Anda di halaman 1dari 6

PEMBUKTIAN PENGARUH INTENSITAS CAHAYA

DALAM MENGHASILKAN KARBOHIDRAT


PADA PROSES FOTOSINTESIS

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui cara kerja enzim katalase.


2. Mengetahui pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi enzim katalase.

II. LANDASAN TEORI


Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari proses
metabolisme. Metabolisme adalah suatu ciri yang dimiliki makhluk hidup yang merupakan
serangkaian reaksi kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi ini tersusun dalam jalur-jalur
metabolisme yang rumit dengan mengubah molekul-molekul melalui tahapan-tahapan
tertentu. Secara keseluruhan metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan
sumber energi dari sel. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan
mikroba.
Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup. Dalam
metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Secara menyeluruh sebagian
besar katabolisme adalah respirasi seluler di mana glukosa dan bahan bakar organik yang lain
dipecah menjadi karbon dan air dengan membebaskan energi. Energi yang diperoleh
disimpan dalam molekul-molekul organik dan digunakan untuk melakukan kerja dari sel.
Kebalikan dari katabolisme adalah anabolisme, yang merupakan serangkaian reaksi-reaksi
kimia yang membutuhkan energi untuk membentuk molekul-molekul besar dari molekul-
molekul yang lebih kecil, misalnya pembentukan protein dari asam amino.
Enzim adalah biokatalisator yang banyak digunakan pada berbagai bidang industri
produk pertanian, kimia, dan medis. Enzim memiliki sifat-sifat spesifik yang menguntungkan
yaitu efisien, selektif, predictable, proses reaksi tanpa produk samping, dan ramah lingkungan
(Sri, 2004). Enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu reaksi saja. Suatu enzim
ukuran yang lebih besar daripada substratnya. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat
berhubungan dengan substrat, bagian enzim yang mengadakan hubungan dengan substrat disebut
bagian aktif daripada enzim. Proses metabolisme dalam tubuh organisme membutuhkan enzim untuk
menunjang kerjanya agar berjalan sebagaimana mestinya. Enzim merupakan unit fungsional dari
metabolisme sel. Bekerja dengan urutan-urutan yang teratur. Enzim mengkatalis ratusan reaksi
bertahap yang menguraikan molekul nutrien, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi kimiawi
dan yang membuat makromolekul sel dari prekursor sederhana.

Keseluruhan bagian enzim yang disebut holoenzim tersusun atas dua komponen
utama, yaitu komponen protein (apoenzim) dan komponen nonprotein (gugus prostetik).
Fungsi enzim sangat ditentukan oleh gugus apoenzimnya karena pada bagian tertentu

1
merupakan tempat melekatnya substrat dan sekaligus tempat mereksikan substrat. Bagian
pada gugus protein yang berfungsi sebagai pusat katalitik enzim disebut sisi aktif. Komponen
nonprotein (gugus prostetik) dibedakan menjadi gugus kofaktor dan koenzim. Gugus
kofaktor tersusun atas zat anorganik yang umumnya berupa logam, misalnya Cu, Fe, Mn, Zn,
Ca, K dan Co. Gugus koenzim merupakan senyawa organik nonprotein yang tidak melekat
erat pada bagian protein enzim, contohnya NAD, NADP dan koenzim A.

Ada dua tipe enzim, yaitu eksoenzim atau enzim ekstraseluler atau enzim di luar sel
dan endoenzim atau enzim intraseluler atau enzim di dalam sel. Fungsi utama dari eksoenzim
adalah melangsungkan perubahan-perubahan pada nutrien di sekitarnya sehingga
memungkinkan nutrien tersebut memasuli sel; dengan mengambil zat makanan yang ada di
sekeliling sel. Misalnya, enzim amilase menguraikan zat pati menjadi unit-unit gula yang
lebih kecil. Sedangkan fungsi endoenzim untuk mensintesis bahan seluler dan menguraikan
nutrien untuk menyediakan energi yang dibutuhkan oleh sel, misalnya heksokinase
mengkatalisis fosforilase glukosa dan heksosa (senyawa-senyawa gula sederhana) di dalam
sel.

Enzim merupakan salah satu bagian penting dalam sistem metabolisme tubuh. Enzim
memiliki peranan yang penting dalam sistem metabolisme tubuh. Enzim berperan dalam
mempercepat reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi pada proses metabolisme.
Namun, keberadaan enzim juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya yaitu:
1. Suhu
Peningkatan suhu dapat meningkatkan kecepatan reaksi sampai batas suhu tertentu.
Hal ini disebabkan jika molekul bergerak lebih cepat, maka substrat akan berikatan lebih
cepat pada sisi aktif. Setelah melewati batas suhu tertentu, enzim akan mengalami
denaturasi. Denaturasi adalah perubahan struktur secara kimiawi karena terjadi gangguan
pada ikatan hidrogen, ikatan ionik dan ikatan lemah lainnya yang menyebabkan struktur
enzim rusak. Jika kenaikan suhu terus terus menerus, maka kemampuan kerja enzim
menurun, bahkan berhenti. Demikian pula jika terjadi penurunan suhu, maka enzim tidak
bisa bekerja karena menjadi tidak aktif pada suhu rendah (0°C atau di bawahnya), tetapi
tidak rusak. Jika suhunya kembali normal enzim mampu bekerja kembali. Setiap enzim
mempunyai suhu optimum tertentu, yaitu suhu yang paling baik untuk melangsungkan
reaksi secara maksimal. Enzim bekerja optimal pada suhu 30°C atau pada suhu tubuh.
2. pH (Derajat Keasaman)
Enzim bekerja optimal pada pH tertentu, umumnya pada pH netral. Pada kondisi asam
atau basa, kerja enzim terhambat. Agar enzim dapat bekerja secara maksimal, pada
penelitian/percobaan yang menggunakan enzim, kondisi pH larutan dijaga agar tidak
berubah, yaitu dengan menggunakan larutan penyangga (buffer).
3. Zat Penghambat (Inhibitor)
Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut inhibitor. Inhibitor merupakan
senyawa kimia yang bersifat menghambat kerja enzim. Zat tersebut memiliki struktur
seperti enzim yang dapat masuk ke substrat atau ada yang memiliki struktur seperti
substrat sehingga enzim salah masuk ke penghambat tersebut. Hambatan enzim dapat
dikelompokkan ke dalam tipe reversible (dapat balik) dan non-reversible (tidak dapat
balik). Inhibitor reversibel adalah zat penghambat yang tidak berkaitan secara kuat
dengan enzim, sedangkan inhibitor irreversible merupakan penghambat yang berkaitan

2
dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga tidak dapat terlepas. Hambatan reversible
dibagi menjadi inhibitor kompetitif dan non kompetitif. Inhibitor kompetitif merupakan
senyawa kimia yang menyerupai substrat yang dapat bereaksi dengan sisi aktif enzim.
Jika sisi aktif enzim sudah terisi oleh inhibitor kompetitif, maka substrat tidak dapat
berikatan dengan enzim. Untuk mengatasi hal ini, jumlah substrat harus ditingkatkan
sehingga substrat mempunyai kesempatan dalam bersaing memperebutkan sisi aktif
enzim. Inhibitor nonkompetitif merupakan senyawa kimia yang menghambat kerja enzim
dengan cara melekat pada bagian selain sisi aktif. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk enzim. Akibatnya bagian sisi aktif enzim sulit berikatan dengan
substrat dan enzim tidak dapat mengubah substrat menjadi produk.
4. Konsentrasi Substrat
Jumlah substrat yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kerja enzim.
Biasanya, sel akan menambah jumlah enzim dengan cara melakukan sintesis enzim
untuk mengatasi hambatan tersebut.
5. Hasil akhir
Kerja enzim dipengaruhi hasil akhir. Hasil akhir yang menumpuk menyebabkan
enzim sulit “bertemu’ dengan substrat. Semakin menumpuk hasil akhir, semakin lambat
kerja enzim.

Enzim itu sendiri memiliki beberapa sifat, diantaranya:


1. Enzim adalah Suatu Protein
Ini terbukti karena enzim di dalam larutan membentuk suatu koloid. Keadaan ini akan
memungkinkan luasnya permukaan enzim sehingga bidang aktivitasnya juga besar.
2. Bekerja Secara Khusus (Spesifik)
Enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu dan tidak dapat
mempengaruhi reaksi lainnya. Sebagai contoh: di dalam usus rayap terdapat protozoa
yang menghasilkan enzim selulase sehingga rayap dapat hidup dengan makan kayu
karena dapt mencerna selulosa (salah satu jenis karbohidrat/polisakarida). Sebaliknya
manusia tidak dapat mencerna kayu, meskipun mempunyai enzim amilase, yaitu enzim
yang dapat mencerna amilum/pati (yang juga merupakan jenis polisakarida). Enzim
amilase dan selulase masing-masing bekerja secara khusus.
3. Dapat digunakan Berulang Kali
Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi
reaksi. Meskipun dalam jumlah sedikit, adanya enzim dalam suatu reaksi yang
dikatalisirnya akan mempercepat reaksi, karena enzim yang telah bekerja dalam reaksi
tersebut dapat digunakan kembali.
4. Rusak oleh Panas
Enzim adalah suatu protein yang dapat rusak oleh panas disebut denaturasi.
Kebanyakan enzim rusak pada suhu di atas 50°C. Reaksi kimia akan meningkat dua kali
lipat dengan kenaikan suhu sebesar 10°C. Kenaikan suhu di atas suhu 50°C tidak dapat
meningkatkan reaksi yang dikatalisir oleh enzim, tetapi justru menurunkan atau
menghentikan reaksi tersebut. Hal ini disebabkan enzimnya rusak sehingga enzim
tersebut tidak dapat bekerja. Demikian juga pada suhu rendah, suhu rendah tidak
merusak enzim tetapi hanya tidak aktif saja.
5. Dapat Bekerja Bolak-Balik

3
Umumnya enzim dapat bekerja secara bolak-balik. Artinya, suatu enzim dapat bekerja
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula
bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula. Pada tumbuhan,
proses fotosintesis menghasilkan glukosa. Apabila glukosa yang dihasilkan dalam jumlah
banyak, maka glukosa tersebut diubah dan disimpan dalam bentuk pati. Pada saat
diperlukan, misalnya untuk pertumbuhan, pati yang disimpan sebagai cadangan makanan
tersebut diubah kembali menjadi glukosa.
6. Enzim sebagai Biokatalisator.
Artinya sebagai zat yang mampu mempercepat reaksi kimia, tetapi enzim tidak ikut
bereaksi. Dengan demikian, enzim tidak diperlukan dalam jumlah yang banyak. Dalam
jumlah sedikit saja enzim telah menyelenggarakan suatu perubahan zat yang beribu-ribu
kali lebih berat daripada berat molekulnya sendiri.
Enzim sendiri dapat dibedakan menjadi 6 kelompok, yaitu:
 Transferase
Enzim transferase mentransfer gugusan kimia fungsional (fosfat, amino, metil, dsb)
dari suatu substrat ke substrat lain. Reaksi pemindahan ini tidak menghasilkan energi,
tetapi mengubah substrat menjadi senyawa yang dapat dioksidasi atau menjadi senyawa
yang dapat digunakan untuk sintesis material sel. Salah satu enzim yang termasuk dalam
transferase yakni enzim transaminase, yang berperan memindahkan gugusan amina dari
suatu asam amino ke suatu asam organik sehingga hasil terakhir berubah menjadi suatu
asam amino.
 Hidrolase
Enzim hidrolase merupakan sekumpulan enzim yang menguraikan suatu zat dengan
pertolongan air, disebut hidrolase karena enzim ini menghidrolisis molekul-molekul
besar menjadi komponen-komponen kecil yang dapat digunakan. Berdasarkan substrat
yang diuraikan, enzim hidrolase dibagi atas kelompok kecil yakni enzim karbohidrase,
esterase dan proteinase.
a) Karbohidrase, yakni enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat. Misalnya:
Amilase, yakni enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa
(disakarida). Maltase, yakni enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa. Sukrase,
yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa. Laktase,
yaitu enzim yang mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Selulase, yakni
enzim yang menguraikan selulosa (suatu polisakarida) menjadi selobiosa (suatu
disakarida). Pektinase, yakni enzim yang menguraikan pektin menjadi asam pektin.
b) Esterase, yakni enzim-enzim yang memecah golongan ester. Misalnya: Lipase, yaitu
enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Fosfatase, yaitu
enzim-enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
c) Proteinase, yakni enzim-enzim yang menguraikan golongan protein. Misalnya:
Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino. Gelatinase,
yakni enzim yang menguraikan gelatin. Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein
dari susu.
 Liase
Mengkatalisis reaksi penambahan gugusan ikatan ganda pada molekul dan membuang
gugusan non-hidrolitik dengan meninggalkan ikatan ganda.
 Isomerase

4
Enzim Isomerase berperan dalam reaksi isomerasi (pengubahan suatu senyawa
menjadi isomernya, misalnya senyawa yang memiliki atom-atom yang sama tetapi
berbeda struktur molekulnya).

 Ligase
Enzim ligase berperan dalam reaksi penggabungan dua molekul menjadi satu molekul
atau pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP (adenin triphosphat).
 Oksidoreduktase
Reaksi katalitiknya adalah dalam reaksi transfer elektron (pemindahan elektron atau
atom hidrogen). Enzim ini terbagi menjadi enzim oksidase dan enzim reduktase. Enzim
oksidase terbagi menjadi kelompok kecil enzim dehidrogenase dan katalase.

Enzim katalase merupakan enzim yang mengandung empat gugus heme. Enzim katalase
terdapat pada tulang, jantung, membran mukosa, ginjal, dan hati. Enzim katalase bekerja
secara aktif dalam tubuh dan aktifitas kerjanya dapat ditemukan pada mitokondria, sitoplasma
serta peroksosom. Mengandung empat gugus serta juga memiliki empat rantai polypeptide
yang masing-masing bagian terdiri atas 500 lebih senyawa asam amino. Enzim katalase
bekerja dengan rangkaian beberapa molekul sehingga keempat gugus tadi akan membantu
penyerapan (Tribowo, 2014).

Jantung, ginjal, dan hati memiliki kandungan hidrogen peroksida atau H2O2 yang
merupakan hasil dari respirasi dan dibuat dalam seluruh sel-sel yang hidup. Kandungan
H2O2 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi tubuh, untuk itu enzim katalase berfungsi untuk
mengkatalis kandungan H2O2 tersebut. Peran enzim ini juga sebagai peroksidasi yang khusus
untuk mereaksi dekomposisi hidrogen peroksida sehingga pada nantinya dapat berubah
menjadi oksigen serta air. Enzim ini banyak terdapat dalam sel-sel pada jantung dan hati.

Hidrogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada
proses pencernaan makanan. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki
sifat oksida terkuat. Sehingga enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida
(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya bagi tubuh (Murray,
2009). Bentuk reaksi kimianya, adalah:
H2O2 → 2 H2O (g) + O2 (g)
Penguraian H2O2 ditandai dengan timbulnya gelembung. Pada percobaan, pengamatan ada
tidaknya gelembung merupakan indikator adanya uap air. Menyala atau tidaknya bara api
merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
III. ALAT DAN BAHAN
N NAMA ALAT & BAHAN JUMLAH
O
1. Hati Ayam Rebus 1cm x 1cm 1 LEMBAR
2. Hati Ayam Mentah 1cm x 1cm 10 x 10 cm
3. Hati Ayam Mentah 1cm x 0,5cm Secukupnya
4. Kentang Mentah 1cm x 1cm Secukupnya
5. Daging Sapi Mentah 1cm x 1cm Secukupnya

5
6. Rak Tabung Reaksi 2 buah
7. Tabung Reaksi 1 buah
8. Pipet Tetes 1 buah
9. H2O2 1 buah
10. Pinset 1 buah
11. Gelas Beaker
Tabel 1: Alat dan Bahan yang Diguanakan dalam Praktikum
IV. LANGKAH KERJA
NO PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mempersiapkan tanaman agar yang masih hidup.
3. Memilih daun yang akan ditutup rapat setengah dengan alumunium foil
(rapikan dengan solasi) dengan waktu penutupan sehari semalam.
4. Memetik daun dengan kondisi setengah tertutup.
5. Melepas kertas alumunium foilnya.
6. Memanaskan air di dalam gelas beaker di atas bunsen.
7. Memasukkan daun ke dalam gelas beaker dan direbus.
8. Setelah layu, daun diambil dan dicuci dengan air bersih.
9. Menaruh daun ke dalam cawan petri.
10. Menambahkan alkohol 96% secukupnya (supaya klorofilnya larut).
11. Menetesi daun tersebut dengan Iodin atau Lugol.
12. Mengamati perubahan yang terjadi.
Tabel 2: Prosedur Kerja
V. HASIL PENGAMATAN
No Nama Ukuran Jumlah Gelembung
1 Hati Ayam Rebus 1cm x 1cm +++
2 Hati Ayam Mentah 1cm x 1cm +
3 Hati Ayam Mentah 1cm x 1cm ++
4 Kentang Mentah 1cm x 1cm ++
5 Daging Sapi Mentah 1cm x 1cm +

Anda mungkin juga menyukai