Anda di halaman 1dari 39

Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh

faktor-faktor sebagai berikut.


a. Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan
Blok

Timur

yang

bersaing

untuk

memperebutkan pengaruh dunia internasional.


Blok Barat diikat dalam suatu pertahanan yang
bernama

NATO

(North

Atlantic

Treaty

Organization), sedangkan Blok Timur terikat


dalam Pakta Warsawa.
b. Adanya kecemasan negara-negara yang
baru saja mencapai kemerdekaannya. Mereka
merasa cemas karena persaingan antara blok
adidaya tersebut.
c. Adanya "Dokumen Brioni" yang merupakan
pernyataan dari presiden Josep Broz Tito
(Yugoslavia). Perdana Menteri Jawaharlal
Nehru (India), dan Presiden Gamal Abdul

Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni,


Yugoslavia.

Dokumen

tersebut

memuat

prinsip-prinsip dasar untuk mempersatukan


gerakan NonBlok.
d. Adanya pertemuan lima orang negarawan
NonBlok di markas besar PBB dalam siding
Umum PBB ke-15 tahun 1960, kelima orang
negarawan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Presiden Sukarno, dari Indonesia
2) PM Jawaharlal Nehru, dari India
3)

Presiden

Gamal

Abdul

Naser,

dari

RPA/Mesir
4) Presiden Kwame Nkrumah, dari Ghana
5) Presiden Josep Broz, dari Yugoslavia
Mereka ini kemudian dikenal sebagai pendiri
Gerakan NonBlok

e. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis


ini terjadi karena Uni Soviet membangun
pangkalan rudal di Kuba secara besar-besaran.
Amerika

Serikat

merasa

terancam

dan

memprotes tindakan Uni Soviet tersebut.


Situasi

dunia

menjadi

tegang,

hal

ini

mendorong negara-negara Non Blok untuk


segera menyelenggarakan KTT NonBlok.
.Tujuan Gerakan NonBlok
Tujuan Gerakan NonBlok semula adalah
meredakan ketegangan dunia sebagai akibat
pertentangan antara Blok Barat dan Blok
Timur. Dalam perkembangannya tidak hanya
terbatas pada usaha perdamaian saja, tetapi
juga berkaitan dengan hak asasi manusia,
ekonomi dan hubungan antarbangsa. Adapun

tujuan Gerakan NonBlok dapat dirinci sebagai


berikut.
a. Berkaitan dengan Perdamaian Dunia
1) Mengusahakan terwujudnya perdamaian
dunia dan hidup bergampingan secara damai.
2) Menyelesaikan persengketaan antarbangsa
secara damai.
3)

Mengusahakan

tercapainya

perlucutan

senjata secara menyeluruh.


4) Menolak adanya persekutuan militer.
5) Menolak adanya pangkalan asing dan
pasukan asing di suatu negara.
b. Berkaitan dengan Hak Asasi Manusia
Menentang

kolonialisme,

apartheid.
c. Berkaitan dengan Ekonomi

rasialisme,

dan

1) Memperjuangkan kemerdekaan di bidang


ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan
derajat bagi keuntungan bersama.
2) Mengusahakan terwujudnya kerja sama
negara-negara

maju

dan

negara-negara

berkembang untuk menata ekonomi dunia


yang lebih adil dan merata.
d. Berkaitan dengan Hubungan Antarbangsa
1)

Mengusahakan

hubungan

antarbangsa

secara demokratis.
2) Memelihara dan meningkatkan persatuan
negara-negara Non Blok.
Latar Belakang Gerakan Non-Blok
Ada beberapa fenomena menarik yang muncul
setelah Perang Dunia II berakhir. Sebagian
tokoh-tokoh dunia mendeklarasikan berdirinya
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada
tanggal 24 Oktober 1945.

Sementara itu, negara-negara Eropa justru


terpecah menjadi dua blok besar, yaitu Blok
Barat dipimpin Amerika Serikat dan Blok
Timur dipimpin Uni Soviet.
Seiring dengan perkembangan itu, negaranegara di Asia dan Afrika bersatu membentuk
kekuatan baru setelah berlangsungnya
Konferensi Asia Afrika tanggal 1824 April
1955 di Bandung.
Hasil-hasil KAA inilah yang mampu
mengubah peta politik dunia. Mengapa? Hasil
KAA ternyata dijadikan landasan bagi tokohtokoh politik dari belahan dunia Asia dan
Afrika untuk membentuk ikatan sendiri.
Ikatan antarnegara yang hendak mereka
bentuk itu terlepas dari pengaruh ketegangan
antara Blok Barat dan Timur. Dari sinilah kita
bisa merunut lahirnya Gerakan Non-Blok
(Non-Aligned Movements).
Pendiri dan pemrakarsa Gerakan Non Blok

Tercatat sebagai pendiri gerakan ini antara


lain;
1.

Ir. Soekarno (Indonesia),

2.

Joseph Bros Tito (Yugoslavia),

3.

Gamal Abdul Nasser (Mesir),

4.

Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan

5.

Kwame Nkrumah (Ghana).

Gerakan non blok didirikan pada tahun 1961


di kota Beograd, Organisasi yang didirikan
pada tanggal 1 September 1961 ini
menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi
I (KTT I) di Beograd, Yugoslavia tanggal 16
September 1961.

Hadir pada saat itu 25 kepala negara dan


kepala pemerintahan serta 3 negara sebagai
peninjau antara lain Afganistan, Aljazair,
Burma, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba,
Cyprus, Ethiopia, Ghana, Guinea, India,
Indonesia, Irak, Lebanon, Mali, Maroko,
Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Tunisia,
RPA, Yaman, dan Yugoslavia. Sebagai negara
peninjau adalah Bolivia, Brasil, dan Ekuador.
Latar Belakang ASEAN
Terbentuknya
sebuah
organisasi
internasional sudah barang tentu
ada sesuatu yang mendasarinya,
begitu juga dengan dibentuknya
ASEAN yang merupakan sebuah
organisasi
internasional
yang
menaungi
negara-negara
yang
berada dikawasan Asia Tenggara
yang tentunya juga ada yang
mendasarinya. Dan inilah beberapa

latar belakang terbentuknya ASEAN


sesuai dengan Deklarasi Bangkok.
1. Persamaan Letak Geografis.
Salah satu hal yang mendasari
terbentuknya ASEAN adalah karena
negara-negara tersebut memiliki
kesamaan dalam hal geografis.
Indonesia dan negara-negara ASEAN
lainnya berada dikawasan Asia
Tenggara, selain itu negara-negara
tersebut juga terletak diantara dua
samudera yaitu Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik.
2. Persamaan Budaya.

Selain memiliki kesamaan dalam sisi


geografis,
negara-negara
ASEAN
juga mempunya kesamaan dalam
nilai-nilai dasar kebudayaan. Sejarah
mencatat
bahwa
negara-negara
yang
berada
dikawasan
Asia
Tenggara memiliki budaya, bahasa,
serta tata kehidupan dan pergaulan
yang
hampir
sama
karena
merupakan para pewaris peradaban
sebelumnya yang disebut dengan
rumpun Melayu Austronesia.
3. Persamaan Nasib.
Selain Thailand, negara-negara yang
berada dikawasan Asia Tenggara
merupakan negara-negara jajahan,
misalnya
Indonesia
merupakan
negara jajahan Belanda, Malaysia

dan Singapura merupakan negara


jajahan Inggris, dan juga Filipina
yang merupakan negara jajahan
Spanyol. Hal inilah yang menjadi
salah
satu
dasar
terciptanya
organisasi
internasional
ASEAN
dikarenakan rasa kesetiakawanan
dan
perasaan
senasib
sepenanggungan antara negaranegara tersebut.
4. Persamaan Kepentingan.
Hal yang tidak kalah pentingnya dari
sebab-sebab
yang
membuat
terbentuknya organisasi dikawasan
Asia Tenggara ini adalah kerana
adanya
persamaan
kepentingan
antara
negara-negara
tersebut.
Negara-negara
dikawasan
Asia

Tenggara ini memiliki kebulatan


tekad dan tujuan untuk sama-sama
berkontribusi
dalam
hal
pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial, perkembangan budaya, serta
hal-hal yang erat kaitannya dengan
keamanan dan stabilitas politik
dikawasan.
Tujuan Berdirinya ASEAN
Adapun tujuan ASEAN sebagai
organisasi regional adalah sebagai
berikut :
1. Mempercepat pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial dan
kebudayaan melalui usah-usah
bersama berdasarkan semangat
kebersamaan, perekutuan, dan hidup
damaidi kalangan bangsa di Asia
Tenggara.
2. Memajukan perdamaian dan
stabilitas regional dengan jalan

saling menghormati keadilan tata


tertib hukum dalam hubungan antar
negaradi Asia Tenggara.
3. Meningkatkan kerjasama secara
aktif dan saling membantu dalam
hal-hal yang menjadi kepentingan
bersama dalam bidang ekonomi,
sosial, kebudayaan, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi.
4. Memberikian bantuan satu sama
lain dalam fasilitas-fasilitas latihan
dan penelitian di sektor-sektor
pendidikan, profesi, teknik, dan
administrasi.
5. Bekerja sama secara efektif
dalam memanfaatkan potensi
pertanian dan industri, perluasan
perdagangan, perbaikan fasilitasfasilitas komunikasi.
Perhimpunan Bangsa-bangsa
Asia Tenggara (Perbara)[5][6] atau

lebih populer dengan sebutan


Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) merupakan
sebuah organisasi geo-politik dan
ekonomi dari negara-negara di
kawasan Asia Tenggara, yang
didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967
berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand
Tokoh dan Negara Pendiri ASEAN
Profil 5 Tokoh Pendiri ASEAN
1. Adam Malik
Adam Malik merupakan salah satu
tokoh pendiri ASEAN yang saat itu
menjabat sebagai menteri luar
negeri Republik Indonesia.
Negarawan kelahiran Pematang
Siantar (Sumatera Utara), 22 Juli

1917 pernah menjabat sebagai wakil


presiden Republik Indonesia pada
masa orde baru yang saat itu
presidennya adalah Soeharto. Beliau
dikenal sebagai orang yang cerdas
dan memiliki hobi baca buku.
2. Tun Abdul Razak
Tun Abdul Razak merupakan menteri
luar negeri Malaysia (saat itu) yang
menjadi salah satu tokoh pendiri
organisasi
internasional
ASEAN.
Negarawan Malaysia yang lahir pada
11 Maret 1922 ini dikenal cerdas,
sejarah mencatat bahwa beliau
pernah
mengenyam
pendidikan
diluar Malaysia yaitu di Inggris.
Karena jasanya kepada negara

Malaysia, beliau diberi gelar Bapak


Pembangunan Malaysia.
3. Thanat Khoman
Tokon pendiri ASEAN yang tidak
kalah peranannya adalah Thanat
Khoman yang saat itu merupakan
menteri luar negeri negara Thailand.
Negarawan yang dikenal cerdas ini
merupakan
sedikit
dari
orang
Thailand yang bergelar doktor dari
universitas ternama di Prancis. Nama
beliau
sangat
harus
dimata
masyarakat Thailand, dan puncak
karir politiknya adalah Wakil Perdana
Menteri Thailand.
4. Narciso Ramos

Narciso Ramos merupakan salah


satu pendiri ASEAN yang saat itu
merupakan menteri luar negeri
negara Filipina. Masyarakat Filipina
mengenalnya sebagai tokoh yang
karismatik, beliau pernah menjabat
sebagai
diplomat,
politikus,
pengacara dan juga wartawan. Perlu
kalian ketahui semuanya bahwa
Narciso Ramos merupakan orang
pertama
yang
memberikan
sambutan dalam deklarasi tersebut.
5. S. Rajaratnam
Tokoh pendiri ASEAN lainnya yang
peranannya begitu besar adalah S.
Rajaratnam
yang
merupakan
perwakilan Singapura yang saat itu

adalah menteri luar negeri negara


Singapura. Negarawan Singapura
kelahiran Sri Lanka ini dikenal
sebagai politikus hebat Singapura
dimana puncak karir politiknya
adalah
wakil
Perdana
Menteri
Singapura yang pernah dijabatnya
selama lima tahun (1980 - 1985).
3.OKI
Home
PKN
Sejarah dan tujuan organisasi
konferensi islam (OKI)
Sejarah dan tujuan organisasi
konferensi islam (OKI)
Indonesia merupakan negara yang
penduduknya mayoritas beragama Islam. Oleh
karena itu, Indonesia ikut menjadi anggota
Organisasi Konferensi Islam (OKI).

a. Sejarah pembentukan OKI


Pada 25 sampai 26 Agustus 1969, berlangsung
konferensi darurat para menteri luar negeri
anggota Liga Arab. Hasil konferensi tersebut
adalah mendesak agar diselenggarakan KTT
Negara Islam. Tugas menyiapkan KTT
tersebut kemudian diserahkan kepada Saudi
Arabia dan Maroko. Saudi Arabia kemudian
membentuk panitia penyelenggara KTT yang
beranggotakan Malaysia, Palestina, Saudi
Arabia, Maroko, Somalia, dan Nigeria.
Pada 22 25 September 1969 diadakan KTT
di Rabat Maroko. Keputusan yang dihasilkan
dalam KTT tersebut adalah kutukan terhadap
tindakan Israel menduduki Yerusalem dan
rencana konferensi tingkat menteri luar negeri
negra Islam di Jeddah, Saudi Arabia.
Berdasarkan keputusan konferensi di Jeddah
iniah dibentuk Organisasi Konferensi Islam di
Karachi, Pakistan pada Desember 1970.
b. Tujuan OKI

Tujuan dibentuknya Organisasi Konferensi


Islam (OKI), antara lain:
1) Meningkatkan solidaritas Islam
antaranggotanya
2) Berusaha menghapuskan perbedaan rasial,
kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya, serta masalah diskriminasi.
3) Mengkoordinasi usaha-usaha untuk
melindungi tempat-tempat suci Islam
4) Membendung dan membantu perjuangan
rakyat Palestina untuk memperoleh hak-hak
serta tanah airnya
5) Memperteguh perjuangan Islam dengan
maksud melindungi kehormatan,
kemerdekaan, dan hak-hak nasional mereka.
Latar belakang berdirinya OKI
Terjadinya pembakaran masjidil Aqsha
oleh Israel.

Israel menduduki negara-negara jazirah


Arab yang menyebabkan perang ArabIsrael pada tahun 1967.
Isreal menduduki Yarussalem.
Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Juli 15, 2008 pada 7:09 am
(Uncategorized)
I. Latar Belakang Didirikannya OKI

Organisasi

Konferensi

Islam

(OKI) merupakan organisasi internasional


non

militer

yang

didirikan

di

Rabat,Maroko pada tanggal 25 September


1969. Dipicu oleh peristiwa pembakaran
Mesjid Al Aqsha yang terletak di kota Al
Quds (Jerusalem) pada tanggal 21 Agustus
1969 telah menimbulkan reaksi keras
dunia, terutama dari kalangan umat Islam.

Saat itu dirasakan adanya kebutuhan yang


mendesak

untuk

mengorganisir

dan

menggalang kekuatan dunia Islam serta


mematangkan

sikap

dalam

rangka

mengusahakan pembebasan Al Quds.


Atas prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi
dan Raja Hassan II dari Maroko, dengan
Panitia Persiapan yang terdiri dari Iran,
Malaysia, Niger, Pakistan, Somalia, Arab
Saudi

dan

Maroko,

terselenggara

Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam


yang

pertama

September

1969

pada
di

tanggal
Rabat,

22-25
Maroko.

Konferensi ini merupakan titik awal bagi


pembentukan Organisasi Konferensi Islam
(OKI).

Secara umum latar belakang terbentuknya


OKI sebagai berikut :
1) Tahun 1964 : Pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Arab di Mogadishu timbul
suatu ide untuk menghimpun kekuatan
Islam dalam suatu wadah internasional.
2) Tahun 1965 : Diselenggarakan Sidang
Liga Arab sedunia di Jeddah Saudi Arabia
yang mencetuskan ide untuk menjadikan
umat Islam sebagai suatu kekuatan yang
menonjol

dan

untuk

solidaritas

Islamiyah

menggalang
dalam

usaha

melindungi umat Islam dari zionisme


khususnya.
3) Tahun 1967 : Pecah Perang Timur
Tengah melawan Israel. Oleh karenanya

solidaritas Islam di negara-negara Timur


Tengah meningkat.
4) Tahun 1968 : Raja Faisal dari Saudi
Arabia

mengadakan

kunjungan

ke

beberapa negara Islam dalam rangka


penjajagan lebih lanjut untuk membentuk
suatu Organisasi Islam Internasional.
5) Tahun 1969 : Tanggal 21 Agustus 1969
Israel merusak Mesjid Al Agsha. Peristiwa
tersebut

menyebabkan

memuncaknya

kemarahan umat Islam terhadap Zionis


Israel.
Seperti telah disebutkan diatas, Tanggal
22-25 September 1969 diselenggarakan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negaranegara Islam di Rabat, Maroko untuk
membicarakan pembebasan kota Jerusalem

dan Mesjid Al Aqsa dari cengkeraman


Israel. Dari KTT inilah OKI berdiri.
II. Tujuan Didirikannya OKI
Secara
umum
tujuan
didirikannya
organisasi

tersebut

adalah

untuk

mengumpulkan bersama sumber daya


dunia

Islam

kepentingan

dalam

mempromosikan

mereka

dan

mengkonsolidasikan segenap upaya negara


tersebut untuk berbicara dalam satu bahasa
yang sama guna memajukan perdamaian
dan keamanan dunia muslim. Secara
khusus,

OKI

bertujuan

pula

untuk

memperkokoh solidaritas Islam diantara


negara

anggotanya,

memperkuat

kerjasama dalam bidang politik, ekonomi,


sosial, budaya dan iptek.

Pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM)


III OKI bulan February 1972, telah
diadopsi piagam organisasi yang berisi
tujuan OKI secara lebih lengkap, yaitu :
A. Memperkuat/memperkokoh :
1) Solidaritas diantara negara anggota;
2) Kerjasama dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan iptek.
3) Perjuangan umat muslim

untuk

melindungi kehormatan kemerdekaan dan


hak- haknya.
OKI (Organisasi Konferensi Islam)
Organisasi ini didirikan pada tanggal 25
September 1969 berdasarkan Deklarasi
Rabat (Maroko) atas prakarsa Raja
Hussein II (Maroko) dan Raja Faisal (Arab
Saudi).
Sekretaris
Jenderal
OKI
berkedudukan di Jeddah (Arab Saudi)
Latar Belakang berdirinya APEC, Di latar
belakangi oleh beberapa faktor berikur :

1. Perubahan dalam konstelasi politik


dunia, seperti munculnya berbagai
kelompok perdagangan regional yang
brrsifat tertutup dan cenderung
membedakan kedudukan negara-negara
Asia Pasifik dalam bidang perdagangan
ekonomi dan Investasi
b. Adanya dinamika proses globalisasi.
Dinamika ini berdampak pada perubahan
yang sangat luas dan terjadi sangat global
di seluruh belahan bumi termasuk kawasan
asia pasifik. Perubahan ini kemudian
mendorong perubahan perekonomian
negara-negara di kawasan asia pasifik
menjadi saling tergantung (Interpedensi)
3. Adanya kekhawatiran gagalnya
perundingan putaran Uruguay (Masalah
Perdagangan Bebas)
4. Adanya perubahan besar di bidang
politik dan ekonomi yang terjadi
berlangsung di Uni Soviet dan Eropa timur
5. Berkembangnya bidang teknologi
komunikasi yang mendukung terwujudnya
kerja sama Negara-negara asia Pasifik

B. Tujuan APEC Memiliki beberapa


Tujuan adalah sebagai berikut :
1. menggalang kerja sama ekonomi
negara-negara di kawasan Asia Pasifik atas
dasar saling menguntungkan
2. Memperkuat diri menghadapi
persaingan ekonomi dunia yang cenderung
bersifat tertutup
3. Menghadapi Globalisasi ekonomi agar
tidak menjadi Korban
4. Untuk mengantisipasi apabila
perundingan Putaran Uruguay Gagal.
Tags : Latar Belakang Berdiri APEC Tujuan APEC
APEC, singkatan dari Asia-Pacific Economic
Cooperation atau Kerjasama Ekonomi Asia
Pasifik, adalah forum ekonomi 21 negara di
Lingkar Pasifik[1] yang bertujuan untuk
mengukuhkan pertumbuhan ekonomi,
mempererat komunitas dan mendorong
perdagangan bebas di seluruh kawasan AsiaPasifik. APEC didirikan pada tahun 1989
sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan

interdependensi ekonomi negara-negara AsiaPasifik dan lahirnya blok perdangangan lain di


bagian-bagian lain dunia; ketakutan akan
Jepang mendominasi kegiatan ekonomi di
kawasan Asia-Pasifik, dan untuk mendirikan
pasar baru untuk produk agrikultural dan
bahan mentah di luar Eropa.[2]
Rapat tahunan APEC dihadiri oleh kepala
pemerintahan dari seluruh negara anggota
APEC kecuali Taiwan (yang diwakilkan oleh
pejabat level menteri yang dinamai Tionghoa
Taipei sebagai kepala ekonomi[3]). Lokasi rapat
dirotasi tiap tahun di antara negara anggota,
dan sebagai tradisi, yang diikuti oleh hampir
semua pertemuan, setiap kepala pemerintahan
yang hadir mengenakan pakaian tradisional
negara tuan rumah.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Anggota APEC
3 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC

o 3.1 Tabel KTT APEC


4 Pranala luar
5 Catatan kaki
Sejarah
Tanggal Januari 1989, Perdana Menteri
Australia Bob Hawke mengusulkan untuk
didirikannya kerjasama ekonomi yang lebih
efektif untuk kawasan Asia-Pasifik. Hal ini
berujung pada pertemuan pertama APEC di
ibukota Australia, Canberra, diketuai oleh
Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans.
Rapat ini dihadiri oleh menteri dari 12 negara,
dan berujung pada komitmen untuk
mengadakan pertemuan tahunan untuk masa
depan di Singapura dan Korea Selatan.
Negara-negara dari Perhimpunan BangsaBangsa Asia Tenggara (ASEAN) menentang
usulan awal, dan sebagai gantinya
mengusulkan Kaukus Ekonomi Asia Timur
yang tidak memasukkan negara non-Asia
seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia,
dan Selandia Baru. Usulan ini ditentang oleh

negara-negara di kawasan Amerika, dan


dikiritik dengan pedas oleh Jepang dan
Amerika Serikat.
Pertemuan pertama Rapat Ekonomi Pemimpin
APEC diadakan pada tahun 1993 ketika
Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, setelah
berdiskusi dengan Perdana Menteri Australia
Paul Keating, mengundang para kepala
pemerintahan dari negara-negara anggota
untuk menghadiri pertemuan di Pulau Blake.
Clinton berharap bahwa hal ini akan
melanjutkan negosiasi Uruguay Round yang
sedang terhambat. Dalam rapat tsb., beberapa
pemimpin menyerukan untuk kelanjutan
pengurangan batasan-batasan perdagangan dan
investasi, dan menggagas visi sebuah
komunitas di kawasan Asia-Pasifik yang dapat
mendorong kesejahteraan melalui kerjasama.
Akhirnya, didirikanlah pusat Sekretariat APEC
di Singapura untuk mengkoordinasi kegiatan
dari organisasi tsb.
Dalam pertemuan tahun 1994 di Bogor,
Indonesia, para pemimpin APEC mengadopsi
Bogor Goals yang bertujuan mendorong

perdagangan dan investasi terbuka di AsiaPasifik dimulai tahun 2010 untuk ekonomi
industri dan tahun 2020 untuk ekonomi
berkembang. Tahun 1995, APEC mendirikan
badan konsultan bisnis bernama APEC
Business Advisory Council (ABAC), yang
tersusun oleh tiga eksekutif bisnis dari
masing-masing negara anggota.
Bulan April 2001, APEC berkerjasama dengan
lima organisasi internasional lainnya
(Eurostat, IEA, OLADE, OPEC dan UNSD)
untuk meluncurkan Joint Oil Data Exercise,
yang sekarang dinamai Joint Organization
Data Initiative (JODI).
Anggota APEC
Saat ini, APEC memiliki 22 anggota,
kebanyakan adalah negara yang memiliki garis
pantai ke Samudra Pasifik. Meskipun begitu,
kriteria keanggotaan yaitu setiap anggota
adalah lebih kepada ekonomi terpisah,
dibandingkan dengan negara terpisah. Sebagai
hasilnya, dalam menyebut anggotanya, APEC

menggunakan istilah ekonomi anggota, bukan


negara anggota.
APEC berdiri pada bulan November
1989 di Canberra, Australia
diprakarsai Perdana Menteri
Australia, Bob Hawke.
Ada dua belas negara pendiri APEC,
yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia,
Thailand, Filipina, Brunei
Darussalam, Jepang, Republik Korea,
Australia, Selandia Baru, Kanada,
dan Amerika Serikat.
Tujuan APEC adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan dan
pertumbuhan ekonomi di kawasan
Asia Pasifik dan meningkatkan kerja
sama ekonomi melalui peningkatan
volume perdagangan dan investasi.
Selan itu, APEC bertujuan untuk
memperjuangkan kepentingan

ekonomi di kawasan tersebut di


tengah-tengah perkembangan
ekonomi internasional. Untuk
mencapai tujuan tersebut APEC
melakukan kerja sama dalam tiga
ruang lingkup yang disebut dengan
Tiga Pilar Kerja Sama APEC. Ketiga
pilar itu adalah liberalisasi
perdagangan dan investasi, fasilitasi
usaha, kerja sama ekonomi, dan
teknik.
Sejarah Pembentukan APEC
dilatarbelakangi oleh perubahan di Uni Soviet
dan Eropa Timur. Runtuhnya Uni Soviet
dengan sistem ekonomi komunisnya, diikuti
perubahan sistem ekonomi negara-negara di
Eropa Timur yang sebelumnya menjadi
pengikutnya. Sistem ekonomi komunis yang
tertutup secara bertahap berubah menjadi
sistem ekonomi liberal yang bebas. Sehingga,
muncullah kesadaran bahwa pada dasarnya

setiap negara saling membutuhkan. Saat itu


berlangsung perundingan Putaran Uruguay
yang membahas tatanan perdagangan dunia.
Putaran Uruguay adalah perundingan Negaranegara anggota GATT (GenTanggal Januari
1989, Perdana Menteri Australia Bob Hawke
mengusulkan untuk didirikannya kerjasama
ekonomi yang lebih efektif untuk kawasan
Asia-Pasifik. Hal ini berujung pada pertemuan
pertama APEC di ibukota Australia, Canberra,
diketuai oleh Menteri Luar Negeri Australia
Gareth Evans. Rapat ini dihadiri oleh menteri
dari 12 negara, dan berujung pada komitmen
untuk mengadakan pertemuan tahunan untuk
masa depan di Singapura dan Korea Selatan.
Negara-negara dari Perhimpunan BangsaBangsa Asia Tenggara (ASEAN) menentang
usulan awal, dan sebagai gantinya
mengusulkan Kaukus Ekonomi Asia Timur
yang tidak memasukkan negara non-Asia
seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia,
dan Selandia Baru. Usulan ini ditentang oleh

negara-negara di kawasan Amerika, dan


dikiritik dengan pedas oleh Jepang dan
Amerika Serikat.
Pertemuan pertama Rapat Ekonomi Pemimpin
APEC diadakan pada tahun 1993 ketika
Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, setelah
berdiskusi dengan Perdana Menteri Australia
Paul Keating, mengundang para kepala
pemerintahan dari negara-negara anggota
untuk menghadiri pertemuan di Pulau Blake.
Clinton berharap bahwa hal ini akan
melanjutkan negosiasi Uruguay Round yang
sedang terhambat. Dalam rapat tsb., beberapa
pemimpin menyerukan untuk kelanjutan
pengurangan batasan-batasan perdagangan dan
investasi, dan menggagas visi sebuah
komunitas di kawasan Asia-Pasifik yang dapat
mendorong kesejahteraan melalui kerjasama.
Akhirnya, didirikanlah pusat Sekretariat APEC
di Singapura untuk mengkoordinasi kegiatan
dari organisasi tsb.
Dalam pertemuan tahun 1994 di Bogor,
Indonesia, para pemimpin APEC mengadopsi
Bogor Goals yang bertujuan mendorong

perdagangan dan investasi terbuka di AsiaPasifik dimulai tahun 2010 untuk ekonomi
industri dan tahun 2020 untuk ekonomi
berkembang. Tahun 1995, APEC mendirikan
badan konsultan bisnis bernama APEC
Business Advisory Council (ABAC), yang
tersusun oleh tiga eksekutif bisnis dari
masing-masing negara anggota.
Bulan April 2001, APEC berkerjasama dengan
lima organisasi internasional lainnya
(Eurostat, IEA, OLADE, OPEC dan UNSD)
untuk meluncurkan Joint Oil Data Exercise,
yang sekarang dinamai Joint Organization
Data Initiative (JODI).
Anggota APEC
Saat ini, APEC memiliki 22 anggota,
kebanyakan adalah negara yang memiliki garis
pantai ke Samudra Pasifik. Meskipun begitu,
kriteria keanggotaan yaitu setiap anggota
adalah lebih kepada ekonomi terpisah,
dibandingkan dengan negara terpisah. Sebagai
hasilnya, dalam menyebut anggotanya, APEC

menggunakan istilah ekonomi anggota, bukan


negara anggota.
Nama Anggota
Australia
Brunei Darussalam
Kanada
Indonesia
Jepang
Korea Selatan
Malaysia
Selandia Baru
Filipina
Singapura
Thailand
Amerika Serikat
Republik Tiongkok
Hong Kong
RRC
Meksiko
Papua New Guinea
Chili
Peru
Russia

Tahun Diterima
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1991
1991
1991
1993
1993
1994
1998
1998

Nama Anggota
Tahun Diterima
Vietnam
1998
Mongolia
2013
eral Agreement of Trade and Tariff)
pada tahun 1986 di Punta del Este,
Urugay.

Anda mungkin juga menyukai