Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL

PENELITIAN PRAKTUKUM BIOLOGI

TENTANG
PENGARUH SUHU DAN pH TERHADAP
AKTIVITAS ENZIM KATALASE PADA KENTANG

NAMA KELOMPOK 2:
1) Imam Harmaen
2) Istiana Maisyarah
3) Laela Marjani Aisum
4) Lalu Muhammad Afif Farhan
5) Lina Sarifatun Nisa’
6) Mawaddah Anggraini
KELAS : XII IPA 3

SMAN 1 GERUNG
Tahun pelajaran 2012/2013
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I : PEMBAHASAN
1. JUDUL PENELITIAN.................................................................................................
2. WAKTU.......................................................................................................................
3. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................................
4. LANDASAN TEORI...................................................................................................
5. RUMUSAN MASLAH................................................................................................
BAB II KEGIATAN
1. ALAT DAN BAHAN............................................................................................... 8
2. LANGKAH KERJA.................................................................................................9
3. HASIL PENGAMATAN...........................................................................................13
4. PEMBAHASAN.......................................................................................................14
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN.........................................................................................................19
2. SARAN....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur

bagi Allah swt yang dengan ridha-Nya kita dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan

baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia

mendampingi beliau.
Dalam laporan penelititan ini, kami meneliti tentang ” Pengaruh suhu dan pH terhadap
enzim katalase pada kentang” yang kami buat berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan
dan refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Laporan
penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita
cari. Kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula laporan penelitian ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Gerung, 31 oktober 2012


BAB I PENDAHULAN

1. Judul Penelitian
Pengaruh Suhu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Katalase pada kentang
2. Waktu
Kami melakukan penelitian ini pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2012.
3. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim katalase pada
kentang.
2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim katalase.
4. Rumusan Masalah
1) Apa pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim katalase?
2) bagaimana perbedaan pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim katalase.
Bab 2
Landasan Teori

Semua makhluk hidup memerlukan energi. Energi itu digunakan untuk tumbuh,
bergerak, mencari makanan, mengeluarkan sisa-sisa makanan, menanggapi rangsangan, dan
reproduksi. Tanpa energi, semua proses kehidupan akan terhenti. Sumber energi utama bagi
makhluk hidup di bumi adalah matahari. Energi matahari ditangkap oleh tumbuhan dan
diubah menjadi persenyawaan kimia. Selanjutnya, energi kimia yang tersimpan dalam
tumbuhan berpindah ke makhluk hidup lain pada saat tumbuhan dimakan oleh makhluk hidup
tersebut. Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi perombakan berbagai senyawa kimia untuk
berbagai keperluan hidupnya.
Energi tersebut dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, yang disebut transformasi
energi. Makhluk hidup mampu melakukan transformasi energi melalui proses metabolisme
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan
energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau
mengeluarkn zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur –
struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat – zat atau senyawa – senyawa baik
yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa –
senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Suatu katalis berperan
dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi
pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Metabolisme yang
merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan enzim
A. Pengertian Enzim
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner ( 1926 ) yang telah berhasil
mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang. Urease adalah enzim yang dapat
menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunits
dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang
telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein
Dari hasil penelitian para ahli biokim ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan
protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan protein ini disebut
dengan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan ada pula yang tidak terikat kuat
oleh protein.. Gugus terikat kuat pada bagian protein artinya sukar terurai dalam larutan
yang disebut dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat kuat ( mudah dipisahkan
secara dialisis ) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini dapat memungkinkan enzim
bekerja terhadap substrat.
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organic.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain
yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu
kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar
dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang
ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul
katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan
struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya
dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
B. Sifat-Sifat Enzim
Sebagai katalis dalam reaksi-reaksi di dalam tubuh organisme, enzim memiliki
beberapa sifat, yaitu:
1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan
suhu yang tepat.
2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa
mengubah kesetimbangan reaksi.
4. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
5. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik.
6. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan
lain-lain
C. Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Enzim
1. Suhu
Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu lingkungan terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Jika suhu lingkungan mencapai 0° C atau lebih rendah
lagi, enzim tidak aktif. Jika suhu lingkungan mencapai 40° C atau lebih, enzim akan
mengalami denaturasi (rusak). Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi
enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya
sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang (Diah,2006). Suhu optimal enzim bagi
masing-masing organisme berbeda-beda. Untuk hewan berdarah dingin, suhu
optimal enzim adalah 25° C, sementara suhu optimal hewan berdarah panas,
termasuk manusia, adalah 37° C.
2. Derajat keasaman (pH)
Setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing, sesuai dengan "tempat
kerja"-nya. Misalnya enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana
asam, memiliki pH optimal 2. Sedangkan enzim katalase dapat bekerja optimal pada
pH netral yakni pH sama dengan 7. Contoh lain, enzim ptialin, karena bekerja di
mulut yang bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8. Di luar pH yang sesuai,
enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami
kerusakan atau denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi
enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya
sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang (Diah,2006). Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Pada penelitian kali ini kami
menggunakan unsure H2O2, NaOH, dan HCl.
 H2O2

Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening , agak lebih kental

daripada air, yang merupakan oksidator kuat.Hidrogen peroksida dengan rumus

kimia H2O2 merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator

kuat. H2O2tidak berwarna dan memiliki bau yang khas agak keasaman.

H2O2 larut dengan sangat baik dalam air. Dalam kondisi normal hidrogen

peroksida sangat stabil, dengan laju dekomposisi yang sangat rendah. Pada saat

mengalami dekomposisi hidrogen peroksida terurai menjadi air dan gas oksigen,

dengan mengikuti reaksi eksotermis berikut:


H2O2 --> O2 + H2O + kalor (panas)
Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan
gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen
peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone Senyawa H2O2 yang ada dalam
tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2menjadi H2O
dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.
 NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat yang menerima proton dari
Na+. Basa ini mengandung unsur dari golongan alkali, yakni Natrium (Na+). Ciri
lain dari golongan alkali adalah reduktor kuat dan mampu mereduksi asam,
mudah larut dalam air, merupakan penghantar arus listrik yang baik dan panas,
urutan kereaktifannya meningkat seiring dengan bertambahnya berat atom.
NaOH biasanya digunakan sebagai pelarut disebabkan kegunaan dan
efektifitasnya sangat banyak antara lain untuk menetralkan asam. NaOH
dihasilkan dari elektrolisis larutan NaCl dan merupakan basa kuat . NaOH
sangat Reaktif dalam bereaksi dengan lautan asam, ekses yang melebihi
keperluan netralisasi akan bereaksi dengan material fospatida. Natrium
hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat yang menerima proton dari Na+. Basa
ini mengandung unsur dari golongan alkali, yakni Natrium (Na+). Cirri lain dari
golongan alkali adalah reduktor kuat dan mampu mereduksi asam, mudah larut
dalam air, merupakan penghantar arus listrik yang baik dan panas, urutan
kereaktifannya meningkat seiring dengan bertambahnya berta atom (Linggih,
1988).
 HCl
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena
merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam lambung merupakan salah satu sekresi utama lambung. Ia utamanya
terdiri dari asam klorida dan mengasamkan kandungan perut hingga mencapai
pH sekitar 1 sampai dengan 2. Ion klorida (Cl−) dan hidrogen (H+) disekresikan
secara terpisah di bagian fundus perut yang berada di bagian teratas lambung
oleh sel parietal mukosa lambung ke dalam jaringan sekretori kanalikulus
sebelum memasuki lumen perut. Asam lambung berfungsi untuk membantu
pencernaan makanan dan mencegah mikroorganisme masuk lebih jauh ke dalam
usus. pH asam lambung yang rendah akan mendenaturasiprotein, sehingga akan
lebih mudah dicerna oleh enzim pepsin. pH yang rendah ini juga akan
mengaktivasi prekursor enzimpepsinogen. Setelah meninggalkan lambung, asam
klorida dalam kim akan dinetralisasi oleh natrium bikarbonat dalam usus dua
belas jari.

D. Enzim Katalase
Enzim katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2)
yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang sama
sekali tidak berbahaya. Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka
enzim katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi
tubuh.
bagian Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat
oksidatif lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi
tubuh manusia. Dengan begitu, berbagai racun yang masuk ke dalam tubuh manusia
menjadi tidak berbahaya lagi bagi tubuh. kesemua proses di atas biasanya terjadi di
dalam organ hati. Demikian cara kerja enzim katalase pada hati manusia.Enzim katalase
terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel badan mikro,
yaitu Peroksisom. Organ yang paling dominan menghasilkan enzim ini adalah bagian hati
(lever). Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari
kondisi oksidatif dan racun (toksin) yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan
kerusakan.
Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi
(kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa, begitu pula
dengan enzim katalase yang dihasilkan oleh kentang. Enzim katalase bekerja secara
optimal pada suhu kamar (±300 C) dan suasana netral . Hal ini dapat dilihat pada suasana
asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat, bahkan terhenti sama
sekali. Indikasinya adalah ada tidaknya busa merupakan indikator adanya air dalam
wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas
oksigen dalam tabung tersebut. Apabial busa yang dihasilkan banyak maka bara api akan
menyala, sedangkan apabila busa yang dihasilkan sedikit, maka bara api tidak akan
menyala. Yang dimana pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.
BAB 3
KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan


a. Alat

1. Mortal
2. Pisau silet
3. Kertas saring
4. Tabung reaksi 5 buah
5. Gelas ukur 250 ml 1 buah
6. bunsen
7. plat baja
8. lidi
9. penggaris
10. Termometer (1 buah)
11. Pipet tetes (3 buah)
12. Rak tabung reaksi (1 buah)
13. Pembakar spirtus (1buah)
14. Korek Api (1 kotak)
15. Stopwatch(penghitung waktu)

b. Bahan
1. Kentang
2. Ekstrak larutan kentang
3. Larutan H2O2
4. Larutan HCl
5. Larutan NaOH
6. Larutan H2O
7. Es batu
2. Langkah Kerja
1. cuci kentang sampai bersih
2. kupas kulit kentang
3. cuci kembali kentang yang sudah dikupas
4. iris kentang setipis mungkin
5. haluskan irisan kentang dengan mortar
6. siapkan akuades dalam gelas ukur sebanyak 50 ml
7. kemudian campurkan larutan akuades dengan hasil tumbukan kentang
8. lalu saring hasil campuran akuades dengan tumbukan kentang
9. kemudian saring hasil campuran akuades dengan kentang menggunakan kertas saring
10. siapkan 5 tabung reaksi yang sudah diberi tanda : A,B,C,D dan E
11. ukur ketinggian tabung setinggi 1 cm kemudian diberikan tanda
12. selanjutnya tuangkan masing masing tabung sesuai dengan tanda pada tabung
13. kemudian raksikan ke 5 tabung dengan :
a. tabung A ditambahkan 5 tetes HCl
b. tabung B ditambahkan 5 tetes NaOH
c. tabung C dipanaskan selama 5 menit dengan suhu 40 ̊c
d. tabung D didingan selama 5 menit pada suhu ± 10 ̊c
e. tabung E tidak ditambahkan apapun ( tabung control )
14. tambahkan 3 tetes hydrogen proksida ( H2O2) kedalam tabung A, B dan E
15. setelah 5 menit tabung C dipanaskan dan tabung D didinginkan tambahkan 3 tetes
hydrogen peroksida (H2O2)
16. goyangkan tabung kekanan dan kekiri
17. kemudian ukur ketinggian busa yang terbentuk
18. setelah itu uji dengan bara lidi. Masukan kedalam tabung ,jaga jangan sampai terkena
cairan
19. amati dan catat kejadian yang terjadi
20. kemudian isi table pengamatan

NO Ekstrak kentang Gelembung Bara lidi


Banyak Sedikit Tidak Menyala Tidak keterangan
1 Tabung A +HCl   Tinggi gelembung 1,1
cm, bara apinya mati
perlahan
2 Tabung B +   Tinggi gelembung 2
NaOH cm, bara apinya
membesar
3 Tabung C   Tinggi gelembung 0,3
dipanaskan cm, bara api nya
padam
4 Tabung D   Tinggi gelembung 2,5
didinginkan dan bara api nya
padam
5 Tabung E   Tinggi gelembung 0,7
(Kontrol) cm, bara api nya
menyala(redup)

BAB 4
KESIMPULAN

Ekstrak Kentang
1. Pada ekstrak kentang yang ditambahkan senyawa H2O2 tanpa dipanaskan, tanpa
didinginkan, dan tanpa penambahan asam maupun basa, dihasilkan busa setinggi 0,3 cm
dan bara api yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut menyimpang dari fakta bahwa
umbi kentang mengandung enzim katalase. Penyimpangan tersebut kemungkinan terjadi
karena beberapa faktor, diantaranya :
 Tidak sterilnya tabung reaksi atau alat lain yang kemungkinan masih mengandung sisa
senyawa asam atau basa dari percobaan.
 Rusaknya kandungan enzim dari umbi itu sendiri.
sehingga penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2 yang dilakukan oleh enzim katalase
kurang maksimal dan O2 yang dihasilkan juga sidikit.
2. Pada ekstrak kentang yang dipanaskan pada suhu 40 0C dan ditambahkan 5
tetes H2O2 , menghasilkan busa setinggi 2 cm dan bara api yang dimasukan sedikit
menyala. Hal tersebut disebabkan karena enzim katalase akan rusak pada suhu tinggi,
yang dimana jumlah kandungan enzim katalase yang terdapat didalam kentang tidak
terlalu banyak seperti yang terdapat dalam hati ayam, sehimgga enzim katalase yang
masih tersisa masih dapat bekerja pada suhu tinggi dan hanya sebagian yang mengalami
kerusakan,sehingga penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2 kurang sempurna dan O2 yang
dihasilkan juga lebih sedikit.
3. Pada ekstrak kentang yang didinginkan dengan es batu dan ditambahkan 5
tetes H2O2 menghasilkan busa setinggi 1,5 cm dan bara api yang dimasukan tidak
menyala. Hal tersebut disebabkan karena enzim katalase tidak aktif apabila bekerja pada
suhu 0 0C atau lebih rendah lagi. Walaupun penguraian H2O2 menjadi H2O dan
O2 sempurna dan O2 yang dihasilkan cukup banyak, namun O2 tersebut memiliki suhu
yang rendah, sehingga bara api yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut
menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati masih bekerja, karena berhasil
dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi H2O dan O2. Hasil dari perlakuan ini
menunjukkan bahwa enzim katalase tidak rusak dalam suhu rendah. Pada suhu rendah
enzim hanya mengalami inaktif, dengan kata lain enzim akan bekerja kembali ketika
telah mencapai suhu yang sesuai dan bertemu dengan substrat yang cocok (karena enzim
bekerja secara spesifik).
4. Pada ekstrak kentang yang ditambahkan 5 tetes NaOH dan 3 tetes H2O2 menghasilkan
busa setinggi 1,5 cm dan bara api yang dimasukan tidak menyala. Hal
tersebut disebabkan oleh kinerja enzim katalase yang kurang maksimal jika
ditambahkan dengan senyawa yang memiliki pH tinggi, sehingga tidak sesuai dengan pH
optimal enzim katalase yang bekerja, yang dimana senyawa NaOH merupakan basa kuat
yang memiliki pH tinggi (pH > 7), sehingga penguraian H2O2 menjadi H2 dan
O2 sempurna dan O2 yang dihasilkan juga lebih banyak mengadungH2O, sehingga bara
api tidak dapat manyala.
5. Pada ekstrak kentang yang ditambahkan 5 tetes HCl dan 3 tetes H2O2 menghasilkan
busa setinggi 2 cm dan bara api yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut disebabkan
oleh kinerja enzim katalase kurang maksimal jika ditambahkan dengan senyawa yang
memiliki pH rendah, sehingga tidak sesuai dengan pH optimal enzim katalase yang
bekerja, yang di mana HCl merupakan asam kuat yang memiliki pH rendah dengan pH
sekitar 1 sampai 2 (pH < 7), sehingga penguraian H2O2menjadi H2O dan O2 sempurna
dan O2 yang dihasilkan juga lebih banyak mengadung H2O, sehingga bara api tidak dapat
menyala.
BAB 5
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, kami berkesimpulan bahwa kerja
enzim katalase dipengaruhi oleh temperatur dan derajat keasaman (pH). Jika suhu terlalu
tinggi, maka enzim akan mengalami kerusakan. Jika pH terlalu asam atau basa, enzim
juga tidak dapat bekerja secara optimal. Namun, kerja enzim katalase pada suasana asam
sedikit lebih baik daripada kerja enzim katalase pada suasana basa, apabila dilihat dari
tingginya busa yang terbentuk. Sedangkan kerja enzim katalase pada suhu tinggi lebih
baik daripada kerja enzim katalase pada suhu rendah, apabila dilihat dari tinggi busa
yang terbentuk dan nyala bara api yang dihasilkan.
2. Saran
Penelitian ini akan lebih sempurna, apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan di atas, namun yang perlu kami ingatkan pada saat melakuakan penelitian ini
agar lebih sempuna, sehingga mendapatkan data yang lebih kongkrit adalah sebagai
berikut:
a. Pada saat melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh suhu, usahakan
pada saat menambahkan larutan H2O2 tabung reaksi jangan diangka dari larutan H2O
yang didinginkan maupun yang dipanasakan, karena apabila diangkat maka otomatis
suhu eksktrak juga akan berubah, sehingga data yang diperoleh menjadi kurang
kongkrit.
b. Pada saat melakukan pengujian dengan bara api, usahakan jangan sampai bara
tersebut terkena busa, karena apabila terkena busa maka bara api tersebut akan
padam.
c. Pada saat melakukan penelitian berhati-hatilah jeka berhadapan denga larutan kimia,
jangan sampai tersentuh oleh kulit, Karen larutan tersebut sangat berbahaya apabila
tersentuh oleh kulit, usahkan gunakanlah sarung tangan.
Mungkin hanya ini saran yang dapat kami sampaikan, somoga saran kami
ini dapat bermanfaat bagi yang ingin mencoba penelitian yang kami lakukan ini, dan
mendapatkan hasil yang lebih sempurna dibandingkan kami. Terima Kasih,
Wassallam.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://bawelnduties93.blogspot.com/2010/11/analisis-percobaan-enzim-katalase-
pada.html

2. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091019045321AA6L1wr,.

3. Aryulina, Diah. 2006. Biologi SMA dan MA Jilid 3 unt


4. http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
5. http://www.biologi-online.org/enzym
6. http://www.scribd.com/doc/61778700/LAPORAN-Enzim-Katalase
7. Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 3A untuk SMA KELAS XII SEMESTER 1.
Malang. Penerbit Erlangga.
8. http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/laporan-enzim-katalase.html
9. http://anekailmu.blogspot.com/2007/04/mengenal-hidrogen-peroksida-h2o2.html
10. http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida
11. http://intannursiam.wordpress.com/tag/pengertian-buffer/

Anda mungkin juga menyukai