ENZIM
DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
RINTO UMALEKHOA
SITI HAJAR
NURUL FADILAH
ROSLINA JABID
PUTRI DAMAYANTI
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri
suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap
berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011
kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat
berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang
tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi
kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula yang
menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik) (Ana, Poedjadi, 2005)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan
enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain.
Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim (Anonim, 2009)
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-
reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh
jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang
diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein.Berat molekul enzim pun sangat
beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry & Rubianty, 1985). Enzim
berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal
menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik
sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang
beracun
III
PEMBAHASAN
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia. Enzim merupakan biokatalisator organik yang dihasilkan organisme
hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein. Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis
dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim
tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
b) Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke molekul
yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut:
1. Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2. Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
3. Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
c) Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:
1. Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil.
2. Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
3. Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.
d) Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari
suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah:
1. L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan air dari
malat sehingga dihasilkan fumarat.
2. Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan gugus
karboksil.
e) Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:
1. Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2. Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
3. Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
4. Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat dihidroksi aseton
fosfat
5. Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA suksinil-CoA
f) Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya molekul
pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim asetat=CoASH ligase yang
mengkatalisis rekasi sebagai berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP Asetil CoA + AMP + P-P
3. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya enzim
pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease. Permease adalah
enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif permiabel dari membran sel.
4. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya
a) Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal, sehingga
enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup. Walaupun demikian
ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan
enzim-enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar
substratnya.
b) Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim tertentu.
Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang sampai beberapa ribu
kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat.
Sebagai contoh adalah enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa. Mulamula E. coli tidak dapat
menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase
adaptasi panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag
tersebut E. coli membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak laktosa.
Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang dikatalisis.
Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan kebanyakan mengkatalisis reaksi
hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase
pada nama substansi atau substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase menghidrolisis lipid, amilase
menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis protein. Pemakaian penamaan tersebut
terbukti tidak memadai karena banyak enzim mengkatalisis substrat yang sama tetapi dengan
reaksi yang berbeda. Contohnya ada enzim yang megkatalisis reaksi reduksi terhadap fungsi
alkohol gula dan ada pula yang mengkatalisis reaksi oksidasi pada substrat yang sama.
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan –ase, namun ditambahkan pada
jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim dehidrogenase mengkatalisis reaksi pengeluaran
hidrogen, enzim transferase mengkatalisis pemindahan gugus tertentu. Untuk menghindari
kesulitan penamaan karena semakin banyak ditemukan enzim yang baru, maka International
Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem penamaan yang kompleks tetapi tidak
meragukan berdasarkan mekanisme reaksi. Namun sampai sekarang masih banyak buku-buku
yang masih menggunakan sistem penamaan lama yang lebih pendek.
Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebut dikelompokkan ke dalam 3 golongan yakni enzim
karbohidrase, enzim Protease dan juga enzim esterase. Ketiga golongan enzim ini terdiri atas
beberapa jenis enzim. Adapun macam-macam enzim yang dimaksud sebagai berikut:
Golongan Enzim Karbohidrase
Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim antara lain:
1. Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau polisakarida menjadi senyawa
selabiosa atau disakarida.
2. Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau polisakarida menjadi senyawa
maltosa, yakni senyawa disakarida.
3. Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi senyawa asam pektin.
4. Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa glukosa.
5. Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai sukrosa menjadi senyawa glukosa
dan juga fruktosa.
6. Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa menjadi senyawa
glukosa dan juga galaktosa.
a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang
rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim.
Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut bertindak balas
paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus kecil bertindak paling cekap
pada pH 8.
c. Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed back inhibitor
adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang terakumulasi dalam jumlah
yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang bersangkutan.
2. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, bekerja secara spesifik, Enzim merupakan
protein, diperlukan dalam jumlah sedikit, bekerja secara bolak-balik, dan enzim
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
4. Cara kerja enzim dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan
teori kecocokan yang terinduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi
substrat.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak
lagi tentang Enzim guna menambah wawasan untuk pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/05/mengenal-macam-macam-enizm-
serta.html (Diakses 01 Mei 2015).
http://www.materibiologi.com/macam-macam-enzim-pencernaan-dan-fungsinya/
(Diakses 01 Mei 2015).
http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim (Diakses 01 Mei 2015)
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta