PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel hidup ibarat pabrik kimia yang bergantung pada energi dan harus mengikuti
berbagai kaidah kimia. Reaksi kimia yang memungkinkan adanya kehidupan
disebut metabolisme. Terdapat ribuan reaksi yang berkesinambungan yang terjadi
di dalam tiap sel. Sel tumbuhan memiliki ragam senyawa yang dihasilkanya. Sel
dapat mengatur lintasan metabolik yang mana yang berjalan dan seberapa cepat,
dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan enzim, dalam jumlah
yang sesuai pada saat diperlukan. Hampir semua reaksi kimia kehidupan
berlangsung sangat lambat tanpa katalis, dan enzim merupakan katalis yang lebih
khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau senyawa anorganik lainya
yang dapat diserap tumbuhan dari tanah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan enzim?
2. Bagaimana penyebaran enzim dalam sel?
3. Bagaimana sifat-sifat enzim?
4. Bagaimana nomenklatur enzim?
5. Bagaimana klasifikasi enzim?
6. Bagaimana kofaktor enzim?
7. Bagaimana mekanisme kerja enzim?
8. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang enzim
2. Mengetahui penyebaran enzim dalam sel
3. Mengetahui sifat-sifat enzim
4. Mengetahui nomenklatur enzim
5. Mengetahui klasifikasi enzim
6. Mengetahui kofaktor enzim
7. Mengetahui mekanisme kerja enzim
8. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
BAB II
POKOK BAHASAN
A. Pengertian Enzim
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu di
dalam ragi. Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah
suatu protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian
protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian
yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik,
biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa
organik yang mengandung logam.
Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular), yang terdiri
atas satu rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida. Enzim berfungsi
sebagai katalis atau senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi. Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut substrat akan
dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri dari
anabolisme (pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul – molekul yang
lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak;
Proses ini membutuhkan energi). Sedang katabolisme merupakan senyawa dengan
molekul yang besar membentuk senyawa – senyawa dengan molekul yang lebih
kecil dan menghasilkan energi.
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan – lintasan metabolik yang
dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan
cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat
dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan enzim yang mampu
mempercepat laju reaksi.
Dalam kloroplas sel tumbuhan ada serangkaian enzim dan protein lain yang
disebut fotosistem I dan II. Beberapa protein ini memegang molekul klorofil dan,
ketika klorofil dipukul oleh foto cahaya, elektron menjadi energi dan mengikat
molekul air. Enzim dalam fotosistem II membagi air menjadi hidrogen dan oksigen.
Elektron berenergi ini kemudian diteruskan melalui enzim lain yang disebut
sitokrom b6-f kompleks, yang pada gilirannya memompa molekul hidrogen
bermuatan positif melintasi membran untuk membuat penyimpanan energi
potensial.
C. Sifat-sifat Enzim
Menurut Pack (2008: 161) sifat-sifat dari enzim adalah sebagai berikut ini:
Dalam reaksi biokimia hanya sejumlah kecil enzim yang dibutuhkan untuk
mengubah sejumlah besar substrat menjadi produk hasil.
5. Bekerja bolak-balik
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah
(bolak-balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa
sederhana, dan sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu.
D. Nomenklatur Enzim
E. Klasifikasi Enzim
a. Oksidoreduktase
c. Hidrolase
a. Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel
normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap
pada sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya
dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-
enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi
oleh kadar substratnya.
b. Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim
tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat
dirangsang sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang
pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah
enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa. Mulamula E.
coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak
adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi panjang) setelah beberapa
waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E.
colimembentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak
laktosa.
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein dan memang ada
enzim yang temyata hanya tersusun dari protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin.
Tetapi ada juga enzim-enzim yang selain protein juga memerlukan komponen
selain protein. Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim
dapat merupakan ion logam atau metal, atau molekul organik yan dinamakan
koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor
dinamakan holoenzim. Enzim yang memerlukan ion logam sebagai kofaktomya
dinamakan metaloenzim. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis
primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya
enzim tetap aktif.
1. Aktivator
Aktivator biasanya berikatan lemah dengan suatu enzim. Banyak enzim yang
berasosiasi dengan glikolisis memerlukan logam sebagai activator. Beberapa
logam yang diketahui merupakan activator dari system enzim adalah Cu, Fe, Mn,
Zn, Ca, K, dan Co (Harahap, 2012)
2. Gugus protestik
Gugus Prostetik yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi
dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut Koenzim.
Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam
yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif
(Harahap, 2012).
Teori ini menyatakan bahwa enzim akan mengikat substrat jika ukuran dan
bentuknya sama dengan active site enzyme. Enzim bersifat kaku. Enzim dan
substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk
dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi
aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk
serta membebaskan enzim. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena
panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan
pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk
yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah
terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,
substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih
tetap mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat
bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 40 °C. Pada suhu 0
°C, enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika
suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 50°C, enzim akan
bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan
terurai atau terdenaturasi seperti halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim
tidak dapat bekerja.
a. Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0 °C.
b. Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan suhu
10 °C.
c. Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 °C. Enzim ternyahasli
pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50 °C.
2. Derajat Keasaman
3. Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed
back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim
yang terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim
yang bersangkutan.
a. Inhibitor Kompetisi
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan
normal kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada
konsentrasi inhibitor, konsentrasi substrat, dan aktivitas relatif inhibitor dan
substrat.
b. Inhibitor Nonkompetisi
Gambar : Inhibitor
Enzim Sumber:
www.grupipa.net
c. Konsentrasi Substrat
3. Sifat-sifat dari enzim adalah berupa Enzim adalah Protein, Bekerja secara
khusus/spesifik, Berfungsi sebagai katalis, Diperlukan dalam jumlah sedikit
dan Bekerja bolak-balik.