JUDUL LAPORAN
KELOLA AIR BERSIH
2. LATAR BELAKANG
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan bagi
kehidupan manusia. Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang
mempunyai kaitan erat dengan pengetasan kemiskinan. Tidak memadainya prasarana dan
sarana air minum dan sanitasi khususnya di daerah pedasaan berpengaruh buruk pada
kondisi lingkungan yang memiliki dampak lanjutan terhadap tingkat perekonomian
keluarga. Ada hubungan antara lingkungan yang sehat dengan derajat kesehatan
masyarakat. Penyakit diare, Penyakit kulit, cacingan dan penyakit lain yang ditularkan
melalui air dan lingkungan.
Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh
semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi
kenyataannya masih ada sebagian dari masyarakat yang belum mampu memiliki akses
yang baik untuk pemenuhan kebutuhan utama hidupnya itu. Sedangkan sanitasi
merupakan suatu perilaku dalam pembudayaan hidup bersih, yang juga mengandung arti
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainya dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatannya.
Menurut Undang – undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, sebagai
pelayanan publik yang mendasar pelayanan air minum dan sanitasi telah menjadi urusan
wajib pemerintah daerah. Dimana penyelenggaraan urusan wajib berpedoman kepada
Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3. PERMASALAHAN
Masih ada beberapa wilayah di dunia yang mengalami kekurangan air bersih
untuk mandi bahkan untuk minum dan memasak, mengingat air sangat dibutuhkan untuk
menunjang kehidupan makhluk hidup. Begitu juga dengan sanitasi yang layak dan bersih
juga diperlukan karena sanitasi yang baik akan mencegah lingkungan dari pencemaran.
Karena sanitasi yang buruk akan menimbulkan sumber penyakit bagi lingkungan di
sekitarnya. Sungai Baung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten PALI. Dari data
Puskesmas sungai baung penyakit diare menduduki peringkat kedua terbanyak, dan
disusul dengan penyakit kulit peringkat ketiga paling banyak. masih banyak penduduk
sungai baung menderita penyakit kulit dan diare dari data yang di dapat masyarakat rata-
rata menggunakan air sungai untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari.
a. Bagaimana kondisi sumber daya air bersih dan air minum di sungai baung?
b. Apa saja permasalahan yang terjadi berkaitan dengan sumber daya air bersih?
c. Bagaimana upaya pengelolaan sumber daya air bersih agar bisa dipakai untuk
aktivitas sehari-hari?
d. Kebijakan apa yang perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan hasil dari
pengelolaan sumber air bersih?
Perencanaan yang ingin dilakukan untuk pengelolaan air bersih ini adalah dengan
membuat penyaringan air sederhana di Balai Desa, kegiatan dilakukan dengan membagikan
leaflet, membuat poster, dan penyuluhan dengan tujuan masyarakat dapat membuat saringan air
sederhana di rumah masing-masing, sehingga air yang digunakan bisa dipakai untuk keperluan
sehari-hari, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Sumber air bersih adalah :
a. Mata air, yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
b. Sumur dangkal (shallow wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran
yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
c. Sumur dalam (deep wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.
d. Sungai, yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat
dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan
sangat besar.
e. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), yaitu unit penampung air dalam jumlah
tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Syarat fisik air dikatakan bersih apabila tidak bewarna (jernih), tidak berbau, tidak
berasa dan tidak mengandung zat-zat bahaya. Syarat fisik kimiawi, tidak mengandung bahan
kimiawi yang mengandung racun. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
Bahaya air yang tidak bersih dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit :
a. Air yang tercemar dan dikonsumsi oleh manusia dapat mengakibatkan penyakit yang
bersumber dari air seperti hepatitis, tipes, kolera, disentri dan penyakit lainnya yang
menyebabkan diare.
b. Tanpa air yang cukup, maka infeksi mata dan kulit dapat menyebar dengan mudah.
c. Air menjadi habitat bagi nyamuk dan parasit yang dapat menyebabkan malaria,
schistomsomiasi dan lain-lain.
d. Mengkonsumsi air yang mengandung komponen kimia berbahaya dapat menimbulkan
penyakit yang serius.
Salah satu tantangan terbesar untuk mencapai sanitasi dengan pengelolaan air bersih
dengan aman adalah mengubah perilaku – dimulai dari membangun kemauan untuk berperilaku
hidup bersih. Selain itu peran Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan primer harus dikuatkan
terutama dari segi upaya promotif dan preventif terhadap penyakit yang disebabkan oleh air tidak
bersih bisa melalui edukasi, komunikasi dan informasi.
1. Siapkan wadah pertama yang berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang ada di dalam
air. Agar proses pengendapan berjalan sempurna, di bawah wadah ini kita letakkan batu-
batu kali.
2. Di bawah wadah pertama itu, lalu kita buat wadah kedua yang berfungsi untuk menyaring
air yang keluar dari wadah pengendapan.
3. Dalam wadah kedua (penyaringan) itu, kita masukkan komposisi bahan yang telah kita
persiapkan sebelumnya. jika diurutkan dari bawah, lapisan itu terdiri dari lapisan batu-
batu kecil setebal 15 cm, lapisan kerikil setebal 10 cm, lapisan arang tempurung kelapa
setebal 15 cm (untuk arang kita dapat menambahkan ketebalannya untuk lebih
mengurangi bau atau dapat juga menambahkan satu buah lapisan batu zeolit di dalamnya
jka masalah yang kita hadapi cukup berat), lapisan pasir halus setebal 20 cm, lapisan ijuk
lagi setebal 20 cm, pasir halus setebal 15 cm, dan terakhir sebagai lapisan paling atas
adalah lapisan ijuk kembali setebal 15 cm. Dari lapisan paling atas inilah air dari wadah
pengendapan kita masukkan ke dalamnya.
4. Air yang kemudian keluar dari lapisan terbawah wadah penyaringan lalu kita salurkan ke
wadah ketiga yang berfungsi sebagai bak penampung air bersih yang sudah selesai
disaring. Wadah penampung ini posisinya tepat berada di bawah wadah penyaringan.
Catatan :
1. Satu hal yang perlu kita ketahui dalam pembuatan saringan ini adalah setelah saringan
selesai dibuat, air yang pertama kali keluar dari wadah penyaringan dapat dipastikan
tidak terlalu jernih. Perkiraan waktu yang dibutuhkan agar air menjadi jernih adalah
sekitar 10 menit sejak air pertama kali dimasukkan.
2. Selain itu, kita juga harus mengatur dan menghitung debit air yang masuk ke dalam
wadah pengendapan. Hal itu bertujuan agar air dari wadah pengendapan debitnya tidak
lebih besar dari debit air yang keluar dari wadah penyaringan. Hal ini karena air yang
keluar dari wadah penyaringan pasti lebih kecil debitnya dibandingkan air yang keluar
dari wadah pengendapan karena disebabkan harus melewati berlapis-lapis saringan di
dalamnya.
5. PELAKSANAAN