Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI TANAMAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL

Oleh Golongan A Kelompok 1 :


Ariya Setya Aji A41180583
Galuh Nurwidariyanti A41180191
Ihsa Arya Tri Yoga A41180064
Indrianingsih A41180419
Muhammad Iqbal Fatchur Rozak A41180261
Rahmad Zainullah A41180135
Yunita Nur Maulida A41180336

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Prosedur Kerja
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Gambar dan Keterangan Ciri-Ciri Golongan Sistematika
Nama Tanaman Gambar Tanaman / Jenis
Tanaman
1. Pandan Bentuk Merupakan Monokotil Kingdom : Plantae
Daun : Pita tanaman perdu Divisi :
Tulang rendah, Tracheophyta
Daun : batangnya Kelas :
Sejajar menjalar, Magnoliopsida
Ujung daunnya Ordo : Pandanales
Daun : memanjang Famili :
Runcing seperti daun Pandanaceae
Pangkal palem dan Genus : Pandanus
Daun : tersusun secara L.f.
Tumpul roset yang rapat. Spesies :
Perakaran : Pandanus
Serabut amaryllifolius
Batang :
Tidak
berkayu
Bunga :
terminal /
lateral
2. Anggrek Bentuk Bunga terdiri Monokotil Kingdom : Plantae
Daun : dari kelopak; Sub Kingdom :
Lanset mahkota; petal; Tracheobionta
Tulang lidah; bakal Divisi :
Daun : buah yang Spermatophyta
Sejajar dibentuk dengan Sub Divisi :
Ujung menyatukan Magnoliophyta
Daun : putik dan Kelas : Liliopsida
Tumpul benang sari, Sub Kelas :
Pangkal daun memiliki Liliidae
Daun : warna hijau dan Ordo : Orchidales
Tumpul tulang daun Famili :
Perakaran : sejajar dengan Orchidaceae
Serabut bentuk Genus :
Batang : meruncing dan Dendrobium
Tidak membesar,
berkayu batang tebal dan
Keping menggembung,
Biji : akar berbentuk
berbentuk silinderis dan
kapsular lunak serta
Bunga : memiliki ujung
terdiri dari akar yang
sepal, meruncing licin,
petal, bentuk daun
labelum memanjang
seperti lanset.
3. Tomat Bentuk Merupakan Dikotil Kingdom : Plantae
Daun : tanaman perdu Sub Kingdom :
Oval atau semusim, Viridiplantae
Bulat memiliki daun Infra Kingdom :
Panjang yang banyak Streptophyta
Tulang dengan Divisi :
Daun : pertulangan Tracheophyta
Menyirip daun menyirip Sub Divisi :
Ujung ada yang Spermatophyta
Daun : berbentuk oval Kelas :
Meruncing ada yang Magnoliopsida
Pangkal memanjang Ordo : Solanales
Daun : serta tepinya Famili :
Tumpul bergerigi, bunga Solanaceae
Perakaran : tomat berbentuk Genus : Solanum
Tunggang bintang dan L.
Batang : memiliki Spesies : Solanum
Berkayu tangkai, tomat lycopersicum L.
Keping dapat
Biji : bulat berkembangbiak
pipih dengan biji
Bunga : maupun stek
seperti batang, dapat
bintang ditemukan di
dataranrendah
maupun
pegunungan.

4. Terong Bentuk Terong Dikotil Kingdom : Plantae


Daun : merupakan Sub Kingdom :
Oval atau tanaman yang Trachebionta
Bulat masuk dalam Super Divisi :
memanjang kategori Spermatophyta
Tulang dikotil/biji Divisi :
Daun : berkeping dua. Magnoliopsida
Menyirip Sehingga Kelas :
Ujung memiliki akar Magnoliopsida
Daun : tungga yang Ordo : Solanes
Meruncing tumbuh dengan Famili :
Pangkal posisi tegak dan Solamaceae
Daun : datar, batang Genus : Solanum
Tumpul terong Spesies : Solanum
Perakaran : bercabang dan melongena L.
Tunggang umumnya
Batang : berbentuk bulat
Berkayu memanjang,
Keping buah terong
Biji : bulat memiliki bentuk
pipih beragam ada
Bunga : yang berbentuk
seperti lonjong; oval
terompet dan bulat,
umumnya
tanaman terong
dapat tumbuh
dengan subur
apabila ditanam
pada daerah
yang memiliki
iklim tropis
bersifat tahunan,
5. Cabai Bentuk Panjang daun Dikotil Kingdom : Plantae
Daun : tanaman cabai Sub Kingdom :
Oval 3-4 cm dan Trancheabionta
Tulang lebar daun Divisi :
Daun : berkisar 1-2 cm Spermatophyta
Menyirip sedangkan ruas Sub Divisi :
Ujung daun cabai Magnoliphyta
Daun : berkisar dari 5-9 Kelas :
Meruncing cm, batang Magnolipsida
Pangkal berkambium Sub Kelas :
Daun : dan banyak, Asteredae
Tumpul bunganya Ordo : Solanales
Perakaran : tunggal, 2-3 Famili :
Tunggang buah letaknya Solanaceae
Batang : berdekatan, Genus : Capsicum
Berkayu bentuk buahnya L.
Keping seperti telur dan Spesies :
Biji : bulat memanjang Capsicum
pipih serta berubah frustences L.
Bunga : warna saat
seperti matang,
bintang tanaman cabai
merupakan
tanaman sejenis
semak yang
tingginya
mencapai 1,5 m.

6. Belimbing Bentuk Akar tanaman Dikotil Kingdom : Plantae


Daun : belimbing Divisi :
Lanset berupa akar Magnoliophyta
Tulang tunggang, Kelas :
Daun : batangnya Magnoliopsida
Menyirip berkayu keras; Ordo : Oxalidales
Ujung bercabang; Famili :
Daun : berkambium; Oxalidaceae
Meruncing susunan Genus : Averrhoa
Pangkal pembuluh Spesies : A.
Daun : angkut teratur; carambola
Tumpul kulit batang
Perakaran : berwarna coklat
Tunggang tua dengan
Batang : tekstur sedikit
Berkayu kasar, daunnya
Keping berupa daun
Biji : majemuk
lonjong dengan
pipih pertulangan
Bunga : daun menyirip,
merupakan bijinya brkeping
bunga dua berada di
majemuk dalam buah.

7. Pisang Bentuk Daun tanaman Monokotil Kingdom : Plantae


Daun : pisang lebar dan Sub Kingdom :
Langset panjang serta Tracheobionta
Tulang tulang daun Super Divisi :
Daun : besar dan tepi Spermatophyta
Sejajar daun tidak Divisi :
Ujung mempunyai Magnoliphyta
Daun : ikatan yang Kelas : Liliopsida
Meruncing kompak, bunga Sub Kelas :
Pangkal pisang keluar Commelinidae
Daun : pada ujung Ordo :
Tumpul batang dan Zingiberales
Perakaran : hanya sekali Famili : Musaceae
Serabut berbunga Genus : Musa
Batang : selama Spesies : Musa
Tidak hidupnya, paradisiacal
berkayu terjadinya
(beruas- penyerbukan
ruas) bunga pisang,
Keping yaitu dengan
Biji : bulat bantuan
Bunga : serangga
lonjong penyerbukan,
lancip akar pada
tanaman pisang
berupa akar
serabut yang
banyak tetapi
lunak.
8. Kelapa Sawit Bentuk Bentuk daun Monokotil Kingdom : Plantae
Daun : tanaman kelapa Divisi :
Majemuk sawit Embryophyta
Tulang merupakan daun siphonagama
Daun : majemukdan Kelas :
Sejajar berwarna hijau Angiospermae
Ujung tua serta Ordo :
Daun : penampilannya Monocotyledonia
Runcing mirip dengan Famili : Are caeae
Pangkal tanaman salak Sub Famili :
Daun : hanya saja Cocoidaeae
Tumpul dengan duri Genus : Elais
Perakaran : yang tidak Spesies : Elasis
Serabut terlalu keras dan guieneensisjacq
Batang : tajam, batang
Tidak tanaman tidak
berkayu berkayu dan
Keping diselimuti bekas
Biji : bulat pelepah hingga
Bunga : umur 12 tahun;
bunga setelah 12 tahun
jantan dan dan pelepah
betina akan mongering
berbeda dan terlepas
tempat dan sehingga mirip
masa dengan tanaman
reseptif kelapa, akar
tidak sama tanaman kelapa
sawit serabut
dan mengarah
kebawah dan
kesamping,
buah sawit
memiliki warna
bervariasi dari
hitam; ungu;
hingga merah.
9. Ketela Pohon Bentuk Merupakan Dikotil Kingdom : Plantae
Daun : tanaman perdu, Divisi :
Oval memiliki akar Magnoliphyta
Tulang tunggang Kelas :
Daun : dengan Magnoliopsida
Menjari sejumlah akar Ordo :
Ujung cabang yang Euphorbiales
Daun : kemudian Famili :
Meruncing membesar Euphorbiaceae
Pangkal menjadi umbi, Genus : Monihot
Daun : memiliki daun Spesies : Monihot
Membulat berbentuk esculentacrontz
Perakaran : menjari.
Tunggang
Batang :
Berkayu
Keping
Biji :
lonjong
Bunga :
bunga
betina dan
jantan
berbeda
tempat

10. Pohon Kelapa Bentuk Akar berbentuk Monokotil Kingdom : Plantae


Daun : serabut dengan Sub Kingdom :
Lanset struktur yang Viridiplantae
Tulang tebal dan Infra Kingdom :
Daun : berkayu, batang Streptophyta
Menyirip pohon beruas Super Divisi :
Ujung dan ketika Embriophyta
Daun : semakin tua Divisi :
Runcing ruas-ruas Tracheophyta
Pangkal tersebut akan Sub Divisi :
Daun : berkurang, daun Spermatophytina
Tumpul kelapa tunggal Kelas :
Perakaran : dengan Magnolipsida
Serabut pertulangan Super Ordo :
Batang : daun menyirip, Lilianae
Tidak bunga majemuk Ordo : Arecales
berkayu dan terletak Famili : Arecaceae
Keping pada rangkaian Genus : Cocos L.
Biji : bulat yang dilindungi Spesies : Cocos
Bunga : oleh bractea nucifera L.
tersusun serta bunga
secara terdiri dari
majemuk bunga jantan
dan betina, buah
kelapa memiliki
diameter sekitar
10-20 cm
bahkan lebih
dan memiliki
warna hijau atau
kuning dan
ketika sudah tua
akan berwarna
cokelat.

4.2 Pembahasan
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan
struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin morphus
yang berarti wujud atau bentuk. Untuk memudahkan para peneliti dalam
mengklasifikasikan jenis tumbuhan, bentuk morfologi merupakan salah satu
indikator yang sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan secara
visual, sehingga keragaman tumbuhan yang sangat beranekaragam dapat
diidentifikasi dan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam pemberian nama
spesies, famili hingga kingdom (Gembong, 2004). Untuk mengidentifikasi
spesies tumbuhan, salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai rujukan yaitu
kesamaan bentuk morfologi yang dimiliki antara satu spesies dengan spesies
lainnya. Pada tumbuhan yang sama jenisnya perbedaan bentuk dan ukuran
daun antara tumbuhan muda dan tumbuhan dewasa juga penting, sebab
morfologi tumbuhan yang masih muda memiliki bentuk morfologi yang
berbeda dengan tumbuhan dewasa. Hal ini dikarenakan tumbuhan muda
pertumbuhan dan perkembangan baik struktur morfologi maupun anatomi
belum berkembang secara lengkap. Selain itu untuk mengelompokkan
tanaman juga dapat dibedakan menurut keping bijinya, yaitu tanaman dikotil
yang memiliki dua keping biji dan monokotil yang memiliki satu keping biji.
Dapat diketahui ada beberapa perbedaan mencolok antara tanaman dikotil dan
monokotil diantaranya, sebagai berikut ciri-ciri tanaman dikotil : jumlah
kotiledon (daun lembaga) nya dua, akarnya berupa akar tunggang dengan akar
utama yang lebih besar dari akar sekunder, bentuk tulang daunnya cenderung
menjari atau menyirip, bagian tudung akarnya terdapat kambium karena salah
satu fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan,
bunga umumnya berjumlah 2; 4; dan 5 atau kelipatannya, berkas pengangkut
pada batang pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya teratur, batang
berkambium dan bercabang-cabang mempunyai banyak dahan dan ranting.
Serta ciri-ciri dari tanaman monokotil adalah sebagai berikut : bentuk akar
serabut, bentuk tulang daun melengkung atau sejajar, memiliki tudung akar
atau kaliptrogen, jumlah keeping bijinya tunggal, tidak memiliki kambium
pada batangnya sehingga tidak memiliki cabang-cabang dan batangnya tidak
dapat membesar, jumlah kelopak bunganya kelipatan tiga, memiliki batang
lembaga dan akar lembaga.
Sesuai dengan ciri-ciri dari tanaman dikotil dan monokotil, dalam
pengamatan penulis didapatkan hasil sepuluh jenis tanaman, dengan
pembagian lima jenis tanaman dikotil dan lima jenis tanaman monokotil,
diantaranya sebagai berikut :
1. Pandan
Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan
monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi
yang khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Pandan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus L.f.
Spesies : Pandanus amaryllifolius
Pandan tergolong dalam jenis tanaman monokotil atau berkeping satu, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, sampai bunganya. Akar tanaman pandan
merupakan perakaran serabut, batangnya tidak berkayu sehingga tidak
memiliki kambium dan tidak dapat membesar serta bercabang, bentuk daun
tanaman pandan seperti pita dengan pertulangan daun sejajar dan memiliki
ujung daun yang runcing serta pangkal daunnya tumpul. Umumnya panjang
daunnya 2 - 3 m dengan lebar 8 – 12 cm, tekstur daunnya berlilin, berwarna
hijau muda atau hijau tua. Daun pandan selalu hijau (hijau abadi,
evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias. Pandan
merupakan tanaman perdu tahunan, umumnya seperti pohon atau semak
yang tegak, tingginya berkisar 3 – 7 m. Bunga jantan dan betina terdapat
pada tumbuhan yang berbeda. Buah letaknya terminal atau lateral, soliter
atau berbentuk bulir atau malai yang besar.
2. Anggrek
Tanaman anggrek termasuk dari keluarga Orchidaceae. Tanaman
berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk Indonesia.
Kontribusi anggrek Indonesia dalam budidaya anggrek dunia cukup besar.
Dari 20.000 spesies anggrek yang tersebar di seluruh dunia, 6000 di
antaranya berada di hutan-hutan Indonesia. Anggrek merupakan tanaman
hias yang mempunyai nilai estetika tinggi. Bentuk dan warna bunga serta
karakteristik lainnya yang unik menjadi daya tarik tersendiri dari spesies
tanaman hias ini sehingga banyak diminati oleh konsumen, baik di dalam
maupun luar negeri. Anggrek yang disukai adalah dalam bentuk bunga
potong dan tanaman pot. Keragaman anggrek yang cukup tinggi di
Indonesia, sehingga dibutuhkan suatu penelitian mengenai karakterisasi
anggrek sehingga dapat mengetahui kekerabatan/kemiripan dalam famili
Orchidaceae. Pada Phalaenopsis hibrid, karakterisasi digunakan untuk
mengidentifikasi kedekatan hubungan dari anggrek tersebut ataupun
dengan spesies asli. Informasi kedekatan hubungan secara morfologi
mencirikan adanya kedekatan hubungan secara genetik yang merupakan
informasi dasar yang diperlukan untuk kegiatan pemuliaaan tanaman.
Karakterisasi digunakan untuk mengetahui karakter-karakter tanaman, baik
karakter kuantitatif maupun karakter kualitatif (Miswar et al. 2012).
Pada anggrek, karakter morfologi daun dan bunga merupakan karakter
yang digunakan sebagai penanda untuk membedakan antar kelompok
tanaman. Karakterisasi dilakukan berdasar Panduan Karakterisasi Anggrek
(Balithi 2007). Bunga merupakan penanda dalam membedakan spesies
anggrek dalam satu genus, karena variasi morfologi terdapat pada bunga
(Purwantoro et al. 2005). Anggrek dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Anggrek tergolong dalam jenis tanaman monokotil atau berkeping satu, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, bunga sampai bijinya. Akar tanaman anggrek
merupakan perakaran serabut yang berbentuk silideris dan lunak serta
memiliki ujung akar yang meruncing licin, batangnya tidak berkayu
sehingga tidak memiliki kambium dan tidak dapat membesar serta
bercabang selain itu batang anggrek tebal dan juga menggembung, bentuk
daun tanaman anggrek adalah lanset dengan pertulangan daun sejajar dan
memiliki ujung daun yang tumpul serta pangkal daunnya tumpul. Anggrek
merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki keragaman warna dan
bentuk bunga, meski demikian anggrek memiliki struktur bunga yang sama
dan khas. Bunga anggrek terdiri dari : kelopak (sepal), mahkota (petal),
lidah (Labelum), dan bakal buah, dibentuk oleh penyatuan putik dan
benangsari. Sepal yang dimiliki anggrek terdiri atas tiga helai dan si sela-
sela sepal terdapat dua helai petal. Sedangkan labelum atau lidah bunga
merupakan modifikasi dari petal. Buah anggrek berbentuk kapsular dengan
biji yang sangat banyak di dalamnya. Biji berukuran sangat kecil dan halus
seperti tepung. Biji-biji tersebut tidak memiliki endosperm (cadangan
makanan) sehingga dalam perkecambahannya diperlukan tambahan nutrisi
dari luar atau dari lingkungan sekitarnya. Perkecambahan baru terjadi jika
biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya
hingga menjadi tanaman dewasa (Hew et al. 1997).
3. Tomat
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya,
tanaman hanya satu kali produksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat
berbentuk perdu yang panjangnya mencapai ± 2 meter. Oleh karena itu
tanaman toman perlu diberi penopang atau ajir dari turus bambu atau turus
kayu agar tidak roboh ditanah tetapi tumbuh secara vertical (ke atas)
(Tugiono 2005). Tanaman tomat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum L.
Spesies : Solanum lycopersicum L.
Tomat tergolong dalam jenis tanaman dikotil atau berkeping dua, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, bunga sampai bijinya. Akar tanaman tomat
merupakan perakaran tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari
akar sekunder dan pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu
fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan,
batangnya berkayu sehingga berkambium dan bercabang serta memiliki
banyak cabang dan ranting, bentuk daun tanaman tomat oval atau bulat
panjang dengan pertulangan daun menyirip dan memiliki ujung daun yang
meruncing serta pangkal daunnya tumpul. Bunga tanaman tomat berwarna
kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10 bunga per
dompolan atau tergantung varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari lima
helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat
kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang
mengelilingi tangkai kepala putik. Buah tomat termasuk buah buni,
berdaging dan beragam dalam bentuk maupun ukurannya. Mutu buah tomat
meliputi mutu bagian luar yang berpengaruh terhadap keragaman buah
tomat, seperti warna, ukuran, bentuk, kekerasan, kesegaran, keseragaman
dan ada tidaknya cacat pada buah. Warna dan bentuk buah dipengaruhi oleh
faktor genetik. Warna buah menjadi indikator dalam mengetahui tingkat
kemasakan atau kematangan buah. Warna sering digunakan sebagai indeks
umum penilaian mutu makanan. Tomat dapat tumbuh pada berbagai macam
jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat yang mengandung
banyak bahan organik. Kisaran pH tanah ideal 6.0- 6.5, pH yang terlalu
tinggi atau rendah dapat menyebabkan defesiensi mineral dan keracunan.
Suhu optimum untuk tumbuh dan berkembang tanaman tomat berkisar
antara 21- 24°C. Apabila suhu melebihi 26°C, hujan lebat dan mendung
menyebabkan dominasi pertumbuhan vegetatif dan masalah serangan
penyakit tanaman. Suhu malam sangat menentukan terhadap pembentukan
buah. Pigmen penyebab warna merah pada kulit buah hanya dapat
berkembang pada suhu antara 15-30°C. Pada suhu di atas 30°C hanya
pigmen warna kuning saja yang terbentuk. Tanaman tomat pada fase
vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya, pada fase
generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang ideal
selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 750 -1.250 mm per
tahun. Tanaman tomat membutuhkan penyinaran penuh sepanjang hari
untuk produksi yang menguntungkan, tetapi sinar matahari yang terik tidak
disukai karena dapat meningkatkan transpirasi, memperbanyak gugur
bunga dan gugur buah. Biji tanaman tomat berbentuk pipih, berbulu dan
memiliki warna putih, putih kekuningan serta coklat muda. Panjang biji
tomat antara 3 sampai 5 mm dengan lebar 2 sampai 4 mm. Biji tomat saling
melekat yang diselimuti oleh daging buah, serta tersusun mengelompok
dengan dibatasi oleh daging buah. Jumlah biji pada tiap buah cukup
bervariasi, tergantung dari jenis varietas serta lingkungan tumbuh, yaitu
sekitar 200 biji per buah. Biasanya, biji tomat dapat dimanfaatkan untuk
bahan perbanyakan tumbuhan, biji tomat dapat tumbuh setelah 5 sampai 10
hari setelah tanam.
4. Terung
Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari
Asia, terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Dari kawasan
tersebut, terung kemudian disebarkan ke Cina pada abad ke-5, selanjutnya
disebarluaskan ke Karibia, Afrika Tengah, Afrika Timur, Afrika Barat,
Amerika Selatan, dan daerah tropis lainnya. Terung disebarkan pula ke
negara-negara subtropis, seperti Spanyol dan negara lain di kawasan Eropa.
Daerah penyebaran terung yang sangat luas, sehingga sebutan untuk terung
sangat beraneka ragam, yaitu eggplant, gardenegg, aubergine, melongene,
eierplant, atau eirefruch. Tanaman terung dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Trachebionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanes
Famili : Solamaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L.
Terung tergolong dalam jenis tanaman dikotil atau berkeping dua, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, bunga sampai bijinya. Akar tanaman terung
merupakan perakaran tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari
akar sekunder dan pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu
fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan,
batangnya berkayu sehingga berkambium dan bercabang serta memiliki
banyak cabang dan ranting, bentuk daun tanaman terung oval atau bulat
panjang dengan pertulangan daun menyirip dan memiliki ujung daun yang
meruncing serta pangkal daunnya tumpul. Terung berbunga sempurna
dengan benang sari tidak berlekatan (lepas). Jumlah bunga terung dalam
satu tandan banyak. Umumnya bunga berwarna ungu, tetapi ada pula yang
berwarna putih. Tanaman terung mulai berbunga umur ±2 bulan dan buah
dipanen sekitar umur 3–4 bulan. Bentuk buah beraneka ragam, antara lain:
bulat lonjong atau bulat panjang. Warna buah ungu, tetapi ada pula yang
berwarna putih dan hijau bergaris putih. Warna kulit buah kurang menarik
apabila terjadi kekurangan air (Ashari 1995). Setelah tua buah terung
berwarna kekuningan. Bergantung jenisnya, satu buah terung berisi sekitar
2500 biji. Tanaman terung berakar tunggang dengan akar samping yang
dangkal (Magioli & Mansur 2005).
5. Cabai
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang keberadaannya tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan orangorang Eropa,
Amerika, dan beberapa negara Asia yang lebih menyukai pedasnya lada,
masyarakat Indonesia lebih menyukai pedasnya cabai. Cabai rawit
digunakan sebagai bahan bumbu dapur, bahan utama industri saus, industri
bubuk cabai, industri mie instan, sampai industry farmasi. Kebutuhan cabai
rawit cukup tinggi yaitu sekitar 4kg/ kapita/ tahun (Warisno, 2010).
Cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Trancheabionta
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnolipsida
Sub Kelas : Asteredae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum L.
Spesies : Capsicum frustences L.
Cabai tergolong dalam jenis tanaman dikotil atau berkeping dua, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, bunga sampai bijinya. Akar tanaman cabai
merupakan perakaran tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari
akar sekunder dan pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu
fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan,
batangnya berkayu sehingga berkambium dan bercabang serta memiliki
banyak cabang dan ranting. Batang pada tanaman cabai tumbuh pada
ketinggian tertentu saja, kemudian membentuk banyak cabang. Batang
cabai biasanya berukuran antara 20 – 50 cm bahkan bisa lebih sampai 1.5
m, batang ini berwarna hijau tua, hijau muda dan ada batang yang telah
berwarna kecoklatan, bentuk daun tanaman cabai oval dengan pertulangan
daun menyirip dan memiliki ujung daun yang meruncing serta pangkal
daunnya tumpul. Daun tanaman cabai sangat bervariasi menurut spesies
dan varitesnya , ada daun yang memiliki bentuk oval loncong, bahkan ada
yang lanset. Warna permukaan daun bagian atas hijau mudah, hijau, hijau
tua, bahkan kebiruan. Sedangkan permukaan daun bagian umumnya
berwarna hijau mudah, hijau pucat dan hijau tua. Ukuran panjang daun
cabai sekitar 3-4 cm dan lebar 1-2 cm. Bunga pada tanaman cabai sangatlah
bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama yaitu memiliki bentuk
bintang . Bunga tumbuh di dekat bagian daun, dalam keadaan tunggal atau
berkelompok dalam satu tandannya. Dalam satu tandan (kelompok)
terdapat 2-3 bunga, sedangkan mahkota memiliki bermacam-macam warna
seperti putih, putih kehijauan, dan keungguan. Memiliki diameter bunga
antara 5 – 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga yang sempurna,
karena bunga jantan dan bunga betina pemasakannya dilakukan dalam
waktu yang bersamaan. Sedangkan penyerbukan tanaman cabai dibantu
angin maupun serangga. Buah cabe merupakan bagian yang sangat penting,
memiliki warna yang mencolok yaitu bewarna merah dan juga bewarna
hijau mudah. Sedangkan biji cabe berbentuk bulat pipih dengan warna
oranye kekuningan.
6. Belimbing
Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari
kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang
beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya
belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home yard gardening),
yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di
halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal
dengan nama /sebutan “star fruits”, dan jenis belimbing yang populer dan
digemari masyarakat adalah belimbing “Florida”. Belimbing dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Oxalidales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : A. carambola
Belimbing tergolong dalam jenis tanaman dikotil atau berkeping dua, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, bunga sampai bijinya. Akar tanaman
belimbig merupakan perakaran tunggang dengan akar utama yang lebih
besar dari akar sekunder dan pada organ akarnya terdapat kambium karena
salah satu fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan
makanan bercabang, berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah
tanah. Perakaran ini terdir dari pangkal akar, ujung akar, batang akar,
cabang akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar. Perakaran tanaman
kuat sehingga mampu menembus permukaan tanah hingga dalam.
Perakaran tanaman ini berguna untuk menyokong tanaman belimbing dan
juga menyerap zat atau unsur air yang ada didalam tanah, batangnya
berkayu sehingga berkambium dan bercabang serta memiliki banyak
cabang dan ranting, batang ini memiliki bentuk bulat dengan panjang 3
meter bahkah mencapai 10 meter bahkan lebih, dengan tumbuh tegak
mengarah keatas. Batang tanaman ini juga dilengkapi dengan percabangan
yang banyak, sehingga dapat dikatakan tanaman ini sebagai tanaman teduh,
bentuk daun tanaman belimbing lanset dengan pertulangan daun menyirip
dan memiliki ujung daun yang meruncing serta pangkal daunnya tumpul.
Bunga tanaman belimbing adalah majemuk, memiliki kelamin ganda yang
didalamnya terdapat benang sari pendek dan putik yang panjang. Bunga
belimbing ini tumbuh dibagian ketiak daun atau batang tua. Penyerbukan
bunga ini dibantu dengan angin maupun binatang yang ada di sekitar
tanaman belimbing. Buah belimbing berbentuk memajang dengan bentuk
hampir menyerupai bintang jika dilihat dari bagian atas, bawah, atau
dipotong melintang, buah ini berwarna kehijauan jika masih muda dan
kekuningan jika sudah masak. Buah ini memiliki daging tebal, lunak, dan
memiliki rasa asam dan juga ada yang manis. Biasanya buah ini berukuran
sekitar 4-13 cm. Biji buah belimbing berbentuk pipih agak lonjong,
berwarna coklat muda yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan dalam tipis
dan lunak serta lapisan dalam luar sangat kuat. Selain itu, biji ini dilapisi
dengan cairan atau serat yang ada didalam buah belimbing dengan warna
bening.
7. Pisang
Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok buah - buahan yang
saat ini cukup diperhitungkan adalah tanaman pisang. Pengembangan
komoditas pisang bertujuan memenuhi kebutuhan akan konsumsi
buahbuahan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dimana pisang
merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Selain rasanya
lezat, bergizi tinggi dan harganya relatif murah, pisang juga merupakan
salah satu tanaman yang mempunyai prospek cerah karena di seluruh dunia
hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang (Komaryati dan
Adi, 2012).
Pisang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiacal
Pisang tergolong dalam jenis tanaman monokotil atau berkeping satu, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, sampai bunganya. Akar tanaman pisang
merupakan perakaran serabut yang berbentuk silideris dan lunak serta
memiliki ujung akar yang meruncing licin, batangnya tidak berkayu
sehingga tidak memiliki kambium dan tidak dapat membesar serta
bercabang, bentuk daun tanaman pisang adalah lanset dengan pertulangan
daun sejajar dan memiliki ujung daun yang meruncing serta pangkal
daunnya tumpul. Daun tanaman pisang lebar dan panjang, tulang daun
besar, dan tepi daun tidak mempunyai ikatan yang kompak. Daun pisang
berwarna hijau muda jika masih daunbaru dan hijau tua. Bunga tanaman
pisang keluar pada ujung batang, yang nantinya akan diikuti oleh
munculnya buah dari bagian dalam bunga. Bunganya berwarna ungu ke
merahan. Biasanya orang-orang menyebut dengan nama Onthong.
Terjadinya penyerbukan pada buah pisang, yaitu dengan bantuan serangga
penyerbuk.

8. Kelapa Sawit
Kelapa sawit berasal dari famili poaceae dengan nama latin Elaeis
guineensis yang berasal dari afrika barat. Kelapa sawit ini merupakan salah
satu tanaman primadona karena dapat menjadi penghasil minyak
CPO (Crude Palm Oil) sebagai penyumbang devisa Negara. Kelapa sawit
memiliki nama latin Elaeis guineensis yang berasal dari afrika barat, secara
international kelapa sawit memiliki nama African oil palm.
Kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Embryophyta siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonia
Famili : Are caeae
Sub Famili : Cocoidaeae
Genus : Elais
Spesies : Elasis guieneensisjacq
Kelapa sawit tergolong dalam jenis tanaman monokotil atau berkeping satu,
hal tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, sampai bunganya. Akar tanaman kelapa
sawit merupakan perakaran serabut berbentuk geotropis dan samping,
meskipun akarnya serabut namun kelapa sawit ini memiliki kekuatan yang
cukup besar dalam menopang tanaman. Akar kelapa sawit memiliki
susunan yang pertama yaitu akar serabut utama yang berbentuk geotropis
dan menyamping, selanjutnya akar serabut sekunder yang berbentuk ke atas
dan bawah lalu akar ini bercabang membentuk akar tersier berupa bulu-
bulu akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara didalam tanah
yang panjangnya mencapai 16 meter, batangnya tidak berkayu sehingga
tidak memiliki kambium dan tidak dapat membesar serta bercabang. Kelapa
sawit memiliki diameter batang sebesar 25 sampai 75 cm, pada tanaman
kelapa sawit yang makin tua maka diameternya juga semakin besar. Pada
tanaman kelapa sawit hanya memiliki batang tunggal tidak bercabang,
faktor genetik dan ekologis sangat berpengaruh dalam mempengaruhi laju
pertumbuhan batang, tinggi batang kelapa sawit rata-rata 15 sampai 18
meter yang terbungkus oleh pelepah daun, namun pelepah ini akan lepas
dengan sendirinya jika umur tanaman mencapai usia 10 tahun ke atas,
bentuk daun tanaman kelapa sawit adalah daun majemuk dengan
pertulangan daun sejajar dan memiliki ujung daun yang runcing serta
pangkal daunnya tumpul. Pada tanaman kelapa sawit bunga jantan dan
betina terpisah serta waktu pematangannya berbeda, sehingga jarang terjadi
penyerbukan sendiri, pada kelapa sawit bentuk bunga jantannya adalah
lancip sedangkan bentuk bunga betinanya mekar dan besar. Posisi bunga
jantan dan betina terdapat di ketiak daun, dengan panjang 12 sampai 20 cm
di beberapa spliket tangkai bunga, dengan jumlah masing-masing spliket
adalah 600 sampai 1200 dengan bentuk yang sangat kecil dan memiliki
aroma yang khas serta berwarna kuning. Pada bunga betina tandannya
terbungkus pada seludung dengan panjang 24 sampai 25 cm yang terdapat
ribuan bunga spiral yang tersusun pada masing-masing sumbu. Pada buah
kelapa sawit memiliki warna yang bermacam-macam mulai dari warna
hitam, ungu, dan merah tergantung dari bibit yang digunakan dan tingkat
kematangannya. Buahnya berbentuk gerombol di tandan yang muncul dari
setiap pelepah, buah kelapa sawit ini dapat menghasilkan CPO dan
berbagai olahan yang dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia,
tingkat kemanfaatannya juga tergantung dari tingkat kematangannya, jika
fase kematangan terlewati maka kandungan minyak asam lemaknya
meningkat sehingga mengakibatkan buah rontok dari tandannya.
9. Ketela Pohon
Tanaman ketela pohon, dengan nama ilmiah disebut sebagai (Manihot
utilissima) adalah salah satu dari sekian banyak jenis tanaman pangan yang
ada di dunia, serta memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi dan
biasanya masyarakat memanfaatkan umbi dan daun nya untuk di konsumsi.
Singkong atau manihot esculenta berasal dari wilayah amerika selatan dan
pertama kali dibawa ke indonesia (Nusantara) pada saat zaman penjajahan
bangsa portugis dahulu. Salah satu bangsa yang memperkenalkan dan
membawa tanaman asli brasil kepada masyarakat nusantara atau tepatnya
maluku adalah portugis. Ketela pohon dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Monihot
Spesies : Monihot esculentacrontz
Ketela pohon tergolong dalam jenis tanaman dikotil atau berkeping dua, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun. Akar tanaman ketela pohon merupakan
perakaran tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari akar sekunder
dan pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu fungsi akar
pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan. Memiliki
panjang rambut akar sekitar lima puluh centimeter dan panjang akar kurang
lebih tiga puluh centimeter, tergantung dari jenis pohon singkong yang di
taman. Singkong termasuk tumbuhan dikotil dan akarnya mengembung
karena terdapat cadangan makanan, batangnya berkayu serta beruas-ruas
dan mempunyai ukuran lebar dua hingga empat centimeter, memiliki warna
cokelat pada bagian permukaan batang, serta berwarna putih ke kuning-
kuningan pada bagian dalam batangnya, bentuk daun tanaman ketela pohon
oval dengan pertulangan daun menjari dan memiliki ujung daun yang
meruncing serta pangkal daunnya membulat. Permukaannya rata serta
berjenis daun tunggal berwarna hijau (berklorofil). Pada bagian tangkai
daun panjang mempunyai warna merah atau kemerahan. Bunganya tidak
mempunyai alat kelamin baik jantan atau pun betina. Bagian bunga
memiliki ukuran sangat kecil dan berwarna putih. Jumlah kelopaknya
sebanyak lima buah dan ukurannya lebih besar jika dibandingkan dengan
ukuran bunganya sendiri dan mempunyai warna hijau. Ukuran umbinya,
yaitu memiliki diameter dua sampai lima centimeter dan panjang dua puluh
hingga enam puluh centimeter. Pada bagian daging umbi terdapat getah,
daging umbinya berwarna putih agak ke kuning-kuningan dan kulitnya
berwarna cokelat.
10. Pohon Kelapa
Tanaman kelapa (Cocos nucifera) adalah tumbuhan dari keluarga aren-
arenan yang sering tumbuh di pesisir pantai. Tanaman ini termasuk
tanaman serba guna karena hampir seluruh bagian tanaman kelapa bisa
dimanfaatkan oleh manusia. Kelapa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embriophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnolipsida
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos L.
Spesies : Cocos nucifera L.
Kelapa tergolong dalam jenis tanaman monokotil atau berkeping satu, hal
tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri serta morfologi tanaman tersebut
mulai dari akar, batang, daun, bunga sampai buah dan bijinya. Akar
tanaman kelapa merupakan perakaran serabut, tebal, dan berkayu. Akar
tanaman kelapa berkerumun membentuk bonggol. Pada tanaman kelapa
yang baru bertunas, mempunyai akar tunggang. Namun, pertumbuhan akar
tersebut sangat cepat dan akan terlihat seperti berlapis. Akar ini memiliki
struktur yang lembut di bagian dalam dan berair, serta berwarna kecoklatan,
batangnya tidak berkayu sehingga tidak memiliki kambium dan tidak dapat
membesar serta bercabang. Batang pada tanaman kelapa tumbuh tegak
keatas dan merupakan batang tunggal. Batang tanaman kelapa juga beruas-
ruas dan berkayu. Namun, kayunya kurang baik untuk bangunan. Pada
batang tanaman kelapa terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang
melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati.
Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang
akan terkelupas, sehingga batang kelapa tampak berwarna hitam beruas,
bentuk daun tanaman kelapa lanset dengan pertulangan daun menyirip dan
memiliki ujung daun yang runcing serta pangkal daunnya tumpul. Daun
pada tanaman kelapa berbentuk seperti bulu burung atau bulu ayam. Pada
bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri (spina) yang tajam
dan keras di kedua sisinya. Anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris
dua sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi
sebagai tulang daun. Daun pada tanaman kelapa termasuk daun majemuk
(folium compositum), dan merupakan Roset Batang. Hal ini dikarenakan
daun-daunnya rapat dan berjejal-jejal di ujung batang. Bunga pada tanaman
kelapa tumbuh ketika tanaman berusia 3-4 tahun. Bunga tumbuh pada
ketiak daun bagian luar yang diselubungi oleh seludang bunga yang disebut
spatha. Spatha ini bertujuan untuk melindungi calon bunga sebelum
merkar. Bunga pada tanaman kelapa termasuk bunga majemuk
(inflorecentia). Bunga kelapa merupakan bunga berumah dua (diaceus).
Bunga betina ketika masih muda dapat mengeluarkan air yang disebut air
nira dapat digunakan untuk membuat gula kelapa. Bunga pada tanaman
kelapa juga mempunyai tandan bunga yang disebut dengan mayang.
Mayang ini digunakan untuk hiasan dalam upacara perkawinan adat Jawa.
Buah pada tanaman kelapa termasuk buah sejati tunggal yang berdaging
(carnosus). Buah kelapa tersusun dari kulit buah yang licin dan keras
(epicarp), daging buah (mesocarp), dari susunan serabut (fibre) dan
mengandung minyak, kulit buah (endocarp) atau cangkang atau tempurung
yang berwarna hitam dan keras (batok), serta daging buah (endosperm)
yang berwarna putih dan mengandung minyak. Daging buah kelapa
biasanya di ekstrak dan biasa disebut dengan santan.
Dari sepuluh jenis tanaman tersebut yang sudah diidentifikasi sesuai
dengan ciri-ciri tanaman dikotil dan monokotil diketahui bahwa, tanaman
pandan, anggrek, pisang, kelapa sawit, dan pohon kelapa merupakan jenis
tanaman monokotil atau berkeping satu, sedangkan tanaman tomat, terong,
cabai, belimbing, dan ketela pohon merupakan jenis tanaman dikotil atau
berkeping dua.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Ashari S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta (ID) : Universitas
Indonesia Press.
[BALITHI] Balai Penelitian Tanaman Hias. 2007. Panduan Karakterisasi
Tanaman Anggrek. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Gembong. T. 2004. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada.
Hew CS, JWH Young. 1997. The Physiology of Tropical Orchids in
Relation to the Industry. Singapore : World Scientific.
Komaryati dan Adi,S. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Adopsi Teknologi Budidaya Pisang Kepok (Musa paradisiaca) di
Desa Sungai Kunyit Laut Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak. J.
Iprekas : 53-61.
Magioli C, Mansur E. 2005. Eggplant (Solanum melongena L.) : Tissue
Culture, Genetic Transformation And Use As An Alternative Model Plant.
Acta. Bot. Bras. 19 (1) : 139-148.
Miswar ZF, Sukarmin, F Ihsan. 2012. Teknik Karakterisasi Kuantitatif
Beberapa Genotipe Nenas. Buletin Teknik Pertanian. 17(1) : 10-13.
Pardosi, Santi K. 2014. Keragaman Pertumbuhan dan Hasil Enam Belas
Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) di Dataran Rendah (Skripsi).
Bengkulu : Program Studi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Purwantoro A, E Ambarwati, F Setyaningsih. 2005. Kekerabatan Antar
Anggrek Spesies Berdasarkan Sifat Morfologi Tanaman dan Bunga. Ilmu
Pertanian. 12 (1) : 1-11.
Tjitrosoepomo G. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
Univesity Press.
Warisno. K. D. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai