Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Enzim merupakan polimer biologik yang mengatalisis lebih dari satu

proses dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang.

Sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai

peristiwa fisiologik, enzim memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan

dan penyakit.

1.2. Identifikasi Masalah

1.      Bagaimana definisi dari enzim ?


2.      Apa sifat-sifat dari enzim ?
3.      Apa saja jenis-jenis enzim ?
4.      Bagaimana cara kerja enzim ?

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui definisi enzim

2. Mengetahui sifat-sifat dari enzim

3. Mengetahui jenis-jenis enzim

4. Mengetahui cara kerja enzim


2

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu.


Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan
enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim
adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun
diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat
berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar
kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan
energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy
(energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan
energy (eksorgonik) (Ana, Poedjadi, 2005)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat,
suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang
dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu
atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim
(Anonim, 2009)
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis
dalam reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai
biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju
reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir
seluruhnya adalah protein.Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam,
meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry & Rubianty, 1985). Enzim berperan
untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup,
3

tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih spesifik
dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan
katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun (Juryatin, 1997).
4

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Enzim

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang


meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim merupakan biokatalisator organik
yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein
atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim disintesis dalam bentuk
calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi
yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan
dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang
aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.

3.2 Sifat-Sifat Enzim


a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.
Artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau
mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu
reaksi.
b. Enzim bekerja secara spesifik.
Artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
c. Enzim merupakan protein.
Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain
bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan
pelarut organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim
terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
5

d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.


Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan
dalam jumlah yang sedikit.
e. Enzim bekerja secara bolak-balik.
Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya
enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi
sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-
senyawa menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat digambarkan sebagai
berikut.
f. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH,
aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi
substrat.

3.3 Jenis-Jenis Enzim


Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang
dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.

1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya


a) Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan
untuk proses sintesis di dalamsel dan untuk pembentukan energi (ATP)
yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
b) Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat
secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM
lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel. Energi yang
6

dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan


dalam proses kehidupan sel.

2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis


a) Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan
pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim
elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada
beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase,
oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.

b) Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu
molekul ke molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim
sebagai berikut:
1. Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2. Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
3. Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.

c) Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh
enzim adalah:
1. Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester
karboksil.
2. Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).

3. Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.

d) Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau
penambahan gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis,
sebagai contoh adalah:
7

1. L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi


pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2. Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.

e) Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi,
yaitu:
1.  Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2.  Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat

3. Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal

4.    Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat


dihidroksi aseton fosfat
5.    Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA
suksinil - CoA

f)       Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah
enzim asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:

Asetat + CoA-SH + ATP                    Asetil CoA + AMP + P-P

3. Enzim lain dengan tatanama berbeda


Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas,
misalnya enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim
permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif
permiabel dari membran sel.
8

4. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya


a) Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel
normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel
hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar
substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-enzim yang berperan
dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar substratnya.
b) Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim
tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang
sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya
dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim beta galaktosidase
yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang
mengandung laktosa. Mulamula E. coli tidak dapat menggunakan laktosa
sehingga awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi
panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase
lag tersebut E. coli membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk
merombak laktosa.
Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang
dikatalisis. Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan
kebanyakan mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini
diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase pada nama substansi atau
substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase menghidrolisis lipid, amilase
menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis protein. Pemakaian penamaan
tersebut terbukti tidak memadai karena banyak enzim mengkatalisis substrat yang
sama tetapi dengan reaksi yang berbeda. Contohnya ada enzim yang megkatalisis
reaksi reduksi terhadap fungsi alkohol gula dan ada pula yang mengkatalisis
reaksi oksidasi pada substrat yang sama.
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan –ase, namun
ditambahkan pada jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim dehidrogenase
mengkatalisis reaksi pengeluaran hidrogen, enzim transferase mengkatalisis
9

pemindahan gugus tertentu. Untuk menghindari kesulitan penamaan karena


semakin banyak ditemukan enzim yang baru, maka International Union of
Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem penamaan yang kompleks tetapi
tidak meragukan berdasarkan mekanisme reaksi. Namun sampai sekarang masih
banyak buku-buku yang masih menggunakan sistem penamaan lama yang lebih
pendek.

Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebut dikelompokkan ke dalam 3

golongan yakni enzim karbohidrase, enzim Protease dan juga enzim esterase.

Ketiga golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim. Adapun macam-

macam enzim yang dimaksud sebagai berikut:

Golongan Enzim Karbohidrase. Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis

enzim antara lain:

1. Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau polisakarida menjadi

senyawa selabiosa atau disakarida.

2. Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau polisakarida menjadi

senyawa maltosa, yakni senyawa disakarida.

3. Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi senyawa asam

pektin.

4. Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa

glukosa.

5. Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai sukrosa menjadi

senyawa glukosa dan juga fruktosa.

6. Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa

menjadi senyawa glukosa dan juga galaktosa.

Golongan Enzim Protase

Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini antara lain:
10

1. Enzim pepsin yang berperan memecah senyawa protein menjadi senyawa

asam amino.

2. Enzim tripsin yakni enzim yang berperan mengurai pepton menjadi

senyawa asam amino.

3. Enzim entrokinase yakni enzim yang berperan mengurai senyawa pepton

menjadi senywa asam amino.

4. Enzim peptidase, enzim berperan dalam mengurai senyawa peptide

menjadi senyawa asam amino.

5. Enzim renin, berperan sebagai pengurai senyawa kasein dan juga susu.

6. Enzim gelatinase, berperan dalam mengurai senyawa gelatin.

Golongan Enzim Esterase

Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan yang satu ini antara

lain:

1. Enzim lipase, berperan dalam mengurai lemak menjadi senyawa gliserol

dan juga asam lemak.

2. Enzim fostatase, berperan dalam mengurai suatu ester dan mendorong

terjadinya pelepasan asam fosfor.

Macam-macam enzim ini bisa dijumpai di seluruh tubuh manusia. Masing-

masinge enzim bekerja pada substrat tertentu baik itu yang bersifat asam

maupun basa. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa enzim ini memiliki

sisi yang aktif dimana ia mempunyai gugus R residu asam amino yang

spesifik. Menurut penelitian lanjutan, enzim ini berupa koloid yang tertebtuk

dengan tujuan memperbesar aktifitasnya.


11

3.4 Cara Kerja Enzim

a.      Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti
kunci yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi
dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan
melepaskan produk serta membebaskan enzim.

b.      Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)


Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan
bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah
terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,
substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :


a.       Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih
tetap mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat
bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu
00 C, enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika
suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 500 C, enzim akan
bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan
terurai atau terdenaturasi seperti halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim
tidak dapat bekerja.
         Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.
         Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda
bagi setiap kenaikan suhu
10oC.
         Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 oC. Enzim ternyahasli
pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50oC.

b.      Derajat keasaman (pH)


Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis
enjim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja
12

optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim
tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jila suatu
enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada
keadaan asam atau bas, enzimtersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif bekerja
pada pH rendah.
         Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu yang disebut

sebagai pH optimum.

         pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.

         Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut


bertindak balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus
kecil bertindak paling cekap pada pH 8.

c.       Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed
back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang
terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang
bersangkutan.
1.   Inhibitor Kompetisi
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikta bagian
aktif  enzim. Misalnya enzim suksinat dehidrogenase yang berfungsi
mengkatalisis reaksi oksidasi asam uksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini
dutambahkan asam malonat, maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun
aktivitasnya.
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan
normal kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada
konsentrasi inhibitor, konsentrasi substrat, dan  aktivitas relatif inhibitor dan
substrat.

2.   Inhibitor Nonkompetisi


Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan  dengan
adanya penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan 
13

permukaan enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat.
Sehingga daya kerja inhibitor sangat tergantung dari  konsentrasi inhibitor dan
aktivitas inhibitor terhadap enzim.
d.      Konsentrasi  subtrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat
yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah.
Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat.
Pada keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan.
         Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan
molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas
dengan molekul substrat.

         Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak
balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.

         Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar


tindak balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.
14

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang


meningkatkan kecepatan reaksi kimia.

2. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, bekerja secara spesifik, Enzim


merupakan protein, diperlukan dalam jumlah sedikit, bekerja secara bolak-
balik, dan enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

3. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya (endoenzim dan


eksoenzim) ; berdasarkan daya katalisis (oksidoreduktase, transferase,
hidrolase, liase, isomerase, dan ligase) ; enzim lain dengan tatanama
berbeda (enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk
enzim permease) ; berdasarkan cara terbentuknya (enzim konstitutif dan
adaptif).

4. Cara kerja enzim dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak
kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan
inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat
mengetahui lebih banyak lagi tentang Enzim guna menambah wawasan untuk
pembelajaran.
15

DAFTAR PUSTAKA

http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/05/mengenal-macam-macam-enizm-
serta.html (Diakses 01 Mei 2015).

http://www.materibiologi.com/macam-macam-enzim-pencernaan-dan-fungsinya/
(Diakses 01 Mei 2015).

http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim (Diakses 01 Mei 2015)


Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai