Anda di halaman 1dari 6

SISTEM EKONOMI INDONESIA

SEJARAH PEREKONOMIAN PADA AWAL

KEMUNCULAN ORDE BARU

Dosen Pengampu:

Yudhi Novriansyah, S.Sos, M.Si

Di Susun:

Mutiara Ananda Putri

Riska Choirunnisa

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUARA BUNGO

2023
A. Pada awal masa Orde Baru

Pada awal masa Orde Baru, program ekonomi pemerintah lebih banyak tertuju kepada
upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama upaya mengatasi inflasi, penyelamatan
keuangan negara, dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Dalam melaksanakan program
ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. rde
baru pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masajabatan 5 tahun sebagai
presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secaraberturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983,
1988, 1993, dan 1998. PresidenSoeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia
dan secaradramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yangditempuh
Soekarno pada akhir masa jabatannya.

Orde baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuanutamanya dan
menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yangdidominasi militer namun dengan
nasihat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPRdan MPR tidak berfungsi secara efektif.
Anggotanya bahkan seringkali dipilihdari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat
dengan Cendana. Hal inimengakibatkan Aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat.
PembagianPAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harusdisetor
kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusatdan daerah.Selama masa
pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, danpengeksploitasian sumber daya alam secara besar-
besaran menghasilkanpertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia.
Contohnya,jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan1980-
an.Saat permulaan orde baru, program pemerintah berorientasi pada usahapenyelamatan
ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkatinflasi, penyelamatan keuangan
negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.Tindakan pemerintah ini dilakukan karena
adanya kenaikan harga pada awaltahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650
% setahun. Halitu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang
telahdirencanakan pemerintah.Setelah itu di keluarkan ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966
tentangPembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan. Lalu KabinetAMPERA
membuat kebijakan mengacu pada Tap MPRS guna mendobrakkemacetan ekonomi dan
memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkankemacetan, seperti :

1. Rendahnya penerimaan negara

2. Tinggi dan tidak efisiensinya pengeluaran agama

3. Terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank terlalubanyak tunggakan hutang
luar negeri penggunaan devisa bagi

4. Impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.

5. Debirokratisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian.

Untuk melaksanakan langkah-langkah penyelamatan tersebut makaditempuh cara:

1. Mengadakan operasi pajak

2. Cara pemungutan pajak baru bagi pendapatan perorangan dan kekayaandengan menghitung
pajak.

Orde baru merupakan zaman yang telah lama berkuasa di indonesia yaitukurang lebih
selama 32 tahun. Pada masa pemerintahan itu terdapat banyakpermasalahan, terutama yang
berkaitan dengan masalah perekonomian yangterjadi pada rezim tersebut. Seperti kejadian
stabilisasi, rehabilitasi, inflasi, danpermasalahan lainnya.Pada masa orde baru ini, negara
bersama aparat ekonominya mendominasiseluruh kegiatan ekonomi yang berakibat mematikan
potensi dan kreasi unit-unitswasta. Sehingga pada permulaan orde baru pemerintah berorientasi
untukberusaha menyelamatkan ekonomi nasional terutama pada usaha pengendaliantingkat
inflasi dan penyelamatan keuangan negara serta pengamanan kebutuhanrakyat.Maka dari itu
pemerintah menempuh beberapa cara, antara lain:

1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi (Stabilisasi yang berarti mengendalikan

2. menerus,Sedangkan Rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik sarana danprasarana ekonomi).

3. Mengadakan kerja sama dengan negara lain/kerja sama luar negeri(pemerintah mengikuti
perundingan dengan negara-negara kreditor di tokyojepang pada 19-20 september 1966 yang
menanggapi baik usaha pemerintahindonesia bahwa devisa ekspornya akan digunakan untuk
pembayaran utangyang selanjutnya akan dipakai untuk mengimpor bahan-bahan baku).
4. Pembangunan Nasional (Pedoman pembangunan nasional adalah TrilogiPembangunan dan
Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebutadalah kesejahteraan bagi semua
lapisan masyarakat dalam suasana politik danekonomi yang stabil) sendiri dan menghitung pajak
orang.

B. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU

a) Dampak Negatif

1. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam.

2. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi,Kolusi dan
Nepotisme).

3. Meski pun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamentalpembangunan ekonomi


sangat rapuh.

4. Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompokdalam masyarakat


terasa semakin tajam.

5. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (marginalisasi sosial).

b) Dampak Positif

1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunanpemerintah terencana


dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secarakonkrit.

2. Indonesia mengubah status dari Negara pengimpor beras terbesar menjadibangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

3. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.

C. PROGRAM EKONOMI PADA MASA ORDE BARU

Menurut Emil Salim, Suharto menerapkan cara militer dalam menanganimasalah


ekonomi yang dihadapi Indonesia, yaitu dengan mencanangkan sasaranyang tegas. Pemerintah
lalu melakukan Pola Umum Pembangunan JangkaPanjang (25-30 tahun) dilakukan secara
periodik lima tahunan yang disebut Pelita(Pembangunan Lima Tahun) yang dengan melibatkan
para teknokrat dariUniversitas Indonesia, dia berhasil memperoleh pinjaman dari negara-
negaraBarat dan lembaga keuangan seperti IMF dan Bank Dunia. Liberalisasiperdagangan dan
investasi kemudian dibuka selebarnya.

Inilah yang sejak awaldipertanyakan oleh Kwik Kian Gie, yang menilai kebijakan
ekonomi Suhartomembuat Indonesia terikat pada kekuatan modal asing. Pelita berlangsung dari
Pelita I - Pelita VI.

1. Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974Yang menjadi landasan awal dalam


pembangunan masa Pelita I yaitu:

Tujuan : Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat sekaligus meletakkandasar-dasar bagi


pembangunan dalam tahap berikutnya.

Sasaran : Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat,perluasan lapangan


kerja, dan kesejahteraan rohani.

Titik berat : Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untukmengejar


keterbelakangan ekonomi melalui prosespembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas
pendudukIndonesia masih hidup dari hasil pertanian.

Muncul peristiwaMarali (Malapetaka Lima belas Januari) terjadi pada tanggal15-16


Januari 1947 bertepatan dengan kedatangan PM JepangTanaka ke Indonesia. Peristiwa ini
merupakan kelanjutandemonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidakmelakukan
dominasi ekonomi di Indonesia sebab produkbarang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia.
Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.

2. Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)Sasaran yang hendak di capai pada masa ini
adalah pangan,sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan
memperluaslapangan kerja .

Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7%setahun.


Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industrijuga terjadi kenaikan produksi. Lalu banyak jalan
dan jembatan yangdirehabilitasi dan di bangun.

3. Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984)Pelita III lebih menekankan pada Trilogi
Pembangunan yangbertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkanPancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalahpembangunan
pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnyaadalah Trilogi Pembangunan dan
Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari keduapedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua
lapisan masyarakat dalamsuasana politik dan ekonomi yang stabil.

Anda mungkin juga menyukai