BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan nasional bangsa menurut UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka diselenggarakanlah program pembangunan nasional yang menyeluruh, terarah dan
terpadu, untuk memenuhi kebutuhan manusia termasuk di bidang kesehatan.
Pembangunan menuju Indonesia Sehat 2016 bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu.
Pada saat ini pemerintah telah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dengan adanya penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, dimana peran
masyarakat juga dilibatkan melalui suatu wadah yang disebut puskesmas (Pusat Kesehatan
Masyarakat). Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas
guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas meliputi promotif (peningkatan
kesehatan), preventif (upaya pencegahan), kuratif (pengobatan kesehatan) dan rehabilitatif
(peningkatan kesehatan).
b. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas serta program dari masingmasing unit yang ada.
1.2.2
Tujuan Khusus
a Untuk mengetahui program-program wajib dan pengembangan puskesmas
b
di Puskesmas Polonia.
Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah kerja Puskesmas
Polonia.
1.3
Prosedur Kerja
1.3.1
Ruang Tunggu
a. Ruang tunggu duduk diupayakan agar cukup nyaman dan ventilasi udara.
b. Tempat duduk disediakan cukup sesuai rata-rata kunjungan pasien per hari.
c. Ada papan informasi diutamakan untuk pasien lanjut usia, ibu hamil, dan ibu yang
membawa bayi.
d. Ruangan selalu dalam keadaan bersih.
e. Disediakan tempat sampah yang memadai.
f. WC yang bersih dan jauh tempatnya dari ruang tunggu.
g. Pada dinding ruang tunggu disediakan informasi/ gambar penyuluhan kesehatan.
h. Pasien dipanggil dan diperiksa sesuai dengan nomor urut pendaftaran, apabila ada
yang sakit keras didahulukan.
i. Bagi puskesmas dengan kunjungan 100% akan lebih per harinya bisa disediakan
pengeras suara untuk memanggil pasiennya sebaliknya ruang tunggu untuk
perawatan preventif, promotif terpisah dari ruang tunggu untuk pelayanan
pengobatan.
1.3.2
Pada
pintu
masuk
pasien
akan
membaca
papan
informasi
LOKET
c. Pada loket pendaftaran pasien akan melihat hari dan jam berapa Puskesmas serta
ruang pendaftaran dan pemeriksaan.
d. Pasien akan melihat jadwal pelayanan ibu hamil, untuk pelayanan bayi dan anak
balita dan hari imunisasi bayi.
e. Pasien akan melihat juga di tiap ruangan periksa ada papan tulis: Ruang periksa,
ruang suntik, loket, apotik, ruang periksa gigi, laboratorium, dan ruang tunggu.
1.3.3
Loket Pendaftaran
a. Petugas loket menyambut pasien dengan senyum dan menyapa pasien dengan
SELAMAT PAGI, ADA YANG BISA SAYA BANTU.
b. Untuk pasien baru petugas akan menanyakan tujuan pasien, kemudian di cari
blanko status yang kosong untuk isi nama, alamat pasien, umur dan jenis kelamin.
Bila pasien seorang anak dicatat juga nama orangtuanya.
c. Untuk pasien lama dicarikan kartu statusnya dan diberikan kepada pasien dengan
ramah. Kalau pasien tidak membawa kartu nomor pendaftaran maka ditanyakan
kapan terakhir datang ke puskesmas, dicari pada buku registrasi umum pada
tanggal yang disebutkan dicari nama pasien tersebut dan dicari nomor kartunya.
d. Pasien diberi karcis sesuai denga perda.
e. Pasien diberi informasi kemana harus pergi dan diberi petunjuk supaya duduk di
ruang tunggu pasien dan pasien dipersilahkan menunggu panggilan.
f. Kartu status pasien dikirim ke ruang periksa sesuai tujuan pasien.
1.3.4
Ruang Periksa
a. Pasien dilayani dengan ramah dan penuh perhatian.
b. Pasien selalu diberi kesempatan untuk bertanya.
c. Selanjutnya pemeriksaan sesuai dengan standar teknis. Melihat JOB AND bila
ada (sesuai dengan daftar titik pelayanan kesehatan dasar).
d. Bila perlu periksa lab dan pasien diberi tahu untuk menunggu panggilan di ruang
tunggu lab.
e. Bila pemeriksaan lab bisa dilakukan langsung, maka pasien akan diberitahukan apa
yang akan diperiksa, apakah darahnya, apakah urinnya dan diberi tahu kembali ke
ruang periksa setelah mendapatkan hasil pemeriksaan lab.
f. Bila pemeriksaan lab dilakukan keesokan harinya atau dirujuk ke lab yang lebih
besar, maka pasien akan diberitahu persiapan-persiapan yang diperlukan misalnya
puasa, bila perlu membawa tinja, atau khusus untuk periksa kehamilan diambil air
seni pada saat bangun tidur dan sebagainya.
1.3.5
1.3.6
Apotek
Pasien sampai di Loket Apotek:
a. Pasien dipanggil oleh petugas apotek untuk menerima obat sesuai resep yang
diberikan dokter atau petugas yang selalu memberi pelayanan,
b. Pasien diterima petugas apotek dengan ramah dan penuh perhatian.
c. Petugas apotek membawa resep dan mencari obat sesuai dengan resep. Bila tulisan
resep sukar dibaca ditanyakan kepada yang menuliskan resep.
d. Obat dimasukkan ke dalam kemasan dipilih sesuai dengan bentuk obat.
e. Kemasan obat diberi nama pasien, dosis dan cara pemakaian obat. Bila obat luar
ditulis obat luar untuk tidak dimakan bila perlu.
f. Berikan obat sesuai resep kepada pasien dan diberikan penjelasan cara meminum
obat sesuai pemakaian.
g. Berlaku kepada pasien bila setelah meminum obat terjadi efek samping yang
menimbulkan misalnya rasa gatal, pusing, dan mual. Hentikan pemakaian obat
dan kembali ke Puskesmas.
Selanjutnya pasien diberitahukan dapat kembali pulang. Pasien pulang dengan rasa
puas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Depkes RI (1991), puskesmas merupakan suatu unit organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.
Definisi puskesmas berdasarkan Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 adalah
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1 Unit Pelaksanaan Teknis
Sebagai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kota Medan (UPTD), Puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2 Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3 Pertanggung Jawaban Penyelenggaraan
Penanggungjawaban utama penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, sedangkan Puskesmas
ditanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4 Wilayah Kerja
Sebenarnya standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan. Namun jika di
dalam suatu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
kerja dibagi antar
puskesmas
dengan memperhatikan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas demi mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat 2016.
2.1.3 Fungsi Puskesmas
1 Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2 Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan
kesehatan
menyelenggarakan
dan
termasuk
memantau
sumber
pembiayaannya
pelaksanaan
program
serta
ikut
kesehatan.
menerapkan,
Pemberdayaan
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik atau umum
dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa serta berbagai program kesehatan jiwa dan program kesehatan masyarakat yang lainnya.
2.2 Visi dan Misi Puskesmas
2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk
tercapainya Kecamatan Sehat yang menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan prilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Visi pembangunan kesehatan puskesmas telah menjadi acuan rumusan visi untuk
masing-masing puskesmas, yaitu terwujudnya Kecamatan Sehat yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
Empat indikator utama untuk mencapai kecamatan sehat, yaitu:
1
2
3
4
beserta
lingkungannya.
Puskesmas
selalu
berupaya
memelihara
dan
berwawasan kesehatan.
Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
Asas pemberdayaan masyarakat, beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, yaitu:
a Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita (BKB).
b Upaya pengobatan: posyandu, pos obat desa (POD).
c Upaya perbaikan gizi: Posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi
(KADARZI).
Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua atau wali
f
g
h
i
j
(TPKJM).
Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman obat keluarga (TOGA).
Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): Dana sehat, tabungan ibu
kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM/BPP
dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program,
agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil.
4
Asas rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama, yang bila tidak mampu
mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan, bila melakukan rujukan baik secara vertikal
ke tingkat yang lebih tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya. Ada 2 macam
rujukan di puskesmas, yaitu:
a Rujukan upaya kesehatan perorangan
b Rujukan upaya kesehatan masyarakat
2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakatyang mana jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dari puskesmas tersebut bertujuan untuk
mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yaitu terwujudnya kecamatan
sehat menuju Indonesia Sehat,
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
10
mampu
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
pengelolaan:
Data dan informasi
Perencanaan dan penilaian
Umum dan kepegawaian
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas
Kriteria personalia
Sebagai mitra pelayanan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta, puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelenggara rujukan dan memantau
kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
14
berbagai
sarana
pelayanan
kesehatan
perorangan
seperti
rumah
sakit
(Kabupaten/Kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit ParuParu, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan
Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan
dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan
konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5
Dengan Masyarakat
BAB 3
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
3.1 Sejarah Singkat Puskesmas
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pembangunan pelayanan kesehatan yang
optimal di kota Medan khususnya di wilayah kecamatan medan polonia maka didirikan
Puskesmas Polonia.
3.2 Wilayah Kerja
Puskesmas Polonia terletak di jalan Polonia, Gang A, Kecamatan Medan Polonia, Kode
pos 20157.
3.3 Data Wilayah/Data Geografis
Luas Wilayah
: 5,52 km2
: 892 Ha
Kelurahan ada 5:
1.
2.
3.
4.
5.
Kelurahan Anggrung
Kelurahan Madras Hulu
Kelurahan Polonia
Kelurahan Sari Rejo
Kelurahan Suka Damai
Jumlah Lingkungan ada 46 lingkungan dengan jumlah penduduk 67.030 Jiwa dengan 14.191
KK.
Batas Wilayah :
Utara
Selatan
Timur
Barat
Jumlah
Pddk
Jumlah
KK
Jumla %
Luas
Ha
Ling.
1 Polonia
19143
28,5
Jumla
Pddk/
19.253
13,5
13
28,26
1,77
19,84
Ha
19.143
17,39
0,40
4,48
5.886
2 Anggrun
5886
8,78
20.838
7
14,7
g
3 Madras
7.266
10,83
70.286
6,67
10
21,73
0,67
7,51
7.266
7.777
11,60
4.466
4,95
13,04
3,62
40,58
7.777
40,01
27.067
39,9
19,56
2,46
27,58
26.958
Jumlah
100
14.191
6
100
46
100
805,62
100
67.030
Hulu
4 Suka
Damai
67.030
JUMLAH JIWA
34.697
32.622
67.319
%
51,54
48,46
100
Tempat Umum
Mesjid
Gereja
Vihara
Pura
Total
10
9
2
5
Polonia
Anggrung
Madras
Total
Hulu
1
2
3
Puskesmas
Rumah Sakit
Polsus Pemprop
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
3
0
4
5
6
7
SU
Klinik BPK
Posyandu
Balai Pengobatan
Dokter
1
13
3
0
0
2
1
0
0
2
0
2
0
4
0
0
2
11
0
0
3
32
4
2
8
9
10
11
12
Kandungan
Dokter Anak
Dokter Bedah
Dokter Gigi
Dokter Umum
Bidan
0
0
3
5
10
1
1
0
2
0
2
1
4
6
0
0
0
1
4
0
0
0
4
3
12
3
2
11
20
22
Tempat Umum
Klinik
RSU
Total
3
3
JABATAN
Ka. Puskesmas
Dokter Gigi
Dokter Gigi
Dokter Gigi/Penjab
Dokter Umum
Askes
KIA
Kesling
Gizi
Analisis
UKS
SP2TP/Lansia/PTM/HIV
Apotik
UKGM
P2M
Jurim
Promkes/Cl
Gizi
TB Paru/Cl
Deteksi Dini/KB
ISPA
Umum
23
Umum
URUSAN UMUM
URUSAN KEUANGAN
URUSAN PERENCANAAN PROGRAM & L
WAKIL KOORDINATOR II
WAKIL KOORDINATOR I
dr. Suprianti
NIP: 196204211987032002
drg. Nurmala
NIP: 196505201992032004
POLI UMUM
APOTEK
PROMKES
KESLING
Rina Br Simarmata,AMKeb
NIP: 198206102009032010
KIA/KB
SURVEILENS
Rismanidar, AMKeb
NIP: 197009241991012002
UKS/UKGS
IMUNISASI
Rismanidar, AMKeb
NIP: 197009241991012002
GIZI
DBD
Rida Haryani,AMG
NIP: 196310181984022002
DDTK
TB PARU
Noviyanti
NIP: 1971102221994032003
LANSIA
HIV AIDS
Supiyani
NIP: 196001011981032009
Rosmilah Harahap
NIP: 196309131986032007
JIWA
DIARE
Sandy Pardosi
NIP: 198619102011012013
MATA
ISPA
NIP: 192612312011012009
Eli Sundari
NIP: 198806062010012015
21
POLI ANAK
POLI GIGI
drg. Rumondang Saragih
LABORATORIUM
Mardiana
: 1 Unit
- Ruang Imunisasi
: 1 Unit
: 1 Unit
- Ruang Obat
: 1 Unit
- Ruang KB-KIA
: 1 Unit
: 1 Unit
- Ruang Lab
: 1 Unit
- Ruang TU
: 1 Unit
: 1 Unit
- Laboratorium
: 1 Unit
- Kamar Mandi / WC
: 2 Unit
RatihAryaniAR, AMK
Martha R H Silaban
GOL
IIIC
Kapus
IVB
IVA
IVA
IIID
IIID
IIID
IIID
IIID
IIID
JABATAN
IIIC
IIIB
Gizi
UKS
IIIB
SP2TP/Lansia/PTM/
HIV
Diare
Apotik
IIIB
IIIA
Ka. Puskesmas
drg Gigi
drg Gigi/Penjab
Dr Umum
Dr Umum
Dr Umum
Dr Umum
Askes
KIA
Kesling
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
IIIA
IIIA
IID
IID
IID
IID
IID
Poli
Poli
Inventaris
Promkes/CI
TB Paru/CI
ISPA
Deteksi Dini
IID
IID
Umum
Korim
Honor
Umum
Honor
Umum
Alat-alat Laboratorium
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
KAP
TUBE
BTL
TAB
BTL
TAB
TAB
BTL
BTL
BTL
AMP
BTL
TAB
TAB
TAB
BTL
TUBE
BTL
TAB
TAB
TAB
TAB
BTL
ROL
TAB
TAB
KTK
BTL
AMP
KAP
TAB
BTL
KAP
TAB
BTL
TAB
TAB
TAB
TAB
TUBE
TAB
TAB
BUAH
PASIEN DATANG
POLI UMUM
RUANG TUNGGU
LOKET
PENDAFTARAN
POLI GIGI
KIA
LABORATORIUM
APOTIK
PASIEN PULANG
RUANG
TATA USAHA
LAB
GUDANG
OBAT
APOTEK
RUANG
TUNGGU
PASIEN
RUANG
POLI
GIGI DAN
MULUT
RUANG
DATA
PASIEN
TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN
RUANG KIA
&
RUANG KB
KAMAR
PERIKSA
DOKTER
(RUANG
DOKTER)
RUANG
IMUNISASI/ GIZI/
KESLING
RUANG KAPUS
GUDANG
KAMAR
KAMAR
MANDI
MANDI
BAB
4
PASIEN
DOKTER
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
4.2
Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olahraga.
Penyuluhan tentang penyakit yang berbasis lingkungan seperti demam berdarah
bertempat di:
-
Balai kecamatan/kelurahan
Sekolah-sekolah SD, SMP, SMA
Rumah ibadah
Rumah penduduk
Puskesmas
Kelurahan
Polonia
Anggrung
Madras Hulu
Suka Damai
Sari Rejo
Jumlah
Pratama
-
Madya
-
Purnama
13
2
2
4
11
Mandiri
-
13
2
2
4
11
32
Jumlah Posyandu
Purnama
2.
3.
kesehatan serta memberi penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Pemantauan/ pembinaan/ penyuluhan tempat-tempat umum (TTU) meliputi :
Rumah ibadah : 26 unit
Pasar
: 6 unit
Sekolah
: 28 unit
Hotel
: 3 unit
Pemantauan/ pembinaan/penyuluhan tempat pengolahan makanan, minuman (TPM)
meliputi :
Rumah makan
: 70 unit
Pabrik pengolahan makanan dan minuman antara lain :
a. Depot air minum : 18 unit
b. Toko roti
: 2 unit
c. Cathering
: 15 unit
d. Kedai kopi
: 20 unit
Menyelenggarakan klinik sanitasi di puskesmas dan posyandu.
Mengkoordinir penanganan sampah medis puskesmas setiap 2 minggu sekali
4.
5.
6.
d. Memberikan vitamin A setiap 6 bulan pada balita yaitu bulan Februari dan Augustus
dan pada ibu nifas sebanyak 1 kapsul.
e. Melakukan penimbangan berat badan bayi, balita dan ibu hamil di Posyandu dan
Puskesmas.
f. Memberikan konseling pada ibu hamil.
g. Pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita
h. Melakukan pemeriksaan ibu hamil.
Tabel 11. Data Jumlah Kunjungan KIA Puskesmas Polonia tahun 2015
Program
Jlh ibu hamil
Jlh K4 ibu
hamil
Jlh dg
risiko<20
tahun/35
tahun, paritas
>4, jarak
kehamilan <2
tahun dan TB
>145cm
Jlh ibu hamil
risiko tinggi
yang
ditangani
Jlh ibu hamil
yang dirujuk
RS
Jlh persalinan
oleh tenaga
kesehatan
didamping
Jlh bayi lahir
mati
Jlh kunjungan
neonatus
(KN1)
Jlh kunjungan
Jan Feb Ma
Ap
Ags
Sep
Ok
No
Des Total
90
89
85
80
95
90
98
93
98
95
96
95
98
97
150
138
165
155
170
165
175
170
92
90
1412
1357
90
85
90
95
98
98
97
138
155
165
170
90
1371
90
85
90
95
98
98
97
138
155
165
170
90
1371
90
85
90
95
98
98
97
138
155
165
170
90
1371
neonatus
(KN2)
Jlh kunjungan
neonatus
(KN3)
90
85
90
95
98
98
97
138
155
165
170
90
1371
IUD
Baru
Aktif
3
460
Pil
Baru
Aktif
Sunt
ikan
Baru
Aktif
Kon
dom
Baru
Aktif
30
156
7
10
157
3
17
450
Imp
Baru
25
3
46
7
28
15
67
12
15
73
15
45
1
23
1
476
3
475
4
476
32
159
2
62
159
2
11
459
32
159
0
31
159
3
11
450
30
159
0
35
159
3
10
450
15
15
16
6
48
0
40
16
20
38
16
28
46
0
12
5
48
6
53
16
60
37
16
65
46
0
6
3
48
9
50
17
13
30
17
02
46
0
5
4
49
2
50
17
63
35
17
32
46
0
6
3
46
7
28
15
67
12
15
73
15
45
1
23
3
475
5
486
32
159
0
31
159
3
11
450
53
166
0
37
166
5
460
15
lan
Aktif
755
75
6
769
769
770
78
6
79
8
61
66
75
6
769
798
sektoral
Membrikan vitamin A pada bayi dan balita
Memberikan zat besi pada ibu hamil
Memberikan makanan tambahan pada kegiatan posyandu dan
Pemberian obat cacing seriap 6 bulan sekali untuk muri-murid SD
VIT.
A
BAYI
BALITA
ASI
FE
EKSLUSIF
BUMI
BUFAS
VIT.
A
Jan
252
252
206
210
95
Feb
5
204
5
204
4
174
2
161
497
Ma
2
252
5
252
5
199
6
188
95
r
Apr
5
252
5
252
1
202
1
194
548
1182
542
5
Mei 252
5
252
2
200
7
194
100
1182
100
Jun
5
252
5
252
9
179
3
170
100
1182
100
Jul
5
252
5
252
0
199
9
188
100
1182
100
5
Ags 252
5
252
6
207
0
190
100
1182
100
Sep
5
252
5
252
2
201
6
192
100
1182
100
Okt
5
204
5
204
6
162
3
158
100
1182
100
No
5
202
5
202
6
152
4
155
100
1100
100
v
Des
2
202
2
202
0
142
0
142
100
1020
100
530
4198
4789
20.8%
21.1%
110
102
102
99
1182
418
95
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil pencapaian program upaya peingkatan gizi dimana target
SKDN secara keseluruhan:
Target N/S = Pencapain Program
(Target : 40.96%)
(Target : 73.37%)
(Target : 50.01%)
(Target : 68.16%)
Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Polonia masih belum baik dikarenakan kurangnya kesadaran dari
masyarakat tersebut tentang pentingnya posyandu bagi kehidupan mereka, juga kurangnya
pengetahuan masyarakat bahwa anak masih harus tetap dibawa ke posyandu wilayah
walaupun telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Proyek NICE (Perbaikan Gizi Melalui
Pemberdayaan Masyarakat) juga ada dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Polonia yaitu di
kelurahan Polonia. Kelurahan ini mempunyai kelompok gizi masyarakat (KGM) dan satu
orang yang memfasilitasi yaitu FM (Fasilitator Masyarakat). Kegiatan NICE meliputi antara
lain : pembentukan pos GIZI, pembentukan kelas Ibu.
Jumlah
0
0
2
0
0
0
1
2
0
0
0
0
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan
yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke
manusia sehat.
Sasaran
1. Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
36
Tabel 15. Data Kasus Diare di Puskesmas Polonia bulan Januari-Desember tahun 2015
No
Kelurahan
1
2
3
4
5
Polonia
Anggrung
Madras Hulu
Suka Dame
Sari Rejo
JUMLAH
Jan
9
8
7
9
8
41
Feb
8
6
8
7
10
39
TOTAL
Nov
7
8
2
2
6
25
Des
9
8
3
4
6
30
88
80
49
50
62
329
Kasus Diare
100
90
80
70
60
Kasus Diare
50
40
30
20
10
0
Polonia
Sari Rejo
Tabel 16. Data Kasus TB Paru di Puskesmas Polonia bulan Januari-November tahun
2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Jumlah
Suspek
6
2
7
6
9
4
10
12
9
7
5
86
BTA +
1
1
0
4
3
2
2
3
2
6
2
27
BTA 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pencapaian
100%
BTA +
BTA -
4
2
0
Program
Kegiatan
Targe
t (%)
Sas
a
ran
Jan
Ab %
s
Feb
Ab
Mar
Ab
%
s
Apr
Ab
%
s
Mei
Ab
%
s
Jun
Ab
Pencegahan
&
Pemberantas
an Penyakit
Program
1
Imunisasi
BCG
98
134
10
7,
21
15,
31
23,
43
32,
55
41,
64
48,
DPT/HB1
98
2
134
5
11
8
8,
2
21
8
16,
8
32
7
24
7
44
6
32,
8
55
6
41,
6
64
1
48,
DPT/HB2
98
2
134
4
11
5
8,
7
21
2
16,
2
31
23,
0
43
8
32,
1
55
1
41,
5
64
1
48,
DPT/HB3
98
2
134
7
11
7
8,
5
21
0
16,
6
31
5
23,
7
43
6
32,
5
55
4
41,
6
64
1
48,
POLIO 1
98
2
134
3
10
4
7,
6
21
1
15,
5
31
5
23,
7
43
6
32,
3
55
2
41,
5
64
1
48,
POLIO 2
98
2
134
5
11
8
8,
2
21
8
16,
8
32
7
24
7
44
6
32,
8
55
6
41,
6
64
1
48,
POLIO 3
98
2
134
4
11
5
8,
7
21
2
16,
2
31
23,
0
43
8
32,
1
55
1
41,
5
64
1
48,
POLIO 4
98
134
11
8,
21
16,
31
23,
43
32,
55
41,
64
48,
CAMPAK
98
2
134
3
11
4
8,
6
21
1
16,
5
32
5
24,
7
45
6
33,
3
54
2
40,
5
64
1
48,
TT 1
0
1
TT 2
1
1
TT3
2
1
TT 4
3
1
TT 5
Pencatatan dan Laporan, pencatatan dan laporan sangat penting bagi mutu suatu unit
organisasi antara lain puskesmas. Pencatatan dan pelaporan bertujuan untuk mengetahui
bagaimana keadaan atau kegiatan yang telah dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Pencatatan, berupa administrasi, registrasi imunisasi dan registrasi kegiatankegiatan lain.
b. Pelaporan, berupa laporan mingguan, laporan dilakukan pada kasus diare, laporan
bulanan, laporan tahunan dan laporan khusus bila terjadi wabah.
Tabel 18. Data Kujungan Pasien di Puskesmas Polonia bulan Januari-Desember tahun
2015
No.
Kunjungan Pasien
BPJS
JAMKESMAS
ASKES
Bulan
1
Januari
70
40
201
Februari
24
34
197
Maret
79
209
April
98
194
Mei
118
31
176
Juni
118
31
176
Juli
157
30
110
Agustus
191
33
131
September
104
34
175
10
Oktober
149
39
208
11
November
149
41
205
12
Desember
169
57
215
1426
378
2197
Jumlah
4.3
Tabel 19. Jumlah Dokter Kecil di SD Wilayah Kerja Puskesmas Polonia 2015
Nama Sekolah
Dokter Kecil
SDN 060880
15
SDN 060890
15
SD Bunda Kandung
15
SD Al-Hidayah
15
D Karang Sari
15
SDN 064027
15
SD Mis Muhajirin
15
SD Mis Alhidayah
15
SD Immanuel
15
SD Methodist 1
15
SDN 060901
15
SD Angkasa
15
Total
180
Tabel 20. Jumlah Dokter Kecil di SD Wilayah Kerja Puskesmas Polonia 2015
Sekolah
Dokter Remaja
SMAN 2
Total
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Karies
Radiks
Kelainan
Lain-lain
11
28
15
16
11
18
19
13
1
6
3
3
4
4
10
Gusi
1
1
11
4
1
1
2
-
16
35
15
21
14
25
23
34
Tabel 22. Tindakan Pelayanan Medik di Poli Gigi Puskesmas Polonia Bulan MeiDesember 2015
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
44
No
Bulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
4.3.6
khusus maupun integrasi dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya, dengan kegiatan sesuai
Pedoman Kerja Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan din kasus Gangguan Jiwa (Early Detection), meliputi: gangguan psikosis,
gangguan kecemasan, gangguan depresi, retardasi mental, gangguan psikomatik atau
psikofiologik, gangguan penggunaan zat, gangguan pada anak dan remaja (gangguan
tingkah laku, gangguan pemusatan perhatian/ sindrom hiperkinetik, gangguan
perkembangan spesifik) dan epilepsi.
2. Memberikan upaya pertolongan pertama pada kasus-kasus gangguan jiwa (Primary
Treatment).
3. Kegiatan rujukan yang memadai (Adequate referral)
Melaksanakan terapi lanjutan (follow up) terhadap kasus jiwa yang sudah selesai
perawatannya di RSJ untuk meringankan beban pasien Usaha Kesehatan Jiwa sampai sejauh
ini belum berjalan dengan baik.
4.3.7
4.3.8
Laboratorium Sederhana
Puskesmas Polonia memiliki fasilitas laboratorium sederhana untuk pemeriksaan
Asam Urat
Kolesterol
36
33
39
26
25
15
18
8
20
15
26
20
281
31
18
31
17
11
0
4
7
18
12
3
3
155
31
25
0
0
0
0
5
7
15
7
0
1
91
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
TOTAL
BAB 5
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS POLONIA
25 28 JANUARI 2016
No
Hari/Tanggal
1.
2.
3.
Kegiatan
-
BAB 6
Laporan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
47
Penyakit di rongga mulut yang paling sering terjadi adalah karies. Karies merupakan
suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum yang disebabkan
oleh aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies
ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan
bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada
jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.
Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju
maupun di negara-negara berkembang. Berdasarkan data kelainan/kasus gigi dan mulut di
wilayah kerja puskesmas Polonia pada bulan Januari-Desember 2015, karies merupakan
penyakit tertinggi kedua yang terjadi.
2. Karies
2.1 Definisi
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi
adalahsuatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat
terganggunyakeseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobialdari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen
organik yang akhirnya terjadi kavitas.Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus
berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigisehingga membentuk lubang yang tidak dapat
diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi
demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman,karbohidrat yang sesuai pada
permukaan gigi dan waktu.
Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari antara populasi
satudan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat, mungkin membutuhkan waktu
bertahun-tahunlamanya sehingga karies menjadi kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama
hanyamembutuhkan waktu beberapa bulan saja, kalau perkembangannya cepat.
Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau kavitas pada
gigi,dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan merupakan
suatudaerah
pada
yang
mempunyai
warna
yang
berbeda
dengan
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies
yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan
kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan mudah menumpuk didaerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu,
permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu
pengembangan karies gigi.
Faktor agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme berbeda-beda. Pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti
Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Streptokokus salivarius
serta beberapa strain lainnya. Walaupun demikian, Streptokokus mutans diakui sebagai
penyebab utama karies oleh karena mempunyai sifat asidogenik (memproduksi asam) dan
asidorik (resisten terhadap asam).
Faktor substrat atau diet
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain
itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan
timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
mempunyai karies gigi. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting
dalam terjadinya karies.
Faktor waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang
dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk
berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
2.3 Patofisiologi
Proses terjadinya karies diawali dengan adanya proses demineralisasi pada email, bagian
terkeras dari gigi. Sisa makanan (termasuk karbohidrat) akan menempel pada permukaan
email dan berakumulasi membentuk plak, yaitu media pertumbuhan yang menguntungkan
bagi mikroorganisme. Mikroorganisme yang menempel pada permukaan tersebut akan
menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi.
Demineralisasi merupakan proses awal karies pada email, yang ditandai dengan bercak putih
(white spot). Bila proses ini sudah terjadi, maka prosgresivitas tidak akan dapat berhenti
sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penambalan pada
permukaan gigi yang terkena karies atau dilakukan pencabutan bila tidak dapat ditambal lagi.
2.4 Klasifikasi
Terdapat beberapa macam klasifikasi karies gigi
1. Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies)
a. Karies superfisial (karies email). Adalah karies yang baru mengenai bagian email
saja, dentin belum terlibat.
b. Karies media. Adalah karies yang sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin.
c. Karies profunda. Adalah karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin
dan terkadang sudah mengenai pulpa.
d.
Karies pulpa
Karies pulpa merupakan karies yang sudah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Penderita biasanya terasa sakit secara
spontan tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati maka gigi akan
menjadi nonvital.
2.6 Penegakan Diagnosa
Karies gigi dapat didiagnosa dengan cara-cara berikut:
a. Pemeriksaan visual-taktil
Caraini paling sering digunakan walaupun merupakan metode yang kurang
akurat.Pada pemeriksaan ini kavitas, kekasaran permukaan, opasifikasi dan
diskolorisasi gigi dievaluasi.Oleh karena itu, kondisi gigi geligi harus bersih dan
kering serta mempunyai pencahayaan yang baik. Eksplorer dilewatkan pada
permukaan gigi untuk mendeteksi jaringan yang lunak pada gigi. Apabila eksplorer
tersangkut pada pit dan fisur gigi maka kemungkinan sudah mulai terjadi lesi karies.
b. Transiluminasi fibreoptic
Apabila gigi disinari cahaya fibreoptic, daerah yang mengalami dekalsifikasi tidak
dapat ditembus cahaya, sehinggabagian gigi yang mengalami karies akan terlihat
lebih gelap dibanding bagian gigi lain yang sehat. Metode ini sesuai untuk
mendiagnosa karies aproksimal dan pada kasus gigi crowded.
c. Laser fluoresensi
Laser flouresensi digunakan untuk membantu deteksi karies oklusal. Alat ini akan
memancarkan sinar dengan panjang gelombang 655 nm yangditransmisikan melalui
serat kaca ke ujung handpiecedan sinar ini akan menembusi gigi.Cahaya yang
diterima diukur dan intensitasnya mengindikasikan ukuran dan kedalaman lesi karies.
d. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiografi merupakan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi karies
gigi. Radiografi bitewing sesuai digunakan untuk mendeteksi karies oklusal dan
proksimal pada gigi posterior, sedangkan radiografi periapikal lebih sesuai untuk
mendeteksi karies gigi anterior. Radiografi ekstraoral seperti panoramik tidak dapat
digunakan untuk mendeteksi karies gigi karena gambaran yang dihasilkan kurang
jelas dan akurat. Pada pemeriksaan radiografi, daerah gigi yang memiliki karies akan
kelihatan lebih radiolusen dibanding daerah gigi yang sehat.
2.7 Komplikasi
Karies gigi yang tidak dirawat dapat merusak sebagian besar struktur gigi dan menyebar
ke jaringan sebelahnya sehingga menyebabkan rasa sakit. Invasi mikroba ke pulpa gigi dapat
menyebabkan pulpitis yang dapat berlanjut menjadi nekrosis, kemudian bakteri dapat
berinvasi ke tulang alveolus dan menyebabkan abses gigi atau abses periapikal. Proses ini
dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan komplikasi sepsis serta infeksi pada daerah wajah.
Infeksi periapikal gigi susu dapat menggangu perkembangan gigi tetap penggantinya.
Beberapa komplikasi karies gigi yaitu:
a. Pulpitis, merupakan radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi, jaringan pulpa berisi
pembuluh darah dan syaraf. Jaringan pulpa bisa meradang karena lubang yang dalam pada
gigi dapat menyebabkan makanan dan minuman merangsang langsung pembuluh syaraf yang
terdapat di dalam ruang pulpa sehingga gigi terasa sakit.
b. Pembengkakan yang mengandung nanah (abses), merupakan reaksi pertahanan tubuh
terhadap benda asing, dalam hal ini benda asingnya adalah kuman yang terdapat di
c.
2.8 Pencegahan
Karies gigi adalah penyakit yang dapat dicegah. Kedokteran gigi pencegahan meliputi
seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang
mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Sehubungan dengan hal ini, pelayanan pencegahan
difokuskan pada tahap awal sebelum timbulnya penyakit (pre-patogenesis) dan sesudah
timbulnya penyakit (patogenesis). Hugh Roadman Leavell dan E Guerney Clark (Leavell dan
Clark) dari Universitas Harvard dan Columbia membuat klasifikasi pelayanan pencegahan
tersebut atas 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Ketiadaan alat penambalan karies yang dapat menyebabkan banyaknya kasus karies.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara menjaga kesehatan rongga
mulut yang baik dan benar terutama waktu menyikat gigi yaitu pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur.
3. Kurangnya tindakan promotif dan preventif dari Puskesmas sendiri juga turut berperan dalam
menaikkan angka kasus karies di Puskesmas Polonia.
7.2 Saran
1. Sebaiknya Puskesmas mengajukan proposal kepada donator untuk membantu biaya
dalam menyediakan alat penambalan karies gigi agar kasus karies gigi yang dialami oleh
masyarakat tidak berlanjut menjadi penyakit gigi dan mulut yang lebih buruk.
2. Sebaiknya Puskesmas lebih giat melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara
merata agar meningkatnya kesadaran untuk merawat karies gigi secara dini.
3. Sebaiknya Puskesmas melakukan tindakan promotif dan preventif kepada semua
pengunjung Puskesmas Polonia agar masyarakat yang awalnya tidak mau memeriksakan
giginya yang sudah karies akan bersedia untuk melakukan perawatan karies.
4. Dianjurkan bagi masyarakat di sekitar Puskesmas Polonia untuk melakukan
kunjungan berkala secara teratur ke dokter gigi yang terdapat di Puskesmas Polonia.
LAMPIRAN
Materi penyuluhan selama masa KKS di puskesmas polonia 25-28 Januari 2016
1. Bagian-bagian mulut dan gigi
Mulut tediri dari gigi seri,gigi taring,gigi geraham,lidah,gusi dan bibir
Anatomi gigi terdiri dari mahkota,leher dan akar gigi
Lapisan gigi tediri dari email,dentin dan pulpa
2. Makanan dan perawatan gigi
Makanan manis dan lengket seperti coklat,dodol,permen dan donat sebaiknya
di hindari. Makanan berserat dan berair seperti wortel,jagung,kacang dan
bulan sekali.
3. Proses penjalaran gigi berlubang
Lubang gigi pada email Belum terasa sakit
Lubang mencapai dentin Gigi ngilu
Lubang mencapai pulpa Sakit tidak bisa makan
Gigi infeksi dan mati Bengkak dan gigi harus dicabut
4. Cara menyikat gigi yang benar
Pertama menyikat bagian luar gigi depan atas dan bawah,lalu bagian belakang
samping gigi atas dan bawah. Kemudian menyikat permukaan kunyah gigi belakang
atas dan bawah dan bagian dalam gigi atas dan bawah.semua permukaan gigi disikat
selama 2-3 menit.