Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENANAMAN TANAMAN HORTIKULTURA BUNGA KOL

(Proposal Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah


Tehnologi Produksi Tanaman Hortikultura)

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3
SEM. V-B

Baginda Fatukubila (18 301 0026) Rizky Pratama (18 301 0062)
Arina Yuniarni (18 301 0002) Falen Pebrian Purba (18 301 0088)
Yola Nia Wilanda (18 301 0074) Adil Halim (18 301 0006)
Dirga Aramiko (18 301 0036) Ihsan Pratama (18 301 0024)
Andhika Rinil Putra (18 301 0078) Muri Prasetia Ananta (18 301 0010)

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bunga kol (Brassica oleracea var. botrytis L) merupakan tumbuhan sayur-


sayuran, tumbuhan ini lazim dikenal sebagai kembang kol yang merupakan
terjemahan harafiah dari bahasa Belanda bloemkool .Masyarakat di Indonesia
menyebut kol bunga sebagai kol kembang atau blumkol (berasal dari bahasa Belanda
Bloemkool). Kol bunga merupakan tanaman dataran tinggi atau pegunungan (Yahya,
2010).

Bunga kol memiliki beberapa kegunaan, antara lainsumber vitamin C (asam


askorbat), folat, vitamin K (phylloquinone) dan vitamin B-6. Vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), B3 (niasin), dan sejumlah kecil vitamin E (alfa-tokoferol) .Bunga kol
juga menyediakan mineral penting seperti kalsium, magnesium, fosfor, kalium dan
mangan tanpa kolesterol berbahaya. Merupakan sumber protein,  dan dengan jumlah
lemak jenuh yang sangat rendah, daripada lemak tak jenuh dan asam omega-3 lemak
esensial yang bermanfaat. Bunga koljuga mengandung serat dan mengandung gula
alami lebih rendah, jika dibandingkan dengan anggota keluarga lain seperti brokoli.
Bunga koljuga tak kalah dengan brokoli, karena ia juga menawarkan nilai gizi yang
juga besar, terutama dapat membantu memerangi berbagai penyakit, meningkatkan
kekebalan tubuh,  dan membantu dalam menjaga sistem meabolisme yang bersih
(Cahyono, 2006).

Seiring peningkatan jumlah penduduk, konsumsi sayuran seperti halnya bunga kol
pun meningkat. Upaya pengembangan bunga kolmelalui peningkatan produktivitasnya
harus terus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan tersebut (Subhan, 2008).
Produksi tanaman bunga kol di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2013 mengalami
penurunan yaitu dari 12.08 ton menjadi 11,78 (Departemen Pertanian, 2013).

Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri dan perumahan menyebabkan


produksi bunga kol terus menurun. Faktor lain yang menyebabkan penurunan
produktivitas bunga kol adalah penggunaan pupuk kimia yang menyebabkan
penurunan kualitas tanah dan air. Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus
dengan dosis yang meningkat setiap tahunnya justru membuat tanah menjadi keras
dan keseimbangan unsur haranya terganggu. Hal ini akan sangat merugikan petani
karena dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman (Pranata, 2010).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas
adalah dengan menerapkan sistem pertanian organik. Saat ini pertanian organik mulai
berkembang. Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat yang sudah
menyadari pentingnya kesehatan dan mutu bahan pangan yang dikonsumsi. Selain
alasan kesehatan pertanian organik juga diyakini ramah lingkungan karena dapat
meminimalkan penggunaan bahan kimia dalam proses produksinya. Karena
manfaatnya ini, produk organik memiliki harga yang lebih tinggi daripada harga
produkpertanian modern (Pranata, 2010). Dengan memanfaatkan hasil kotoran hewan
yang diolah menjadi pupuk kandang juga bisa menjadi solusi guna mendukung
terwujudnya pertanian yang berbasis organik ini.

1.2.Tujuan Penelitian

1. Melihat pertumbuhan dan produksi bunga kol.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Bunga Kol

Menurut Rukmana (1994), tanaman bunga kol (Brassica oleraceae var. L)


secara botani termasuk:

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleraceae var. brotytis L.

Tanaman bunga kol (Brassica oleraceae var. brotytis L) termasuk tanaman


sayuran berbentuk perdu. Tanaman ini termasuk kelompok Capitata (berkepala)
(Yahya, 2010).

Secara morfologi, bagian atau organ–organ penting tanaman bunga koladalah


sebagai berikut :

2.1.1 Akar

Tanaman bunga kol memiliki perakaran yang dangkal, akar tunggang tumbuh
ke pusat bumi (ke arah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh ke arah samping
(horizontal). Akar tanaman bunga kol biasanya berwarna putih kecokelatan
(Cahyono, 2001).

2.1.2 Batang

Batang tanaman bunga kol umumnya pendek dan banyak mengandung air
(herbaceous). Di sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat helai daun yang
bertangkai pendek (Rukmana, 1994).

2.1.3 Daun
Daun tanaman bunga kol berbentuk bulat telur, sampai lonjong lebar-lebar
dan berwarna hijau. Daun bagian luar ditutupi lapisan lilin dan tidak berbulu
(Pracaya, 2001).

2.1.4 Bunga

Masa bunga terdiri dari bakal bunga yang belum mekar, tersusun atas lebih
dari 5000 kuntum bunga dengan tangkai pendek, sehingga tampak membulat, padat,
dan tebal berwarna putih bersih atau putih kekuningan. Diameter masa bunga kol
dapat mencapai 20 cm dan memiliki berat 0,5 kg sampai 1,3 kg tergantung varietas
dan kecocokan tempat tanam (Pracaya, 2000).

2.2 Ekologi Tanaman Bunga Kol

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bunga kol ada dua, yaitu
iklim dan tanah.

2.2.1 Iklim

Tanaman bunga kol tumbuh baik di daerah-daerah yang terletak antara 600-
2000m di atas permukaan laut. Ada juga yang dapat tumbuh di daerah yang terletak
antara 100-200 m di atas permukaan laut, namun tidak begitu banyak jumlahnya. Di
atas tanah yang tingginya kurang dari 100 m biasanya hasilnya kurang memuaskan
(AAK, 1992).

Keadaan iklim yang cocok untuk tanaman bunga kol adalah daerah yang
relatif lembab dan dingin. Kelembaban yang diperlukan tanaman bunga kol adalah 80
sampai 90 persen, dengan suhu berkisar antara 15ºC sampai 20ºC, serta cukup
mendaptakan sinar matahari (Rukmana, 1994).

2.2.2 Tanah
Bunga kol dapat ditanam hampir di semua jenis tanah. Tanah yang baik yaitu
tanah liat berpasir yang cukup bahan organis. Memerlukan cukup air tapi tidak
berlebihan. Di tanah ringan dapat ditanam pada waktu musim hujan karena tanah
tersebut dapat meresap dan melewatkan air sedang untuk tanah yang sedikit berat
lebih baik ditanam pada musim kemarau karena tanah tersebut dapat menahan air
lebih banyak. Untuk tanaman musim hujan drainase harus cukup baik karena kalau
berlebihan air, tanaman mudah terkena penyakit dan mati. Sedang untuk musim
kemarau harus dipikirkan soal pemberian air karena kalau sampai kekurangan air,
tanaman menjadi kerdil atau mati.

Bunga kol tidak dapat tumbuh baik tanah yang sangat asam. Apabila ditanam
pada pH 4,3 hasilnya akan sangat berkurang, tetapi apabila pH dinaikkan sampai 6,0
hasil akan meningkat cukup banyak. Pada pH antara 5,5 dan 6,5, phosphor masih
dapat tersedia untuk tanaman. Untuk menaikkan pH dapat diberi kapur mati Ca (OH)2
dan jangan melebihi pH 6,5, kecuali ada serangan penyakitakar membengkak
(clubroot) yang serius pH perlu dinaikkan sampai netral atau alkalis (Pracaya, 1991).

2.3 Pupuk

Pupuk Petroganik merupakan salah satu bentuk bahan organik yang sudah diolah
serta efektif dan efisien untuk diaplikasikan dilapangan. Pupuk Petroganik
mempunyai keunggulan diantaranya kadar C-Organik tinggi, berbentuk butiran,
aman, ramah lingkungan (bebas mikroba patogen) dan bebas dari biji-bijian/gulma.
Kadar air pupuk petroganik tergolong rendah sehingga efisien dalam pengangkutan
dan penyimpanan. Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk organik dari bahan-
bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antar
mikroorganisme (bakteri pendekomposisi) yang berperan di dalamnyaWahyono and
Sahwan (1998). Pemberian pupuk organik adalah untuk memperbaiki fungsi tanah,
secara fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan uraian di atas maka perlu penelitian
tentang pengaruh pemberian pupuk Petroganik dan kompos pada Vertisol bekas
galian batu bata terhadap serapan N dan pertumbuhan pada tanaman jagung (sebagai
tanaman indikator). Program ini juga merupakan suatu upaya mereklamasi lahan
bekas galian batu bata yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat
sehingga nantinya dapat diadopsi oleh masyarakat.

2.4 Hama dan Penyakit Tanaman Kubis

A. Hama Tanaman Kubis

1. Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella)

Ulat ini memiliki ukuran relatif kecil berkisar 5-10 mm, berwarna hijau.
Terkadang jika diganggu akan menjatuhkan diri dengan menggunakan benang.

Gejala Serangan:
Menyerang daun muda, dan dewasa hingga daun berlubang dan bahkan
abnormal. Selain itu, hama ini hanya menyisihkan bagian urat-urat daunnya saja.

Pengendalian:

Penyemprotan dengan larutan insektisida berbahan aktif, seperti Abamectin,


Alfa-sepermetrin, Asefat, Asetamiprid, Bacillus thuringiensis, Bensultap, dan
sebagainya.
2. Ulat Tanah Kubis (Agrotis ipsilon)

Ulat tanah memiliki ukuran 5-10 mm bahkan lebih, berwarna unggu kehitaman.
Dalam bentuk larva berbentuk bulat kecil dan berwarna putih kekuningan.

Gejala Serangan:

Ulat ini menyerang pada pangkal batang muda, menjadi tidak normal sehingga
menyebabkan rapuh, rusak dan mengakibatkan tanaman mati.

Pengendalian:

Penyemprotan dengan larutan Insektisida berbahan aktif, seperti Altacor 35 WG,


Ampligo 150 ZC, Atabron 50 EC, Preva6thon 50 SC, Rampage 100 EC, Dyrsban 200
EC, Petroban 200 EC dan sebagainya.

3. Ulat Krop Kubis (Crocidolomia binotalis)

Ulat yang baru menetas berwarna kelabu, kemudian berubah warna menjadi hijau
muda dan terdapat tiga gars berwarna putih kekuningan dan dua harus disamping,
kepala berwarna hitam. Umumnya ulat ini memiliki panjang sekitar 18 mm.

Gejala Serangan:

Menyerang daun muda sampai habis sampai tidak tersisa, tanaman pun menjadi
rusak dengan adanya kotoran yang masih menempel bekas ulat tersebut.

Pengendalian:
Penyemprotan larutan Insektisida berbahan aktif, seperti Agrimec 18 EC,
Amcomec 18 EC, Amect 18 EC, Calebtin 18 EC, Crespo 18 EC, Demolish 18 Ec,
Dimec 18 EC, Isigo 18 EC, Matros 18 EC dan sebagainya.

4. Ulat Jengal Kubis (Plusia chalcites)

Ulat jengkal berwarna hijau muda dengan panjang mencapai 15-20 mm, dengan
ciri khusus berjalan menjengkal dari satu tempat ketempat lain.

Gejala Serangan:

Ulat ini makan daun muda dan tua, sehingga daun berlubag-lubang. Serangan
larva ulat ini menyebabkan daun terdapat bercak-bercak putihpada daun dan
menyebabkan daun tinggal epidermis dan tulang daun.

Pengendalian:

Penyemprotan dengan larutan Insektisida berbahan aktif, seperti Thuricide HP,


Nugor 400 EC, Cyperin 250 EC, Cypermax 250/100, Sherpa 50 EC dan sebagainya.

3.3 Masa Panen

Kembang kol dapat dipanen saat sudah berumur 50-100 hari, jenis kultivar yang
kamu tanam juga menjadi penentunya. Lakukan mas apanen saat pagi dan sore hari,
untuk mendapatkan hasil yang baik. Lakukan penyortiran dan penyimpanan setelah
proses panen selesai.

Tahap-tahap pasca panen yang benar :

a) Pilih kubis yang telah tua dan siap dipetik.

b) Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Pemotongan
dilakukan pada bagian pangkal batang kubis.

c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian
dilakukan pemetika pada kubis yang telah terkena infeksi patogen.
d) Menyimpan kubis dengan benar sangat penting dengan tujuan untuk menjaga
kualitasnya. Metode penyimpanan yang tepat akan membantu untuk
memperlambat respirasi. Hal ini penting karena lebih cepat kubis
"bernafas",maka semakin cepat sel melakukan proses metabolisme dan semakin
cepat kubisrusak. Oleh karena itu, untuk mempertahankan rasa, warna, tekstur
dan nutrisi,kita perlu untuk memperlambat laju metabolisme.

e) Pendinginan, Pendinginan kubis akanmemperlambat laju respirasinya. Pada suhu


59°F(15° C), baik kubis merah dan hijau hanya melepaskan karbon dioksida
padatingkat 32 mililiter per kilogram per jam. Ini merupakan kisaran suhu yang
sesuaiuntuk menjaga kubis dengan pendinginan untuk menjaga
kualitasnya.Pendinginan juga akan membantu untuk mempertahankan kandungan
vitamin C.

f) Pengemasan, Bungkuslah kubis dalam plastik dansimpan di bagian rak kulkas


untuk membatasi eksposur terhadap aliran udara, dan dengan demikian akan
mengurangi respirasi dan menghambat pembusukan. Selain fungsi bungkus
plastik untuk menjaga kelembaban eksternal, bungkus plastik juga membantu
kubis untuk mempertahankan kelembaban internalnya (menjaga keluarnya air
dari sel).-

3.4 Tahap- tahap pasca panen yang salah

a. Jagan terlalu tua panen kubis

Solusinya panen pada waktunya agar hasil bagus untuk di pasarkan karena kalau
terlalu tua tanaman kubis akan terbela dan cacat untuk di pasarkan.

b. Jangan petik kondisi rusak

Solusinya karena agar tidak ikut juga rusak pada tamana kubis yang lain, yang
kondisinya sudah bagus saat pemanenan dan saat di angkut.

c. Jangan simpan terkenak matahari

Solusinya karena kubis cepat lagu dan cepat rusak, alangkah bagus simpan
ditempat secuk atau tempat dingin agar kualitas kubis bagus untuk bisa di pasarkan.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Percobaan dan di Rumah Kasa Fakultas


Pertanian Universitas Simalungun pada bulan September 2020.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :


1. Cangkul
2. polybag
3. Alat tulis
4. Meteran
5. Kamera

Bahan :
1. Bibit Bunga Kol
2. Tanah subur
3. Pupuk

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu:

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Lahan yang digunakan untuk tempat penelitian dibersihkan terlebih dahulu


dengan mencabut semua rumput, lalu lahan yang telah bersih diratakan dengan
cangkul secara manual. Setelah lahan rata lahan dibagi menjadi 2 bedeng berukuran
1x10 meter persegi, lalu dilakukan penggemburan tanah. Tanah diberikan pupuk
petroganik dan dolomite lalu di biarkan selama 1 minggu.

3.4.2 Kebutuhan bibit dan pupuk

Dari hasil diskusi dari semua anggota kelompok 3, kami menyimpulkan bahwa
jumlah bibit yang diperlukan adalah sebanyak 80 bibit bunga kol, dengan perhitungan
2 baris bibit dalam 1 bedeng dan jarak tanamnya 50 cm x 50 cm persegi. Sementara
untuk keperluan pupuknya dipakai sesuai luas lahan.
3.4.3 Pembibitan

Pembibitan bibit bunga kol dilakukan dengan mempersiapkan polybag


berukuran kecil sebanyak 80 buah sesuai jumlah bibit bunga kol yang dibutuhkan
(boleh lebihkan jumlah bibit dan polybag sebagai cadangan). Semua polybag diisi
dengan tanah yang subur dan setelah semuanya selesai diisi, semua polybagnya
diletakkan dan disusun didalam rumah kasa yang berada dibelakang ruang kelas.
Selanjutnya barulah dilakukan penanaman bibit bunga kol kedalam masing-masing
polybag yang telah diisi tanah dengan dilubangi kecil terlebih dahulu sebanyak 80
lubang tanam sehingga terdapat 1 benih di setiap lubang. Penanaman diusahakan
jangan terlalu dalam karena bibit mudah mengalami pembusukan. Setelah proses
penanaman selesai dilakukan penyiraman. Jangan lupa untuk memberikan plang
nama sesuai nama tanaman dan nama kelompok sebagai tanda tanaman milik kita.

3.5 Perawatan

3.5.1 Penyiraman

 Jika media tanam cenderung kering, siram 2 kali sehari, pagi dan sore.
 Jika media tanam cenderung lembab, siram 1 kali sehari, pagi atau sore.
 Lakukan pemupukan sesuai petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.

3.5.2 Penyulaman

biasanya dilakukan sampai umur tanaman 2 minggu setelah penanaman.


Perawatan selanjutnya penyiangan, proses ini harus di lakukan dengan hati-hati agar
akar tanaman tidak rusak.

3.5.3 Pemindahan Tempat

Ketika bibit mengalami masalah pertumbuhan seperti contohnya tidak berhasil


tumbuh atau pertumbuhan yang tidak sempurna (gagal), itu berarti tanaman kurang
mendapatkan cahaya matahari yang cukup saat berada di dalam rumah kasa sehingga
dilakukan pemindahan tempat ketempat yang memiliki paparan cahaya matahari yang
lebih besar.

3.6 Pengamatan

Hasil pengamatan kami lakukan dari setelah tanam sampai saat tulisan ini dibuat,
dan berikut beberapa laporan yang sudah kami susun :
 Setelah penanaman pertama kali, kecambah mulai muncul pada hari ke-3
setelah tanam.

 Setelah mengalami perkecambahan, daun pertama muncul pada hari ke-3.

 Daun kedua muncul pada hari ke-3 setelah muncul daun pertama. dst…

 Pada minggu pertama setelah tanam, jumlah bibit yang tumbuh sebanyak 70
bibit (87,5% bibit tumbuh), sedangkan sisanya (12,5%) tidak mengalami
pertumbuhan yang mungkin karena terkena curah hujan yang terlalu tinggi.

 Pengamatan ke-2, jumlah bibit yang benar-benar berhasil tumbuh adalah


sebanyak 40 (50% tumbuh). Sementara sisanya (50%) mengalami masalah
pertumbuhan karena kurangnya perawatan yang maksimal.

 Sampai saat ini, persentase bibit bunga kol yang tumbuh adalah 25%.
Sisanya tidak mengalami pertumbuhan yang sempurna.

 Karena kewajiban kami untuk menjaga semua bibit harus mengalami


pertumbuhan yang sempurna, Untuk itu kami mengatasi masalah yang
terjadi dengan mengganti semua bibit yang gagal tumbuh dengan bibit yang
baru dengan proses pembibitan seperti sebelumnya. Perlakuan bibit baru
sementara dilakukan & diletakkan di rumah salah satu anggota kelompok.
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari semua pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan, kami dapat


menyimpulkan bahwa :

 Dalam mempersiapkan bedeng tanah, lahan yang ingin diolah haruslah


dibersihkan terlebih dahulu, diratakan, dan digemburkan dengan cangkol.
 Tanah yang telah diolah diberikan pupuk petragonik.
 Dalam budidaya bunga kol, harus dilakukan pembibitan terlebih dahulu dengan
media tanam seperti contohnya memakai polybag.
 Kebutuhan bibit dan pupuk harus melalui perhitungan yang tepat berdasarkan
jarak tanam dan luas lahan.
 Perhatikan pertumbuhan bibit setelah penanaman secara berkala dan lakukan
perawatan seperti penyiraman saat tanahnya kering.
 Jika terdapat bibit yang tidak tumbuh, pindahkan media ketempat yang lebih
terang atau segera ganti dengan bibit yang baru dan lakukan pembibitan dengan
teknik yang lebih baik.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan penelitian yang telah kami lakukan pada bibit bunga kol,
Kami menyarankan agar sebaiknya pembibitan bunga kol dilakukan dirumah salah
satu anggota kelompok yang bertujuan agar pengamatan dan perawatan lebih mudah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/73089/PENGENDALIAN-HAMA-
ULAT-PADA-TANAMAN--BUNGA-KOL/

 https://paktanidigital.com/artikel/tanam-kembang-kol-dengan-mudah-plus-
perawatannya/#.X2ojliWySEc

 https://catatan-mardinlover.blogspot.com/2017/11/tentang-pasca-panen-tanaman-
kubis.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai