Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa atas rahmat dan kuasa-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas proyek yang berjudul Monografi Hydrangeaceae pada mata
kuliah Sistematika Tumbuhan yang ditujukan kepada para dosen pengampu mata kuliah ini.
Laporan praktikum mata kuliah Sistematika Tumbuhan dalam penelitian kami yaitu
Monografi Hydrangeaceae yang telah dilakukan di Selecta No. 1, Tulungrejo, Bumiaji, Kota Batu,
Jawa Timur tidak lepas dari peran para dosen pengampu yang membimbing hingga terselesaikannya
laporan untuk tugas proyek ini.
Laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai monografi secara umum terutama
pada Hydrangeaceae yang dapat berpengaruh baik oleh penulis maupun pihak lain.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
menerima saran dan kritik yang membangun terkait laporan ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang terlibat terkait dalam penyusunan dan penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Penulis
1|Monografi Hydrangeaceae
DAFTAR ISI
PRAKATA..1
DAFTAR ISI2
PENDAHULUAN....3
KUNCI IDENTIFIKASI.5
DESKRIPSI
2|Monografi Hydrangeaceae
PENDAHULUAN
3|Monografi Hydrangeaceae
putih kehijauan menjadi biru saat tua berwarna keunguan, pada Hydrangea macrophylla Todi
kelopak berwarna merah keunguan, Hydrangea macrophylla Mouillere memiliki kelopak
berwarna putih.
4|Monografi Hydrangeaceae
KUNCI IDENTIFIKASI
5|Monografi Hydrangeaceae
DESKRIPSI
6|Monografi Hydrangeaceae
3. Deskripsi Hydrangea macrophyllaMouillere
Perawakan perdu menahun, t 1,5 m. Batang bulat, tegak, d 2,5cm,
permukaan memperlihatkan bekas daun, berdaging, hijau ; ujung terminal, keras, coklat
; bawah terminal. Daun tunggal, tangkai daun setengah lingkaran, filotaksis berseling,
helai daun anisofili, p 12-15,4 cm, l 9-11,8cm, bulat telur, pangkal membulat, tepi
bergerigi, ujung meruncing, permukaan atas licin / mengkilap, bawah berbingkul-
bingkul, warna permukaan atas hijau tua; bawah hijau muda, daging tipis seperti selaput,
pertulangan menyirip. Perbungaan, malai rata, bulat besar d 12-16 cm, terminal,
tangkai tunggal, berkarang, terminal, valvata, polysimetris, bunga sempurna
(hermaprodit), actinomorf, monoesis, kelopak lepas, bentuk bulat telur terbalik, 4 sepal,
berwarna putih, p 2,3-3,8 cm, l 3-4 cm, benang sari 6-10, berlekatan, dengan
mahkota, berkarang, tangkai sari berlekatan, warna merah muda, p 1,6-1,8 cm, kepala
sari benang sari pada dasar bunga, jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
(obdiplostemon), Putik steril.
7|Monografi Hydrangeaceae
PEMBAHASAN
1. Hasil Identifikasi Morfologi :
Gambar Perawakan
Pada gambar diatas merupakan masing-masing perawakan perdu dari bunga Hydrangea
macrophylla dengan cultivar yang berbeda dengan tinggi berbeda juga, yaitu Hydrangea
macrophyllaNigra t 1,6 m , Hydrangea macrophylla Mouillere t 1,5 m, Hydrangea
macrophyllaTodi t 1,2 m.
8|Monografi Hydrangeaceae
Gambar batang
9|Monografi Hydrangeaceae
Gambar daun
Bagian abaksial
Bagian adaksial
10 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
- Pada gambar diatas merupakan morfologi daun dari Hydrangea macrophylla dari berbagai
cultivar, berdasarkan bagian daun adaksial Hydrangea macrophylla Nigra , Hydrangea
macrophylla Todi dan Hydrangea macrophylla Mouillere memiliki persamaan bentuk daun
yaitu tunggal, bulat telur, bagian pangkal membulat, tepi bergerigi, ujung meruncing. Pada
Hydrangea macrophylla Nigra memiliki panjang dan lebar daun P 15-18 cm, L 11-13,2 cm,
Hydrangea macrophylla Todi memiliki panjang dan lebar daun P 13-16 cm, L 10-13 cm,
Hydrangea macrophylla Mouillere memiliki panjang dan lebar daun P 12-15,4 cm, L 9-
11,8cm. Permukaan atas licin / mengkilap, warna hijau tua.
11 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
Gambar bunga
Pada gambar diatas adalah masing-masing morfologi bunga dari spesies Hydrangea
macrophylla yang berbeda-beda sesuai warna kelopak yang menyerupai mahkota. Pada
Hydrangea macrophyllaNigra memiliki warna kelopak saat muda berwarna putih kehijauan
menjadi biru saat tua berwarna keunguan, Hydrangea macrophyllaTodi memiliki warna
kelopak merah keunguan, Hydrangea macrophyllaMouillerememiliki warna kelopak putih.
Secara garis besar perbedaan morfologi masing-masing cultivar dari takson Hydrangea
macrophylla adalah sebagai berikut :
12 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
- Bagian ujung tekstur - Bagian ujung tekstur
daging, hijau. Bagian daging, hijau. Bagian
bawah ujung tekstur bawah ujung tekstur
keras, coklat. keras, coklat.
3. Daun - - Tunggal - - Tunggal - - Tunggal
- - P 15-18 cm, L- 11- - P 13-16 cm, L 10-13
- - P 12-15,4 cm, L 9-
13,2 cm cm 11,8cm
- - Bulat telur - - Bulat telur - - Bulat telur
- - Pangkal membulat
- - Pangkal membulat
- - Pangkal membulat
- - Tepi bergerigi - - Tepi bergerigi - - Tepi bergerigi
- - Ujung meruncing
- - Ujung meruncing- - Ujung meruncing
-
4. Bunga - Perbungaan - Perbungaan - Perbungaan
malai rata, bulat besar, d malai rata, bulat besar, malai rata, bulat besar, d
16-20 cm bulat besar, d 8-15 cm 12-16 cm
- Kelopak - Kelopak - Kelopak
saat muda berwarna berwarna merah berwarna putih, p 2,3-
putih kehijauan keunguan, p 2-4 cm, l 3,8 cm, l 3-4 cm
menjadi biru saat tua 3-4,5 cm - Benang sari
berwarna keunguan, - Benang sari 6-10, berlekatan dengan
p 3-4 cm, l 3,5-4,5 3-4, berlekatan dengan mahkota
cm mahkota - Tangkai sari
- Benang sari - Tangkai sari berlekatan, warna
6-10, berlekatan dengan berlekatan, warna merah merah muda, p 1,6-1,8
mahkota muda, p 1-1,5 cm cm
- Tangkai sari Kepala sari benang sari -Kepala sari benang sari
berlekatan, warna biru, pada dasar bunga, jumlah pada dasar bunga,
p 1-1,8 cm benang sari 2 x lipat jumlah benang sari 2 x
- Kepala sari benang jumlah daun tajuknya lipat jumlah daun
sari pada dasar bunga, (obdiplostemon) tajuknya
jumlah benang sari 2 x - Putik steril (obdiplostemon)
lipat jumlah daun - Putik steril
13 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
tajuknya
(obdiplostemon)
- Putik steril
14 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
2. Hasil Identifikasi Anatomi Daun :
Tipe-Tipe Stomata
1. Tipe Stomata berdasarkan pada bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah
membukanya stomata
Sel penutup
Celah stomata
Gambar 1. Anatomi sayatan daun Hydrangea macrophylla Nigra pada perbesaran 400X
menggunakan metode kolodium
15 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
Celah stomata
Sel penutup
Gambar 2. Anatomi sayatan daun Hydrangea macrophylla Todi pada perbesaran 400X
menggunakan metode kolodium
Sel penutup
Celah stomata
16 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
Gambar 3. Anatomi sayatan daun Hydrangea macrophylla Mouillere pada perbesaran 400X
menggunakan metode kolodium
Sel Tetangga
klorofil
Gambar 4. Anatomi sayatan daun abaksial Hydrangea macrophylla Nigra perbesaran 400X
17 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
Sel tetangga
klorofil
Gambar 5. Anatomi sayatan daun abaksial Hydrangea macrophylla Todi perbesaran 400X
klorofil
Sel tetangga
Berdasarkan sayatan anatomi daun dengan perbesaran 400x didapatkan hasil tipe stomata
berdasarkan pada letak dan jumlah sel tetangga yaitu tipe parasitik, yaitu berbentuk ginjal dan sel
penutup dikelilingi dua sel tetangga yang dinding pemisahnya searah dengan poros stoma serta
sususnan dinding sel bergerigi.
18 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
3. Tipe stomata berdasarkan letak sel penutup
Berdasarkan sayatan anatomi daun dengan perbesaran 400x didapatkan hasil tipe stomata
berdasarkan letak sel penutup yaitu tipe panerofore, yaitu sel penutup sejajar dengan permukaan
lapisan epidermis.
4. Tipe stomata berdasarkan perkembangan stomata
Berdasarkan sayatan anatomi daun dengan perbesaran 400x didapatkan hasil tipe stomata
berdasarkan perkembangan stomata yaitu tipe Perigen, yaitu sel penutup dan sel tetangga tidak
berasal dari induk yang sama, yaitu sel tetangga berasal dari sel yang terletak disekitar sel penutup.
Kerapatan stomata
Menentukan kerapatan stomata dengan menggunakan rumus :
Kerapatan stomata = 100 %
Stomata
Gambar 7. Anatomi sayatan abaksial Hydrangea macrophylla Nigra pada perbesaran 100X
menggunakan metode kolodium
19 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
Anatomi sayatan daun bagian
abaksial Hydrangea
macrophylla Nigra
stomata
Gambar 8. Anatomi sayatan daun abaksial Hydrangea macrophylla Todi pada perbesaran
100X menggunakan metode kolodium
Stomata
20 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
Gambar 9. Anatomi sayatan daun abaksial Hydrangea macrophylla Mouillere pada
perbesaran 100X menggunakan metode kolodium
Berdasarkan hasil pengamatan anatomi sayatan berbagai daun pada perbesaran 100X
dengan menggunakan metode kolodium dihasilkan kerapatan stomata yang berbeda-beda dengan
ukuran yang kecil dan terdapat dibagian abaksial daun. Dengan menggunakan rumus kerapatan
stomata yaitu , Kerapatan stomata =
x 100 %
didapatkan hasil yaitu, pada daun Hydrangea macrophylla Nigra yaitu 1,02%; daun
Hydrangea macrophylla Todi yaitu 1,06%; dan Hydrangea macrophylla Mouillereyaitu
1,12%.. dengan perhitungan sebagai berikut :
Kerapatan stomata Hydrangea macrophylla Nigra =
x 100 %
102
=
100
x 100 % = 1,02%
Kerapatan stomata Hydrangea macrophylla Nigra =
x 100 %
106
=
100
x 100 % = 1,06%
Kerapatan stomata Hydrangea macrophylla Nigra =
x 100 %
112
=
100
x 100 % = 1,12%
21 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
EKOLOGI
Taman rekreasi Selecta merupakan salah satu objek wisata favorit di kota Batu yang
sudah ada jauh sebelum munculnya tempat rekreasi seperti Jatim Park, Museum Angkut dan
tempat wisata terkenal lainnya. Meskipun sudah cukup berumur, tapi tempat ini masih cukup baik
untuk dijadikan salah satu destinasi perjalanan wisata Anda di kota Batu. Selain taman bunga yang
tertata cukup cantik, kita juga bisa menikmati berbagai fasilitas wisata lainnya seperti flyingfox,
waterboom dan fasilitas lainnya yang menarik untuk dicoba. Lokasinya yang berada di dataran
tinggi, membuat pengunjung dapat dengan leluasa menikmati pemandangan gunung Arjuna,
gunung Panderman dan barisan bukit lainnya.
Taman Rekreasi Selecta berada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata
Batu. Tepatnya berjarak 4 km sebelah utara dari pusat pemerintahan Kota Wisata Batu, atau
berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Malang. Taman Wisata Selecta terhampar seluas 18
hektare, sedangkan untuk taman rekreasi tidak kurang dari 8 hektare dan berdiri sejak tahun 1930-
an oleh seorang Belanda bernama Ruyter de Wildt. Bangunan ini masih meninggalkan nuansa
Belanda dengan arsitektur Belanda kuno. Ini merupakan salah satu daya tarik taman rekreasi
Selecta dan menjadi idaman para wisatawan asing maupun lokal. Jalan menuju ke Selecta
kondisinya sangat bagus. Pengunjung diharapkan untuk tetap berhati-hati karena kontur jalan naik-
turun dan berkelok. Ketika jalan yang Anda lalui mulai menanjak dan banyak pohon apel di kiri
dan kanan jalan, berarti Selecta sudah di depan mata. Dari sana seluruh Kota Batu dan sekitarnya
bisa dipandang keindahannya. Di hari tertentu, tergantung musim, pengunjung bisa menikmati
pemandangan kebun apel dan sayur-sayuran.
Penataan yang artistic dengan berbagai tanaman khususnya tanaman bunga tempat ini
bagaikan sebuah taman yang indah dengan harum wewangian bunga dan warna warni bunga
didukung sekaligus dengan elemen taman yang tertata apik, ada kolam ikan, jalan setapak, dan
pohon pohon hijau lainnya. Taman bunga Selecta didominasi bunga pancawarna (nama latinnya
Hydrangea macrophylla) bunga kana terutama yang berwarna merah, kuning, dan pink.
Terhampar pula bunga krisan, Semua bunga tertata rapi dalam satu area seluas hampir satu hektare.
Sepintas dilihat, taman bunga Selecta mirip taman bunga Keukenhof di selatan Belanda. Bedanya,
Keukenhof dikenal sebagai taman bunga tulip, yang jadi maskot negeri Kincir Angin tersebut. Di
22 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
sana, ada beberapa gazebo di sekeliling taman yang bisa digunakan sebagai tempat piknik atau
tempat istirahat. Sedangkan pohon-pohon cemara dan pinus seakan menjadi pagar di ujung taman.
23 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
Gambar 11. Peta Kabupaten Malang
Gambar 12. Berbagai bunga pancawarna dan sejenisnya yang sesuai cultivarnya
di Taman Bunga Selecta
24 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
AGIHAN PERSEBARAN
KETERANGAN DENAH :
1. = Kolam Renang
2. = Permainan Bebek air
3. = Foodcourt / Pujasera
4. = Masjid
5. =Tampilan Panggung
6. = Tempat bermain
7. = Bunga Hortensia (Hydrangea macrophylla Mouillere)
8. = Bunga Hortensia (Hydrangea macrophylla Todi)
9. = Bunga Hortensia (Hydrangea macrophylla Nigra)
10. = Bunga Kana
25 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
11. = Bunga Matahari
12. = Bunga Mawar
13. = Bunga Lili
14. = Pintu masuk
26 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
HUBUNGAN KEKERABATAN
27 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
KAJIAN TAKSON
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Hydrangeaceae
Genus : Hydrangea
Nama Lokal : Pecah seribu atau kembang seribu (Bali), pancawarna (Jawa), bunga sanggul
(Ramadhanti, 2016).
Berdasarkan uraian tersebut, tanaman ini berasal dari Asia Timur dan Asia Selatan (Jepang,
Tiongkok, Himalaya, Indonesia), Amerika Utara dan Amerika Selatan. Sebagian besar spesies
berasal dari Honsu, sebuah pulau besar di Jepang. Tanaman ini memiliki tinggi 1-3 m, termasuk
sebagai tanaman semak tegak. Batangnya kuat berwarna hijau sewaktu muda. Daunnya tunggal
dan letaknya berhadapan bersilang. Helaian daunnya lebar dan tebal. Pangkal dan ujung daun
runcing, tepi bergerigi, dan sistem pertulangannya menyirip. Warna permukaan atas daun ini
adalah hijau tua dan bagian bawah daun hijau kekuningan. Bunga hortensia/pancawarna memiliki
diameter 20 cm berupa gugusan bunga-bunga tunggal. Perbungaan majemuk berbentuk malai,
28 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
keluar dari ujung tangkai dan membentuk rangkaian membulat seperti sanggul. Kelopak
bunganya sangat istimewa karena lebih dominan daripada mahkota bunganya. Pada hortensia,
yang terlihat seperti daun mahkota sebenarnya adalah daun kelopak. Dan bunganya mekar
sempurna di awal musim semi hingga akhir musim gugur. Selanjutnya, tanaman ini menyukai
tempat yang sejuk dengan kelembaban yang cukup dan sedikit terpayungi, maka dapat tumbuh
dengan baik di daerah dataran tinggi, mulai ketinggian 500 s.d. 1.500m di atas permukaan laut dan
tumbuh baik pada jenis tanah yang banyak mengandung pasir dan kompos.
Lalu, bagaimana warna pada bunga ini dapat berubah-ubah (manipulasi) mulai dari warna
hijau, kuning, biru, ungu sampai dengan merah muda dan kemerah-merahan, yaitu dikarenakan
warna-warna pada bunga pancawarna ini ditentukan oleh adanya pengaruh unsur-unsur hara dalam
tanah. Warna ini dipengaruhi oleh unsur aluminium pada tanah tempat tumbuhnya, dan
ketersediaan unsur aluminium tergantung dari kadar keasaman tanahnya. Selain itu, jenis dari
bunga ini yang dapat berubah warna hanyalah strain atau jenis tertentu, yaitu bunga yang memiliki
kelopak bunga berwarna merah, biru atau kombinasi dari warna merah dan. Berikut ini adalah
warna bunga pancawarna sesuai dengan kadar keasaman tanah. 1. Bunga berwarna merah
kombinasi biru bila berada di pH tanah 4,7 6,1 2. Bunga menjadi merah jika pH tanah 6,1 3.
Bunga menjadi biru jika pH tanah 4,7 4. Sedangkan pancawarna berkelopak putih tidak
mengandung antosianin (pigmen warna bunga) sehingga tidak dapat berubah warna, apapun pH
tanah habitatnya.
Disisi lain, dalam berubahnya warna pada bunga pancawarna ini juga dipengaruhi oleh
ketersediaan pigmen antosianin pada kelopak bunga tersebut. Menurut Hariri (2016: 1), dalam
penelitiannya antosianin merupakan pigmen alami pada tumbuhan yang mengekspresikan warna
orange, merah, biru, dan ungu. Antosianin dapat terakumulasi pada daun, duri, umbi, bunga, buah,
dan biji. Data diperoleh melalui penghitungan kadar antosianin dari ekstrak kelopak bunga
hortensia menggunakan pelarut 0,1% HCl dalam metanol berupa nilai rf dan nilai absorbansi
pigmen monomerik antosianin. Data dianalisis menggunakan analisis varian tunggal untuk
mengetahui perbandingan kadar pigmen antosianin pada tiga kelopak bunga warna ungu, biru, dan
merah muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pigmen monomerik antosianin pada
kelopak bunga Hortensia warna ungu, biru, dan merah muda tidak memperlihatkan perbedaan
yang nyata. Kadar pigmen total antosianin pada kelopak bunga warna ungu, biru, dan merah muda
berturut-turut sejumlah 4,648 mg/L, 5,184 mg/L, dan 4,004 mg/L Berdasarkan faktor-faktor yang
29 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
telah diuraikan sebelumnya, maka untuk memperoleh bunga berkelopak warna biru muda, media
atau tanah tempat tumbuh harus memiliki pH antara 5,0 - 5,5. Selanjutnya apabila menginginkan
warna kelopak lembayung muda, pH tanah harus berada sekirat 5,8 6,0. Sedangkan warna merah
muda, pada pH antara 6 dan 6,2. Namun, pada masa pertumbuhan sebaiknya pH dipatok antara
5,5 6,0 Jika ingin kelopak menjadi biru, maka media sebaiknya diberi pupuk yang mengandung
sulfur, seperti ZA ataupun KCL untuk menurunkan pH. Selain cara itu, bisa juga dengan
menggunakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan fosfor sedikit namun kalium tinggi. Jika
tanah sebagai tempat hidup tanaman ini kekurangan aluminium, maka ketika mendekati masa
berbunga sebaiknya ditambahkan aluminium berbentuk amonium aluminium atau kalium
aluminium. Selanjutnya warna merah pada kelopak bunga dapat dimanipulasi
dengan menaburkan kapur tumbuk dolomit yang difungsikan agar pH tanah dapat naik. Dapat
pula dengan memberikan pupuk majemuk dengan kadar kalium dan fosfor dengan takaran imbang.
Kemudian, untuk mengukur kadar keasam-basa-an tanah dapat menggunakan kertas lakmus,
ataupun dengan larutan penguji. Tanah kering sampel diambil secukupnya untuk ditetesi larutan
penguji, kemudian hasil yang diperoleh dicocokan dengan gradasi warna pada kartu penguji.
Sehingga, melalui beberapa cara dan pengaturan tersebut, dengan perlahan bunga pancawarna atau
hortensia ini dapat dimanipulasi warnanya.
30 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
DAFTAR PUSTAKA
31 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e
32 | M o n o g r a f i H y d r a n g e a c e a e