Anda di halaman 1dari 2

Penyimpanan Sementara Urine dan Berkemih

Urine dari duktus kolektivus ke pelvis renalis, selanjutnya mengalir melalui ureter,
Dan masuk ke vesika urinaria (kandung kemih). Kontraksi peristaltik otot polos dinding
ureter mendorong urine dari ginjal ke kandung kemih. Kandung kemih berbentuk seperti
buah pir (kendi) terbalik dengan puncak mengarah ke depan bawah. Dinding kandung kemih
berlipat-lipat dengan struktur otot yang dapat meregang untuk meningkatkan kapasitas
penyimpanan urine, sehingga tidak harus terus-menerus membuang urine.

Dari kandung kemih, urine mengalir ke uretra, selanjutnya melalui lubang luar
dibuang ke luar tubuh. Uretra berdiameter 4-6 mm,panjang uretra pada wanita dewasa 2,5-3,5
cm, sedangkan pada laki-laki dewasa 17-22,5 cm. Uretra pada laki-laki membawa cairan
semen dan urine, tetapi tidak pada waktu bersamaan. Keinginan membuang air kecil
disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung kemih akibat isi urine di dalamnya sudah
mencapai 170-230 mL. Peristiwa pembuangan urine (pengosongan kandung
kemih/berkemih) disebut mikturisi yang merupakan gerak refleks yang dapat ditahan atau
dikendalikan oleh saraf pusat di otak.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Pembentukan Urine

a. Faktor internal
1. Hormon ADH (antidiuretik hormon) merupakan hormon peptida yang tersusun
atas 9 asam amino. Di produksi oleh hipotalamus kemudian disimpan dan
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Hilangnya air secara berlebihan karena
pengeluaran keringat atau diare menyebabkan peningkatan osmolaritas
(kepekatan) darah, peningkatan sekresi ADH dalam aliran darah, peningkatan
permeabilitas terhadap air pada epitel tubulus kontortus distal dan duktus
kolektivus serta peningkatan reabsorpsi air. Hal ini menyebabkan jumlah urine
sedikit atau pekat. Sebaliknya jika banyak minum maka sekresi ADH berkurang
dan reabsorpsi tubulus terhadap air sedikit, sehingga jumlah urine banyak atau
encer.
2. Hormon insulin, dihasilkan oleh sel pada pankreas. Insulin berfungsi untuk
menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menginisiasi penyerapan glukosa
oleh sel untuk diubah menjadi energi atau disimpan, dan menghambat
pembebasan glukosa ke dalam darah oleh hati. Jika kekurangan insulin, kadar
glukosa dalam darah tinggi, reabsorpsi glukosa terganggu, sehingga terdapat
banyak glukosa dalam urine (kencing manis).
3. Sistem renin-angiotensin-aldosteron, dihasilkan oleh aparatus juksta glomerulus
untuk merespons tekanan darah rendah, konsentrasi natrium rendah, dan
kehilangan air. Renin mengubah protein plasma angiotensinogen menjadi
angiotensin I. Angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
Angiotensin berfungsi menstimulasi haus, sekresi ADH, peningkatan tekanan
darah, dan pelepasan aldosteron. Aldosteron berfungsi meningkatkan sekresi K+
dalam tubulus kontortus distal saat natrium direabsorpsi.

b. Faktor eksternal
1. Suhu lingkungan, jika suhu lingkungan panas, banyak mengeluarkan
keringat,osmolaritas darah meningkat, sekresi ADH meningkat, reabsorpsi air
banyak, dan jumlah urine menjadi sedikit.
2. Jumlah air yang diminum, jika banyak minum air, osmolaritas darah menurun,
sekresi ADH menurun, reabsorpsi air sedikit, dan jumlah urine menjadi banyak.
3. Alkohol dapat menghambat pembebasan ADH sehingga menyebabkan kandungan
air dalam urine berkurang, tubuh mengalami dehidrasi, dan rasa sakit.

Anda mungkin juga menyukai