Anda di halaman 1dari 26

PENJERNIHAN AIR MELALUI PEMANFAATAN BATU

DAN PASIR

KARYA TULIS ILMIAH


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA
INDONESIA

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZQI UBAIDILLAH
KELAS : 11 IPA 3
NIS : 181910101

SMA NEGERI 1 BANJARAN


TAHUN 2020
PENJERNIHAN AIR MELALUI PEMANFAATAN
BATU DAN PASIR

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH “PENJERNIHAN AIR


MELALUI PEMANFAATAN BATU DAN PASIR”
Telah disetujui dan disahkan di Banjaran pada 9 Januari
2020 oleh :

KEPALA SEKOLAH PEMBIMBING

Drs. OPAN SOFWAN,M,Ed Drs. NINA HERLIANA,S.Pd

NIP.196209131987031003 NIP.196009121086032004
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT


atas Rahmat-Nya yang selama ini penulis dapatkan, yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah penelitian ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru
pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai berbagai
hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan pada karya tulis ilmiah selanjutnya. Harapan penulis
semoga proposal ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca lain pada umumnya.

Banjaran,9 Januari 2020

Rizqi Ubaidillah
Daftar Isi

Halaman Judul............................................................... i
Lembar
Pengesahan.................................................................... ii
Kata
Pengantar...................................................................... iii
Daftar
isi.................................................................................. iv

6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Air
B. Penggunaan Air di Masyarakat
C. Alternatif Filtrasi
D. Mudah Digunakan Untuk Masyarakat

BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Teknik Pengumpulan Data
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Air merupakan suatu senyawa kimia H2O yang sangat istimewa, yang dalam
kandungannya terdiri dari senyawa Hidrogen(H2), dan senyawa Oksigen (O2).
Kedua senyawa yang membentuk air ini merupakan komponen pokok dan
mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi selain
matahari yang merupakan sumber energi. Seperti yang kita ketahui air merupakan
hal yang sangat penting, karena segala makhluk hidup di dunia tidak dapat hidup
tanpa air. Bahkan di dalam tubuh kita terdiri dari 55% sampai 78% air (tergantung
pada ukuran badan). air dalam kehidupan kita tidak hanya memenuhi kebutuhan
secara fisik (yang dibutuhkan tubuh manusia), tetapi juga berperan sebagai
pemenuh kegiatan manusia sehari-hari. Baik digunakan untuk minum, mencuci
pakaian, mandi, dan memenuhi kebutuhan manusia lainnya. Bahkan makhluk hidup
lain yang berupa binatang, dan tumbuhan mengkonsumsi air sebagai pemenuh
kebutuhannya.
97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari
2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang
tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan
hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-
sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik
untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup
bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-
tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon
walaupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak
ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
Saat ini jumlah Populasi penduduk di dunia, Khususnya di Indonesia Terus
Bertambah Dari Tahun ke Tahun, hal ini juga menjadi faktor kelangkaan air bersih
di bumi. Karena semakin bertambahnya penduduk maka semakin banyak air bersih
yang digunakan. Adapun saat ini, banyak air yang seharusnya di gunakan untuk
kebutuhan telah tercemar. Sehingga air bersih yang sudah kurang menjadi lebih
berkurang.
Untuk menangani masalah berkurangnya air bersih, telah di lakukan berbagai
upaya sehingga air yang telah tercemar dapat kembali di gunakan oleh masyarakat.
Misalnya dengan menggunakan FILTRASI. Filtrasi merupakan
pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium
penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja
cairan, padatan, atau keduanya., atau dengan menggunakan 
Sistem Reverse Osmosis atau RO adalah perpindahan air melalui satu tahap ke
tahap berikutnya yakni bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
Teknologi reverse osmosis ( RO) banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai
keperluan, salah satunya adalah untuk teknologi pengolahan air minum.
Kedua cara tersebut memang sangat bagus. Akan tetapi akan membutuhkan
peralatan, bahan, dan biaya yang sangat mahal. Dan cara – cara itu mungkin hanya
dapat di lakukan oleh seorang Teknisi dan sulit dilakukan oleh masyarakat biasa
( Bukan Teknisi ). Selain Filtrasi dan Sistem Reverse Osmosis. Walaupun Belum
Maksimal air limbah yang berwarna, dan berbau dapat disaring dengan Cara yang
Sangat sederhana. Yakni menggunakan batu, pasir, arang, serta sabut kelapa untuk
menetralkan PH, dan untuk mengurangi Kekeruhan. Oleh karena hal inilah yang
mendasari Penulis Untuk Melakukan Penelitian Dengan Judul “PENJERNIHAN
AIR MELALUI PEMANFAATAN BATU DAN PASIR”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perbedaan hasil dari air yang keruh dan air yang telah di jernihkan
melalui media batu dan pasir ?
2. Apa manfaat batu kerikil pertama dalam penjernihan air ?
3. Apakah air yang telah di filtrasi menggunakan media batu dan pasir layak untuk
dipakai oleh masyarakat ?
4. Apakah cara ini efektif untuk masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui :
1. Seberapa efektif filtrasi air sederhana menggunakan media batu dan pasir
2. Seberapa layak air hasil filtrasi menggunakan media batu dan pasir untuk
masyarakat.
3. Persamaan dan perbedaan air sebelum dan sesudah di filtrasi oleh media batu
dan pasir.

D. Manfaat Penelitian
 Bagi penulis :
Dari penelitian ini, penulis mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang
bagaiman cara menyaring air, dengan cara sederhana serta pentingnya batu dan
pasir bagi penyaringan air dengan cara sederhana.
 Bagi Pembaca :
Dari penelitian ini, pembaca dapat mengetahui bahwa batu dan pasir, dapat
digunakan untuk menyaring air dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup
untuk masyarakat.

E. Metode Pengumpulan Data


Metode yang di gunakan ialah Metode Pengumpulan data.
Metode ini di bagi kedalam tiga bagian yakni
a. Metode Literatur
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku, dan
situs- situs internet yang mendukung dan menunjang dalam pembuatan Karya
Tulis, dan Laporan
b. Metode Observasi
Metode Observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat indera atau alat
bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek
c. Metode Eksperimen
Metode ini merupakan metode yang memberi kesempatan kepada siswa untu
melakukan sebuah percobaaan.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. AIR
a) Pengertian
Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen
(H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O).
Air merupakan senyawa kimia yang sangat pentingbagi kehidupan makhluk hidup
di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama ialah sebagai air minum untuk mencukupi kebutuhan air di
dalam tubuh manusia. Air merupakan kebutuhan yang sangat mendasar didalam
kehidupan setiap organisme
b) Jumlah Air

Air di permukaan Bumi Sekitar 326 juta mil kubik (1332000000 kilometer
kubik), berdasarkan penelitian terbaru dari US Geological Survey. Sekitar 72 persen
Bumi tertutup air, tetapi 97 persen darinya adalah air laut asin dan tidak cocok untuk
diminum.

Samudra merupakan lapisan air yang membentang 15.000 mil (24.000 kilometer) di
seluruh planet pada kedalaman rata-rata lebih dari 2 mil (3.2 km).

Jumlah air tawar bumi tersebar di seluruh dunia,70 persen dari air tawar terkunci
di dalam lapisan es Kurang dari 1 persen dari air tawar dunia dapat diakses 6 negara
(Brasil, Rusia, Kanada, Indonesia, Cina dan Kolombia) memiliki 50 persen dari
cadangan air tawar dunia Sepertiga dari penduduk dunia hidup dalam negara
"kekurangan air". Negara-negara berlabel sedang hingga kekurangan yang tinggi
mengkonsumsi air 20 persen lebih dari pasokan yang tersedia.

Menurut USGS, ada lebih banyak air tawar yang tersimpan di tanah daripada
dalam bentuk cair di permukaan.

c) Pencemaran Air

Pencemaran adalah masuknya atau dimasukannya makluk hidup atau komponen


lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air atau udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah
keadaan keseimbangan pada daur materi baik keadaan struktur maupun fungsinya
sehingga dapat mengganggu keseimbangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran lingkungan :

1. Pertambahan penduduk yang tak terkendali.

2. Adanya polutan dalam jumlah besar dan alam tidak bisa lagi menetralisir.

3. Pesatnya perkembangan dan penyebaran teknologi

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi


dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional
hingga sumber air pribadi dan sumur).

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal sebagai berikut :

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.


 Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen
yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
 Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya
seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah
tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan olehpembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
 Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di Sungai Citarum
 Pencemaran air oleh sampah
 Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

Pencemaran air dapat menyebabkan berbagai hal yang tentunya tidak diinginkan
seperti :

 Dapat menyebabkan banjir


 Erosi
 Kekurangan sumber air
 Dapat membuat sumber penyakit
 Tanah Longsor
 Dapat merusak Ekosistem sungai
 Kerugian untuk Nelayan

Keadaan air yang berpengaruh terhadap makhluk hidup adalah suhu, kadar garam
(salinitas), dan tingkat kesamaan (pH) air. Kualitas air yang terganggu dapat dilihat
atau ditandai dengan adanya perubahan bau (menyengat), rasa (asam), dan warnanya
(hitam pekat).Zat-zat pencemar (polutan) yang berada di air, antaralain:
 Logam berat dan senyawa kimia dari limbah pabrik yang dibuang ke sungai,
kolam, dan perairan lainnya.
 Detergen, kaleng, plastik, sisa-sisa makanan, dan sebagainya dari limbah rumah
tangga atau limbah domestik, Pestisida, pupuk buatan, dan sisa sampah
pertanian dan kegiatan pertanian.
 Lumpur-lumpur hasil erosi dan tanah longsor.
 Zat asam dari hujan asam.
 Tumpahan minyak.

2. Proses Pemurnian Air


a. Tujuan  penjernihan Air
proses penjernihan air bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh air
yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air seperti :
 menghilangkan gas-gas terlarut 
 menghilangkan rasa yang tidak enak 
 membasmi bakteri patogen yang sangat berbahaya 
 mengelolah agar airdapat digunakan untuk rumah tangga dan industri- industri 
 emperkecil sifat airyang menyebabkan terjadinya endapan,
dan korosif pada pipa atau saluran air lainnya.

b. Proses pemurnian Air


dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni :
a. Dengan Metode Reverse Osmosi
Reverse Osmosis ini merupakan metode penyaringan yang dapat menyaring
berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi
tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi
(lapisan penyaring). 
Hingga kini pengolahan air dengan mengunakan teknologi membran Reverse
Osmosis (RO) atau Osmosis Terbalik ini telah banyak digunakan, diantaranya
adalah:
 Pengolahan air asin (air payau) atau air laut menjadi air tawar yang
dinamakan desalinasi, yang dapat menghasilkan air bersih bahkan air
minum, dimana air bebas dari bakteri.
 Pemurnian Air Minum:  Reverse Osmosis (RO) sudah banyak digunakan di
seluruh dunia untuk pemurnian (filter) air kotor menjadi air bersih (air
minum) untuk keperluan sehari-hari (rumah tangga).
 Pemurnian Air dan Air Limbah: Di Los Angeles dan kota-kota lain di
negara maju juga digunakan teknologi Reverse Osmosis (RO) dalam
pemurnian air hujan yang dikumpulkan dari badai yang mengalir untuk
irigasi lanskap dan industri pendingin sebagai solusi untuk masalah
kekurangan air. 
b. Filtrasi
Filtrasi air adalah Pembersihan partikel padat dari suatu Fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang diatasnya padatan
akan terendapkan.
Filter air  merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menyaring dan
menghilangkan kontaminan di dalam air dengan menggunakan penghalang atau
media, baik secara proses fisika, kimia maupun biologi. Filter air dapat
digunakan secara luas untuk irigasi, air minum, akuarium dan kolam renang.
c. Saringan Air Sederhana
Merupakan saringan Tradisional. Saringan Tradisional ini menggunakan Pasir,
Kerikil, dan Arang. Selain itu saringan ini juga ditambah sebuah lapisan ijuk.
Bahan- bahan tersebut mempunyai fungsinya masing:
 Ijuk
Ijuk digunakan dalam penyarinag Air karena ijuk dapat dipakai untuk
menyaring kotoran- kotoran halus yang terdapat dalam Air.
 Arang
Berfungsi untuk menghilangkan bau yang terdapat pada Air.
 Pasir Halus
Digunakan untuk mengendapkan kotoran- kotoran yang masih lolos dari ijuk
 Kerikil
Sebagai celah agar air dapat mengalir melalui lubah bawah
 Pecahan Batu
Memberi celah yang lebih besar sebagai jalan keluarnya air melalui lubang.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Variabel

1. Variabel Bebas ( Independen )


adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel
terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel perlakuan,
kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment, dan
variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi
variabel lainnya. 
Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Bebas ialah pH awal, kekeruhan
awal, dan bau awal
2. Variabel Terikat ( Desependen )
adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan
sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel
independen (variabel bebas). Variabel Despenden disebut juga dengan variabel
terikat, variabel output, Konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel
terpengaruh, dan variabel efek. 
Dalam penelitian ini yang merupakan Variabel terikat ialah, pH akhir,
kekeruhan dan bau akhirnya
3. Variabel Kontrol
adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak terpengaruh oleh faktor luat yang
tidak telitit. Variabel kontrol sering digunakan sebagai pemanding melalui
penelitian eksperimental.
Yang merupakan Variabel Kontrol dalampenelitian ini adalah Jumlah air limbah
yang digunakan, serta lapisan- lapisannya 
B. Metode
Pada penelitian kami, metode yang kami gunakan ialah
 Metode literatur.
Untuk membantu menyelesaikan karya ilmiah ini, kami mencari berbagai
informasi yang terdapat dalam buku juga internet, seperti mencari fungsi dari
lapisan- lapisan pada penyaring air sederhana.
 Metode observasi
Pada Karya ilmiah ini, kami melakukan pengamatan langsung. Seprti pada saat
proses penyaringan berlangsung kami mengamati perubahan kekeruhan pada
limbah, setelah di saring
 Metode Eksperimen
kami melakukan percobaan, yakni melakukan proses penyaringan air secara
sederhana
dengan menggunakan limbah sebagai bahan percobaan .

C. Waktu dan Tempat


Penelitian dilakukan pada
 Hari /Tanggal : 2 dan 3 Mei 2016
 Waktu: 1 minggu ( dari persiapan bahan- bahan hingga penelitian )
 Tempat `; Jl. Udayana
D. Alat dan Bahan
Alat- alat dan bahan yang digunakan `ialah :
a. Alat :
 Indikator Universal
 Botol Aqua
 Corong
 Selang Transparan
 Kamera Handphone
 Pulpen
 Buku
 Penggaris
 Pengayak
 Kain Saring
b. Bahan :
 Air Limbah ( Air cucian Pakaian, Air Beras, dan Air campuran cuka )
 Pasir (pasir pantai )
 Ijuk
 Kerikil Biasa
 Arang
 Pecahan Batu ( Batu Penggajawa dan Batu Biasa )
 Kapas

E. Proses Kerja
a) Persiapan
 Bahan- bahan yang diperlukan seperti ijuk, Kerikil, dan Pecahan Batu, di
cuci hingga bersih, kemudian dijemur sape semuanya benar- benar kering .
 Untuk Pasir, digunakan Pasir Pantai,. Pasir tersebut diayak terlebih dahulu,
agar pasir dapat terbebas dari kotoran , setelah itu pasir dicuci hingga bersih
kemudian jemur di tempat yang mendapatkan sinar matahari. Sebelum
digunakan pasir harus di ayak terlebih dahulu.
 Arang, yang digunakan ialah Arang dsri tempurung kelapa, arang tersebut
juga harus dicuci, dan dijemur hingga kering

 Air limbah yang dipakai ialah limbah cucian pakaian, cucian beras dan Air
Kotor yang dicampur dengan Cuka
 Botol Aqua yang dipakai sebanyak 6 botol , dicuci dan di keringkan
b) Penyaringan
 Bahan- bahan disusun secara teratur didalam botol, yang tutupanya telah
dilubangi dan telah dilapisi dengan kain saring.
Untuk lapisan- lapisanya :]
o Lapisan pertama pecahan batu Zeolit
o Lapisan ke-dua Kapas
o Lapisan ke-tiga Kerikil
o Lapisan ke-empat Arang tempurung
o Lapisan ke-lima Kapas
o Lapisan ke-enam Pasir
o Lapisan ke-tujuh Ijuk
o Lapisan ke-delapan Kapas
o Lapisan Ke-sembilan Ijuk
o Lapisan Ke-sepuluh Kapas
 Mengukur pH limbah yang akan di saring
 Botol Aqua yang berisi limbah di letakan di tepat yang tinggi, harus lebih
tinggi dari Botol penyaring.
 Selang Transparan, salah satu ujungnya di masukan dalam botol limbah.
Ujung yang lain di masukan dalam botol Penyaring.
 Corong di taruh setelah Botol Penyaring agar hasil Penyaringan Dapat
masuk dalam Botol Penampung
 Air limbah dihisap menggunakan Selang Transparan Airlimbahnya
dikeluarkan Perlahan
 Maka Air Limbah secara Perlahan akan melewati lapisan- lapisan tersebut.
F. Pengolahan Data

Tabel 1 ( menggunakan Zeolit )

No Jenis Limbah pH Kekeruhan Bau


awal Akhir awal Akhir awal Akhir

1 Limbah yang 3 7 Coklat Jernih dan menyengat Tidak


bersifat asam kehitaman bersih berbau
2 Cucian 8 7 Sangat keruh Sedikit menyengat Tidak
peralatan berkeruh berbau

Tabel 2 ( menggunakan kerikil )


No Jenis limbah pH Bau
Kekeruhan
awal akhir awal akhir Awal Akhir
1 Cucian 8 7 Sangat Masih menyenga Tidak
peralatan keruh berkeruh t berbau
2 Limbah yang 3 5 Coklat Sedikit menyenga Tidak
bersifat asam kehitaman berkeruh t berbau
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil eksperimen
Larutan yang diuji terdiri dari dua jenis yakni :
 Limbah Cucian peralatan
o Sebelum Penyaringan :
1. pH : 8
2. Kekeruhan : Sangat keruh
3. Bau : Baunya seperti limbah cucian yang telah disimpan selama sehari
( menyengat )
o Setelah Penyaringan :
 Menggunakan batu penggajawa
1. pH : 7
2. Kekeruhan : masih sedikit Keruh
3. Bau : Tidak berbau
 Menggunakan Kerikil
1. pH : 7
2. Kekeruhan : masih sedikit berkeruh
3. Bau: Tidak berbau
 Limbah yang bersifat asam
o Sebelum Penyaringan :
1. pH : 3
2. Kekeruhan : Sangat Keruh ( Coklat kehitaman )
3. Bau : Seperti asam, sangat tidak enak di hirup, dan sangat menyengat
o Sesudah Penyaringan
 Menggunakan Batu penggajawa
1. pH : 7
2. kekeruhan : Tidak berkeruh ( Jernih, dan bersih )
3. Bau : Tidak Berbau
 Menggunakan Kerikil
1. pH : 5
2. Kekeruhan : Sedikit berkeruh
3. Bau : Tidak berbau
b. Pembahasan
Pada penyaringan limbah asam dengan menggunakan kerikil didapatkan
perubahan pH dari 3 menjadi 5. Sedangkan limbah asam yang disaring dengan
menggunakan sistem penyaringan yang terdapat zeolit, terukur pH limbah
berubah dari 3 menjadi 7. Ini berarti zeolit lebih mampu untuk menurunkan pH
limbah dibandingkan kerikil. Hal ini dikarenakan kerikil tidak memiliki pori-
pori sebanyak yang dimiliki oleh zeolit dimana salah satu ciri khas zeolit adalah
memiliki pori-pori yang besar. Selain itu zeolit juga mengandung kation ( ion
bermuatan positif ) seperti Al3+. Dengan adanya ion Al3+ ini memungkinkan
terjadinya pertukaran ion H+ di dalam limbah dengan Al3+ dalam zeolit. Semakin
sedikit ion H+ dalam limbah, semakin rendah pH limbah itu.
Selain terjadi perubahan pH, terdapat perubahan warna antara hasil
penyaringan menggunakan zeolit dan menggunakan kerikil. Limbah hasil
penyaringan menggunakan zeolit jauh lebih jernih dibandingkan limbah hasil
penyaringan menggunakan kerikil. Hal ini disebabkan pori-pori zeolit yang
lebih besar dibandingkan pori-pori kerikil memungkinkan terjadinya adsorbsi
( penyerapan ) partikel pengotor yang lebih optimal sehingga hasilnya jauh lebih
bersih.
Limbah hasil penyaringan menggunakan kerikil dan zeolit tidak berbau
lagi. Ini disebabkan kedua batuan ini memiliki mineral yang dapat menyerap zat-
zat penyebab bau seperti H2S yang menyebabkan bau busuk.
Selanjutnya, limbah yang digunakan adalah limbah cucian yang bersifat
basa dengan pH awal 8. Sama seperti pada limbah asam, setelah penyaringan
baik menggunakan kerikil maupun zeolit terjadi penurunan pH menjadi 7. Selain
itu tidak timbul bau lagi dari limbah hasil penyaringan. Yang berbeda adalah
hasil penyaringan dengan menggunakan zeolit berwarna sedikit keruh sedangkan
hasil yang menggunakan kerikil berwarna keruh. Dapat dilihat bahwa terjadi
perbedaan antara limbah basa dan limbah asam. Hal ini dikarenakan zeolit tidak
dapat mengikat pengotor-pengotor dalam limbah basa dengan maksimal karena
didalam limbah basa tersebut terkandung surfaktan yang berasal dari detergen.
Surfaktan merupakan senyawa yang memiliki dua sisi yang berbeda sifat pada
ujungnya. Di satu sisi sifatnya hidrofilik ( suka air ) dan sisi yang lainnya
bersifat hidrofobik ( tidak suka air ). Sisi hidrofilik akan mengikat molekul air
dan sisi hidrofobik akan mengikat molekul-molekul pengotor pada perlengkapan
sehingga pengotor dapat terangkat dengan mudah. Inilah mengapa lebih mudah
membersihkan perlengkapan yang kotor dengan menggunakan detergen
dibandingkan dengan hanya menggunakan air.
Surfaktan dalam limbah basa ini menyebabkan senyawa-senyawa dalam
zeolit tidak dapat mengadsorpsi pengotor pada air limbah dengan mudah karena
surfaktan menyebabkan pengotor terikat kuat dengan air sehingga sulit
dipisahkan ( dijernihkan ). Hal yang sama juga berlaku pada penyaringan
menggunakan kerikil.

 Kelemahan Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka Air hasil penyaringan harus disaring kembali
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Penyaringan air sederhana menggunakan zeolit lebih unggul dibandingkan
penyaring menggunakan kerikil. Hasil penyaringan menggunakan zeolit menunjukkan
penurunan pH yang besar yaitu dari pH 3 menjadi pH 7 yang berarti air limbah tersebut
sudh netral. Penggunaan zeolit juga menyebabkan perubahan warna air limbah yang
drastis dari sangat keruh menjadi jernih. Sedangkan dari sisi bau , tidak ada perbedaan
yang signifikan antara hasil penyaringan menggunakan zeolit dan menggunakan kerikil.
Sehingga berdasarkan data yang didapatkan disimpulkan bahwa zeolit batu penggajawa
dapat digunakan dalam proses penyaringan air untuk menurunkan keasaman dan
menjernihkan air
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.belajarbagus.com/2015/03/pengertian-air.html.
 http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-variabel-macam-macam-variabel-
para-ahli.html#

https://www.99.co/blog/indonesia/penjernihan-air/
https://brainly.co.id/tugas/10721555
https://id.scribd.com/doc/314149151/Analisis-Penggunaan-Batu-
penggajawa-pada-Penjernihan-Air

Anda mungkin juga menyukai