Anda di halaman 1dari 11

SALUTE (SISTEM AIR LAUT TERDESALINASI): TEKNOLOGI

PEMISAHAN KADAR GARAM PADA AIR LAUT SEBAGAI


SOLUSI KRISIS AIR PRIMER BERKELANJUTAN
DI INDONESIA

Disusun Oleh:
ASYRAF A ARIFUDDIN (0059680601)

SMAS ISLAM ATHIRAH BONE

WATAMPONE
2023
“Air adalah materi dan matriks kehidupan, ibu, dan medium.
Tidak ada kehidupan tanpa air.”

~Albert Szent-Györgyi de Nagyrápolt~


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
sekitar 17.000 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke. Indonesia memiliki
luas wilayah daratan 1.919.440 km2 dan wilayah perairan 3.257.357 km2. Secara
geografis Indonesia terletak di wilayah strategis karena diapit oleh dua benua, yaitu
Benua Asia dan Benua Australia. Tak hanya itu, Indonesia juga diapit oleh dua
samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia telah ditetapkan
sebagai negara maritim dunia sejak tahun 1982.

Kondisi negara Indonesia sebagai negara kepulauan mengakibatkan


mayoritas peradaban dan pusat industrinya berada di daerah pesisir. Masyarakat
Indonesia lebih memilih untuk bermukim di wilayah pesisir karena menjadi tempat
pertukaran sumber daya alam dari daerah lain dan juga merupakan tempat
persinggahan para penjelajah di masa lalu hingga wisatawan masa kini. Peradaban
di daerah pesisir semakin meningkat drastis dibandingkan di daerah pedalaman
karena memiliki aksesibilitas yang lebih mudah. Maka dari itu, tak heran ketika
wilayah pesisir lebih banyak yang menjadi kota-kota besar atau bahkan menjadi
pusat perekonomian dan peradaban dari suatu wilayah karena memiliki
akesesibilitas yang lebih mudah dan telah ditinggali sejak dahulu.
Seiring perkembangan zaman, manusia menghadapi berbagai macam
rintangan. Salah satu rintangan yang paling urgen dan menjadi masalah
internasional adalah pemanasan global. Pemanasan global memiliki dampak yaitu
siklus iklim menjadi sporadis. Akibat dari fenomena ini adalah berkurangnya
sumber air primer yang tersedia.
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Air bahkan menjadi salah satu
syarat utama untuk memulai suatu peradaban. Selain manusia, makhluk hidup
lainnya seperti hewan dan tumbuhan juga memerlukan air untuk dapat bertahan
hidup. Air berguna sebagai sumber cairan tubuh yaitu sebagai minuman bagi
makhluk hidup. Lebih dari itu, manusia juga membutuhkan air untuk keperluan
pribadi, seperti mandi, mencuci pakaian, mencuci alat makan, sebagai bahan
meracik makanan, serta obat-obatan. Bayangkan ketika pasokan air bersih sangat
terbatas sehingga kita tidak dapat lagi menikmati bakso kuah dan dengan terpaksa
mengonsumsi bakso tanpa kuah karena harus berhemat air bersih. Maka dari itu,
dapat disimpulkan bahwa air merupakan kebutuhan utama manusia dan juga
makhluk hidup lainnya.
Indonesia sendiri telah mengalami krisis air primer, yakni air yang bersih
dan tawar serta tidak terkontaminasi dengan unsur-unsur lain yang dapat merusak
air. Salah satu contoh kongkritnya adalah di
daerah perkotaan, dominan airnya berbau tak
sedap dan memiliki warna yang aneh.
Pemerintah sendiri telah mencoba berbagai
macam cara seperti membuat inovasi yakni
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
yang merupakan penampungan air dan
pengaliran air dari hulu kemudian dialirkan
Gambar 1: Kondisi Air PDAM Lamongan (25 Agustus
2020) ke rumah-rumah penduduk. Namun solusi itu
pun belum mampu menyelesaikan permasalah krisis air. Solusi itu belum memadai
karena PDAM hanya bergantung kepada sumber air yang terbatas dan apabila
musim kemarau telah tiba maka sumber air pun perlahan akan habis dengan seiring
kk
berjalannya waktu. Kondisi ini kemudian menyebabkan masyarakat kekurangan air
primer.

Sumber air tawar daratan merupakan sumber air primer utama yang pada
umumnya digunakan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi, perkembangan
zaman mengakibatkan bertambahnya limbah pabrik dan limbah rumah tangga yang
kemudian mencemari sumber air tersebut. Dikutip dari unicef.org, Indonesia pada
awalnya memiliki 2,019 km³ pasokan air tawar namun hampir 70% diantaranya
telah tercemar limbah yang membuat air tersebut tidak layak konsumsi lagi karena
berbahaya bagi kesehatan. Jika dibandingkan dengan sumber air laut yang
melimpah kuantitasnya maka akan jauh lebih baik ketika kita menggunakan air laut
untuk diubah menjadi air tawar dibandingkan terus mengonsumsi air tawar daratan
yang telah terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya yang akan berakibat buruk bagi
kesehatan. Selain itu, sumber air tawar daratan juga memiliki kuantitas yang
terbatas dan salah satu penyebabnya adalah banyaknya pembangunan-
pembangunan yang mengubah kondisi suatu wilayah yang berdampak kepada
sumber mata air di daerah tersebut. Tidak hanya itu, isu pemanasan global semakin
merebak, pertumbuhan populasi semakin meningkat, dan perubahan iklim tidak
dapat terkendalikan yang mengakibatkan siklus iklim air primer terus berkurang.

Manusia terus berevolusi dan berkembang untuk menemukan solusi paling


efektif dengan mengandalkan akal pikiran dan ilmu pengetahuan terutama di bidang
sains. Maka dari itu, SALUTE hadir untuk mengatasi permasalahan ini dengan
memanfaatkan air laut sehingga tidak akan mengurangi kuantitas dari sumber air
tawar daratan. Sumber air tawar daratan juga seharusnya berhenti dieksploitasi
sehingga hewan-hewan liar, tumbuhan, dan wilayah pedalaman tidak akan
mengalami kekurangan air primer. Oleh karena itu, solusi ini menjadi cara terbaik
untuk mengatasi krisis air primer khususnya di wilayah-wilayah dengan akses yang
terbatas terhadap sumber air tawar.
Sistem Air Laut Terdesalinasi atau SALUTE adalah sistem yang
menggunakan teknologi canggih dengan perhitungan fisika untuk mengubah air
laut menjadi air primer yang layak konsumsi. Semakin canggih teknologinya maka
akan semakin mahal biayanya. Namun, SALUTE mampu menyediakan sumber air
bersih dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi tanpa tergantung pada sumber air
tawar konvensional sehingga dapat menjadi investasi bagi pemerintah. Sistem ini
mampu mengubah air laut menjadi air tawar dengan memisahkan zat terlarut dalam
air laut yaitu NaCl dengan menggunakan teknologi reverse osmosis agar dapat
berubah menjadi air primer. Berikut proses pemisahan zat terlarut dalam air laut
menjadi air primer melalui SALUTE:

1. Pemasokan Air Laut

Ilustrasi 1: Proses Pemasokan Air Laut


Proses pertama adalah pemasokan air laut sebagai bahan utama
untuk membuat air primer buatan. Pabrik akan dibangun ± 500 meter dari
bibir pantai. Kemudian pipa diletakkan di bawah tanah menuju lautan
hingga mencapai kedalaman 12 meter. Selanjutnya, di ujung pipa akan
dibangun menara seawater intake dengan ukuran 8 meter. Air laut kemudian
akan mengalir secara gravitasi melalui dua pipa selebar 2,4 meter ke sumur
basah di bawah permukaan laut sehingga aliran masuknya air akan lambat.
Oleh karena itu, proses tersebut tidak akan membahayakan ikan dan biota
laut lainnya karena dapat berenang menghindari menara intake.
2. Penyaringan Air Laut

Ilustrasi 2: Proses Penyaringan Air Laut


Proses kedua adalah penyaringan air laut. Air laut yang telah
terkumpul melalui pemasokan kemudian akan melewati filter yang terdiri
dari pasir dan kerikil untuk menyaring sampah, rumput laut, dan partikel
besar lainnya.

3. Ultrafiltrasi

Ilustrasi 3: Proses Ultrafiltrasi


Proses ketiga adalah ultrafiltrasi yaitu proses pemisahan virus dan
bakteri yang terdapat pada air laut menggunakan membran yang berukuran
kecil (1-100 nm). Pada filter ini terdapat 7.000 membran dan ukurannya 700
kali lebih kecil dari rambut manusia. Membran ini sangat kecil sehingga
dapat menyaring virus dan bakteri berbahaya yang terdapat pada air.
4. Osmosis Terbalik (Reverse Osmosis)

Ilustrasi 4: Proses Reverse Osmosis


Proses selanjutnya adalah proses reverse osmosis yaitu air akan
diberikan tekanan tinggi menggunakan pompa. Tekanan ini berguna untuk
mengatasi tekanan osmotik alami yang akan mencegah air bersih melewati
membran reverse osmosis. Air melewati membran reverse osmosis yang
merupakan lapisan semipermeabel. Membran ini berukuran sangat kecil
sehingga hanya molekul-molekul air (H20) yang memungkinakan untuk
lewat. Sedangkan ion, molekul terlarut seperti NaCl, dan partikel lain yang
lebih besar akan tertahan. Setelah melewati membran reverse osmosis, air
bersih yang telah terbebas dari sebagian besar kontaminan keluar dari sisi
"bersih" membran. Di sisi lain, selama proses reverse osmosis air yang
mengandung kontaminan yang tertahan oleh membran akan disaring keluar
sebagai air buangan. Proses ini berguna untuk membersihkan membran dan
mencegah penumpukan kontaminan pada membran reverse osmosis.
5. Pengolahan Air

Ilustrasi 5: Proses Pengolahan Air


Proses terakhir adalah pengolahan air. Setelah melewati berbagai
macam filtrasi, air yang dihasilkan dari proses reverse osmosis hampir
100% adalah H2O murni. Karena terlalu murni maka air belum layak untuk
dikonsumsi. Oleh karena itu, air harus melewati proses pengolahan untuk
mengubahnya menjadi air mineral dengan mendesinfeksi air untuk
menstabilkannya agar aman untuk dikonsumsi. Proses ini melewati
mineralisasi, yaitu langkah penambahan mineral yang dibutuhkan bagi
tubuh seperti potasium dan magnesium agar air sehat dan aman untuk
diminum secara langsung. Setelah melewati proses ini, air kemudian akan
dialirkan menuju penampungan yang mengaliri pemukiman penduduk.
Dalam proses desalinasi air laut, kita juga menciptakan air hipersalin
,yaitu air dengan kadar garam yang tinggi karena garamnya masih
mengendap di dalam zat yang volumenya lebih kecil dan lebih asin. Air
hipersalin merupakan air buangan yang masih mengandung kontaminan
pada proses reverse osmosis. Air ini berbahaya bagi lingkungan karena
ketika mengalir zat ini akan tenggelam karena kepadatannya yang
menyebabkan salinitas dan temperatur yang dapat menimbulkan kurangnya
oksigen dan membuat kerusakan pada organisme sekitar. Akan tetapi,
limbah ini dapat dijadikan sumber daya dengan membudidayakannya
terhadap tanaman dan ikan yang dapat menoleransi kadar salinasi yang
tinggi seperti tomat, rumput laut, ikan tilapia, ikan molly, ikan silver arwana,
ikan mudskipper, dan ikan garam. Saat ini juga telah ada teknologi untuk
mengelola air hipersalin untuk pemulihan garam dan pemulihan metal.
Maka dari itu, SALUTE tetap dapat menjadi pilihan terbaik.
Sistem ini menjadi solusi terbaik untuk negara Indonesia karena memiliki
kondisi geografis yang mendukung. Air laut yang merupakan bahan pokok untuk
menciptakan air primer buatan memiliki kuantitas yang tidak akan habis. Maka dari
itu, kondisi iklim yang berubah-ubah tidak akan membuat manusia kekurangan air
primer ketika SALUTE ini diterapkan. Maka dari itu, Indonesia akan mampu untuk
menyediakan air primer yang bersih dan berkualitas untuk manusia, hewan, dan
tumbuhan.

SALUTE juga dapat menjadi solusi bagi pulau-pulau terpencil yang


memiliki keterbatasan akses terhadap sumber air tawar daratan. Kementerian
Kelautan dan Perikanan mengatakan sebanyak 13.300 pulau di Indonesia tidak
berpenghuni, dan yang menjadi salah satu penyebabnya adalah tidak adanya sumber
air tawar daratan yang ditemukan di pulau tersebut. Maka dari itu, dengan solusi ini
kita dapat memaksimalkan kekayaan Indonesia dengan memaksimalkan seluruh
wilayah daratan yang dimiliki Indonesia. Karena dengan cara ini kita dapat
menemukan sumber air tawar di pulau-pulau tersebut dan dapat menjadi sumber
peradaban bagi pulau-pulau tersebut.

Dalam kondisi lingkungan kita yang semakin memburuk akibat pemanasan


global yang terus meningkat, perubahan kondisi iklim menjadi tantangan terbesar
kita di masa depan. Daerah-daerah pedalaman yang awalnya bergantung pada
sumber air tawar daratan, suatu saat nanti harus mencari sumber lain ketika kemarau
panjang terjadi di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, SALUTE dapat menjadi
kunci penyelesaian permasalahan di pedalaman bahkan di perkotaan. Dengan
diterapkannya SALUTE maka kita akan dapat melakukan distribusi air primer
buatan hasil desalinasi ke daerah pedalaman untuk mengatasi krisis air tawar di
daerah tersebut.
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan sudah seharusnya mengambil
langkah pasti untuk mencegah krisis air yang semakin buruk di masa mendatang.
Pemerintah dapat berkolaborasi dengan pihak swasta dan masyarakat setempat
untuk membangun dan membudidayakan sistem ini. Biaya yang mahal akan
teknologi dan bahan-bahan lainnya merupakan tantangan terbesar pemerintah untuk
merealisasikan solusi ini. Namun, solusi ini tetap dapat dilaksanakan secara
bertahap dan sesuai dengan wilayah yang memiliki sisi urgensi tertinggi agar
nantinya dapat menjadi investasi masa depan bagi pemerintah dan pihak-pihak
terkait.

Proses desalinasi air laut juga membutuhkan energi yang besar. Pada
umumnya perusahan desalinasi air menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber
energi utama untuk mengoperasikannya. Akan tetapi, bahan bakar fosil memiliki
harga yang mahal dan juga menimbulkan polusi. Oleh sebab itu, pemerintah
seharusnya mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan seperi energi
solar, energi angin, energi air, dan masih banyak lagi. Selain ramah lingkungan,
energi terbarukan juga memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan bahan bakar
fosil. Dengan demikian, permasalahan biaya yang terlalu mahal dapat diatasi oleh
pemerintah dengan melakukannya secara bertahap, menggunakan energi
terbarukan, dan berkolaborasi dengan pihak swasta agar biaya yang dibutuhkan
tidak terlalu mahal.
Maka dari itu, dengan semakin meningkatnya pemanasan global yang
menjadi isu internasional, pemerintah harus bergerak cepat dalam mempersiapkan
diri menghadapi tantangan di masa depan yang sudah pasti. Pemerintah sudah
seharusnya sadar akan masalah krisis air yang menjadi tantangan di masa
mendatang. Krisis air primer merupakan salah satu tantangan terbesar bagi
pemerintah karena sumber mata air daratan yang mayoritas sudah terkontaminasi
dengan limbah, siklus iklim yang sporadis, dan bertambahnya jumlah permintaan
akan air primer membuat masalah ini menjadi fundamental untuk segera ditemukan
solusinya. Tanpa air primer maka tidak akan ada kehidupan dan peradaban di dunia
ini karena air merupakan sumber peradaban. Meskipun demikian, belum terlambat
untuk mencegah kondisi terburuk ini terjadi di masa depan dengan menerapkan
SALUTE (Sistem Air Laut Terdesalinasi) sebagai solusi dan investasi bagi
pemerintah menuju peradaban di masa mendatang.
Daftar Pustaka
“Ada 17.001 Pulau di Indonesia, Provinsi Mana Terbanyak Punya
Pulau?”.2023.CNNIndonesia.[diakses 10 November 2023].
https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20230317222026269926629/a
da-17001-pulau-di-indonesia-provinsi-mana-terbanyak-punya-pulau.

Ahdiat, Adi. 2023. “Angka Kelahiran Indonesia Turun 30% dalam Tiga Dekade”.
katadata.co.id. [diakses 11 November 2023].
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/30/angka-
kelahiranindonesiaturun30dalamtigadekade#:~:text=%22Di%20Indonesia
%2C%20dalam%20satu%20tahun,29%2F1%2F2023).

“BEGINI PROSES TEKNOLOGI DESALINASI AIR LAUT MENJADI AIR


TAWAR SEBAGAI SOLUSI KEKERINGAN DUNIA”. 2023.
REKAYASA PRODUKSI. [diakses 13 November 2023]. Youtube.
https://www.youtube.com/watch?v=wOUexfqk_pU&t=411s&ab_channel=
REKAYASAPRODUKSI.
“Bisakah Teknologi Desalinasi Air Laut Atasi Krisis Air Tawar Dunia”. 2023. DW
Indonesia. Youtube. [diakses 13 November 2023].
https://www.youtube.com/watch?v=Ecv1kGAaeHc&ab_channel=DWIndo
nesia.
Daya, Tirta Adika. 2020. “Bagaimana Proses dan Cara Kerja Desalinasi Air Laut?”.
[diakses 10 November 2023] https://adikatirtadaya.co.id.
https://adikatirtadaya.co.id/bagaimana-proses-dan-cara-kerja-desalinasi-
air-laut/.

“Gali Potensi Pulau Tak Berpenghuni”. 2018. indonesiabaik.id.


[diakses 12 November 2023].
https://indonesiabaik.id/infografis/galipotensipulautakberpenghuni#:~:text=
0%20Komentar&text=Indonesiabaik.id%20%2D%20Kementerian%20Kel
autan%20dan,belum%20bernama%20dan%20tak%20berpenghuni.

Iheliani. 2017. “PUSAT STUDI SUMBERDAYA DAN TEKNOLOGI KELAUTAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA”. [diakses 12 November 2023].
https://pustekkelautan.ugm.ac.id.
https://pustekkelautan.ugm.ac.id/latarbelakang/#:~:text=Luas%20wilayah
%20Indonesia%20sebesar%205,Ekonomi%20Eksklusif%20Indonesia%2
0(ZEEI).

“Indonesia: Hampir 70 persen sumber air minum rumah tangga tercemar limbah
tinja” 2022. unicef.org. [diakses 10 November 2023].
https://www.unicef.org/indonesia/id/siaran-pers/indonesia-hampir-70-
persen-sumber-air-minum-rumah-tangga-tercemar-limbah-tinja.
Kristina. 2021. “Indonesia Terletak di Antara Dua Samudra dan Dua Benua, Ini
Infonya”. detik.com. [diakses 10 November 2023].
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5591745/indonesia-terletak-di-
antara-dua-samudra-dan-dua-benua-ini-infonya.

Pratama, Muhammad Arif. 2021. “Mengenal Lebih Jauh Sejarah Maritim


Indonesia”. lpmedentsundip.com. [diakses 10 November 2023].
http://lpmedentsundip.com/mengenal-lebih-jauh-sejarah-
maritimindonesia/#:~:text=Sudah%20sejak%20lama%20Indonesia%20dit
etapkan,Kepulauan%20(Archipelagic%20State%20Principle).

Rizaty, Monavia Ayu. 2023. “Data Jumlah Penduduk Indonesia (2013-2023)”.


DataIndonesia.id. [diakses 11 November 2023].
https://dataindonesia.id/varia/detail/data-jumlah-pendudukindonesia-
20132023.

Sari, Puspita Amanda. 2023. “7 Negara dengan Cadangan Air Tawar Terbesar di
Dunia”. TEMPO.CO. [diakses 11 November 2023].
https://tekno.tempo.co/read/1729766/7-negara-dengan-cadangan-air-
tawar-terbesar-di-dunia

“Tak Layak Konsumsi, Warga Keluhkan Kualitas Air PDAM Lamongan”.


2020.jatimpos.co. [diakses 11 November 2023].
https://www.jatimpos.co/jatim/gerbangkertosusila/2993-tak-layak-
konsumsi-warga-keluhkan-kualitas-air-pdam-lamongan.

Anda mungkin juga menyukai