Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
SEM. V-B
Baginda Fatukubila (18 301 0026) Rizky Pratama (18 301 0062)
Arina Yuniarni (18 301 0002) Falen Pebrian Purba (18 301 0088)
Yola Nia Wilanda (18 301 0074) Adil Halim (18 301 0006)
Dirga Aramiko (18 301 0036) Ihsan Pratama (18 301 0024)
Andhika Rinil Putra (18 301 0078) Muri Prasetia Ananta (18 301 0010)
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring peningkatan jumlah penduduk, konsumsi sayuran seperti halnya bunga kol
pun meningkat. Upaya pengembangan bunga kolmelalui peningkatan produktivitasnya
harus terus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan tersebut (Subhan, 2008).
Produksi tanaman bunga kol di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2013 mengalami
penurunan yaitu dari 12.08 ton menjadi 11,78 (Departemen Pertanian, 2013).
1.2.Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleraceae var. brotytis L.
2.1.1 Akar
Tanaman bunga kol memiliki perakaran yang dangkal, akar tunggang tumbuh
ke pusat bumi (ke arah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh ke arah samping
(horizontal). Akar tanaman bunga kol biasanya berwarna putih kecokelatan
(Cahyono, 2001).
2.1.2 Batang
Batang tanaman bunga kol umumnya pendek dan banyak mengandung air
(herbaceous). Di sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat helai daun yang
bertangkai pendek (Rukmana, 1994).
2.1.3 Daun
Daun tanaman bunga kol berbentuk bulat telur, sampai lonjong lebar-lebar
dan berwarna hijau. Daun bagian luar ditutupi lapisan lilin dan tidak berbulu
(Pracaya, 2001).
2.1.4 Bunga
Masa bunga terdiri dari bakal bunga yang belum mekar, tersusun atas lebih
dari 5000 kuntum bunga dengan tangkai pendek, sehingga tampak membulat, padat,
dan tebal berwarna putih bersih atau putih kekuningan. Diameter masa bunga kol
dapat mencapai 20 cm dan memiliki berat 0,5 kg sampai 1,3 kg tergantung varietas
dan kecocokan tempat tanam (Pracaya, 2000).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bunga kol ada dua, yaitu
iklim dan tanah.
2.2.1 Iklim
Tanaman bunga kol tumbuh baik di daerah-daerah yang terletak antara 600-
2000m di atas permukaan laut. Ada juga yang dapat tumbuh di daerah yang terletak
antara 100-200 m di atas permukaan laut, namun tidak begitu banyak jumlahnya. Di
atas tanah yang tingginya kurang dari 100 m biasanya hasilnya kurang memuaskan
(AAK, 1992).
Keadaan iklim yang cocok untuk tanaman bunga kol adalah daerah yang
relatif lembab dan dingin. Kelembaban yang diperlukan tanaman bunga kol adalah 80
sampai 90 persen, dengan suhu berkisar antara 15ºC sampai 20ºC, serta cukup
mendaptakan sinar matahari (Rukmana, 1994).
2.2.2 Tanah
Bunga kol dapat ditanam hampir di semua jenis tanah. Tanah yang baik yaitu
tanah liat berpasir yang cukup bahan organis. Memerlukan cukup air tapi tidak
berlebihan. Di tanah ringan dapat ditanam pada waktu musim hujan karena tanah
tersebut dapat meresap dan melewatkan air sedang untuk tanah yang sedikit berat
lebih baik ditanam pada musim kemarau karena tanah tersebut dapat menahan air
lebih banyak. Untuk tanaman musim hujan drainase harus cukup baik karena kalau
berlebihan air, tanaman mudah terkena penyakit dan mati. Sedang untuk musim
kemarau harus dipikirkan soal pemberian air karena kalau sampai kekurangan air,
tanaman menjadi kerdil atau mati.
Bunga kol tidak dapat tumbuh baik tanah yang sangat asam. Apabila ditanam
pada pH 4,3 hasilnya akan sangat berkurang, tetapi apabila pH dinaikkan sampai 6,0
hasil akan meningkat cukup banyak. Pada pH antara 5,5 dan 6,5, phosphor masih
dapat tersedia untuk tanaman. Untuk menaikkan pH dapat diberi kapur mati Ca (OH)2
dan jangan melebihi pH 6,5, kecuali ada serangan penyakitakar membengkak
(clubroot) yang serius pH perlu dinaikkan sampai netral atau alkalis (Pracaya, 1991).
2.3 Pupuk
Pupuk Petroganik merupakan salah satu bentuk bahan organik yang sudah diolah
serta efektif dan efisien untuk diaplikasikan dilapangan. Pupuk Petroganik
mempunyai keunggulan diantaranya kadar C-Organik tinggi, berbentuk butiran,
aman, ramah lingkungan (bebas mikroba patogen) dan bebas dari biji-bijian/gulma.
Kadar air pupuk petroganik tergolong rendah sehingga efisien dalam pengangkutan
dan penyimpanan. Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk organik dari bahan-
bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antar
mikroorganisme (bakteri pendekomposisi) yang berperan di dalamnyaWahyono and
Sahwan (1998). Pemberian pupuk organik adalah untuk memperbaiki fungsi tanah,
secara fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan uraian di atas maka perlu penelitian
tentang pengaruh pemberian pupuk Petroganik dan kompos pada Vertisol bekas
galian batu bata terhadap serapan N dan pertumbuhan pada tanaman jagung (sebagai
tanaman indikator). Program ini juga merupakan suatu upaya mereklamasi lahan
bekas galian batu bata yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat
sehingga nantinya dapat diadopsi oleh masyarakat.
Ulat ini memiliki ukuran relatif kecil berkisar 5-10 mm, berwarna hijau.
Terkadang jika diganggu akan menjatuhkan diri dengan menggunakan benang.
Gejala Serangan:
Menyerang daun muda, dan dewasa hingga daun berlubang dan bahkan
abnormal. Selain itu, hama ini hanya menyisihkan bagian urat-urat daunnya saja.
Pengendalian:
Ulat tanah memiliki ukuran 5-10 mm bahkan lebih, berwarna unggu kehitaman.
Dalam bentuk larva berbentuk bulat kecil dan berwarna putih kekuningan.
Gejala Serangan:
Ulat ini menyerang pada pangkal batang muda, menjadi tidak normal sehingga
menyebabkan rapuh, rusak dan mengakibatkan tanaman mati.
Pengendalian:
Ulat yang baru menetas berwarna kelabu, kemudian berubah warna menjadi hijau
muda dan terdapat tiga gars berwarna putih kekuningan dan dua harus disamping,
kepala berwarna hitam. Umumnya ulat ini memiliki panjang sekitar 18 mm.
Gejala Serangan:
Menyerang daun muda sampai habis sampai tidak tersisa, tanaman pun menjadi
rusak dengan adanya kotoran yang masih menempel bekas ulat tersebut.
Pengendalian:
Penyemprotan larutan Insektisida berbahan aktif, seperti Agrimec 18 EC,
Amcomec 18 EC, Amect 18 EC, Calebtin 18 EC, Crespo 18 EC, Demolish 18 Ec,
Dimec 18 EC, Isigo 18 EC, Matros 18 EC dan sebagainya.
Ulat jengkal berwarna hijau muda dengan panjang mencapai 15-20 mm, dengan
ciri khusus berjalan menjengkal dari satu tempat ketempat lain.
Gejala Serangan:
Ulat ini makan daun muda dan tua, sehingga daun berlubag-lubang. Serangan
larva ulat ini menyebabkan daun terdapat bercak-bercak putihpada daun dan
menyebabkan daun tinggal epidermis dan tulang daun.
Pengendalian:
Kembang kol dapat dipanen saat sudah berumur 50-100 hari, jenis kultivar yang
kamu tanam juga menjadi penentunya. Lakukan mas apanen saat pagi dan sore hari,
untuk mendapatkan hasil yang baik. Lakukan penyortiran dan penyimpanan setelah
proses panen selesai.
b) Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Pemotongan
dilakukan pada bagian pangkal batang kubis.
c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian
dilakukan pemetika pada kubis yang telah terkena infeksi patogen.
d) Menyimpan kubis dengan benar sangat penting dengan tujuan untuk menjaga
kualitasnya. Metode penyimpanan yang tepat akan membantu untuk
memperlambat respirasi. Hal ini penting karena lebih cepat kubis
"bernafas",maka semakin cepat sel melakukan proses metabolisme dan semakin
cepat kubisrusak. Oleh karena itu, untuk mempertahankan rasa, warna, tekstur
dan nutrisi,kita perlu untuk memperlambat laju metabolisme.
Solusinya panen pada waktunya agar hasil bagus untuk di pasarkan karena kalau
terlalu tua tanaman kubis akan terbela dan cacat untuk di pasarkan.
Solusinya karena agar tidak ikut juga rusak pada tamana kubis yang lain, yang
kondisinya sudah bagus saat pemanenan dan saat di angkut.
Solusinya karena kubis cepat lagu dan cepat rusak, alangkah bagus simpan
ditempat secuk atau tempat dingin agar kualitas kubis bagus untuk bisa di pasarkan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Bahan :
1. Bibit Bunga Kol
2. Tanah subur
3. Pupuk
Dari hasil diskusi dari semua anggota kelompok 3, kami menyimpulkan bahwa
jumlah bibit yang diperlukan adalah sebanyak 80 bibit bunga kol, dengan perhitungan
2 baris bibit dalam 1 bedeng dan jarak tanamnya 50 cm x 50 cm persegi. Sementara
untuk keperluan pupuknya dipakai sesuai luas lahan.
3.4.3 Pembibitan
3.5 Perawatan
3.5.1 Penyiraman
Jika media tanam cenderung kering, siram 2 kali sehari, pagi dan sore.
Jika media tanam cenderung lembab, siram 1 kali sehari, pagi atau sore.
Lakukan pemupukan sesuai petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.
3.5.2 Penyulaman
3.6 Pengamatan
Hasil pengamatan kami lakukan dari setelah tanam sampai saat tulisan ini dibuat,
dan berikut beberapa laporan yang sudah kami susun :
Setelah penanaman pertama kali, kecambah mulai muncul pada hari ke-3
setelah tanam.
Daun kedua muncul pada hari ke-3 setelah muncul daun pertama. dst…
Pada minggu pertama setelah tanam, jumlah bibit yang tumbuh sebanyak 70
bibit (87,5% bibit tumbuh), sedangkan sisanya (12,5%) tidak mengalami
pertumbuhan yang mungkin karena terkena curah hujan yang terlalu tinggi.
Sampai saat ini, persentase bibit bunga kol yang tumbuh adalah 25%.
Sisanya tidak mengalami pertumbuhan yang sempurna.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan penelitian yang telah kami lakukan pada bibit bunga kol,
Kami menyarankan agar sebaiknya pembibitan bunga kol dilakukan dirumah salah
satu anggota kelompok yang bertujuan agar pengamatan dan perawatan lebih mudah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/73089/PENGENDALIAN-HAMA-
ULAT-PADA-TANAMAN--BUNGA-KOL/
https://paktanidigital.com/artikel/tanam-kembang-kol-dengan-mudah-plus-
perawatannya/#.X2ojliWySEc
https://catatan-mardinlover.blogspot.com/2017/11/tentang-pasca-panen-tanaman-
kubis.html?m=1