KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah – Nya. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah dalam junjungan Nabi Muhammad SAW.
Sehingga kami segenap tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar tanpa ada halangan suatu apapun yang berarti.
SEJARAH INDONESIA 1
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1
SEJARAH INDONESIA 2
KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulis masih jauh dari kata sempurna untuk makalah ini karena masih
banyak kekurangan dalam makalah ini yang ditulis berdasarkan buku-buku dan
website tentang hal yang terkait
SEJARAH INDONESIA 3
KELOMPOK 2
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH INDONESIA 4
KELOMPOK 2
Belum lagi kerugian yang bersifat materi dan psikis masyarakat. Semua itu hanyalah akan
melahirkan penderitaan bagi masyarakat kita sendiri.
Untuk mewujudkan cita-cita, dan tujuan negara serta memelihara rasa kebersamaan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional:
1. Adanya kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan SARA dan
keanekaragaman budaya serta adat istiadat.
2. Adanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing
3. Adanya kemampuan untuk mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asing
4. Mampu berperan aktif dalam percaturan dunia di era globalisasi dalam berbagai
aspeknya
5. Bertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945
6. Menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan pengkajian
kritis dan sosialisasi terhadap identitas nasional.
Potensi disintegrasi bangsa pada masa kini bisa saja benar-benar terjadi bila bangsa
Indonesia tidak menyadari adanya potensi semacam itu. Karena itulah kita harus selalu
waspada dan terus melakukan upaya untuk menguatkan persatuan bangsa Indonesia.
SEJARAH INDONESIA 5
KELOMPOK 2
Sejarah Indonesia telah menunjukkan bahwa proses disintegrasi sangat merugikan. Antara
tahun 1948-1965 saja, gejolak yang timbul karena persoalan ideologi, kepentingan atau
berkait dengan sistem pemerintahan, telah berakibat pada banyaknya kerugian fisik, materi
mental dan tenaga bangsa.
Konflik dan pergolakan yang berlangsung diantara bangsa Indonesia bahkan bukan saja
bersifat internal, melainkan juga berpotensi ikut campurnya bangsa asing pada kepentingan
nasional bangsa Indonesia.
Beberapa kriteria untuk dapat diberikan gelar pahlawan nasional antara lain sebagai berikut.
1. Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya :
SEJARAH INDONESIA 6
KELOMPOK 2
Asal Daerah /
NO Nama SK Presiden Daerah Ket
Pengusul
Tjuk Njak Dhien 106 Tahun 1964
1. D. I. Aceh
1850 - 1908 2 – 5 – 1964
Tjut Meutia 107 Tahun 1964
2. D. I. Aceh
1870 2 – 5 – 1964
Raden Adjeng Kartini 108 Tahun 1964
3. Jawa Tengah
1879 - 1904 2 – 5 – 1964
Raden Dewi Sartika 252 Tahun 1966 1-2-
4. Jawa Barat
1884-1947 1966
Martha Christina Tijahahu 012/TK/1969
5. Maluku
1800-1818 20-5-1969
Maria Walanda Maramis 012/TK/1969 Sulawesi
6.
1872-1924 20-5-1969 Utara
Nyai Achmad Dachlan 042/TK/1971 D. I.
7.
1872-1946 22-9-1971 Yogyakarta
Nji Ageng Serang 084/TK/1974
8. Jawa Tengah
1752-1828 13-12-1974
H.Rasuna Said 084/TK/1974 Sumatera
9.
1910-1965 13-12-1974 Barat
Ny. Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto 060 / TK/ 1996
10. Surakarta
1923 – 1996 30 – 7 – 1996
Hj. Fatmawati Soekarno 118 / TK / 2000
11. Bengkulu
1923 – 1980 4 – 11 – 2000
085/TK/TH 2006 Sulawesi
12. Opu Daeng Risadju
3-11-2006 Selatan
SEJARAH INDONESIA 7
KELOMPOK 2
Biodata
Nama : Tjoet Nja’ Dhien (Cut Nyak Dien)
Asal Daerah : Aceh
Penetapan : 2 Mei 1964
Lahir : Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848.
Wafat : Sumedang Jawa Barat 6 November 1908.
Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar (suaminya), memimpin
berbagai peperangan di tanah rencong melawan pasukan Belanda
sejak tahun 1880. Belanda mengakui kewalahan menghadapi duet
pemimpin ini. Sepeninggal suaminya. Perjuangan Cut Nyak Dien
pernah dalam film drama epos berjudul Tjoet Nja' Dhien pada tahun
1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot dan dibintangi Christine
Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Pang Laot,
Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar dan juga didukung Rudy
Wowor. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik, dan
merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival
Film Cannes (tahun 1989).
Biodata
Nama : Tjoet Nja’ Meutia (Cut Nyak Meutia)
Asal Daerah : Aceh
Penetapan : 2 Mei 1964
Lahir : Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870
Wafat : Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910.
Awalnya Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap
Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku
Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong
berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi
pantai Lhokseumawe. Sepeninggal suaminya Tjoet Meutia
terus melakukan perlawanan kepada Belanda bersama
Pang Nagroe, hingga akhirnya tewas pada tanggal 26
September 1910.
SEJARAH INDONESIA 8
KELOMPOK 2
Biodata
Nama : Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto
Asal Daerah : Jawa Tengah
Penetapan : 30 Juli 1996
Biodata
Nama : Hj. Fatmawati Soekarno
Asal Daerah : Bengkulu
Penetapan : 4 Nopember 2000
Lahir : Bengkulu, 5 Februari 1923
Wafat : Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980
SEJARAH INDONESIA 9
KELOMPOK 2
Biodata
Nama : Hj. Rangkayo Rasuna Said
Asal Daerah : Sumatera Barat
Penetapan : 13 Desember 1974
Biodata
Nama : Maria Walanda Maramis
Asal Daerah : Sulawesi Utara
Penetapan : 20 Mei 1969
Lahir : Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872
Wafat : Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924
Bercita-cita memberdayakan kaum ibu, Mendirikan
organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya
(PIKAT) pada tahun 1917 untuk memperjuangkan
pendidikan bagi wanita khususnya kaum ibu agar dapat
meningkatkan kesehatan anak dan kesejahteraan keluarga.
Pada tahun 1919, beliau memperjuangkan agar wanita
memiliki hak suara di lembaga perwakilan Minahasa Raad.
Biodata
Nama : Martha Christina Tiahahu
Asal Daerah : Maluku
SEJARAH INDONESIA 10
KELOMPOK 2
Biodata
Nama : Nyai Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan
Asal Daerah : Daerah Istimewa Jogjakarta
Penetapan : 22 September 1971
Lahir : Kauman, Jogjakarta 1872
Wafat : Kauman, Jogjakarta 31 Mei 1946
Lebih akrab dengan panggilan Nyai Ahmad Dahlan,
memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di bidang
pengetahuan agama dengan mengadakan pengajian untuk
kalangan wanita. Pengajian ini akhienya berkembang dan
menjadi wadah organisasi ibu-ibu yang bernama
“Lembaga ‘Aisyiyah” dalam organisasi Muhammadiyah.
Biodata
Nama : Nyi Ageng Serang
Asal Daerah : Jawa Tengah
Penetapan : 13 Desember 1974
Lahir : Purwodadi, Jawa Tengah, 1752
Wafat : Yogyakarta, 1828
SEJARAH INDONESIA 11
KELOMPOK 2
Biodata
Nama : Opu Daeng Risadju
Asal Daerah : Sulawesi Selatan
Penetapan : 3 Nopember 2006
Lahir : Palopo, Sulawesi Selatan 1880
Biodata
Nama : Raden Ajeng Kartini
Asal Daerah : Jawa Tengah
Penetapan : 2 Mei 1964
Lahir : Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879
Wafat : Rembang, 17 September 1904
SEJARAH INDONESIA 12
KELOMPOK 2
Biodata
Nama : Raden Dewi Sartika
Asal Daerah : Jawa Barat
Penetapan : 1 Desember 1966
Lahir : Bandung, 4 Desember 1884
Wafat : Tasikmalaya, 11 September 1947
Tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita dengan
mendirikan Saloka Istri pada tahun 1904. Bakat dalam cara
Dewi Sartika memberi pelajaran kepada para masyarakat
terutama kaum perempuan di sekitar lingkungan tempat
tinggalnya, telah menjadikan semangat dan cita-cita untuk
terus berupaya agar anak-anak dan kaum perempuan
pribumi bisa mendapat kesempatan memperoleh ilmu
pengetahuan.
SEJARAH INDONESIA 13
KELOMPOK 2
Ismail Marzuki
Lagu-lagu Ismail Marzuki yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan yang menggugah rasa
kecintaan terhadap tanah air dan bangsa, antara lain Rayuan Pulau Kelapa (1944), Halo-Halo
Bandung (1946) yang diciptakan ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, Selendang
Sutera (1946) yang diciptakan pada saat revolusi kemerdekaan untuk membangkitkan
semangat juang pada waktu itu dan Sepasang Mata Bola (1946) yang menggambarkan
harapan rakyat untuk merdeka. Meskipun memiliki fisik yang tidak terlalu sehat karena
memiliki penyakit TBC, Ismail Marzuki tetap bersemangat untuk terus berjuang melalui seni.
Hal ini menunjukkan betapa rasa cinta pada tanah air begitu tertanam kuat dalam dirinya.
SEJARAH INDONESIA 14
KELOMPOK 2
D. Perempuan Pejuang
Opu Daeng Risaju
SEJARAH INDONESIA 15
KELOMPOK 2
membuat jera bagi Opu Daeng Risaju. Setelah keluar dari penjara Opu Daeng Risaju semakin
aktif dalam menyebarkan PSII. Hukuman penjara tersebut ternyata tidak membuat jera bagi
Opu Daeng Risaju. Setelah keluar dari penjara Opu Daeng Risaju semakin aktif dalam
menyebarkan PSII. Walaupun sudah mendapat tekanan yang sangat berat baik dari pihak
kerajaan dan pemerintah kolonial Belanda, Opu Daeng Risaju tidak menghentikan
aktivitasnya. Dia mengikuti kegiatan dan perkembangan PSII baik di daerahnya maupun di
tingkat nasional. Pada tahun 1933 Opu Daeng Risaju dengan biaya sendiri berangkat ke Jawa
untuk mengikuti kegiatan Kongres PSII. Dia berangkat ke Jawa dengan biaya sendiri dengan
cara menjual kekayaan yang ia miliki. Kedatangan Opu Daeng Risaju ke Jawa, ternyata
menimbulkan sikap tidak senang dari pihak kerajaan. Opu Daeng Risaju kembali dipanggil
oleh pihak kerajaan.
Dia dianggap telah melakukan pelanggaran dengan melakukan kegiatan politik. Oleh
anggota Dewan Hadat yang pro-Belanda, Opu Daeng Risaju dihadapkan pada pengadilan
adat dan Opu Daeng Risaju dianggap melanggar hukum (Majulakkai Pabbatang). Anggota
Dewan Hadat yang proBelanda menuntut agar Opu Daeng Risaju dijatuhi hukuman dibuang
atau diselong. Akan tetapi Opu Balirante yang pernah membela Opu Daeng Risaju, menolak
usul tersebut. Akhirnya Opu Daeng Risaju dijatuhi hukuman penjara selama empat belas
bulan pada tahun 1934.
SEJARAH INDONESIA 16
KELOMPOK 2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Beberapa peristiwa konflik yang terjadi pada masa kini, harus kita lihat sebagai
potensi disintegrasi bangsa yang dapat merusak persatuan negeri. Maka ada
baiknya bila kita belajar dari perjalanan sejarah nasional kita, yang juga pernah
diwarnai dengan aneka proses konflik dengan segala akibat yang merugikan,
baik jiwa, fisik, materi, psikis dan penderitaan rakyat. Bagaimanapun, salah
satu guna sejarah adalah dapat memberi hikmah atau pelajaran bagi kehidupan.
2. Selain dari peristiwa sejarah, kita dapat juga mengambil hikmah dari teladan
para tokoh sejarah. Diantara mereka adalah para pahlawan nasional yang
berjuang untuk persatuan bangsa dengan tidak hanya menggunakan senjata,
tetapi juga melalui karya berupa seni, tulisan, musik, sastra atau ilmu
pengetahuan.
B. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan
strategipertahanan serta upaya-upaya apa yang akan ditempuh, maka
disarankanbeberapa langkah sebagai berikut :
SEJARAH INDONESIA 17
KELOMPOK 2
DAFTAR PUSTAKA
http://mkssej4.blogspot.com/2012/10/ancaman-disintegrasi-bangsa.html
http://akbarsenamangge.blogspot.com/2012/04/ancaman-disintegrasi-
bangsa.html
http://pengensenyumblog.blogspot.com/2010/09/perjuangan-terhadap
ancaman_29.html
http://salmanazhari.blogspot.com/2010/03/bahaya-disintegrasi-bangsa-
akibat.html
http://www.scribd.com/doc/86754993/Makalah-disintegrasi-bangsa
SEJARAH INDONESIA 18