Anda di halaman 1dari 56

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang tanah merupakan komoditas agrobisnis yang bernilai cukup tinggi,

merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia.

Kacang tanah memiliki peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan

jenis kacang - kacangan di Indonesia. Menurut Suprapto (2004), kacang tanah

mengandung lemak 40 - 50%, protein 27%, karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D,

E, dan K). Disamping itu, kacang tanah juga mengandung bahan mineral antara

lain: Ca, Cl, Fe, Mg, P, K, dan S (Adisarwanto, 2007).

Kacang tanah yang ada di Indonesia belum mampu mencukupi

kebutuhannya dengan rata-rata produksi masih relatif rendah bekisar 0,7 - 1,5

ton/ha polong kering. Produksi nasional kacang tanah di Indonesia pada tahun

2010 adalah 779.228 ton. Pada tahun 2011 terjadi penurunan produksi menjadi

691.289 ton, lalu mengalami peningkatan hingga tahun 2012 menjadi 709.061 ton.

Namun, Peningkatan produksi tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan

dalam negeri hingga sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan impor dari

luar negeri (Kamaran, 2011).

Untuk meningkatkan produksi dengan memberikan ekstrak daun lamtoro

dan penggunaan beberapa varietas. Bentuk ekstrak daun lamtoro berupa cairan

dapat mempermudah tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara yang terkandung

didalamnya, dibandingkan dengan bahan organik lainnya. Organik cair lebih

mudah diserap tanaman karena unsur-unsur didalamnya mudah terurai sehingga

responnya dapat cepat terlihat (Nuning, 2011).


Tanaman lamtoro merupakan leguminosa pohon yang mempunyai

perakaran yang dalam. Daun - daun dari tanaman lamtoro dapat digunakan

sebagai sumber bahan organik pada pertanian . Keunggulan dari daun lamtoro

adalah mengandung 3.84% N, 0.2% P, 2.06% K, 1.31% Ca, 0.33% Mg.

Efektitifitas pemberian ekstrak daun lamtoro sebagai pupuk organik berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Daun lamtoro yang

memiliki unsur hara majemuk menjadi alternatif sebagai bahan pupuk organik

(Efendi, 2010).

Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh

setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, dan kimia) yang nyata untuk usaha

pertanian, bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang akan

membedakan dari yang lainnya. Beberapa sifat unggul tersebut antara lain daya

hasil tinggi, murni, memiliki ukuran, warna dan bentuk seragam serta memiliki

terhadap ketahanan penyakit tertentu. Pembentukan varietas unggul kacang tanah

antara lain ditempuh dengan cara persilangan dan seleksi. Varietas kacang tanah

yang telah dilepas antara lain, Talam 1, Takar 2, Kancil dan kelinci. Varietas

Talam 1 yang unggul dalam hasil polong, adaptif pada lahan kering masam,

toleran jamur dan tahan penyakit bercak daun, varietas takar 2 merupakan hasil

persilangan antara varietas lokal dengan varietas tahan karat, varietas kancil

toleran terhadap klorosis dan memiliki potensi hasil 35 - 40g dan varietas kelinci

mampu berproduksi 2,3-2,6 t/ha, toleran kekeringan dan cepat beradaptasi

(Hidayat, 2004).
Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tanaman

kacang tanah dengan pemberian ekstrak daun lamtoro.

Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian ekstrak daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang tanah.

2. Ada pengaruh beberapa varietas terhadap respon pertumbuhan tanaman

kacang tanah.

3. Ada interaksi antara pemberian ekstrak daun lamtoro dan beberapa varietas

terhadap respon pertumbuhan tanaman kacang tanah.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat

untuk menempuh ujian sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai sumber informasi bagi pihak - pihak yang membutuhkan dalam

budidaya tanaman kacang tanah dengan pemberian ekstrak daun lamtoro.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Kedudukan tanaman kacang tanah dalam sistematika (taksonomi)

sebagaimana dikutip dari Adisarwanto (2007) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Leguminales

Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea L.

Morfologi Tanaman

Akar

Kacang tanah merupakan tanaman semusim dengan akar tunggang yang

berkembang dengan baik. Akar tunggang biasanya dapat masuk ke dalam tanah

hingga kedalaman 50-55 cm, sistem perakarannya terpusat pada kedalaman 5-25

cm dengan radius 12-14 cm tergantung varietasnya. Sedangkan akar - akar lateral

panjangnya sekitar 15-20 cm dan terletak tegak lurus pada akar tunggangnya

(Trustinah, 2015).

Batang

Batang tanaman kacang tanah berbentuk bulat, terdapat bulu dan

komposisi ruas pendek. Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan
sejumlah cabang lateral dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20 cm,

cabang lateral dekat dengan tanah dan menyebar (Mardiyati, 2007).

Daun

Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap terdiri atas 4 anak daun,

dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun bertugas mendapatkan

cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Masa akhir pertumbuhan, daun mulai

gugur dari bagian bawah tanaman (Yuliana, 2013).

Bunga

Bunga kacang tanah ini tersusun dalam bentuk bulir yang muncul diketiak

daun dan termasuk bunga sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat

dalam satu bunga. Bunga kacang tanah berbentuk seperti kupu - kupu terdiri dari

kelopak (calyx), tajuk atau mahkota bunga, benang sari dan kepala putik. Bunga

kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5 helaian yang berbentuk helaian satu

sama lainnya. Helaian yang paling besar disebut bendera pada bagian kanan dan

kiri terdapat sayap yang sebelah bawah bersatu membentuk cakar, didalamnya

terdapat kepala putik yang berwarna hijau muda. Kelopak bunga kacang tanah

berbentuk tabung sempit sejak dari pangkal yang disebut hipatium (Handayani,

2017).

Buah

Kacang tanah berbuah polong. Polong terbentuk setelah terjadi

pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang, inilah yang disebut ginofora

nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula ujung ginofora yang runcing

mengarah keatas. Setelah tumbuh, ginofora tersebut mengarah ke bawah dan

selanjutnya masuk kedalam tanah. Pada waktu ginofora menembus tanah peranan
hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong, pertumbuhan memanjang

ginofora akan terhenti. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. Ginofora yang

terbentuk dicabang bagian atas tidak masuk kedalam tanah sehingga tidakakan

membentuk polong (Kurniawan, 2000).

Biji

Biji kacang tanah terdapat didalam polong. Contoh biji kacang tanah dapat

terlihat pada kulit luar (testa) berbentuk keras berfungsi untuk melindungi biji

yang berada didalamnya. Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak

dorman sama sekali dan penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah

didalam polong. Biji yang tanam tidak menunjukkan perkecambahan tetapi

kotiledon terdorong ke permukaan tanah oleh hypokotil dan tetap pada permukaan

tanah (Mardiyati, 2007).

Syarat Tumbuh

Tanah

Tanah memiliki beberapa Jenis yaitu tanah lempung berpasir, liat berpasir

atau lempung liat berpasir sangat cocok untuk tanaman kacang tanah. Kemasaman

(pH) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah 6,5 - 7,0. Tanaman masih

cukup baik bila tumbuh pada tanah agak masam (pH 5,0-5,5), tetapi peka terhadap

tanah basa (pH>7). Pada pH tanah 7,5 - 8,5 (bereaksi basa) daun akan menguning

dan terjadi bercak hitam pada polong. Di tanah basa, hasil polong akan berkurang

karena ukuran polong dan jumlah polong menurun. Pada jenis tanah Vertisol yang

bertekstur berat (kandungan lempung tinggi) tanaman kacang tanah dapat tumbuh

baik, akan tetapi pada saat panen banyak polong tertinggal dalam tanah sehingga

mengurangi hasil yang diperoleh (Suprapto, 2004).


Tanah yang baik sistem drainasenya menciptakan aerasi yang lebih baik,

sehingga tanaman akan lebih mudah menyerap air, hara nitrogen dan CO 2.

Drainase yang kurang baik akan berpengaruh buruk terhadap respirasi akar,

karena persediaan O2 dalam tanah rendah. Kondisi ini akan menghambat

pertumbuhan akar dan bakteri fiksasi nitrogen menjadi tidak aktif. Apabila tanah

mempunyai struktur remah, maka keberhasilan perkecambahan benih akan lebih

besar, ginofor lebih mudah melakukan penetrasi kemudian berkembang menjadi

polong, dan polong lebih mudah dicabut pada saat panen (Suprapto, 2004).

Iklim

Kacang tanah dapat tumbuh baik mulai ketinggian 5 - 1.200 mdpl (ideal

100 - 500 mdpl). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan kacang

tanah adalah daerah yang bersuhu 16 - 30 C, kelembaban 80 - 90%, serta

intensitas matahari 10 - 12 jam per hari. Curah hujan yang sesuai untuk

pembudidayaan tanamanan kacang tanah adalah 1000 - 1500 mm/tahun (Purwono

dan Purnamawati, 2007).

Peranan Ekstrak Daun Lamtoro

Ekstrak daun lamtoro akan meningkatkan kesuburan tanah dan akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam memperoleh

berbagai macam unsur hara. Secara umum daun lamtoro mengandung unsur hara

2,0 - 4,3% Nitrogen, 0,2 - 0,4% Fosfor dan 1,3 - 4,0% Kalium. Semua unsur hara

yang terkandung merupakan usur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh

tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara makro sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan-pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti


akar, batang dan daun dan apabila ketersediaan unsur makro dan mikro tidak

lengkap dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan (Pratiwi, 2009).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember sampai Februari 2020 di

lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

di Jalan Tuar No.56 Kecamatan Medan Amplas dengan ketinggian tempat ±25

mdpl.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah varietas Talam 1,

varietas Takar 2, varietas Kancil, varietas Kelinci, daun lamtoro, EM4, air kelapa

dan air cucian beras.

Alat yang digunakan adalah meteran, cangkul, parang, gembor, tali plastik,

sprayer, ember, plastik, pengaduk, plang, timbangan analitik dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah

(RPT) dengan dua faktor yang diteliti, yaitu :

1. Varietas Tanaman Kacang Tanah dengan 4 taraf, yaitu :

V1: Varietas Talam 1

V2: Varietas Takar 2

V3: Varietas Kancil

V4: Varietas Kelinci

2. Pemberian ekstrak daun lamtoro dengan 4 taraf, yaitu :

P0 : Kontrol
P1 : 250 ml/tanaman
P2 : 300 ml/tanaman
P3 : 350 ml/tanaman
Jumlah kombinasi perlakuan adalah 4 x 4 = 16 kombinasi, yaitu :

V1P0 V2P0 V3P0 V4P0

V1P1 V2P1 V3P1 V4P1

V1P2 V2P2 V3P2 V4P2

V1P3 V2P3 V3P3 V4P3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot percobaan : 48 plot

Jumlah tanaman sampel per plot : 5 tanaman

Jumlah tanaman per plot : 44 tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 240 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 2112 tanaman

Luas plot percobaan : 170 cm x 100 cm

Jarak tanaman : 15 cm x 30 cm

Jarak antar plot : 20 cm

Jarak antar ulangan : 30 cm

Model analisis data yaitu Rancangan Petak Terpisah (RPT) adalah sebagai

berikut:

Yijk= μ + σk + αi+ εik + βj + (αβ)ij+ σijk

Keterangan :

Yijk : Hasil pengamatan karena pengaruh faktor α taraf ke-i dan faktor β taraf

ke-j pada ulangan ke-k.

μ : Efek nilai tengah.

σk : Pengaruh ulangan ke-k.

αi : Pengaruh faktor α ke-i.


εik : Pengaruh sisa petak utama atau pengaruh sisa karena pengaruh faktor α

taraf ke-i pada kelompok ke-k.

Βj : Pengaruh faktor β yang ke-j.

(αβ)ij : Pengaruh interaksi perlakuan dari faktor α pada taraf ke-j dan faktor

β pada taraf ke-k.

σijk : Pengaruh sisa anak petak atau pengaruh sisa karna pengaruh faktor α

pada taraf ke-i dan faktor β taraf ke-j pada kelompok ke-k.

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan Ekstrak Daun Lamtoro

Pertama diambil daun lamtoro yang dibutuhkan sebanyak 10 kg, kemudian

ditumbuk sampai halus. Setelah itu di masukkan kedalam ember ukuran 30 L,

lalu diaduk hingga merata kemudian tutup ember. Pada hari ke dua sampai hari ke

enam buka tutup ember selama satu sampai dua menit, setelah itu tutup kembali

sampai hari ke tujuh dan ekstrak daun lamtoro siap digunakan dengan ciri-ciri

aroma yang menyengat dan berwarna.

Persiapan Lahan

Sebelum melakukan pengolahan tanah, lahan terlebih dahulu dibersihkan

dari sisa-sisa tanaman, batuan dan tanaman penggangu (gulma). Sisa tanaman dan

kotoran tersebut dibuang keluar areal pertanaman. Pembersihan lahan bertujuan

untuk menghindarkan serangan hama, penyakit dan menekan persaingan gulma

dalam penyerapan hara.

Penanaman

Sebelum ditanam benih kacang tanah direndam terlebih dahulu sekitar 30

menit untuk memecahkan masa dormansinya. Pilih benih yang tidak mengapung,
karena benih yang tidak mengapung itu ialah benih yang baik pada saat untuk

ditanam. Sebelum masa penanaman lebih baik nya tanah disiram sampai lembab,

agar pada saat penanaman lebih mudah dan menjagakan benih supaya tidak

stress.Setelah itu benih kacang kedelai ditanam sebanyak dua benih/lubang tanam

dengan kedalaman ±2 cm.

Aplikasi Daun Lamtoro

Aplikasi ekstrak daun lamtoro pada saat dua minggu sebelum tanam

dengan interval satu minggu sekali sampai 7 minggu setelah tanam agar ekstrak

daun lamtoro dapat terurai di dalam tanah. Aplikasi ekstrak daun lamtoro

dilakukan sesuai dengan dosis perlakuan.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menyesuaikan

cuaca di lapangan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, agar

tanah atau plot tidak terjadi erosi. Penyiraman dilakukan secara hati - hati agar

tanaman tidak patah atau rebah.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan dengan mengganti tanaman yang pertumbuhannya

abnormal atau terkena serangan hama dan penyakit. Penyisipan dilakukan pada

saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap minggu dengan cara manual dicabut dengan

tangan. Penyiangan sangat penting dilakukan bertujuan untuk menekan

pertumbuhan gulma yang akan menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman


utama dalam hal persaingan penyerapan unsur hara dan juga inang bagi hama dan

penyakit.

Pembumbunan

Pembubunan dilakukan dengan meninggikan tanah disekitar tanaman

setinggi 10 cm. Pembubunan dilakukan saat umur 4 MST untuk mencegah

terjadinya kerebahan pada tanaman, mempermudah ginofor menembus kedalam

tanah dan dapat mengurangi jumlah polong hampa.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada saat penelitian tanaman diserang belalang, semut merah, ulat bulu

dan karat daun. Pengendalian hama dilakukan dengan cara manual, dan ketika

telah melebihi ambang batas ekonomi, dilakukan dengan menyemprotkan

insektisida berbahan aktif deltametrin 25 g/l diukur 20 ml kemudian dicampur

dengan 5 liter air, pengaplikasian insektisida menggunakan knapsack. Sedangkan

untuk mengendalikan penyakit layu bakteri dikendalikan dengan fungisida yang

berbahan aktif oksistet raskilin 150 g/l yang diaplikasikan dengan pencampuran

bahan sebanyak 30 ml/15 liter air dan diaplikasikan dengan knapsack.

Panen

Tanaman kacang tanah dipanen pada umur ±80-95 hari setelah tanam

dengan melihat ciri-ciri bunga sudah layu, batang mulai mengeras dan daun

berwarna kuning.

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang atau patok standar

hingga titik tumbuh dengan menggunakan penggaris. Dilakukan pada saat


tanaman berumur dua minggu setelah pindah tanam dengan interval

pengamatantujuh hari sekali sampai umur 30 hari setelah pindah tanam.

Jumlah Cabang Primer (cabang)

Pengamatan jumlah cabang dilakukan pada umur dua minggu setelah

tanam dengan cara menghitung cabang utama dengan interval 2 minggu sekali.

Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga dihitung pada saat tanaman sudah 75% berbunga pada

setiap plot.

Jumlah polong per Tanaman Sampel (polong)

Jumlah polong per tanaman dihitung ketika setelah panen pada tanaman

sampel saja, dengan cara menghitung manual polongnya yang bernas, tidak

terserang hama dan penyakit.

Jumlah Polong per Plot (polong)

Jumlah polong per plot dihitung ketika setelah panen dilakukan. Dengan

cara manual dan tidak terserang hama dan penyakit pada setiap plot.

Berat Polong per Tanaman Sampel (g)

Polong dari tanaman sampel dibersihkan dari akar dan tanah kemudian

ditimbang beratnya dengan timbangan analitik per tanaman sampel yang bernas,

tidak terserang hama dan penyakit.

Berat Polong per Plot (g)

Polong dari tanaman sampel dibersihkan dari akar dan tanah kemudian

ditimbang beratnya menggunakan timbangan analitik dengan ketentuan polong

yang bernas, tidak terserang hama dan penyakit pada setiap plotnya.

Berat Biji per 100 Biji per Plot (g)


Pengamatan berat biji kering per seratus biji kering per plot dilakukan
dengan memilih secara acak biji tersebut, kemudian dilakukan penimbangan
dengan timbangan analitik.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman

Data pengamatan tinggi tanaman pada umur 2 dan 4 MST dengan

perlakuan varietas dan pemberian ekstrak daun lamtoro beserta sidik ragamnya

dapat dilihat pada Lampiran 8-10.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) menunjukkan perbedaan varietas dan pemberian ekstrak

daun lamtoro pada parameter tinggi tanaman menunjukkan pengaruh nyata, tetapi

pada kombinasi perlakuan berpengaruh tidak nyata.


Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan

Varietas dan Ekstrak Daun Lamtoro pada 2 dan 4 MST.

Umur
Perlakuan
2 Mst 4 Mst
Varietas ...........cm..........
V1 6.81 20.56
V2 6.38 16.36
V3 5.84 14.55
V4 5.97 16.52
Ekstrak Daun Lamtoro
P0 6.26 16.21
P1 6.26 16.41
P2 6.34 17.60
P3 6.14 17.77
Kombinasi
V1P0 19.32 58.76
V1P1 20.82 62.04
V1P2 21.04 62.32
V1P3 20.56 63.54
V2P0 19.9 41.76
V2P1 19.24 53.52
V2P2 19.8 51.88
V2P3 17.6 49.12
V3P0 18.4 44.64
V3P1 17.44 38.68
V3P2 17.3 46.7
V3P3 16.96 44.62
V4P0 17.52 49.34
V4P1 17.64 42.72
V4P2 17.92 50.32
V4P3 18.6 55.9
Hasil analisis pada Tabel 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman tertinggi

dari perlakuan varietas (V) terdapat pada perlakuan V1 : varietas Talam 1

(20,56 cm) Hal ini diduga dikarenakan pertumbuhan vegetatif tanaman sangat

membutuhkan asupan unsur hara yang tinggi bagi tanaman selama fase vegetatif.

Tersedianya unsur hara yang cukup untuk tanaman maka akan membantu proses

pertumbuhan tanaman yang ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan


tanaman. Selain itu kandungan air di dalam tanah merupakan faktor yang paling

penting ikut menentukan guna keberhasilan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pada pemberian ekstrak daun lamtoro pengamatan 4 MST dengan dosis

maksimal sebesar 350 ml/tanaman mampu membuat tinggi tanaman yang

tertinggi, sebesar 17,76 cm. Pemberian ekstrak daun lamtoro diketahui dapat

menyediakan unsur hara yang cukup untuk memberikan pengaruh yang

signifikan. Menurut Nugroho (2012) daun lamtoro salah satu tanaman legum

mengandung unsur hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan

tanaman lainnya dan juga relatif lebih mudah terkomposisi sehingga penyediaan

haranya lebih cepat. Peranan nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang

tanaman secara keseluruhan khususnya batang, cabang dan daun. Ketersediaan

unsur hara N yang optimal akan mengakibatkan terjadinya pertambahan tinggi

tanaman. Selain itu menurut Parlimbungan (2006) pupuk organik berupa daun

lamtoro akan meningkatkan kesuburan tanah dan akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam memperoleh berbagai macam

unsur hara.

Jumlah Cabang Primer

Data pengamatan jumlah cabang primer pada umur 2 dan 4 MST dengan

perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro beserta sidik ragamnya dapat dilihat

pada Lampiran 11-14.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) menunjukkan perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro

serta pada kombinasi perlakuan pada parameter jumlah cabang menunjukkan

pengaruh tidak berbeda nyata.


Tabel 2. Rataan Jumlah Cabang Primer Tanaman Kacang Tanah dengan
Perlakuan Varietas pada 2 dan 4 MST.
Umur
Varietas
2 Mst 4 Mst
.........cabang........
V1 2.13 4.37
V2 2.1 4.35
V3 2.02 3.97
V4 2.02 3.98
Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah cabang terbanyak dengan perlakuan varietas

pada 4 Mst adalah perlakuan V1 : Varietas Talam 1 (4,37 cabang), V2 : Varietas

Takar 2 (4,35 cabang), V4 : Varietas Kelinci (3,98 cabang) dan V3 : Varietas

Kancil (3,97 cabang). Hal ini dikarenakan faktor umur tanaman yang masih muda,

selain itu unsur hara lambat tersedia bagi tanaman dikarenakan bahan organik

sehingga pembelahan sel, perpanjangan jaringan tanaman dan pembentukan

jaringan tanaman masih lambat. Hal ini sama seperti pernyataan Suryatna (2000)

bahwasanya dengan tidak tersedianya unsur hara yang cukup saat pertumbuhan

tanaman maka proses fotosintesis akan menjadi terlambat sehingga proses

perpanjangan, pembelahan dan pembentukan jaringan tanaman tidak berjalan

dengan baik.

Tabel 3. Rataan Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan


Ekstrak Daun Lamtoro pada 2 dan 4 MST.
Umur
Ekstrak Daun Lamtoro
2 Mst 4 Mst
  .........cabang........
P0 2,02 4,02
P1 1,97 4,15
P2 2,18 4,27
P3 2,1 4,23
Dari Tabel 3. Menunjukkan bahwa jumlah cabang terbanyak pada perlakuan

pemberian ekstrak daun lamtoro pada 4 mst adalah perlakuan P2 : 300 ml/tanaman
(4,27 cabang), P3 : 350 ml/tanaman (4,23 cabang), P1 : 250 ml/tanaman (4,15

cabang) dan P0 : kontrol (4,02 cabang). Hal ini dikarenakan faktor umur tanaman

yang masih muda, selain itu dalam penelitian ini bahan organik yang digunakan

untuk perlakuan, sehingga unsur hara lambat tersedia bagi tanaman dan

kandungan haranya sedikit dan telah terpakai oleh tinggi tanaman pada awal

pertumbuhan sebelum membentuk percabangan. Damanik (2011) menyatakan

bahwa kelemahan dari pupuk organik salah satunya kandungan hara yang rendah.

Umur Berbunga

Data pengamatan umur berbunga dengan perlakuan varietas dan ekstrak

daun lamtoro beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 15-16.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) menunjukkan perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro

serta pada kombinasi perlakuan pada parameter umur berbunga menunjukkan

pengaruh tidak berbeda nyata.

Tabel 4. Rataan Umur Berbunga Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan


Varietas dan Ekstrak Daun Lamtoro
Varietas
Ekstrak Daun Lamtoro Rataan
V1 V2 V3 V4
...............hari................
P0 26,00 26,33 26,00 26,33 26,16
P1 25,67 26,00 26,00 26,33 26,00
P2 25,67 26,67 26,33 26,33 26,25
P3 26,00 26,33 26,67 26,67 26,41
Rataan 25,83 26,33 26,25 26,42  

Tabel 4. dapat diperhatikan bahwasanya umur berbunga dengan perlakuan

varietas dan ekstrak daun lamtoro yang tertinggi adalah perlakuan V4 : varietas

Kelinci (26,42 hari), V2 : varietas Takar 2 (26,33 hari), V3 : varietas Kancil (26,25

hari) dan V1 : varietas Talam 1 (25,83 hari). Sedangkan pada pemberian ekstrak
daun lamtoro yang tertinggi adalah perlakuan P3 : 350 ml/tanaman (26,41 hari)

sedangkan perlakuan P2 : 300 ml/tanaman (26,25), P1 : 250/tanaman (26,00) dan

P0 : kontrol adalah (26,16) hari. Hal ini dikarenakan sumber fosfor untuk pemicu

pertumbuhan bunga hanyalah sedikit dan ketersediaan fosfor banyak yang

mempengaruhi misal kemasaman tanah dan waktu. Hal ini sama dengan pendapat

Jumin (2002) bahwasanya tanaman akan menyerap fosfor dalam bentuk ortofosfat

ion. Konsentrasi ion ortofosfat dalam tanah sangat tergantung pada kemasaman

tanah, waktu, temperatur dan jumlah bahan organik yang tersedia dalam tanah.

Jumlah Polong per Tanaman Sampel

Data pengamatan jumlah polong per tanaman sampel dengan perlakuan

varietas dan ekstrak daun lamtoro beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada

lampiran 17-18.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) menunjukkan perbedaan varietas dan pemberian ekstrak

daun lamtoro serta pada kombinasi perlakuan pada parameter jumlah polong per

tanaman sampel menunjukkan pengaruh nyata.

Tabel 5. Rataan Jumlah Polong per Sampel Tanaman Kacang Tanah dengan
Perlakuan Varietas dan Ekstrak Daun Lamtoro.
Varietas Rataan
Ekstrak Daun Lamtoro
V1 V2 V3 V4
................polong................
P0 31,40 d 21,83 i 33,60 d 26,77 g 28,4
P1 27,27 g 46,73 b 29,47 f 28,63 g 33,03
P2 33,47 d 32,27 d 30,13 e 31,47 d 31,83
P3 31,73 d 53,33 a 40,47 c 27,40 g 38,23
Rataan 30,97 38,54 33,42 28,57
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom dan baris
yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5%.
Tabel 5. dapat diperhatikan bahwa parameter pengamatan jumlah polong

per tanaman sampel dengan perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro yang

terbanyak adalah perlakuan V2: 38,54 polong yang berpengaruh berbeda nyata

pada beberapa dan jumlah polong yang sedikit pada V 4 : 28,57 polong. Hal ini

dikarenakan hara yang diberikan telah mencukupi untuk pertumbuhan tanaman,

selain itu interaksi pada V2 dengan P3 adalah yang terbaik dikarenakan

keseimbangan hara pada dosis ini telah mencukupi untuk produksi tanaman dan

jika dosis berlebihan maka akan berakibat efek negatif bagi pertumbuhan maupun

hasil tanaman kacang tanah. Selain itu kemasaman tanah juga mempengaruhi baik

atau tidaknya pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Ekstrak daun lamtoro

memberikan unsur P untuk meningkatkan kesuburan tanah. Subur (2010)

menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun lamtoro meningkatkan ketersediaan P,

meningkatkan kesuburan fisik, biologi dan kimia tanah.

Jumlah Polong per Plot

Data pengamatan jumlah polong per plot dengan perlakuan varietas dan

ekstrak daun lamtoro beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 19-20.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) menunjukkan perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro

pada parameter jumlah polong per plot menunjukkan pengaruh nyata, tetapi pada

kombinasi perlakuan berpengaruh tidak nyata.


Tabel 6. Rataan Jumlah Polong per Plot Tanaman Kacang Tanah dengan

Perlakuan Varietas dan Ekstrak Daun Lamtoro.

Varietas Rataan
Ekstrak Daun Lamtoro
V1 V2 V3 V4
.............polong................
P0 675,00 687,33 633,33 589,33 646,25 b
P1 689,67 687,00 690,00 592,67 664,83 b
P2 708,00 679,33 623,33 601,00 652,92 b
P3 759,33 714,67 727,33 611,00 703,08 a
Rataan 708,00 a 692,08 b 668,50 c 598,50 d
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama
berbeda nyata menurut uji DMRT 5%.

Tabel 6. dapat diperhatikan bahwasanya parameter pengamatan jumlah

polong per plot tanaman kacang tanah dengan perlakuan varietas dengan rataaan

yang tertinggi adalah perlakuan V1 : varietas Talam 1 (708,00 polong)

berpengaruh tidak berbeda nyata pada perlakuan V2 : varietas Takar 2 (692,08

polong) dan V3 : varietas Kancil (668,50 polong), tetapi berpengaruh berbeda

nyata pada V4 : varietas Takar 2 (598,50 polong). Dikarenakan serangan hama

semut merah dan penyakit layu bakteri yang menyerang pada varietas Takar 2,

Kancil dan Kelinci, sehingga saat pembentukan pengisian polong terjadi

penghambatan. Menuruti Simatupang (1997) tingginya produktivitas suatu

varietas dikarenakan mampu beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya

meskipun secara genetik varietas tersebut mempunyai potensi yang baik, tetapi

karena masih dalam tahap adaptasi produksi lebih rendah dari pada seharusnya.

Lingkungan dapat menyebabkan sifat yang beragam dari tanaman. Kondisi

lingkungan selalu mengalami perubahan, sering kali perubahan lingkungan

menyebabkan menurunnya produktivitas bahkan kematian pada tanaman.


Berat Polong per Tanaman Sampel

Data pengamatan jumlah polong per tanaman sampel dengan perlakuan

varietas dan ekstrak daun lamtoro beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada

Lampiran 21-22.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) menunjukkan perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro

serta pada kombinasi perlakuan pada parameter berat polong per tanaman sampel

menunjukkan pengaruh nyata.

Tabel 7. Rataan Berat Polong per Tanaman Sampel Tanaman Kacang Tanah
dengan Perlakuan Varietas dan Ekstrak Daun Lamtoro.
Varietas
Ekstrak Daun Lamtoro V1 V2 V3 V4
............g............
P0 53,47 d 33,67 i 57,20 c 43,00 g 46,83
P1 44,53 f 83,4 b 48,93 f 49,33 e 56,55
P2 56,80 d 54,53 d 52,93 d 52,20 e 54,12
P3 53,33 d 96,67 a 70,93 c 40,80 h 65,43
Rataan 52,03 67,07 57,50 46,33  
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom dan baris
yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5%.

Tabel 7. dapat diperhatikan bahwasanya berat polong per tanaman sampel

dengan perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro yang terberat adalah V2P3

yaitu 67,07 g yang berpengaruh berbeda nyata dengan beberapa kombinasi dan

yang paling ringan adalah V2P0 yaitu 46,83 g.

Serapan unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup untuk produksi

tanaman. Hal ini didukung oleh Damanik (2011) menegaskan bahwasanya dosis

pupuk dalam pemupukan haruslah tepat, bila dosis terlalu banyak dapat

mengganggu kesetimbangan hara, serangan hama penyakit tanaman dan bahkan

dapat meracun akar tanaman. Unsur hara makro dan mikro yang ada di dalam
pupuk organik mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, namun dalam dosis

yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang optimal dan pada berat polong

dipengaruhi oleh unsur hara P Menurut Tawakal (2009) pupuk organik umumnya

mengandung unsur hara yang relatif kecil dan biasanya lambat tersedia di dalam

tanah sehingga proses pelepasan unsur hara pun terlambat, pelepasan unsur hara

yang lambat itu menyebabkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah belum

mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara cepat. Jumin (2002)

menyatakan bahwa pemupukan fosfat mempunyai manfaat dalam memperbaiki

pembungaan, pembuahan, pembentukan benih dan mempercepat pemasakan buah.

Berat Polong per Plot

Data pengamatan jumlah polong per plot pada tanaman kacang tanah

dengan perlakuan pemberian POC kosarmas dan bokashi jerami padi beserta sidik

ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 23-24.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) menunjukkan perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro

serta pada kombinasi perlakuan pada parameter berat polong per plot

menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata.

Tabel 8. Rataan Berat Polong per Plot Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan
Varietas dan Ekstrak Daun Lamtoro.
Ekstrak Daun Varietas
Lamtoro Rataan
V1 V2 V3 V4
..................g.................
P0 1215.00 1237.20 1140.00 1060.80 1163.25
P1 1313.40 1225.20 1129.80 1066.80 1183.80
P2 1290.60 1222.80 1122.00 1081.80 1179.30
P3 1366.80 1150.80 1120.20 1099.80 1184.40
Rataan 1296.45 a 1209.00 b 1128.00 c 1077.30 d  
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama
berbeda nyata menurut uji DMRT 5%.
Berdasarkan Tabel 8. dapat diperhatikan bahwasanya jumlah polong per

plot dengan perlakuan varietas dengan rataaan yang tertinggi adalah perlakuan

V1 : varietas Talam 1 (1296,45 g) berpengaruh tidak berbeda nyata pada V2 dan

V3, tetapi berpengaruh berbeda nyata pada V4.

Dikarenakan serangan hama semut merah dan penyakit layu bakteri yang

menyerang pada perlakuan varietas Talam 1, Takar 2, Kancil dan Kelinci yang

tidak tumbuh secara optimal, maka saat pembentukan pengisian polong terjadi

penghambatan. Hal ini sesuai dengan Candrawati (2007) menyatakan bahwa

kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada

interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya.

Berat 100 Biji per Plot

Data pengamatan berat 100 biji per plot dengan perlakuan varietas dan

ekstrak daun lamtoro beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 25-26.

Berdasarkan hasil dari analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan

Petak Terpisah (RPT) faktorial menunjukkan parameter berat 100 biji per plot,

bahwa petak utama dengan perlakuan varietas , anak petak diberi ekstrak daun

lamtoro dan interaksi menunjukkan tidak berpengaruh nyata.

Tabel 9. Rataan Berat 100 Biji per Plot Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan
Varietas dan Ekstrak Daun Lamtoro.
Varietas
Ekstrak Daun Lamtoro V1 V2 V3 V4
  .........g........
P0 53.00 55.33 50.67 55.00 53.50
P1 53.00 57.67 56.33 57.00 56.00
P2 54.33 59.67 53.67 57.00 56.17
P3 63.33 59.33 51.33 56.00 57.50
Rataan 55.92 58.00 53.00 56.25  
Tabel 10. dapat diperhatikan bahwasanya berat 100 biji per plot

dengan perlakuan varietas dengan rataaan yang tertinggi adalah perlakuan V2:

varietas Takar 2 (58,00 g), V4 : varietas Kelinci (56,25 g), V1 : varietas Talam 1

(55,92 g) dan V3 : varietas Kelinci (53,00 g). Hal ini di duga bahwa perbedaan

berat 100 biji per plot tanaman kacang tanah pada setiap kultivar dipengaruhi oleh

adanya interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Karakter – karakter

tersebut akan terus mendapatkan tanggapan dan penyesuaian terhadap lingkungan

sekitar penanaman sehingga adanya perbedaan antara tanaman satu dengan

tanaman yang lainnya. Disamping itu pengaruh tidak nyata terhadap semua

perlakuan bisa dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang tanah sehingga belum dapat berinteraksi. Menurut Santi

(2006) bahwa apabila kedua faktor perlakuan tidak memberikan pengaruh pada

tanaman maka tidak ada kombinasi diantara perlakuan tersebut yang saling

memacu satu dengan yang lain dalam meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perlakuan varietas memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman

perlakuan V4 (varietas Kelinci) dengan tinggi 16,52 cm.

2. Pemberian ekstrak daun lamtoro memberikan pengaruh nyata pada parameter

tinggi tanaman dengan perlakuan yang terbaik P3 (350 ml/tanaman) dengan

tinggi 17,77 cm dan jumlah polong per plot pada perlakuan P 3 sebanyak

703,08 polong.

3. Interaksi dari kombinasi perlakuan varietas dan ekstrak daun lamtoro

berpengaruh secara nyata pada parameter jumlah polong per tanaman sampel

dengan kombinasi perlakuan V2P3 yaitu 53,33 polong dan berat polong per

tanaman sampel yang terbaik pada kombinasi V1P3 dengan berat 96,67 g.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai varietas dan dosis,

pengenceran, waktu pengaplikasian dan cara aplikasi ektrak daun lamtoro, agar

pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2007. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah


dan Lahan Kering. Penebar Swadaya. Jakarta.
Candrawati, M., N. Saleh, T. Hadiasiono, S. Rasminah dan M. Hadi. 2007.
Peningkatan Produksi Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Mendukung
Kemandirian Pangan. Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-
Umbian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Damanik, M.M.B., B.F. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kesu
buran Tanah dan Pemupukan. USU Press.
Effendi. 2010. Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.) Melalui Kombinasi Pupuk Organik Lamtoro dengan Pupuk
Kandang. J. Floratek 5: 65 -73.
Handayani, O. 2017.Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) serta Pertumbuhan Gulma.
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya.
Hidayat, A. 2004.Analisis Pengembangan Lahan untuk Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) di Jawa Barat. Jurnal Pengolahan 1 (1); 46-50.
Jumin, H.B. 2002. Dasar-Dasar Agronomi edisi Revisi. PT RajaGrafindo Persada.
Jakarta.
Kamaran, I. K. 2011. Pengaruh Dosis Pupuk Kascing dan Bio-Urine Sapi
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.).
Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 3 (1): 21-29.
Kurniawan, 2000. Botani Tanaman Tinjauan Pustaka. Jurnal Online. Universitas
Sumatera Utara.
Lili, S. 2008. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea
L).Varietas Gajah Dari Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Organik
Cair Sayur-Sayuran. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo. Madura.
Jurnal Agrovigor. Vol 1. No 1. ISSN: 1979-5777.
Mardiyati, T. 2007. Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) terhadap Cekaman Kekeringan.Skripsi.
Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Nugroho, P. 2012. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Nuning, P. 2011. Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. Pt.Agromedia
Pustaka.Jakarta Selatan.
Palimbungan, D.,Robert, L dan Faizal H. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro
sebagai Pupuk Organik Cair terhadap Pertubuhan dan Produksi Tanaman
Sawi. Jurnal Agrisistem. Vol 2. No 2.
Pratiwi, N. R. M. 2009. Pemanfaatan Daun Lamtoro terhadap Pertumbuhan
Tanaman Anggrek Tanah (Vanda sp.) Pada Media Pasir dan Tanah Liat.
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwono, dan H.Purnamawati. 2007. Budi daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Penebar Swadaya. Bogor.
Rao, V.R. 1988. Botany, p.24–64. In PS. Reddy (ed.). Groundnut.Indian Council
of Agric. Res. New Delhi.
Rosmarkam dan Yuwono. 2002.Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Santi, T.K. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Ilmiah Progresif
Vol. 3 No. 9.Srilestari, R. 2005. Induksi Embrio Somatik Kacang Tanah
Pada Berbagai Macam Vitamin dan Sukrosa. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.
1, 2005 : 43-50. Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta.
Simatupang. 1997. PupukidaniPemupukan. BinaiAksara. iJakarta.
Subur, S. 2010. Kajian Pemberian Ekstrak Daun Lamtoro dan Pupuk P pada
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Sains dan Teknologi. Eprints.umk.a
c.id.
Suprapto, H. S. 2004. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tawakal, M.I. 2009. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas


Kedelai (Glicine Mex L) terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran
Sapi. Skripsi dipublikasikan. Departemen Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
Trustinah. 2015. Morfologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Balai Penelitian
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Yuliana, I. 2013. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Dolomit terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea
L.).Skripsi. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar Meulaboh. Aceh Barat
LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Penelitian

V1 V2 V3 V4

a P2 P0 P0 P0

P0 P3 P1 P1
Ulangan I
P1 P1 P2 P2

P3 P2 P3 P3
U
V1 b V2 V3 V4

P3 P0 P0 P3

Ulangan II P0 P
Ulang
3 P3 P1

P1 P2 P1 P0

P2 P1 P2 P2

V1 V2 V3 V4

P3 P1 P3 P2

Ulangan III P2 P3
Ulang P0 P0
P0 P0 P1 P3
P1 P2 P2 P1

Keterangan :

a = Jarak Antar Plot 20 cm

b = Jarak Antar Ulangan 30 cm


Lampiran 2. Bagan plot

C
D U

Keterangan:

= Tanaman Sampel

= Bukan Tanaman Sampel

A = Lebar Plot

B = Panjang Plot

C = Jarak Antar Tanaman 25 cm

D = Jarak Antar Baris Tanaman 25 cm


Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Varietas Talam 1
Dilepas tanggal : 30 November 2010
SK Mentan : 3794/ Kpts/ SR.120/ 11/ 2010
Nomor induk : MLG 0512
Nama galur : No. 16 (J / 912283- 99- C- 90- 8)
Asal : Silangan antara varietas Jerapah (J) dengan
varietas tahan A. flavusI CGV 1283
Rata-rata hasil : 2,3 t/ ha
Potensi hasil : 3,2 t/ ha
Umur : 90 – 95 hari
T ipe tumbuh : Tegak (Sapinsh)
Rata-rata tinggi tanaman : ± 42 cm
Bentuk batang : Bulat
Warna batang : Hijau
Warna daun : Hijau
Warna bunga : Pusat bendera berwarna kuning muda
Warna ginofora : Hijau-keunguan
Kontruksi polong : Dangkal
Jaringan kulit polong : Sedang
Pelatuk : Kecil
Bentuk biji : Bulat
Warna biji : Merah muda (tan)
Jumlah biji per polong : 2/ 1/ 3 polong
Jumlah polong pertanaman : ±27 polong
Warna polong muda : Putih
Warna polong tua : Putih gelap
Posisi polong : Miring ke bawah
Bobot 100 biji : ±50,3 gram
Kadar protein : ±26,3%Kadar lemak: ±45,4%
Kadar lemak esensial : ±44,0% dari lemak total
Lampiran 4. Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Varietas Takar 2
SK Mentan : 3255/ Kpts/ SR.120/ 9/ 2012
Dilepas tanggal : 25 September 2012
Asal : Persilangan antara var lokal Muneng dengan var
tahan karat I CGV 92088
Nomor induk : MLG 0514
Nama galur : GH 5(Mn/ 92088/ / 92088- 02- B- 0- 1- 2)
Umur : 85–90 hari
Tipe tumbuh : Tegak (spanish)
Rata-rata tinggi tanaman : ±54 cm
Bentuk batang : Bulat
Warna batang : Hijau
Warna daun : Hijau
Warna bunga : Pusat bendera berwarna kuning muda
Warna ginofor : Hijau keunguan
Konstriksi : Dangkal
Jaringan kulit : Sedang
Pelatuk : Kecil
Bentuk dan warna biji : Bulat dan warna biji merah muda(tan)
Jumlah biji/ polong : 2/ 1/ 3 polong
Jumlah polong/ tanaman : ±27 polong
Warna polong muda : Putih
Warna polong tua : Putih gelap
Posisi polong : Miring ke bawah dan mengumpul
Bobot 100 biji : ±47,6 gram
Potensi hasil : 3,8 ton/ ha polong kering
Rata-rata hasil : 3,0 ton/ ha polong kering
Kadar protein : ±32,8%
Kadar lemak : ±40,3%
Ketahanan terhadap hama : Tahan penyakit layu bakteri dan karat daun
Lampiran 5. Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Varietas Kancil
Dilepas tahun: 12 Januari 2001
SK Mentan : 61/ Kpts/ T P.240/ 1/ 2001
Nomor induk : F334A- B- 14x
Nama galur : GH 86031
Asal : Introduksi dari I CRI SAT, India (persilangan antara F334-B-14
xNC Ac 2214)
Hasil rata-rata : 1,7 t/ ha ( 1,3– 2,4 t/ ha)
Warna batang : Hijau keunguan
Warna daun : Hijau
Warna bunga : Kuning
Warna ginofor : Ungu
Warna biji : Rose (merah muda)
Bentuk batang : Tipe Spanish
Bentuk polong : Berpinggang, berparuh kecil,dan kulit polong agak kasar
Tipe pertumbuhan: Tegak
Bentuk biji : Bulat
Tinggi tanaman: 54,9 cm
Jumlah polong/ tanaman : 15–20 buah
Jumlah polong: 2 atau 1
Umur berbunga: 26–28 hari
Umur panen : 90–95 hari
Bobot 100 biji : 35–40 g
Kadar protein : 29, 9%
Lampiran 6. Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Varietas Kelinci
Dilepas tahun : 1987
SK Mentan : 61/ Kpts/ T P.240/ 1/ 2001
Nomor induk : F334A- B- 14x
Nama galur : GH-470
Asal : IRRI-Filipina No. Acc 12
Hasil rata-rata : 1,7 t/ ha ( 1,3– 2,4 t/ ha)
Warna batang : Hijau
Warna daun : Hijau tua
Warna bunga : Kuning
Warna ginofor : Hijau
Warna biji : Merah muda
Bentuk batang : Tegak
Bentuk polong : Agak nyata
Tipe pertumbuhan : Tegak
Bentuk biji : Bulat
Tinggi tanaman : ±60cm
Jumlah polong/ tanaman : ±15 buah
Jumlah polong :4
Umur berbunga : 25–29 hari
Umur panen : ±95 hari
Bobot 100 biji : ±45 g
Kadar protein : ±31%
Lampiran 7. Rataan Tinggi Tanaman Kacang Tanah 2 MST.
ULANGAN
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
I II III
  ……..................….......cm.................……………
V1P0 6.5 6.22 6.6 19.32 6.44
V1P1 7.9 6.1 6.82 20.82 6.94
V1P2 7.4 6.76 6.88 21.04 7.01
V1P3 7.62 6.06 6.88 20.56 6.85
V2P0 7.36 6.2 6.34 19.9 6.63
V2P1 7.04 5.84 6.36 19.24 6.41
V2P2 6.5 6.42 6.88 19.8 6.60
V2P3 6.06 5.52 6.02 17.6 5.87
V3P0 6.48 6.28 5.64 18.4 6.13
V3P1 5.9 5.64 5.9 17.44 5.81
V3P2 6.12 5.5 5.68 17.3 5.77
V3P3 6.56 5.14 5.26 16.96 5.65
V4P0 5.72 6.1 5.7 17.52 5.84
V4P1 5.76 6.14 5.74 17.64 5.88
V4P2 5.5 6.22 6.2 17.92 5.97
V4P3 6.56 6.44 5.6 18.6 6.20
JUMLAH 23.54 24.9 23.24 71.68 23.89
RATAAN 104,98 96.58 98.5 300.06 100.02

Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kacang Tanah 2 MST


F tabel
SK DB JK KT F Hitung
5%
Ulangan 2 2.4216 1.2108 2.97tn 5.14
PU (Varietas) 3 6.90256 2.30085 5.63* 4.76
PU Linier 1 6.59354 6.59354 16.15* 5.99
PU Kubik 1 0.35728 0.35728 0.87 tn 5.99
PU Kuadratik 1 0.95768 0.95768 2.35 tn 5.99
Galat (a) 6 2.45007 0.40834    
AP (Ekstrak) 3 0.23336 0.07779 0.61 tn 3.01
Ap Linier 1 0.00748 0.00748 0.06 tn 4.26
Ap Kubik 1 0.0728 0.0728 0.57 tn 4.26
Ap Kuadratik 1 0.11408 0.11408 0.89 tn 4.26
VxP 9 2.10374 0.23375 1.82 tn 2.3
Galat (b) 24 3.0854 0.12856
Total 47 25.2996 12.4629    
Keterangan : tn : tidak nyata
*
: nyata
KK A : 6.38 %
KK B : 3.58%

Lampiran 9. Rataan Tinggi Tanaman Kacang Tanah 4 MST.


ULANGAN
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
I II III
………………………….….cm…………………...…….
V1P0 18.72 19.2 20.84 58.76 19.59
V1P1 22.6 19.8 19.64 62.04 20.68
V1P2 22.7 19.92 19.7 62.32 20.77
V1P3 22.36 21.6 19.58 63.54 21.18
V2P0 13.36 12.2 16.2 41.76 13.92
V2P1 16.52 17.6 19.4 53.52 17.84
V2P2 16.7 16.74 18.44 51.88 17.29
V2P3 13.9 18.82 16.4 49.12 16.37
V3P0 18.4 13.54 12.7 44.64 14.88
V3P1 14.6 12.8 11.28 38.68 12.89
V3P2 17.18 15.82 13.7 46.7 15.57
V3P3 19.7 9.6 15.32 44.62 14.87
V4P0 17.4 18.02 13.92 49.34 16.45
V4P1 15.72 14.9 12.1 42.72 14.24
V4P2 18.34 17.2 14.78 50.32 16.77
V4P3 21.5 18.08 16.32 55.9 18.63
JUMLAH 72.96 68.2 57.12 198.28 66.09
260.3
RATAAN 289.7 265.84 815.86 271.95
2
Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kacang Tanah 4 MST.
F Tabel
SK DB JK KT F Hitung
5%
Ulangan 2 30.4782 15.2391 1.26tn 5.14
PU (Varietas) 3 231.183 77.061 6.36* 4.76
PU Linier 1 190.924 190.924 15.75* 5.99
tn
PU Kubik 1 1.13988 1.13988 0.09 5.99
PU Kuadratik 1 114.145 114.145 9.41* 5.99
Galat (a) 6 72.7468 12.1245    
AP (Bokashi) 3 23.0173 7.67243 3.04* 3.01
AP Linier 1 18.3596 18.3596 7.26* 4.26
tn
AP Kubik 1 2.42004 2.42004 0.96 4.26
tn
AP Kuadratik 1 0.00521 0.00521 0.0021 4.26
tn
VxP 9 49.3801 5.48668 2.17 2.3
Galat (b) 24 60.6689 2.52787
Total 47 794.468 447.105    
tn
Keterangan : : tidak nyata
*
: nyata
KK A : 21.11 %
KK B : 9.64%
Lampiran 11. Rataan Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah 2 MST.
ULANGAN JUMLAH RATA-RATA
PERLAKAN
I II III
……………………….….cm……………………….
V1P0 2 2.2 2 6.2 2.07
V1P1 2.2 2.2 2.2 6.6 2.20
V1P2 2.2 2.2 2 6.4 2.13
V1P3 2 2.4 2 6.4 2.13
V2P0 2.2 2.2 1.8 6.2 2.07
V2P1 2 2 2.2 6.2 2.07
V2P2 2 2.2 2.4 6.6 2.20
V2P3 1.8 2.2 2.2 6.2 2.07
V3P0 2.2 2 1.6 5.8 1.93
V3P1 2.6 2 1.2 5.8 1.93
V3P2 2.4 2.2 1.8 6.4 2.13
V3P3 2.4 2 1.8 6.2 2.07
V4P0 2 2 2 6 2.00
V4P1 1.8 1.8 1.4 5 1.67
V4P2 2.8 2 2 6.8 2.27
V4P3 2.4 1.8 2.2 6.4 2.13
JUMLAH 9 7.6 7.6 24.2 8.07
RATAAN 35 33.4 30.8 99.2 33.07

Lampiran 12. Daftar Sidik Ragam Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah 4
MST.
F Tabel
SK DB JK KT F Hitung
5%
Ulangan 2 0.561667 0.28083 1.41tn 5.14
PU (Varietas) 3 0.126667 0.04222 0.21tn 4.76
PU Linier 1 0.112667 0.11267 0.56tn 5.99
PU Kubik 1 0.010667 0.01067 0.05tn 5.99
PU Kuadratik 1 0.003333 0.00333 0.02tn 5.99
Galat (a) 6 1.198333 0.19972    
AP (Bokashi) 3 0.326667 0.10889 2.65tn 3.01
AP Linier 1 0.240667 0.24067 5.85* 4.26
AP Kubik 1 0.192667 0.19267 4.69* 4.26
AP Kuadratik 1 0.003333 0.00333 0.08tn 4.26
VxP 9 0.426667 0.04741 1.15tn 2.3
Galat (b) 24 0.986667 0.04111
Total 47 4.19 1.28352    
Keterangan : tn : tidak nyata
*
: nyata
KK A : 7.77 %
KK B : 3.52%

Lampiran 13. Rataan Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah 4 MST.


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATA-RATA
I II III
V1P0 4.2 4.6 4.2 13 4.33
V1P1 4.8 4 4.6 13.4 4.47
V1P2 4.2 4.8 4 13 4.33
V1P3 4.2 4.2 4.6 13 4.33
V2P0 4 4 4 12 4.00
V2P1 4 4.2 4.8 13 4.33
V2P2 4.2 4.6 4.6 13.4 4.47
V2P3 4 4.8 5 13.8 4.60
V3P0 3.8 4 3.4 11.2 3.73
V3P1 4 4.8 3.4 12.2 4.07
V3P2 4.6 4.4 3 12 4.00
V3P3 4.4 3.6 4.2 12.2 4.07
V4P0 3.6 4.2 4.2 12 4.00
V4P1 3.6 4.4 3.2 11.2 3.73
V4P2 4.4 4.2 4.2 12.8 4.27
V4P3 4.2 3.8 3.8 11.8 3.93
JUMLAH 15.8 16.6 15.4 47.8 15.93
RATAAN 66.2 68.6 65.2 200 66.67

Lampiran 14. Daftar Sidik Ragam Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah
4 MST.
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
5%
Ulangan 2 0.38167 0.19083 0.66tn 5.14
PU (Varietas) 3 1.76667 0.58889 2.03tn 4.76
PU Linier 1 1.47267 1.47267 5.08tn 5.99
PU Kubik 1 0.35267 0.35267 1.22tn 5.99
PU Kuadratik 1 0.00333 0.00333 0.01tn 5.99
Galat (a) 6 1.73833 0.28972    
AP (Ekstrak) 3 0.44667 0.14889 0.90tn 3.01
AP Linier 1 0.41667 0.41667 2.53tn 4.26
AP Kubik 1 0.01067 0.01067 0.06tn 4.26
AP Kuadratik 1 0.08333 0.08333 0.51tn 4.26
VxP 9 0.85333 0.09481 0.57tn 2.3
Galat (b) 24 3.96 0.165
Total 47 11.486 3.81748    
tn
Keterangan : = tidak nyata
KK A = 6,59%
KK B = 4,97%

Lampiran 15. Rataan Umur Berbunga Tanaman Kacang Tanah


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATA-RATA
I II III
………………………….hari………....……...……..
V1P0 26 26 26 78 26.00
V1P1 26 26 25 77 25.67
V1P2 26 26 25 77 25.67
V1P3 26 27 25 78 26.00
V2P0 27 26 26 79 26.33
V2P1 26 26 26 78 26.00
V2P2 27 27 26 80 26.67
V2P3 26 27 26 79 26.33
V3P0 26 25 27 78 26.00
V3P1 26 26 26 78 26.00
V3P2 27 26 26 79 26.33
V3P3 26 26 28 80 26.67
V4P0 26 26 27 79 26.33
V4P1 26 26 27 79 26.33
V4P2 26 26 27 79 26.33
V4P3 26 27 27 80 26.67
JUMLAH 104 105 108 317 105.67
RATAAN 419 419 420 1258 419.33

Lampiran 16. Daftar Sidik Ragam Umur Berbunga Tanaman Kacang Tanah
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
5%
Ulangan 2 0.04167 0.02083 0.02tn 5.14
PU (Varietas) 3 2.41667 0.80556 0.69tn 4.76
PU Linier 1 1.06667 1.06667 0.92tn 5.99
PU Kubik 1 0.41667 0.41667 0.36tn 5.99
PU Kuadratik 1 0.33333 0.33333 0.29tn 5.99
Galat (a) 6 6.95833 1.15972    
AP (Ekstrak) 3 1.08333 0.36111 1.37tn 3.01
AP Linier 1 0.26667 0.26667 1.01tn 4.26
AP Kubik 1 0.15 0.15 0.57tn 4.26
AP Kuadratik 1 0.33333 0.33333 1.26tn 4.26
VxP 9 1.08333 0.12037 0.46tn 2.3
Galat (b) 24 6.33333 0.26389
Total 47 20.4833 5.29815    
Keterangan : tn : tidak nyata
KK A : 5,25%
KK B : 2,50%

Lampiran 17. Rataan Jumlah Polong per Tanaman Sampel Tanaman Kacang Tanah
PERLAKUA ULANGAN JUMLAH RATA-RATA
N I II III
V1P0 30 34 30.2 94.2 31.40
V1P1 28 31.6 22.2 81.8 27.27
V1P2 35 37.4 28 100.4 33.47
V1P3 30 31.8 33.4 95.2 31.73
V2P0 22 23 20.5 65.5 21.83
V2P1 40 46 54.2 140.2 46.73
V2P2 32.2 36.8 27.8 96.8 32.27
V2P3 53.8 54.6 51.6 160 53.33
V3P0 33.4 32.6 34.8 100.8 33.60
V3P1 28.4 30.8 29.2 88.4 29.47
V3P2 30.4 32.6 27.4 90.4 30.13
V3P3 39.6 35.6 46.2 121.4 40.47
V4P0 27 26 27.3 80.3 26.77
V4P1 29 28.3 28.6 85.9 28.63
V4P2 31 32 31.4 94.4 31.47
V4P3 28 27.3 26.9 82.2 27.40
JUMLAH 115 113.6 114.2 342.8 114.27
RATAAN 517.8 540.4 519.7 1577.9 525.97

Lampiran 18. Daftar Sidik Ragam Jumlah Polong per Tanaman Sampel Tanaman
Kacang Tanah
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
5%
Ulangan 2 19.6429 9.82146 0.97tn 5.14
PU (Varietas) 3 655.296 218.432 21.47* 4.76
Pu Linier 1 4.13437 4.13437 0.41tn 5.99
Pu Kubik 1 101.01 101.01 9.93* 5.99
Pu Kuadratik 1 463.142 463.142 45.53* 5.99
Galat (a) 6 61.0387 10.1731    
AP (Ekstrak) 3 598.139 199.38 18.63* 3.01
AP Linier 1 144.305 144.305 13.49* 4.26
AP Kubik 1 107.87 107.87 10.08* 4.26
AP Kuadratik 1 9.45188 9.45188 0.88tn 4.26
VxP 9 1544.73 171.637 16.04* 2.3
Galat (b) 24 256.785 10.6994
Total 47 3965.55 1450.06    
Keterangan : tn : tidak nyata
*: nyata
KK A : 13.90%
KK B : 14.26%

Lampiran 19. Rataan Jumlah Polong per Plot Tanaman Kacang Tanah
ULANGAN
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
I II III
V1P0 650 660 715 2025 675.00
V1P1 677 690 702 2069 689.67
V1P2 688 714 722 2124 708.00
V1P3 762 787 729 2278 759.33
V2P0 736 635 691 2062 687.33
V2P1 667 693 701 2061 687.00
V2P2 652 688 698 2038 679.33
V2P3 722 712 710 2144 714.67
V3P0 648 564 688 1900 633.33
V3P1 679 692 699 2070 690.00
V3P2 613 568 689 1870 623.33
V3P3 714 724 744 2182 727.33
V4P0 572 570 626 1768 589.33
V4P1 576 574 628 1778 592.67
V4P2 550 620 633 1803 601.00
V4P3 656 560 617 1833 611.00
JUMLAH 2354 2324 2504 7182 2394.00
RATAAN 10562 10451 10992 32005 10668.33

Lampiran 20. Daftar Sidik Ragam Jumlah Polong per Plot Tanaman Kacang Tanah
F Tabel
SK DB JK KT F Hitung
5%
Ulangan 2 10206.3 5103.15 5.38* 5.14
PU (Varietas) 3 84053.6 28017.9 29.55* 4.76
Pu Linier 1 26987.6 26987.6 28.47* 5.99
Pu Kubik 1 900.938 900.938 0.95tn 5.99
Pu Kuadratik 1 8775.02 8775.02 9.26* 5.99
Galat (a) 6 5688.38 948.063    
AP (Ekstrak) 3 23224.7 7741.58 7.46* 3.01
AP Linier 1 2035.84 2035.84 1.96 tn 4.26
AP Kubik 1 5143 5143 4.96* 4.26
AP Kuadratik 1 2992.52 2992.52 2.88 tn 4.26
VxP 9 13561.5 1506.84 1.45tn 2.3
Galat (b) 24 24904 1037.67
Total 47 208473 91190.1    
Keterangan : tn : tidak nyata
*: nyata
KK A : 29.81%
KK B : 31.18%

Lampiran 21. Rataan Berat Polong per Sampel Tanaman Kacang Tanah
ULANGAN JUMLAH RATA-RATA
PERLAKUAN
I II III
V1P0 50 58 52.4 160.4 53.47
V1P1 46 53.2 34.4 133.6 44.53
V1P2 60 64.4 46 170.4 56.80
V1P3 50 53.6 56.4 160 53.33
V2P0 34 36 31 101 33.67
V2P1 70 82 98.2 250.2 83.40
V2P2 54.4 63.6 45.6 163.6 54.53
V2P3 97.6 99.2 93.2 290 96.67
V3P0 56.8 55.2 59.6 171.6 57.20
V3P1 46.8 51.6 48.4 146.8 48.93
V3P2 58.8 55.2 44.8 158.8 52.93
V3P3 69.2 61.2 82.4 212.8 70.93
V4P0 44 42 43 129 43.00
V4P1 51 48 49 148 49.33
V4P2 52 53.2 51.4 156.6 52.20
V4P3 43 40 39.4 122.4 40.80
JUMLAH 190 183.2 182.8 556 185.33
RATAAN 883.6 916.4 875.2 2675.2 891.73

Lampiran 22. Daftar Sidik Ragam Berat Polong per Tanaman Sampel Tanaman
Kacang Tanah
SK DB JK KT F Hitung F 5%
tn
Ulangan 2 59.246667 29.623333 0.72 5.14
PU (Varietas) 3 2803.3867 934.46222 22.74* 4.76
PU Linier 1 11.266667 11.266667 0.27 tn 5.99
PU Kubik 1 317.4 317.4 7.73* 5.99
PU Kuadratik 1 2059.32 2059.32 50.12* 5.99
Galat (a) 6 246.51333 41.085556    
AP (Ekstrak) 3 2118.9667 706.32222 15.69* 3.01
Ap Linier 1 566.72267 566.72267 12.59* 4.26
Ap Kubik 1 402.486 402.486 8.94* 4.26
tn
Ap Kuadratik 1 7.68 7.68 0.17 4.26
VxP 9 6455.7267 717.30296 15.94* 2.3
Galat (b) 24 1080.2667 45.011111
Total 47 16128.98 5838.683    
Keterangan : tn : tidak nyata
*: nyata
KK A : 21.46%
KK B : 22.46%

Lampiran 23. Rataan Berat Polong per Plot Tanaman Kacang Tanah
PERLAKUA ULANGAN
JUMLAH RATA-RATA
N I II III
…………………………….g…………………...…….
V1P0 1170 1188 1287 3645 1215.00
V1P1 1422 1227.6 1290.6 3940.2 1313.40
V1P2 1333.8 1238.4 1299.6 3871.8 1290.60
V1P3 1371.6 1416.6 1312.2 4100.4 1366.80
V2P0 1324.8 1143 1243.8 3711.6 1237.20
V2P1 1267.2 1144.8 1263.6 3675.6 1225.20
V2P2 1173.6 1238.4 1256.4 3668.4 1222.80
V2P3 1090.8 1083.6 1278 3452.4 1150.80
V3P0 1166.4 1015.2 1238.4 3420 1140.00
V3P1 1062 1062 1265.4 3389.4 1129.80
V3P2 1103.4 1022.4 1240.2 3366 1122.00
V3P3 1180.8 946.8 1233 3360.6 1120.20
V4P0 1029.6 1026 1126.8 3182.4 1060.80
V4P1 1036.8 1033.2 1130.4 3200.4 1066.80
V4P2 990 1116 1139.4 3245.4 1081.80
V4P3 1180.8 1008 1110.6 3299.4 1099.80
JUMLAH 4237.2 4183.2 4507.2 12927.6 4309.20
RATAAN 18903.6 17910 19715.4 56529 18843.00

Lampiran 24. Daftar Sidik Ragam Berat Polong per Plot Tanaman Kacang Tanah
SK DB JK KT F hitung F 5%
Ulangan 2 102203 51101.3 6.01* 5.14
PU (Varietas) 3 331578 110526 12.99* 4.76
Pu Linier 1 243500 243500 28.63* 5.99
Pu Kubik 1 341.293 341.293 0.04tn 5.99
Pu Kuadratik 1 4051.69 4051.69 0.48tn 5.99
Galat (a) 6 51034.2 8505.7    
AP (Ekstrak) 3 3521.54 1173.85 0.27tn 3.01
AP Linier 1 1425.94 1425.94 0.33tn 4.26
AP Kubik 1 720.374 720.374 0.17tn 4.26
AP Kuadratik 1 716.107 716.107 0.17tn 4.26
VxP 9 49558 5506.45 1.27tn 2.3
Galat (b) 24 103786 4324.41
Total 47 892435 431893    
tn
Keterangan : : tidak nyata
* : nyata
KK A : 67.18%
KK B : 47.90%

Lampiran 25. Rataan Berat Biji 100 Biji per Plot Tanaman Kacang Tanah.
ULANGAN
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
I II III
………………………….….g……………………...…….
V1P0 47 58 54 159 53.00
V1P1 41 68 50 159 53.00
V1P2 48 57 58 163 54.33
V1P3 56 66 68 190 63.33
V2P0 48 62 56 166 55.33
V2P1 55 69 49 173 57.67
V2P2 61 56 62 179 59.67
V2P3 58 60 60 178 59.33
V3P0 43 55 54 152 50.67
V3P1 48 61 60 169 56.33
V3P2 56 57 48 161 53.67
V3P3 50 50 54 154 51.33
V4P0 53 56 56 165 55.00
V4P1 55 59 57 171 57.00
V4P2 52 56 63 171 57.00
V4P3 45 62 61 168 56.00
JUMLAH 205 233 237 675 225.00
RATAAN 816 952 910 2678 892.67

Lampiran 26. Daftar Sidik Ragam Berat Biji 100 Biji per Plot Tanaman Kacang
Tanah
F Tabel
SK DB JK KT F Hitung
5%
Ulangan 2 606.167 303.083 12.54* 5.14
tn
PU (Varietas) 3 154.75 51.5833 2.13 4.76
tn
PU Linier 1 66.15 66.15 2.74 5.99
PU Kubik 1 141.067 141.067 5.84tn 5.99
PU Kuadratik 1 4.08333 4.08333 0.17tn 5.99
Galat (a) 6 145 24.1667    
AP (Ekstrak) 3 100.25 33.4167 1.19tn 3.01
AP Linier 1 54.15 54.15 1.92tn 4.26
AP Kubik 1 7.35 7.35 0.26tn 4.26
AP Kuadratik 1 4.08333 4.08333 0.15tn 4.26
VxP 9 226.25 25.1389 0.89tn 2.3
Galat (b) 24 675.5 28.1458
Total 47 2184.8 742.418    
tn
Keterangan : : tidak nyata
* : nyata
KK A : 16.45%
KK B : 17.75%

Anda mungkin juga menyukai