DAN PASIR
DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZQI UBAIDILLAH
KELAS : 11 IPA 3
NIS : 181910101
LEMBAR PENGESAHAN
NIP.196209131987031003 NIP.196009121086032004
KATA PENGANTAR
Rizqi Ubaidillah
Daftar Isi
Halaman Judul............................................................... i
Lembar
Pengesahan.................................................................... ii
Kata
Pengantar...................................................................... iii
Daftar
isi.................................................................................. iv
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Air
B. Penggunaan Air di Masyarakat
C. Alternatif Filtrasi
D. Mudah Digunakan Untuk Masyarakat
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Teknik Pengumpulan Data
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perbedaan hasil dari air yang keruh dan air yang telah di jernihkan
melalui media batu dan pasir ?
2. Apa manfaat batu kerikil pertama dalam penjernihan air ?
3. Apakah air yang telah di filtrasi menggunakan media batu dan pasir layak untuk
dipakai oleh masyarakat ?
4. Apakah cara ini efektif untuk masyarakat ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui :
1. Seberapa efektif filtrasi air sederhana menggunakan media batu dan pasir
2. Seberapa layak air hasil filtrasi menggunakan media batu dan pasir untuk
masyarakat.
3. Persamaan dan perbedaan air sebelum dan sesudah di filtrasi oleh media batu
dan pasir.
D. Manfaat Penelitian
Bagi penulis :
Dari penelitian ini, penulis mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang
bagaiman cara menyaring air, dengan cara sederhana serta pentingnya batu dan
pasir bagi penyaringan air dengan cara sederhana.
Bagi Pembaca :
Dari penelitian ini, pembaca dapat mengetahui bahwa batu dan pasir, dapat
digunakan untuk menyaring air dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup
untuk masyarakat.
1. AIR
a) Pengertian
Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen
(H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O).
Air merupakan senyawa kimia yang sangat pentingbagi kehidupan makhluk hidup
di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama ialah sebagai air minum untuk mencukupi kebutuhan air di
dalam tubuh manusia. Air merupakan kebutuhan yang sangat mendasar didalam
kehidupan setiap organisme
b) Jumlah Air
Air di permukaan Bumi Sekitar 326 juta mil kubik (1332000000 kilometer
kubik), berdasarkan penelitian terbaru dari US Geological Survey. Sekitar 72 persen
Bumi tertutup air, tetapi 97 persen darinya adalah air laut asin dan tidak cocok untuk
diminum.
Samudra merupakan lapisan air yang membentang 15.000 mil (24.000 kilometer) di
seluruh planet pada kedalaman rata-rata lebih dari 2 mil (3.2 km).
Jumlah air tawar bumi tersebar di seluruh dunia,70 persen dari air tawar terkunci
di dalam lapisan es Kurang dari 1 persen dari air tawar dunia dapat diakses 6 negara
(Brasil, Rusia, Kanada, Indonesia, Cina dan Kolombia) memiliki 50 persen dari
cadangan air tawar dunia Sepertiga dari penduduk dunia hidup dalam negara
"kekurangan air". Negara-negara berlabel sedang hingga kekurangan yang tinggi
mengkonsumsi air 20 persen lebih dari pasokan yang tersedia.
Menurut USGS, ada lebih banyak air tawar yang tersimpan di tanah daripada
dalam bentuk cair di permukaan.
c) Pencemaran Air
2. Adanya polutan dalam jumlah besar dan alam tidak bisa lagi menetralisir.
Pencemaran air dapat menyebabkan berbagai hal yang tentunya tidak diinginkan
seperti :
Keadaan air yang berpengaruh terhadap makhluk hidup adalah suhu, kadar garam
(salinitas), dan tingkat kesamaan (pH) air. Kualitas air yang terganggu dapat dilihat
atau ditandai dengan adanya perubahan bau (menyengat), rasa (asam), dan warnanya
(hitam pekat).Zat-zat pencemar (polutan) yang berada di air, antaralain:
Logam berat dan senyawa kimia dari limbah pabrik yang dibuang ke sungai,
kolam, dan perairan lainnya.
Detergen, kaleng, plastik, sisa-sisa makanan, dan sebagainya dari limbah rumah
tangga atau limbah domestik, Pestisida, pupuk buatan, dan sisa sampah
pertanian dan kegiatan pertanian.
Lumpur-lumpur hasil erosi dan tanah longsor.
Zat asam dari hujan asam.
Tumpahan minyak.
A. Variabel
E. Proses Kerja
a) Persiapan
Bahan- bahan yang diperlukan seperti ijuk, Kerikil, dan Pecahan Batu, di
cuci hingga bersih, kemudian dijemur sape semuanya benar- benar kering .
Untuk Pasir, digunakan Pasir Pantai,. Pasir tersebut diayak terlebih dahulu,
agar pasir dapat terbebas dari kotoran , setelah itu pasir dicuci hingga bersih
kemudian jemur di tempat yang mendapatkan sinar matahari. Sebelum
digunakan pasir harus di ayak terlebih dahulu.
Arang, yang digunakan ialah Arang dsri tempurung kelapa, arang tersebut
juga harus dicuci, dan dijemur hingga kering
Air limbah yang dipakai ialah limbah cucian pakaian, cucian beras dan Air
Kotor yang dicampur dengan Cuka
Botol Aqua yang dipakai sebanyak 6 botol , dicuci dan di keringkan
b) Penyaringan
Bahan- bahan disusun secara teratur didalam botol, yang tutupanya telah
dilubangi dan telah dilapisi dengan kain saring.
Untuk lapisan- lapisanya :]
o Lapisan pertama pecahan batu Zeolit
o Lapisan ke-dua Kapas
o Lapisan ke-tiga Kerikil
o Lapisan ke-empat Arang tempurung
o Lapisan ke-lima Kapas
o Lapisan ke-enam Pasir
o Lapisan ke-tujuh Ijuk
o Lapisan ke-delapan Kapas
o Lapisan Ke-sembilan Ijuk
o Lapisan Ke-sepuluh Kapas
Mengukur pH limbah yang akan di saring
Botol Aqua yang berisi limbah di letakan di tepat yang tinggi, harus lebih
tinggi dari Botol penyaring.
Selang Transparan, salah satu ujungnya di masukan dalam botol limbah.
Ujung yang lain di masukan dalam botol Penyaring.
Corong di taruh setelah Botol Penyaring agar hasil Penyaringan Dapat
masuk dalam Botol Penampung
Air limbah dihisap menggunakan Selang Transparan Airlimbahnya
dikeluarkan Perlahan
Maka Air Limbah secara Perlahan akan melewati lapisan- lapisan tersebut.
F. Pengolahan Data
a. Hasil eksperimen
Larutan yang diuji terdiri dari dua jenis yakni :
Limbah Cucian peralatan
o Sebelum Penyaringan :
1. pH : 8
2. Kekeruhan : Sangat keruh
3. Bau : Baunya seperti limbah cucian yang telah disimpan selama sehari
( menyengat )
o Setelah Penyaringan :
Menggunakan batu penggajawa
1. pH : 7
2. Kekeruhan : masih sedikit Keruh
3. Bau : Tidak berbau
Menggunakan Kerikil
1. pH : 7
2. Kekeruhan : masih sedikit berkeruh
3. Bau: Tidak berbau
Limbah yang bersifat asam
o Sebelum Penyaringan :
1. pH : 3
2. Kekeruhan : Sangat Keruh ( Coklat kehitaman )
3. Bau : Seperti asam, sangat tidak enak di hirup, dan sangat menyengat
o Sesudah Penyaringan
Menggunakan Batu penggajawa
1. pH : 7
2. kekeruhan : Tidak berkeruh ( Jernih, dan bersih )
3. Bau : Tidak Berbau
Menggunakan Kerikil
1. pH : 5
2. Kekeruhan : Sedikit berkeruh
3. Bau : Tidak berbau
b. Pembahasan
Pada penyaringan limbah asam dengan menggunakan kerikil didapatkan
perubahan pH dari 3 menjadi 5. Sedangkan limbah asam yang disaring dengan
menggunakan sistem penyaringan yang terdapat zeolit, terukur pH limbah
berubah dari 3 menjadi 7. Ini berarti zeolit lebih mampu untuk menurunkan pH
limbah dibandingkan kerikil. Hal ini dikarenakan kerikil tidak memiliki pori-
pori sebanyak yang dimiliki oleh zeolit dimana salah satu ciri khas zeolit adalah
memiliki pori-pori yang besar. Selain itu zeolit juga mengandung kation ( ion
bermuatan positif ) seperti Al3+. Dengan adanya ion Al3+ ini memungkinkan
terjadinya pertukaran ion H+ di dalam limbah dengan Al3+ dalam zeolit. Semakin
sedikit ion H+ dalam limbah, semakin rendah pH limbah itu.
Selain terjadi perubahan pH, terdapat perubahan warna antara hasil
penyaringan menggunakan zeolit dan menggunakan kerikil. Limbah hasil
penyaringan menggunakan zeolit jauh lebih jernih dibandingkan limbah hasil
penyaringan menggunakan kerikil. Hal ini disebabkan pori-pori zeolit yang
lebih besar dibandingkan pori-pori kerikil memungkinkan terjadinya adsorbsi
( penyerapan ) partikel pengotor yang lebih optimal sehingga hasilnya jauh lebih
bersih.
Limbah hasil penyaringan menggunakan kerikil dan zeolit tidak berbau
lagi. Ini disebabkan kedua batuan ini memiliki mineral yang dapat menyerap zat-
zat penyebab bau seperti H2S yang menyebabkan bau busuk.
Selanjutnya, limbah yang digunakan adalah limbah cucian yang bersifat
basa dengan pH awal 8. Sama seperti pada limbah asam, setelah penyaringan
baik menggunakan kerikil maupun zeolit terjadi penurunan pH menjadi 7. Selain
itu tidak timbul bau lagi dari limbah hasil penyaringan. Yang berbeda adalah
hasil penyaringan dengan menggunakan zeolit berwarna sedikit keruh sedangkan
hasil yang menggunakan kerikil berwarna keruh. Dapat dilihat bahwa terjadi
perbedaan antara limbah basa dan limbah asam. Hal ini dikarenakan zeolit tidak
dapat mengikat pengotor-pengotor dalam limbah basa dengan maksimal karena
didalam limbah basa tersebut terkandung surfaktan yang berasal dari detergen.
Surfaktan merupakan senyawa yang memiliki dua sisi yang berbeda sifat pada
ujungnya. Di satu sisi sifatnya hidrofilik ( suka air ) dan sisi yang lainnya
bersifat hidrofobik ( tidak suka air ). Sisi hidrofilik akan mengikat molekul air
dan sisi hidrofobik akan mengikat molekul-molekul pengotor pada perlengkapan
sehingga pengotor dapat terangkat dengan mudah. Inilah mengapa lebih mudah
membersihkan perlengkapan yang kotor dengan menggunakan detergen
dibandingkan dengan hanya menggunakan air.
Surfaktan dalam limbah basa ini menyebabkan senyawa-senyawa dalam
zeolit tidak dapat mengadsorpsi pengotor pada air limbah dengan mudah karena
surfaktan menyebabkan pengotor terikat kuat dengan air sehingga sulit
dipisahkan ( dijernihkan ). Hal yang sama juga berlaku pada penyaringan
menggunakan kerikil.
Kelemahan Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka Air hasil penyaringan harus disaring kembali
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penyaringan air sederhana menggunakan zeolit lebih unggul dibandingkan
penyaring menggunakan kerikil. Hasil penyaringan menggunakan zeolit menunjukkan
penurunan pH yang besar yaitu dari pH 3 menjadi pH 7 yang berarti air limbah tersebut
sudh netral. Penggunaan zeolit juga menyebabkan perubahan warna air limbah yang
drastis dari sangat keruh menjadi jernih. Sedangkan dari sisi bau , tidak ada perbedaan
yang signifikan antara hasil penyaringan menggunakan zeolit dan menggunakan kerikil.
Sehingga berdasarkan data yang didapatkan disimpulkan bahwa zeolit batu penggajawa
dapat digunakan dalam proses penyaringan air untuk menurunkan keasaman dan
menjernihkan air
DAFTAR PUSTAKA
http://www.belajarbagus.com/2015/03/pengertian-air.html.
http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-variabel-macam-macam-variabel-
para-ahli.html#
https://www.99.co/blog/indonesia/penjernihan-air/
https://brainly.co.id/tugas/10721555
https://id.scribd.com/doc/314149151/Analisis-Penggunaan-Batu-
penggajawa-pada-Penjernihan-Air