Ubi jalar atau ketela rambat atau ‘’Sweet potato’’ diduga berasal dari Benua
Amerika. Beberapa para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah Asal
tanaman Ubi jalar Slandia Baru, Polinesia, dan Amerika Bagian Tengah. Nicolai
Ivanovich Vavilov seorang ahli botani Soviet memastikan daerah sentrum primer
asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar keseluruh
Spanyol menyebarkan ubi jalar kekawasan Asia, terutama Filipina, Jepang dan
yang memiliki dua tipe akar yaitu akar penyerap hara disebut akar sejati dan akar
penyimpan energi hasil fotosintis yang disebut umbi. Akar serabut dapat tumbuh
kedua sisi tiap ruas pada bagian batang yang bersinggungan dengan tanah
(Rahayuningsih, 2002).
Ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang berprospek cerah, produk ubi
jalar tidak hanya potensial sebagai sumber karbohidrat dalam tanaman bahan pangan,
ubi jalar merupakan merupakan sumber energi, komposisi zat gizi ubi jalar per 100
gram yakni : air (70 g). Serat (0,3 g), kalori (133) kal, protein (2,3 g), fe (1,0 mg), Ca
(46 mg), vitamin C(2,0 mg). Vitamain A (7,1 g), vitamin B1 (0,08 mg), vitamin B2
(0,05 mg), niasin (0,9 mg), oleh karena itu, ubi jalar memeganag peranan penting
bagi para petani itu maupun orang yang mengkonsumsinya dalam ketahan pangan
Batang ubi jalar jalar merambat hingga 1-5 meter, diameter 3-10 mm,
didalam batangnya terdapat getah. Warna batang berbeda-beda, ada yang hijau,
kuning, dan ada yang bewarna ungu biasanya umbinya lebih banyak dan lebih baik
dari pada batang yang bewarna hijau dan kuning. Warna daun hijau keungu-
keunguan. Bunga tanaman ini termasuk bunga sempurna yang berbentuk terompet,
bewarna ungu mudah di bagian pangkal dan dibagian ujung. Umbinya merupakan
umbi batang, sehingga mengandung tunas yang dapat tumbuh. Umbi ini biasanya
terbentuk 20-25 hari setelah tanam tergantung varietasnya. Bentuk umbi bulat atau
lonjong dengan kulit umbi bervariasi antra putih, kuning, ungu atau jingga dan ungu
muda. Tekstur dagingnya ada yang masir (empuk) dan ada yang berair (bejek).
Rasanya ada yang manis dan ada pula yang kurang manis (Najianti dan Danarti,
1996)
Ubi jalar termasuk berdaun tunggal yang tumbuh pada batangnya. Bentuk
daunya beraneka ragam, ada yang berbentuk bulat, seperti tangan dan ada yang
menyerupai jantung dan ada pada ketiak daun tumbuh beberapa akar yang sifatnya
bisa berubah membesar dan menjadi umbi (Lembaga Biologi Nasional, 1980 dalam
setelah jagung dan umbi kayu. Komuditas ini juga mengandung vitamin A dan C.
Selain untuk bahan pangan, ubi jalar juga digunakan untuk pakan ternak dan bahan
baku industri (Kresna, 2007). Antosiamin ubi jalar juga memiliki fungsi fisiologis
jantung dan strok. Ubi jalar ungu bisa menjadi anti kanker karena didalamnya zat
aktif ysng dinamakan selanium dan lodine dan dua puluh kali lebih tinggi dari jenis
yaitu bagian batangnya dipergunakan untuk bibit. Bibit yang diperoleh dari ujung
batang merupakan bibit tanaman yang paling bagus. Setelah bibit dipotong, bagian
daunya sebelah bawah dipangkas dan dibuang. Maksudnya agar bibit ini jangan mati
kering setelah ditanam pada potongan setek hanya tinggal 2-3 daun bagian pucuk.
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 bulan pada ubi jalar yang genjah
Ada beberapa varietas ubi jalar ungu yaitu: varietas borubudur, dengan umur
panen 3,5-4 bulan produksi 53 ton/ha, umbinya mengandung protein 0,6 beta karoten
12,26 mg per 100 gram bahan dan rendemen tepung 28%. Cocok untuk industri saos
dan selai, tahan terhadap penyakit kudis yang di sebabkan cendawa Elisoone sp.
Varietas daya, dengan umur panen 4 bulan, produksi 35 ton/ha dengan jumlah
populasi 17.777 tanaman/ha. Umbinya mengandung protein 0,8% dan beta karoten
279 mg per 100 gram bahan, cocok untuk produksi saos dan selai, tahan terhadap
penyakit kudis. Varietas perambanan, umur panen 4-4,5 bulan. Produksi 30 ton/ha,
umbinya mengandung protein 0,64% cocok untuk industi saos dan selai , tahan
terhadap penyakit kudis, varietas kalasan, umur panen 3-3,5 bulan, produksi 42,5
ton/ha, varietas ini berkulit umbi coklat umbi muda, berdaging oranye, bertekstur
agak maser, bersa agak manis, cocok untuk industri saos dan selai, daya adaptasi luas
baik didaerah kering, basah maupun marginal, tahan terhadap penggerek umbi (Lina,
1986).
umbinya merah muda, berdaging jinga muda berasa manis, berbentuk bulat panjang,
tekstur kasar dan tahan terhadap penyakit kudis, varietas ganjah rente, dengan
produksi 30 ton/ha, kulit umbinya bewarna merah, daging umbi orange, mengandung
4
kadar tepung 55,95%, berasa enak, permukaan umbi rata, cocok untuk industri saos
Ardrianto dan Indarto (2004), mengemukakan bahwa tanaman ubi jalar bisa
diusahakan diberbagai tempat baik dataran rendah maupun didataran tinggi atau
pegunungan. Suhu optimum yang diperlukan tanaman ini adalah 27 0C dengan lama
penyinaran 11 Jam/hari. Dan bila diusahakan pada tempat yang terlindungi maka
hasil umbinya akan rendah. Ubi jalar menghendaki tanah pasir berlempung yang
gembur dan halus. Tanah yang terlalu akan menyebabkan daun tanaman menjadi
rimbun sedangkan umbinya kecil dan apabila ditanam pada tanah yang kurus (miskin
unsur hara) maka pertumbuhannya kurang baik dan umbi yang di hasilkan sangat
rendah, tanah yang sesuai untuk ubi jalar adalah pH 5,5 – 7,5 ( Lingga, 2006)
reservoir (gudang) air, zat-zat hara dan pernapasan akar tanaman. Faktor-faktor yang
menyuburkan keadaan tanah antara lain yaitu: tekstur dan struktur tanah, kandungan
udara tanah serta ketrsediaan zat-zat hara didalam tanah (Jumin, 2000).
bahan organik didalam tanah. Manfaat bahan organik bagi peningkatan kesuburan
tanah telah banyak diteliti dan hasilnya cukup signifikan. Tetapi dalam prakteknya di
rendah. Penggunaan pupuk organik antara lain dapat dilakukan dengan pemberian
pupuk kompos, pupuk kandang. Agar pembarian lebih berhasil dengan menggunakan
potensi tanah disekitarnya dapat digunakan secara optimal bagi usaha pertanian
khususnya untuk pertumbuhan tanaman ubi jalar. Soeryoko (2011) dalam wahyudi
5
bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat
rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis. Istilah zat pengatur tumbuh
lebih digunakan oleh umumnya ahli fisiologis tumbuhan karena zat pengatur tumbuh
axsogenous, diberikan dari luar sistem individu. Zat pengatur tumbuh yang
dihasilkan oleh tanaman disebut fitohormon sedangkan yang sintetik disebut zat
lain saperti poliamin, polidenolik dan triakontanol juga digolongkan kedalam zat
Hormon yang sering digunakan adalah auksin dan sitokinin. Salah satu
biji dalam buah. Golongan sitokininalami dapat diperoleh dari air kelapa. Sitonin
dipasaran hormon yang umumnya bersifat anorganik atau kimia. Walau dirasakan
manfaatnya tapi karena sifatnya yang sintetik atau kimia tantu cendrung sukar terurai
6
oleh alam, sehingga dalam pemakaian jangka panjang akan menimbulkan dampak
negatif bagi tanaman maupun linkunganya. Maka sebab itu salah satu produk
hormon yang bersifat dan berbahan organik, yaitu hormax (Anonimus, 2014).
percepatan keluarnya akar, perbanyakan akar dan mata akar. 3) merangsang proses
pertumbuhan dengan cara pembelahan sel, memperbesar ukuran sel dan jaringan sel.
penyembuhan dari luka petik atau luka gigitan hama dan penyakit. 6) merangsang
pembesaran pada rimpang dan umbi-umbian dengan ekstra cepat dan ekstra besar
(supadno, 2014). Hormon organik adalah hormon yang asli/alamiah dihasilkan oleh
tumbuhan atau mahkluk hidup. Hormon organik atau alami tersebut bisa diproses
secara modern (diisolasi) atau bisa juga dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk
pupuk organik.
Hormon organik adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah
tumbuhan. Kandungan dalam hormon organik adalah senyawa alami yang mengatur
pertumbuhan tanaman terdiri dari auksin, giberelin dan sitokinin. Hormon organik
serta untuk mendapatkan hasil panen optimal. Hormax mengandung zat pengatur
tumbuh (ZPT) organik terutama auksin, giberelin dan sitokinin, di formulasikan dari
bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman (Anonimus, 2014).
membahayakan tanama, mudah terurai oleh alam dan aman bagi manusia dan
hormon, interaksi antara hormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan.
Jadi jaringan yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda terhadap zat
Penambahan hormon organik pada tanaman haruslah sesuai dan tepat agar
tidak menghambat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Oleh
sebab itu, aplikasi pada tanaman berimpang atau tanaman berumbi yaitu dengan cara
penyemprotan kabut pada daun dan pada bagian tanah dipagi/sore hari setiap 20 hari
sekali dengan dosis 6 ml/liter air. Untuk tanaman sayuran atau tanaman hortikultura,
yaitu dengan cara penyemprotan kabut pada daun dan bagian tanah dipagi/sore hari
setiap 1 minggu sekali dengan dosis 4 ml/liter air. Untuk tanaman padi dan palawija,
yaitu dengan cara penyemprotan kabut pada daun dan buah dipagi/sore hari setiap 20
hari sekali dengan dosis 6 ml/liter air. Untuk tanaman perkebunan, yaitu dengan cara
penyemprotan kabut pada daun dipagi atau sore setiap 1 bulan sekali dengan dosis 3
(Capsicum annuum L.) konsentrasi 3 ml/liter air, memberikan pengaruh lebih tinggi
bunga, jumlah buah berbentuk, jumlah buah panen dan berat buah panen.Hasil
NASA (4 cc/liter air) dan zat pengatur tumbuh hormonik (2 cc/liter air) merupakan
konsentrasi yang ideal untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas berat barangkasan
keluarnya akar, perbanyakan serabuk akar dan mata akar, meransang proses
pertumbuhan melalui cara membelah sel, memperbesar ukuran sel dan jaringan,
penyembuhan dari luka petik atau luka gigitan hama penyakit, dan meransang
pembesaran pada umbi-umbi dengan ekstra cepat dan extra besar (CV Bangkit Jaya
Abadi, 2010)
benziladenin yang tinggi memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam merangsang
pupuk majemuk yang sering dijumpai dan dipakai oleh masyarakat petani yang
terdiri dari beberapa merek dagang. Keuntungan menggunakan pupuk majemuk NPK
dapat memberikan unsur hara makro secara seimbang dalam waktu yang bersamaan,
hara makro secara seimbang dalam waktu yang bersamaan, menghemat waktu
pemupukan, menurunkan biaya produksi dan melengkapi unsur hara mikro. Pupuk
NPK Mutiara 16:16:16 mengandung hara utama dengan komposisi 16% Nitrogen,
amino, amida, protein, klorofil dan akoloid. 40-60% protoplasma tersusun dari
senyawa yang mengandung unsur hara N. Bila nitrogen dalam keadaan kurang maka
hampiir sebagian besar pada pertumbuhan dan perkembngan generatif seperti bunga
dan biji. Gejala akibat kekurangan fosfor yang tampak ialah semua warna daun
menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilat kemerah-merahan, tepi daun, cabang
dan Batang terdapat warna merah unggu yang lambat laun menjadi kuning. Kalium
merupakan satu-satunya unsur hara kation kovalen yang essensial bagi tanaman dan
doabsorbsi dalam bentuk ion K+ (Terutama pada tanaman muda). Unsur K berperan
resistensi terhadap penyakit, tahan terhadap kekeringan dan peningkatan kualitas biji
pada tanaman rosela pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, umur bunga, umur panen, jumlah kelopak pertanaman, produk pertanaman,
transper energi didalam sel tanaman, misalnya ADP, ATP, pembentukan membran
10
sel, misalnya lemak fospat, berpengaruh terhadap struktur K+, Ca2+, Mg2+ dan Mn2+,
stabilitas struktur dan komformasi makro molekul, misalnya gula fosfat, nukleotida
suksinil-co Asintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, ATP ase, memacu
trnslokasi karbohidrat dari daun keorgan tanaman yang lain, terutama organ tanaman
nitrogen pada tanaman dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat atau kecil,
dan hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak daun tua cepat menguning dan
mati. Sedangkan kekurangan unsur hara fosfor pada tanaman dapat menyebabkan
daun berubah menjadi warna tua atau tampak kemerahan, tepi daun cabang dan
batang bewarna ungu lalu berubah menjadi kuning, buah kecil dan lekas matang.
Selain unsur fosfor, unsur kalium pada tanaman juga berperan penting dalam
membentuk anti bodi tanaman terhadap penyakit serta kekeringan dan mengaktifkan
NPK Mutiara terhadap Ubi Jalar berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah umbi
pertanaman, bobot umbi per umbi dan berat umbi pertanaman, perlakuan terbaik
pada pemberian NPK 20,2 g/tanaman atau setara dengan 300 kg/ha pada tanaman ubi
jalar.