Anda di halaman 1dari 11

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ubi jalar atau ketela rambat atau ‘’Sweet potato’’ diduga berasal dari Benua

Amerika. Beberapa para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah Asal

tanaman Ubi jalar Slandia Baru, Polinesia, dan Amerika Bagian Tengah. Nicolai

Ivanovich Vavilov seorang ahli botani Soviet memastikan daerah sentrum primer

asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar keseluruh

Dunia Terutama negara-negara beriklim Tropika pada abad ke-16. Orang-orang

Spanyol menyebarkan ubi jalar kekawasan Asia, terutama Filipina, Jepang dan

Indonesia ( Prihatman, 2000)

Tanaman Ubi jalar adalah tanaman dikotil termasuk keluarga convolvulaceae

yang memiliki dua tipe akar yaitu akar penyerap hara disebut akar sejati dan akar

penyimpan energi hasil fotosintis yang disebut umbi. Akar serabut dapat tumbuh

kedua sisi tiap ruas pada bagian batang yang bersinggungan dengan tanah

(Rahayuningsih, 2002).

Ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang berprospek cerah, produk ubi

jalar tidak hanya potensial sebagai sumber karbohidrat dalam tanaman bahan pangan,

ubi jalar merupakan merupakan sumber energi, komposisi zat gizi ubi jalar per 100

gram yakni : air (70 g). Serat (0,3 g), kalori (133) kal, protein (2,3 g), fe (1,0 mg), Ca

(46 mg), vitamin C(2,0 mg). Vitamain A (7,1 g), vitamin B1 (0,08 mg), vitamin B2

(0,05 mg), niasin (0,9 mg), oleh karena itu, ubi jalar memeganag peranan penting

bagi para petani itu maupun orang yang mengkonsumsinya dalam ketahan pangan

untuk masyarakat (Rukmana,1997).


2

Batang ubi jalar jalar merambat hingga 1-5 meter, diameter 3-10 mm,

didalam batangnya terdapat getah. Warna batang berbeda-beda, ada yang hijau,

kuning, dan ada yang bewarna ungu biasanya umbinya lebih banyak dan lebih baik

dari pada batang yang bewarna hijau dan kuning. Warna daun hijau keungu-

keunguan. Bunga tanaman ini termasuk bunga sempurna yang berbentuk terompet,

bewarna ungu mudah di bagian pangkal dan dibagian ujung. Umbinya merupakan

umbi batang, sehingga mengandung tunas yang dapat tumbuh. Umbi ini biasanya

terbentuk 20-25 hari setelah tanam tergantung varietasnya. Bentuk umbi bulat atau

lonjong dengan kulit umbi bervariasi antra putih, kuning, ungu atau jingga dan ungu

muda. Tekstur dagingnya ada yang masir (empuk) dan ada yang berair (bejek).

Rasanya ada yang manis dan ada pula yang kurang manis (Najianti dan Danarti,

1996)

Ubi jalar termasuk berdaun tunggal yang tumbuh pada batangnya. Bentuk

daunya beraneka ragam, ada yang berbentuk bulat, seperti tangan dan ada yang

menyerupai jantung dan ada pada ketiak daun tumbuh beberapa akar yang sifatnya

bisa berubah membesar dan menjadi umbi (Lembaga Biologi Nasional, 1980 dalam

Junipar, 2006). Ubi jalar merupakan palawija penghasil karbohidrat terpenting

setelah jagung dan umbi kayu. Komuditas ini juga mengandung vitamin A dan C.

Selain untuk bahan pangan, ubi jalar juga digunakan untuk pakan ternak dan bahan

baku industri (Kresna, 2007). Antosiamin ubi jalar juga memiliki fungsi fisiologis

misal antioksidan, anti bakteri, perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit

jantung dan strok. Ubi jalar ungu bisa menjadi anti kanker karena didalamnya zat

aktif ysng dinamakan selanium dan lodine dan dua puluh kali lebih tinggi dari jenis

tanaman ubi jalar yang lainya.


3

Pada umumnya ubi jalar diperbanyak orang dengan menggunakan setek,

yaitu bagian batangnya dipergunakan untuk bibit. Bibit yang diperoleh dari ujung

batang merupakan bibit tanaman yang paling bagus. Setelah bibit dipotong, bagian

daunya sebelah bawah dipangkas dan dibuang. Maksudnya agar bibit ini jangan mati

kering setelah ditanam pada potongan setek hanya tinggal 2-3 daun bagian pucuk.

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 bulan pada ubi jalar yang genjah

dan 6-7 bulan untuk yang berumur panjang (Lingga, 1986).

Ada beberapa varietas ubi jalar ungu yaitu: varietas borubudur, dengan umur

panen 3,5-4 bulan produksi 53 ton/ha, umbinya mengandung protein 0,6 beta karoten

12,26 mg per 100 gram bahan dan rendemen tepung 28%. Cocok untuk industri saos

dan selai, tahan terhadap penyakit kudis yang di sebabkan cendawa Elisoone sp.

Varietas daya, dengan umur panen 4 bulan, produksi 35 ton/ha dengan jumlah

populasi 17.777 tanaman/ha. Umbinya mengandung protein 0,8% dan beta karoten

279 mg per 100 gram bahan, cocok untuk produksi saos dan selai, tahan terhadap

penyakit kudis. Varietas perambanan, umur panen 4-4,5 bulan. Produksi 30 ton/ha,

umbinya mengandung protein 0,64% cocok untuk industi saos dan selai , tahan

terhadap penyakit kudis, varietas kalasan, umur panen 3-3,5 bulan, produksi 42,5

ton/ha, varietas ini berkulit umbi coklat umbi muda, berdaging oranye, bertekstur

agak maser, bersa agak manis, cocok untuk industri saos dan selai, daya adaptasi luas

baik didaerah kering, basah maupun marginal, tahan terhadap penggerek umbi (Lina,

1986).

Varietas mendut, masa panen 4 bulan, mampu menghasilkan 50 ton/ha, kulit

umbinya merah muda, berdaging jinga muda berasa manis, berbentuk bulat panjang,

tekstur kasar dan tahan terhadap penyakit kudis, varietas ganjah rente, dengan

produksi 30 ton/ha, kulit umbinya bewarna merah, daging umbi orange, mengandung
4

kadar tepung 55,95%, berasa enak, permukaan umbi rata, cocok untuk industri saos

dan selai (Balai Pangan Bogor, 1986).

Ardrianto dan Indarto (2004), mengemukakan bahwa tanaman ubi jalar bisa

diusahakan diberbagai tempat baik dataran rendah maupun didataran tinggi atau

pegunungan. Suhu optimum yang diperlukan tanaman ini adalah 27 0C dengan lama

penyinaran 11 Jam/hari. Dan bila diusahakan pada tempat yang terlindungi maka

hasil umbinya akan rendah. Ubi jalar menghendaki tanah pasir berlempung yang

gembur dan halus. Tanah yang terlalu akan menyebabkan daun tanaman menjadi

rimbun sedangkan umbinya kecil dan apabila ditanam pada tanah yang kurus (miskin

unsur hara) maka pertumbuhannya kurang baik dan umbi yang di hasilkan sangat

rendah, tanah yang sesuai untuk ubi jalar adalah pH 5,5 – 7,5 ( Lingga, 2006)

Tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, penyangga akar, tempat

reservoir (gudang) air, zat-zat hara dan pernapasan akar tanaman. Faktor-faktor yang

menyuburkan keadaan tanah antara lain yaitu: tekstur dan struktur tanah, kandungan

udara tanah serta ketrsediaan zat-zat hara didalam tanah (Jumin, 2000).

Salah satu faktor yang menentukan kesuburan tanah adalah ketersediaan

bahan organik didalam tanah. Manfaat bahan organik bagi peningkatan kesuburan

tanah telah banyak diteliti dan hasilnya cukup signifikan. Tetapi dalam prakteknya di

lapangan perhatian masyarakat petani dalam pemanfaatan pupuk organik masih

rendah. Penggunaan pupuk organik antara lain dapat dilakukan dengan pemberian

pupuk kompos, pupuk kandang. Agar pembarian lebih berhasil dengan menggunakan

dosis pupuk yang dapat diharapkan dapat menunjangpertumbuhan tanaman, sehingga

potensi tanah disekitarnya dapat digunakan secara optimal bagi usaha pertanian

khususnya untuk pertumbuhan tanaman ubi jalar. Soeryoko (2011) dalam wahyudi
5

(2012) mengemukakan pupuk organik sangat berperan dalam hal memperbaiki

kualitas fisik, kimia dan biologi tanah.

Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis disalah satu

bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat

rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis. Istilah zat pengatur tumbuh

lebih digunakan oleh umumnya ahli fisiologis tumbuhan karena zat pengatur tumbuh

bersifat endogenous, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun

axsogenous, diberikan dari luar sistem individu. Zat pengatur tumbuh yang

dihasilkan oleh tanaman disebut fitohormon sedangkan yang sintetik disebut zat

pengatur tumbuh sintetik (Wattimena, 1987).

Hormon menentukan perkembangan tanaman, baik zat pengatur tumbuh yaitu

auksin, sitokinin, giberelin, ethylen, abscisic, acid, dan retardan. Senyawa-senyawa

lain saperti poliamin, polidenolik dan triakontanol juga digolongkan kedalam zat

pengatur tumbuh (kusuma, 2000).

Hormon yang sering digunakan adalah auksin dan sitokinin. Salah satu

digolongkan auksin sintetik adalah 2,4 Dichlorophenoxyacetic (2,4-D). Peran

fisiologis auksin adalah pemanjangan sel yang berakibat pemanjangan batang.

Fungsi dari auksin untuk mempercepat pertumbuhan akar, batang, perkecambahan,

membantu proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, menurangi jumlah

biji dalam buah. Golongan sitokininalami dapat diperoleh dari air kelapa. Sitonin

berperan merangsang pembelahan sel, merangsang pembentukan tunas batang

naupun pada kalus, menghambat efek dominansi apikal (Nurhayati, 2008).

Untuk itu keberadaan hormon sangatlah penting. Sekarang telah banyak

dipasaran hormon yang umumnya bersifat anorganik atau kimia. Walau dirasakan

manfaatnya tapi karena sifatnya yang sintetik atau kimia tantu cendrung sukar terurai
6

oleh alam, sehingga dalam pemakaian jangka panjang akan menimbulkan dampak

negatif bagi tanaman maupun linkunganya. Maka sebab itu salah satu produk

hormon yang bersifat dan berbahan organik, yaitu hormax (Anonimus, 2014).

Adapun keunggulan dan manfaat dari hormax adalah sebagai berikut : 1)

mengandung hormon atau zat perangsang tumbuh organik terlengkap. 2) merangsang

percepatan keluarnya akar, perbanyakan akar dan mata akar. 3) merangsang proses

pertumbuhan dengan cara pembelahan sel, memperbesar ukuran sel dan jaringan sel.

4) merangsang keluarnya bunga dan buah secara serentak. 5) merangsang proses

penyembuhan dari luka petik atau luka gigitan hama dan penyakit. 6) merangsang

pembesaran pada rimpang dan umbi-umbian dengan ekstra cepat dan ekstra besar

(supadno, 2014). Hormon organik adalah hormon yang asli/alamiah dihasilkan oleh

tumbuhan atau mahkluk hidup. Hormon organik atau alami tersebut bisa diproses

secara modern (diisolasi) atau bisa juga dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk

pupuk organik.

Hormon organik adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah

sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi

tumbuhan. Kandungan dalam hormon organik adalah senyawa alami yang mengatur

pertumbuhan tanaman terdiri dari auksin, giberelin dan sitokinin. Hormon organik

merupakan suplemen pertanian untuk memacu pertumbuhan tanaman dan rimpang,

serta untuk mendapatkan hasil panen optimal. Hormax mengandung zat pengatur

tumbuh (ZPT) organik terutama auksin, giberelin dan sitokinin, di formulasikan dari

bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman (Anonimus, 2014).

Secara umum manfaat hormon organik bagi tanaman untuk mempercepat

pertumbuhan tanaman, akar, memperbanyak dan mempercepat umbi atau rimpang,

mengurangi kerontokan bunga dan buah. Dibandingkan hormon kimia, hormon


7

organik mempunyaikisaran dosis lebih besar sehingga jika kelebihan tidak

membahayakan tanama, mudah terurai oleh alam dan aman bagi manusia dan

lingkungan (Anonimus, 2014).

Setiap hormon mempengaruhi respon pada banyak bagian tumbuhan. Respon

itu tergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi

hormon, interaksi antara hormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan.

Jadi jaringan yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda terhadap zat

kimia yang berbeda (Salisbury dan Roos, 1995).

Penambahan hormon organik pada tanaman haruslah sesuai dan tepat agar

tidak menghambat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Oleh

sebab itu, aplikasi pada tanaman berimpang atau tanaman berumbi yaitu dengan cara

penyemprotan kabut pada daun dan pada bagian tanah dipagi/sore hari setiap 20 hari

sekali dengan dosis 6 ml/liter air. Untuk tanaman sayuran atau tanaman hortikultura,

yaitu dengan cara penyemprotan kabut pada daun dan bagian tanah dipagi/sore hari

setiap 1 minggu sekali dengan dosis 4 ml/liter air. Untuk tanaman padi dan palawija,

yaitu dengan cara penyemprotan kabut pada daun dan buah dipagi/sore hari setiap 20

hari sekali dengan dosis 6 ml/liter air. Untuk tanaman perkebunan, yaitu dengan cara

penyemprotan kabut pada daun dipagi atau sore setiap 1 bulan sekali dengan dosis 3

ml/liter air. Aplikasi mulai 1 bulan setelah semai ( Anonimus, 2014).

Hasil penelitian Ralahalu (2013) menyimpulkan bahwa pemberian ZPT

Hormax memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi cabai

(Capsicum annuum L.) konsentrasi 3 ml/liter air, memberikan pengaruh lebih tinggi

dibandingkan perlakuan lainnya terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah

bunga, jumlah buah berbentuk, jumlah buah panen dan berat buah panen.Hasil

penelitian Nurahmi (2010) menyimpulkan pemberian konsentrasi pupuk organik cair


8

NASA (4 cc/liter air) dan zat pengatur tumbuh hormonik (2 cc/liter air) merupakan

konsentrasi yang ideal untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas berat barangkasan

dan berat bunga tanaman.

Kandungan yang dimiliki oleh ZPT Hormaxyang bersifat posotif terhadap

pertumbuhan tanaman karena mengandung hormon golongan auksin, giberelin, dan

sitokinin. Keunggulan dan manfaat Hormax antara lain, meransang percepatan

keluarnya akar, perbanyakan serabuk akar dan mata akar, meransang proses

pertumbuhan melalui cara membelah sel, memperbesar ukuran sel dan jaringan,

meransang keluarnya bunga dan buah secara serentak, meransang proses

penyembuhan dari luka petik atau luka gigitan hama penyakit, dan meransang

pembesaran pada umbi-umbi dengan ekstra cepat dan extra besar (CV Bangkit Jaya

Abadi, 2010)

Auksin golongan IBA dapat memperpanjang sel-sel tanaman. IBA

berpengaruh terhadap jumlah akar (Setiawati, 2006). Auksin berperan sebagai

pengembangan sel (perpanjangan sel). Menurut Nuryati (2012), konsentrasi

benziladenin yang tinggi memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam merangsang

pembentukan tunas adventif gladiol. Benziladenin berfungsi memacu pembelahan sel

tetapi juga merangsang pemecahan dormansi (Saputri, 2012). Hasil penelitian

Andalasari (2010) menyatakan pemberian BA dapat meningkatkan jumlah tunas

yang tumbuh dari mata tunas aktif.

Martono dan paulus (2005), mengemukakan bahwa NPK merupakan jenis

pupuk majemuk yang sering dijumpai dan dipakai oleh masyarakat petani yang

terdiri dari beberapa merek dagang. Keuntungan menggunakan pupuk majemuk NPK

dapat memberikan unsur hara makro secara seimbang dalam waktu yang bersamaan,

menghemat waktu pemupukan, menurunkan biaya produksi dan melengkapi unsur


9

hara makro secara seimbang dalam waktu yang bersamaan, menghemat waktu

pemupukan, menurunkan biaya produksi dan melengkapi unsur hara mikro. Pupuk

NPK Mutiara 16:16:16 mengandung hara utama dengan komposisi 16% Nitrogen,

Fosfat (P2O5) 16% Kalium (K2O) 16%.

Menurut Agustina (2004), komponen utama dalam pertumbuhan yaitu asam

amino, amida, protein, klorofil dan akoloid. 40-60% protoplasma tersusun dari

senyawa yang mengandung unsur hara N. Bila nitrogen dalam keadaan kurang maka

pembentukan klorofil akan erganggu sehingga tanaman tersebut menjadi kerdil,

pertumbuhan akar terbatas dan kekuning-kuningan serta gugur.

Fosfor dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

hampiir sebagian besar pada pertumbuhan dan perkembngan generatif seperti bunga

dan biji. Gejala akibat kekurangan fosfor yang tampak ialah semua warna daun

menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilat kemerah-merahan, tepi daun, cabang

dan Batang terdapat warna merah unggu yang lambat laun menjadi kuning. Kalium

merupakan satu-satunya unsur hara kation kovalen yang essensial bagi tanaman dan

doabsorbsi dalam bentuk ion K+ (Terutama pada tanaman muda). Unsur K berperan

dalam pembentukan protein, karbohidrat, aktifator enzim-enzim, meningkatkan

resistensi terhadap penyakit, tahan terhadap kekeringan dan peningkatan kualitas biji

buah (Mulyani, 2010).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarti, (2014)mengatakan bahwa

pada tanaman rosela pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman, umur bunga, umur panen, jumlah kelopak pertanaman, produk pertanaman,

jumlah kelopak sisa, pemberian terbaik pupuk NPK 22,5 g/tanaman.

Sutejo (2002) memgemukakan bahwa unsur hara fosfor berperan dalam

transper energi didalam sel tanaman, misalnya ADP, ATP, pembentukan membran
10

sel, misalnya lemak fospat, berpengaruh terhadap struktur K+, Ca2+, Mg2+ dan Mn2+,

terutama terhadap fungsi-fungsi tersebut yang mempunyai kontribusi terhadap

stabilitas struktur dan komformasi makro molekul, misalnya gula fosfat, nukleotida

dan koenzim, meningkatkan efisiensi fungsi dan penggunaan N. Sedangkan kalium,

fungsi utamanya adalah: mengaktifkan kerja beberapa enzim, asetik, thiikinase,

aldolase, piruvat kinase, glutamilsintein sintase, folmiltetrahidropolat sintetase,

suksinil-co Asintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, ATP ase, memacu

trnslokasi karbohidrat dari daun keorgan tanaman yang lain, terutama organ tanaman

menyimpan karbohidrat, merupakan komponen penting didalam mekanisme

pengatur osmotik di dalam sel, berpengaruh langsung terhadap tingkat

semipermiabilitas membran dan fosfarilisasi didalam kloroplas.

Marsono dan Sigit (2002), mengemukakan bahwa kekurangan unsur hara

nitrogen pada tanaman dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat atau kecil,

dan hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak daun tua cepat menguning dan

mati. Sedangkan kekurangan unsur hara fosfor pada tanaman dapat menyebabkan

daun berubah menjadi warna tua atau tampak kemerahan, tepi daun cabang dan

batang bewarna ungu lalu berubah menjadi kuning, buah kecil dan lekas matang.

Selain unsur fosfor, unsur kalium pada tanaman juga berperan penting dalam

membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman,

membentuk anti bodi tanaman terhadap penyakit serta kekeringan dan mengaktifkan

kerja beberapa enzim serta memacu translokasi karbohidrat daridaun keorgan

tanaman yang lain.


11

Dalam penelitian Indrawati (2014) mengemukakanbahwa pemberian pupuk

NPK Mutiara terhadap Ubi Jalar berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah umbi

pertanaman, bobot umbi per umbi dan berat umbi pertanaman, perlakuan terbaik

pada pemberian NPK 20,2 g/tanaman atau setara dengan 300 kg/ha pada tanaman ubi

jalar.

Anda mungkin juga menyukai