Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI KELAINAN PADA SISTEM REGULASI

DAN CARA PENANGANAN

Disusun Oleh :

NAMA : AZZAHRA NAFISAH KALISWATI


KELAS : XI MIPA 1
No : 10

SMA NEGERI 2 PEMALANG


Jln. Jenderal Sudirman No.14,Wanarejan Utara ,Taman, Kabupaten Pemalang,
Jawa Tengah 5236.
E-mail : sman2pml@yahoo.co.id
Pengertian Sistem Regulasi
 Menurut para ahli:
Aturan sistem yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup yang berguna agar makhluk
hidup bisa hidup secara seimbang, serasi dan selaras.
 Secara Umum:
Keseluruhan sistem pengatur tubuh manusia. Aktivitas tubuh manusia seprti lari, makan,
tidur, belajar, semuanya di atur dalam sebuah sistem. Sistem pengatur atau regulasi yang ada
dalam tubuh manusiadiantaranya adalah sistem saraf, sistem hormon (Endokrin) dan sistem
indera.
Kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain karena adanya kerusakan pada sistem koordinasi akibat luka, infeksi mikroorganisme,
penggunaan obat-obatan yang melebihi dosis, atau kerusakan sistem koordinasi yang bersifat
genetis.
Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi (regulasi) adalah sebagai berikut :

A. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Saraf


a. Migrain
Penyakit sistem saraf ini mengakibatkan penderitanya merasakan sakit di sebagian kepalanya.
Bagian sebelah kiri maupun kanan. Penyakit sistem saraf ini cenderung dianggap sepele.
Namun jika dibiarkan, penyakit sistem saraf ini dapat merusak sel-sel saraf pada otak menjadi
rusak.

b. Sakit Kepala
Penyakit sistem saraf ini sepertinya merupakan penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh
manusia. Penyebabnya, sebagian besar berasal dari tingkat ketegangan pada sistem saraf
manusia. Jika sudah begini, kepala akan terasa sangat berat dan biasanya sering diikuti oleh
hilangnya keseimbangan tubuh.

c. Vertigo
Tidak berbeda jauh dengan kedua penyakit sistem saraf di atas, Vertigo juga mengakibatkan
penderitanya menjadi pusing kepala, kehilangan keseimbangan, tetapi justru kepala terasa
sangat ringan, melayang dan sering mengalami gangguan jika berada di ruangan.

d. Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit sistem saraf yang berupa kehilangan kemampuan untuk peduli
kepada diri sendiri. Penderita penyakit sistem saraf ini kehilangan kemampuan dalam hal
mengingat peristiwa yang baru terjadi. Penerita penyakit sistem saraf ini kemudian menjadi
bingung, menjadi pelupa, sering mengulang-ulang pertanyaan yang sama, bahkan tersesat
saat berada di tempat yang tak asing baginya atau sering dikunjungi.

e. Stroke
Stroke merupakan kematian sel-sel otak disertai gangguan fungsinya yang disebabkan oleh
terganggunya aliran darah otak. Penyebab stroke yang paling umum adalah tekanan darah
tinggi atau arterosklerosis atau kedua-duanya.

f. Meningitis
Penyakit sistem saraf ini disebabkan karena terjadinya peradangan pada meninges. Penyakit
sistem saraf ini dapat menular, dan ditularkan melalui virus. Virus tersebut yang kemudian
menginfeksi selaput saraf pada manusia.
g. Polio
Polio merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh infeksi virus pada sel-sel
saraf motorik otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini menular dan jika sudah
menyerang tidak dapat diobati. Penularannya dapat melalui makanan. Pencegahan penyakit
ini dilakukan dengan vaksin antipolio yang diberikan pada bayi melalui imunisasi oral
(diminumkan).

h. Epilepsi
Epilepsi merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan karena adanya gangguan
penghantar impuls listrik pada sel-sel saraf, penderita tumor otak, trauma pada kepala,
pengguna obat-obat bius dan penderita cacat otak bawaan. Penderita epilepsi sering
mengalami kejang-kejang sampai dari mulutnya mengeluarkan cairan seperti busa. Epilepsi
dapat disembuhkan dengan berobat teratur.

B. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Endokrin ( Hormon )

1. Sindrom Adrenogenital
Sindrom Adrenogenital merupakan kelainan pada sistem endokrin karena terjadinya
kekurangan produksi glukokortikoid yang umumnya disebabkan oleh terjadinya kekurangan
enzim pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya hormon adrenotropin
meningkat dan merangsang zona retikularis untuk menskresikan androgen sehingga
mengakibatkan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pria pada seorang wanita, virilisme.

2. Struma
Struma merupakan pembengkakan kelenjar tiroid sehingga menimbulkan benjolan pada leher
bagian depan. Penyebabnya antara lain karena adanya peradangan tumor atau kekurangan
yodium.

3. Hipotiroidea
Hipotiroidea disebabkan oleh terjadinya kekurangan hormon tiroid. Penyebabnya adalah
kekurangan yodium pada makanan. Oleh karena itu, penyakit ini dapat dicegah dengan
mengonsumsi garam beryodium.

4. Hipertiroidea
Hipertiroidea disebabkan oleh terjadinya kelebihan sekresi hormon tiroid dari kadar normal.
Gejala-gejalanya adalah berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan
meningkat, jantung berdebar, dan BMR meningkat melebihi 20 sampai 100.

5. Sindrom Cushing
Sindrom Cushing merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh
terjadinya sekresi yang berlebihan dari glukokortikoid dan pemberian obat-obatan
kortikosteroid secara berlebihan.
B. Kelainan dan Penyakit pada Alat Indera

a. Kelainan pada Indra Penglihatan

1. Astigmatis ( mata silindris )


Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada mata yang menyebabkan penglihatan
menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat garis-garis horizontal
dan vertikal secara bersama-sama. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata
silindris.

2. Miopi ( Rabun Jauh )


Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat
melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan bayangan benda
jatuh di depan bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata
berlensa cekung (negatif).

3. Hipermetropi ( Rabun dekat )


Hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata
tidak dapat melihat dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan
bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai
kaca mata berlensa cembung (positif).

4. Presbiopia ( Rabun dekat dan Jauh )


Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak dapat
melihat dekat dan jauh. Hal itu terjadi karena daya akomodasi mata mulai berkurang.
Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa rangkap.

5. Rabun Senja ( Rabun Ayam )


Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat melihat dengan baik pada senja dan malam
hari ketika cahaya mulai rentang-remang. Gangguan penglihatan ini disebabkan oleh
kekurangan vitamin A. Cara mencegah dan mengatasi gangguan ini ialah dengan
mengonsumsi rnakanan yang banyak mensandung vitamin A.

b. Gangguan pada Indra Pendengaran

1. Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar terjadi
karena bakteri, jamur, atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya masuk bersama
air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau
virus, misalnya virus influenza.

2. Tuli Mendadak
Tuli mendadak merupakan keadaan emergensi di telinga, dimana telinga mengalami ketulian
secara mendadak, kadang tanpa disertai keluhan, umumnya mengenai satu telinga.
c. Gangguan pada Indra Peraba

1. Kutu air
Kutu air adalah sebuah infeksi jamur pada kulit, biasanya di antara jari kaki yang disebabkan
olehjamur parasit, penyakit ini menular.

2. Kusta
Kusta adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf
tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas.

3. Panu
Panu merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panu
ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Jamur
yang menyebabkan panau adalah Malassezia furfur.

d. Gangguan pada Indra Pengecap

1. Mati Rasa
Mati rasa dibedakan menjadi dua yaitu bersifat sementara dan bersifat permanen. Mati rasa
sementara terjadi ketika kita memakan atau meminum sesuatu yang suhunya terlalu panas
atau terlalu dingin. Sedangkan mati rasa permanen terjadi karena rusaknya jaringan saraf
yang berhubungan dengan indra pengecap di otak karena si penderita mengalami trauma pada
bagian tertentu di otak.

2. Kanker Lidah
Penyebab kanker lidah salah satunya rokok. Asap yang lama mengepul di rongga mulut dan
terkena lidah bisa memicu kanker lidah. penyebab terbesar terjadinya kanker lidah karena
merokok, terutama yang lebih dari 2 pack per hari. Risiko tersebut akan meningkat jika
mengonsumsi alkohol. Pengobatan dapat dilakukan dengan operasi, radiasi, sinar-X dan
kemoterapi.

e. Gangguan pada Indra Pembau

1. Anosmia
Anosmia adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau.
Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala,
keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan.

2. Rhinitis Alergika
Rhinitis Alergika terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap
partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang
partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler.
Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan
suatu reaksi alergi.
Teknologi yang Berhubungan dengan Sistem Koordinasi

 Teknologi Modern

1. Elektroneuromiografi (EMG)
EMG merupakan suatu pemeriksaan yang non-invasif dan dipergunakan untuk memeriksa
keadaan saraf perifer dan otot. Dan merupakan pelengkap dari pemeiksaan klinis neurologis
maupun pemeriksaan penunjang lain (mis. MRI), sehingga dari hasil-hasil pemeriksaan
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan.
Jangkauan pemeriksaan EMG adalah sesuai dengan gangguan Lower Motor Neuron (LMN)
yang meliputi cornu anterior, radiks, pleksus, saraf prefier, paut saraf otot dan otot.

2. Somato Senseric Evoked Potential (SSEP)


Adalah pemeriksaan yang dipergunakan untuk melihat atau mempelajari lesi-lesi yang
letaknya lebih proksimal, sepanjang jaras somato-sensorik (dengan kata lain yang tidak
terjangkau dengan EMG – jadi dapat yang bersifat Upper Neuron/UMN).

3. Intraoperatif Neurofisiologik Monitoring


Suatu tindakan yang dikerjakan akan menempuh resiko. Lapangan intraoperatif merupakan
satu bagian yang penuh dengan resiko dan pembedahan itu sendiri dapat menimbulkan
berbagai resiko pada system persyarafan dan anggota gerak. Sebagai metode alternatif dari
monitoring dan untuk menjaga keselamatan fungsi syaraf dari seorang pasien yang pada saat
sedang dalam keadaan terbius total, merupakan tujuan dari intraoperatif neurofisiologik
monitoring. Intraoperatif Neurofisiologik Monitoring merupakan bagian dari neurofisiologi
yang tergolong berusia masih sangat muda. Tujuan mendeteksi pada saat yang tepat setiap
terjadi kemundurang fungsi pada system persarafan yang dapat terjadi selama operasi
berlangsung, sehingga dapat segera kepada operator untuk segera memodifikasi tindakan
pembedahan agar fungsi dapat tetap terpelihara.

4. Anestesi
Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi
digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Beberapa tipe
anestesi adalah :
- Pembiusan total yaitu hilangnya kesadaran total
- Pembiusan lokal yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada
sebagian kecil daerah tubuh).
- Pembiusan regional yaitu hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh
blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.

5. Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG)


Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari
gambar dari rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan
interpretasinya. Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik
dengan voltase yang sangat kecil (mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk
diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat
ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dan
sebagainya. Tujuan yaitu kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa
penyakit yang berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan.
6. Personal Digital Assistant (PDA)
Banyak orang yang menderita amnesia merasa terbantu dengan penggunaan personal digital
assistant (PDA), seperti Palm Treo, BlackBerry atau iPhone. Dengan latihan dan praktek,
orang dengan amnesia parah sekali pun bisa menggunakan organizer elektronik ini untuk
membantu tugas-tugas mereka dari hari ke hari. Sebagai contoh, pasien bisa memprogram
PDA untuk mengingatkan peristiwa atau acara-acara penting atau untuk minum obat.

7. Angiografi.
Angiografi merupakan tes untuk mendeteksi apakah ada pembuluh darah yang tersumbat. Tes
ini dapat membantu diagnosis stroke, pembengkakan pembuluh darah otak dan untuk
menentukan tempat dan ukuran tumor otak. Angiografi melibatkan pemindaian menggunakan
sinar X untuk menghasilkan gambar pembuluh darah yang tersumbat.

8. Analisis cairan serebrospinal.


Tes ini dilakukan dengan mengambil dan memeriksa cairan yang melindungi otak dan saraf
tulang belakang. Cairan yang diperiksa bisa memberikan informasi ada tidaknya perdarahan,
infeksi, dan gangguan saraf lain. Pengambilan cairan serebrospinal dilakukan melalui metode
pungsi lumbal dan dilakukan di rumah sakit.

9. Electronystagmography (ENG).
Tes ini terdiri dari beberapa rangkaian metode pengujian yang digunakan untuk mendiagnosis
pergerakan abnormal mata, vertigo, dan gangguan Pemeriksaan dilakukan dengan
menempelkan sensor di sekitar mata.

10. Evoked potentials.


Tes ini dilakukan untuk mengukur sinyal elektrik ke otak yang dihasilkan indera
pendengaran, sentuhan, atau penglihatan.

 Teknologi Konvensional

1. Alat Pijat.
Alat bantu pijat yang memiliki banyak kegunaan antara lain, menlenyapkan otot yang kaku.

2. Alat Bekam.
Bekam kesehatan yang efisiensi dan steril. Dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

3. Alat-alat akupuntur.
Cara Penanganan Sistem Regulasi ( Koordinasi )

1. Pengobatan untuk mengatasi kondisi autoimun.


2. Membatasi kadar gula darah pada penderita diabetes.
3. Memperbaiki gizi.
4. Mengganti obat, jika obat menyebabkan kerusakan saraf.
5. Memberikan pereda rasa sakit, antidepresan trisiklik, atau beberapa obat antikejang
untuk mengurangi nyeri saraf.
6. Fisioterapi.
7. Pembedahan untuk mengatasi tekanan atau trauma pada saraf.
8. Suntikan Insulin (penderita diabetes 1)
9. Pengobatan, pembuangan, atau penghancuran dengan operasi atau terapi radiasi
10. Pemberian penganti hormon secara oral
11. Pemberian Antibiotik baik secara infus
12. Pemeriksaan cairan selaput otak (Lumbar puncture)
13. Melakukan terapi, paracetamol, diazepam

Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem Koordinasi

1. Pola Makan Sehat


Dengan pola makan yang benar, yakni mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tubuh akan
mendapatkan nutrisi yang cukup. Itu artinya setiap kali makan kita harus menyantap
makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (karbohidrat yang mengandung serat dan
zat gizi lainnya), vitamin serta mineral, protein, juga lemak. Tentu saja semua dalam jumlah
yang cukup, sesuai kebutuhan tubuh. Dengan pola makan sehat seperti ini maka sistem
koordinasi dapat berfungsi dengan baik.

2. Istirahat yang Cukup


Salah satu cara menjaga sistem koordinasi adalah dengan tidur yang cukup. Setelah
melakukan aktifitas fisik dan otak seharian, manusia membutuhkan istirahat yang optimum
yang juga menjadi alternatif untuk menciptakan pola hidup sehat karena pada saat manusia
melakukan ini, otot dan otak yang selama ini bekerja dapat relaksasi dan beristirahat.

3. Olahraga
Olahraga setiap hari dapat membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres
berkurang dan meningkatkan kemampuan otak. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah
oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak.

4. Hindari Stres
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang dikenal
karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan
mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon
norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan
naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik untuk menghindari stres baik di kantor atau di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai