Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ubi kayu atau Singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

jenis tanaman budidaya yang dapat dimanfaatkan bagian umbinya sebagai bahan

pangan alternatif lokal karena memiliki kandungan karbohidrat yang relatif tinggi.

Singkong juga termasuk salah satu komoditi tanaman penting yang terus

dikembangkan oleh pemerintah dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan

melalui peningkatan diversifikasi pangan lokal. (Lukas ,2013)

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peraturan pemerintah melalui

Peraturan Menteri Pertanian No. 15 Tahun 2013 tentang Program Peningkatan

Diversifikasi dan Ketahanan Pangan. Pertumbuhan volume ekspor ubi kayu tahun

2000-2015 rata-rata meningkat sebesar 109,18% per tahun, demikian halnya

dengan nilai ekspornya yang meningkat sebesar 132,07% per tahun. Ekspor ubi

kayu Indonesia dalam bentuk segar dan olahan yaitu dalam bentuk pati ubi kayu

(cassava flour), ubi kayu keping kering (cassava shredded) dan ubi kayu pelet

(cassava pellets) terutama ke Taiwan, Philipina, Australia, Malaysia, Inggris dan

Brunei Darusalam (Suwandi, 2015)

Ubi kayu (Manihot esculentas Crantz) yang juga dikenal sebagai ketela

pohon, dalam bahasa Inggris bernama cassava adalah pohon dari keluarga

Euphorbiaceae dan merupakan tanaman tahunan dari negara tropis dan subtropis.

Ubi kayu termasuk famili Euphorbiaceae yang umbinya dimanfaatkan sebagai

sumber karbohidrat dan daunnya dikonsumsi sebagai sayuran. Di Indonesia, ubi

kayu menjadi makanan pokok setelah beras dan jagung. Ubi kayu merupakan

komoditas tanaman pangan yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan
2

karbohidrat dan bahan baku industri makanan, kimia dan pakan ternak (Lidiasari,

2016).

Setiap bagian tanaman ubi kayu telah di manfaatkan, dari umbi, kulit,

batang hingga daunnya. Daun ubi kayu digunakan untuk sayur mayur, batang ubi

kayu untuk pengembang biakan secara stek atau tanaman pagar, kulit ubi kayu

diolah menjadi keripik, sedangkan umbu ubi kayu telah banyak diproses menjadi

bermacam-macam produk antara lain tepung singkong, tapioka, bioetanol, (Salim,

2011).

Budidaya singkong dapat dilakukan dengan bebagai sistem tanam yaitu

sistem tanam monokultur dan sistem tanam polikultur. Sistem tanam monokultur

adalah sistem tanam dengan menanam tanaman sejenis Tujuan menanam secara

monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan sistem tanam

polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang

lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang

lebih baik (Hidayat, 2013).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman ubi kayu (Manihot esculenta.L).

Kegunaan Penulisan

Adapun Kegunaan Penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian di laboratorium Budidaya Tanaman Pangan ; A

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara,Medan dan Sebagai sumber informasi bagi pihak yang mebutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Klasifikasi tanaman singkong yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan),

Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Divisi Magnoliophyta

(Tumbuhan berbunga), Kelas Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Ordo

Euphorbiales, keluarga Euphorbiaceae, Genus Manihot dan Spesies Manihot

esculenta Crantz (Bargumono, 2012).

batang tanaman singkong berbentuk bulat diameter 2,5-4 cm, berkayu

beruas-ruas, dan panjang. Ketinggiannya dapat mencapai 1-4 meter. Warna batang

bervariasi tergantung kulit luar, tetapi batang yang masih muda pada umumnya

berwarna hijau dan pada saat tua berubah keputih-putihan, kelabu, hijau kelabu

atau coklat kelabu. Empulur batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk

seperti gabus. Singkong memiliki sistem perakaran tunggang atau dikotil. Batang

singkong bulat dan bergerigi yang disebabkan dari bekas pangkal tangkai daun,

bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan tingkat tinggi (Subandi,

2009).

Bunga pada tanaman singkong muncul pada ketiak percabangan. Tanaman

singkong bunganya berumah satu (monocious) dan kematangan bunga jantan serta

bunga betina berbeda waktunya sehingga proses penyerbukannya bersifat silang.

Bunga betina lebih dulu muncul dan matang. Jika selama 24 jam bunga betina

tidak dibuahi, bunga akan layu dan gugur. Berdasarkan kemampuan berbunganya

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu hanya dapat berbunga di dataran tinggi

(>800 m diatas permukaan laut) dan dapat berbunga di dataran rendah maupun

dataran tinggi (Subandi, 2009).


4

Daun singkong memiliki tangkai panjang, helaian daunnya menyerupai

telapak tangan, tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar, tepi daun rata,

dan susunan tulang daunnya menjari. Bentuk singkong bermacam-macam, namun

kebanyakan berbentuk silinder dan meruncing, beberapa diantaranya bercabang.

Ubi kayu termasuk berdaun tunggal karena hanya terdapat satu helai daun pada

setiap tangkai daun. Ujung daun meruncing, susunan tulang daun menjari dengan

cangkap 5–9 helai. Daun ubi kayu dibedakan menjadi: (1). Daun sempit

memanjang dengan 2–3 sudut tajam pada setiap sisi daun, (2). Daun sempit

memanjang dengan 2–3 sudut tumpul (bergelombang), (3). Daun sempit

memanjang dengan tepi rata, (4). Daun lebar memanjang, (5). Daun lebar lonjong,

dan (6). daun lebar membulat pada bagian ujung (Bargumono, 2012).

Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang

dan tumbuh menyamping. Akar penyokong memberikan tambahan topangan

untuk tumbuh tegak dan membantu penyerapan hara. Akar akan membesar dan

membentuk ubi. Ubi pada ubi kayu merupakan akar pohon yang membesar dan

memanjang, dengan rata – rata bergaris tengah 2- 3 cm dan panjang 50-80 cm,

tergantung dari jenis ubi kayu yang ditanam. Ubi pada ubi kayu berasal dari

pembesaran sekunder akar adventif. Bagian dalam ubi kayu berwarna putih atau

kekuning – kuningan. Ubi pada ubi kayu tidak tahan simpan meskipun

ditempatkan di lemari pendingin (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Ubi singkong yang terbentuk merupakan akar yang berubah bentuk dan

fungsinya sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan. Ubi berbentuk bulat

memanjang dan tiap tanaman menghasilkan 5-10 buah. Secara morfologis, bagian

ubi dibedakan menjadi tangkai, ubi, dan bagian ekor pada bagian ujung ubi.
5

Tangkai ujung bervariasi dari sangat pendek (< 1 cm) hingga panjang (> 6 cm).

Umbi ubi kayu berbeda dengan umbi tanaman umbi-umbian lain. Umbi secara

anatomis sama dengan akar, tidak mempunyai mata tunas sehingga tidak dapat

digunakan sebagai alat perbanyakan vegetatif. Secara morfologis, bagian umbi

dibedakan menjadi tangkai, umbi, dan bagian ekor pada bagian ujung umbi.

Tangkai ujung bervariasi dari sangat pendek (kurang dari 1 cm) hingga panjang

(lebih dari 6 cm). Bentuk umbi beragam mulai agak gemuk membulat, lonjong,

pendek hingga memanjang. Warna kulit umbi putih, abu-abu, coklat cerah hingga

coklat tua. Warna kulit bagian dalam umbi terdiri atas putih, kuning, krem, jingga,

dan kemerahan hingga ungu. Warna daging umbi pada umumnya putih, namun

ada yang berwarna kekuningan (Saleh , 2016).

Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha

budidaya tanaman. Interkasi antara iklim sebagai factor lingkungan berpengaruh

terhadap kuantitas dan kualitas pertumbuhan tanaman. Terjadinya iklim ekstrim

berdampak besar terhadap tanaman semusim, terutama tanaman pangan. Unsur

iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman diantaranya curah hujan,

suhu, kelembaban dan intensitas cahaya. Curah hujan merupakan unsur iklim

yang fluktuasinya tinggi. Jumlah curah hujan secara keseluruhan sangat penting

dalam menentukan hasil (Anwar et al., 2015).

Ubi kayu merupakan tanaman tropis. Wilayah pengembangan ubi kayu

berada pada 30° LU dan 30° LS. Namun demikian, untuk dapat tumbuh,

berkembang dan berproduksi, tanaman ubi kayu menghendaki persyaratan iklim

tertentu. Tanaman ubi kayu menghendaki suhu antara 18°-35°C. Pada suhu di
6

bawah 10°C pertumbuhan tanaman ubi kayu akan terhambat. Kelembaban udara

yang dibutuhkan ubi kayu adalah 65% (Sundari, 2010).

Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik apabila curah hujan cukup, tetapi

tanaman ini juga dapat tumbuh pada curah hujan rendah (< 500 mm), ataupun

tinggi (5000 mm). Curah hujan optimum ubi kayu berkisar antara 760-1015 mm

per tahun. Curah hujan terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya serangan jamur

dan bakteri pada batang, daun dan umbi apabila drainase kurang baik (Suharno, et

al., 2009).

Tanah
Tanaman ubi kayu banyak diusahakan di lahan kering dengan berbagai

jenis tanah terutama Ultisol, Alfisol, dan Inceptisol. Provinsi Lampung merupakan

sentral produksi ubi kayu utama di Indonesia. Di Provinsi Lampung ubi kayu

sebagian besar ditanam di lahan Ultisol bersifat masam, Al-dd tinggi dan

kandungan hara relatif miskin. Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada tanah

ultisol dengan pH 6,1. Klon yang umum ditanam petani adalah klon unggul UJ-5

(Balai Penelitian Kacang dan Ubi, 2013).

Hasil optimum didapatkan jika tanaman ubi kayu dibudidayakan dengan

ketinggian antara 10-700 mdpl. Ubi kayu menghendaki tanah yang subur untuk

dapat berproduksi dengan baik dengan pH tanahh 4,5 - 8. Hal ini dikarenakan

tanaman ubi kayu membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan

kalium (K) dalam jumlah yang banyak untuk perbesaran ubinya (Effendi, 2002).

Ubi kayu dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Pada daerah di mana

jagungdan padi tumbuh kurang baik, ubi kayu masih dapat tumbuh dengan baik d

an mampu berproduksi tinggi apabila ditanam dan dipupuk tepat pada waktunya.

Sebagian besar pertanaman ubi kayu terdapat di daerah dengan jenis tanah


7

Aluvial, Latosol, Podsolik dan sebagian kecil terdapat di daerah dengan jenis

tanah Mediteran, Grumusol dan Andosol. Tingkat kemasaman tanah (pH) untuk

tanaman ubi kayu minimum 5. Tanaman ubi kayu memerlukan struktur tanah

yang gembur untuk pembentukan dan perkembangan umbi. Pada tanah yang

berat, perlu ditambahkan pupuk organik (Wargijono, 2009).

Pupuk NPK

Pupuk NPK merupakan tiga unsur hara utama yang diperlukan tanaman

sedap malam untuk mendukung pertumbuhannya. Keunggulan dari pupuk NPK

Mutiara (16 : 16 : 16) yaitu memiliki sifat yang tidak mudah larut sehingga dapat

mengurangi kehilangan unsur hara tanaman sedap malam. Pupuk NPK Mutiara

(16:16:16) mengandung 16% nitrogen, 16% fosfor, 16% kalium dan mengandung

0,5% magnesium, 6% kalsium. Kandungan masing-masing dari unsur hara

tersebut dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif

tanaman (Pratama, 2011).

Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai

enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan: ketegaran

tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar, tanaman lebih tahan terhadap

hama dan penyakit, memperbaiki kualitas bulir, dapat mengurangi pengaruh

kematangan yang dipercepat oleh posfor, mampu mengatasi kekurangan air pada

tingkat tertentu. Tanaman kekurangan kalium berakibatkan : pertumbuhan kerdil,

daun kelihatan kering dan terbakar pada sisi-sisinya, menghambat pembentukan

hidrat arang pada biji, permukaan daun memperlihatkan gejala klorotik yang tidak

merata, munculnya bercak coklat mirip gejala penyakit pada bagian yang

berwarna hijau gelap (Paulus, 2016).


8

Serapan hara P dan K yang cukup oleh tanaman berfungsi untuk

meningkatkan bobot ubi,meningkatkan kadar pati dan menurunkan kandungan

HCN dalam ubi. Tanaman yang kekurangan hara P, selain akan

menggangguproses metabolisme dalam tanaman juga menghambat seperti hara-

hara yang lain termasuk hara K serta menghambat proses pembentukan ubi. Hal

ini menunjukkan bahwa pupuk P sangat berperan dalam meningkatkan jumlah

ubi, karena hara P sangat diperlukan dalam pembentukan akar tanaman (Pemmy,

2015).
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah dirumah masing-

masing praktikkan. Untuk pelaksanaan praktikum yang dilakkan oleh penulis

berada di rumah penulis yang berada di Jalan Amaliun Gg Raja Batu No 249 F

Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 25 mdpl, pada hari

Rabu, pukul 12.40 sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag ukuran 5

kg sebagai tempat media tanam, sprayer sebagai alat penyemprot pestisida, sendok

teh untuk takaran pupuk, mangkok untuk tempat air siraman tanaman, penggaris

untuk mengukur tinggi tanaman (cm), jangka sorong untuk mengukur diameter

batang (mm), Handphone untuk dokumentasi gambar kegiatan, laptop untuk

membuat logbook, paper, dan laporan, buku dan pulpen untuk mencatat data.

Adapun bahan yang digunakan dalam paraktikum ini adalah benih kedelai

varietas wilis, benih padi gogo varietas kembiri, serta bibit ubi kayu sebagai objek

pengamatan, air untuk menyiram tanaman, Pupuk NPK sebagai nutrisi/unsur hara

tanaman, dan tanah hitam/top soil yang sudah diayak sebagai media tanam.

Prosedur Praktikum

1. Disiapkan benih padi gogo varietas kembiri, kedelai varietas wilis,dan bibit

ubi kayu.

2. Diayak dan dicampur hingga homogen tanah top soil sebagai media tanam.

3. Dimasukkan media tanam ke polybag ukuran 5 kg dengan volume sampai

setinggi 5 cm dari bibir polybag.


10

4. Ditanam benih ke polybag ukuran 5 kg yang telah diisi media tanam pada

tanggal 04 Maret 2021dengan jumlah:

- Benih padi gogo varietas kembiri masing – masing 3 benih per polybag

- Benih kedelai varietas wilis masing – masing 2 benih per polybag

- Bibit ubi kayu masing – masing 1 per polybag

5. Diberi label untuk mengetahui perlakuan yang diberi sesuai dengan dosis

pupuk pada komoditi. Disiram secara rutin 2 kali sehari pada pagi hari dan

sore hari.

6. Dipindah tanamkan jika tanaman yang tumbuh pada setiap polybag lebih dari
satu.
7. Diukur beberapa parameter mulai dari 0 MST-10 MST

8. Diberi pupuk NPK pada 10 HST.

9. Dilakukan penyiangan gulma secara rutin

10. Dilakukan penyemprotan pestisida jika terserang OPT.

11. Dilakukan pengambilan dokumentasi pada setiap MST.

12. Diinput data dan logbook

13. Dibuat laporan praktikum.


PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam adalah salah satu kegiatan persiapan media tanam

sebelum penanaman yang bertujuan untuk menciptakan kondisi media tanam yang

sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan cara pengoalahan tanah kemudian

dimasukkan ke polybag. Pengolahan tanah ditujukan untuk memperbaiki daerah

perakaran tanaman, kelembaban dan aerasi tanah, memperbesar kapasitas infiltrasi

serta mengendalikan tumbuhan pengganggu.

Persiapan Bahan Tanam

Tanaman yang dibudidaya kan adalah batang ubi kayu varietas UJ 5.

Persiapan benih dilakukan dengan merendam batang ubi kayu dengan air kelapa

sebanyak 20 % dan air selama 1 jam.

Penanaman

Saat penanaman dilakukan saat keadaan lembab dan kering. Penanaman

dilakukan dengan menanam 1 batang ubi kayu dalam satu lubang tanam.

Pemeliharaan

Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan untuk menambah unsur hara pada tanah yang

dipergunakan tanaman untuk pertumbuhannya. Pemupukan dilakukan pada saat

tanaman sudah memasuki NPK pada 10 HST

Penyiraman

Penyiraman adalah salah satu kegiataan pemeliharaan untuk memenuhi

kebutuan air pada tanaman. Penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari pada pagi

dan sore hari.


12

Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau

mati. Waktu penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam. Bahan sulaman

diambil dari tanaman cadangan yang sama pertumbuhannya dengan tanaman yang

dilapangan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma dilahan, dan

penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 14 HST. Penyiangan

dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang

tumbuh atau dengan menggunakan cangkul untuk gulma yang berada di sekitar

plot.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman dilakukan agar tanaman

yang akan dibudidayakan tidak terserang oleh gangguan OPT. Pengendalian dapat

dilakukan dengan menggunakan menggunakan pestisida.

Panen

Panen adalah proses pemungutan atau pengambilan hasil dari tanaman

yang telah dirawat. Panen ubi dilakukan pada saat akhir masa generatif yang

ditandai dengan daun yang mulai berkurang dan rontok dan Warna daun mulai

menguning .Pemanenan sebaiknya dilakukan di waktu yang tepat .

Parameter Pengamatan

Jumlah Tunas
13

Dihitung jumlah tunas yang tumbuh setiap harinya dari MST 1 sampai

MST 10.

Tinggi Tunas (cm)

Tinggi tunas diukur dengan memilih satu tunas tertinggi dari MST 1

sampai MST 10 dan menggunakan meteran. Diukur dari titik tumbuh tunas

sampai pucuk ujung tunas.

Jumlah Daun

Dihitung jumlah daun yang muncul dari tanaman pada tunas yang telah

berubah menjadi daun mulai pada 2 MST sampai MST 10.


14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data Persentase Pertumbuhan


Komoditi : Ubi Kayu (Manihot esculenta)
Tanggal Tanam : Rabu, 10 Maret 2021
Jumlah yang ditanam : 3
Jumlah yang Hidup : 3
% Tanman yang tumbuh :

= Jumlah yang tumbuh


x 100 %
Jumlah seluruh tanaman
= 3
x 100 %
3
= 100

Tabel Jumlah Daun Ubi

Tabel Jumlah Tunas Ubi


15

Tabel Panjang Tunas Ubi

Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telat dilakukan ditemukan bahwa pada

parameter jumlah daun di mst 10 , Jumlah daun tertinggi ada pada perlakuan D2

dengan dosisi pupuk NPK 200kg/Ha jumlah daun sebanyak 48 helai dan data

jumlah daun terendah ada pada perlakuan D0 yaitu tanpa pemberian pupuk

dengan jumlah daun 49 helai. Hal ini sesuai dengan literature Pratama (2011).

Keunggulan dari pupuk NPK Mutiara (16 : 16 : 16) yaitu memiliki sifat yang

tidak mudah larut sehingga dapat mengurangi kehilangan unsur hara tanaman

sedap malam. Pupuk NPK Mutiara (16:16:16) mengandung 16% nitrogen, 16%

fosfor, 16% kalium dan mengandung 0,5% magnesium, 6% kalsium. Kandungan

masing-masing dari unsur hara tersebut dibutuhkan dalam mendukung

pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman .

Berdasarkan praktikum yang telat dilakukan ditemukan bahwa pada

parameter jumlah tunas ubi ditemukan data jumlah tunas ubi yang tertinggi ada

pada perlakuan D2 dengan dosisi pupuk NPK 200kg/Ha yaitu jumlah tunas

berumlah 12 tunas dan yang terendah ada pada perlakuan D0 yaitu tanpa

pemupukan dengan jumlah tunas 11 tunas. Hal ini sesuai dengan literatur

Hadisuwito (2012), menyatakan bahwa fungsi unsur hara N yaitu membentuk

protein dan klorofil, fungsi unsur P sebagai sumber energi yang membantu
16

tanaman dalam perkembangan fase vegetatif, serta fungsi dari unsur S membantu

dalam pembentukan asam amino, dan membantu proses pertumbuhan lainnya,

juga ada unsur hara mikro Fe, Zn yang tersedia dan diserap oleh tanaman untuk

pertumbuhan vegetatif tanaman.

Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data tertinggi tanaman ubi kayu

pada parameter panjang tunas yaitu pada perlakuan D2 dosis penuh NPK dengan

panjang tunas 9,7cm dan data terendah pada perlakuan D0 yaitu tanpa pemupukan

dengan jumlah tunas 9,1cm . Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK

pada ubi kayu mempengaruhi panjang tunas ubi kayu. Hal ini sesuai dengan

literatur Novizan (2017),yang mengemukakan bahwa pemberian pupuk (baik

pupuk organik maupun pupuk anorganik kedalam tanah akan mendapatkan

tambahan unsur hara


KESIMPULAN

1. Berdasarkan praktikum yang telat dilakukan ditemukan bahwa pada

parameter jumlah daun di mst 10 , Jumlah daun tertinggi ada pada

perlakuan D2 dengan dosisi pupuk NPK 200kg/Ha jumlah daun sebanyak

48 helai dan data jumlah daun terendah ada pada perlakuan D0 yaitu tanpa

pemberian pupuk dengan jumlah daun 49 helai.

2. Berdasarkan praktikum yang telat dilakukan ditemukan bahwa pada

parameter jumlah tunas ubi ditemukan data jumlah tunas ubi yang tertinggi

ada pada perlakuan D2 dengan dosisi pupuk NPK 200kg/Ha yaitu jumlah

tunas berumlah 12 tunas dan yang terendah ada pada perlakuan D0 yaitu

tanpa pemupukan dengan jumlah tunas 11 tunas.

3. Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data tertinggi tanaman ubi kayu

pada parameter panjang tunas yaitu pada perlakuan D2 dosis penuh NPK

dengan panjang tunas 9,7cm dan data terendah pada perlakuan D0 yaitu

tanpa pemupukan dengan jumlah tunas 9,1cm.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M.R., Liu D.L., Farquharson R., Macadam I., Abadi A., Finlayson J.,
Wang B., and Ramilan T. 2015. Climate change impacts on phenology and
yields of five broadacre crops at four climatologically distinct locations in
Australia. Agricultural Systems. 132: 133-144.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2013 Deskripsi Tanaman Ubi
Kayu,

Bargumono. 2012. Budidaya Tanaman Singkong. Halaman 4-25.

Effendi, S. 2002. Teknik Pembibitan Ubi kayu secara Mudah dan Murah. Bulletin
Teknik Pertanian Vol 7 No.2

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka, Jakarta


Hidayat, Arif Mieftah. 2013. Macam-macam Pola Polikultur.
2013/01/macammacam-pola-polikultur.html. Diakses pada tanggal 23
Maret 2017

Lidiasari, E., Merynda I. S. dan Friska S. 2016. Pengaruh Perbedaan Suhu


Pengeringan Tepung Tapai Ubi Kayu terhadap Mutu Fisik dan Kimia yang
Dihasilkan. J. Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 8(2): 141-146.

Lukas, A., Purwanto, W., dan Ridwam, A.Y. 2013. Soft candy dari bahan aktif
oleoresin temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.). Jurnal Sains dan
Teknologi Indonesia. 13(3):151-158.

Novizan. 2017. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Paulus J.M.. 2016. Peranan kalium terhadap kualitas ubi beberapa varietas ubi
jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.). Eugenia 12 (2):76-85.

Pemmy, T. 2015. Hasil ubi kayu (Mannihot esculenta Crantz.) terhadapperbedaan


jenispupuk. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi 2(2): 16-27

Pratama, A. 2011. Pengaruh Penambahan Pupuk Hayati (Biofertiliser) Dari


Bakteri Rhizobium Sp Yang Diinokulasikan Ke Dalam Dolomit Sebagai
Carrier Terhadap Produksi Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L). Skripsi.
Universitas Sumatera Utara. Medan. 48 hlm.

Purwono, L. dan Purnamawati. 2007. Budidaya Tanaman Pangan. Penerbit


Agromedia. Jakarta

Saleh, 2016. Pedoman Budi Daya Ubi Kayu Di Indonesia. Indonesian Agency
For Agricultural Research And Development (IAARD) Press.
19

S alim, E. (2011). Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf. Yogyakarta: Andi


Offset.

Subandi. 2009. Teknologi Budi Daya untuk Meningkatkan Produksi Ubikayu dan
Keberlanjutan Usaha tani.

Suharno et al., 2009. BudiDaya Ubi Kayu.Kendari: Badan Peneliti dan


Pengembangan Pertanian

Sundari, T. 2010. Petunjuk Teknis Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik


Budidaya Ubi kayu. Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi
Umbian. Malang.

Suwandi, 2015.Desentralisasi Fiskal dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan


Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Kemiskinan, dan Kesejahteraan di
Kabupaten/Kota Induk Provinsi Papua, Ed.1, Cet. 1 Yogyakarta:
Deepublish.

Wargiono, J. 2009. Ubi kayu dan Cara Bercocok Tanam.BuletinTeknik No.4. 36p.


Bogor: Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Bogor.
LAMPIRAN

Tabel Data Mingguan


Tabel Jumlah Daun Ubi

Tabel Jumlah Tunas Ubi

Tabel Panjang Tunas Ubi

Foto Tanaman Akhir


21

Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai