Disusun Oleh:
SEM : V (B)
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika :
Semua varietas kedelai merupakan tanaman semusim, dan termasuk
tanaman basah. Klasifikasi botani tanaman kedelai sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosae
Sub-famili : Papilionoidae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.)
Morfologi Tanaman
a. Akar
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar
tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar–akar cabang terdapat bintil–bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum,
yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang
kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (AAK, 1989).
b. Batang
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi
kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua.
Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hypocotyl,
sedangkan bagian atas keping biji disebut epycotyl. Batang kedelai tersebut
berwarna ungu atau hijau (Muhidin, 2000).
c. Daun
Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak
daun dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning–kuningan. Bentuk
daun ada yang oval, juga ada yang segitiga. Warna dan bentuk daun kedelai
tergantung pada varietas masing –masing dan juga Pada saat tanaman kedelai itu
sudah tua, maka daun–daunnya mulai rontok (Moenandir, 2004).
d. Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu–kupu dan mempunyai dua mahkota
dan dua kelopak bunga. Warna bunga putih bersih atau ungu muda.Bunga tumbuh
pada ketiak daun dan berkembang dari bawah lalu menyembul ke atas. Pada setiap
ketiak daun biasanya terdapat 3–15 kuntum bunga, namun sebagian besar rontok,
hanya beberapa yang dapat membentuk polong (AAK, 1989). Bunga kedelai
mempunyai 10 buah benangsari. Sembilan buah diantaranya bersatu pada bagian
pangkal dan membentuk seludang yang mengelilingi putik. Sedangkan benang
sari yang kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya dan seolah – olah menjadi
penutup seludang.
a. Iklim
b. Tanah
Keadaan tanah yang baik untuk tanaman kedelai adalah lempung, lempung
berpasir, dan lempung berliat, dan juga memiliki bahan organik tinggi agar
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Dengan keasaman tanah
(pH) 6,0 - 6,5.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Cangkul
2. Alat tulis
3. Meteran
4. Kamera
Bahan :
3. Pelaksanaan Penelitian
Lahan yang sudah dilubangi tersebut diisi benih sebanyak 2 benih per lubang
tanam. Yang artinya 180 lubang tanam diisi 2 benih perlubang menjadi 360 benih.
Dan setelah benih dimasukkan ditutup kembali dengan tanah.
5. Perawatan
Penyiraman
Jika media tanam cenderung kering, siram 2 kali sehari, pagi dan sore.
Jika media tanam cenderung lembab, siram 1 kali sehari, pagi atau sore.
Pemupukan yang telah dilakukan adalah setelah seminggu benih ditanam
dengan menggunakan pupuk NPK.
6. Pemeliharaan Tanaman
Meliputi (1) penyulaman, mengganti tanaman mati dengan benih baru pada
satu minggu setelah tanam agar pertumbuhan tanaman serentak; (2) penyiangan
dan penyiraman, dilakukan secara rutin dengan membersihkan gulma yang
tumbuh disekitar tanaman agar tidak terjadi kompetisi dalam memperebutkan
unsur hara antar tanaman. Penyiraman dilakukan dengan menyesuaikan kondisi
cuaca, apabila tanah kering maka dilakukan penyiraman. Pada sistem jenuh air,
kondisi air dipertahankan di sekitar parit. Pengairan dilakukan setiap hari sampai
seluruh parit terisi air. (3) pemasangan Ajir bertujuan untuk menopang tumbuh
tegaknya tanaman kedelai agar tanaman tidak roboh dan pemasangan ajir
dilakukan pada umur 5 MST;
7. Pengamatan
Hasil pengamatan kami lakukan dari setelah tanam sampai saat tulisan ini
dibuat, dan berikut beberapa laporan yang sudah kami susun :
5. Pada minggu keempat 6 oktober 2020 rata” tinggi tanaman adalah 22,2 cm
dari 10 sampel yang di ambil.
6. Pada minggu ke lima tanggal 13 oktober 2020 rata” tinggi tanaman adalah
29,7 cm dari 10 sampel yang di ambil serta diameter daunnya adalah dari 2
cm – 5 cm.
BAB IV
Serangan hama dan penyakit pada tanaman kedelai : serangan hama lalat
daun; serangan hama ulat; serangan penyakit karat daun.
Hujan yang tidak beraturan serta suhu lingkungan yang cukup tinggi (32-
34oC) menyebabkan munculnya serangan hama dan penyakit terutama saat fase
vegetatif. Hama dan penyakit yang menyerang kedelai saat penelitian yaitu ulat
bulu, rayap, lalat daun, kutu daun, dan belalang yang menyebkan daun berlubang .
Hama tersebut dikendalikan secara mekanis menggunakan tangan kemudian
disingkirkan. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman kedelai adalah karat
daun. Serangan hama ini menyebabkan daun kedelai menjadi rusak dan
berlubang.
KESIMPULAN
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Kedelai Sumber Pertumbuhan Produksi Dan
Teknik Budidaya. Edisi Revisi. Badan Pusat Statistika. 2018. Data Statistik
Bidang Tanaman Pangan.
https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/09/871/produksi-kedelai-
menurutprovinsi-ton-1993-2015.html
Budidaya Tanaman Kedelai. http://pustaka
unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/03/Budidaya_tanaman kedelai.
Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 1991. Fisiologi tanaman budidaya.
Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Press.
Iman, M., I. Basa., Suwarno dan P. Sitorus. 1988. Penelitian sistem usaha tani di
lahan pasang surut. Dalam Risalah Lokakarya Sistem Usaha Tani di Lima
Agroekosistem. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 31 hal.
Jumin, B.H. 2005. Dasar-dasar Agronomi. Divisi Buku Perguruan Tinggi Pt Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Winarno.F.G. dan M. Arman. 1981. Fisiologi Lepas Panen. PT. Satra Hudaya.
Jakarta.