Anda di halaman 1dari 13

Mengenal Gulma Siam ( C.

odorata)
*

A. Tumbuhan Gulma siam ( C.odorata)

Gulma siam merupakan tumbuhan jenis gulma berupa


semak berkayu pertumbuhannya sangat cepat dan membentuk
kelompok sehingga menghambat pertumbuhan tanaman
lainnya, oleh karena itu tumbuhan ini sangat merugikan.
Masyarakat Gorontalo belum banyak yang memanfaatkan
tumbuhan ini, tumbuhan ini dipangkas bahkan dibakar begitu
saja karena belum mengetahui apa saja manfaat yang terkait
dengan kandungannya.

B. Morfologi Gulma Siam


Berikut ini merupakan morfologi gulma siam menurut
Asikin dan Willis (2013).
Akar : Akar serabut, berserat dan umumnya mencapai
kedalaman 30 cm.
Batang : memiliki batang yang tegak, berkayu, bercabang-
cabang, ditumbuhi rambut-rambut halus, bercorak
garis-garis membujur paralel dan Biasanya
tingginya mencapai 100-200 cm.
Daun : Susunan daun berhadapan. Pangkal daun agak
membulat dan ujung tumpul, tepinya bergerigi,
mempunyai tulang daun tiga sampai lima,
permukaannya berbulu pendek dan kaku, ukuran

Pupuk Organik Page 1


panjang daun 7,5 -10 cm, lebarnya 2,5 -5 cm dan
panjang tangkai daun 1 - 2 cm.
Bunga : Bunga majemuk berbentuk malai rata
(Corymbus) yaitu kepala bunga kira-kira berada
pada satu bidang, lebarnya 6 - 15 cm, terbentuk di
ujung tunas atau dari ketiak daun teratas Bunga
tabung yang berkelompok 10-35, berwarna merah
muda pucat sampai ungu muda, dengan panjang 10
mm, yang dapat ditemukan pada ujung cabang.

Gambar 1. Morfologi Tumbuhan Gulma Siam


(http://www.google.com).

Pupuk Organik Page 2


C. Potensi gulma siam sebagai pupuk organik

1. Pupuk Hijau Gulma Siam


Pupuk hijau dalam tanah akan mengalami
perombakan dan penguraian, senyawa- senyawa yang
dilepaskan menjadi bentuk-bentuk senyawa tersedia bagi
tanaman. Semakin banyak bahan pupuk hijau diberikan ke
tanah, akan meningkatkan kemampuan tanah menyerap
dan meningkatkan kandungan air tanah (Farni dan
Ermadi, 2011).

Gambar 2. Pupuk Hijau Gulma Siam (Data Primer, 2018)

Gulma siam ini sangat berpotensi dijadikan sebagai


sumber pupuk organik pengganti pupuk kimia karena
mengandung hara yang cukup tinggi. Suntoro et al.,
(2001) menyatakan bahwa pupuk hijau Chromolaena

Pupuk Organik Page 3


odorata mempunyai kandungan karbon, kalsium,
magnesium, kalium dan nitrogen yang tinggi
dibandingkan pupuk kandang sapi, sehingga dapat
dijadikan alternatif pupuk organik. Komposisi hara bahan
organik Chromolaena odorata adalah 50,40% C, 2,42%
N, 0,2% P, 20,82 C/N, 11,60% K,2,02% Ca dan 0,78%
Mg.Daun Chromolaena odorata mengandung 1,26%
Nitrogen, fosfor 0,67%, Kalium 1,08%, 2,33% Kalsium
dan Magnesium 0,005% (Ajidirman dkk, 2015).
a. Fungsi nitrogen, fospor dan kalium bagi tanaman
1). Fungsi nitrogen
a. Untuk menigkatkan pertumbuhan tanaman
b. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, lebar
daun, warna daun lwbih hijau, kekurangan N
menyebabkan khlorosis (pada daun muda
berwarna kuning)
c. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh
tanaman
d. Meningkatkan perkembangbiakan mikro
organism di dalam tanah (Sutedjo, 2002).
2). Fungsi fospor
a. Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai

Pupuk Organik Page 4


b. Dapat mempercepat serta menguatkan
pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman
dewasa
c. Dapat mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah
d. Dapat meningkatkan produksi biji-bijian
(Sutedjo, 2002).
3). Fungsi Kalium
a. Membantu proses pembentukan protein dan
karbohidrat
b. Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari
tanaman
c. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap
penyakit
d. Meningkatkan kualitas biji dan buah
2. Pupuk Bokashi Gulma Siam
Bokashi merupakan pupuk organik hasil fermentasi
teknologi larutan em-4 yang berfungsi menyuburkan
tanah sehingga dapat meningkatkan penyuburan tanaman.
Bokashi sangat mudah dibuat dan membutuhkan waktu
relatif singkat untuk siap digunakan. Menurut Kastalani
dkk, (2017) bahwa bokashi adalah kompos yang
dihasilkan melalui fermentasi dengan pemberian

Pupuk Organik Page 5


efektitivitas mikroorganisme merupakan salah satu
aktivaktor yntuk mempercepat proses pembuatan kompos.
Menurut penelitian kesumah dan salamah (2013)
pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus
tricolor L.) dengan pemberian kompos berbahan
dasar daun Gulma siam (Chromolaena odorata L.)
Hasil analisis kandungan unsur yang terdapat dalam
kompos berbahan dasar daun gulma siam adalah
2,10% N (Nitrogen), 0,18% P (Fosfor), 18,77% K
(Kalium) dan 59,19% kadar air.

Gambar 3. Pupuk Bokashi Gulma Siam (Data Primer, 2018).

Pupuk Organik Page 6


Proses Pembuatan Pupuk Hijau Dan
Pupuk Bokshi

a. Alat dan Bahan


 Alat
a. Parang g. Thermometer
b. Cangkul h. Oven
c. Pisau i. Kamera
d. Ember j. Gembor
e. Timbangan
 Bahan
a. Gulam siam (batang dan daun) sebanyak 288 kg
digunakan untuk pupuk hjau sebanyak 144 kg
dan pembuatan bokashi sebanyak 144 k
b. Dedak 36 kg
c. Pupuk kandang 36 kg
d. EM4 200 ml
e. Jerami 36 kg
f. Sekam padi 36 kg
g. Gula merah 2 kg
h. Air secukupnya

Pupuk Organik Page 7


1. Proses Pembuatan Pupuk Hijau Gulma Siam
Tanaman gulma siam segar dicacah 2-3 cm kemudian
ditebarkan di permukaan tanah sesuai dengan perlakuan ,
setelah itu di tutup dengan tanah agar mempercepat
dekomposisi.
2. Proses Pembuatan Pupuk Bokasi Gulma Siam
a. Gulma siam dipotong-potong dengan ukuran 1-2
cm kemudian dikeringkan selama 1 minggu
dengan bantuan sinar matahari.
b. Membuat larutan molase dari campuran EM4, gula
merah dan air
c. Menimbang gulma siam yang sudah kering, pupuk
kandang, dedak, sekam padi, dan jerami kemudian
dicampurkan semua bahan tersebut.
d. Menyiramkan larutan molase dan menambahkan
air secukupnya sampai bahannya setengah basah.
Jika terlalu basah akan tumbuh jamur.
e. Mencapurkan bahan-bahan tersebut sampai rata.
f. Menutup campuran selama 24 jam kemudian
diaduk kembali dan menutup kembali setelah
diaduk

Pupuk Organik Page 8


g. Fermentasi akan terjadi dengan ditandai naiknya
suhu. Suhu harus tetap dijaga agar tidak lebih dari
500C dengan cara membuka tutup pupuk bokashi
dengan mengaduk dan dibongkar campuran pupuk
bokashi kemudian ditutup kembali.
h. Pupuk bokasi dapat digunakan setelah 30 hari
setelah perlakuan fermentasi dengan munculnya
benang-benang putih menutupi permukaan
gundukan pupuk dengan suhu yang kembali
normal.
D. Cara Penggunaan Pupuk

Pemupukan dilakukan 4 kali. Pemupukkan I


dilakukan 1 minggu sebelum bedengan belum ditanam
cabai rawit. Pemupukan II dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hst setelah tanaman di pindahkan dari
persemaian. Pemupukan III dilakukan setelah tanaman
berumur 30 hst setelah tanam di pindahkan dari
persemaian. Pemupukan IV dilakukan setelah tanaman
berumur 45 hst.

Pupuk Organik Page 9


E. Contoh Hasil Aplikasi Pada Tanaman Cabai

Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)


perlakuan dan 4 (empat) kali ulangan sehingga jumlah
unit percobaan 3x4=12 unit percobaan. Setiap perlakuan
terdapat 30 tanaman yang diambil untuk sampel
pengamatan 9 tanaman. Luas petak perlakuan adalah 3 m
x 3 m. Jarak antar petak 3 m x 2 m. Jarak tanam cabai
tawit yang digunakan adalah 60cm x 50cm. Pemberian
perlakukan dilakukan secara serentak dengan dosis sama
pada setiap petak yaitu 18 Kg/petak.
Berikut beberapa contoh hasil penelitian :

(a) (b)

Gambar. 4. (a). proses pemupukan pupuk hijau dan


(b). proses pemupukan pupuk hijau

Pupuk Organik Page 10


(a) (b)

(c)

Gambar 5. (a). cabai rawit yang diberikan pupuk hijau,


(b). cabai rawit yang diberikan pupuk hijau dan
(c). cabai yang tidak diberikan pupuk.

Pupuk Organik Page 11


Daftar Pustaka

Ajidirman., Endriani dan Zurhalena. 2015. Ameliorasi


Lahan Kering Terdegradasi Dengan Beberapa
Trichokompos Chromolaena Plus dan Pengaruhnya
terhadap Hasil Kedelai. Jurnal Penelitian Universitas
Jambi Seri Sains. Vol. 17. No. 1. Hal. 01-10. ISSN
0852-8349.

Asikin, S., Thamrin, M Dan M, Willis 2013. Tumbuhan


Kirinyu Chromolaena Odorata (Asteraceae: Asterales)
Sebagai Insektisida Nabati Untuk Mengendalikan Ulat
Grayak (Spodoptera Litura. Litbang Pert.Vol. 32. No.
3. Hal. 112-121.

Farni, Yulfita dan Ermadani. 2011. Aplikasi Pupuk Hijau


(Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica)
Terhadap Air Tanah Tersedia dan Hasil Kedelai.
Jurnal Hidrolitan. Vol 2. No. 1. Hal. 31 – 39. ISSN
2086 – 4825.

Kastalani., Maria Erviana Kusuma dan Septi Melati. 2017.


Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum). Jurnal Faperta. Vol. 42. No. 2. Hal. 123-
127. ISSN. 2355-3545.

Kesuma, Puja Dan Salamah, Zuchrotus . 2013.


Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus
Tricolor L.) Dengan Pemberian Kompos Berbahan
Dasar Daun Krinyu (Chromolaena Odorata L.). Jurnal
Bioedukatika. Vol. 1. No. 1. Hal. 1-96

Pupuk Organik Page 12


Sutedjo, Mul. 2002. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta:
Rineka Cipta.

Pupuk Organik Page 13

Anda mungkin juga menyukai