PENDAHULUAN
2|Proses Enzimatik
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Enzim
Enzim merupakan biopolimer yang berperan sebagai katalis hayati dalam reaksi-
reaksi biokimia yang terjadi dalam sel mahkluk hidup. Penggunaan enzim di bidang
industri, baik industri pangan maupun bukan pangan sudah banyak berkembang. Enzim
sebagai biokatalis bekerja secara spesifik dan sangat efisien, umumnya kerja enzim juga
tidak membutuhkan pemanasan atau perlakuan tekanan seperti katalis non biologis.
Enzim secara umum dapat dihasilkan dari hewan, tanaman, dan mikroorganisme. Pada
penelitian ini dilakukan proses produksi enzim ekso lipase dari jenis mikroorganisme
yang terdapat pada Tanah Terkontaminasi Minyak (TTM). Hal ini dikarenakan di dalam
tanah terkontaminasi minyak (TTM) mengandung jutaan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan enzim yang kemudian dilanjutkan dengan mengekskresikan enzim ke
media sehingga mempermudahkan proses produksi dan isolasi enzim.
Enzim merupakan protein yang memiliki sifat-sifat yang sangat khas seperti berat
molekul, kondisi reaksi pada aktivitas optimum dan stabilitas enzim. Aktivitas dan
stabilitas enzim sangat dipengaruhi oleh modifikasi kondisi fisik dan kimia yang dapat
menyebabkan perubahan struktur sekunder, tersier dan kuartener dari molekul enzim.
Pokok utama mekanisme kerja enzim adalah konsepsi aktivasi pemecahan substrat yang
didahului pembentukan kompleks enzim substrat. Bentuk kompleks enzim substrat
terbentuk karena perbedaan afinitas kimia antara substrat dan enzim pada daerah tertentu
yang disebut pusat aktif. Penambahan larutan seperti pelarut organik dan juga larutan
logam akan mempengaruhi mekanisme kerja enzim karena terjadi interaksi molekuler.
Interaksi antara enzim dengan substrat dapat terjadi menurut dua hipotesis yaitu
hipotesis Lock and Key dan hipotesis Induced-Fit. Menurut hipotesis Lock and Key,
spesifitas enzim termasuk adanya struktur komplementer antara enzim dengan substrat
terjadi karena substrat mempunyai kesesuaian bentuk ruang dengan enzim pada struktur
sisi aktif enzim. Sedangkan menurut hipotesis Induced-Fit, substrat mempunyai
kesesuaian ruang dengan sisi aktif pada kompleks enzim-substrat, tetapi dalam proses
pengikatan substrat enzim mengalami perubahan konformasi sehingga strukturnya sesuai
dengan substrat. Proses ini disebut sebagai proses induksi. Enzim mengikat molekul
substrat membentuk kompleks enzim substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai
membentuk enzim bebas dan produknya.
3|Proses Enzimatik
Gambar 1. Mekanisme kerja enzim
4|Proses Enzimatik
merupakan bagian yang paling utama dari enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat pada
protein (protestik), ada pula yang tidak begitu kuat ikatannya (koenzim). Sebagai
contoh enzim katalase terdiri atas protein dan ferriprotorfirin. Ada juga enzim yang
terdiri dari protein dan logam, misalnya askorbat oksidase adalah protein yang
mengikat tembaga.
5|Proses Enzimatik
yang tinggi. Oleh karena itu, enzim mempunyai peranan yang sangat penting dalam
reaksi metabolisme. Peranan enzim dalam reaksi metabolisme adalah sebagai berikut:
1) Biokatalisator yaitu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan menurunkan
energi aktivasinya tetapi tidak ikut bereaksi.
2) Modulator yaitu mengatur reaksi yang bersifat acak menjadi berpola. Misalnya
glukosa yang terbentuk selama proses fotosintesis. Jika konsentrasi glukosa telah
melebihi keseimbangan, maka akan terurai menjadi CO 2 dan H2O. Dengan adanya
enzim, glukosa dapat diubah menjadi sukrosa atau amilum. Dalam bentuk sukrosa
dapat diedarkan ke seluruh jaringan melalui floem dan disimpan dalam bentuk
amilum. Dengan mengubah glukosa menjadi molekul lain, maka proses fotosintesis
dapat terus berlangsung tidak terhambat oleh akumulasi hasilnya.
b.Cara kerja enzim
a) Kompleks enzim substrat
Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada
satu reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada
hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat. Oleh karena itu tidak seluruh
bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan
enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu saja. Tempat atau bagian enzim
yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active
site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang
tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk atau konformasi
lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim
itu tidak dapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim
mempunyai kekhasan terhadap substrat tertentu.
Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya
kompleks enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang
bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi.
1) Lock and key (gembok dan kunci)
Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena
adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari
enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci
masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi
kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk
hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda
6|Proses Enzimatik
dengan teori kunci gembok. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas,
maka bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.
2) Teori Kecocokan Induksi (Daniel Koshland)
Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung
karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga
keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori
ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
3) Persamaaan Michaelis – Menten
Leonor Michaelis dan Maude Menten pada tahun 1913 mengajukan hipotesis bahwa
dalam reaksi enzim terjadi dahulu kompleks enzim-substrat yang kemudian
menghasilkan hasil reaksi dan enzim kembali. Secara sederhana hipotesis Michaelis
dan Menten itu dapat dituliskan sebagai berikut :
7|Proses Enzimatik
6. Enzim yang melaksanakan katalis pemecah hidroik atau sebaliknya
7. Liase
8. Enzim yang melaksanakan katalis pemusatan ikatan C-C, C-O, C-N dsb, tanpa
melibatkan hidrolisis atau oksidasi reduksi
9. Isomerase
10. Enzim yang melaksanakan katalis reaksi isomerisasi yang merupakan penataan
kembali atom yang membentuk suatu molekul
11. Ligase
12. Enzim yang melaksanakan katalis reaksi-reaksi pembentukan ikatan antara dua
moekul substrat yang terkait dengan pemusatan ikatan pirofosfat dalam ATP atau
senyawa energi tinggi lainnya
10 | P r o s e s E n z i m a t i k
1.6 Koenzim
Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus
kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya. Contoh koenzim
mencakup NADH, NADPH dan adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa
mencakup ion hidrida (H–) yang dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil yang
dibawa oleh koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam
folat, dan gugus metil yang dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim
seperti riboflavin, tiamina, dan asam folat adalah vitamin. Oleh karena koenzim secara
kimiawi berubah oleh aksi enzim, adalah dapat dikatakan koenzim merupakan substrat
yang khusus, ataupun substrat sekunder. Sebagai contoh, sekitar 700 enzim diketahui
menggunakan koenzim NADH.
Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim terjadi dalam sel. Contohnya,
NADPH diregenerasi melalui lintasan pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina melalui
metionina adenosiltransferase.
Beberapa koenzim mempunyai struktur yang mirip dengan vitamin bahkan menjadi
bagian dari molekul vitamin tersebut. Hubungan antara vitamin dengan koenzim tampak
pada contoh berikut :
1) Niasin
Merupakan nama vitamin yang berupa molekul nikotinamida atau asam nikotinat.
Molekul nikotinamida terdapat sebagai bagian dari molekul NAD +,
NADP+. Kekurangan niasin akan mengakibatkan pellagra pada manusia.
2) Molekul riboflavin atau vitamin B2
Terdiri atas D ribitol yang terikat pada cincin issoaloksazon yang tersubstitusi.
Vitamin ini dikenal sebagai faktor pertumbuhan. Molekul riboflavin
merupakanbagian dari molekul FAD.
3) Asam lipoat
Merupakan suatu vitamin yang juga merupakan faktor pertumbuhan dan terdapat
dalam hati. Asam ini terdapat dalam dua bentuk teroksidasi dan tereduksi,
berfungsi sebagai kofaktor pada enzim piruvat dehidrogenase dan ketoglutarat
dehidrogenase, berperan dalam reaksi pemisahan gugus akil.
4) Biotin
Merupakan vitamin yang terdapat dalam hati dan berikatan dengan suatu protein.
Biotin berfungsi sebagai koenzim dalam reaksi karboksilasi.
11 | P r o s e s E n z i m a t i k
5) Tiamin atau vitamin B1
Umumnya terdapat dalam keadaan bebas dalam beras atau gandum. Kekurangan
vitamin B1 akan mengakibatkan penyakit beri-beri. Koenzim yang berasal dari
vitamin B1 ialah tiaminifosfat (TPP) dan berperan dalam reaksi yang menggunakan
enzim alpa keto dekarboksilase, asam alpa keto oksidase, transketolase dan fosfo
ketolase.
6) Vitamin B6
Terdiri dari tiga senyawa yaitu piridoksal, piridoksin dan piridoksamin.
Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan dermatitis (penyakit kulit) dan
gangguan pada sistem saraf pusat. Koenzim dari vitamin B 6 ialah piridoksalfosfat
dan piridoksaminofosfat.
7) Asam folat dan derivatnya terdapat banyak dalam alat
Bakteri dalam usus memproduksi asam fosfat dalam jumlah kecil. Koenzim yang
berasal dari vitamin ini ialah asam tetrahidrofosfat (FH4). Peranan FH4 ialah
sebagai pembawa unit senyawa satu atom karbon yang berguna dalam biosintesis
purin, serin dan glisin.
8) Vitamin B12 sebagaimana diisolasi dari hati
Adalah sianokobalamina. Fungsi vitamin B 12 adalah bekerja pada beberapa reaksi
anatara lain reaksi pemecahan ikatan C-C, ikatan C-O, dan ikatan C-N dengan
enzim mutase dan dehidrase.
9) Asam pantotenat
Terdapat dalam alam sebagai komponen dalam molekul koenzim A. Vitamin ini
diperlukan oleh tubuh sebagai faktor pertumbuhan. Koenzim A berperan penting
sebagai pembawa gugus asetil, khususnya dalam biosintesis asam lemak
Di samping koenzim yang mempunyai hubungan struktural dengan vitamin, ada
pula koenzim yang tidak berhubungan dengan vitamin, yaitu adenosine trifosfat
atau ATP. Koenzim ini termasuk golongan senyawa berenergi tinggi.
12 | P r o s e s E n z i m a t i k
BAB III
PENUTUP
1.1 Saran
Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang cukup banyak sehingga cukup
sulit untuk memahami materi sebagai bahan makalah. Dan dengan mempelajari makalah
yang singkat ini diharapkan kita dapat mengetahui apa itu enzim.
1.2 Simpulan
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein,
berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam
suatu reaksi kimia.
Secara umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki peranan penting dalam
reaksi metabolisme, yaitu sebagai biokatalisator dan modulator. Untuk dapat bekerja pada
suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan
substrat (kompleks enzim-substrat).
Enzim digolongkan menurut tipe reaksi yang diikutinya dan mekanisme reaksi,
sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut substratnya, misalnya urease,
arginase dan lain-lain. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu
konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, pH, produk/hasil reaksi, aktivator, dan
inhibitor.
Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus
kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya. Penggolongan enzim berdasarkan
atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan, yaitu: oksidoreduktase, tranferase,
hidrolase, liase, isomerase, dan ligase.
13 | P r o s e s E n z i m a t i k