Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur-unsur kimia pada sel hidup mengalami berbagai proses dan reaksi.
Pada setiap reaksi kimia organik dibutuhkan katalisator untuk mempercepat
reaksi kimia. Enzim memiliki fungsi sebagai biokatalisator yaitu mempercepat
proses suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi tersebut. Maksudnya,
enzim tidak ikut berubah menjadi produk melainkan akan kembali ke bentuk
asalnya setelah reaksi kimia selesai. Enzim mengubah molekul awal zat,
substrat, menjadi hasil reaksi yang molekulnya berbeda dari molekul awal
(produk).
Enzim merupakan zat yang paling menarik dan penting di alam. Pertama,
sangat penting untuk menyadari bahwa enzim bukanlah benda hidup. Mereka
benda mati, sama seperti mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, mereka dibuat
oleh sel hidup. Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup.
Oleh karena itu, enzim sudah tidak diragukan memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan. Tidak hanya dalam kehidupan manusia, tetapi bagi
hewan dan tumbuhan. Bahkan bisa dikatakan bahwa enzim berperan penting
dalam kelangsungan alam ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Definisi Enzim ?
1.2.2 Apa Saja Sifat-Sifat Enzim ?
1.2.3 Apa Saja Jenis-Jenis Enzim ?
1.2.4 Bagaimanakah Struktur Enzim?
1.2.5 Bagaimana Cara Kerja Enzim ?
1.2.6 Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim?
1.2.7 Apa Saja Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan?

1.1 Tujuan

BIOKIMIA ENZIM 1
1.3.1 Mengetahui Definisi Enzim

1.3.2 Mengetahui Apa Saja Sifat-Sifat Enzim

1.3.3 Mengetahui Apa Saja Jenis-Jenis Enzim

1.3.4 Mengetahui Struktur dari Enzim

1.3.5 Mengetahui Cara Kerja Enzim

1.3.6 Mengetahui Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja


Enzim

1.3.7 Mengetahui Apa Saja Peranan dan Fungsi Enzim Dalam


Kehidupan

BIOKIMIA ENZIM 2
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu.


Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan
enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim
adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun
diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat
berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar
kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat
menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang
membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan
energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik) (Pujianti, 2007).

Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis


dalam reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai
biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju
reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini
hampir seluruhnya adalah protein.Berat molekul enzim pun sangat beraneka
ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry & Rubianty, 1985). Enzim
berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih
spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan
dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan
tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun (Pujianti, 2007).

BIOKIMIA ENZIM 3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Enzim

Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi


dampak pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak
membutuhkan energi, bersifat spesifik dan tidak beracun. Enzim telah
dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri produk pertanian, kimia dan
industri obat-obatan. Tiga sifat utama dari biokatalisator adalah menaikkan
kecepatan reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta kontrol
kinetik (Pack, 2008).

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang


meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Enzim merupakan
biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma,
yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen
yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu
peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak
aktif ini disebut zymogen (Timotius, 1982).

3.2 Sifat-Sifat Enzim


Menurut Prawirohartono (2004) sifat-sifat enzim terbagi atas:
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.
Artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau
mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.

b. Enzim bekerja secara spesifik.


Artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
c. Enzim merupakan protein.

BIOKIMIA ENZIM 4
Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain bekerja
pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim
terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.
Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam
jumlah yang sedikit.
e. Enzim bekerja secara bolak-balik.
Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim tidak
menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga
tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
f. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator
(pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.

Tata Nama Enzim :


• Menurut IUBMB :
1. Reaksi dan enzimnya dibagi dalam 6 kelas utama
Tiap kelas 4 – 13 subkelas

2. Nama enzim terdiri dari 2 bagian


Bagian 1 nama substrat + ase : - maltase
- urease
Bagian 2 jenis reaksi + ase : - transferase
- hidrogenase

• Contoh :
Alkohol dehidrogenase = 1.1.1.1 Alkohol : NAD Oksidoreduktase
• Reaksinya :
Alkohol + NAD Aldehid atau Keton
* Alkohol sebagai substrat
* NAD sebagai kosubstrat
BIOKIMIA ENZIM 5
* Jenis reaksinya oksidasi reduksi

3. INFORMASI TAMBAHAN
Dicantumkan di antara 2 tanda kurung
1.1.1.37 L-Malat : NAD Oksidoreduktase ( Decarboxilating )
4. Tiap enzim mempunyai nomor kode sistematik
( E.C. = Enzymatic Classification )
• Mis. : E.C. 2.7.1.1. berarti :
Kelas 2 = suatu transferase
Subkelas 7 = transfer fosfat
Subsubkelas 1 = sebagai akseptor fosfat tersebut adalah suatu alkohol
• Enzim yang dimaksud : 1, yaitu : enzim heksokinase atau ATP :
D-Heksosa-6-Fosfotransferase
• Mengkatalisis : Mg
α-D-Glukosa α-D-Glukosa 6-Fosfat
ATP ADP

3.1 Jenis-Jenis Enzim


Berdasarkan Poedjiati & Supriyanti (2006) Enzim dapat digolongkan
berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis, daya katalisisnya, dan
cara terbentuknya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya
di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses
sintesis di dalamsel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang berguna
untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
b. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya
di luar sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara
hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih
rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel. Energi yang
dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan
dalam proses kehidupan sel.
1. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis

BIOKIMIA ENZIM 6
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan
pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah
enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada
beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase,
oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.
b. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu
molekul ke molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim
sebagai berikut:
 Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan
amina.
 Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan
gugusan fosfat.
 Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan
asil.
a. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim
adalah:
 Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis
gugusan ester karboksil.
 Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester
lipida).
 Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan
polipeptida.

a. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan
gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh
adalah:
 Malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis
reaksi pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
 Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang
mengkatalisis reaksi pengambilan gugus karboksil.

BIOKIMIA ENZIM 7
a. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi,
yaitu:
 Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
 Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
 Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
 Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-
fosfat menjadi dihidroksi aseton fosfat
 Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-
CoA menjadi suksinil-CoA
a. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh
adalah enzim asetat = CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai
berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP                    Asetil CoA + AMP + P-P

1. Enzim lain dengan tatanama berbeda


Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya
enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim
permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat
selektif permiabel dari membran sel.

2. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya


a. Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan
sel normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah
tetap pada sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya
dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-
enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi
oleh kadar substratnya.
b. Enzim adaptif

BIOKIMIA ENZIM 8
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya
enzim tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat
dirangsang sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang
pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah
enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa. Mulamula E.
coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak
adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi panjang) setelah beberapa
waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E. coli
membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak
laktosa.
Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme
reaksi yang dikatalisis. Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang
dikenal, dan kebanyakan mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen.
Semua enzim ini diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase pada
nama substansi atau substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase
menghidrolisis lipid, amilase menghidrolisis amilum, protease
menghidrolisis protein. Pemakaian penamaan tersebut terbukti tidak
memadai karena banyak enzim mengkatalisis substrat yang sama tetapi
dengan reaksi yang berbeda. Contohnya ada enzim yang megkatalisis
reaksi reduksi terhadap fungsi alkohol gula dan ada pula yang
mengkatalisis reaksi oksidasi pada substrat yang sama.

Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebut dikelompokkan ke dalam 3

golongan yakni enzim karbohidrase, enzim Protease dan juga enzim

esterase. Ketiga golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim.

Adapun macam-macam enzim yang dimaksud sebagai berikut:

i. Golongan Enzim Karbohidrase

Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim antara lain:

 Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau

polisakarida menjadi senyawa selabiosa atau disakarida.

 Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau

polisakarida menjadi senyawa maltosa, yakni senyawa disakarida.


BIOKIMIA ENZIM 9
2 (C6H10O5)n + n H2O n C12H22O11
amilase
amilum maltosa

 Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi

senyawa asam pektin.

 Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi

senyawa glukosa.

maltase

C12H22O11 + H20 2 C6H12O6

maltosa glukosa

 Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai

sukrosa menjadi senyawa glukosa dan juga fruktosa.

 Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah

senyawa laktosa menjadi senyawa glukosa dan juga galaktosa.

i. Golongan Enzim Protase

Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini

antara lain:

 Enzim pepsin yang berperan memecah senyawa protein


menjadi senyawa asam amino.

 Enzim tripsin yakni enzim yang berperan mengurai pepton

menjadi senyawa asam amino.

 Enzim entrokinase yakni enzim yang berperan mengurai

senyawa pepton menjadi senywa asam amino.

1
BIOKIMIA ENZIM
0
 Enzim peptidase, enzim berperan dalam mengurai

senyawa peptide menjadi senyawa asam amino.

 Enzim renin, berperan sebagai pengurai senyawa kasein

dan juga susu.

 Enzim gelatinase, berperan dalam mengurai senyawa

gelatin.

i. Golongan Enzim Esterase

Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan yang satu ini

antara lain:

 Enzim lipase, berperan dalam mengurai lemak menjadi

senyawa gliserol dan juga asam lemak.

 Enzim fostatase, berperan dalam mengurai suatu ester dan

mendorong terjadinya pelepasan asam fosfor.

Macam-macam enzim ini bisa dijumpai di seluruh tubuh manusia. Masing-

masing enzim bekerja pada substrat tertentu baik itu yang bersifat asam

maupun basa. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa enzim ini memiliki

sisi yang aktif dimana ia mempunyai gugus R residu asam amino yang

spesifik. Menurut penelitian lanjutan, enzim ini berupa koloid yang tertebtuk

dengan tujuan memperbesar aktifitasnya.

3.1 Stuktur Enzim


 Seperti protein, enzim dapat mengalami denaturasi, misalnya akibat
pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonik dan radiasi ultraviolet atau pengaruh
penambahan asam, basa dan pelarut organik tertentu. Denaturasi ini
menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat bekerja (Harminto,
2001).
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut
dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang
aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi,

1
BIOKIMIA ENZIM
1
tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organik yang mengandung
logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut
holoenzim, tapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya
tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif
seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian
vitamin (misal : vitamin B1,B2,B6, oniasindan biotin). Bagian-bagian molekul
selain protein yang membantu enzim dalam beraktifitas disebut kofaktor.
 Gambar struktur enzim adalah sebagai berikut:

Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik


biokimia enzim sama seperti karakteristik protein, yang disintesis oleh sel
memerlukan DNA, bila rusak oleh lingkungan yang tidak mendukung seperti
akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan barier energi aktivasi, sehingga
reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel hidup. Enzim
dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi jauh lebih lambat.

Enzim yang memerlukan ion logam sebagai kofaktornya dinamakan


metaloenzim.. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis primer,
menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim
tetap aktif (Wirahadikusumah, 1989).

Tabel 1. Beberapa enzim yang mengandung ion logam sebagai


kofaktornya

Ion logam Enzim


Zn 2+ Alkohol dehidrogenase

1
BIOKIMIA ENZIM
2
Karbonat anhidrasa
Karboksipeptidasa

Mg2+ Fosfohidrolasa
Fosfotransferasa

Fe2+ / Fe3+ Sitokrom


Peroksida
Katalasa
Feredoksin

Cu2+/ Cu+ Tirosina


Sitokrom oksidasa

K+ Piruvat kinasa (juga memerlukan Mg2+)

Na+ Membrane sel ATPasa ( juga memerlukan K+


dan Mg2+)

Tabel 2. Koenzim sebagai kofaktor dan senyawa yang dipindahkan:


Kode Singkatan dari Yang

dipindahkan

NAD Nikotinamida-adenina dinukleotida Hidrogen

NADP Nikotinamida-adenina dinukleotida fosfat Hidrogen

FMN Flavin mononukleotida Hidrogen

FAD Flavin-adenina dinukleotida Hidrogen

Ko-Q Koenzim Q atau Quinon Hidrogen

Sit Sitokrom Elektron

Fd Ferredoksin Elektron

ATP Adenosina trifosfat Gugus fosfat

1
BIOKIMIA ENZIM
3
PAPS Fosfoadenil sulfat Gugus sulfat

UDP Uridina difosfat Gula

Biotin Biotin Karboksil (CO2)

Ko-A Koenzim A Asetil

TPP Tiamin pirofosfat C2-aldehida

3.1 Cara Kerja Enzin


a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)

Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti


kunci yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat
bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks
lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim (Gaman, 1994).

b. Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)

Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan


bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk
sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika
produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk

1
BIOKIMIA ENZIM
4
yang lepas. Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim
tersebut (Gaman, 1994).

3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


a. Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih
tetap mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim
dapat bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400
C. Pada suhu 00 C, enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan
mulai aktif. Jika suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar
40 – 500 C, enzim akan bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan lebih
lanjut membuat enzim akan terurai atau terdenaturasi seperti halnya
protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja (Girindra,
1986).

Gambar grafik hubungan suhu dengan aktivitas enzim

 Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.


 Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali setiap kenaikan
suhu 10oC.
 Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37oC.
Enzim tidakn dapat bekerja pada suhu tinggi yaitu lebih dari 50oC.
a. Derajat keasaman (pH)
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa
jenis enjim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim

1
BIOKIMIA ENZIM
5
yang bekerja optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa
ataupun asam, enzim tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu
juga sebaliknya, jila suatu enzim bekerja optimal pada suasana basa atau
asam tetapi enzim tersebut akan rusak apabila ditempatkan pada
keadaan asam atau basa (Sulistianto, 2011).
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif
bekerja pada pH rendah.
Gambar grafik pengaruh pH terhadap aktivitas satu jenis enzim

 Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu


yang disebut sebagai pH optimum.
 pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.
 Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di
dalam perut bertindak balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim
tripsin di dalam usus kecil bertindak paling cekap pada pH 8.
a. Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed
back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja
enzim yang terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat
kerja enzim yang bersangkutan (Kartasapoetra, 1994).
1) Inhibitor Kompetitif

1
BIOKIMIA ENZIM
6
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat
mengurangi daya hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan
substrat untuk mengikta bagian aktif  enzim. Misalnya enzim suksinat
dehidrogenase yang berfungsi mengkatalisis reaksi oksidasi asam
uksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini dutambahkan asam
malonat, maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun
aktivitasnya.
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi
akan normal kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat
bergantung pada konsentrasi inhibitor, konsentrasi substrat, dan 
aktivitas relatif inhibitor dan substrat.
2) Inhibitor Nonkompetitif

Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan


dengan adanya penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan
berikatan dengan  permukaan enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak
dapat diganti oleh substrat. Sehingga daya kerja inhibitor sangat
tergantung dari  konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor terhadap
enzim.

a. Konsentrasi  subtrat

1
BIOKIMIA ENZIM
7
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi
substrat yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja
enzim juga rendah. Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak,
kerja enzim juga cepat. Pada keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak
sampai menurun tetapi konstan.

Gambar hubungan konsentrasi substrat kecepatan reaksi enzimatik

 Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim


melebihi bilangan molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil
molekul enzim bertindak balas dengan molekul substrat.
 Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim
dapat bertindak balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar
maksimum.
 Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan
menambahkan kadar tindak balas kerana kepekatan enzim menjadi
faktornya.

3.1 Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan


Terdapat berbagai macam peranan atau Fungsi dari enzim yakni :
1. Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau
pelepasan oksigen.
2. Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
3. Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen, electron atau
penambahan oksigen

1
BIOKIMIA ENZIM
8
4. Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan
diikuti pemecahan molekul pada ikatan yang ditambah H20.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
6. Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karboksil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
8. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di
mana hampir semua enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik,
molekul yang mengawali reaksi disebut substrat, sedangkan hasilnya
disebut produk. Cara kerja enzim dalam mengkatalisis reaksi kimia
substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.
9. Fungsi Enzim Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun di luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi
sebagai katalis yang sangan efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.

1
BIOKIMIA ENZIM
9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Enzim merupakan biokatalisator organik yang dihasilkan
organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu
senyawa yang berikatan dengan protein, yang berfungsi mempercepat
reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Enzim mempunyai beberapa sifat yaitu enzim hanya mengubah
kecepatan reaksi, enzim bekerja secara spesifik, enzim merupakan protein,
enzim diperlukan dalam jumlah sedikit, enzim bekerja secara bolak-balik,
enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
3. Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat
yang dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
4. Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu
disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah
bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam
seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organik yang
mengandung logam.
5. Cara kerja enzim dibagi menjadi dua yaitu teori gembok dan anak
kunci (Lock and key theory) dan teori kecocokan yang terinduksi (Induced
fit theory)
6. Dalam kerjanya enzim dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu
suhu, konsentrasi substrat, kondisi pH dan adanya inhibitor atau zat
penghambat.

2
BIOKIMIA ENZIM
0
DAFTAR PUSTAKA

Gaman, P.M dan K.B.Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press

Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia


Harminto, Sundowo. 2001. Biologi umum. : Jakarta:Universitas Terbuka Press.
Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pack, Pilip. 2008. Cliffsap Biologi Edisi ke-2. : Jakarta: Pakar karya.
Patta, Muis.  2011. Kimia Organik. Makassar: Gramedia
Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Kimia Unutk SMA kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara.
Pujianti, Sri. 2007. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta: Platinum
Sulistianto. 2011. Enzim. Diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 18:20 WIB.
(https://materi/kuliah/semesterII/biokimia)
Timotius, K.H. 1982. Mikrobiologi Dasar. Salatiga: Universitas Kristen: Satya
Wacana Press

Wirahadikusumah, M. 1989. Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung:


Institut Teknologi Bandung Press.

http://www.google.com/definisi-enzim.php/www.wikipedia.co.id/pengertian-enzim/
definisi.html. Diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 16:40 WIB.

2
BIOKIMIA ENZIM
1

Anda mungkin juga menyukai