Anda di halaman 1dari 11

PEMUPUKAN DAN DEFISIENSI

UNSUR HARA TANAMAN


KACANG TANAH
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kacang tanah (Arachis hypogaea L.,) berasal dari Brazilia (Amerika
Selatan) yang saat ini telah menyebar keberbagai penjuru dunia yang beriklim
tropis dan sub tropis selain itu juga mempunyai peran yang sangat penting dalam
memperbaiki gizi masyarakat sebagai sumber lemak dan protein nabati dengan
kandungan lemak sebesar 45.15 % dan protein sebesar 23.97 % (Danuwarsa,
2006).
Pemenuhan kebutuhan tanaman akan suplai unsur hara merupakan hal
yang sangat penting untuk mendapatkan pertumbuhan maupun produksi tanaman
kacang tanah yang maksimal. Kacang tanah tumbuh dan berkembang dengan baik
bila kebutuhan nutrisinya tercukupi dan lingkungan lainnya berada dalam keadaan
yang optimal yang dapat diciptakan melalui penerapan teknologi budidaya
tanaman. Kondisi fisik tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang tanah,
faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kesuburan tanah.
Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh kandungan atau kecukupan unsur hara
dalam tanah (Hardjowigeno, 1995)
Seperti halnya tanaman lain, menurut Adisarwanto, (2007) kacang tanah
pun memerlukan unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro antara lain
karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalsium (Ca), kalium (K),
magnesium (Mg), dan sulfur (S). sementara unsur hara mikro anatara lain besi
(Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), molybdenum (Mo), boron (B), dan
klor (Cl). Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan adalah menyediakan
unsur hara yang diperlukan bagi tanaman. Selain menyediakan unsur hara,
pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang
seperti N, P, dan K yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air perkolasi.
Pemberian pupuk juga membantu penyerapan unsur hara. Hal ini sangat penting,
karena unsur hara berperan dalam pertumbuhan tanaman. Tiga unsur hara yang
sangat dibutuhkan oleh tanamah NPK. Oleh karena itu, praktikum ini bertujuan
untuk melakukan klasifikasi defisiensi unsur hara berdasarkan tekstur daun, dan
batang.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L)

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu jenis tanaman
yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, dimanfaatkan sebagai bahan
pangan yang dikonsumsi langsung, atau campuran makanan seperti roti, bumbu
dapur, bahan baku industri minyak, dan produk makanan ternak, sehingga
kebutuhan kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan
peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, dan diversifikasi
pangan. Hal ini tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk tiap
tahunnya (Rambitan, 2013).
Kacang tanah (Arachis hypogeaeL.) merupakan tanaman biji minyak
dan leguminosa yang penting di daerah tropis dan subtropis. Secara global, ini
adalah sumber minyak nabati keempat dan sumber protein nabati ketiga yang
paling penting (Ojiewo dkk., 2020). Bijinya mengandung 25 hingga 32%
protein (rata-rata 25% protein yang dapat dicerna) dan 42 hingga 52%
minyak (Abady dkk., 2019). Menurut Gulluoglu dkk., (2016), kacang tanah
adalah tanaman biji minyak utama keempat dari dunia di samping kacang
tanah, biji lobak dan kapas. Tanaman kacang tanah memiliki berbagai
kegunaan dalam industri seperti makanan, pakan, cat, pelumas dan
insektisida
2.2 Defisiensi Unsur Hara
Defisiensi didefinisikan sebagai kondisi dimana tanaman kekurangan
material berupa unsur hara yang dibutuhkannya. Unsur yang dibutuhkan tanaman
beda-berbeda tergantung jenis tanamannya. Kebutuhan unsur hara ini berpengaruh
terhadap metabolisme tanaman dan fisiologis tanaman. Tanaman memerlukan
unsur hara dengan porsi yang berbeda-beda, kekurangan maupun kelebihan unsur
hara menimbulkan permasalahan dalam pertumbuhan tanaman, permasalahan ini
dapat diketahui dengan gejala yang terlihat atau nampak pada tanaman (Campbell
dan Reece, 2007).
BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Februari 2023 jam
13.00-selesai, bertempat di pabrik seed center Jurusan Produksi Pertanian
Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


1. Alat 2. Bahan
1) Polibag 1) Media tanam pasir
2) Sprayer 2) Benih kc tanah
3) Pupuk NPK
4) Pupuk Za
5) Pupuk Tsp
6) Pupuk Kcl
3.3 Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mencuci media tanam pasir agar steril
3. Kemudian menan benih kacang panjang sebannyak 5 biji setiap polybag
4. Melakukan pengamatan dan pemupukkan sesuai jadwal
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Tabel Morfologi Tanaman

Perlakuan pengamatan +NPK -N -P -K

1. Tinggi tanaman 45,6 cm 42,6 cm 38 cm 51,1 cm


2. Daun Daun berwarna a. Daun a. Hijau a. Terdapat
a. Warna daun bagian hijau tua berwarna kekuningan bercak
pangkal b. Hijau tua pucat b. Hijau coklat
b. Warna daun bagian c. hijau muda b. Hijau c. Hijau muda kemerahan
pucuk d. 3,2 cm terang d. 3,33 cm b. Hijau
c. Warna tulang daun c. Hijau terdapat
d. Lebar daun (sampling 5 keputihan bercak
daun) d. 3,25 cm coklat
kemerahan
kecil
c. Hijau
pucat
d. 3,03 cm

3. Kondisi daun (Menggulung/tidak Lembut/lemas Tidak Tidak Keras


menggulung/keras/lembut(lemas)) menggulung, menggulung
lembut (lembut/lemas)
/lemas

4. Kandungan klorofil daun a. 37,75 spad a. 26,85 39,1 spad unit a. 36 spad
a. Klorofil tidak terlarut unit spad unit unit
(metode langsung)
b. Total klorofil terlarut (a
dan b)
Pemupukan % N total % P205 % K20
Dipupuk (+NPK) 3.299 0.926 2.1998
-P dipupuk (+NK) 2.614 0.505 1.0284
-K dipupuk (+NP) 3.145 0.555 0.0258
-N dipupuk (+PK) 2.426 0.664 2.1028

B. Tabel Pengamatan Unsur Hara


4.2 Pembahasan
A. Morfologi Tanaman

Ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan


tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat
terlihat dari penyimpangan- penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala
kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan morfologinya mulai dari
akar, batang, dan daun yang terhambat ( kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada
bagian tanaman. Pada hasil data yang sudah di amati perlakuan tanaman yang
tanpa diberikan pupuk N mengakibatkan morfologi daun nya berwarna hijau
pucat, sedangkan perlakuan tanaman yang diberi pupuk NPK lengkap
mengakibatkan morfologi daunnya berwarna hijau tua. Hal ini disebabkan karena
pasokan unsur hara N pada perlakuan tanaman tanpa N tidak mendapatkan unsur
N yang cukup, jadi menyebabkan daun mengalami gejala. Menurut Benyamin
Lakitan, (2018) Nitrogen berfungsi sebagai komponen penyusun dari banyak
senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya asam-asam amino. Karena setiap
molekul protein tersusun dari asam- asam amino dan setiap enzim adalah protein
dan enzim.

+NPK -N

Unsur yang mudah di translokasikan dari daun tua ke daun muda dan
organ penampung seperti organ reproduksi yaitu N,P,K,Mg,Klor,dan belerang
gejala kekurangannya akan terlihat pada daun- daun tua. Pada perlakuan tanaman
tanpa menggunakan pupuk P mengalami defisiensi karena daun mengalami
klorosis pada daun bagian pangkal. Hal ini disebabkan karena unsur P yang akan
diserap oleh tanaman ke daun kurang cukup kesediaannya maka terjadi kerusakan
pada tanaman yang mengakibatkan daun menguning. Begitu pula pada perlakuan
tanaman tanpa menggunakan pupuk K sangat terlihat gejala defisiensinya karena
pada bagian pangkal daun berwarna bercak coklat kemerahan dan warna daun
bagian pucuk terdapat coklat kemerahan dan kondisi daun keras. Unsur K
berperan sebagai activator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi
fotosintesis dan respirasi serta untuk enzim yang terlibat dalam sintetis protein
dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur potensi sel,
dengan demikian akan mengatur tekanan turgor. Perlakuan tanaman -N jumlah
klorofil nya sedikit sedangkan perlakuan tanaman dengan pupuk NPK jumlah
klorofilnya cukup tinggi. Menurut Harin Eki Pramitasari( 2016) Nitrogen
membuat bagian tanaman menjadi hijau karena mengandung klorofil yang
berperan dalam fotosintesis. Unsur tersebut juga bermanfaat untuk mempercepat
pertumbuhan tinggi bagi tanaman, memperbanyak jumlah anakan, mempengaruhi
lebar dan panjang daun serta membuat menjadi besar, menambah kadar protein
dan lemak bagi tanaman.

-P

B. Analysis kandungan Unsur Hara

Pada Analisis kandungan hara pada tanaman, N total, P total, K total yang
paling tinggi ada pada tanaman yang menggunakan perlakuan pupuk NPK
lengkap. Hal ini disebabkan karena pasokan hara pada tanaman itu tercukupi jadi
proses penyerapan hara oleh tanaman berjalan dengan baik dan mencukupi
kebutuhan pertumbuhannya. Sedangkan untuk perlakuan tanaman tanpa
menggunakan pupuk P, %P total adalah 0,505 merupakan paling rendah hara oleh
karena itu menyebabkan defisiensi unsur hara yang di visualkan pada morfologi
tanaman tersebut. Pada perlakuan -K ,%K total adalah 0,0258 persen tersebut
sudah valid karena kebutuhan K pada tanaman tersebut tidak terpebuhi, maka
menyebabkan defisiensi unsur hara. Sedangkan pada perlakuan tanaman – N total
%N justru hampir sama dengan perlakuan tanaman -P, hal ini disebabkan karena
faktor air hujan yang terkena tanaman tersebut. Air hujan mengandung N yang
cukup tinggi Air hujan mengandung nitrogen terlarut dalam bentuk nitrat.
Kandungan nitrogen ini bisa dengan mudah diserap tanaman sehingga
ketersediaan N pada media tersebut sudah terpenuhi akibat air hujan.
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan

1. Pada perlakuan tanaman -K, -P, - N sangat jelas dan terjadi defisiensi
unsur hara
2. Jumlah klorofil yang terkecil terdapat pada perlakuan tanaman – N
3. % N total perlakuan tanaman + NPK hampir sama dengan perlakuan
tanaman – K di karenakan dipangaruhi oleh air hujan
4. Gejala defisiensi unsur hara terjadi pada perlakuan tanaman -N, -P, -K

5.2 Saran
1. Pada waktu penyimpanan sample tanaman sebaiknya di tempatkan pada
tempat yang terhindar dari air hujan agar hasil pengamatan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Abady, S., H. Shimelis, P. Janila, dan J. Mashilo. 2019. Groundnut (arachis


hypogaea l.) improvement in sub-saharan africa: a review. Acta Agriculturae
Scandinavica, Section B—Soil & Plant Science. 69(6):528–545.

Adisarwanto, T. 2007. Peluang peningkatan produktivitas kedelai di lahan sawah

Benyamin Lakitan. 2018. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. Depok: PT


RAJAGRAFINDO PERSADA.

Campbell, N. A. dan J. B. Reece. 2007. Biología. Ed. Médica Panamericana.

Danuwarsa. 2006. Analisis proksimat dan asam lemak pada beberapa komoditas
kacang_kacangan. Buletin Teknik Pertanian. 11 No 1:5–6.

Gulluoglu, L., H. Bakal, dan H. Arioglu. 2016. The effects of twin-row planting
pattern and plant population on seed yield and yield components of soybean
at late double-cropped planting in cukurova region. Turkish Journal of Field
Crops. 21(1):60–66.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu tanah edisi revisi. Akademika Pressindo, Jakarta

Harin Eki Pramitasari), T. W. dan M. N. 2016. PENGARUH dosis pupuk nitrogen


dan tingkat kepadatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kailan (brassica oleraceae l.). Jurnal Produksi Tanaman. 4 No 1:49–56.

Ojiewo, C. O., P. Janila, P. Bhatnagar-Mathur, M. K. Pandey, H. Desmae, P.


Okori, J. Mwololo, H. Ajeigbe, E. Njuguna-Mungai, dan G. Muricho. 2020.
Advances in crop improvement and delivery research for nutritional quality
and health benefits of groundnut (arachis hypogaea l.). Frontiers in Plant
Science. 11:29.

Rambitan, V. M. M. M. P. S. 2013. ENGARUH pupuk kompos cair kulit pisang


kepok (musa paradisiaca l.) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang
tanah (arachis hypogaea l.) sebagai penunjang praktikum fisiologi tumbuhan.
Jurnal EduBio Tropika. 1 No 1:1–60.

Anda mungkin juga menyukai