DISUSUN OLEH :
JAMILUS S.B
No. 10
XII – IPS 3
SMA NEGERI 3 BANGKALAN
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Dampak Kebijakan Ekonomi Pada Masa
Orde Baru”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................7
3.2 Saran....................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................8
Lampiran................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidapan perekonomian pada zaman Orde Baru sudah berlalu sekitar
belasan tahun yang lalu. Tapi pembahasannya masih cukup hangat sampai
sekarang. Pada saat mulainya zaman Orde Baru, pemerintahan yang baru ini
diwarisi dengan keadaan ekonomi yang parah. Yaitu dengan utang luar negri yang
banyak sebesar 2,3-2,7 miliar, tingkat inflasi yang tinggi dan permasalah ekonomi
dan poltik yang lain.
Sehingga pada permulaan pemerintahan Orde Baru, pemerintah
menempuh berbagai macam cara, seperti stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi,
membentuk kerja sama denagn luar negri, dan pembangunan ekonomi. Dengan
berorientasikan pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha
mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan Negara dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Dan berharap dengan cara tersebut permasalahan yang
ditinggalkan oleh Orde Lama bisa diselesaikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab
kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah.
Setelah itu di keluarkan ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966
tentang Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan. Lalu
Kabinet AMPERA membuat kebijakan mengacu pada Tap MPRS guna
mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang
menyebabkan kemacetan, seperti :
1. Rendahnya penerimaan negara
2. Tinggi dan tidak efisiensinya pengeluaran agama
3. terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank terlalu banyak
tunggakan hutang luar negeri penggunaan devisa bagi
4. impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.
5. Debirokratisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian.
3
Maka dari itu pemerintah menempuh beberapa cara, antara lain:
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi (Stabilisasi yang berarti mengendaliakan
inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak secara terus
menerus,Sedangkan Rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik sarana dan
prasarana ekonomi)
2. Mengadakan kerjasama dengan Negara Lain / Kerja Sama Luar Negri
(Pemerintah mengikuti perundingan dengan Negara-negara kreditor di Tokyo
Jepang pada 19-20 September 1966 yang menanggapi baik usaha pemerintah
Indonesia bahwa devisa ekspornya akan digunakan untuk pembayaran utang
yang selanjutnya akan dipakai untuk mengimpor bahan-bahan baku)
3. Pembangunan Nasional (Pedoman pembangunan nasional adalah Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman
tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana
politik dan ekonomi yang stabil)
4
Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental
pembangunan ekonomi sangat rapuh.
Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok
dalam masyarakat terasa semakin tajam.
Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi
tanpadiimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis
dan berkeadilan.
Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di
sejumlahwilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti
Riau,Kalimantan Timur, dan Irian.
5
maka perubahan susunan kabinet pembangunan VII menjadi tidak
diperlukan lagi .
Pada masa kepemimpinan soeharto yang kedua kali nyamelalui SU
sidang umum MPR (1-11 maret 1998 )ternyata tidak menimbulkan
dampak positif berarti bagi upaya pemulihan kondisi ekonomi indonesia
.bahkan ,memperparah gejolak krisis .Kondisi kian diperparah oleh upaya
penegakan hukum yang sangat lemah .perekonomian yang di bangun sejak
orde baru ternyata rapuh tak mampu menahan badai krisis moneter
tersebut .Kebijakan perekonomian pada tap .MPRS No.XXIII/MPR/1966
sebagai berikut :
Kebijakan perekonomian pada masa Orde Baru sebenarnya telah di
rumuskan pada sidang MPRS tahun 1966.Pada sidang tersebut telah dikelu
arkan Tap.MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang pembaruan kebijakan lan
dasan ekonomi, keuangan, dan pembangunan.Tujuan dikeluarkan keterapa
n tersebut adalah untuk mengatasi krisis dan kemerosotan ekonomi yang m
elanda negara Indonesia sejak tahun 1955. Berdasarkan ketetapan tersebut,
Presiden Suharto mempersiapkan perekonomian Indonesia sebagai berikut
:
a. Mengeluarkan Peraturan 3 Oktober 1966, tentang pokok-pokok regulasi.
b. Mengeluarkan Peraturan 10 Pebruari 1967, tentang harga dan tarif
c. Peraturan 28 Juli 1967 , tentang pajak usaha serta ekspor Indonesia
d. UU No. 1 Tahun 1967 , tentang Penanaman Modal Asing.
e. UU No. 13 Tahun 1967, tentang Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
( RAPB).
Pemerintah orde baru merumuskan kebijakan – kebijakan
ekonomi . kebijakan-kebijakan yang dibuat bertujuan bukan hanya untuk
meningkatkan pertumbuhan negara , tetapi juga kesejahteraan penduduk .
arah dan kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah orde baru
diarahkan pada pembangunan di segala bidang .pelaksanaan pembangunan
orde baru bertumpu kepada program yang dikenal dengan sebutan trilogi
pembangunan ,yaitu sebagai berikut :
6
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya
‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi .
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Guna melaksanakan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi
tersebut ,MPRS mengeluarkan ketetapan MPRS No.XXII tahun 1966
tentang pembaruan kebijakan landasan ekonomi ,keuangan ,dan
pembangunan .Hakikat dari kebijakan itu adalah pembinaan sistem
ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi
ke arah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi
nasional terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti
mengendaliakan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus.
Sedangkan Rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana
ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi
berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi kearah
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Program stabilisasi dilakukan dengan cara membendung laju
inflasi. Hasilnya bertolak belakang dengan perbaikan inflasi sebab harga
bahan kebutuhan pokok melonjak namun inflasi berhasil dibendung (pada
tahun 1967- awal 1968). Sesudah kabinet pembangunan dibentuk pada bulan
juli 1968 berdasarkan Tap MPRS NO.XLI/MPRS/1968, kebijakn ekonomi
pemerintah dialihkan pada pengendalian yang ketat terhadap gerak harga
barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valas.
3.2 Saran
Kita sudah harus menyadari dengan penuh dan cerdas bahwa kejahatan-
kejahatan Orde Baru telah memakan banyak korban, dari awal ia berdiri dan
menunjukkan eksistensinya hingga kini ia diwariskan. Ia bahkan dengan
berbagai cara dan intrik kotor berusaha keras memusnahkan cita-cita agung
meraih “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Kita mesti memutus rantai
otoritarianisme Orde Baru secara konsisten.
8
DAFTAR PUSTAKA
Eko Hari Tiarto. 2009. “Kondisi Ekonomi Pada Masa Orde Baru” (online)
(http://ekoharitiarto.blogspot.co.id/2009/05/kondisi-ekonomi-
pada-masa-orde-baru.html, diakses 26 November 2015)
Hening Ayu Pratiwi. 2012 “Perekonomian Indonesia Pada Zaman Orde Baru”
(online) (http://heningsantoso.blogspot.co.id/2012/11/perekono
mian-indonesia-pada-zaman-orde.html, diakses 26 November
2015)
9
LAMPIRAN
10