Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

Semester II tahun Ajaran 2020/2021 Nama : Dimas Abimanyu.


ACARA V: Defisiensi Hara No. Mhs : 21987.
Kelas/regu/kel.: SPKS G.
Co. Asisten : Ardi Gunawan.
I. TUJUAN
Mengamati tanda kekurangan unsur hara pada tanaman.
II. DASAR TEORI
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan
bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan,
yang merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat
tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan
induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan
(Yuliprianto, 2010: 11).
Tanah jarang sekali mempunyai kemampuan yang cukup untuk
menyediakan semua elemen esensial sepanjang waktu sesuai dengan kuantitas
yang cukup bagi tanaman untuk dapat berproduksi dengan baik. Kesuburan
tanah dalah suatu kemampuan tanah untuk meyediakan hara dalam tanah
dengan jumlah yang cukup dan seimbang. Suatu tanaman akan tumbuh dengan
subur apabila unsur hara yang dibutuhkannya tersedia dengan cukup. Unsur
hara akan tersedia melalui pelapukan dan pembusukan bahan organic atau
melalui perombakan (Lakitan, 1993).
Unsur hara atau nutrisi tanaman merupakan faktor penting bagi
pertumbuhan tanaman yang dapat diibaratkan sebagai zat makanan bagi
tanaman. Sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tanaman, unsur hara di bagi
menjadi dua kelompok, yaitu unsur hara makro dan unsure hara mikro. Unsur
hara makro merupakan unsur hara yang diburuhkan tanaman dalam jumlah
banyak, antara lain, Fosfor (P), Kalium (K), Nitrogen (N) belerang (S),
Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg). unsur hara primer (N, P, K) dan unsur
hara sekunder (S, Ca, Mg), sedangkan yang tergolong unsur hara mikro
(dibutuhkan dalam jumlah kecil, antara lain besi (fe), boron (B), mangan (Mn)
seng (Zn), tembaga (Cu) dan molybdenum (Mo). Unsur hara makro N, P dan S
adalah unsur yang merupakan bagian integral dari protein tanaman, jumlah
energi yang dibutuhkan bagi penyerapan aktif unsur hara tanaman diperoleh
dari respirasi karbohidrat yang terbentuk sebagai hasil dari fotosintesis
tanaman. Oleh karenanya sejumlah faktor yang mengurangi laju fotosintesis,
akan mengurangi suplai energi di dalam tanaman dalam waktu lama dan
akibatnya mengurnagi laju penyerpaan unsur hara (Sugito, 2012).
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan
berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang
cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang
cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi
kekurangan tersebut. Pada setiap jenis tanaman membutuhkan unsur hara
dalam jumlah yang berbeda-beda. Ketidaktepatan pada pemberian unsur
hara/pupuk selain akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan
berproduksi secara optimal juga merupakan pemborosan tenaga dan biaya.
Agar usaha pemupukan menjadi efisien maka, pemberian pupuk tidak cukup
hanya melihat keadaan tanah dan lingkungan saja, tetapi juga harus
mempertimbangkan kebutuhan pokok unsur hara tanaman. Dengan diketahui
kebutuhan pokok unsur hara tanaman maka dosis dan jenis pupuk dapat
ditentukan lebih tepat (Runhayat, 2007).
Unsur N, P dan K, ketiga unsur ini mempunyai peran yang sangat
penting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, dimana ketiga unsur ini
saling berinteraksi satu sama lain dalam menunjang pertumbuhan tanaman,
unsur nitrogen dapat diperoleh dari pupuk Urea dan ZA. unsur P dari pupuk
TSP/SP-36, sedangkan K dalam KCI dan ZK (Rauf et al., 2010).
III. PROSEDUR KERJA
A. Bahan dan Alat
Bahan : Benih jagung (Zea mays), tanah sub soil, dan pupuk (NPK,
Urea, KCl, SP-36)
Alat : Polibag Ø 10 cm, sekop mini
B. Cara Kerja
1. Mengisikan media tanam di dalam polybag, kemudian menambahkan
pupuk sesuai perlakuan sebagai berikut:
a. – NPK : tanpa pupuk.
b. Lengkap : Pupuk NPK 2 g.
c. – PK : Pupuk Urea 2 g.
d. – NP : Pupuk KCl 2 g.
e. – NK : Pupuk SP36 2 g.
2. Benih jagung dietakkan ke dalam media, setiap perlakuan dengan 2
ulangan. Setiap polibag 2 bibit.
3. Tiap tiga hari sekali (1 minggu 2 kali) diamati adanya tanda defisiensi
dan disiram secukupnya.
4. Diukur tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun dan dicatat
keadaan morfologi tanaman.
5. Percobaan diakhiri 2 minggu (= 4 kali pengamatan).
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Tabel 1. Pengaruh Defisiensi Hara terhadap Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman (Cm)
Pengamatan ke-
Medium I II
Ulangan Ulangan
1 2 Rerata 1 2 Rerata
LENGKAP 1 9 5 14 17 16
-NPK 3 8 6 17 19 18
-PK 5 11 8 16 20 18
-NP 1 3 2 15 18 17
-NK 3 5 4 8 12 10

Tabel 2. Pengaruh Defisiensi Hara terhadap Jumlah Daun


Jumlah Daun (helai)
Pengamatan ke-
Medium I II
Ulangan Ulangan
1 2 Rerata 1 2 Rerata
LENGKA
2 3 3 4 6 5
P
-NPK 2 3 3 4 6 5
-PK 2 3 3 4 6 5
-NP 2 3 3 4 6 5
-NK 2 3 3 4 6 5

Tabel 3. Pengaruh Defisiensi Hara terhadap Panjang Daun


Panjang Daun (cm)
Pengamatan ke-
Medium I II
Ulangan Ulangan
1 2 Rerata 1 2 Rerata
LENGKA
1 3 2 4 6 5
P
-NPK 1 3 2 4 7 6
-PK 2 3 3 5 7 6
-NP 1 2 2 5 8 7
-NK 1 2 2 4 7 6
Tabel 4. Pengaruh Defisiensi Hara terhadap Warna Daun
Warna Daun
Pengamatan ke-
Medium I II
Ulangan Ulangan
1 2 1 2
LENGKA
Hijau Hijau Hijau Hijau
P
-NPK Hijau Hijau Hijau Hijau
-PK Hijau Hijau Hijau Hijau
-NP Hijau Hijau Hijau Hijau
-NK Hijau Hijau Hijau Hijau

Grafik 1. Tinggi Tanaman.

Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman

20 20
19
18 18
17
16
15 17 16.5
15.5
14 12
10 11
9 10
8 8 8
53 5 5.5
54
1 3 2
0
1 2 Rerata 1 2 Rerata
Ulangan

LENGKAP -NPK -PK


-NP -NK

Grafik 2. Panjang Daun.

Panjang Daun
10
Tinggi Tanaman

8 8
7 6.5
6 6 6
5.5
5 5
4 4
3 2.5
2 2 2 2
1.5
1
0
1 2 Rerata 1 2 Rerata
Ulangan

LENGKAP -NPK -PK


-NP -NK
B. Pembahasan

Dalam pratikum kali ini mempelajari pengaruh defisiensi unsur


hara yang menggunakan tanaman jagung sebagai bahan percobaan.
Dengan melakukan 3 minggu pengamatan. Dengan jumlah dan pupuk
yang di buat adalah 4 antaranya: lengkap (NPK), Urea (-PK), KCl (-NP),
SP36 (-NK) dengan ukuran tiap perlakuan 2 gram, dan satu perlakuan
tanpa pupuk (-NPK).
Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa
digantikan oleh unsur yang lain, tentunya dengan kadar yang berbeda
sesuai jenis tanaman itu sendiri. Defisiensi unsur hara, atau kata lain
kekurangan unsur hara, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman yang
tidak normal. Gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Berikut
ini adalah penjelasan mengenai fungsi dan peran masing-masing unsur
hara esensial.
Pada tanaman yang diberi dengan pupuk lengkap (NPK), lebih
cepat tumbuh, daun berwarna hijau dan memiliki jumlah daun lebih
banyak dibanding dengan yang diberi pupuk lainnya. Dapat dilihat dari
data diatas kalau rerata dengan pupuk lengkap setinggi 16 cm dan jumlah
daun terbanyak 5 daun.
Pada tanaman yang diberi pupuk urea (-PK), memiliki rerata tinggi
tanaman sebesar 18 cm dan jumlah daun terbanyak 5 daun. Pupuk ini
berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan
pertumbuhan daun, daun tanaman berwarna lebih hijau. Namun karena di
urea tidak terdapat unsur fosfor dan kalium maka ditemukan defisiensinya
seperti warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan
dan melengkung. Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu.
Kemudian daun mengerut terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan
ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat.
Pada tanaman yang diberi pupuk KCl (-NP), memiliki rerata tinggi
tanaman sebesar 17 cm dan jumlah daun terbanyak 5. Pupuk ini berfungsi
untuk meningkatkan resisten terhadap penyakit, meningkatkan kualitas biji
atau buah. Namun dikarenakan pengamatan hanya 2 minggu, maka belum
bisa dilihat perbedaan buah yang dihasilkan. Defisiensi pada tanaman ini
warna berubah menjadi hijau muda, jaringan daun mati dan mengering
berwarna merah kecoklatan.
Pada tanaman yang diberi pupuk sp36 (-NK), memiliki rerata tinggi
tanaman sebesar 10 cm dan jumlah daun terbanyak 5. Pupuk sp36
merupakan salah satu unsur hara yang begitu penting dan dibutuhkan
semua jenis tanaman, yang berfungsi memacu perkembangan akar
tanaman, sehingga akar jadi lebih lebat, sehat dan kuat serta mampu
menyusun asam nukleat. Pupuk ini memiliki peran penting pada proses
fotosintesis dan respirasi, juga mempercepat pembentukan bunga dan
pemasakan biji pada tanaman, sehingga panen akan lebih cepat. Defisiensi
yang terjadi pada tanaman ini ialah warna daun kekuningan, jaringan daun
mati dan berwana merah kecoklatan. Ini diakibatkan karena kekurangan
unsur natirum. Kemudian daun mengerut, tepi dan ujung daun menguning
yang kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur,
sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Hal ini dikarenakan
kekurangan unsur kalium.
Pada tanaman yang tidak diberi pupuk sama sekali memiliki tinggi
tanaman lebih tinggi dari yang lainnya. Dapat dilihat pada diatas rerata
tinggi tanaman 18 cm, dan jumlah daun 5 daun. Defisensi yang terlihat
ialah tanaman ini kurus dari yang lainnya, warna daun berubah menjadi
lebih tua. Tepi daun, cabang dan batang berwarna merah keunguan yang
lambat laun akan berubah menjadi kuning kemudian layu. Pada beberapa
daun tampak timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan mengering
dan mati.
V. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Fisisologi tanaman pada Acara 5 yang berjudul
Defisiensi Hara dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyebab terjadinya defisiensi tanaman karena kekurangan unsur hara
didalam tanaman tersebut. Tanaman yang tidak diberi pupuk sama sekali
mengalami defisiensi yang lebih banyak dibanding yang lainnya.
2. Pada tanaman yang diberi pupuk NPK jauh lebih baik dibandingkan dengan
yang lainnya.
3. Pupuk urea berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan
membuat warna daun lebih hijau.
4. Pupuk KCl berfungsi untuk meningkatkan kualitas buah dan meningkatkan
resisten terhadap penyakit.
5. Pupuk sp36 berperan penting dalam pertumbuhan jaringan muda dan akar.
Daftar Pustaka
Lakitan B, 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 155 hal.

Runhayat, A. 2007. Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N, P, K Untuk


Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla planifolia Andrews). Bul.
Littro. Vol. XVIII No. 1, 2007, 49 - 59.
Rauf A.W, Syamsuddin, T dan Sihombing, S.R. 2010. Peranan Pupuk NPK Pada
Tanaman Padi. Departemen Pertanian Badan Penelitian Dan
Pengembangan. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat
Irian Jaya.
Sugito, Y. 2012. Ekologi Tanaman; Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap
Pertumbuhan Tanaman dan Beberapa Aspeknya. Universitas
Brawijaya Press (UB Press). Cetakan Kedua.
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengolahannya. Yogyakarta:
Graha ilmu.

Anda mungkin juga menyukai