KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA
1. Lidya Hudi
2. Rudi Lado
3. Felin Apriliani
4. Jeltsin Andini
5. Aviera Kay
6. Aneke Hermanus
7. Arif Riwu Manu
8. Richart Nggeolima
9. Reinildis Hane
10. Monica V. Pramita
SKENARIO
PERTANYAAN
Diferential diagnosis ?
Epidemiologi ?
Patofisiologi ?
Gejala klinis ?
Penatalaksanaan ?
Pencegahan ?
Komplikasi ?
INTERPRETASI SKENARIO
Rabies
Tetanus
Encephalitis
Rabies Histerik
Jenis Kelamin
L=P
L=P
L=P
L=P
usia
Semua usia
Smua usia
Smua usia
Smua usia
Tanda vital
Prondromal: suhu
, terngantung
staduim
suhu
normal
+/-
Demam
Luka udem
Hiperemis
Pus
Etiologi
Lissavirus
Clostridium tetani
Bakteri,virus,jamur
, parasit
Reaksi psikologis
MI
mc. 7 hr-1th
Tergntung:
usia,lokasi gigitan
3-21 hr
Tergantung pybb
Anjing yang
mengigit mati
EPIDEMIOLOGI RABIES
Pada survei tahun 1999, 45 dari 145 negara yang
disurvei dilaporkan tidak dijumpai kasus rabies.
Namun jumlah kematian di dunia akibat penyakit
rabies pada manusia diperkirakan lebih dari 50.000
orang tiap tahunnya dan terbanyak di Asia & Afrika.
EPIDEMIOLOGI RABIES
Dari tahun 1997 sampai tahun 2003 dilaporkan lebih
dari 86.000 kasus gigitan binatang tersangka rabies di
seluruh Indonesia (rata-rata per tahun 12.400 kasus)
dan yang terbukti rabies 538 kasus (rata-rata 76
kasus per tahun).
Tahun 2000 kasus rabies paling banyak : NTT (59
kasus), Sulawesi Tenggara (14 kasus), Sumatera Barat
(8 kasus), Bengkulu dan Sulawesi Selatan (masingmasing 7 kasus).
PATOFISIOLOGI
Pada Manusia
Stadium Predormal
Stadium Sensoris
Stadium Eksitasi
Stadium Paralisis
GEJALA KLINIS
Stadium Predormal
Stadium Eksitasi
Stadium Paralisis
Pada Anjing
Langkah penegakan
diagnosis
Pemeriksaan penunjang
kulitbiopsi
tes air liur - dengan isolasi virus atau reverse transkripsi diikuti
oleh polymerase chain reaction (RT-PCR).
Lumbal pungsi
Tes darah atau serum- diperiksa antibodi
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Dosis dan cara pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)
1. Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV)
Vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5
ml dalam syringe.
Cara pemberian disuntikkan secara intramuskuler (im) di daerah
deltoideus (anak-anak di daerah paha).
Pada hari ke 0 masuk puskesmas atau rumah sakit langsung diberikan
2 dosis @0,5 ml.
Kemudian diberikan lagi pada hari ke 7 dan hari ke 21. Dosis untuk
anak-anak dan dewasa sama yaitu 0,5 ml.
Bila VAR dan SAR diberikan bersamaan, maka perlu diberikan ulangan
pada hari ke 90.
PENATALAKSANAAN
2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV)
vaksinasi dasar diberikan secara subkutan (sc) di sekitar
daerah pusar.
vaksinasi ulangan disuntikkan secara intrakutan (ic) di bagian
fleksor
lengan bawah.
Dosis dewasa, pada vaksinasi dasar dosis 2 ml diberikan 7 X
setiap hari, sedangkan dosis ulangan 0,25 ml diberikan pada
hari ke
11,
15, 30 dan 90.
Dosis pada anak-anak usia 3 tahun ke bawah, pada vaksinasi
dasar dosis 1 ml diberikan 7 X setiap hari, sedangkan dosis
ulangan 0,1 ml
diberikan pada hari ke 11, 15, 30 dan 90.
Bila SMBV dan SAR diberikan bersamaan, maka dosis vaksinasi
dasar dan ulangan sama, namun untuk vaksinasi ulangan
diberikan pada hari ke 11, 15, 35 dan 90.
PENATALAKSANAAN
Dosis dan cara pemberian Serum Anti Rabies (SAR)
PENATALAKSANAAN
Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan sebangsanya yang masuk tanpa
izin ke daerah bebas rabies.
Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing dan kera, 70% populasi
yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus.
PENCEGAHAN
Pemberian tanda bukti terhadap setiap kera, anjing, kucing yang telah di
vaksinasi.
Mengawasi
dengan
ketat
lalulintas
anjing,
kucing,
kera
dan
hewan
Membakar dan menanam bangkai hewan yang mati karena rabies sekurangkurangnya 1 meter.
NEUROLOGI
Hyperaktif
Hydrophobia
kejang fokal
gejala neurologi
lokal
edema serebri
aerophobia
PITUITARI
SAHAD(Syndrom
a Abnormal
Hormon Anti
Diuretik)
diabetes
incipidus
KOMPLIKASI
PULMONAL
hyperventilasi
Hipoksemia
Atelektasis
apnea
pneumotoraks
KARDIOVASKULAR
aritmia
Hipotensi
gagal jantung
Kongestif
trombosis
arteri/vena
obstruksi vena
cava superior
henti jantung
LAIN-LAIN
Anemia
perdarahan
Gastrointetinal
Hipertermia
Hipotermia
Hipovolemia
ileus paralitik
retensio urin
gagal ginjal akut
pneumomediastin
TERIMA
KASIH