pada kegiatan posyandu dan
Pemberian obat cacing seriap 6 bulan sekali untuk muri-murid SD

Pelayanan kesehatan yang dilakukan program gizi di Puskesmas Polonia adalah:


1. Mengadakan penimbangan berat badan bayi, balita dan ibu hamil di posyandu dan
puskesmas
2. Pemberian vitamin A dan tablet Fe pada bayi, balita, dan ibu hamil dan bupas.
3. Mengadakan penyuluhan dan demonstrasi tentang menu makanan ibu hamil, ibu
menyusui serta makanan sehat untuk bayi dan balita.
4. Pelacakan dan pemantauan gizi buruk dan gizi kurang
Mengadakan penyuluhan dan memotivasi ibu-ibu agar tetap membawa balita ke
posyandu walaupun anaknya telah mendapat imunisasi lengkap.
Tabel 13. Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia bulan Januari - Desember tahun
2015
S

VIT.
A
BAYI

BALITA

ASI

FE

EKSLUSIF

BUMI

BUFAS

VIT.
A

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
34

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Jan

252

252

206

210

95

Feb

5
204

5
204

4
174

2
161

497

Ma

2
252

5
252

5
199

6
188

95

r
Apr

5
252

5
252

1
202

1
194

548

1182

542

5
Mei 252

5
252

2
200

7
194

100

1182

100

Jun

5
252

5
252

9
179

3
170

100

1182

100

Jul

5
252

5
252

0
199

9
188

100

1182

100

5
Ags 252

5
252

6
207

0
190

100

1182

100

Sep

5
252

5
252

2
201

6
192

100

1182

100

Okt

5
204

5
204

6
162

3
158

100

1182

100

No

5
202

5
202

6
152

4
155

100

1100

100

v
Des

2
202

2
202

0
142

0
142

100

1020

100

530

4198

4789

20.8%

21.1%

110

102

102

99

1182

418
95

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil pencapaian program upaya peingkatan gizi dimana target
SKDN secara keseluruhan:
Target N/S = Pencapain Program

(Target : 40.96%)

Target K/S = Cakupan Program

(Target : 73.37%)

Target D/S = Partisipasi Masyarakat

(Target : 50.01%)

Target D/K = Penggerak

(Target : 68.16%)

Target N/D = Keadaan pertumbuhan balita (Target : 81.91%)

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
35

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Polonia masih belum baik dikarenakan kurangnya kesadaran dari
masyarakat tersebut tentang pentingnya posyandu bagi kehidupan mereka, juga kurangnya
pengetahuan masyarakat bahwa anak masih harus tetap dibawa ke posyandu wilayah
walaupun telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Proyek NICE (Perbaikan Gizi Melalui
Pemberdayaan Masyarakat) juga ada dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Polonia yaitu di
kelurahan Polonia. Kelurahan ini mempunyai kelompok gizi masyarakat (KGM) dan satu
orang yang memfasilitasi yaitu FM (Fasilitator Masyarakat). Kegiatan NICE meliputi antara
lain : pembentukan pos GIZI, pembentukan kelas Ibu.

LAPORAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Perbaikan Gizi Buruk
Tabel 14. Jumlah Gizi Buruk di Puskesmas Polonia pada Tahun 2015
No
Bulan
Lama
Baru
Sembuh
1
Januari
2
Februari
3
Maret
2
4
April
5
Mei
6
Juni
7
Juli
1
8
Agustus
2
9
September
10
Oktober
11
November
12
Desember
4.2.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Jumlah
0
0
2
0
0
0
1
2
0
0
0
0

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan
yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke
manusia sehat.
Sasaran
1. Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
36

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif,dimana


kegiatan pasif adalah penderita mengunjungi puskesmas. Sedangkan kegiatan aktif dimana
petugas melakukan kunjungan kerumah-rumah pasien untuk melakukan penyuluhan dan
pengobatan.
Kegiatan P2M yang dilakukan di Puskesmas Polonia karena:
1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi,
misalnya:campak dan TB Paru
2. Masih tigginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygien dan sanitasi,misalnya:
Diare
3. Masih tingginya angka penyakit menular yang ditulari secara langsung,misalnya: TB
Paru,ISPA,dan masih ada ditemukan penyakit varisella
4. Kegiatan-kegiatan P2M berupa:
I.
Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan
II.
Mengadakan imunisasi antara lain: BCG,DPT,Campak,Polio,DT dan TT.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan penyakit:
a. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit
b. Melaporkan penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk menumukan
kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularanya
Tindakan permulaan untuk menahan penularanya:
a.
b.
c.
d.

Menyumbuhkan penderita hingga sehat,


Pemberian imunisasi
Pemberantasan vector nyamuk(PSN dan fogging)
Pendidikan kesehatan pada masyarakat agar mandiri tentang
kesehatan(penyuluhan PHBS)

Tabel 15. Data Kasus Diare di Puskesmas Polonia bulan Januari-Desember tahun 2015
No

Kelurahan

1
2
3
4
5

Polonia
Anggrung
Madras Hulu
Suka Dame
Sari Rejo
JUMLAH

Jan
9
8
7
9
8
41

Feb
8
6
8
7
10
39

JUMLAH KUNJUNGAN KASUS DIARE


Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
2
8
3
7
10
7
10
8
5
7
5
6
6
6
7
8
1
5
6
4
2
2
3
6
2
4
5
2
2
3
6
4
4
3
6
3
4
3
5
4
14
27
25
22
24
21
31
30

TOTAL
Nov
7
8
2
2
6
25

Des
9
8
3
4
6
30

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
37

88
80
49
50
62
329

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Kasus Diare
100
90
80
70
60

Kasus Diare

50
40
30
20
10
0
Polonia

Anggrung Madras Hulu Suka Dame

Sari Rejo

Grafik 3. Kasus Diare

Tabel 16. Data Kasus TB Paru di Puskesmas Polonia bulan Januari-November tahun
2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Jumlah

Suspek
6
2
7
6
9
4
10
12
9
7
5
86

BTA +
1
1
0
4
3
2
2
3
2
6
2
27

BTA 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Pencapaian

100%

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
38

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara
14
12
10
8
Suspect

BTA +
BTA -

4
2
0

Grafik 4. Kasus TB Paru di Puskesmas Polonia bulan Januari-November tahun 2015


Tabel 17. Data Imunisasi di Puskesmas Polonia bulan Januari-Juni tahun 2015
N
o

Program
Kegiatan

Targe
t (%)

Sas
a
ran

Jan
Ab %
s

Feb
Ab

Mar
Ab
%
s

Apr
Ab
%
s

Mei
Ab
%
s

Jun
Ab

Pencegahan
&
Pemberantas
an Penyakit
Program
1

Imunisasi
BCG

98

134

10

7,

21

15,

31

23,

43

32,

55

41,

64

48,

DPT/HB1

98

2
134

5
11

8
8,

2
21

8
16,

8
32

7
24

7
44

6
32,

8
55

6
41,

6
64

1
48,

DPT/HB2

98

2
134

4
11

5
8,

7
21

2
16,

2
31

23,

0
43

8
32,

1
55

1
41,

5
64

1
48,

DPT/HB3

98

2
134

7
11

7
8,

5
21

0
16,

6
31

5
23,

7
43

6
32,

5
55

4
41,

6
64

1
48,

POLIO 1

98

2
134

3
10

4
7,

6
21

1
15,

5
31

5
23,

7
43

6
32,

3
55

2
41,

5
64

1
48,

POLIO 2

98

2
134

5
11

8
8,

2
21

8
16,

8
32

7
24

7
44

6
32,

8
55

6
41,

6
64

1
48,

POLIO 3

98

2
134

4
11

5
8,

7
21

2
16,

2
31

23,

0
43

8
32,

1
55

1
41,

5
64

1
48,

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
39

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara
8

POLIO 4

98

134

11

8,

21

16,

31

23,

43

32,

55

41,

64

48,

CAMPAK

98

2
134

3
11

4
8,

6
21

1
16,

5
32

5
24,

7
45

6
33,

3
54

2
40,

5
64

1
48,

TT 1

0
1

TT 2

1
1

TT3

2
1

TT 4

3
1

TT 5

4.2.6 Upaya Pengobatan


Upaya pengobatan adalah bagian dari kegiatan kuratif. Selain itu juga dilakukan
kegiatan preventif terhadap penyakit yaitu melalui penyuluhan-penyuluhan. Di puskesmas
Polonia dilaksanakan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan.
Kegiatan pemeriksaan kesehatan masyarakat yang dilakukan di puskesmas meliputi :
1. Pemeriksa mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang ada di
puskesmas.
2. Penyuluhan kepada pasien pada saat dilakukan pemeriksaan.
3. Merujuk penderita dan melakukan pengobatan setelah penderita di kembalikan.
4. Perawatan dan pengobatan pasien puskesmas meliputi pasien KRT/KTP, ASKES,
JPKMS, dan JAMKESMAS

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
40

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Grafik 5. Jumlah Kunjungan 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Polonia tahun 2015


4.2.7

Upaya Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan Laporan, pencatatan dan laporan sangat penting bagi mutu suatu unit
organisasi antara lain puskesmas. Pencatatan dan pelaporan bertujuan untuk mengetahui
bagaimana keadaan atau kegiatan yang telah dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Pencatatan, berupa administrasi, registrasi imunisasi dan registrasi kegiatankegiatan lain.
b. Pelaporan, berupa laporan mingguan, laporan dilakukan pada kasus diare, laporan
bulanan, laporan tahunan dan laporan khusus bila terjadi wabah.

Tabel 18. Data Kujungan Pasien di Puskesmas Polonia bulan Januari-Desember tahun
2015
No.

Kunjungan Pasien

BPJS

JAMKESMAS

ASKES

Bulan
1

Januari

70

40

201

Februari

24

34

197

Maret

79

209

April

98

194

Mei

118

31

176

Juni

118

31

176

Juli

157

30

110

Agustus

191

33

131

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
41

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

September

104

34

175

10

Oktober

149

39

208

11

November

149

41

205

12

Desember

169

57

215

1426

378

2197

Jumlah

4.3

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Polonia

4.3.1 Upaya Kesehatan Sekolah


UKS adalah salah satu program pengembangan yang ada pada Puskesmas dimana
salah satu tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan sedini mungkin di
lingkungan sekolah terhadap pesertas didik dan lingkungan yang sehat di sekolah, sehingga
dengan demikian tercipta budaya sehat terhadap siswa dan akan berkembang di lingkungan
keluarga dan masyarakat.
Kegiatannya:
a. Memberikan penyuluhan di sekolah
b. Melaksanakan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan
kesehatan (dokter kecil, dokter remaja, PMR)

Tabel 19. Jumlah Dokter Kecil di SD Wilayah Kerja Puskesmas Polonia 2015
Nama Sekolah

Dokter Kecil

SDN 060880

15

SDN 060890

15

SD Bunda Kandung

15

SD Al-Hidayah

15

D Karang Sari

15

SDN 064027

15

SD Mis Muhajirin

15

SD Mis Alhidayah

15

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
42

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

SD Immanuel

15

SD Methodist 1

15

SDN 060901

15

SD Angkasa

15

Total

180

Tabel 20. Jumlah Dokter Kecil di SD Wilayah Kerja Puskesmas Polonia 2015
Sekolah

Dokter Remaja

SMAN 2

Total

4.3.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penerangan kepada pengunjung agar
menjaga kesehatan, kebugaran tubuh dengan berolahraga di Puskesmas Polonia sendiri,
kegiatan kesehatan olah raga sampai saat ini belum berjalan baik. Berdasarkan pengkajian
didapatkan bahwa usaha kesehatan olahraga sampai sejauh ini belum dilaksnakan di Polonia,
dibuktikan dengan tidak adanya kegiatan serta laporan kegiatan tersebut.
4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan
Kegiatan yang dilakukan berupa:
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara menyeluruh kepada pasien atau
keluarganya dirumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat dan kelompok
masyarakat sekitarnya.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
43

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

b. Membantu keluarga dan masyarakat mengenai kebutuhan kesehatannya sendiri


dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan
mereka.
c. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan, individu dan keluarga.
4.3.4 Upaya Kesehatan Kerja
Menurut kebijakan teknis Program Kesehatan Kerja (Depkes RI, 2002). Kesehatan
kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkingkan setiap
pekerja dapat berkerja secara sehat dengan produktivitas yang optimal tanpa membahayakan
diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Puskesmas Polonia Upaya Kesehatan
Kerja belum berjalan dengan baik.

4.3.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut, dilaksanakan di klinik gigi Puskesmas Polonia
dibawah pimpinan dokter gigi dalam bentuk pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan
penyuluhan.
Tabel 21. Data Kelainan/ Kasus Gigi dan Mulut di Puskesmas Polonia Bulan MeiDesember 2015
No
Bulan
Kelainan Gigi dan Mulut
Jumlah
Kasus

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8

Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Karies

Radiks

Kelainan

Lain-lain

11
28
15
16
11
18
19
13

1
6
3
3
4
4
10

Gusi
1
1
11

4
1
1
2
-

16
35
15
21
14
25
23
34

Tabel 22. Tindakan Pelayanan Medik di Poli Gigi Puskesmas Polonia Bulan MeiDesember 2015
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
44

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

No

Bulan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8

Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

4.3.6

Tindakan Pelayanan Medik


Tambalan
Pencabutan
Skeling
5
6
5
1
7
3
10
2
24
-

Upaya Kesehatan Jiwa


Upaya kesehatan jiwa di puskesmas telah mulai dikembangkan sejak lama baik secara

khusus maupun integrasi dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya, dengan kegiatan sesuai
Pedoman Kerja Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan din kasus Gangguan Jiwa (Early Detection), meliputi: gangguan psikosis,
gangguan kecemasan, gangguan depresi, retardasi mental, gangguan psikomatik atau
psikofiologik, gangguan penggunaan zat, gangguan pada anak dan remaja (gangguan
tingkah laku, gangguan pemusatan perhatian/ sindrom hiperkinetik, gangguan
perkembangan spesifik) dan epilepsi.
2. Memberikan upaya pertolongan pertama pada kasus-kasus gangguan jiwa (Primary
Treatment).
3. Kegiatan rujukan yang memadai (Adequate referral)
Melaksanakan terapi lanjutan (follow up) terhadap kasus jiwa yang sudah selesai
perawatannya di RSJ untuk meringankan beban pasien Usaha Kesehatan Jiwa sampai sejauh
ini belum berjalan dengan baik.
4.3.7

Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Melakukan pendataan terhadap jumlah usila dalam wilayah kerja.
2. Memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia.
3. Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Polonia.
4. Program baru yang akan dilaksanakan POSBINDU (Posyandu Binaan Terpadu)
bagi Pra-Lansia dan Lansia.

4.3.8

Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
45

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 47 memuat


pengobatan tradisional, setiap upaya pengobatan atau perawatan cara lain di luar ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan. Pengobatan tradisional yang dimaksud perlu dibina dan
diawasi untuk diarahkan agar menjadi pengobatan atau perawatan cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Kegiatannya melakukan pendataan
pengobatan tradisional di Kecamatan Medan Polonia.
4.3.9

Laboratorium Sederhana
Puskesmas Polonia memiliki fasilitas laboratorium sederhana untuk pemeriksaan

plano test, KGD dan golongan darah.


Tabel 23.Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Sederhana di Puskesmas Polonia bulan
Januari-Desember tahun 2015
Pemeriksaa
n

Kadar Gula Darah

Asam Urat

Kolesterol

36
33
39
26
25
15
18
8
20
15
26
20
281

31
18
31
17
11
0
4
7
18
12
3
3
155

31
25
0
0
0
0
5
7
15
7
0
1
91

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
TOTAL

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
46

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

BAB 5
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS POLONIA
25 28 JANUARI 2016
No

Hari/Tanggal

1.

Senin/ 25 Januari 2016

2.

Selasa/ 26 Januari 2016

3.

Rabu/ 27 Januari 2016

Kamis/ 28 Januari 2016

Kegiatan
-

Melapor dan perkenalan pada kepala


Puskesmas: dr. Moch. Mukhlis
- Perkenalan dengan staff Puskesmas
Polonia
- Melakukan pelayanan kesehatan di
poli gigi dan mulut Puskesmas
Polonia
- Mencari data Puskesmas Polonia
tahun 2015 (Januari-Desember) dan
membuat laporan kegiatan.
- Pengarahan dari Kepala Puskesmas:
dr. Moch. Mukhlis
- Mencari data Puskesmas Polonia
tahun 2015 (Januari- Desember) dan
membuat laporan kegiatan.
- Penyuluhan mengenai kesehatan
gigi dan mulut beserta tata cara
menyikat gigi yang baik dan benar
di Posyandu Mawar 5.
- Membantu pelayanan kesehatan di
Posyandu Mawar 5 : Menimbang
berat badan anak balita
- Melaksanakan
penyuluhan
di
Puskesmas Polonia mengenai:
- Cara menyikat gigi yang baik dan
benar
- Frekuensi dan waktu sikat gigi yang
benar
- Makanan penyebab terjadinya
karies
- Diskusi dan perbaikan serta
pengumpulan laporan kegiatan

BAB 6
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
47

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1 Identifikasi Masalah


Adapun beberapa permasalahan yang terdapat di Puskesmas Polonia adalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengobati karies gigi sehingga banyak kasus yang
sudah berlanjut menjadi abses dan penyakit pulpa.
2. Kurangnya tindakan promotif dan preventif tentang gigi dan mulut kepada masyarakat.
6.2 Pemecahan Masalah
Adapun pemecahan masalah yang terdapat di Puskesmas Polonia adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan penyuluhan tentang karies gigi dan dampak tidak merawat gigi kepada
masyarakat.
2. Melakukan tindakan promotif dan preventif kepada pengunjung poli gigi di Puskesmas
Polonia.

6.3 Permasalahan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Polonia

PENCEGAHAN PENYAKIT KARIES DI PUSKESMAS POLONIA


KECAMATAN MEDAN POLONIA
1. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan rongga mulut mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh
secara menyeluruh. Gigi merupakan salah satu dari bagian tubuh yang berfungsi untuk
pengunyahan, berbicara, estetik dan mempertahankan bentuk wajah, sehingga penting untuk
menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam kondisi baik di
rongga mulut.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
48

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Penyakit di rongga mulut yang paling sering terjadi adalah karies. Karies merupakan
suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum yang disebabkan
oleh aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies
ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan
bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada
jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.
Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju
maupun di negara-negara berkembang. Berdasarkan data kelainan/kasus gigi dan mulut di
wilayah kerja puskesmas Polonia pada bulan Januari-Desember 2015, karies merupakan
penyakit tertinggi kedua yang terjadi.
2. Karies
2.1 Definisi
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi
adalahsuatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat
terganggunyakeseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobialdari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen
organik yang akhirnya terjadi kavitas.Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus
berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigisehingga membentuk lubang yang tidak dapat
diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi
demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman,karbohidrat yang sesuai pada
permukaan gigi dan waktu.
Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari antara populasi
satudan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat, mungkin membutuhkan waktu
bertahun-tahunlamanya sehingga karies menjadi kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama
hanyamembutuhkan waktu beberapa bulan saja, kalau perkembangannya cepat.
Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau kavitas pada
gigi,dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan merupakan
suatudaerah

pada

email

yang

mempunyai

warna

yang

berbeda

dengan

email

sekelilingnya.Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan


karies yangberkembang lambat biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada
email gigi) danfisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadangkadang berwarna tua,bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan.
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
49

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan


penyebabkaries gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk
gigi tersebut.Gigi dan fisur yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan
bertahan,sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan
menimbulkan kariesgigi.
2.2 Etiologi
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja, tetapi disebabkan oleh
serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Ada tiga faktor utama yang
memegang peranan, yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat
atau diet ditambah faktor waktu. Faktor ini digambarkan sebagai tiga lingkaran yang
bertumpang-tindih dan waktu. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut
harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik,
substrat yang sesuai dan waktu yang lama.

Gambar 1.Skema yang menunjukkan karies


sebagai penyakit multifaktorial yang disebabkan
oleh faktor host, mikroorganisme, substrat dan
waktu.
Faktor host atau tuan rumah
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
50

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies
yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan
kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan mudah menumpuk didaerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu,
permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu
pengembangan karies gigi.
Faktor agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme berbeda-beda. Pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti
Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Streptokokus salivarius
serta beberapa strain lainnya. Walaupun demikian, Streptokokus mutans diakui sebagai
penyebab utama karies oleh karena mempunyai sifat asidogenik (memproduksi asam) dan
asidorik (resisten terhadap asam).
Faktor substrat atau diet
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain
itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan
timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
mempunyai karies gigi. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting
dalam terjadinya karies.
Faktor waktu

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
51

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang
dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk
berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
2.3 Patofisiologi
Proses terjadinya karies diawali dengan adanya proses demineralisasi pada email, bagian
terkeras dari gigi. Sisa makanan (termasuk karbohidrat) akan menempel pada permukaan
email dan berakumulasi membentuk plak, yaitu media pertumbuhan yang menguntungkan
bagi mikroorganisme. Mikroorganisme yang menempel pada permukaan tersebut akan
menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi.
Demineralisasi merupakan proses awal karies pada email, yang ditandai dengan bercak putih
(white spot). Bila proses ini sudah terjadi, maka prosgresivitas tidak akan dapat berhenti
sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penambalan pada
permukaan gigi yang terkena karies atau dilakukan pencabutan bila tidak dapat ditambal lagi.
2.4 Klasifikasi
Terdapat beberapa macam klasifikasi karies gigi
1. Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies)
a. Karies superfisial (karies email). Adalah karies yang baru mengenai bagian email
saja, dentin belum terlibat.
b. Karies media. Adalah karies yang sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin.
c. Karies profunda. Adalah karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin
dan terkadang sudah mengenai pulpa.

Gambar 2. Karies email, dentin dan profunda


2. Klasifikasi karies menurut G.V. Black
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
52

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

a. Kelas I adalah karies yang mengenai permukaan oklusal gigi posterior.


b. Kelas II adalah karies gigi yang sudah mengenai permukaan oklusal dan bagian
aproksimal gigi posterior.
c. Kelas III adalah karies yang mengenai bagian aproksimal gigi anterior.
d. Kelas IV adalah karies yang sudah mengenai bagian aproksimal anterior dan
meluas ke bagian insisal.
e. Kelas V adalah karies yang mengenai bagian servikal gigi anterior dan posterior.

Gambar 3. Klasifikasi karies menurut G.V. Black

2.5 Gambaran Klinis


Gambaran klinis karies gigi :
a.

Lesi dini atau lesi bercak putih/coklat (karies insipien)


Gejala paling dini karies enamel secara makroskopik adalah white spot. Bercak ini
dapat terlihat pada permukaan gigi yang kering seperti suatu lesi kecil yang berwarna
putih. Warnanya tampak berbeda dibandingkan enamel di sekitarnya yang masih
sehat. Deteksi dengan eksplorer tidak dapat dilakukan pada tahap ini karena enamel

yang mengelilinginya masih keras dan mengkilap.


b.
Karies enamel
Lesi white spot dapat berlanjut menjadi kavitasi pada gigi yang disebut karies enamel/
karies superfisialis. Karies ini biasanya dapat dideteksi dengan tes sondasi yaitu
c.

dengan melewatkan eksplorer pada permukaan gigi.


Karies dentin
Karies ini telah mencapai lapisan kedua pada gigi yaitu lapisan dentin. Apabila karies
enamel mencapai batas dentino-enamel, perjalanan karies gigi berjalan dengan lebih
cepat karena lapisan dentin kurang resisten terhadap aktivitas asam yang dihasilkan
oleh bakteri penyebab karies.Gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsangan
dingin, makanan asam dan manis.

d.

Karies pulpa

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
53

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Karies pulpa merupakan karies yang sudah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Penderita biasanya terasa sakit secara
spontan tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati maka gigi akan
menjadi nonvital.
2.6 Penegakan Diagnosa
Karies gigi dapat didiagnosa dengan cara-cara berikut:
a. Pemeriksaan visual-taktil
Caraini paling sering digunakan walaupun merupakan metode yang kurang
akurat.Pada pemeriksaan ini kavitas, kekasaran permukaan, opasifikasi dan
diskolorisasi gigi dievaluasi.Oleh karena itu, kondisi gigi geligi harus bersih dan
kering serta mempunyai pencahayaan yang baik. Eksplorer dilewatkan pada
permukaan gigi untuk mendeteksi jaringan yang lunak pada gigi. Apabila eksplorer
tersangkut pada pit dan fisur gigi maka kemungkinan sudah mulai terjadi lesi karies.
b. Transiluminasi fibreoptic
Apabila gigi disinari cahaya fibreoptic, daerah yang mengalami dekalsifikasi tidak
dapat ditembus cahaya, sehinggabagian gigi yang mengalami karies akan terlihat
lebih gelap dibanding bagian gigi lain yang sehat. Metode ini sesuai untuk
mendiagnosa karies aproksimal dan pada kasus gigi crowded.
c. Laser fluoresensi
Laser flouresensi digunakan untuk membantu deteksi karies oklusal. Alat ini akan
memancarkan sinar dengan panjang gelombang 655 nm yangditransmisikan melalui
serat kaca ke ujung handpiecedan sinar ini akan menembusi gigi.Cahaya yang
diterima diukur dan intensitasnya mengindikasikan ukuran dan kedalaman lesi karies.
d. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiografi merupakan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi karies
gigi. Radiografi bitewing sesuai digunakan untuk mendeteksi karies oklusal dan
proksimal pada gigi posterior, sedangkan radiografi periapikal lebih sesuai untuk
mendeteksi karies gigi anterior. Radiografi ekstraoral seperti panoramik tidak dapat
digunakan untuk mendeteksi karies gigi karena gambaran yang dihasilkan kurang
jelas dan akurat. Pada pemeriksaan radiografi, daerah gigi yang memiliki karies akan
kelihatan lebih radiolusen dibanding daerah gigi yang sehat.
2.7 Komplikasi

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
54

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Karies gigi yang tidak dirawat dapat merusak sebagian besar struktur gigi dan menyebar
ke jaringan sebelahnya sehingga menyebabkan rasa sakit. Invasi mikroba ke pulpa gigi dapat
menyebabkan pulpitis yang dapat berlanjut menjadi nekrosis, kemudian bakteri dapat
berinvasi ke tulang alveolus dan menyebabkan abses gigi atau abses periapikal. Proses ini
dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan komplikasi sepsis serta infeksi pada daerah wajah.
Infeksi periapikal gigi susu dapat menggangu perkembangan gigi tetap penggantinya.
Beberapa komplikasi karies gigi yaitu:
a. Pulpitis, merupakan radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi, jaringan pulpa berisi
pembuluh darah dan syaraf. Jaringan pulpa bisa meradang karena lubang yang dalam pada
gigi dapat menyebabkan makanan dan minuman merangsang langsung pembuluh syaraf yang
terdapat di dalam ruang pulpa sehingga gigi terasa sakit.
b. Pembengkakan yang mengandung nanah (abses), merupakan reaksi pertahanan tubuh
terhadap benda asing, dalam hal ini benda asingnya adalah kuman yang terdapat di
c.

dalam pulpa yang sudah mati.


Polip,merupakan pembengkakan jaringan lunak pada daerah tertentu dalam hal ini pada
daerah gusi dan pulpa gigi. Gigi yang mengalami radang kronis, di daerah yang terbuka
terjadi pertumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan kronis, artinya rangsangan terusmenerus dan lama pada jaringan pulpa yang lunak, menyebabkan pembuluh darah terangsang
dan membesar. Darah memperbanyak diri di daerah yang terkena rangsangan lama kelamaan
darah ini membangun jaringan baru dan makin lama makin besar terjadilan polip. Polip yang
berasal dari pulpa gigi disebut pulpa polip, jika terjadi pada daerah gusi disebut gingival
polip.

2.8 Pencegahan
Karies gigi adalah penyakit yang dapat dicegah. Kedokteran gigi pencegahan meliputi
seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang
mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Sehubungan dengan hal ini, pelayanan pencegahan
difokuskan pada tahap awal sebelum timbulnya penyakit (pre-patogenesis) dan sesudah
timbulnya penyakit (patogenesis). Hugh Roadman Leavell dan E Guerney Clark (Leavell dan
Clark) dari Universitas Harvard dan Columbia membuat klasifikasi pelayanan pencegahan
tersebut atas 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
55

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-patogenesis merupakan pelayanan pencegahan


primer atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya
meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (specific
protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak
yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya
perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan
penyakit dengan membentuk hambatan (barrier) terhadap mikroorganisme. Aplikasi pit dan
fisur silen dan pemberian fluor secara topikal merupakan upaya perlindungan khusus untuk
mencegah karies.
Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan
pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang
atau kambuh lagi. Kegiatannya meliputi diagnosa dini (early diagnosis) dan pengobatan yang
tepat (prompt treatment). Sebagai contoh, penambalan pada lesi karies yang kecil dapat
mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.
Pelayanan yang ditujukan pada tahap akhir patogenesis penyakit dikenal sebagai
pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian
pelayanan untuk membatasi kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan
implan termasuk dalam kategori pencegahan ini.
Pencegahan primer yang dilakukan dokter gigi meliputi aplikasi fluor secara topikal, pit
dan fisur silen, konseling diet, program kontrol plak, dan melakukan pengukuran risiko
karies. Pencegahan primer yang diberikan kepada masyarakat adalah fluoridasi air minum
dan kumur-kumur dengan larutan fluor sedangkan individu melakukan tindakan menyikat
gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan alat pembersih gigi dan
mulut lainnya.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
56

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Ketiadaan alat penambalan karies yang dapat menyebabkan banyaknya kasus karies.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara menjaga kesehatan rongga
mulut yang baik dan benar terutama waktu menyikat gigi yaitu pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur.
3. Kurangnya tindakan promotif dan preventif dari Puskesmas sendiri juga turut berperan dalam
menaikkan angka kasus karies di Puskesmas Polonia.
7.2 Saran
1. Sebaiknya Puskesmas mengajukan proposal kepada donator untuk membantu biaya
dalam menyediakan alat penambalan karies gigi agar kasus karies gigi yang dialami oleh
masyarakat tidak berlanjut menjadi penyakit gigi dan mulut yang lebih buruk.
2. Sebaiknya Puskesmas lebih giat melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara
merata agar meningkatnya kesadaran untuk merawat karies gigi secara dini.
3. Sebaiknya Puskesmas melakukan tindakan promotif dan preventif kepada semua
pengunjung Puskesmas Polonia agar masyarakat yang awalnya tidak mau memeriksakan
giginya yang sudah karies akan bersedia untuk melakukan perawatan karies.
4. Dianjurkan bagi masyarakat di sekitar Puskesmas Polonia untuk melakukan
kunjungan berkala secara teratur ke dokter gigi yang terdapat di Puskesmas Polonia.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
57

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN
Materi penyuluhan selama masa KKS di puskesmas polonia 25-28 Januari 2016
1. Bagian-bagian mulut dan gigi
Mulut tediri dari gigi seri,gigi taring,gigi geraham,lidah,gusi dan bibir
Anatomi gigi terdiri dari mahkota,leher dan akar gigi
Lapisan gigi tediri dari email,dentin dan pulpa
2. Makanan dan perawatan gigi
Makanan manis dan lengket seperti coklat,dodol,permen dan donat sebaiknya
di hindari. Makanan berserat dan berair seperti wortel,jagung,kacang dan

buah-buahan lainya lebih baik untuk dikonsumsi.


Merawat gigi dengan menyikat gigi 2x sehari yaitu pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur serta menggunakan pasta gigi mengandung flour untuk
mencegah gigi berlubang dan memeriksakan gigi kedokter gigi secara rutin 6

bulan sekali.
3. Proses penjalaran gigi berlubang
Lubang gigi pada email Belum terasa sakit
Lubang mencapai dentin Gigi ngilu
Lubang mencapai pulpa Sakit tidak bisa makan
Gigi infeksi dan mati Bengkak dan gigi harus dicabut
4. Cara menyikat gigi yang benar
Pertama menyikat bagian luar gigi depan atas dan bawah,lalu bagian belakang
samping gigi atas dan bawah. Kemudian menyikat permukaan kunyah gigi belakang
atas dan bawah dan bagian dalam gigi atas dan bawah.semua permukaan gigi disikat
selama 2-3 menit.

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
58

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

PENYULUHAN DI POSYANDU MAWAR 10 POLONIA MEDAN

KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PERAGAAN CARA MENYIKAT GIGI


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
59

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

PESERTA PENYULUHAN DAN IMUNISASI

PENYULUHAN DI SD BUNDA KANDUNG

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
60

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KESEHATAN GIGI & MULUT


Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
61

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara

Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/


Kesehatan Gigi Masyarakat
62

Anda mungkin juga menyukai