Anda di halaman 1dari 1

3.

Deklarasi Ekonomi (Dekon)


Deklarasi Ekonomi (Dekon) adalah Deklarasi yang disampaikan oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 28 Maret 1963 di Jakarta. Pemerintah membentuk Panitia 13 yang beranggotakan bukan
hanya para ahli ekonomi, namun juga melibatkan para pimpinan partai politik, anggota
Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPR), pimpinan DPR, DPA. Panitia ini
menghasilkan konsep yang kemudian disebut Deklarasi Ekonomi (Dekon) sebagai strategi dasar
ekonomi Indonesia dalam rangka pelaksanaan Ekonomi Terpimpin.

Strategi Ekonomi Terpimpin dalam Dekon terdiri dari beberapa tahap; Tahapan pertama, harus
menciptakan suasana ekonomi yang bersifat nasional demokratis yang bersih dari sisa-sisa
imperialisme dan kolonialisme. Tahapan ini merupakan persiapan menuju tahapan kedua yaitu
tahap ekonomi sosialis. Beberapa peraturannya merupakan upaya mewujudkan stabilitas
ekonomi nasional dengan menarik modal luar negeri serta merasionalkan ongkos produksi dan
menghentikan subsidi.

Deklarasi Ekonomi beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya ternyata tidak berhasil


mengatasi kemerosotan ekonomi bahkan memperberat beban hidup rakyat karena indeks biaya
hidup semakin meningkat, harga barang kebutuhan naik, dan juga laju inflasi sangat tinggi.
Kegagalan itu disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah ekonomi tidak diatasi berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi, tetapi diatasi dengan
cara-cara politis.
2. Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering bertentangan antara satu peraturan dengan
peraturan yang lainnya.
3. Tidak ada ukuran yang obyektif untuk menilai suatu usaha atau hasil dari suatu usaha.
4. Terjadinya berbagai bentuk penyelewengan dan salah urus.

PKI termasuk partai yang menolak melaksanakan Dekon. Empat belas peraturan pemerintah
yang sudah ditetapkan dihantam habis-habisan oleh PKI. Djuanda dituduh PKI telah menyerah
kepada kaum imperialis. Presiden Soekarno akhirnya menunda pelaksanaan peraturan
pemerintah tersebut pada bulan September 1963 dengan alasan sedang berkonsentrasi pada
konfrontasi dengan Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai