Anda di halaman 1dari 33

Laporan Praktikum Biologi

LAJU REAKSI ENZIM KATALASE DAN AMILASE BERDASARKAN


KONSENTRASI ENZIM DAN SUBSTRAT

FEBRIAN TRI ARIYANTO


FRIDA RASYID
RIFQI ADITYA
WARDALINA TRI PUTRI NOERHADI

XII MIA 1
SMA YAYASAN PENDIDIKAN VIDYA DAHANA PATRA
Jalan Raya Badak No. 2 Kompleks PT Badak NGL Bontang Kalimantan Timur
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Selain itu,
tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Herfen Suryati, M.Pd.
yang telah membimbing kami dalam praktikum dan laporan ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman atas dukungan dan
bantuannya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui cara mudah
mempelajari materi laju reaksi enzim katalase dan amilasi. Dalam karya tulis ini
kami menelaah dan meneliti bahwa konsentrasi enzim berpengaruh besar dalam
laju reaksi enzim katalase memecah Hidrogen Peroksida menjadi air dan oksigen.
Begitu pula yang terjadi dengan konsentrasi substrat. Untuk itu, kami mengangkat
karya tulis ilmiah dengan judul Laju Reaksi Enzim Katalase dan Amilase
Berdasarkan Konsentrasi Enzim dan Substrat.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari adanya kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengahrapkan adanya kritik dan saran yang membangun sebagai
bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya.
Semoga pembahasan materi dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi
proses pembelajaran di sekolah mengenai materi laju reaksi enzim katalase. Selain
itu, diharapkan juga dapat bermanfaat sebagai pedoman untuk melakukan
penelitian-penelitian yang akan datang.

Bontang, September 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..

Daftar Isi.

vi

Daftar Gambar...

viii

Daftar Tabel

ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..

B. Rumusan Masalah.

C. Tujuan Penelitian......

D. Manfaat Penelitian

E. Hipotesis Penelitian..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori

B. Uraian Penelitian Terdahulu

11

C. Kerangka Pemikiran

13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian.

14

B. Instrumen Penelitian

14

C. Prosedur Penelitian..

15

D. Variabel Penelitian..

16

E. Metode Penelitian

17

F. Sasaran Penelitian

17

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS


A. Analisis.

18

B. Sintesis..

22

BAB V PENUTUP

vi

A. Kesimpulan

26

B. Saran..

26

Daftar Pustaka.

27

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Teori Kunci dan Anak Kunci...

Gambar 2. Teori Ketetapan Induksi..

Gambar 3. Alat dan Bahan

Gambar 4. Hati dengan 2ml peroksida .

19

Gambar 5. 5 potongan hati dengan 2ml peroksida

19

Gambar 6. 7 potongan hati dengan 2ml peroksida

20

Gambar 7. 9 potongan hati dengan 2ml peroksida

20

Gambar 8. 2 potong jantung ayam dengan 5ml peroksida.

20

Gambar 9. 2 potong wortel dengan 2 ml peroksida...

21

Gambar 10. Bara api menyala

21

Gambar 11. Nasi setelah dikunyah dan dibakar.

21

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal penelitian..

14

Tabel 2. Hasil dengan perbedaan konsentrasi enzim..

18

Tabel 3. Hasil dengan perbedaan konsentrasi substrat...

18

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk
memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan,
merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkan zat - zat,
melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur struktur
sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat - zat atau senyawa senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat
reaksi (aktivator). Senyawa senyawa yang mempercepat suatu reaksi
dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi
itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang
dipicunya terhadap pereaksi.
Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja
dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan
energi tinggi untuk melakukan suatu reaksi kimia didalam tubuh.
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di
dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak
hidrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa / hasil
sampingan dari proses metabolisme.
Amilase adalah enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan
polisakarida lainnya menjadi monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap
tubuh.

Page 1 of 27

Berdasarkan pemaparan di atas kami mengangkat penelitian dengan


judul Laju Reaksi Enzim Katalase dan Amilase Berdasarkan
Konsentrasi Enzim dan Substrat untuk membantu proses pembelajaran
siswa dan siswi di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah di dalam hati ayam , jantung ayam dan wortel terdapat enzim
katalase?
2. Bagaimanakah cara kerja enzim katalase dalam metabolisme tubuh?
3. Dimanakah terdapat enzim katalase paling banyak?
4. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi substrat dan enzim terhadap laju
reaksi enzim?
5. Apakah ada pengaruh banyak sedikitnya proses mengunyah terhadap
proses pemecahan amilum oleh enzim ptialin (alfa-amilase)?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah di dalam hati ayam , jantung ayam dan wortel
terdapat enzim katalase.
2. Mengetahui bagaimanakah cara kerja enzim katalase terhadap
metabolisme tubuh.
3. Mengetahui dimana terdapat enzim katalase paling banyak.
4. Mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi substrat dan enzim
terhadap laju reaksi enzim.
5. Mengetahui pengaruh banyak sedikitnya proses mengunyah terhadap
proses pemecahan amilum oleh enzim ptialin.

D. Manfaat Penelitian
1. Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Mengetahui kegunaan enzim katalase dalam tubuh.
3. Sebagai sumber referensi bagi pelajar.
4. Sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Page 2 of 27

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2009: 96), merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
1. Di dalam hati ayam, jantung ayam dan wortel terdapat enzim
katalase.
2. Enzim katalase bekerja dengan cara memecah Hidrogen
Peroksida menjadi air dan oksigen.
3. Enzim katalase paling banyak terdapat pada hati ayam.
4. Konstentrasi substrat berpengaruh terhadap laju reaksi enzim,
begitu pula sebaliknya.
5. Pengaruh banyak sedikitnya proses mengunyah terhadap proses
pemecahan amilum oleh enzim ptialin (alfa-amilase) yaitu
semakin banyak dikunyah maka pemecahan amilum oleh ptyalin
akan semakin cepat.

Page 3 of 27

BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Landasan Teori
METABOLISME
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme berasal dari bahasa
Yunani, yaitu metabole yang berarti perubahan, dapat kita katakan
bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat
melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya. Reaksi
metabolism berfungsi untuk menghasilkan dan menyimpan energi,
menyusun

bahan

makanan,

merombak

bahan

makanan,

memasukkan atau mengeluarkn zat - zat, melakukan gerakan,


menyusun struktur sel, merombak struktur struktur sel yang tidak
dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.

Proses Metabolisme
Proses metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme
Proses penyusunan senyawa organik sederhana menjadi
senyawa kimia atau molekul kompleks yang membutuhkan
energi. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal
dengan kemosintesis.
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O > C6H1206 + 6O2

klorofil ,glukosa (energi kimia)

Page 4 of 27

2. Katabolisme
Merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa
kompleks (organik) menjadi sederhana (anorganik) yang
menghasilkan energi. Agar dapat digunakan oleh sel, energi
yang dihasilkan harus diubah menjadi ATP

(Adenosin

TriPhospat). Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu


proses penguraian bahan makanan yang bertujuan menghasilkan
energi.

ENZIM
Molekul protein kompleks yang berfungsi sebagai katalisator dalam
proses kimia tubuh makhluk hidup. Struktur Enzim yang tersusun menjadi
dua bagian, yaitu:

Apoenzim adalah bagian protein enzim yang sifatnya tak tahan


panas, dan berfungsi sebagai menentukan kekhususan dari
enzim. Contohnya : dari substrat yang sama dapat menjadi
senyawa berlainan yang bergantung dari enzimnya

Koensim adalah ko-faktor molekul organik kecil yang tahan


panas dan mengandung ribosa dan fosfat serta larut dalam air.
Koensim dapat disebut dengan gugus prostetik apabila terikat
oleh apoenzim, tetapi koenzim mudah terpisah dari apoenzim.
Fungsi koenzim adalah sebagai penentu sifat dan reaksinya.
Contohnya : Koensim NADP (Nicotiamida adenin Denukleotid
Phosfat), reaksinya adalah dehidrogenase. Dalam hal ini NADP
berfungsi sebagai akseptor hidrogen/penerima.

Page 5 of 27

1) Sifat Sifat Enzim


Secara umum, sifat sifat enzim yaitu.
a) Merupakan protein, karena bahan penyusun utama enzim
adalah protein.
b) Mudah rusak pada suhu tinggikarena enzim mempunyai sifat
peka terhadap suhu panas
c) Sebagai katalisator reaksi.
d) Bekerja secara spesifik. Enzim hanya berperan membantu
satu macam substrat dan tidak bekerja untuk macam
macam substrat, sehingga dikenal istilah satu enzim satu
substrat.
e) Bekerja secara bolak balik, enzim tidak menentukan arah
reaksi, namun hanya bekerja mempercepat reaksi hingga
mencapai kesetimbangan. Enzim dapat berfungsi dalam
reaksi penyusunan atau penguraian zat.

Setiap enzim bereaksi dengan substrat yang diubah menjadi


produk melalui aksi enzim. Mekanisme kerja enzim dibagi
berdasarkan teori anak kunci dan ketetapan induksi.
A. Teori Anak Kunci
Teori Anak Kunci menjelaskan bahwa enzim memiliki area
spesifik (disebut sisi aktif) yang hanya bisa dipasangkan oleh
satu jenis substrat saja. Teori ini didalilkan oleh Emil Fischer
pada tahun 1894. Apabila Sisi aktif enzim bertemu dengan
substrat yang pas, Substrat akan masuk ke dalam sisi aktif
dengan sempurna, dan reaksi antara mereka terjadi.

Page 6 of 27

Gambar 1. Teori Kunci dan Anak Kunci

B. Teori Ketetapan Induksi


Teori ini dirumuskan oleh Daniel E. Koshland, Jr pada tahun
1958. Menurut teori-Ketetapan Induksi, bentuk sisi aktif
tidak kaku. Hal ini fleksibel dan perubahan, sebagai substrat
datang ke dalam kontak dengan enzim. Sisi aktif enzim akan
menyesuaikan bentuk substrat sehingga muat kedua persis.
Hal ini menyebabkan pembentukan kompleks enzimsubstrat dan reaksi lebih lanjut. Seperti teori ini menjelaskan
mekanisme kerja berbagai enzim, itu diterima secara luas
daripada kunci dan hipotesis kunci.

Gambar 2. Teori Ketetetapan Induksi

Page 7 of 27

ENZIM KATALASE
Enzim sangat berperan penting dalam tubuh, seperti halnya dengan
enzim katalase. Enzim ini merupakan enzim yang mengandung empat
gugus heme, pada tulang, membran mukosa, ginjal dan hati. Enzim ini
bekerja secara aktif dalam tubuh dan aktifitas kerjanya dapat ditemukan
pada mitokondria, sitoplasma serta peroksosom. enzim yang mengandung
empat gugus ini juga memiliki empat rantai polypeptide yang masingmasing bagian terdiri atas 500 lebih senyawa asam amino. Heme yang
terdapat pada enzim katalase juga terbentuk dari sebuah cincin
protoporphyrin dan mengandung atom besi tunggal. Adapun berat molekul
yang terdapat pada enzim ini adalah 118.054,25 gram/mol.
Enzim katalase bekerja dengan rangkaian beberapa molekul
sehingga keempat gugus tadi akan membantu penyerapan. Adapun didalam
tubuh memiliki kandungan hidrogen peroksida atau H202 yang merupakan
hasil dari respirasi dan dibuat untuk seluruh sel-sel yang hidup. Kandungan
H2O2 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi tubuh untuk itu enzim katalase
berfungsi untuk mengkatalis kandungan H2O2 tersebut. peran enzim ini juga
sebagai peroksidasi yang khusus untuk mereaksi dekomposisi hydrogen
peroksida sehingga pada nantinya dapat berubah menjadi oksigen serta air.
Untuk

satu

molekul

hydrogen

peroksida,

enzim

ini

mampu

mengoksidasinya hingga menjadi oksigen. Lalu proses peredoksidasian


yang kedua akan menjadi air. Hydrogen yang berupa ion sebagai
penyeimbang terhadap reaksi yang tengah berjalan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh
Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan
kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam
tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi
penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung

Page 8 of 27

Reaksi kimianya : 2H2O2 2H2O + O2. Senyawa H2O2 yang ada


dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2
menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam
wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator
adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan
peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu
yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja
secara optimal pada suhu kamar (30 0C) dan suasana netral.
Hal ini dapat dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju
reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya
adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api tidak menyala.
Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.

LARUTAN BENEDICT
Larutan Benedict ditemukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley
Rossiter Benedict. Larutan Benedict digunakan untuk menguji keberadaan
gula pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip pengujiannya sama dengan uji
menggunakan larutan Fehling. Gula pereduksi yang dapat diuji berupa
monosakarida, disakarida kecuali sukrosa. Larutan Benedict akan menguji
keberadaan gugus aldehida dan keton pada gula aldosa dan ketosa.
Larutan Benedict mengandung sodium sitrat, natrium karbonat
anhidrat, dan tembaga sulfit.7H2O, dan semua garam tersebut dilarutkan
dalam air.Terdapat perbedaan dengan larutan Fehling yang berkerja pada
basa kuat karena mengandung kalium hidroksida, sedangkan dalam larutan
Benedict hanya terdpat natrium karbonat sehingga tidak terlalu basa. Hasil
positif yang ditunjukkan dari uji ini adalah terbentukan endapan berwarna
merah bata yang tidak larut. Endapan merah bata diakibatkan reaksi dari ion
logam tembaga(II) direduksi menjadi tembaga (I).Uji gula reduksi
menggunakan larutan Benedict sangat sensitif hingga dapat mendeteksi

Page 9 of 27

kadar glukosa sebesar 0.1% dalam campuran, sehingga sangat sering


digunakan untuk sampel urin dan darah.

ENZIM PTIALIN
Enzim ptialin adalah termasuk ke dalam enzim amilase (alfaamilase) yang berperan dalam mengkatalisis/mempercepat proses hidrolisis
pati menjadi gula sederhana. Dalam hal ini, enzim ptialin mengkatalisis
proses perombakan (degradasi) pati atau zat tepung menjadi maltosa.
Peristiwa perombakan oleh ptialin tersebut terjadi pada pati atau zat tepung
yang terkandung di dalam bahan makanan, seperti nasi ataupun kentang.
Dari hal itu bisa dikatakan bahwa fungsi enzim ptialin adalah untuk
mempercepat proses perombakan pati yang terkandung di dalam makanan
menjadi gula sederhana, yaitu maltosa, yang akan dimanfaatkan lebih lanjut
oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Kesemuanya itu terjadi di dalam
mulut dan sepanjang saluran pencernaan manusia sebelum makanan
mencapai lambung yang asam.
Ptialin yang dikenal juga sebagai enzim pencernaan manusia hanya
dapat mengkatalis perombakan pati menjadi maltosa pada rantai lurus
polisakarida. Sementara pada rantai cabang pada struktur polisakarida pati,
ptialin tidak mampu untuk menghidrolisisnya menjadi gula-gula sederhana.
Jadi bisa dikatakan bahwa enzim ptialin mengubah karbohidrat menjadi
gula-gula sederhana hingga ke tingkat disakarida (gabungan dua
monosakarida).
Enzim ptialin dihasilkan oleh kelenjar saliva yang berlokasi di
sekitar mulut. Masuknya makanan ke dalam mulut merupakan bentuk
stimulasi bagi kelenjar saliva untuk memroduksi saliva yang mengandung
enzim ptialin. Enzim ptialin kemudian menghidrolisis pati yang terkandung
dalam makanan yang Kita makan hingga akhirnya menjadi maltose. Dalam
menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut,
karena pada umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski
makanan langsung ditelan, ptialin masih tetap bisa menjalankan fungsinya

Page 10 of 27

selama makanan belum sampai ke lambung yang kondisinya sangat asam,


karena ptialin termasuk ke dalam enzim yang aktif pada pH tinggi,
sedangkan pada suasana asam akan terinaktivasi. Proses hidrolisis pati oleh
ptialin sebenarnya hanya terjadi dalam jumlah yang sedikit, karena proses
sisanya (hidrolisis pati) akan dilanjutkan oleh enzim pankreatik amilase.
Meski begitu, Kita bisa memperlama waktu kontak ptialin dengan pati
dalam makanan dengan cara mengunyah makanan secara perlahan,
sehingga pati yang akan masuk ke dalam saluran pencernaan sebagian besar
sudah terhidrolisis menjadi molekul-molekul gula yang lebih sederhana.
Kadar jumlah enzim ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar saliva
manusia berbeda-beda antara satu etnik dengan etnik yang lain. Utamanya,
hal tersebut dipengaruhi oleh jenis makanan yang biasa mereka konsumsi.
Sebagai contoh, orang Jepang yang lebih sering mengonsumsi nasi akan
memroduksi enzim ptialin yang lebih banyak ketimbang orang Eropa yang
memiliki kebiasaan berbeda dalam mengonsumsi makanan.

B. Uraian Penelitian Terdahulu


Dikompilasi oleh:
Ikeu Kartika
Program Studi Kimia , Institut Teknologi Bandung 2008

ISOLASI,

PEMURNIAN

DAN

PENENTUAN

PARAMETER

KINETIKA KATALASE DARI KENTANG (Solanum tuberosum L)


Katalase (EC 1.11.1.6) merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi
penguraian hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen ditemukan dalam
sel peroksisom kentang. Enzim katalase terdapat dalam peroksisom, organel
yang ditemukan pada jaringan tumbuhan di luar inti sel kentang sehingga
untuk mengekstraknya cukup dengan menggunakan blender yang
berkecepatan rendah supaya tidak menimbulkan buih karena buih dapat
menurunkan tegangan permukaan akibatnya enzim yang terekstrak bisa
rusak. Proses homogenisasi ini dilakukan dalam buffer fosfat untuk menjaga

Page 11 of 27

supaya pH tetap terjaga, selain itu ditambahkan PMSF sebagai inhibitor


protease yang ikut terekstrak pada saat isolasi katalase. Dengan demikian,
ekstrak kasar enzim katalase (EKE) yang diinginkan dapat diisolasi tanpa
dirusak oleh protease.
Dengan Metode kecepatan awal diperoleh Vmaks dan KM dari
katalase sesuai dengan data pada lampiran K. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa pada kondisi penelitian yang dilakukan kemampuan katalase yang
dihasilkan cukup besar untuk mengikat substrat (H2O2).
Katalase murni (hasil penelitian) mempunyai kemampuan untuk
mengikat substrat jauh lebih besar daripada katalase dalam ekstrak kentang.
Hal tersebut sangat mudah dipahami karena dalam ekstrak kentang masih
banyak protein lain selain enzim katalase yang dapat menghalangi,
mengganggu atau bahkan menghambat reaksi enzimatis katalase dengan
substrat (H2O2). Perbedaan alat yang digunakan untuk menentukan kedua
parameter kinetika katalase juga sangat berpengaruh.

Page 12 of 27

C. Kerangka Pemikiran

Hati, Jantung,
dan Wortel

Menghasilkan
Enzim Katalase

Hati + Peroksida
(2 mL)

Jantung +
Peroksida (2 mL)

Wortel +
Peroksida (2 mL)

Peroksida
Memecah Enzim
Katalase

Menghasilkan
H2O + O2

Dibuktikan gelembung
dan nyala bara api

Page 13 of 27

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Tabel 1. Jadwal penelitian
No.
1.

Tanggal

Agenda

Tempat

Selasa, 08

Praktium Laju Reaksi

Laboratorium

September 2015

Enzim Katalase dan

Biologi SMA

Pukul 07.30

Amilase

YPVDP

Rabu, 09 - 16

Pengolahan data dan

SMA YPVDP

September 2014

pembuatan laporan

08.30 WITA

2.

B. Instrumen Penelitian
Alat
1. Lidi

7. Gelas ukur

2. Korek gas

8. Pisau

3. Biuret

9. Tisu dan serbet

4. Pipet

10. Papan pemotong

5. Tabung reaksi

11. Kamera

6. Pembakar spiritus

Bahan
1. Hati ayam segar
2. Jantung ayam segar
3. Wortel
4. Air
5. Nasi
6. H2O2 (Hidrogen Peroksida) 30%
7. Larutan Benedict
Page 14 of 27

Gambar 3. Alat dan Bahan


C. Prosedur Penelitian
Uji laju reaksi enzim katalase
1. Siapkan hati ayam, jantung ayam dan wortel segar.
2. Potong bahan tersebut menjadi ukuran dadu bervolume kira-kira
1cm3.
3. Siapkan tabung reaksi, pipet dan gelas ukur.
4. Untuk skala normal Enzim , masukkan 3 potong hati ke dalam
tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 ml Hidrogen Peroksida.
Tutup tabung reaksi dengan ibu jari untuk mengamati gelembung
yang terjadi.
5. Buka tutup kemudian masukkan bara api yg dinyalakan pada
sebatang lidi.
6. Amati nyala bara api. Catat hasil pengamatan.
7. Lakukan hal yang sama dengan hati, jantung dan wortel untuk
skala normal Enzim.
8. Ubah skala dengan perbandingan antara daging/enzim dan substrat
5:2 , 7:2 dan 9:2.
9. Untuk skala normal substrat, masukkan 2 potong hati ke dalam
tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 ml Hidrogen Peroksida.
Tutup tabung reaksi dengan ibu jari untuk mengamati gelembung
yang terjadi.
10. Lakukan cara yang sama seperti nomor 5-7.
Page 15 of 27

11. Ubah skala dengan perbandingan antara substrat dan daging/enzim


menjadi 4:2 , 6:2 dan 8:2.
12. Catat pengamatan dan foto.

Uji glukosa pada nasi


1. Siapkan nasi matang.
2. Kunyah nasi sebanyak 32 kali, kemudian tahan dalam mulut
selama 3 menit.
3. Taruh nasi dalam wadah
4. Siapkan tabung reaksi, pipet, penjepit dan pembakar spiritus
5. Untuk skala normal, masukkan 2 mL nasi ke dalam tabung reaksi.
6. Teteskan Larutan Benedict sebanyak 7 tetes ke dalam tabung reaksi
tersebut.
7. Bakar di atas pembakar spiritus, amati perubahan warna pada nasi
kemudian catat hasil pengamatan dan foto.
8. Ubah skala dengan perbandingan antara nasi dengan larutan
benedict menjadi 1:7 dan 8:2
9. Catat hasil pengamatan dan foto.

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga variabel, yaitu variabel bebas,terikat dan
kontrol. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel kontrol
adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti.
Variabel bebas

:Konstentrasi

substrat

(H2O2)

dan

enzim

(hati,jantung dan wortel)

Page 16 of 27

Variabel terikat

: Laju reaksi

Variabel kontrol

: Suhu, pH dan cahaya

E. Metode dan Pelaksanaan Penelitian


Metode penelitian ini adalah metode penelitian dengan eksperimen.
Dengan metode ini kita mendapatkan berbagai informasi berdasarkan hasil
eksperimen, sehingga dapat diolah dan disesuaikan data referensi yang telah
ada pada berbagai jurnal penelitian. Eksperimen yang dilakukan dari
tanggal 08 September 2015.
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengambil sampel hati, jantung dan
wortel yang akan digunakan dalam penelitian.
Eksperimen
Pada penelitian ini dilakukan eksperimen terhadap konsentrasi
enzim (hati,jantung dan wortel) serta substrat (hidrogen peroksida) terhadap
laju reaksi kimia enzim katalase serta pengaruh banyak kunyahan terhadap
kerja enzim ptialin.

F. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah mengetahui perbedaan laju reaksi
kimia enzim berdasarkan konsentrasi enzim dan substrat untuk menjelaskan
materi Metabolisme dan Enzim. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa
dalam memahami kejadian yang terjadi pada kehidupan sehari-hari yang
terkait dengan enzim.

Page 17 of 27

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
A. Analisis
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, didapat data
sebagai berikut :
No

Jumlah

Indikator

Gelembung

Bara Api

5 potong

Hati

++

Menyala

7 potong

+++

9 potong

+++

5 potong

Jantung

++

7 potong

+++

9 potong

+++

5 potong

Wortel

7 potong

9 potong

Menyala

Menyala

Tabel 2. Hasil dengan perbedaan konsentrasi enzim

No
1

Konsentrasi
Substrat
4 ml

Indikator

Gelembung

Bara Api

Hati

++

Menyala

6 ml

+++

8 ml

+++

4 ml

Jantung

++

Menyala

Page 18 of 27

6 ml

+++

8 ml

+++

4 ml

Wortel

6 ml

8 ml

Menyala

Tabel 3. Hasil dengan perbedaan konsentrasi substrat

Gambar 4. Hati dengan 2ml peroksida

Gambar 5. 5 potongan hati dengan 2ml peroksida


Page 19 of 27

Gambar 6. 7 potongan hati dengan 2ml peroksida

Gambar 7. 9 potongan hati dengan 2ml peroksida

Gambar 8. 2 potong jantung ayam dengan 5ml peroksida


Page 20 of 27

Gambar 9. 2 potong wortel dengan 2 ml peroksida

Gambar 10. Bara api menyala

Gambar 11. Nasi setelah dikunyah dan dibakar

Page 21 of 27

B. Sintesis
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme.
dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisom.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2),
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses
pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2
ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan
bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase
mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya
gelembung Bentuk reaksi kimianya adalah:

2H2O2 2H2O + O2
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) :
Berdasarkan hasil praktikum
yang telah kami lakukan, potongan
http://ow.ly/KNICZ
daging hati, jantung ayam dan wortel yang ditetesi oleh hydrogen peroksida
akan menghasilkan gelembung yang merupakan H2O dan O2. Terbukti bara
api akan menyala dan muncul gelembung gas. Ada tidaknya gelembung
merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau
tidaknya bara api merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung
tersebut.
Saat konsentrasi enzim/daging dan wortel dinaikkan dengan skala
perbandinganan dari 3:2 menjadi 5:2 , 7:2 dan 9:2 dengan menambah
jumlah potongan daging hati, jantung ayam dan wortel, terjadi peningkatan
jumlah gelembung yang terbentuk dan nyala bara api menjadi lebih terang.
Hal ini dikarenakan apabila konsentrasi enzim ditambahkan pada substrat
yang tetap konsentrasinya, maka laju reaksi akan bertambah cepat karena
jumlah enzim yang bekerja akan menjadi semakin banyak. Sisi aktif enzim

Page 22 of 27

yang dapat digunakan untuk memecah hidrogen peroksida semakin banyak


sehingga zat tersebut dapat lebih cepat dipecah.
Hal sama terjadi apabila konsentrasi substrat/hydrogen peroksida
dinaikkan dengan skala perbandingan menjadi 4:2 , 6:2 dan 8:2 dengan
menambah jumlah tetesan hydrogen peroksida dalam potongan daging hati,
jantung dan wortel, jumlah gelembung yang terbentuk meningkat dan bara
api menyala semakin terang karena semua sisi aktif yang terdapat pada
enzim bekerja dengan maksimal.
Factor lain yang mempengaruhi praktikum ini adalah kesegaran
bahan/sumber enzim yang digunakan. Apabila jantug,hati dan wortel yang
digunakan adalah bahan segar dan belum dimasukkan ke dalam pendingin,
maka jumlah gelembung yang tebentuk akan lebih banyak. Hal tersebut
dikarenakan enzim aktif yang bekerja lebih banyak disbanding yang telah
disimpan. Apabila bahan yang digunakan sudah disimpan beberapa hari,
maka enzim yang terdapat pada daging akan mengalami denaturasi
(perusakan/perubahan bentuk molekuk 3 dimensi).
Percobaan dengan menggunakan hati, jantung ayam dan wortel telah
dilakukan dan menghasilkan data seperti pada tabel yang telah dipaparkan
pada di atas. Sesuai dengan hasil tersebut, diketahui bahwa intensitas
gelembung gas lebih banyak terdapat pada hati daripada jantung. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa kadar enzim katalase lebih banyak
terdapat pada hati.
Bukti lain yang mengindikasikan bahwa enzim katalase lebih
banyak terdapat pada hati dapat diketahui pada campuran hati dan hidrogen
peroksida (H2O2) dalam konsentrasi enzim dan substrat yang berbeda.
Intensitas gelembung gas juga sangat banyak dihasilkan. Diperkuat dengan
bukti adanya nyala api pada konsentrasi berbeda-beda yang berarti terdapat
intensitas gas oksigen (O2) yang sangat banyak sehingga mampu menyulut
api agar tetap menyala.
Berdasarkan analisa sesuai data pengamatan, dapat disimpulkan
bahwa enzim katalase memang lebih banyak terdapat di hati daripada

Page 23 of 27

jantung. Enzim katalase dihasilkan oleh badan mikro yang merupakan salah
satu organela sel yang berfungsi untuk metabolisme lemak. Hal ini sesuai
pula dengan salah satu fungsi hati sebagai tempat untuk mengemulsi lemak.
Sedangkan jantung adalah organ tubuh pemompa darah. Oleh karena hal
tersebut, enzim katalase lebih dibutuhkan di dalam hati daripada jantung,
sehingga kadarnya pun lebih banyak terdapat di hati.
Eksperimen yang kami lakukan ternyata menunjukkan bahwa
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin
besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang
berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi.
Percobaan yang kami lakukan sangat bergantung terhadap
kesegaran bahan eksperimen yang berupa hati ayam, jantung ayam dan
wortel. Apabila bahan-bahan yang digunakan tiddak lagi segar, maka enzim
yang

terkandung

dalam

bahan

tersebut

akan

mengalami

denaturasi/perusakan yaitu rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang


menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.
Hal sama terjadi bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap,
kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi
substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.
Pada praktikum enzim ptialin, nasi dikunyah sebanyak 32 kali.
Kemudian, nasi diletakkan dalam cawan petri. Setelah itu, ukur dan
masukkan nasi sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi. Kemudian
tambahkan larutan Benedict kemudian bakar di pembakar spiritus.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, terlihat nasi berubah menjadi
berwarna merah bata, hal ini disebabkan nasi yang sudah dikunyah,
kandungan amilum yang ada dalam nasi dipecah menjadi lebih sederhana
yaitu glukosa. Sehingga, saat ditetesi oleh larutan Benedict dan dibakar, nasi
yang awalnya putih akan berubah menjadi merah bata. Hal itu juga yang
menjadi alasan mengapa nasi yang telah dikunyah berkali-kali akan terasa

Page 24 of 27

manis. Terjadi pemecahan molekul amilum dalam mulut oleh enzim ptialin
menjadi glukosa. Amilasi adalah molekul kompleks yang tidak memiliki
rasa. Saat dipecah menjadi glukosa, maka akan berubah menjadi manis.

Page 25 of 27

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Di dalam hati ayam, jantung ayam dan wortel terdapat enzim katalase
ditandai bereaksi dengan Hidrogen Peroksida
2. Enzim katalase bekerja dengan cara memecah Hidrogen Peroksida
menjadi air dan oksigen. Dibuktikan dengan munculnya gelmebung dan
nyala bara api.
3. Enzim katalase paling banyak terdapat pada hati ayam. Gelembung
paling banyak dan nyala api paling terang terbentuk pada potongan hati
ayam
4. Konstentrasi substrat berpengaruh terhadap laju reaksi enzim, begitu
pula sebaliknya. Semakin banyak enzim maka akan semakin cepat
bekerja. Semakin banyak substrat maka sisi aktif yang diigunakan akan
lebih banyak.
5. Pengaruh banyak sedikitnya proses mengunyah terhadap proses
pemecahan amilum oleh enzim ptialin (alfa-amilase) yaitu semakin
banyak dikunyah maka pemecahan amilum oleh ptyalin akan semakin
cepat. Ditandai dengan perubahan warna nasi dari putih menjadi merah
bata saat diberi larutan Benedict dan dibakar.

B. Saran
1. Gunakan bahan-bahan segar agar hasil pengamatan yang didapat lebih
optimal.
2. Lebih berhati-hati saat melakukan percobaan di laboratorium.
3. Gunakan indikator yang lebih banyak untuk menguji kerja enzim seperti
pH dan suhu.

Page 26 of 27

DAFTAR PUSTAKA
Safitri,Ririn,Bowo Sugiharto.2014.BIOLOGI Peminatan Matematika dan IlmuIlmu Alam.Surakarta : Penerbit Mediatama
Kartika,Ikeu.2008. ISOLASI, PEMURNIAN DAN PENENTUAN PARAMETER
KINETIKA KATALASE DARI KENTANG (Solanum tuberosum L).
Program Studi Kimia. Institut Teknologi Bandung
Mulyono.HAM.2007.Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Wikipedia.Larutan

Benedict.

https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_Benedict

(diakses 11 September 2015)


._______.Enzim katalase. https://id.wikipedia.org/wiki/Enzim_katalase (diakses
11 September 2015)
.________.Metabolisme.

https://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme

(diakses

11 September 2015)
._______.Hidrogen peroksida. https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_peroksida
(diakses
Anonim.

Enzim

11 September 2015)
Ptialin

dan

Perannya

dalam

Proses

Pencernaan.

http://informasitips.com/enzim-ptialin-dan-perannya-dalam-prosespencernaan (diakses 11 September 2015)


Softilmu.

Pengertian

dan

Proses

Metabolisme.

http://softilmu.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-dan-prosesmetabolisme.html (diakses 13 September 2015)


Damar Suryo. Pengaruh Enzim Katalase terhadap Hidrogen Peroksida.
http://sersanusil.blogspot.co.id/2012/11/pengaruh-enzim-katalaseterhadap.html (diakses 13 September 2015)

Page 27 of 27

Anda mungkin juga menyukai