PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melakukan isolasi dan mengamati
aktivitas enzim bromelin (ekstrak buah nanas).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enzim
Kata enzim berasal dari bahasa Yunani “enzyme” yang berarti “di dalam
sel”. enzim sebagai fermen (ragi) yang bentuknya tidak tertentu dan tidak
teratur, yang dapat bekerja tanpa adanya mikroba dan dapat bekerja di luar
mikroba. Definisi tersebut berubah setelah dilakukan penelitian lanjutan oleh
Buchner pada tahun 1897. Enzim dapat diproduksi oleh mikroba atau bahan
lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Enzim juga dapat diisolasi dalam
bentuk murni (Winarno, 1986).
Enzim merupakan sekelompok protein yang mengatur dan menjalankan
perubahan-perubahan kimia dalam sistem Biologi. Enzim dihasilkan oleh
organ-organ pada hewan dan tanaman yang secara katalitik menjalankan
berbagai reaksi, seperti hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerasi, adisi, transfer
radikal, pemutusan rantai karbon. Secara umum, enzim menghasilkan
kecepatan, spesifikasi, dan kedali pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh.
Enzim berfungsi sebagai katalisator, yaitu senyawa yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10^8 sampai
10^11 kali lebih cepat dibandingkan ketika reaksi tersebut tidak
menggunakan katalis. Seperti katalis lainnya, enzim juga menurunkan atau
memeprkecil energi aktivasi suatu reaksi kimia (Supriyatna dkk, 2015).
3
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim
tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja
sebagian dan mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu
ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena
mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada
suhu optimum. Enzim dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum
sekitar 37° C. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan
sampai kurang lebih 60° C, karena terjadi denaturasi (Soewoto, 2000).
b. Pengaruh pH
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Jika dilakukan pengukuran
aktivitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan, sebagian besar
enzim di dalam tubuh akan menunjukkan aktivitas maksimum antara pH 5,0
sampai 9,0. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada pH
optimum. Ada enzim yang mempunyai pH optimum yang sangat rendah,
seperti pepsin, yang mempunyai pH optimum 2. Pada pH yang jauh di luar
pH optimum, enzim akan terdenaturasi. Selain itu pada keadaan ini baik
enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik yang
mengakibatkan enzim tidak dapat berikatan dengan substrat (Soewoto, 2000).
4
c. Hubungan antara pH Larutan Enzim dengan Laju Reaksi Enzim
Kadang-kadang, seperti pada enzim amylase liur, hubungan tersebut tidak
menunjukkan suatu titik puncak, melainkan suatu garis merata (plateau
setelah kurva yang naik, untuk kemudian turun lagi sesudah plateau).
Fenomena seperti ini dapat ditafsirkan sebab adanya molekul amylase dalam
bentuk beberapa molekul protein yang berbeda (isozim). Tiap molekul
isozem niscaya bekerja pada pH yang sedikit berbeda (Chang, 2003).
d. Pengaruh Konsentrasi Enzim
Peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi
enzimatik. Dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik (v) berbanding
lurus dengan konsentrasi enzim [E]. Makin besar konsentrasi enzim, reaksi
makin cepat. Semakin besar konsentrasi enzim maka makin banyak pula
produk yang terbentuk dalam tiap waktu pengamatan. Dengan bertambahnya
waktu, pada tiap konsentrasi enzim pertambahan jumlah produk akan
menunjukkan defleksi, tidak lagi berbanding lurus sejalan dengan berlalunya
waktu tersebut (Soewoto, 2000).
5
kecepatan reaksi akan konstan. Dalam keadaan itu seluruh enzim sudah
berada dalam bentuk kompleks E-S. Penambahan jumlah substrat tidak
menambah jumlah kompleks E-S (Soewoto, 2000).
Enzim memiliki tenaga katalitık yang luar biasa dan biasanya lebih besar
dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya.
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat
penting dalam aktivitas biologis. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim
dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan
kehilangan aktivitasnya akibat: panas, asam atau basa kuat, pelarut organik,
pengaruh lain yang bisa menyebabkan denaturasi protein (Cartono, 2004).
6
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa
contoh enzim yang termasuk golongan ini adalah meeetiltransferase,
hidroksimetiltransferase karboksiltransferase, asiltransferase dan
aminotrandferase atau disebut juga ransminase.
c) Golongan III Hidrolase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Beberapa enzim
dalam kelompok ini ialah esterase, ipase, pofatase, amylase, aminopepetidase,
karboksipeptidase, pepsin, tripsin, kimotripsin.
d) Golongan IV Liase
Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting dalam
reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu substrat (bukan cara hidrolisis) atau
sebaliknya. Contoh enzim golongan ini antara lain dekarboksilase, aldolase,
hidratase.
e) Golongan V Isomerase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi perubahan
intramolekuler, misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa,
perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa
trans dan lain-lain. Contoh enzim yang termasuk golongan ini antara lain
ribolosafosfat ipomerase dan glukosafosfat somerase.
f) Golongan VI Ligase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi
penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim tersebut juga dinamakan
sintesa. Ikatan yang terbentuk anatara penggabungan tersebut adalah ikatan
C-O, C-S, C-N atau C-C contoh enzim golongan ini antara lain glutamine
sintetase dan piruvat karboksilase.
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
8
2. Dimasukkan masing-masing 1 ml air nanas ke dalam 3 tabung reaksi dan
3 tabung lainnya dimasukkan susu masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml.
3. Dituang 1 ml air nanas ke dalam 1 ml, 2 ml, 3 ml tabung reaksi susu.
4. Diamati perubahannya menggunakan senter dan dicatat pada menit
keberapa terjadi perubahan.
5. Dicatat hasil dalam bentuk tabel/grafik.
Adapun cara kerja pada Praktikum Enzim Nabati untuk Uji Pengaruh
Konsentrasi Enzim terhadap Kerja Enzim adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan 6 tabung reaksi.
2. Dimasukkan masing-masing 3 ml susu ke dalam 3 tabung reaksi.
3. Dimasukkan 1 ml, 2 ml, 3 ml air nanas ke dalam 3 tabung reaksi.
4. Dituang setiap tabung reaksi yang berisi air nanas ke dalam 1 ml, 2 ml, 3
ml tabung reaksi yang berisi 3 ml air susu.
5. Diamati perubahannya menggunakan senter dan dicatat pada menit
keberapa terjadi perubahan.
6. Dicatat hasil dalam bentuk tabel/grafik.
Adapun cara kerja pada Praktikum Enzim Nabati untuk Uji Pengaruh pH
terhadap Kerja Enzim adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan 6 tabung reaksi.
2. Dimasukkan masing-masing 1 ml air susu ke dalam 3 tabung reaksi.
3. Dimasukkan 1 ml HCl, 1 ml NaOH dan 1 ml air masing-masing ke dalam
tabung berisi 1 ml susu.
4. Diaduk larutan susu dengan menggunakan vorteks.
5. Dimasukkan 1 ml air nanas ke dalam 3 tabung reaksi.
6. Dicampurkan 1 ml air nanas ke dalam tabung berisi susu.
7. Dimasukkan kertas indikator pH ke dalam campuran.
8. Diamati perubahannya menggunakan senter dan dicatat pada menit
keberapa terjadi perubahan.
9. Dicatat hasil dalam bentuk tabel/grafik.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Pengaruh Suhu terhadap Kerja Enzim
20
Grafik 1
15
10
0
Suhu dingin Suhu ruang Suhu panas
1. Ya 30 detik Susu 1 ml
2. Ya 60 detik Susu 2 ml
10
Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi
Substrat Terhadap Kerja Enzim
140
120
100
Grafik
80
60
40
20
0
1 ml 2 ml 3 ml
20
Grafik
15
10
0
1 ml 2 ml 3 ml
11
.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah dijelaskan bahwa enzim berfungsi sebagai
biokatalisator atau mempercepat. Enzim adalah substansi yang dapat
mempercepat atau bertindak sebagai katalis reaksi-reaksi kimia. Enzim
sebagai protein karena sifatnya yang mirip. Enzim bekerja secara cepat dan
bekerja secara spesifik. Hal-hal yang dapat mempengaruhi enzim yaitu pH,
suhu dan zat penghambat. Enzim bekerja pada suhu tertentu. Enzim bekerja
optimum pada pH 4,5-8.
Nanas mengandung enzim bromelin. Enzim bromelin terbanyak dapat
ditemukan pada bagian batang nanas. Bromelin adalah enzim protease yang
mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein menjadi molekul yang
lebih kecil yaitu asam amino. Karakteristik enzim bromelin yaitu semakin
tinggi suhu maka aktivitas enzim akan semakin cepat. Suhu optimumnya
yaitu pada 55ºC. Jika suhu lebih dari 55ºC maka aktivitas enzim akan
menurun.
Enzim bromelin merupakan suatu enzim endopeptidase yang mempunyai
gugus sulfhidril pada pusat aktifnya. Pada dasarnya enzim ini diperoleh dari
jaringan-jaringan tanaman nanas (Ananas sativus), famili Bromeliaceae.
Bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease sulfhidril yang mempu
menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul
yang lebih kecil, yaitu enzim amino. Bromelin ini berbentuk serbuk amori
dengan warna putih bening samapai kekuning-kuningan, berbau khas, larut
sebagian dalam: Aseton, Eter, dan CHCl3, stabil pada pH 3,0 – 5,5. Suhu
optimum enzim bromelin adalah 500 C – 80o C. Enzim ini terdapat pada
tangkai nanas, kulit, daun, buah, maupun batang nenas yang selama ini
kurang di manfaatkan (Nur dkk, 2017).
12
Bromelin merupakan campuran protease yang diisolasi dari tanaman
nanas, dengan nama latin Ananas comosus (Linn.). Jenis protease dalam
bromelin adalah protease sulfhidril. Bromelin dimanfaatkan untuk
pengempukan daging, obat gangguan pencernaan (contohnya Benozym dan
Elsazym) dan anti inflamasi. Enzim ini juga digunakan untuk aplikasi industri
pada pelarutan protein gandum, penstabilan bir, produksi hidrolisat protein,
dan penyamakan kulit (Oktavia dkk, 2010).
Aktivitas bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu bagian tanaman
nanas sebagai sumber enzim, jenis substrat, inhibitor, dan jenis presipitan
yang digunakan untuk pemurnian bromelin. Enzim bromelin yang diisolasi
dari daging buah nanas matang memiliki aktivitas lebih tinggi daripada enzim
bromelin yang diisolasi dari daun dan buah nanas mentah. Kondisi optimum
reaksi enzimatis bromelin dari daging buah nanas matang dicapai pada pH 6,5
pada temperatur 50° C selama 20 menit. Aktivitas bromelin stabil pada
rentang pH 2 sampai 9. Keberadaan Fe3+ dan Cu2+ dapat menurunkan
aktivitas bromelin secara drastis. Oleh karena itu, adanya kelator ion logam
seperti Na2-EDTA dengan jumlah yang tepat dapat meningkatkan aktivitas
bromelin (Oktavia dkk, 2010).
Berdasarkan tabel hasil praktikum yang telah dilakukan, pada hasil uji
pengaruh suhu terhadap kerja enzim, pada ketiga suhu menunjukkan adanya
gumpalan. Waktu yang diperlukan berbeda-beda, pada suhu dingin (0ºC)
membutuhkan waktu 15 detik untuk terjadinya gumpalan. Pada suhu ruang
(37ºC) membutuhkan waktu 5 detik dan pada suhu panas (100ºC)
membutuhkan waktu 22 detik. Dari hasil tersebut, aktivitas enzim tercepat
terjadi pada suhu ruang yaitu 37ºC dimana suhu tersebut yang paling
mendekati suhu optimum enzim yaitu 55ºC.
Temperatur mempengaruhi aktivitas enzim. Pada temperatur rendah,
reaksi enzimatis berlangsung lambat, kenaikan temperatur akan mempercepat
reaksi, hingga suhu optimum tercapai dan reaksi enzimatis mencapai
maksimum. Kenaikan temperatur melewati temperatur optimum akan
menyebabkan enzim terdenaturasi dan menurunkan kecepatan reaksi
enzimatis (Noviyanti dkk, 2012).
13
Pada hasil uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap kerja enzim, pada
ketiga tabung susu menunjukkan adanya gumpalan. Waktu yang diperlukan
untuk terjadinya gumpalan pada ketiga tabung berbeda-beda. Pada tabung
susu 1 ml dibutuhkan waktu 30 detik, pada tabung susu 2 ml dibutuhkan
waktu 60 detik dan pada tabung susu 3 ml dibutuhkan waktu 120 detik.
Pada hasil uji konsentrasi enzim terhadap kerja enzim, pada ketiga tabung
menunjukkan terdapatnya gumpalan. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya
gumpalan pada ketiga tabung, memiliki waktu yang berbeda-beda. Pada
tabung nanas 1 ml dibutuhkan waktu 21 detik, pada tabung nanas 2 ml
dibutuhkan waktu 17 detik dan pada tabung nanas 3 ml dibutuhkan waktu 9
detik.
Dan pada hasil uji pengaruh pH terhadap kerja enzim, pada tabung HCl
tidak terdapat gumpalan, membutuhkan waktu 12 detik, memiliki pH yaitu 2
dan berwarna putih keruh. Pada tabung NaOH terdapat gumpalan.
Membutuhkan waktu 10 detik, memiliki pH sebesar 10 dan berwarna putih
kuning. Dan pada tabung air mineral tidak terdapat gumpalan, membutuhkan
waktu 15 detik, memiliki pH sebesar 5 dan berwarna putih keruh.
BAB V
PENUTUP
14
5.1 Simpulan
Enzim adalah substansi yang dapat mempercepat atau bertindak sebagai
katalis reaksi-reaksi kimia. Enzim sebagai protein karena sifatnya yang mirip.
Enzim bekerja secara cepat dan bekerja secara spesifik. Enzim bekerja
optimum pada pH 4,5-8. Suhu optimumnya yaitu pada 55ºC. Jika suhu lebih
dari 55ºC maka aktivitas enzim akan menurun. Peningkatan konsentrasi
enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik. Makin besar
konsentrasi enzim, reaksi makin cepat. Pada suatu reaksi enzimatik bila
konsentrasi substrat diperbesar, sedangkan kondisi lainnya tetap, maka
kecepatan reaksi akan meningkat sampai suatu batas kecepatan maksimum.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan harus teliti agar mendapat
hasil yang tepat. Dalam menggunakan alat dan bahan, praktikan juga harus
berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
15
Cartono. 2004. Biologi Umum. Bandung: Prisma Press.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Noviyanti, Tri, Puji Ardiningsih dan Winda Rahmalia. 2012. Pengaruh
Temperatur terhadap Aktibitas Enzim Proteasw dari Daun Sansakng
(Pycnarrhena cauliflora Diels). Vol. 1. No. 1. Hal. 31-34.
Nur, Surahman, Surati dan Ryan Rehala. 2017. Aktivitas Enzim Bromelin
terhadap Peningkatan Protein Tepung Ampas Kelapa. Jurnal Biology Science
& Education. Vol. 6. No. 1. Hal. 84-98.
Oktavia, Rita, Suharti dan Evi Susanti. 2010. Karakterisasi Enzim Bromelin yang
Diamobilisasi dalam Agar Komersial. Vol. 2. No. 1. Hal. 1-10.
Sadikin, M. 2002. Seri Biokimia: Biokimia Enzim. Jakarta: Widya Medika.
Soewoto. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta: Widya Medika.
Supriyatna, Ateng, Dea Amalia, Ayu Agustini Jauhari dan Dyna Holydaziah.
2015. Aktivitas Enzim Amilase, Lipase dan Protease dari Larva. Vol. 9. No.
2. Hal. 18-32.
Winarno, F. G. 1986. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
16
17