DOSEN PEMBIMBING :
PRODI D3 SEMESTER 2
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kammi bisa menyusun Tugas Biokimia ini dengan baik
serta tepat waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan mengenai enzim.
Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita
menjadi lebih luas lagi. Kami menyadari jika masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anita Dwi
Anggraeni S.ST, M.Si selaku dosen mata kuliah Biokimia. Kepada pihak yang sudah
menolong turut dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, saya
sampaikan banyak terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...................................2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..3
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….13
3.2 Saran…………………………………………………………………………...14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
5
2.2 Klasifikasi Enzim
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya :
a. Endoenzim : Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk
proses sintesis di dalamsel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang
berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
b. Eksoenzim : Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat
secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM
lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel. Energi yang
dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan dalam
proses kehidupan sel
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis :
a. Oksidoreduktase : Mengkatalisis reaksi reduksi-oksidasi terhadap berbagai
gugus
b. Transferase : Mengkatalisis berbagai reaksi transfer gugus fungsional dari
molekul donor ke molekul akseptornya. Salah satu subkelompok enzim
transferase adalah enzim-enzim kinase yang mengendalikan metabolisme
dengan jalan mentransfer gugus fosfat dari ATP ke molekul lain.
c. Hidrolase : Mengkatalisis reaksi penambahan molekul air pada suatu ikatan,
yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi penguraian (hidrolisis)
d. Liase : Mengkatalisis reaksi penambahan molekul air, ammonia atau karbon
dioksida pada suatu ikatan rangkap, atau melepaskan air, ammonia, atau
karbon dioksida dan membentuk ikatan rangkap.
e. Isomerase : Mengkatalisis berbagai reaksi isomerisasi, antara lain isomerisasi
L menjadi D, reaksi mutasi (perpindahan posisi suatu gugus), dan lain-lain.
f. Ligase : Mengkatalisis reaksi dimana dua gugus kimia disatukan atau
diikatkan (ligasi) dengan menggunakan energi yang berasal dari ATP.
3. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut pernyataan lain,
misalnya enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim
permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif
permiabel dari membran sel.
a. Enzim konstitutif : di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari
susunan sel normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah
tetap pada sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi
kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-enzim yang
berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar
substratnya.
b. Enzim adaptif : perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya
enzim tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat
6
dirangsang sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang
pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim
beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam
medium yang mengandung laktosa.
7
Enzim desmolase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu
pemindahan /penggabungan ikatan karbon. Contoh : aldolase diubah
dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
Enzim peroksida adalah enzim yang berfungsi dalam mem dari H2O2.
d. Macam – macam Enzim Pencernaan Manusia Serta Fungsinya
a) Macam – macam Enzim Mulut
Enzim ptialin berfungsi dalam mengubah amilum menjadi maltose.
b) Macam – macam Enzim Lambung
Enzim renin berfungsi mengubah kasionogen menjadi kasein (protein
susu) dan mengendapkan kasein susu.
Enzim pepsin berfungsi dalam mengubah protein menjadi pepton.
Enzim lipase gastrik berfungsi dalam mengubah trigliserida menjadi
asam lemak.
e. Macam – macam Enzim Usus Halus
Enzim maltase berfungsi dalam mengubah maltosa menjadi glukosa.
Enzim laktase berfungsi dalam mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
Enzim lipase berfungsi dalam mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Enzim peptidase berfungsi dalam mengubah polipeptida menjadi asam
amino
Enzim enterokinase berfungsi dalam mengubah tripsinogen menjadi
tripsin
Enzim sukrase berfungsi dalam mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa
f. Macam – macam Enzim Pankreas
Enzim amilase berfungsi dalam menguraikan amilum menjadi maltosa
atau disakarida
Enzim tripsin berfungsi dalam mengubah pepton (protein) menjadi asam
amino
Enzim lipase pankreas berfungsi dalam melakukan imulsi lemak menjadi
asam lemak dan gliserol
Enzim karbohidrase berfungsi dalam mencerna amilum menjadi atau
disakarida lainnya.
2. Sifat Enzim
a. Enzim merupakan biokatalisator
Enzim dapat mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Hal ini berarti
enzim tidak diperlukan dalam jumlah banyak.
b. Enzim bekerja secara spesifik
Enzim tidak dapat bekerja pada semua zat atau substrat, tetapi hanya bekerja
pada substrat tertentu saja.
8
c. Enzim berupa koloid
Enzim adalah protein sehingga dalam larutan, enzim membentuk suatu koloid.
Hal ini menambah luas bidang permukaan enzim sehingga bidang aktivitasnya
lebih besar.
d. Enzim dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa
Sisi aktif enzim mempunyai gugus R residu asam amino spesifik yang
merupakan pemberi atau penerima proton yang baik.
e. Enzim bersifat termolabil
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Dalam batas-batas tertentu, makin
tinggi suhu akan mempercepat reaksi kimia yang dipengaruhi enzim.
Sebaliknya, jika suhu makin rendah, reaksinya makin lambat.
f. Kerja enzim bersifat bolak-balik (irreversible)
Enzim tidak dapat menentukan arah dari reaksi, tetapi hanya mempercepat laju
reaksi sehingga reaksi mencapai keseimbangan.
3. Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang dilipat menjadi bentuk 3D yang kompleks.
Tiap enzim memiliki bentuk atau alur tertentu dalam struktur 3D yang mengikat
substrat. Bentuk enzim secara lengkap disebut dengan haloenzim. Haloenzim terdiri
dari dua komponen, yaitu apoenzim (protein) dan gugus protestik (non protein).
Apoenzim tersusun atas protein dan mudah berubah tergantung faktor lingkungan,
misalnya pH dan suhu.
Sedangkan, gugus prostetik adalah gugus yang tidak aktif. Zat ini terdiri dari
unsur logam, seperti besi, mangan, magnesium atau natrium yang disebut kofaktor.
Namun, gugus prostetik juga dapat berupa bahan organik dan bukan protein, seperti
vitamin B (koenzim).
9
(gambar grafik energi aktivasi enzim)
10
semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau telah jenuh dengan substrat.
Dalam hal ini, bertambahnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan bertambah
besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksi pun tidak
bertambah besar.
2. Suhu
Pada suhu rendah reaksi berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang tinggi
reaksi berlangsung cepat. Disamping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka
kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi
proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian
konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan
menurun.
3. pH
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya. Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan
ganda (zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh
terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat.
Di samping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi
dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim.
4. Inhibitor
Inhibitor merupakan sutau molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim.
Terdapat dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif :
Inhibitor Kompetitif
Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) merupakan molekul
penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif
enzim. Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) berikatan secara kuat pada
sisi aktif enzim. Pengikatan ini berlangsung bolak-balik sehingga persentase
penghambatan untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang jika
substratnya ditambah. Jadi, inhibitor kompetitif ini dapat dihilangkan dengan
cara menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim (selain sisi aktif enzim)
disebut inhibitor nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif adalah molekul
penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar
sisi aktif enzim, yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak
dapat berfungsi lagi. Sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif
enzim. Inhibitor ini tidak dapat dihilangkan walaupun dengan menambahkan
substrat.
5. Ko-enzim dan aktivator
Enzim sering kali memerlukan bantuan substansi lain agar berfungsi secara
efektif. Ko-enzim adalah substansi bukan protein yang mengaktifkan enzim.
11
Aktivator merupakan zat atau molekul yang berfungsi untuk memacu atau
mempercepat reaksi enzim. Contoh dari aktivator antara lain garam – garam dari
logam alkali dalam kondisi encer (2% – 5%), dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn,
dan Cl. Dan ini juga merupakan Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim.
Sindrom Hurler
Sama seperti penyakit Nimann-Pick, sindrom Hurler juga disebabkan oleh
kekurangan enzim di dalam lisosom. Kondisi ini bisa menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan dan struktur tulang yang tidak normal.
Penyakit Tay-Sachs
Serupa dengan dua penyakit sebelumnya, kondisi ini dipicu oleh kekurangan
enzim dalam lisosom. Penyakit Tay-Sachs menyebabkan kerusakan saraf pada
bayi, dan biasanya hanya dapat bertahan hidup hingga usia 4-5 tahun.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enzim bekerja secara spesifik dalam mengkatalisis suatu reaksi. Hanya jenis
reaksi tertentu yang dapat dikatalisis oleh enzim tertentu dan hanya substrat tertentu
yang dapat dikatalisis. Enzim mempunyai sisi aktif, yaitu sisi yang ada pada enzim
yang dapat melakukan fungsi pengarahan, pengikatan, dan katalisis, yang tidak
terdapat pada protein pada umumnya. Sifat komplementer enzim dan substrat
dikemukakan dengan teori pemodelan “lock and key “ dan “induced fit”. Aktivitas
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu konsentrasi Substrat, suhu,
pH, Inhibitor (Komopetitif dan Nonkompetitif), Ko-enzim dan aktivator.
13
3.2 Saran
14