Dengan dasar diatas membuka babak baru untuk membuka peluang dalam pembangunan
indonesia dalam memciptakan suasana indonesia yang lebih kondusif, aman, damai dan
sejahtera.
Proses rekontruksi dan rehabilitasi yang telah diamanatkan MPRS memiliki tujuan utama dalam
hal perubahan perekonomian untuk pembangunan nasional yang telah mengalami penurunan
drastis yang berakibat pada kemiskinan dan kerugian setelah masa penjajahan oleh bangsa
belanda.
Selanjutnya pada tahun 1947 perencanaan pembangunan diindonesia diawali dengan lahirnya
“Panitia Pemikir Siasat Ekonomi” perencanaan ini masih tertuju dalam bidang ekonomi
mengingat sangat pentingnya penanganan yang sangat serius tentang kondisi ekonomi negara.
tanpa perencanaan tersebut tujuan utama untuk merubah ekonomi kolonial menjadi sistem
ekonomi nasional tidak dapat terwujud dengan sendirinya apalagi tidak didukung dengan UU
yang berlaku pada saat itu.
Pada tahun 1960 – 1965 proses pembangunan mulai menemukan titik permasalahan dengan
kondisi politik yang carut marut sehingga mengakibatkan perhatian pemerintah tidak maksimal
lagi pada perekonomian indonesia khususnya dalam memperbaiki tingkat ekonomi masyarakat.
pada masa itu pemerintah Indonesia mengalami titik terendah dalam perekonomian.
persediaan bahan pangan sangat menipis sementara pemerintah tidak dapat mengimpor beras
serta kebutuhan pokok yang lain sehingga mengakibatkan harga barang naik drastis hingga 650
persen pada th 1966. keadaan ini terus berlangsung hingga pembangunan mengalami
keterpurukan dan sampai akhirnya muncul gerakan G-30-S/PKI dan berakhir dengan lengsernya
presiden soekarno pada masa itu.
Secara garis besar rencana dan program pembangunan pada era reformasi disebut dengan
PROPENAS (Program Pembangunan Nasional) sebagaimana repelita di era orde baru.
Perbedaan antara REPELITA dan PROPENAS ada pada sifat isinya. PROPENAS sendiri
merupakan penjabaran dari GBHN 1999 adapun PROPENAS dijabarkan dengan REPETA
(Rencana Pembangunan Tahunan). Sementara itu, untuk penjabaran per departemen dan
per PEMDA dibuatlah RESTRA (Rencana dan Strategi) untuk setiap departemen dan PEMDA.