Anda di halaman 1dari 4

F5  PENYULUHAN STUNTING DESA KURAU BARAT  23

Januari 2021

LB

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang
kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan
yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita
stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial
ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita
stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan
fisik dan kognitif yang optimal. (Kemkes RI, 2018)
Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya
termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi salah satu
faktor terjadinya stunting. Sedangkan dari sisi pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI)
hal yang perlu diperhatikan adalah kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan yang diberikan.
(Kemkes RI, 2018)
Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan
mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya stunting. Faktor lainnya pada ibu yang
mempengaruhi adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang
masih remaja, serta asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan. (Kemkes RI, 2018)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual, faktor-faktor yang memperberat
keadaan ibu hamil adalah terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat
jarak kelahiran. Usia kehamilan ibu yang terlalu muda (di bawah 20 tahun) berisiko melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi BBLR mempengaruhi sekitar 20% dari terjadinya
stunting. (Kemkes RI, 2018)
Kondisi sosial ekonomi dan sanitasi tempat tinggal juga berkaitan dengan terjadinya
stunting. Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan dalam memenuhi asupan yang
bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita. Sedangkan sanitasi dan keamanan
pangan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi. (Kemkes RI, 2018)
Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk
pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk
malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah
menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025. (Kemkes RI, 2018)

Permasalahan

Stunting dalam jangka pendek dapat menyebabkan anak rentan


terhadap suatu penyakit, dan perkembangan kognitif, motorik, dan
verbal pada anak tidak optimal. Oleh karena itu diperlukan
kegiatan penyuluhan stunting dengan tujuan para orangtua dapat
memberikan gizi seimbang untuk anak-anaknya agar menurunkan
angka stunting pada balita.

INTERVENSI
Telah dilakukan kegiatan penyuluhan stunting pada:
Hari/tanggal : 23 Januari 2021
Tempat : POSYANDU KURAU BARAT
Pelaksana : Dokter Internship Pusksemas Koba

a. Melakukan metode penyuluhan menggunakan alat

bantu berupa powerpoint dan leaflet sehingga dapat menarik

masyarakat untuk memahami informasi lebih lanjut megenai

Stunting.
b. Melakukan tanya jawab (diskusi terbuka) agar para

peserta dapat dengan mudah memahami materi penyuluhan

Stunting yang disampaikan.

PELAKSANAAN

a. Dilakukan penyuluhan mengenai Stunting di Posyandu

KURAU BARAT kota Koba pada hari Sabtu 11 februari


2021 pkl 10.15 s/d selesai dengan menggunakan alat bantu
berupa powerpoint dan leaflet bergambar. Target

penyuluhan adalah ibu-ibu yang datang pada kegiatan

Posyandu Mawar desa Berok.

b. Memberikan materi mengenai pentingnya

pengetahuan akan Stunting, deteksi dini serta pencegahan

hingga penatalaksaanan Stunting

d. Penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab (diskusi

terbuka) mengenai materi Stunting.


MONEV

Tidak ada kendala di dalam menjalankan kegiatan dan diharapkan kegiatan penyuluhan stunting
dapat dijalankan secara berkesinambungan kedepannya guna menurunkan angka stunting pada
balita khususnya di Daerah Bangka Tengah.

Anda mungkin juga menyukai