Anda di halaman 1dari 10

PENELITIAN GEOGRAFI

Tsunami Di Palu

Di susun oleh:
1. Alma Nuzuli
2. Alya Syurmaida
3. Irnawan
4. Kayla Afifah
5. Gilar Bektian
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan kegiatan yang berjudul "penelitian Geografi tsunami di palu " dengan
tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya,
diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISI
1.BAB PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
D.Kegunaan atau Manfaat
E.Metode Penyusunan
2.BAB PEMBAHASAN
A.Kajian Teoristis
B. Pembahasan
3.BAB PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
4.DAFTAR PUSTAKA

1.BAB PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Pada tahun 2018, telah terjadi dua gempa besar yang menyebabkan banyak korban dan kerugian
harta benda di Indonesia. Gempa bumi Lombok 5 Agustus 2018 berkekuatan 7,0 magnitudo pada
pukul 19.46 WITA. Gempa bumi yang diikuti tsunami ini mengakibatkan 483 orang meninggal dunia,
1413 luka-luka dan 431.416 warga mengungsi (BNPB, 2018). Setelah satu setengah bulan terjadi
Gempa bumi dan tsunami Palu dan Donggala pada 28 September 2018 berkekuatan 7,7 magnitudo
pada pukul 18.02 WITA. Gempa bumi dan tsunami ini mengakibatkan 65.733 bangunan rusak dan
sebanyak 2113 orang meninggal dunia serta 70.821 warga mengungsi di 141 titik. Sesaat setelah
terjadi bencana, permintaan terhadap bantuan logistik para korban bencana merupakan suatu hal
yang penting, akan tetapi hal tersebut tidak bisa dipenuhi sesegera mungkin karena kendala yang
terjadi seperti banyaknya akses jalan yang rusak, kurangnya transportasi bantuan logistik untuk
disalurkan ke pengungsi. Kedua bencana tersebut mengakibatkan kebutuhan terhadap bantuan
logistik semakin besar, seperti tenda, selimut, makanan siap saji, terpal alas tidur, air bersih,
kendaraan untuk distribusi logistik (BNPB, 2018). Kurangnya pasokan logistik, mengakibatkan
bertambahnya penderitaan korban. Korban menjadi tidak sabar sehingga mereka mendatangi
sumber tempat masuknya logistik seperti bandara serta melakukan blokade dibandara dan
melakukan penjarahan di mini market yang ada di Kota Palu. Kondisi ini memperlihatkan bahwa
kurangnya kesiapan logistik terhadap bencana dari pemerintah Palu, padahal bencana ini sudah di
perkirakan akan terjadi (Buku Peta gempa 2017) Logistik merupakan hal penting dalam penanganan
bencana dan merupakan aktivitas utama dalam masa penanganan darurat. Aktivitas ini mencapai
80% dari keseluruhan aktivitas pada masa tanggap darurat (Patrisina 2017). Perencanaan logistics
yang baik dalam menghadapi bencana akan dapat memperpendek waktu respon sehingga dapat
mencegah atau mengurangi bertambahnya korban jiwa, penderitaan korban dan mempercepat
waktu pemulihan (recovery time) sehingga korban dapat segera kembali ke kondisi normal seperti
sebelum bencana terjadi (Patrisina 2017). Sumatera Barat telah diprediksi oleh Sieh (2006) akan
mengalami gempa bumi yang berpotensi tsunami sebagaimana halnya yang terjadi di Palu. Kekuatan
gempa yang akan terjadi Sumatera Barat diprediksi akan lebih besar dari gempa yang terjadi di Palu
yaitu sebesar 8,9 Magnitudo. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa kalau memang terjadi gempa dan
tsunami di Sumatera Barat sebagaimana yang telah di prediksi oleh Sieh (2006) maka kondisi di
Sumatera Barat bisa jadi lebih parah dari gempa dan tsunami yang terjadi di Palu. Tabel 1.1
memperlihatkan jumlah penduduk yang akan terdampak gempa bumi dan tsunami di Provinsi
Sumatera Barat.

B.Rumusan Masalah
Gempa ini adalah gempa yang dangkal akibat jalur sesar Palu Koro yang dibangkitkan oleh deformasi
dengan mekanisme pergerakan struktur sesar mendatar miring, dan gempa ini berpotensi memicu
tsunami," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).

Ketika terjadi warning tsunami, BMKG menyatakan pada pukul 17.02 dengan status Siaga dan
Waspada. Arti status Siaga, tinggi tsunami adalah 0,5-3 meter untuk di pantai barat Donggala.
sedangkan Waspada, kurang dari setengah meter Kota Palu bagian barat," ujar Sutopo.

Saat itu, menurut Sutopo, pihaknya tengah menyiapkan rilis untuk mengimbau masyarakat
supaya menjauhi kawasan pantai dan sungai dalam kurun waktu 30 menit. Namun, 30 menit
setelah dikeluarkan peringatan tersebut, BMKG mencabutnya pada pukul 17.37 WIB. Akan tetapi,
tsunami benar-benar terhadi pada pukul 17.22 WIB. Berdasar data BNPB, ketinggian tsunami ada
yang mencapai 6 meter. Sejak gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala,
Jumat (28/9/2018), sejumlah gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat
malam.

C.Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis lokasi titik kumpul yang aman akibat banjir dan tsunami di Kota Palu

2. Menganalisis jalur evakuasi apabila terjadi bencanan banjir dan tsunami.

D.Kegunaan /Manfaat

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam :

1. Memberikan informasi tentang titik kumpul aman di Palu jika terjadi bencana banjir dan tsunami
2. Memberikan peta jalur evakuasi yang harus di lalui apabila terjadi bencana di Palu

E.Metode Penyusunan

Ilmuwan Indonesia dan Internasional sepakat tsunami yang baru saja menyapu Palu adalah
fenomena tak biasa dan  mengungkap hal-hal yang belum pernah diamati sebelumnya. Menurut
Jason Patton, ahli geofisika dari Humboldt State University, California, studi tentang dasar laut
akan sangat membantu dalam memahami peristiwa ini. "Kami tidak akan tahu apa yang
menyebabkan semua ini terjadi, sampai semuanya benar-benar selesai," ujar Patton dilansir The
New York Times, Minggu (30/9/2018).

tsunami Widjo Kongko dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Abdul
Muhari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebut bahwa karakter lepas pantai Palu
yang berbentuk teluk turut berperan. Gelombang tsunami bisa diamplifikasi ketika masuk teluk.
Hal senada juga dikatakan oleh Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
"Kalau ada gempa jauh dari teluk, bisa memicu tsunami menjadi lebih tinggi karena volume air
yang masuk banyak, sedangkan daratannya mengecil," kata Rahmat.:
Tabel 1.1 Jumlah penduduk terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sumatera Barat.

NO NAMA DAERAH JUMLAH PENDUDUK

1 Kab. Pesisir pantai 457.285

2 Kota Padang 914.968

3 Kab. Padang Pariaman 408.612

4 Kota Pariaman 85.691

5 Kab. Agam 480.722

6 Kab. Pasaman barat 418.785


DAFTAR PUSAKA

https://nasional.kompas.com/read/2018/09/29/16415971/begini-kronologi-gempa-dan-tsunami-
palu-donggala-yang-tewaskan-ratusan-orang

https://sains.kompas.com/read/2018/10/01/193300523/4-spekulasi-terjadinya-tsunami-palu-
menurut-para-ahli?page=all

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/3419/2/D012172012_tesis(FILEminimizer)%20%201-2.pdf

https://brainly.co.id/tugas/5004697#:~:text=Kesimpulannya%20adalah%20%3B%20Tsunami
%20selalu%20menyebabkan,menyeret%20apa%20saja%20yang%20dilaluinya.

https://www.esdm.go.id/assets/media/content/Pengenalan_Tsunami.pdf

BAB PEMBAHASAN
1. Pengertian Tsunami

Tsunami adalah gelombang air besar yang di akibatkan oleh gangguan di dasar laut seperti gempa
bumi. Gangguan ini membentuk 1gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan
gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil
(umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat
mendekati pantai. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air
raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya
permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter,
menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer
dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar. (Rene, 2016)

2. Faktor – faktor Penyebab Tsunami

Tsunami adalah sebuah bencana alam yang dahsyat. Tsunami merupakan gambaran ombak yang
sangat besar yang menerjang hingga ke wilayah daratan. Tidak dapat dipungkiri bahwa bagian
daratan yang terkena sapuan ombak akan luluh lantak karena kekuatan yang dimiliki oleh ombak
tersebut. Pada saat terjadinya tsunami ini biasanya tidak bencana alam tunggal. Maksudnya,
umumnya tsunami tidak datang sendiri dengan tibatiba. Namun biasanya ada yang menghantarkan,
sehingga terjadilah tsunami tersebut. Beberapa peristiwa alam menjadi penyebab akan terjadinya
bencana tsunami tersebut. Hal- hal yang akan menghantarkan terjadi tsunami antara lain adalah
sebagai berikut :

a) Gempa bumi bawah laut

b) Gempa yang terjadi mempunyai skala di ats 6,5 skala richter

c) Jenis Sesar gempa yaitu sesar naik turun

d) Letusan gunung berapi bawah laut

e) Terjadi nya longsor bawah laut

C. Titik Kumpul Pengungsian

Dalam konteks mitigasi bencana, rencana tanggap darurat menjadi bagian penting dalam
kesiapsiagaan, terutama berkaitan dengan pertolongan dan penyelamatan, agar korban bencana
dapat diminimalkan. Upaya ini sangat krusial, terutama pada saat terjadi bencana dan hari-hari 13
pertama setelah bencana sebelum bantuan dari pemerintah dan dari pihak luar dating (Ensiklopedia
Bencana Tsunami, 2015). Titik Kumpul adalah area terbuka di dekat pusat-pusat lingkungan
permukiman yang apabila terjadi bencana maka menjadi titik pertemuan penduduk yang hendak
diungsikan ke tempat yang lebih aman, yakni Tempat Evakuasi Sementara (TES). Titik Kumpul
sebagian besar merupakan lapangan olah raga, sebagian kecil berupa area terbuka yang
memungkinkan dilakukan kegiatan pengungsian seperti halaman kantor desa, sekolah atau tempat
ibadah. Indikator Titik Kumpul sebagai berikut:

1. Ketersediaan areal/ruang terbuka yang cukup memadai.

2. Mudah diakses oleh korban bencana maupun penolong

3. Cukup terlindung dari jangkauan bahaya langsung atau tidak langsung dari bencana

4. Ketersediaan tempat naungan/ruang sementara terutama bagi kelompok rentan (lansia, bayi, ibu
hamil, difable)

5. Adanya kemudahan akses mobilisasi (perpindahan kelokasi yang lebih aman) secara cepat.

6. Ketersediaan sarana komunikasi memadai yang terhubungan dengan struktur organisasi


kedaruratan.

7. Ketersediaan sarana pertolongan pertama (emergency kits). 14

8. Ketersedian akses transportasi memadai (mobilisasi transportasi) yang akan membawa ke tempat
yang lebih aman secara cepat dan aman.
9. Ketersediaan peta jalur evakuasi yang mudah dibaca dan dipahami secara cepat. (Sumber, Ensiklo

pedia Bencana Tsunami)

E. Jalur evakuasi

Jalur evakuasi adalah lintasan yang digunakan sebagai pemindahan langsung dan cepat dari orang-
orang yang akan menjauh dari ancaman atau kejadian yang dapat membahayakan. Ada dua jenis
evakuasi yang dapat dibedakan yaitu evakuasi skala kecil dan evakuasi skala besar.Contoh dari
evakuasi skala kecil yaitu penyelematan yang dilakukan dari sebuah bangunan yang disebabkan
karena ancaman bom atau kebakaran. Contoh dari evakuasi skala besar yaitu penyelematan dari
sebuah daerah karena banjir, letusan gunung berapi atau badai. Dalam situasi ini yang melibatkan
manusia secara langsung atau pengungsi sebaiknya didekontaminasi sebelum diangkut keluar dari
daerah yang terkontaminasi. (Sahetapy, 2014) syarat-syarat jalur evakuasi yang layak dan memadai
tersebut adalah:

1. Keamanan Jalur Jalur evakuasi yang akan digunakan untuk evakuasi haruslah benarbenar aman
dari benda-benda yang berbahaya yang dapat menimpa 15 diri.

2. Jarak Tempuh Jalur Jarak jalur evakuasi yang akan dipakai untuk evakuasi dari tempat tinggal
semula ketempat yang lebih aman haruslah jarak yang akan memungkinkan cepat sampai pada
tempat yang aman.

3. Kelayakan Jalur Jalur yang dipilih juga harus layak digunakan pada saat evakuasi sehingga tidak
menghambat proses evakuasi.

BAB PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulannya adalah ; Tsunami selalu menyebabkan kereusakan besar bagi manusia.
kereusakan yang paling besar terjadi ketika gelombang besar tsunami itu mengenai
permukiman manusia sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya.

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih
900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar laut.

B.Saran
Sebagai manusia kita wajib saling menjaga sesamanya dengan:

5 Cara Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami


1. Membuat tempat berlindung tahan gempa. Bangunan tahan gempa (Sumber:
wands.gr) ...
2. Ketahui cara melakukan evakuasi mandiri. ...
3. Pahami status peringatan dini. ...
4. 4. Tetap tertib dan tidak melebih-lebihkan keadaan. ...
5. Mengembangkan sistem pemantau agar selalu siap menghadapi bencana.
1 Mar 2022

Anda mungkin juga menyukai