Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan
urutan-urutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang
menguraikan molekul nutrient, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi
kimiawi dan yang membuat makro molekul sel dari prekursor sederhana. Di
antara sejumlah enzim yang berpartisipasi di dalam metabolisme, terdapat
sekelompok khusus yang dikenal sebagai enzim pengatur, yang dapat
mengenali berbagai isyarat metabolisme dan mengubah kecepatan katalitiknya
sesuai dengan isyarat yang diterima. Melalui aktivitasnya sistem enzim
terkoordinasi dengan baik, menghasilkan suatu hubungan yang harmonis
diantara sejumlah aktivitas metabolisme yang berbeda, yang diperlukan untuk
menunjang kehidupan (Lehninger, 1982).
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat
yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan
terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya
akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara
khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu senyawa
atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia setiap enzim
yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan
pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
derajat keasaman (pH), kofaktor, dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH optimum berbeda-beda karena enzim adalah potein yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan pH berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali.

1
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melakukan isolasi dan mengamati
aktivitas enzim bromelin (ekstrak buah nanas).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Enzim
Kata enzim berasal dari bahasa Yunani “enzyme” yang berarti “di dalam
sel”. enzim sebagai fermen (ragi) yang bentuknya tidak tertentu dan tidak
teratur, yang dapat bekerja tanpa adanya mikroba dan dapat bekerja di luar
mikroba. Definisi tersebut berubah setelah dilakukan penelitian lanjutan oleh
Buchner pada tahun 1897. Enzim dapat diproduksi oleh mikroba atau bahan
lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Enzim juga dapat diisolasi dalam
bentuk murni (Winarno, 1986).
Enzim merupakan sekelompok protein yang mengatur dan menjalankan
perubahan-perubahan kimia dalam sistem Biologi. Enzim dihasilkan oleh
organ-organ pada hewan dan tanaman yang secara katalitik menjalankan
berbagai reaksi, seperti hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerasi, adisi, transfer
radikal, pemutusan rantai karbon. Secara umum, enzim menghasilkan
kecepatan, spesifikasi, dan kedali pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh.
Enzim berfungsi sebagai katalisator, yaitu senyawa yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10^8 sampai
10^11 kali lebih cepat dibandingkan ketika reaksi tersebut tidak
menggunakan katalis. Seperti katalis lainnya, enzim juga menurunkan atau
memeprkecil energi aktivasi suatu reaksi kimia (Supriyatna dkk, 2015).

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim perubahan suhu
dan pH mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi
enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat.
Pengaruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam
beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting (Soewoto,
2000).
a. Pengaruh Suhu

3
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim
tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja
sebagian dan mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu
ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena
mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada
suhu optimum. Enzim dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum
sekitar 37° C. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan
sampai kurang lebih 60° C, karena terjadi denaturasi (Soewoto, 2000).

b. Pengaruh pH
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Jika dilakukan pengukuran
aktivitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan, sebagian besar
enzim di dalam tubuh akan menunjukkan aktivitas maksimum antara pH 5,0
sampai 9,0. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada pH
optimum. Ada enzim yang mempunyai pH optimum yang sangat rendah,
seperti pepsin, yang mempunyai pH optimum 2. Pada pH yang jauh di luar
pH optimum, enzim akan terdenaturasi. Selain itu pada keadaan ini baik
enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik yang
mengakibatkan enzim tidak dapat berikatan dengan substrat (Soewoto, 2000).

4
c. Hubungan antara pH Larutan Enzim dengan Laju Reaksi Enzim
Kadang-kadang, seperti pada enzim amylase liur, hubungan tersebut tidak
menunjukkan suatu titik puncak, melainkan suatu garis merata (plateau
setelah kurva yang naik, untuk kemudian turun lagi sesudah plateau).
Fenomena seperti ini dapat ditafsirkan sebab adanya molekul amylase dalam
bentuk beberapa molekul protein yang berbeda (isozim). Tiap molekul
isozem niscaya bekerja pada pH yang sedikit berbeda (Chang, 2003).
d. Pengaruh Konsentrasi Enzim
Peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi
enzimatik. Dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik (v) berbanding
lurus dengan konsentrasi enzim [E]. Makin besar konsentrasi enzim, reaksi
makin cepat. Semakin besar konsentrasi enzim maka makin banyak pula
produk yang terbentuk dalam tiap waktu pengamatan. Dengan bertambahnya
waktu, pada tiap konsentrasi enzim pertambahan jumlah produk akan
menunjukkan defleksi, tidak lagi berbanding lurus sejalan dengan berlalunya
waktu tersebut (Soewoto, 2000).

e. Pengaruh Konsentrasi Substrat


Pada suatu reaksi enzimatik bila konsentrasi substrat diperbesar,
sedangkan kondisi lainnya tetap, maka kecepatan reaksi (v) akan meningkat
sampai suatu batas kecepatan maksimum (V). Pada titik maksimum ini enzim
telah jenuh dengan substrat. Dalam suatu reaksi enzimatik, enzim akan
mengikat substrat membentuk kompleks enzim-substrat [ES], kemudian
kompleks ini akan terurai menjadi [E] dan produk [P]. Makin banyak
kompleks [ES] terbentuk, makin cepat reaksi berlangsung sampai batas
kejenuhan [ES]. Pada konsentrasi substrat [S] melampaui batas kejenuhan

5
kecepatan reaksi akan konstan. Dalam keadaan itu seluruh enzim sudah
berada dalam bentuk kompleks E-S. Penambahan jumlah substrat tidak
menambah jumlah kompleks E-S (Soewoto, 2000).

Enzim memiliki tenaga katalitık yang luar biasa dan biasanya lebih besar
dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya.
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat
penting dalam aktivitas biologis. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim
dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan
kehilangan aktivitasnya akibat: panas, asam atau basa kuat, pelarut organik,
pengaruh lain yang bisa menyebabkan denaturasi protein (Cartono, 2004).

2.3 Penggolongan Enzim


Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-
masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease,
arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal
dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on
Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam
enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana
enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah (Sadikin, 2002):
a) Golongan I Oksidoreduktase
Enzim yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian
yaitu dehidrogenase dan oksidase.
b) Golongan II Transferase

6
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa
contoh enzim yang termasuk golongan ini adalah meeetiltransferase,
hidroksimetiltransferase karboksiltransferase, asiltransferase dan
aminotrandferase atau disebut juga ransminase.
c) Golongan III Hidrolase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Beberapa enzim
dalam kelompok ini ialah esterase, ipase, pofatase, amylase, aminopepetidase,
karboksipeptidase, pepsin, tripsin, kimotripsin.
d) Golongan IV Liase
Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting dalam
reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu substrat (bukan cara hidrolisis) atau
sebaliknya. Contoh enzim golongan ini antara lain dekarboksilase, aldolase,
hidratase.
e) Golongan V Isomerase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi perubahan
intramolekuler, misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa,
perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa
trans dan lain-lain. Contoh enzim yang termasuk golongan ini antara lain
ribolosafosfat ipomerase dan glukosafosfat somerase.
f) Golongan VI Ligase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi
penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim tersebut juga dinamakan
sintesa. Ikatan yang terbentuk anatara penggabungan tersebut adalah ikatan
C-O, C-S, C-N atau C-C contoh enzim golongan ini antara lain glutamine
sintetase dan piruvat karboksilase.

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Enzim Nabati ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada hari Jum’at, 12
April 2019 pukul 09.00 – 11.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada Praktikum Enzim Nabati ini adalah gelas ukur,
hot plate, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, senter, stopwatch, gelas
beaker dan vortex.
Bahan yang digunakan pada Praktikum Enzim Nabati ini adalah ekstrak
buah nanas, susu, es batu, air, NaOH, HCl dan kertas indikator pH.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada Praktikum Enzim Nabati untuk Uji Pengaruh Suhu
terhadap Kerja Enzim adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan 6 tabung reaksi.
2. Dimasukkan masing-masing 1 ml susu ke dalam 3 tabung reaksi.
3. Dimasukkan masing-masing 1 ml air nanas ke dalam 3 tabung reaksi.
4. Disimpan tabung percobaan dalam suhu dingin, suhu ruang dan panas
selama 10 menit.
5. Dicampurkan masing-masing 1 ml air nanas pada masing-masing 1 ml
susu.
6. Diamati perubahannya menggunakan senter dan dicatat pada menit
keberapa terjadi perubahan.
7. Dicatat hasil dalam bentuk tabel/grafik.
Adapun cara kerja pada Praktikum Enzim Nabati untuk Uji Konsentrasi
Substrat terhadap Kerja Enzim adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan 6 buah tabung reaksi.

8
2. Dimasukkan masing-masing 1 ml air nanas ke dalam 3 tabung reaksi dan
3 tabung lainnya dimasukkan susu masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml.
3. Dituang 1 ml air nanas ke dalam 1 ml, 2 ml, 3 ml tabung reaksi susu.
4. Diamati perubahannya menggunakan senter dan dicatat pada menit
keberapa terjadi perubahan.
5. Dicatat hasil dalam bentuk tabel/grafik.
Adapun cara kerja pada Praktikum Enzim Nabati untuk Uji Pengaruh
Konsentrasi Enzim terhadap Kerja Enzim adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan 6 tabung reaksi.
2. Dimasukkan masing-masing 3 ml susu ke dalam 3 tabung reaksi.
3. Dimasukkan 1 ml, 2 ml, 3 ml air nanas ke dalam 3 tabung reaksi.
4. Dituang setiap tabung reaksi yang berisi air nanas ke dalam 1 ml, 2 ml, 3
ml tabung reaksi yang berisi 3 ml air susu.
5. Diamati perubahannya menggunakan senter dan dicatat pada menit
keberapa terjadi perubahan.
6. Dicatat hasil dalam bentuk tabel/grafik.
Adapun cara kerja pada Praktikum Enzim Nabati untuk Uji Pengaruh pH
terhadap Kerja Enzim adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan 6 tabung reaksi.
2. Dimasukkan masing-masing 1 ml air susu ke dalam 3 tabung reaksi.
3. Dimasukkan 1 ml HCl, 1 ml NaOH dan 1 ml air masing-masing ke dalam
tabung berisi 1 ml susu.
4. Diaduk larutan susu dengan menggunakan vorteks.
5. Dimasukkan 1 ml air nanas ke dalam 3 tabung reaksi.
6. Dicampurkan 1 ml air nanas ke dalam tabung berisi susu.
7. Dimasukkan kertas indikator pH ke dalam campuran.
8. Diamati perubahannya menggunakan senter dan dicatat pada menit
keberapa terjadi perubahan.
9. Dicatat hasil dalam bentuk tabel/grafik.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Pengaruh Suhu terhadap Kerja Enzim

No. Gumpalan (Ya/Tidak) Waktu Keterangan

1. Ya 15 detik Suhu Dingin (0º)

2. Ya 5 detik Suhu Ruang (37º)

3. Ya 22 detik Suhu Panas (100º)

Grafik 1. Hasil Uji Pengaruh Suhu terhadap Kerja Enzim

Hasil Uji Pengaruh Suhu Terhadap


Kerja Enzim
25

20

Grafik 1
15

10

0
Suhu dingin Suhu ruang Suhu panas

Tabel 2. Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Kerja Enzim

No. Gumpalan (Ya/Tidak) Waktu Keterangan

1. Ya 30 detik Susu 1 ml

2. Ya 60 detik Susu 2 ml

3. Ya 120 detik Susu 3 ml

Grafik 2. Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Kerja Enzim

10
Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi
Substrat Terhadap Kerja Enzim
140
120
100
Grafik
80
60
40
20
0
1 ml 2 ml 3 ml

Tabel 3. Hasil Uji Konsentrasi Enzim terhadap Kerja Enzim

No. Gumpalan (Ya/Tidak) Waktu Keterangan

1. Ya 21 detik Air Nanas 1 ml

2. Ya 17 detik Air Nanas 2 ml

3. Ya 9 detik Air Nanas 3 ml

Grafik 3. Hasil Uji Konsentrasi Enzim terhadap Kerja Enzim

Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim


Terhadap Kerja Enzim
25

20

Grafik
15

10

0
1 ml 2 ml 3 ml

Tabel 4. Pengaruh pH terhadap Kerja Enzim


No Tabung Waktu (s) pH Gumpalan Warna

11
.

1. HCl 12 2 Tidak Putih keruh

2. NaOH 10 10 Ya Putih kuning

3. Air Mineral 15 5 Tidak Putih keruh

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah dijelaskan bahwa enzim berfungsi sebagai
biokatalisator atau mempercepat. Enzim adalah substansi yang dapat
mempercepat atau bertindak sebagai katalis reaksi-reaksi kimia. Enzim
sebagai protein karena sifatnya yang mirip. Enzim bekerja secara cepat dan
bekerja secara spesifik. Hal-hal yang dapat mempengaruhi enzim yaitu pH,
suhu dan zat penghambat. Enzim bekerja pada suhu tertentu. Enzim bekerja
optimum pada pH 4,5-8.
Nanas mengandung enzim bromelin. Enzim bromelin terbanyak dapat
ditemukan pada bagian batang nanas. Bromelin adalah enzim protease yang
mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein menjadi molekul yang
lebih kecil yaitu asam amino. Karakteristik enzim bromelin yaitu semakin
tinggi suhu maka aktivitas enzim akan semakin cepat. Suhu optimumnya
yaitu pada 55ºC. Jika suhu lebih dari 55ºC maka aktivitas enzim akan
menurun.
Enzim bromelin merupakan suatu enzim endopeptidase yang mempunyai
gugus sulfhidril pada pusat aktifnya. Pada dasarnya enzim ini diperoleh dari
jaringan-jaringan tanaman nanas (Ananas sativus), famili Bromeliaceae.
Bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease sulfhidril yang mempu
menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul
yang lebih kecil, yaitu enzim amino. Bromelin ini berbentuk serbuk amori
dengan warna putih bening samapai kekuning-kuningan, berbau khas, larut
sebagian dalam: Aseton, Eter, dan CHCl3, stabil pada pH 3,0 – 5,5. Suhu
optimum enzim bromelin adalah 500 C – 80o C. Enzim ini terdapat pada
tangkai nanas, kulit, daun, buah, maupun batang nenas yang selama ini
kurang di manfaatkan (Nur dkk, 2017).

12
Bromelin merupakan campuran protease yang diisolasi dari tanaman
nanas, dengan nama latin Ananas comosus (Linn.). Jenis protease dalam
bromelin adalah protease sulfhidril. Bromelin dimanfaatkan untuk
pengempukan daging, obat gangguan pencernaan (contohnya Benozym dan
Elsazym) dan anti inflamasi. Enzim ini juga digunakan untuk aplikasi industri
pada pelarutan protein gandum, penstabilan bir, produksi hidrolisat protein,
dan penyamakan kulit (Oktavia dkk, 2010).
Aktivitas bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu bagian tanaman
nanas sebagai sumber enzim, jenis substrat, inhibitor, dan jenis presipitan
yang digunakan untuk pemurnian bromelin. Enzim bromelin yang diisolasi
dari daging buah nanas matang memiliki aktivitas lebih tinggi daripada enzim
bromelin yang diisolasi dari daun dan buah nanas mentah. Kondisi optimum
reaksi enzimatis bromelin dari daging buah nanas matang dicapai pada pH 6,5
pada temperatur 50° C selama 20 menit. Aktivitas bromelin stabil pada
rentang pH 2 sampai 9. Keberadaan Fe3+ dan Cu2+ dapat menurunkan
aktivitas bromelin secara drastis. Oleh karena itu, adanya kelator ion logam
seperti Na2-EDTA dengan jumlah yang tepat dapat meningkatkan aktivitas
bromelin (Oktavia dkk, 2010).
Berdasarkan tabel hasil praktikum yang telah dilakukan, pada hasil uji
pengaruh suhu terhadap kerja enzim, pada ketiga suhu menunjukkan adanya
gumpalan. Waktu yang diperlukan berbeda-beda, pada suhu dingin (0ºC)
membutuhkan waktu 15 detik untuk terjadinya gumpalan. Pada suhu ruang
(37ºC) membutuhkan waktu 5 detik dan pada suhu panas (100ºC)
membutuhkan waktu 22 detik. Dari hasil tersebut, aktivitas enzim tercepat
terjadi pada suhu ruang yaitu 37ºC dimana suhu tersebut yang paling
mendekati suhu optimum enzim yaitu 55ºC.
Temperatur mempengaruhi aktivitas enzim. Pada temperatur rendah,
reaksi enzimatis berlangsung lambat, kenaikan temperatur akan mempercepat
reaksi, hingga suhu optimum tercapai dan reaksi enzimatis mencapai
maksimum. Kenaikan temperatur melewati temperatur optimum akan
menyebabkan enzim terdenaturasi dan menurunkan kecepatan reaksi
enzimatis (Noviyanti dkk, 2012).

13
Pada hasil uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap kerja enzim, pada
ketiga tabung susu menunjukkan adanya gumpalan. Waktu yang diperlukan
untuk terjadinya gumpalan pada ketiga tabung berbeda-beda. Pada tabung
susu 1 ml dibutuhkan waktu 30 detik, pada tabung susu 2 ml dibutuhkan
waktu 60 detik dan pada tabung susu 3 ml dibutuhkan waktu 120 detik.
Pada hasil uji konsentrasi enzim terhadap kerja enzim, pada ketiga tabung
menunjukkan terdapatnya gumpalan. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya
gumpalan pada ketiga tabung, memiliki waktu yang berbeda-beda. Pada
tabung nanas 1 ml dibutuhkan waktu 21 detik, pada tabung nanas 2 ml
dibutuhkan waktu 17 detik dan pada tabung nanas 3 ml dibutuhkan waktu 9
detik.
Dan pada hasil uji pengaruh pH terhadap kerja enzim, pada tabung HCl
tidak terdapat gumpalan, membutuhkan waktu 12 detik, memiliki pH yaitu 2
dan berwarna putih keruh. Pada tabung NaOH terdapat gumpalan.
Membutuhkan waktu 10 detik, memiliki pH sebesar 10 dan berwarna putih
kuning. Dan pada tabung air mineral tidak terdapat gumpalan, membutuhkan
waktu 15 detik, memiliki pH sebesar 5 dan berwarna putih keruh.

BAB V
PENUTUP

14
5.1 Simpulan
Enzim adalah substansi yang dapat mempercepat atau bertindak sebagai
katalis reaksi-reaksi kimia. Enzim sebagai protein karena sifatnya yang mirip.
Enzim bekerja secara cepat dan bekerja secara spesifik. Enzim bekerja
optimum pada pH 4,5-8. Suhu optimumnya yaitu pada 55ºC. Jika suhu lebih
dari 55ºC maka aktivitas enzim akan menurun. Peningkatan konsentrasi
enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik. Makin besar
konsentrasi enzim, reaksi makin cepat. Pada suatu reaksi enzimatik bila
konsentrasi substrat diperbesar, sedangkan kondisi lainnya tetap, maka
kecepatan reaksi akan meningkat sampai suatu batas kecepatan maksimum.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan harus teliti agar mendapat
hasil yang tepat. Dalam menggunakan alat dan bahan, praktikan juga harus
berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

15
Cartono. 2004. Biologi Umum. Bandung: Prisma Press.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Noviyanti, Tri, Puji Ardiningsih dan Winda Rahmalia. 2012. Pengaruh
Temperatur terhadap Aktibitas Enzim Proteasw dari Daun Sansakng
(Pycnarrhena cauliflora Diels). Vol. 1. No. 1. Hal. 31-34.
Nur, Surahman, Surati dan Ryan Rehala. 2017. Aktivitas Enzim Bromelin
terhadap Peningkatan Protein Tepung Ampas Kelapa. Jurnal Biology Science
& Education. Vol. 6. No. 1. Hal. 84-98.
Oktavia, Rita, Suharti dan Evi Susanti. 2010. Karakterisasi Enzim Bromelin yang
Diamobilisasi dalam Agar Komersial. Vol. 2. No. 1. Hal. 1-10.
Sadikin, M. 2002. Seri Biokimia: Biokimia Enzim. Jakarta: Widya Medika.
Soewoto. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta: Widya Medika.
Supriyatna, Ateng, Dea Amalia, Ayu Agustini Jauhari dan Dyna Holydaziah.
2015. Aktivitas Enzim Amilase, Lipase dan Protease dari Larva. Vol. 9. No.
2. Hal. 18-32.
Winarno, F. G. 1986. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia.

LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai