Anda di halaman 1dari 22

PLENO GIGITAN ANJING

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA
1. Lidya Hudi

2. Rudi Lado
3. Felin Apriliani
4. Jeltsin Andini
5. Aviera Kay
6. Aneke Hermanus
7. Arif Riwu Manu
8. Richart Nggeolima
9. Reinildis Hane
10. Monica V. Pramita

SKENARIO

Seorang anak laki-laki umur 6 tahun, dibawa ibunya ke


UGD karena 2 minggu yang lalu digigit anjing pada kaki
kanan. Anjing yang menggigit sudah ditemukan mati 2
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
suhu
: 38C,
respirasi
:18x/menit,
TD
: 110/80,
nadi
: 90x/menit.
Pada pemeriksaan lokal tampak luka oedem, hiperemis
dan sedikit pus.

PERTANYAAN

Interpretasi dari skenario ?

Diferential diagnosis ?

Epidemiologi ?

Patofisiologi ?

Gejala klinis ?

Langkah penegakan diagnosis ?

Penatalaksanaan ?

Pencegahan ?

Komplikasi ?

INTERPRETASI SKENARIO

Suhu : 38oC (demam)


Respirasi : 18x/menit (normal)
TD : 110/80 mmHg (normal=120/80)
Nadi : 90x/menit (normal)
Luka oedem, hiperemis dan sedikit pus

Rabies

Tetanus

Encephalitis

Rabies Histerik

Jenis Kelamin

L=P

L=P

L=P

L=P

usia

Semua usia

Smua usia

Smua usia

Smua usia

Tanda vital

Prondromal: suhu
, terngantung
staduim

suhu , DJ & frek


napas

suhu

normal

Riw gigitan anjing

ada luka terbuka

+/-

Demam

Luka udem

Hiperemis

Pus

Etiologi

Lissavirus

Clostridium tetani

Bakteri,virus,jamur
, parasit

Reaksi psikologis

MI

mc. 7 hr-1th
Tergntung:
usia,lokasi gigitan

3-21 hr

Tergantung pybb

Anjing yang
mengigit mati

EPIDEMIOLOGI RABIES
Pada survei tahun 1999, 45 dari 145 negara yang
disurvei dilaporkan tidak dijumpai kasus rabies.
Namun jumlah kematian di dunia akibat penyakit
rabies pada manusia diperkirakan lebih dari 50.000
orang tiap tahunnya dan terbanyak di Asia & Afrika.

EPIDEMIOLOGI RABIES
Dari tahun 1997 sampai tahun 2003 dilaporkan lebih
dari 86.000 kasus gigitan binatang tersangka rabies di
seluruh Indonesia (rata-rata per tahun 12.400 kasus)
dan yang terbukti rabies 538 kasus (rata-rata 76
kasus per tahun).
Tahun 2000 kasus rabies paling banyak : NTT (59
kasus), Sulawesi Tenggara (14 kasus), Sumatera Barat
(8 kasus), Bengkulu dan Sulawesi Selatan (masingmasing 7 kasus).

PATOFISIOLOGI

Pada Manusia

Stadium Predormal

Stadium Sensoris

Stadium Eksitasi

Stadium Paralisis

GEJALA KLINIS

Stadium Predormal

Stadium Eksitasi

Stadium Paralisis

Pada Anjing

Langkah penegakan diagnosis


Anamnesis
Riwayat tergigit atau kontak dengan hewan yang terkontaminasi
rabies (anjing)
Lingkungan tempat tinggal atau daerah tempat didapatkannya
gigitan apakah merupakan daerah endemis atau daerah yang banyak
hewan yang sudah terkontaminasi rabies
Gejala terkait umumnya jika sudah memasuki fase lanjut gejala yang
khas adalah aerophobia, hydrophobia, dan marah.

Langkah penegakan diagnosis


Pemeriksaan fisik
Gigitan transdermal pada kepala, leher dan tangan membawa
risiko tertinggi dan biasanya berhubungan dengan masa
inkubasi yang lebih pendek.Namun, gigitan pada ekstremitas
bawah yang lebih umum sering ditemukan

Langkah penegakan
diagnosis
Pemeriksaan penunjang
kulitbiopsi
tes air liur - dengan isolasi virus atau reverse transkripsi diikuti
oleh polymerase chain reaction (RT-PCR).
Lumbal pungsi
Tes darah atau serum- diperiksa antibodi

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN
Dosis dan cara pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)
1. Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV)
Vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5
ml dalam syringe.
Cara pemberian disuntikkan secara intramuskuler (im) di daerah
deltoideus (anak-anak di daerah paha).
Pada hari ke 0 masuk puskesmas atau rumah sakit langsung diberikan
2 dosis @0,5 ml.
Kemudian diberikan lagi pada hari ke 7 dan hari ke 21. Dosis untuk
anak-anak dan dewasa sama yaitu 0,5 ml.
Bila VAR dan SAR diberikan bersamaan, maka perlu diberikan ulangan
pada hari ke 90.

PENATALAKSANAAN
2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV)
vaksinasi dasar diberikan secara subkutan (sc) di sekitar
daerah pusar.
vaksinasi ulangan disuntikkan secara intrakutan (ic) di bagian
fleksor
lengan bawah.
Dosis dewasa, pada vaksinasi dasar dosis 2 ml diberikan 7 X
setiap hari, sedangkan dosis ulangan 0,25 ml diberikan pada
hari ke
11,
15, 30 dan 90.
Dosis pada anak-anak usia 3 tahun ke bawah, pada vaksinasi
dasar dosis 1 ml diberikan 7 X setiap hari, sedangkan dosis
ulangan 0,1 ml
diberikan pada hari ke 11, 15, 30 dan 90.
Bila SMBV dan SAR diberikan bersamaan, maka dosis vaksinasi
dasar dan ulangan sama, namun untuk vaksinasi ulangan
diberikan pada hari ke 11, 15, 35 dan 90.

PENATALAKSANAAN
Dosis dan cara pemberian Serum Anti Rabies (SAR)

Harus dilakukan skin test,


Cara pemberian disuntikkan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak
mungkin, sisanya
disuntikkan secara intamuskuler (im).
diberikan secara bersamaan dengan pemberian VAR pada hari ke 0.

1. Serum heterolog (Kuda)


Dosis pemberian 20 IU/ kg BB
2. Serum Momolog
Dosis pemberian 20 IU/ kg BB

PENATALAKSANAAN

Perlu pelaporan kepada dinas yang terkait

Imunisasi prapajanan terhadap orang yang berisiko tinggi

Tidak memberikan izin untuk memasukkan atau menurunkan anjing, kucing,


kera dan hewan sebangsanya di daerah bebas rabies.

Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan sebangsanya yang masuk tanpa
izin ke daerah bebas rabies.

Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing dan kera, 70% populasi
yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus.

PENCEGAHAN

Pemberian tanda bukti terhadap setiap kera, anjing, kucing yang telah di
vaksinasi.

Mengurangi jumlah populasi anjing liar atan anjing tak bertuan

Menangkap dan melaksanakan observasi hewan tersangka menderita rabies,

Mengawasi

dengan

ketat

lalulintas

anjing,

kucing,

kera

dan

hewan

sebangsanya yang bertempat sehalaman dengan hewan tersangka rabies.

Membakar dan menanam bangkai hewan yang mati karena rabies sekurangkurangnya 1 meter.

NEUROLOGI

Hyperaktif
Hydrophobia
kejang fokal
gejala neurologi
lokal
edema serebri
aerophobia

PITUITARI

SAHAD(Syndrom
a Abnormal
Hormon Anti
Diuretik)
diabetes
incipidus

KOMPLIKASI

PULMONAL

hyperventilasi
Hipoksemia
Atelektasis
apnea
pneumotoraks

KARDIOVASKULAR

aritmia
Hipotensi
gagal jantung
Kongestif
trombosis
arteri/vena
obstruksi vena
cava superior
henti jantung

LAIN-LAIN

Anemia
perdarahan
Gastrointetinal
Hipertermia
Hipotermia
Hipovolemia
ileus paralitik
retensio urin
gagal ginjal akut
pneumomediastin

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai