Anda di halaman 1dari 5

Visit My Blogs

 Secret of Sunshine
 Virtual World of Science

Facebook Badget

Selasa, 2008 September 23

METABOLISME SEL:KATABOLISME

METABOLISME SEL:KATABOLISME

Berbagai reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup untuk
mempertahankan hidup disebut metabolisme.
Metabolisme terbagi menjadi 2 bagian, yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah reaksi kimia yang memerlukan energi untuk membentuk
senyawa kompleks dari senyawa sederhana. Katabolisme adalah reaksi kimia
yang menghasilkan energi dengan memecah senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana.
Dalam tubuh organisme, terdapat ribuan proses kimia yang berlangsung
melibatkjan ribuan enzim. Karena itu, produk suatu enzim bisa menjadi substrat
bagi enzim lainnya. Semua reaksi kimia dalam organisme hidup diatur dengan
mengatur kerja katalisator.

ENZIM
Enzim merupakan pemercepat laju reaksi kimia tanpa ikut bereaksi didalamnya,
atau disebut juga katalisator. Karena enzim terdapat di dalam organisme hidup
maka enzim disebut biokatalisator. Enzim bekerja spesifik(hanya dapat mengikat
1 jenis substrat) dan diperlukan dalam jumlah sedikit.

Sebagian besar enzim terdiri dari protein globular(apoenzim) dengan 1 atau lebih
celah yang disebut sisi aktif pada permukaannya. Substrat menempel pada sisi
aktif enzim dan membentuk kompleks enzim-substrat. Disini energi aktivasi untuk
memutuskan ikatan kimia atau membentuk ikatan kimia baru substrat diturunkan.
Setelah proses selesai, substrat sudah menjadi produk dan segera lepas enzim,
sehingga enzim dapat bekerja mengikat substrat lagi.

Enzim bekerja secara reversible dan berulang-ulang. Dengan kata lain, suatu
enzim dapat merubah substrat menjadi produk dan produk kembali menjadi
substrat. Enzim bekerja mengikat substrat baru setelah produk dihasilkan sampai
kebutuhan akan produk sudah terpenuhi.

Kerja katalis enzim dipengaruhi oleh konsentrasi substrat dan enzim yang
bekerja itu sendiri. Apapun yang mempengaruhi enzim dapat merubah struktur 3
dimensinya dan kemampuannya untuk mengikat substra. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim:
1. Suhu. Menaikkan suhu pada reaksi yang tidak dikatalisasi dapat
meningkatkan laju reaksi kimianya karena tambahan energi meningkatkan
pergerakan molekul. Laju reaksi terkatalisasi-enzim juga ditingkatkan oleh suhu,
tapi hanya mencapai titik yang disebut suhu optimum. Dibawah suhu ini, ikatan
hidrogen dan interaksi hidrofobik yang menentukan bentuk enzim tidak cukup
fleksibel untuk mengizinkan pengikatan optimal untuk katlis. Di bawah suhu,
gaya ini terlalu lemah untuk menahan bentuk enzim melawan kenaikan
pergerakan acak atom-atom pada enzim. Pada suhu yang lebih tinggi, enzim
terdenaturasi, struktur proteinnya berubah sehingga tidak bisa digunakan untuk
reaksi kimia alias rusak. Namun, pada suhu yang rendah, enzim menjadi tidak
aktif.
2. pH. Interaksi ionik antara residu asam amino yang berlawanan muatan, seperti
asam glutamat(-) dan lisin(+), juga menyanggah enzim bersama. Interaksi ini
sangat sensitif konsentrasi ion dimana biasanya enzim terlarut karena begitu
konsentrasinya berubah, keseimbangan antara residu asam amino yang
bermuatan positif dan negatif akan berubah. Karena itu, kebanyakan enzim
bekerja pada pH optimum dari 6-8. Namun, enzim yang bekerja pada kondisi
yang sangat asama, seperti pepsin, dpat mempertahankan bentuk 3 dimensional
proteinnya di dalam konsentrasi tinggi ion hidrogen.
3. Penghambat (inhibitor) dan pengaktivasi (aktivator). Kerja enzim sangat
sensitif terhadap kehadiran substansi yang dapat mengikat enzim dan
menyebabkan bentuk enzim itu berubah. Namun, melalui substansi ini, sel dapat
mengatur kapan enzim aktif dan tidak aktif pada waktu tertentu. Kemampuan ini
membuat sel dapat meningkatkan efisiensi dan mengontrol perubahan
karakteristik selama perkembangn. Substansi yang mengikat enzim dan
menurunkan aktivitasnya disebut inhibitor(penghambat). Banyak kejadian bahwa
dimana suatu produk akhir dari jalur metabolisme menjadi penghambat pada
reaksi awal., proses ini disebut mekanisme penghambat. Penghambatan ini ada
2 cara: penghambat kompetitif yang melekat pada sisi aktid enzim sehingga
enzim tidak dapat berikatan dengan substrat dan penghambat non-kompetitif
yang berikatan pada bagian lain enzim sehingga bentuk sisi aktif enzim berubah
dan tidak dapat berikatan dengan substrat. Cara yang sama digunakan untuk
mengaktivasi enzim. Pengaktivasi allosterik mengikat pada bagianlain
enzim(allosterik) dan membuat enzim bekerja lebih dari biasanya.
4. Kofaktor enzim. Fungsi enzim biasanya diikuti oleh suatu zat kimia yang
disebut kofaktor, yang bisa berupa ion besi. Jika kofaktornya adalah molekul
organik nonprotein maka disebut koenzim.

ATP
Semua transaksi kimia di dalam sel menggunakan mata uang energi yaitu
nukleotidak Adenosin Trifosfat, yang memberi energi untuk setiap kegiatan sel.

ATP tersusun oleh 3 bagian yaitu gula 5 karbon yaitu ribosa, basa nitrogen purin
dengan 2 cincin karbon-nitrogen, adenin dan rantai 3 fosfat.

Rahasia bagaimana ATP menyimpan energi terdapat pada grup trifosfatnya.


Grup fosfat ini sangat bermuatan negatif dan mereka berikatan satu sama lain
dengan kuat, namun ikatan kovalen yang menggabungkan fosfat tidak stabil.
Ikatan yang tidak stabil ini membuat fosfta di dalam ATP punya energi aktivasi
yang rendah dan mudah putus akibat hidrolisis. Saat putus, mereka mengluarkan
jumlah energi yang besar. Dengan kata lain, hidrolisis ATP mempnuyai ∆G
negatif dan energi yang dikeluarkan dapat digunakan untuk aktivitas.
Dalam sebagian reaksi yang melibatkan ATP, hanya ikatan fosfat berenergi
tinggi paling luar saja yang dihidrolisis, memisahkan grup fosfat yang paling
akhir. Saat ini terjadi, ATP menjadi Adenoisin Difosfat(ADP) ditambah 1 fosfat
anorganik(Pi). 2 terminal gugus fofat paling luar bisa dihidrolisis sehingga tersisa
Adenosin Monofosfat(AMP), namun gugus fosfat yang terakhir ini tidak berenergi
tinggi.

KATABOLISME : RESPIRASI SELULER


Tumbuhan, alga dan beberapa bakteri mengambil energi dari sinar matahari
melalui fotosintesis, merubah energi cahaya menjadi energi kimia, untuk
digunakan membuat makanan disebut organisme autotrof.. Sebaliknya,
oprganisme yang hidup dari hasil produksi organisme autotrof atau tidak bisa
membuat makan sendiri disebut organisme heterotrof. Organisme heterotrog
memecah makanan mereka menjadi energi. Proses oksidasi senyawa organik
untuk mendapat energi dari pemutusan ikatan kimia pada tingkatan sel disebut
respirasi seluler. Ada 2 macam respirasi yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob.

RESPIRASI AEROB
Proses repirasi disebut aerob karena dibutuhkan oksigen sebagai akseptor
elektron, selain itu disebut respirasi anaerob atau fermentasi. Respirasi aerob
terdapat 4 tahap utama yaitu Glikolisis, Dekarboksilasi Oksidatif, Siklus Krebs
dan Transpor Elektron.

Glikolisis adalah 10 tahap pertama biokimia yang menghasilkan ATP pada


fosforilasi tingakt substrat. Untuk 1 molekul glukosa, 2 ATP digunakan pada 3
tahap pertama dan 4 ATP dihasilkan pada 4 tahap terakhir. Hasil kotor glikolisis
yaitu 2 molekul asam piruvat(3C), 2 ATP, 2 NADH dan 2 H2O. Glikolisis terjadi di
sitosol/sitoplasma dan bisa dianggap proses anaerob karena belum
menggunakan oksigen. Ringkasan tahapan glikolisis:
• Fosforilasi glukosa oleh ATP
• Penyusunan kembali struktur glukosa yang terfosforilasi, diikuti oleh fosforilasi
kedua.
• Molekul glukosa(6C) akhirnya pecah menjadi 2 senyawa 3 karbon berlainan
yaitu Glyceraldehyde 3 phosphate (G3P atau PGAL) dan satunya lagi yaitu
Dihydroxylacetone phosphate (DHAP). DHAP segera diubah menjadi PGAL oleh
enzim isomerase. (Proses perubahan ini mencapai kesetimbangan di dalam
tabung reaksi namun hal

Anda mungkin juga menyukai