Anda di halaman 1dari 7

DEKLARASI EKONOMI

K
E
L
O
M
P
O
K

1. Elikta Simbolon
2. Ingrid Sinaga
3. Lidia Manik
4. Yosevin Saragih
5. Zhoya Simalango

1. Latar Belakang
Sejak awal merdeka bangsa Indonesia dalam perekonomiannya didominasi

oleh perusahaan asing, sehingga menimbulkan berbagai kebijakan yang

dicadangkan pemerintah bangsa Indonesia dalam mengatasi perekonomiannya.

Memasuki tahun 1960 ekonomi bangsa Indonesia mengalami kemunduran yang

sangat mencemaskan. Harga kebutuhan hidup selalu tinggi, sehingga perekonomian

bangsa Indonesia mengalami inflasiyang melambung tinggi. Perkembangan

selanjutnya, kegiatan ekonomi pada masa Demokrasi terpimpin juga dilandaskan

atas strategi dasar ekonomi Indonesia yang diamanatkan dalam oleh Presiden

Soekarno Deklarasi Ekonomi pada tanggal 28 Maret 1963. Latar belakang

dikeluarkan Deklarasi Ekonomi adalah karena berbagai peraturan dikeluarkan

pemerintah untuk merangsang ekspor (export drive) mengalami kegagalan, misalnya

Sistem Bukti Ekspor (SBE). Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari

Luar Negeri, sehingga pembangunan yang direncanakan guna meningkatkan taraf

hidup rakyat tidak dapat terlaksana dengan baik.

Deklarasi Ekonomi (Dekon) adalah Deklarasi yang disampaikan oleh

Presiden Soekarno pada tanggal 28 Maret 1963 di Jakarta, untuk menciptakan

ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari imperialisme dan

systemekonomi berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) sebagai pelaksanaan Dekon,

pada 26 Mei 1963 dikeluarkan serangkaian peraturan di bidang ekspor dan impor,

harga, sertalainnya yang seluruhnya berjumlah 14 buah peraturan yang dikenal

sebagai “peraturan 26 Mei”.

2. Isi Deklarasi Ekonomi


Deklarasi ekonomi pada dasarnya memiliki 14 aturan, 9 diantaranya soal

ekonomi, 4 mengenai kepegawaian, 1 mengenai koordinasi pelaksanaan peraturan-

peraturan tersebut. aturan tersebut tersebar dalam uu dan aturan berikut:

1. Peraturan Presiden No. 1 tahun 1963 tentang pelaksanaan ekspor.

2. Peraturan Presiden No. 6 tahun 1963 tentang pelaksanaan impor.

3. Peraturan Pemerintahan No. 20 tahun 1963 tentang kebijakan harga.

4. Peraturan presiden no. 7 tahun 1963 tentang aktifitas perusahaan dagang

negara.

5. PERPU no. 3 tahun 1963 tentang pencabutan beberapa undang -undang

perekonomian lama.

6. Instruksi presiden no. 2 thn 1963.

3. Tujuan

Tujuan utama dibentuk Deklarasi Ekonomi adalah untukmenciptakan ekonomi

yang bersifat nasional, demokratis,dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk

mencapai tahapekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Deklarasi

Ekonomi bertujuan untuk mengatasi keadaan ekonomi Indonesia, sehingga

mendukung proses pembangunan di Indonesia, selain itu mencanangkan Deklarasi

Ekonomi (Dekon) diharapkan dapat mengatasi laju inflasi. Tujuan yang hendak

dicapai bukanlah sekedar mencetuskan suatu terobosan ekonomi, melainkan

untukmendorong perkembangan masyarakat secara menyeluruh artinya untuk

mencapai “Demokrasi Nasional” yang kemudian akan menuju tahap sosialis

Indonesia.
4. Penyebab Kegagalan Dekon

Penyebab kegagalan Salah satu langkah yang diambil pemerintah dalam

mengatasi permasalahan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin adalah Deklarasi

Ekonomi. Dalam perkembangannya, langkah tersebut mengalami kegagalan karena

pemerintah gagal memperoleh pinjaman dana dari International Monetary Fund

(IMF) sebesar 400 juta dollar AS.

Selain itu, penyebab kegagalan Dekon lainnya adalah:

 Perekonomian terganggu karena pemutusan hubungan diplomatik dengan

Malaysia. Konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat

memperburuk kemerosotan ekonomi

 Ada masalah ekonomi yang muncul karena pemutusan hubungan dengan

Singapura dan Malaysia dalam rangka kasi Dwikora

Adapun sebab-sebab pokok kegagalan ekonomi terpimpin yang berlandaskan

Deklarasi Ekonomi adalah :

 Penanganan masalah ekonomi tidak rasional, lebih bersifat politis dan tidak

ada kontrol.

 Tidak adanya ukuran yang obyektif di dalam menilai sesuatu usaha atau hasil

orang.
Berikut beberapa pembahasan lengkapnya :

1) Situasi keuangan negara yang suram akibat pemberontakan PRRI-

Permesta sebelum adanya deklarasi ekonomi.

2) Devaluasi nilai mata uang Rupiah dari Rp 500,00 menjadi Rp 50,00

dan menghapus Rp 1000,00 sebelum adanya deklarasi ekonomi

3) Pada tanggal 26 Mei 1963 dikeluarkan 14 pokok peraturan, tetapi

peraturan-peraturan itu sendiri dalam pelaksanaannya bertentangan

dengan prinsip-prinsip Deklarasi Ekonomi.

4) Pada tahun 1961-1962 harga-harga pada umumnya naik menjadi

400%. Kondisi politis, yaitu konfrontasi dengan negara-negara Barat

dan Malaysia, melibatkan Indonesia ke dalam situasi perang yang

mempercepat proses kemerosotan ekonomi.

5) Di dalam melaksanakan ekonomi terpimpin pemerintah lebih

menonjolkan terpimpin-nya daripada asas-asas ekonominya. Akibatnya

ialah bahwa bidang kelembagaan ekonomi semakin terjerumus ke

dalam kebiasan yang unsur terpimpinnya lebih dominan daripada

unsur ekonominya yang efisien.

6) Struktur ekonomi Indonesia mengarah kepada etatisme (segala-

galanya diatur atau dipegang oleh negara). Ekonomi terpimpin ala

Deklarasi ekonomi lebih bersifat ekonomi peraturan yang menjurus

menjadi ekonomi anarchi.

7) Pengeluaran negara bertambah besar karena prinsip-prinsip ekonomi

diabaikan. Defisit dari tahun ke tahun meningkat 40 kali dari Rp 60,5

milyar menjadi Rp 2.514 milyar. Sedang penerimaan negara pada


tahun 1960 menjadi Rp 53,6 milyar, hanya meningkat 17 kali pada

tahun 1965 menjadi Rp 923,4 milyar.

8) Volume uang pada tahun 1960 Rp 47,8 milyar pada tahun 1965

menjadi Rp 2.775.0 milyar. Pada tahun 1966 dari bulan Januari-

Agustus pengeluaran negara menjadi Rp 11 milyar, sedang

penerimaan negara hanya Rp3,5 milyar.

9) Defisit yang berjumlah Rp 7,5 milyar menambah volume dalam

sirkulasi. Defisit yang semakin meningkat ditutup dengan pencetakan

uang baru tanpa perhitungan bahwa hal tersebut menambah beratnya

inflasi.

10)Pada tahun 1966 inflasi mencapai 600%. Berdasarkan Penetapan

Presiden No. 8/1965 tanggal 11 Mei 1965 organisasi bank-bank

pemerintah dipusatkan ke dalam satu tangan, yaitu di tangan Menteri

Urusan Bank Sentral.

11) Bank-bank pemerintah menjadi unit-unit daripada Bank Negara

Indonesia. Tindakan ini menyebabkan timbulnya spekulasi dan

penyelewengan-penyelewengan pengguna uang negara karena tidak

adanya control.

5. Dampak Deklarasi Ekonomi

Deklarasi Ekonomi tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah

inflasi. Dekon justru mengakibatkan perekonomian Indonesia stagnan. Stagnan

adalah keadaan atau kondisi saat tidak ada atau sangat sedikit perubahan,

pertumbuhan, atau perkembangan yang terjadi. Meski masalah perekonomian


dipegang oleh pemerintah, prinsip-prinsip dasar ekonomi banyak diabaikan. Selain

itu, kehidupan ekonomi saat itu justru semakin memburuk karena anggaran belanja

negara setiap tahunnya terus meningkat tanpa diimbangi dengan peningkatan

pendapatan negara.

6. Kesimpulan

Pada awal tahun 1960 pemerintah Indonesia berusaha mengadakan

pengendalian inflasi yang melambung tinggi, tetapi usaha tersebut tidak berhasil.

Akhirnya pada tahun 1963 usaha tersebut tidak dijalankan dengan baik sehinggga,

bangsa Indonesia mengalami hiper inflasi. Presiden Soekarno punya keyakinan

bahwa dengan mencanangkan Deklarasi Ekonomi maka cita-cita ekonomi sosialis

Indonesia akan tercapai setelah imperialisme dan feodalisme dihancurkan secara

total,baik di Indonesia maupun luar negeri Indonesia. Pada tanggal 1 Mei 1963

terjadi dua perkembangan yang sanggat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

diIndonesia yaitu pertama Indonesia menerima kekuasan politik atas IrianBarat dan

Belanda. Kedua keadaan perang yang darurat perang yangmemberikan kekuasaan

yang sangat besar kepada angkatan besar bersenjata dan menempatkan

pemerintah sipil dikekuasaan militer sejak Indonesia merdeka sampai awal tahun

1950 yang bergerak dengan cepat. Hal ini diakibatkan banyaknya uang yang

beredar dan jumlah barang yang sedikit dan kurang pekerja yang berkopetensi

dalam bidang pekerjaanya, adanya pasar dalam negeri yang dilanda oleh barang

barang impor hasil luar negeri tanpa batas yang mengakibatkan tidak ada tempat

industri dalam negeri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai