Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

METABOLISME

Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan konsep metabolisme sebagai reaksi enzimatis dalam makhluk hidup.
2. Menjelaskan prinsip dasar enzim, struktur, sifat, mekanisme kerja enzim dan faktor-faktor
yang mempengaruhi aktivitas enzim.
3. Membedakan proses katabolisme dan anabolisme
4. Menyusun laporan percobaan tentang metabolisme

Untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran maka simaklah peta konsep berikut:

Peta Konsep Metabolisme

24
Uraian Materi

Pengertian Metabolisme
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur;
sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti tumbuhan, hewan dan.manusia. Di
dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

Didalam tubuh berlangsung ratusan bahkan ribuan reaksi kimia, termasuk reaksi kimia
dalam proses perombakan zat makanan. Makanan mengalami serangkaian perombakan
melalui berbagai reaksi kimia sehingga membebaskan energi yang dikandungnya yaitu
berupa molekul adenosine trifosfat (ATP). Energi tidak saja diperlukan untuk pertumbuhan
sel, mengganti sel yang rusak, pembelahan sel, tetapi juga untuk aktivitas hidup lainnya
misalnya belajar, berlari, bermain dan lain-lain.

Metabolisme terbagi menjadi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah reaksi


kimia yang memerlukan energi untuk membentuk senyawa kompleks dari senyawa
sederhana, misalnya peristiwa fotosintesis pada tumbuhan. Katabolisme adalah reaksi kimia
yang menghasilkan energi dengan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana,
contohnya proses respirasi mengubah makanan yang dikonsumsi organisme menjadi energi.

Laju reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam metabolisme dipengaruhi oleh protein
khusus yang disebut enzim. Tanpa enzim prosesnya berlangsung lambat. Oleh sebab itu
metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena selalu melibatkan katalisator enzim.

Enzim

Enzim adalah suatu senyawa kimia/ protein khusus yang berperan sebagai katalisator
reaksi kimia di dalam tubuh makhluk hidup, yakni mempercepat suatu reaksi dengan cara
menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi awal yang digunakan untuk
memulai suatu reaksi kimia. Enzim merupakan biokatalisator yang artinya dapat
mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia.

a. Struktur Enzim

Keseluruhan bagian enzim disebut holoenzim. Enzim disusun oleh dua komponen utama
yaitu apoenzim yang tersusun atas protein dan gugus prostetik yang tersusun dari senyawa
non protein. Enzim memiliki sisi aktif, yakni bagian yang berfungsi sebagai tempat
menempelnya substrat. Kerja enzim spesifik karena sisi aktif enzim sangat selektif terhadap
bentuk kimia substrat yang akan dikatalisis. Ikatan yang terbentuk antara enzim dengan
substrat bersifat lemah sehingga reaksi dapat berlangsung bolak-balik. Substrat menempel
pada sisi aktif enzim dan akan menghasilkan produk baru.

25
Komponen non-protein/ gugus prostetik memiliki sifat stabil pada suhu yang relatif
tinggi dan tidak berubah pada akhir reaksi. Gugus prostetik di bedakan menjadi kofaktor dan
koenzim. Kofaktor tersusun dari zat anorganik umumnya logam misalnya Cu, Fe, Mn, Zn,
Ca, K dan Co. Koenzim tersusun dari senyawa organik non-protein yang tidak melekat erat
pada bagian protein enzim, misalnya vitamin, NAD, NADP dan Koenzim A.

Gambar 1. Struktur Enzim

b. Sifat-Sifat Enzim

Sebagai biokatalisator, enzim memiliki beberapa sifat antara lain:

- Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya tidak mengubah produk akhir yang
dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju reaksi.
- Enzim bekerja secara spesifik, artinya hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
- Enzim merupakan protein. Oleh karenanya memiliki sifat seperti protein, antara lain
bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain
itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
- Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.
- Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat
berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju
reaksi sehingga tercapai keseimbangan.
- Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan, antara lain suhu, pH, konsentrasi substrat,
serta aktivator (pengaktif) dan inhibitor (penghambat).

c. Cara Kerja Enzim

Ada 2 teori yang menjelaskan cara kerja enzim dalam berikatan dengan substrat yaitu:

1. Teori lock and key: menganalogikan mekanisme kerja enzim seperti kunci dengan
anak kunci. Substrat dengan bentuk yang sesuai/ cocok masuk ke dalam sisi aktif
enzim. Jadi, sisi aktif enzim seolah-olah kunci dan substrat adalah anak kunci.

26
Gambar 2. Teori lock and key

2. Teori induced fit: mengemukakan bahwa setiap molekul substrat memiliki


permukaan yang hampir pas dengan permukaan sisi aktif enzim. Jika substrat masuk
ke dalam sisi aktif enzim, akan terbentuk kompleks enzim substrat yang pas.

Gambar 3. Teori Inducet Fit

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Beberapa faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat kerja enzim antara lain :

- Suhu

Enzim tersusun dari protein sehingga sangat peka terhadap suhu. Suhu terlalu tinggi
dapat menyebabkan denaturasi protein dan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat laju
reaksi. Setiap enzim mempunyai suhu optimum spesifik, jika enzim berada di bawah suhu
optimum maka kerja enzim akan terhambat.

- pH

Setiap enzim mempunyai pH optimun yang spesifik. Perubahan pH mengakibatkan sisi


aktif enzim berubah sehingga dapat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim,
selain itu perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi pada enzim.

- Konsentrasi Enzim dan Substrat

Agar reaksi berjalan optimum, perbandingan jumlah antara enzim dan substrat harus
sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat dan
bahkan ada substrat yang tidak terkatalisis. Semakin banyak enzim maka reaksi akan
berjalan semakin cepat.

27
- Zat-zat Pengaktif

Aktivator yaitu zat yang berfungsi memacu atau mempercepat reaksi enzim. Contoh
aktivator antara lain garam-garam, logam alkali dalam kondisi encer (2%-5%) dan ion logam
Ca, Mg, Mn, Ni, dan Cl

- Zat-zat Penghambat

Ada dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
Inhibitor kompetitif berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim, dapat dihilangkan dengan
cara menambah konsentrasi substrat. Sedangkan inhibitor nonkompetitif terikat pada sisi
alosterik enzim (selain sisi aktif enzim), yang mengakibatkan sisi aktif enzim berubah hingga
substrat tidak dapat berikatan dengan sifat sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak dapat
dihilangkan walaupun dengan menambahkan konsentrasi substrat.

Katabolisme
Katabolisme atau disebut juga desimilasi merupakan rangkaian reaksi kimia yang
berkaitan dengan proses pembongkaran, penguraian atau pemecahan molekul/ senyawa
kompleks menjadi molekul/ senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim.
Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang tersimpan
pada molekul dan biasa digunakan organisme untuk beraktivitas.

Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis
molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel.
Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Reaksi kimianya membebaskan energi
sehingga disebut sebagai reaksi eksergonik. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme
disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan molekul
berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenine dinukleotida) serta FADH2 (Flavin
adenin dinukleotida). Contoh katabolisme adalah respirasi sel. Secara umum, reaksi kimia
respirasi sel adalah pemecahan glukosa menjadi karbon dioksida dan air (H 2O) secara redoks
yang berlangsung aerobik (membutuhkan oksigen). Glukosa adalah molekul berenergi
tinggi, dan produk pecahannya, CO2 dan H2O, adalah molekul rendah energi. Sel melakukan
respirasi seluler untuk membangun molekul ATP. Proses tersebut berlangsung di
mitokondria, yang memiliki struktur seperti gambar berikut:

Gambar 4. Struktur Mitokondria

28
Mitokondria berukuran sekitar 0,5-1 mm sampai 7 mm, berbentuk bola, batang atau
badan berserabut, tetapi struktur umum adalah sama. Jumlah mitokondria per sel bervariasi
tergantung pada kebutuhan energi dan jenis jaringan tertentu. Jaringan dengan kapasitas
yang tinggi untuk melakukan fungsi metabolisme aerobik, seperti otot rangka atau ginjal akan
memiliki jumlah mitokondria yang lebih banyak.

Mitokondria memiliki dua membran, masing-masing terdiri dari bilayer fosfolipid.


Keduanya berbeda dalam struktur, sehingga menentukan fungsi biokimia masing-masing.
Membran dalam dan luar ditandai dengan komposisi fosfolipid yang berbeda. Rasio
komposisi fosfolipid untuk membran luar adalah 50:50 karena berfungsi dalam transportasi
dengan sedikit enzimatik. Membran luar secara luas permeabel untuk ion dan molekul yang
lebih besar. Membran dalam memiliki rasio protein-lipid 80:20. Membran dalam
membungkus matriks mitokondria dengan membentuk krista. Bentuk ini berfungsi
meningkatkan luas permukaan membran sebagai mesin enzimatik utama pada saat fosforilasi
oksidatif. Membran dalam lebih permeabel untuk ion dan molekul kecil dibandingkan
membran luar, sehingga memberikan kompartementalisasi melalui pemisahan matriks dari
lingkungan sitosol. Ruang yang terdapat di antara dua membran dinamakan ruang intra cista
atau ruang inter membran. Ruang di sisi dalam membran dalam disebut ruang matriks.
Matriks mitokondria berisi berbagai enzim yang terlibat pada saat terjadinya metabolik
utama, seperti oksidasi karbohidrat, lipid dan asam amino. Mitokondria merupakan struktur
yang dapat memperbanyak dirinya sendiri, yang berarti bahwa satu mitokondria dapat
membentuk mitokondria kedua, ketiga dan seterusnya, hal ini diperlukan oleh sel untuk
meningkatkan jumlah ATP-nya.

Proses Respirasi Sel


Glikolisis, siklus Krebs, dan rantai transpor elektron adalah tiga langkah dari respirasi
aerobik. Serangkaian reaksi metabolisme ini terjadi di sitoplasma dan mitokondria sel-sel
organisme hidup. Energi biokimia yang diperoleh dari nutrisi diubah menjadi ATP, karbon
dioksida dan air selama respirasi aerobik.

Tahapan glikolisis dan siklus Krebs merupakan jalur katabolik yang menguraikan
glukosa dan bahan bakar organik lainnya. Glikolisis terjadi di dalam sitosol dan merupakan
proses awal perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa piruvat.
Siklus Krebs, yang terjadi dalam matriks mitokondria, menyempurnakan proses ini dengan
menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida (CO2). Dengan demikian, karbon
dioksida yang dihasilkan oleh respirasi merupakan fragmen molekul organik yang
teroksidasi. Sebagian tahap glikolisis dan siklus Krebs merupakan reaksi redoks, di mana
enzim dehidrogenase mentransfer elektron dari substrat ke NAD+ untuk membentuk NADH.

Proses rantai transpor elektron menerima elektron dari produk hasil glikolisis dan siklus
Krebs (biasanya NADH) dan melewatkan elektron ini dari satu molekul satu ke molekul yang
lainnya. Tempat transport elektron dan fosforilasi oksidatif adalah membran dalam
mitokondria. Pada akhir rantai ini, elektron digabungkan dengan ion hidrogen dan oksigen
molekuler untuk membentuk air (H2O).

29
Selama langkah respirasi aerobik, glukosa teroksidasi dan energi dalam bentuk ATP
dilepaskan. ATP adalah nukleotida multifungsi yang bertindak sebagai gudang/ sumber
penyedia energi untuk sel. Respirasi sel membantu panen energi kimia dari makanan dan
menyimpannya dalam molekul ATP. ATP paling banyak dihasilkan pada saat fosforilasi
oksidatif, sekitar 90%. Sebagian kecil ATP dihasilkan pada saat glikolisis dan siklus Krebs,
yaitu 10%.

Gambar 5. Skema respirasi sel sebagai reaksi pembongkaran glukosa menjadi H20 + CO2 + Energi.

1. Glikolisis

Glikolisis adalah jalur metabolik yang merupakan urutan 10 reaksi dikatalisis enzim.
Urutan reaksi ini mengubah glukosa menjadi piruvat. Glikolisis adalah langkah pertama
dalam respirasi aerobik, yang sebenarnya anaerobik karena tidak membutuhkan oksigen.
Setiap sel dalam tubuh mampu melakukan glikolisis di sitosol (sitoplasma). Dalam langkah
ini, glukosa teroksidasi sebagian. Fungsi glikolisis memecah glukosa membentuk NADH
dan ATP sebagai sumber energi sel, menyediakan piruvat untuk siklus asam sitrat dan
menghasilkan senyawa antara yang dapat digunakan pada proses seluler lainnya.

Berdasarkan perolehan energi, urutan reaksi glikolisis dipisahkan menjadi dua tahap,
yaitu fase persiapan dan fase panen. Fase persiapan adalah tahap di mana ada konsumsi ATP
dan juga dikenal sebagai fase investasi. Lima langkah pertama dari reaksi glikolisis dikenal
sebagai fase persiapan/ investasi. Tahap ini mengkonsumsi energi untuk mengubah molekul
glukosa menjadi dua molekul gula tiga-karbon. Tahap kedua dikenal sebagai fase panen di
mana ATP dihasilkan. Fase ini ditandai dengan keuntungan dari molekul yang kaya energi
ATP dan NADH. Gambar 6. merangkum langkah-langkah dalam proses glikolisis. Proses ini
juga melepaskan 2 molekul air dan 2 molekul NADH yang kaya energi. Pada akhir langkah,
90% energi dari glukosa tidak dilepaskan, karena masih terkunci dalam elektron asam
piruvat. Piruvat ini bergerak dari sitosol menuju mitokondria, tempat terjadinya siklus Krebs.

30
Gambar 6. Jalur Glikolisis

2. Siklus Krebs

Glikolisis melepaskan energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan
dalam glukosa, sebagian besar energi masih tersimpan dalam bentuk piruvat. Jika terdapat
oksigen, piruvat ini akan memasuki mitokondria. Di dalam mitokondria terjadi siklus Krebs,
sebagai proses penyempurnaan oksidasi.

Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma ke dalam
mitokondria, tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam piruvat sendiri tidak akan
memasuki reaksi siklus Krebs tersebut. Asam piruvat akan diubah menjadi asetil koenzim A
(asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A ini terkadang disebut
tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif. Kompleks senyawa asetil koenzim A
inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau yang dikenal juga sebagai siklus asam sitrat.
Koenzim A pada pembentukan asetil KoA merupakan turunan dari vitamin B. Dalam siklus
Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1 GTP, dan 1 FADH. GTP
(guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi yang
dihasilkan satu molekul GTP setara dengan energi yang dihasilkan satu molekul ATP.
Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus Krebs ini. Karena satu molekul glukosa dipecah
menjadi dua molekul asetil KoA dan masuk ke siklus Krebs, berapa banyak molekul
berenergi yang dihasilkannya?

31
Gambar 7. Siklus krebs

Selain dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yang direaksikan
dengan oksigen membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron seperti NADH dan
FADH2 dari glikolisis dan siklus Krebs, selanjutnya memasuki tahap transpor elektron untuk
menghasilkan molekul berenergi siap pakai.

3. Sistem Transfer Elektron

Tahap terakhir dari respirasi seluler aerob adalah sistem transfer elektron. Tahap ini
terjadi pada ruang intermembran dari mitokondria. Pada tahap inilah ATP paling banyak
dihasilkan. Seperti diketahui, sejauh ini hanya dihasilkan 4 molekul ATP dari satu molekul
glukosa, yaitu 2 molekul dari glikolisis dan 2 molekul dari sikluk Krebs. Akan tetapi, dari
glikolisis dan siklus Krebs dihasilkan 10 NADH (2 dari glikolisis, 2 dari tahap transisi siklus
Krebs, dan 6 dari siklus Krebs) dan 2 FADH2. Molekul-molekul inilah yang akan berperan
dalam menghasilkan ATP.

Jika diperhatikan, meskipun glikolisis dan siklus Krebs termasuk tahap respirasi aerob,
namun sejauh ini belum ada keterlibatan molekul oksigen. Pada tahap transfer elektron inilah
oksigen terlibat secara langsung dalam reaksi.

32
Pada reaksi pertama, NADH mentransfer sepasang elekron kepada molekul flavoprotein
(FP). Transfer elektron mereduksi flavoprotein, sedangkan NADH teroksidasi kembali
menjadi ion NAD+. Elektron bergerak dari flavoprotein menuju sedikitnya enam akseptor
elektron yang berbeda.

Gambar 8. Rantai Transpor Elektron

Seperti tampak pada gambar diatas, akseptor terakhir dari rantai reaksi merupakan
oksigen. Elektron berenergi tinggi dari NADH dan FADH 2 memasuki sistem reaksi. Dalam
perjalanannya, energi elektron tersebut mengalami penurunan energi yang digunakan untuk
proses fosforilasi ADP menjadi ATP sehingga satu molekul NADH setara dengan 3 ATP dan
satu molekul FADH2 setara dengan 2 ATP. Berapakan total ATP yang dihasilkan satu
molekul glukosa melalui respirasi aerob? Perhatikanlah gambar berikut!

Gambar 9. Perolehan ATP respirasi sel

33
Selain glukosa, protein dan lemak juga dapat menjadi substrat dalam proses respirasi
selular melalui jalur berikut ini :

Gambar 10. Jalur katabolisme lemak dan protein

Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan proses pernapasan seluler yang tidak membutuhkan
oksigen sebagai akseptor pada saat transpor elektron (tidak ada akseptor elektron dari luar).
Respirasi anaerob menggunakan substansi pengurang oksidasi di antaranya sulfat, nitrat,
belerang, atau fumarat. Akseptor elektron selain oksigen mereduksi lebih rendah, yang berarti
lebih sedikit energi yang dihasilkan molekul pengoksidasi. Pada kondisi anaerob, suatu sel
akan mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi (ATP).

Dalam proses respirasi anaerob, langkah pertama adalah proses glikosisis. Piruvat
sebagai produk glikolisis selanjutnya digunakan dalam respirasi anaerob. Respirasi anaerob
terjadi dalam dua jalur, yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam

34
laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton.

Pada kondisi kurang oksigen, seperti saat tanah terlalu basah atau tergenang air, maka
jaringan akar atau biji-biji yang terbenam di dalamnya akan mengalami kekurangan oksigen.
Dalam keadaan seperti ini maka pada jaringan akan malakukan respirasi anaerobik. Pada
tumbuhan, respirasi anaerobik akan lebih cenderung menghasilkan etanol daripada asam
laktat. Namun demikian, bahan sisa metabolisme tersebut dapat diubah kembali menjadi
glukosa atau dapat dimanfaatkan kembali.

Dengan demikian, respirasi aerob merupakan pembongkaran yang jauh lebih efisien,
karena : 1) dapat membongkar jauh lebih sempurna dengan zat sisa berupa molekul kecil,
yaitu CO2 dan H2O; 2) Dapat menghasilkan 36 ATP dari setiap pembakaran 1 mol glukosa;
3) Energi yang terbuang dalam bentuk panas.

1. Fermentasi Alkohol

Fermentasi alkohol mengacu pada proses mikroorganisme memecah bahan organik untuk
mendapatkan energi yang dibutuhkan agar tetap hidup. Mereka membuat senyawa organik
seperti alkohol dan asam organik, serta senyawa anorganik seperti karbon dioksida dan
hidrogen. Berbagai mikroorganisme, termasuk ragi, jamur dan bakteri tertentu, memperoleh
energi melalui fermentasi.

Banyak proses fermentasi menghasilkan produk yang penting dalam kedokteran, industri
pangan dan bidang lainnya. Sebagai contoh, fermentasi telah digunakan sejak zaman kuno
dalam produksi makanan. Fermentasi alkohol digunakan untuk membuat minuman seperti
sake dan anggur. Ada berbagai macam makanan fermentasi di seluruh dunia.

Beberapa organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace) melakukan fermentasi


dengan mengubah glukosa menjadi alkohol (etanol). Proses fermentasi alkohol diawali
dengan pemecahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat dengan
membentuk 2 ATP dan 2 NADH. Setiap asam piruvat diubah menjadi asetildehid dengan
membebaskan CO2. Asetildehid diubah menjadi etanol dan NADH diubah menjadi NAD +
untuk selanjutnya digunakan dalam glikolisis kembali.

Gambar 11. Reaksi Fermentasi Alkohol

35
2. Fermentasi Asam Laktat

Sama halnya dengan fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat dimulai dengan tahap
glikolisis. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta
beberapa bakteri asam laktat. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia dapat dikategorikan
sebagai bentuk fermentasi yang menghasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya.
Penimbunan asam laktat pada otot menyebabkan elastisitas otot menjadi berkurang, yang
berperan dalam menyebabkan kelelahan dan kram otot. Asam laktat berlebih dibawa darah
menuju hati untuk diubah kembali menjadi asam piruvat. Industri susu menggunakan
fermentasi asam laktat dari bakteri untuk membuat keju dan yoghurt.

Proses fermentasi asam laktat diawali dengan glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam
piruvat melalui glikolisis, membentuk 2 ATP dan 2 NADH. NADH diubah kembali menjadi
NAD+ saat pembentukan asam laktat dari asam piruvat. Fermentasi asam laktat tidak
menghasilkan CO2 seperti halnya fermentasi alkohol.

Gambar 12. Reaksi Fermentasi Asam Laktat

Anabolisme (Fotosintesis)
Pada respirasi seluler, melalui pemecahan ikatan kimia glukosa, sel melepaskan energi
dalam bentuk ATP. Fotosintesis dan respirasi seluler seperti dua sisi mata uang yang sama.
Produk dari satu proses adalah reaktan untuk proses yang lainnya. Kedua proses ini masing-
masing menyimpan dan melepaskan energi dalam organisme hidup, dan bekerja sama untuk
mendaur ulang oksigen di atmosfer bumi.

Gambar 13. Kaitan Fotosintesis dengan Respirasi

36
Fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat atau zat gula oleh makhluk hidup
dengan menggunakan energi cahaya (terutama cahaya matahari). Oleh karena itu, hanya
golongan tumbuhan dan beberapa jenis bakteri berklorofil saja yang mampu menyerap energi
matahari dan memanfaatkannya untuk fotosintesis. Proses sintesis karbohidrat dari bahan-
bahan anorganik (CO2 dan H2O) tersebut terjadi melalui persamaan reaksi kimia berikut:

6CO2 + 6H2O + Cahaya Matahari → C6H12O6 + 6O2

Berdasarkan reaksi fotosintesis di atas, CO 2 dan H2O merupakan substrat dalam reaksi
fotosintesis, dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis (berupa klorofil dan
pigmen-pigmen lainnya) akan menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Secara
umum pada fotosintesis terjadi proses berikut ini:

1. Fotosintesis menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula sederhana.

2. Zat gula disusun dari bahan dasar yaitu berupa H2O dan CO2.

3. Fotosintesis menghasilkan juga O2 dan H2O.

4. Fotosintesis menyusun zat gula dari air dan karbon dioksida (CO 2), sehingga sering disebut
pula asimilasi karbon.

Proses fotosintesis sangat bergantung pada keberadaan figmen cahaya yang dimiliki sel,
terutama klorofil. Klorofil ini terdapat di dalam kloroplas, tempat berlangsungnya
fotosintesis. Struktur kloroplas dapat dilihat pada gambar 14. Proses Fotosintesis yang
terjadi di kloroplas berlangsung melalui dua tahap reaksi, yaitu tahap reaksi terang dan tahap
reaksi gelap. Reaksi terang memerlukan cahaya matahari, sedangkan reaksi gelap tidak
memerlukankan cahaya.

Gambar 14. Struktur Kloroplas

37
Kloroplas mudah dikenali dengan warnanya yang hijau karena banyak mengandung zat
warna atau pigmen hijau daun yang disebut klorofil. Klorofil merupakan komponen
kloroplas yang utama dan kandungannya relatif berkorelasi positif dengan laju fotosintesis.
Klorofil disintesis di daun dan berperan untuk menangkap cahaya matahari yang jumlahnya
berbeda untuk tiap spesies.

Kloroplas tersusun dari dua bagian, meliputi a) Bangunan seperti tumpukan piring,
disebut grana; dan b) Bahan yang mengisi di luar grana, disebut matrik/ stroma. Pada bagian
grana, terdapat seluruh perangkat alat penangkap energi matahari ibarat antena penerima
yang berupa kumpulan bermacam-macam zat pigmen. Pigmen adalah suatu zat yang
berfungsi menangkap atau memantulkan jenis sinar atau warna cahaya tertentu. Pigmen daun
paling banyak adalah klorofil. Ada dua macam klorofil pada tumbuhan darat yaitu klorofil a
dan klorofil-b. Sintesis klorofil dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cahaya, gula atau
karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik, unsur-unsur hara seperti N, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn,
S dan O. Di dalam grana, sekelompok pigmen yang merupakan satu kesatuan alat penerima
energi cahaya disebut fotosistem. Ada dua fotosistem yang dibutuhkan untuk mendukung
satu proses fotosintesis, yaitu fotosistem I (P700) dan II (P680). Komponen utama fotosistem
adalah klorofil, khususnya klorofil-a. Radiasi cahaya yang diterima oleh tanaman dalam
fotosintesis diabsorbsi oleh klorofil dan pigmen tambahan yang merupakan kompleks
protein-klorofil. Kompleks protein-klorofil merupakan komponen fotosintesis yang penting.

Pada dasarnya, fotosintesis terjadi dalam dua tahapan. Kedua tahap itu berlangsung
dalam kloroplas, namun pada dua bagian yang berbeda. Tahap I merupakan proses
penangkapan energi surya atau proses-proses yang bergantung langsung pada keberadaan
cahaya. Seluruh proses pada tahap ini disebut reaksi cahaya. Tahap II adalah proses-proses
yang tidak bergantung langsung pada keberadaan cahaya. Proses-proses atau reaksi-reaksi
pada tahap ini disebut reaksi gelap. Peristiwa penting apakah yang terjadi pada kedua tahapan
tersebut?

Gambar 15. Skema Proses Fotosintesis

38
Reaksi-reaksi cahaya berlangsung pada bagian grana kloroplas, yakni di membrane
tilakoid. Sebagian energi matahari yang diserap akan diubah menjadi energi kimia berenergi
tinggi (ATP dan NADPH) untuk digunakan pada proses penyusunan zat gula. Sebagian
energi matahari juga digunakan untuk fotolisis air (H2O) sehingga dihasilkan ion hidrogen
(H+) dan O2. Ion hidrogen akan digabungkan dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n.
Sedangkan O2 akan dikeluarkan.

Terdapat dua jalur reaksi terang yaitu non-siklik dan siklik, yang mekanismenya
terangkum pada skema berikut ini:

Gambar 16. Reaksi Terang Fosforilasi Nonsiklik (A) dan Siklik (B)

Reaksi-reaksi gelap terjadi pada bagian matrik stroma kloroplas, di mana terdapat
seluruh perangkat untuk reaksi-reaksi penyusunan zat gula. Reaksi tersebut memanfaatkan
zat berenergi tinggi yang dihasilkan pada reaksi terang. Reaksi penyusunan ini tidak lagi
bergantung langsung pada keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung bersamaan
dengan proses-proses reaksi cahaya. Karena itulah, reaksi-reaksi pada tahap ini disebut
reaksi gelap. Reaksi dapat terjadi karena adanya enzim-enzim fotosintesis. Sesuai dengan
nama penemunya yaitu Benson dan Calvin, maka daur reaksi penyusunan zat gula ini disebut
siklus Calvin. Hasil awal fotosintesis berupa zat gula sederhana yang disebut glukosa
(C6H12O6). Selanjutnya, sebagian akan diubah menjadi amilum (zat tepung = pati) yang
ditimbun di daun, atau organ-organ penimbunan yang lain.

Berikut ini merupakan skema/ bagan berlangsungnya proses reaksi gelap :

39
Gambar 17. Reaksi Gelap Siklus Calvin

Ada tiga fase (tahapan) yang terjadi pada siklus Calvin, yaitu: fase fiksasi karbon, fase
reduksi dan fase regenerasi akseptor. Fase fiksasi karbon merupakan fase pengikatan karbon
(CO2) ke molekul ribulosa bifosfat. Fase reduksi melibatkan ATP dan NADPH sebagai agen
pereduksi. Fase regenerasi akseptor merupakan fase pembuatan kembali akseptor CO2,
berupa ribulosa bifosfat, yang digunakan untuk menjalankan rantai reaksi siklus calvin yang
baru. Fase regenerasi juga membutuhkan ATP.

Berdasarkan mekanisme fotosintesis yang dialami, tumbuhan terbagi menjadi 3 jenis,


yaitu tumbuhan C3, C4 dan CAM. Pada tumbuhan C3 senyawa yang pertama kali
dihasilkan adalah senyawa dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dari CO 2, ribulosa-
1,5-bifosfat dan H2O. contoh tumbuhan C3 adalah padi, gandum dan bambu.

Tumbuhan C4 menghasilkan sebagian besar senyawa beratom karbon 4, yaitu asam


malat dan asam aspartat sebagai awal produk reaksi gelapnya, contoh jagung, tebu, sorghum.
Anatomi daun tumbuhan C4 unik yang dikenal dengan anatomi Kranz, yaitu terdapat sel-sel
seludang parenkim yang mengelilingi ikatan pembuluh dan memisahkannya dengan sel-sel
mesofil. Pada tumbuhan C4 terdapat pembagian kerja antara selsel mesofil dan sel-sel
seludang parenkim, yaitu pembentukan asam malat dan aspartat dari CO 2 terjadi di sel-sel
mesofil, sedangkan daur Calvin berlangsung di sel-sel seludang parenkim. Tumbuhan C4
melakukan fiksasi karbon mendahului siklus Calvin dengan menghasilkan molekul berkarbon
empat (oksaloasetat) sehingga dinamakan tumbuhan C4. Fiksasi karbon dilakukan oleh enzim
fosfoenolpiruvat (PEP) karboksilase yang memiliki afinitas lebih tinggi terhadap CO2
dibandingkan rubisco, sehingga dapat memfiksasi CO2 lebih efektif udara sedang terik dan
stomata daun menutup sehingga konsentrasi CO2 menjadi menurun.

40
Tumbuhan CAM (misalnya kaktus, nenas dan anggota lain Crassulaceae) yang hidup di
daerah kering, mempunyai daun tebal dengan rasio permukaan terhadap volume rendah, laju
transpirasi rendah, serta sel-sel daun mempunyai vakuola relatif besar dengan lapisan
sitoplasma yang tipis, melakukan fiksasi CO2 yang menghasilkan asam malat pada malam
hari saat stomata terbuka dan daur Calvin yang menghasilkan glukosa terjadi pada siang hari
saat stomata tertutup. Jadi fiksasi CO2 pada tumbuhan CAM mirip dengan tumbuhan C4,
perbedaannya pada tumbuhan C4 terjadi pemisahan tempat sedangkan pada tumbuhan CAM
terjadi pemisahan waktu. Kemampuan tumbuhan melaksanakan daur CAM ditentukan secara
genetis, tetapi kemampuan ini juga dikontrol oleh lingkungan. Umumnya CAM berlangsung
lebih cepat pada siang hari yang panas dengan tingkat cahaya yang tinggi dan malam hari
yang dingin dan tanah yang kering seperti di gurun. Fiksasi CO 2 pada beberapa tumbuhan
CAM dapat beralih ke daur C3 setelah hujan atau suhu malam hari yang lebih tinggi daripada
biasanya karena stomata terbuka lebih lama pada pagi harinya.

RANGKUMAN

Respirasi sel adalah proses memperoleh energi dengan memecah molekul glukosa yang
dilakukan oleh sel. Tiga langkah dari respirasi aerobik secara berturut-turut, yaitu glikolisis,
siklus kreb, dan rantai transfer elektron. Reaksi tersebut terdiri atas serangkaian reaksi
metabolisme yang terjadi di sitoplasma dan mitokondria sel-sel organisme hidup. Energi
biokimia yang diperoleh dari nutrisi diubah menjadi ATP (Adenosin tri-fosfat), karbon
dioksida dan air selama respirasi aerobik.

Tahapan glikolisis dan siklus Krebs merupakan jalur katabolik yang menguraikan
glukosa dan bahan bakar organik lainnya. Glikolisis terjadi di dalam sitosol merupakan
proses awal perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa yang
disebut piruvat. Siklus Krebs, yang terjadi dalam matriks mitokondria, menyempurnakan
pekerjaan ini dengan menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida (CO2). Dengan
demikian, karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi merupakan fragmen molekul
organik yang teroksidasi.

Tumbuhan mengambil energi dari sinar matahari, sedangkan manusia dan hewan
mengambil energi dari energi kimia yang terkandung dalam makanan. Energi kimia di dalam
tumbuhan dibentuk melalui fotosintesis, yaitu proses penyusunan dari senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks. Bahan baku fotosintesis berupa karbon dioksida yang berasal
dari udara dan air yang berasal dari dalam tanah. Fotosintesis juga menghasilkan oksigen
sebagai hasil samping reaksi. Proses fotosintesis terjadi melalui dua tahap reaksi utama, yaitu
reaksi yang membutuhkan cahaya atau reaksi terang dan reaksi yang tidak membutuhkan
cahaya atau reaksi gelap.

41

Anda mungkin juga menyukai